KENCONG JEMBER
Oleh:
ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم َم ْسئُ ٌل َع ْن:صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلّ َم قاَ َل ِ
َ َِو َع ِن بْ ِن ُع َم َر َرض َي هللاُ َع ْن ُه َما َع ِن الن
َ َِّب
ََ ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع,ِِت َزْو ِج َها َوَولَ ِِد ِ واملَرأَةُ ر,الرجل ر ٍاع علَى أ َْه ِل ب يتِ ِه ِ ِ
ِ اعيَّةٌ َعلَى ب ْي
َ َ ْ َ َْ َ َ ُ ُ َّ َو, َواألَم ْْيُ َر ٍاع,َرعيَّتِ ِه
Artinya : Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Kalian semua adalah pemimpin
dan ditanya atas kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan
bertanggungjawab atas kepemimpinanya, seorang istri adalah pemimpin pada rumah tangganya,
dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang pembantu (karyawan) adalah pemimpin
pada harta majikannya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, dan kamu semua
pemimpin dan ditanya apa yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari Muslim)1
1
I Bukhari, Sahih Bukhari, vol. 7, 1986.
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO.... ………………………………………….…………........…………….ii
LEMBAR PEMBIMBING………………...……………………………………iii
LEMBAR PENGESAHAN……………………...……………………………….iv
DAFTAR TABEL…………………………………………...…...…..………..…viii
KATA PENGANTAR……………………………………………..……………..ix
ABSTRAK………………………………………………………………………...xi
KEASLIAN TULISAN…………………………………………………………...xiv
PEDOMAN TRANSLIT………………………………………………………….xv
BAB I PENDAHULUAN………………………....……………………………….1
F. Definisi Istilah……………………………………………………..17
A. Kepemimpinan……………………....……………………………20
B. Inovasi Pendidikan………..........................……………...............44
v
C. Pondok Pesantren………..........................…………….................68
F. Kerangka Penelitian……………………………………………...83
B. Kehadiran Peneliti………..............……….………………..…....86
C. Latar Penelitian……….................………….……………….…..88
A. Biografi Tokoh………..........................……………..........................99
B. Sejarah Lembaga………..........................…………….....................101
C. Paparan Data………..........................……………................…........104
D. Hasil Penelitian………..........................……………................…….152
BAB V PEMBAHASAN………...........................…………................………....161
A. Pembahasa………..........................……………................…………161
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan……...…..........................……………................…...…..184
B. Saran……….............................……………................…………........185
vi
Daftar Pustaka……….............................……………................……………......186
Lampiran – Lampiran
vii
DAFTAR TABEL
1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian....................……………................….15
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan
saat ini.
Dalam penyusunan tesis ini, banyak pihak yang terlibat dalam membantu
penyelesaiannya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih teriring do’a
1. KH. Achmad Sadid Jauhari dan keluarga selaku pengasuh PP. Assunniyyah dan ketua
2. KH. Achmad Ghonim Jauhari dan keluarga yang telah bersedia memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian saya juga selaku pengasuh PP. Assunniyyah Induk dan PP.
Kencong Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.
memberikan banyak ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan
6. Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I tesis yang
7. Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.S.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik dan membimbing selama penulis
9. Kepada calon istri yang selalu memberikan dukungan dan doa serta selalu sabar
10. Kepada kedua orang tua saya yakni siti romlah dan Abdul Wahid yang telah selalu
x
ABSTRAK
Muhammad Bahrul Ula 2023:“Kepemimpinan K.H. Achmad Ghonim Jauhari Dalam Inovasi
Pendidikan Pesantren Di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong
Jember ”.
xiii
امللخص
حممِد حبر األوى" :٢٠٢٣قيادة كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار تعليم املدرسة الداخلية اإلسالمية يف مدرسة السنية اجلوهري
كنشونج مجرب ".
xiii
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iii
xiv
PEDOMAN TRANSLIT
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
xviv
ط Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ﮬ Ha H Ha
ي Ya Y Ye
xvi
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
menarik untuk diteliti dan dibahas. Pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan
adalah lembaga tradisional yang dalam bacaan. tekhnis berarti tempat yang dihuni oleh
Pondok pesantren sebagai lembaga. tertua saat ini menjadi salah satu sorotan
publik yang juga memiliki karakteristik. dalam hal pendidikan, yaitu pertama:
terjalinnya hubungan yang sangat akrab. antara kyai dengan santri dan santri dengan
santri. kedua: kyai disamping sebagai. pemilik pesantren juga sebagai pengasuh,
pendidik, dan orang tua bagi santri. dengan otoritas penuh pesona, kyai penentu utama
yang dikenal dengan kitab-kitab. kuning. Pesantren sangat berkaitan erat dengan kitab
kuning karena memang untuk. kurikulum sendiri di pesantren tidak seperti di sekolahan
kuning. Seperti undang. – undang kepesantrenan yang terdapat pada pasal 1 ayat 2
1
Sulthon Masyhud dan Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Press, 2003), 54.
1
2
Keinginan,orang yang menimba ilmu sebagai bekal hidup (santri) dan keinginan orang
Pendidikan,pesantren mempunyai iklim belajar yang kondusif, hal ini didukung oleh
seorang,kyai (sebagai pemimpin), ustadz (guru), santri dan wali santri secara sinergis
pendidikan,atara bebera elemen pendidikan menjadikan tujuan dan visi serta misi
pendidikan,akan tercapai. Oleh karna itu, kepemimpian kyai menjadi ujung tombak
dari pondok pesantren.3 Sebagai pemimpin berfungsi untuk memastikan seluruh tugas
)(متفق عليه
Artinya, : “ Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “
Kalian,semua adalah pemimpin dan ditanya atas
kepemimpinannya, ,seorang suami adalah pemimpin dalam
keluarganya dan,bertanggungjawab atas kepemimpinanya, seorang
istri adalah,pemimpin pada rumah tangganya, dan bertanggung
jawab atas,kepemimpinannya, seorang pembantu (karyawan)
2
UUD Pendidikan Pesantren NO 18 Tahun 2019
3
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1990), 89.
3
sebagai,suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu). 5 Dengan
demikian,seorang pemimpin adalah seseorang yang unik dan tidak diwariskan secara
tertentu,yang timbul pada situasi-situasi yang berbeda. Sosok yang menjadi penentu
kondisi,dan stiuasi ligkungan pendidikan ataupun pesantren yang di kelola itulah kiai
4
I Bukhari, Sahih Bukhari, vol. 7, 1986.
5
Veithzal Rivai and Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun Superleadership Melalalui
Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) 80.
6
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng (Jombang: Kalimasahada
Press, 1993) 78.
4
akhir abad,ke-16. Untuk dapat betul-betul memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini,
lembaga,inilah yang menjadi anak panah penyebaran islam diwilayah ini. 7 Salah satu
kurang,lebih 45 km dari pusat kota Jember dan kurang lebih 23 km dari kota Lumajang
7
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng, 4.
5
masih,mempertahankan sistem salaf dalam setiap kegiatan belajar, dalam arti lebih
memisahkan,antara santri putra dan santri putri dalam ruangan yang berbeda.8
yang biasa,disapa akrab oleh santrinya Buya atau juga masyarakat menyapanya dengan
Kh. Achmad,Ghonim Jauhari pada tahun 2008 yang bermula dari seorang santri yang
formal di luar,pesantren yang bertempat di ruang kamar bekas Mas Aniq. Jadi Pondok
dari segala,aspek. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari
8
Zainul Musthofa, Wawancara (Kencong, 20 Oktober 2022)
9
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Oktober 2022)
6
Menurut Bu Nyai Nur Aini Faridah istri Ke 3 Beliau selaku pemangku juga
yang awal di pondok pesantren, seperti pada pondok umumnya menganut monarki, jadi
kyai sebagai eksekutif, legislative dan yudikatif serta mayoritas santri masih bersekolah
di luar pesantren yakni di Yunisma yang bertempat di barat pesantren dan selatan
masjid besar Al Falah kencong jember, namun setelah berselang beberapa tahun mulai
lembaga pendidikan supaya tidak bertergantungan dengan sekolah atau Lembaga luar
pembelajarannya pada siang hari lalu berdirilah Madrasah Diniyah pagi mulai tingkat
Madrasah DiniyahTakmiliyah Ula, Wustha dan Ulya yang sekarang sudah resmi di
akui oleh pemerintah lalu di susul dengan berdirinya MA Assunniyyah Al Jauhari dan
yang baru di resmikan kemarin Oleh bupati Jember yang Baru Bpk Hendy Yakni SMK
Assunniyyah Al Jauhari."10
Sosok KH. Ahmad Ghonim Djauhari menurut Ust Qusyairi." "beliau adalah
semua santri, dan sebagai pengambil keputusan, karena semua masalah yang ada di
pondok, keputusan finalnya ada di KH. Achmad Ghonim Jauhari dan beliau adalah
seorang Inovator". Dewasa ini memang sedang terjadi proses perubahan dalam tubuh
10
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 21 Oktober 2022)
7
pondok pesantren baik perubahan karena pengaruh luar maupun dari dalam pesantren
sendiri. Hal yang patut dipertanyakan ialah apakah lembaga pendidikan tradisional ini
akan mampu bertahan terhadap perubahan sosial dan arus modernisasi yang sedang
berjalan dewasa ini. Jawabannya tergantung pada daya mampu dan tanggap lembaga
dengan kemampuan santri tersebut. Ada yang khusus pendalaman kitab kuning
Induk juga sekolah diniyah yang menekankan sisi muhafadzohnya atau hafalan serta
menjadikan syarat dari kenaikan kelas diniyah begitu pula formal namun bagi santri
yang tinggal di asrama dalem timur, formalnya tetap di asrama al jauhari 01 jadi tidak
dengan tidak menjadikan hafalan atau muhafadzoh sebagai persyaratan kenaikan kelas
dan memiliki Lembaga formal tersendiri yaitu SMP, MA dan SMK serta BLK
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember. Seperti halnya yang di tuturkan oleh ketua
11
Qusyairi, Wawancara (Kencong, 22 Oktober 2022)
8
Assunniyyah Al Jauhari memiliki beberapa Unit Pendidikan formal dan non formal
serta beberapa asrama untuk menunjang dan ke fokusan santri dalam menekuni bidang
masyarkat dan pondok pondok disekitarnya. Dengan data data tersebut, memang ada
berbeda dari sebelumnya, langkah langkah tersebut adalah indikasi kepemimpinan dari
seorang kyai Ghonim sebagai pengasuh, sehingga melalui indikasi tersebut masih
dimungkinkan banyak lagi langkah dan strategi yang dilakukan oleh Kh. Achmad
Jauhari semakin berkembang dan diterima oleh masyarakat, perlu dipelajari oleh
menuntut pesantren untuk terus berkembang sesuai dengan zamannya, dan KH.
Assunniyyah Al Jauhari bisa menjadi acuan dan contoh untuk lembaga lain.
12
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 23 oktober 2022)
13
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 21 oktober 2022)
9
peneliti mengangkat judul " Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari Dalam
B. Fokus penelitian
1. Bagaimana inovasi pendidikan Formal dan Non Formal KH. Achmad Ghonim
3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat inovasi pendidikan pesantren KH.
Jember ?
C. Tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan dan mengkaji bentuk inovasi pendidikan Formal dan Non Formal
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai
berikut :
b. Bagi UAS Kencong Jember, sebagai pustaka dan sumber informasi untuk
penelitian sejenis.
berkelanjutan.
d. Bagi KH. Ghonim Jauhari serta Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari agar
E. Penelitian Terdahulu
oleh Muhammad Hasan mahasiswa institut agama islam negeri Pamekasan (2015)
Studi di atas sama dengan apa yang diteliti peneliti dari sisi inovasi pendidikan
dan pondok pesantren. Sedangkan sisi pembedanya terletak pada variabel pertama
adalah:
Perbedaan dengan penelitian kami adalah objek yang kami teliti kiai sedangkan
penelitian tersebut adalah seorang Nyai atau perempuan. Adapun sisi kesamaan
dengan penelitian kami sama-sama memimpin sebuah pondok pesantren yang mana
14
Muhammad Hasan, “Inovasi Dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren,” KARSA: Journal of
Social and Islamic Culture 23, no. 2 (2015): 296–306.
15
Syarifatul Marwiyah, “Rekonfirmasi Identitas Nyai Di Pesantren,” Jurnal Fenomena 15 (2016).
12
(2019).16 Hasil penelitian yaitu sangat baik dalam memberikan manajemen pondok
pondok tersebut.
d. Jurnal, berjudul “Gaya Kepemimpinan Prof. Dr. Kh. Asep Saifuddin Chalim dalam
(2021).17
Hasil penelitian yaitu kepemimpinan kiai yang otoriter dan kharismatik serta
16
Maratus Sholihah and Muslih Muslih, “Gaya Kepemimpinan Karismatik KH Muhammad Dawam
Saleh Dalam Manajemen Pondok Pesantren Al Islah Sendangagung Paciran Lamongan,” Mudir: Jurnal
Manajemen Pendidikan 1, no. 2 (2019): 74–86.
17
Heriyono Heriyono et al., “Gaya Kepemimpinan Prof. Dr. Kh. Asep Saifuddin Chalim Dalam
Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Di Pesantren,” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam 2, no. 1 (2021): 21–30.
13
variabel kedua yakni motivasi dan inovasi, peneliti membahas tingkat motivasi
karang oleh asrori mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
(2015).18
Hasil penelitian yaitu Kiai Baidhowi sangat berperan aktif dalam memberikan
hingga berhasil.
tersebut.
Maka perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti adalah tentang inovasi pendidikan pesantren dan pola kepemimpinan
Multi Situs Di Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al Falah Kediri)”
18
Asrori Asrori, “Kepemimpinan KH. Baidhowi Muslich Dalam Membentuk Kultur Pesantren Study
Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang” (Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2014).
14
Oleh Winarto (2015) Mahasiswa IAIN Tulung Agung, Fokus penelitian ini adalah
:19
mampu meningkatkan kualitas pembaruan dalam mencapai visi dan tujuan pondok
pesantren.
Kh. Achmad Ghonim Jauhari, pola kepemimpinan dan faktor-faktor yang yeng
19
Winarto , Judul Tesis “Kepemimpinan Kyai Dalam Pembaruan Pondok Pesantren (Studi Multi Situs
Di Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al Falah Kediri)”. ( Tesis IAIN Tulung Agung
2015).
15
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Nama, Judul
No Persamaan Perbedaan Orisinilitas
Penelitian, Tahun
1. Muhammad Hasan Persamaan dengan sisi pembedanya Kebaharuan dari
“Inovasi Dan penelitian kami terletak pada penelitian
Modernisasi yaitu sama – sama variabel pertama peneliti ada pada
Pendidikan Pondok membahas tentang kami membahas sosok KH.
Pesantren” (tahun kepemimpinan kepemimpinan Achmad
2015 institut agama seorang kiai kiai, namun Ghonim Jauhari
islam negeri peneliti di atas Yang tidak
Pamekasan) tidak pernah di kaji
menyinggung sebelumnya
kepemimpinan
seorang kiai.
Sunan Drajat
Lamongan)
4. Heriyono “Gaya Persamaan dengan motivasi dan Isi yang
Kepemimpinan Prof. penelitian kami inovasi, peneliti membahas
Dr. Kh. Asep sama dalam segi membahas seorang KH
Saifuddin Chalim pembehasan tingkat motivasi Achmad Ghonim
dalam Meningkatkan kepemimpinan kiai kalau kami lebih Jauhari juga dari
Motivasi Kerja di pesantren. fokus ke inovasi sisi Inovasinya
Karyawan di pendidikan lebih umur
Pesantren” (Tahun pesantren
2021 Institut Pesantren
Sunan Drajat
Lamongan)
dalam pondok
pesantren.
F. Definisi istilah
20
Muthmainnah Muthmainnah and Azwar Annas, “Pemanfaatan ‘Vlog’ Sebagai Media Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Maharah Kalam Bagi Mahasiswa IAIN Kudus,” Arabia 12, no. 2 (2020): 123.
21
Udik Budi Wibowo, “Teori Kepemimpinan,” Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta
[skripsi].[internet].[diunduh 26 September 2017]. Tersedia pada: http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/tmp/C 20201113 (2011).
22
Wahyudin Nur Nasution, “Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah,” Jurnal Tarbiyah 22, no. 1 (2016).
23
Lailatu Rohmah, “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah,” Al-
Bidayah: jurnal pendidikan dasar Islam 6, no. 1 (2014).
18
24
Muhammad Kristiawan et al., “Inovasi Pendidikan,” Jawa Timur: Wade Group National Publishing
(2018).
25
Aan Ansori and Ahmad Fitriyadi Sari, “Inovasi Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal
Literasi Pendidikan Nusantara 1, no. 2 (2020): 133–148.
26
A Rusdiana, “Konsep Inovasi Pendidikan” (Pustaka Setia, 2014).
27
muhamad Hasyim Arif, “Model Pendidikan Perguruan Tinggi Berbasis Pondok Pesantren (Studi
Kasus Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Pacet Mojokerto)” (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim,
2021).
19
asrama sebagai tempat tinggal mereka.28 Sedangkan dalam KBBI Pondok Pesantren
Adalah Tempat tinggal para santri atau murid-murid.29
Berdasarkan Pemaparan di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa pondok
pesantren adalah sebuah naungan bagi seorang yang ingin mendalami ilmu agama
atau sering di sebut dengan santri dan kiai sebagai pemangku utama dalam
menyusun sistem pengajaran dan materi.
Dari pemaparan definisi istilah maka bisa di simpulkan bahwa Kepemimpinan
KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan pesantren di pondok
pesantren Assunniyyah Al Jauhari yaitu mengetahui Pola atau Gaya beliau dalam
memperbarui system dan pembelajaran di pondok pesantren yang tidak terikat ketak
oleh aturan – aturan pemerintah. Oleh sebab itu, sangat menarik kita ketahui pola
kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam merubah dan membuat
pendidikan semenarik mungkin untuk bisa di terima oleh masyarakat.
28
Jalaludin Jalaludin, “Persimpangan Pendidikan Islam Tradisional Dan Modern Di Indonesia:
Mencari Titik Temu,” NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan 7, no. 1 (2020): 184–
197.
29
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (2018).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan.
organisasi formal maupun non formal dimana selalu ada seseorang yang dianggap lebih
dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih kemudian diangkat atau
ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain. Biasanya orang
ini disebut pemimpin atau manajer.30 Landasan kepemimpinan menurut Al-Qur'an dan
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah:
30).31
30
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 78.
31
Herlan Ahmad Sulaeman, Syamil Al-Qur’an Terjemah Tafsir Perkata (Bandung: Syamil Quran,
2007), 6.
20
21
Jika dilihat dari ayat di atas, kekhalifahan manusia di muka bumi adalah suatu
bentuk karunia dari Allah, apapun yang ada di muka bumi ini telah dianugerahkan oleh
Allah dan Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah untuk menjaga,
demikian, manusia bukanlah penguasa atau pemilik atas dirinya sendiri, melainkan
hanya perwakilan dari pemilik sebenarnya. Jika bukan karena ridha-Nya, tidak akan
ada seorang pun yang mendapat amanah kepemimpinan, baik kecil maupun besar. Oleh
Tuhan. Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mengatur orang yang dipimpinnya,
mengarahkan orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama, menjaga dan
Dalam surat an-Nisa' ayat 59 telah dijelaskan bahwa kata khalifah disebut juga
dengan kata Uli Amri. kata Uli Amri dari segi bahasa Uli adalah bentuk jamak dari
Waliy yang artinya pemilik atau yang mengatur dan menguasai. Bentuk jamak dari kata
tersebut menunjukkan bahwa mereka banyak, sedangkan kata al-amr adalah perintah
atau hal. Jadi, Uli Amri adalah orang yang berwenang mengurus urusan umat Islam.
penguasa/pemerintah. Ada pula yang menyatakan dirinya ulama, dan pendapat ketiga
32
Saida Farwati, “Riya’dalam Perspektif Al-Qur’an: Analisis Pemikiran M. Quraish Shihab Dalam
Tafsir Al Misbah” (UIN Mataram, 2019), 187.
22
menyatakan bahwa mereka adalah wakil masyarakat dalam berbagai golongan dan
profesi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 59 yang berbunyi:
ِوِل ْاْلَم ِر ِمنْ ُك ْۚم فَاِ ْن تَنَاز ْعتُم ِِف َشي ٍء فَرُّدوه اِ َِل ٓاّلل َّ اّللَ َواَ ِطْي عُوا ِ ِ
ٰ ُْ ُ ْ ْ ْ َ ْ ْ ِ ُالر ُس ْوَل َوا ٰٓ ٓاٰيَيُّ َها الَّذيْ َن آ َمنُ ْاوا اَطْي عُوا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-
Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( Surat An-Nisa’
ayat 59).33
Ayat di atas memerintahkan kaum mukminin agar menaati putusan hukum dari
tercantum dalam al- Qur’an dan taatilah Rasul-Nya, yakni Muhammad SAW. dalam
segala macam perintahnya, baik perintah melakukan sesuatu maupun perintah untuk
perkenankan juga perintah ulil amri, yakni yang berwewenang menangani urusan-
urusan kamu, selama mereka merupakan bagian di antara kamu, wahai orang-orang
33
Herlan Ahmad Sulaeman, Syamil Al-Qur’an Terjemah Tafsir Perkata, 87.
23
mukmin, dan selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah atau
perintah Rasul-Nya
Imam Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, “Dalam hadits ini disebutkan bahwa
menjaga apa yang dititipkan oleh pemiliknya. Oleh karena itu, dia tidak boleh
“Juga termasuk dalam lingkup umum ini adalah orang yang hidup sendiri tanpa istri
(atau suami), pembantu, dan tanpa anak, karena dia tetap menjadi pemimpin anggota
tubuhnya untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang
sebagai pemimpin tidak menafikan keberadaannya sebagai yang dipimpin dari sudut
pandang lain.34
1. Pengertian Kepemimpinan
34
Ahmad bin Ali ibnu Hajar Al-aṣhqolani, Kitab Ahkam (Jakarta: dar al fikr, 2010), 78.
24
memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan
pengaruh mungkin bersifat formal, seperti yang diberikan pada jabatan manajerial
Sementara itu, Marc Buelens Robert Kreitner, dan Angelo Kinicki mendefinisikan
35
Mulyadi Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu (Malang:
UIN-Maliki Press, 2010), 1.
36
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior (new york: Pearson Education, 2003), 23.
37
Baron Greenberg, R, Behavior in Organizations (New Delhi: Prentice Hall, 2003), 87.
38
Robbins, Organizational Behavior, 27.
39
Marc Buelens Robert Kreitner, and Angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: irwin
Homewood, 1989), 90.
25
defined as influence process affecting the interpretation of even for follower, the
choice of objectives for the group or organization of work activites to accomlish the
pemberian motivasi kearah mencapai tujuan, dan pengerahan dukungan dan kerja
40
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Jakarta: PT. Indeks 2010), 89.
41
John W. Newstrom, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill, 2011), 67.
42
John W Newstrom, Organizational Behavior, 2007.
26
mereka terhadap tujuan utama, hubungan mereka dengan pengikut, atau akses
mereka pada kerja sama dan dukungan dari unit kerja lain.43
pencapaian tujuan tersebut.44 Selanjutnya Terry yang di kutip dalam karya Marno
kepemimpinan itu sebagai satu kesiapan, kemampuan atau energi belaka, tetapi ia
lebih menekankan kepemimpinan itu sebagai satu sumbangan dari setiap orang yang
bersama.
memengaruhi orang lain dan proses memfasilitasi usaha individual dan kolektif
43
J. Wesson Janson A.Colquitt, and Michel Jeffery, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill,
2011), 34.
44
Benyamin Molan, Manajemen Mutu Total (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), 12.
45
Marno and Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: Refika
Aditama, 2008), 78.
27
pemimpin dan pengikut, 3) kepemimpinan terjadi pada berbagai tingkat dalam suatu
dan mendukung usaha yang memungkinkan orang lain memberikan kontribusi pada
2. Pemimpin
Teori atau (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai
teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori berawal dari dan
46
Ricard N. Osbon, Organizations Behavior (New Jersey: John wiley & sons, 2011), 306.
47
James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, and Robert Konopaske Organizational
Behavior (New York: McGraw-Hill, 2012), 314.
48
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2015), 281.
28
masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi.49 Pertama kali diambil dari
dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh
tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara
is the relationship in which one person, or the leader, influences others to work
together willingly on related tasks to attain that which the leader desires". 50 Dari
hakikatnya meliputi suatu hubungan dan adanya satu orang yang mempengaruhi
orang-orang lain agar mereka mau bekerja ke arah pencapaian sasaran tertentu.
erat antara satu dengan yang lainnya dan sebaliknya, maka diibaratkan seperti dua
sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali, seorang
walaupun kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi
49
Wibowo, “Teori Kepemimpinan,” 78.
50
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2004), 107.
51
Suwanto, Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2019), 98.
29
3. Tugas Kepemimpinan
kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga dan menjadi juru bicara kelompok.53
dituntut untuk mampu ber ganda, baik sebagai catalyst, solution givers, process
52
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 190.
53
Rohani Ahmad and H Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah
(Bumi Aksara, 1991), 94.
30
dan
sekolah, yaitu:
semangat kebersamaan di antara mereka yaitu guru, staf dan para siswa. 55
2) Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan
tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan
saran anjuran dari kepala sekolah (madrasah) sehingga dengan saran tersebut
memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan
siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung.
54
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
181.
55
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, 182.
31
menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.56
sekolah. 57
6) Pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan
siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah (madrasah) harus selalu membangkitkan
Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok,
Gaya atau sikap kepemimpinan secara umum adalah sebuah kualitas yang
organisasi yang dipimpinnya, yang dimaksud kualitas dalam hal ini antaralain
juga suatu sikap yang harus diperhatikan, suka menegur secara lisan jika diperlukan,
56
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi 183.
57
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi 183.
32
mungkin harus dapat menguasai diri sehingga jika digambarkan akan muncul
sebuah ikhtiar.
Semangat, Tegas, Inisiatif, Hati-hati. Dari beberapa indikasi diatas gaya atau sikap
dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada konsep gaya kepemimpinan yang
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan terhadap para bawahan (guru dan karyawan).
Hunghes, Giinnet dan Curphy dalam menjelaskan : ”The Style of leader is the
consistent behavior pattens that they use when they are working with and trhough
adalah pola prilaku para pemimpin yang konsisten mereka gunakan ketika mereka
58
Hunghes, Giinnet dan Curphy, The Educational Leadership : Enhancing the lesson of Experience, (
New York: PT. The Mcgraw-hill Companies, 2012 ), 530.
33
bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsi orang-orang itu. Gaya
atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinan,
adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
59
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 45.
60
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 46.
34
gaya demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang
demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin
pengikutnya.
61
Gary Yukl, Leadership in Organizations (Prentice Hall, Englewood, 1981), 5.
62
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis (Yogyakarta: Gama
Media, 2008), 70.
35
kehidupan masyarakat yang komunalistik, peran adat istiadat yang sangat kuat
masyarakat lainnya.
Salah satu ciri utama dari masyarakat tradisional ini adalah rasa hormat
yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau
pemimpin mereka mampu ber sebagai bapak yang besifat melindungi dan yang
63
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis,71.
36
sebagai suatu hal yang normal dan wajar, dengan implikasi organisasionalnya
memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja dalam organisasi secara
bawahan lebih bersifat informal dari pada hubungan formal.Hanya saja hubungan
yang lebih bersifat informal ini dilandasi oleh pandangan bahwa para bawahan
itu belum mencapai tingkat kedewasaan yang sedemikian rupa sehingga mereka
64
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 72.
65
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 72.
37
sangat dikagumi oleh para pengikutnya, meskipun para pengikutnya tidak bisa
Penampilan fisik, umur dan harta bukanlah ukuran yang umum bagi
tertentu yang memiliki ”kekuatan ajaib” yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah
kharismatik. Tetapi sesuatu hal yang sangat menarik untuk diperhatikan bahwa
dianut, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan oleh pemimpin mereka.
a) Relation to status quo. Secara esensial menentang status quo (keadaan tetap
66
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 73.
67
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 73.
68
James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, Organizational Beaviour, 353.
38
untukmemimpin.
hubungan yang positif dengan kepuasan dan harapan bawahan, atasan sering
69
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 294.
39
pemimpin akan prestasi, maka makin banyak bawahan yang peracaya akan
melakukan tugas.
70
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
40
gaji atau kenaikan gaji, promosi jabatan, dan bonus atas kinerja yang baik
Kepemimpinan strategis semacam ini dapat memberikan hasil yang tidak selalu
optimal.71
71
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
72
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
41
Tabel.2.1
Macam-Macam Kepemimpinan
GAYA
NO PENGERTIAN CIRI-CIRI
KEPEMIMPINAN
pemimpin kagumi.
pemimpin yang
sangat dikagumi
oleh para
Gaya
pengikutnya, mengunakan
Kepemimpinan pendekatan yang
4 meskipun para
Kharismatik otokratik atau
pengikutnya tidak diktatorial
bisa menjelaskan
secara jelas
mengapa orang
43
tersebut mereka
kagumi.
Jenis menggabungkan
strategi dan
Gaya kepemimpinan ini
kepemimpinan
Kepemimpinan bersifat adaptif dengan
6
Transformasional dan menggunakan visi
organisasi untuk
mengendalikan
mengendalikan
tindakan tindakan dan
perilaku karyawan
44
B. Inovasi Pendidikan
Inovasi dan Perubahan keduanya sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau
lain dari sebelumnya. Tetapi inovasi berbeda dari perubahan, karena dalam inovasi
sesuatu hal yang baru atau pembaharuan, namun ada pula yang menggunakan kata
tersebut untuk menyatakan penemuan (invention), karena hal yang baru itu
relevant unit of adopt. The innovation is the change object. A change is the alter
adalah ide, praktik, atau artefak yang dianggap baru oleh unit yang relevan.
73
Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, 64.
74
Gerald Zaltman and Robert Duncan, Strategis For Planned Change (New York: Awiley-Interscience
Publication, 1997), 12.
45
itu disebut inovasi, karena tidak semua kelompok individu baik kelompok
formal maupun informal menganggap suatu hal tersebut merupakan hal yang
baru.
whereby two or more existing concepts or entities are combined in some novel
innovative. Most of the literature on creativity treats the term innovation in this
berbeda. Dalam satu konteks sama dengan penemuan, yakni mengacu pada
proses kreatif dimana dua atau lebih konsep yang ada digabungkan dalam
beberapa cara baru untuk menghasilkan suatu konfigurasi yang belum diketahui
oleh orang. Seseorang atau kelompok orang yang melakukan hal ini biasa
75
Johny Holbek Gerald Zaltman, Robert Duncan, Innovation and Organization (New York: A Wiley-
Interscience Publication, 1973), 7.
46
material resources in new and unique ways which will result in the attainment
of a higher level of achievement for the defined goals and objectives.76 Artinya,
kan sumber daya manusia dan material dalam cara-cara baru atau dan unik yang
akan menghasilkan pencapaian lebih tinggi untuk tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
disengaja, baru, dan perubahan spesifik yang lebih berguna dalam pencapaian
suatu tujuan. Dari sudut pandang buku ini (inovasi pendidikan), tampaknya
76
M.B Miles and Huberman, Innovation in Education (New York: Bureau of Publication, 1964), 5.
77
M.B Miles and Huberman, Innovation in Education, 5.
47
lapse of time since its first use or discovery. The perceived newness of the idea
for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems new to
praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok individu.
Tidak penting, sejauh perilaku manusia yang bersangkutan, apakah ide itu
“obyektif” baru yang diukur dengan selang waktu sejak penggunaan pertama
atau pene- muan.Kebaharuan dirasakan dari sejauh mana reaksi dari individu
terhadap ide baru tersebut. Jika ide tersebut tampak baru bagi individu tersebut,
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
inovasi pendidikan, gagasan baru sebagai hasil dari pemikiran kembali haruslah
78
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovations (London: The Free Press, 1983), 11.
79
UU No. 20 tahun 2003
48
menghadapi masa yang akan datang, yang lebih memberikan harapan sesuai dengan
perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta
dalam pendidikan.80 Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang
1) "Baru" dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima
atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi
bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat
kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting, bukan merupa-kan tindakan
80
Udin Syaefudin, Inovasi Pendidikan (Jakarta: Alfabeta, 2015), 6.
81
Syaefudin, Inovasi Pendidikan.7.
49
dengan tenaga, afat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa
yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan inovasi.
3) “Hal" yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua
pada hakikatnya adalah ide atau rangkaian ide. Sementara inovasi karena
sifatnya, tetap ver-corak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata.
Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja,
pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak
82
Syaefudin, Inovasi Pendidikan,7
83
Syaefudin, Inovasi Pendidikan.7
50
6) "Tujuan" yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-
hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui
Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efekti-vitas,
pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam
jumlah sekecil-kecilnya. Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun
tidak penting. Bilamana demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah
diuji, baik secara teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti
disebutkan semula.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di
2. Langkah Inovasi
Menurut Murphy, ada lima langkah penting dalam proses discovery strategy,
yaitu:85
84
Syaefudin, Inovasi Pendidikan, 8.
85
Murphy, Inovation and Organization (New York: Pearson Education, 1998), 56.
51
datang dari berbagai tempat, tetapi penting untuk memanfaatkan tools desain
yang human centered untuk terlibat dengan pemangku kepentingan baik itu untuk
mengidentifikasi kebutuhan atau memvalidasinya nanti. Dalam hal ini, tidak ada
dibuat dengan hati-hati yang merangkum pemahaman masalah saat ini dan
c. Buat rincian peluang di setiap kebutuhan. Karena bekerja dalam tim, sepakati
lebih dulu metrik utama dan tentukan sistem untuk menilai peluang berdasarkan
metrik tersebut. Metrik ini diantaranya meliputi perkiraan market size, respons
stakeholders, hambatan yang mengancam, dan pesaing yang ada. Kita bisa mulai
dengan sedikit data yang dikumpulkan secepat mungkin dan menilai peluang
berdasarkan metrik. Gunakan sistem scoring untuk fokus pada peluang utama
dan lakukan langkah ini secara berulang untuk semakin dekat pada target paling
potensial.
86
Murphy, Inovation and Organization, 57.
52
dan memiliki daftar singkat apa saja yang dapat dikelola, mulai kembangkan
e. Ideasi. Gunakan best practice untuk brainstorming dan pembuatan konsep untuk
Output dari proses di atas adalah daftar (peluang) solusi terbaik yang telah
inovasi berbasis kebutuhan tidaklah selalu mudah, tetapi investasi ini akan
lebih lanjut. Proses discovery strategy adalah sebuah framework yang bisa
a) Inovasi Kurikulum
Kurikulum secara harfiah berasal dari bahasa latin yang berarti lapangan
87
Murphy, Inovation and Organization, 57.
88
Nurhayati Amin, Inovasi Kurikulum: Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pesantren
(Yogyakarta: Teras, 2010), 63.
53
Kurikulum juga sering dimaknai sebagai segkat mata pelajaran yang harus
sesuai kurikulum yang berlaku. Artinya, salah satu kegiatan inti yang
pelajar baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam pengelolaan dan tanggung
89
Syarifuddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: PT.Ciputat Press, 2005), 240.
90
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam (Jakarta: Erlangga, 2009), 153.
54
berangkat dari pola pembelajaran yang sangat sederhana dan sejak semula
mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama zaman dahulu abad
didalam kelas maupun diluar kelas dalam pengelolaan dan tanggung jawab
dilaksanakan pada berbagai tingkat, mulai dari tingkat kelas sampai tingkat
sekolah
91
Anin Nurhayati, Inovasi Kurikulum Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Pesantren (Yogyakarta: Teras, 2010), 54.
55
SDM yang memadai hanya akan membuat bangunan sistem itu berjalan
min al-thariqah (metode lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih
92
Mastuki dan Abd. Adhim, Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep Pengembangan
Mutu Madrasah (Jakarta: Depag RI, 2004), 17.
56
bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam hal ini istilah
kompleks.94
1) Rekrutmen Pendidik
93
Mastuki dan Abd. Adhim, Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep Pengembangan
Mutu Madrasah, 129.
94
Walid, Napak Tilas Kepemimpinan KH. Achmad Muzakky Syah (Yogyakarta: Absolute Media, 2010),
98.
57
95
Nurul, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: DIVA Press, 2010), 50.
96
Ronald W. Rebore, Educational Administration (Unitet State: Prentice-hall, 1985), 177.
58
adalah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan
97
Ranald S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad Ke
21 Edisi Terjemah Nurdin Sobari Dan Dwi Kartini Yahya (Jakarta: Erlangga, 1997), 227.
98
Sadil Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 81.
99
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 40.
59
pekerjaan.102
100
Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, 81.
101
Rakhmat Wibowo and A Adibudin Alhalim, Teknik Rekrutmen, Jurnal Tawadhu (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), 80.
102
Masram Mu’ah, Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional (Sidoarjo: Zifatama Publisher,
2017), 50.
60
memadai.
(c) Adanya mutasi pendidik atau guru ke sekolah atau ke jabatan lain.
pendidikan”103
2) Seleksi Pendidik
redaksinya tidak sama, tetapi maksud dan hakikatnya adalah sama. Agar
berikut:
103
Nurul Ulfiatin dan Teguh Triwiyanto, Manajeman Sumber Daya Manusia (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2016), 50.
61
the process by with candidates for employment are divided into two
suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian, yaitu yang akan
104
Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad Ke 21 Edisi Terjemah Nurdin Sobari
Dan Dwi Kartini Yahya, 178.
105
Ronald W Rebore, Human Resourches Administration In Education (United States: Person
Educational, 2014), 178.
106
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (Bandung: Aditama, 2019), 136.
62
karyawan.107
seleksi:
107
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, 136.
108
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, 137.
63
validitas gagasan.
109
Triwiyanto, Manajeman Sumber Daya Manusia, 60–61.
64
c) Inovasi Sarana
Fungsi sarana pada dasaranya sebagai alat bantu dalam proses aktivitas
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
110
Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, 92.
111
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), 278.
65
the firm and customer interact, and any tangible components thet facilitate
112
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, 170.
113
Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, 67.
114
Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, 12.
66
a) Gedung
115
Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, 13.
116
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori Dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Prenadamedia, 2010), 294.
67
b) Media
penerima pesan.
117
Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 120.
118
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta., 2004), 94.
68
atau verbal.
C. Pondok Pesantren
Secara etimologi (arti bahasa) kata pesantren berasal dari kata santri dengan
awal pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri.119 Sedangkan
bahwa asal kata pesantren adalah gabungan dari kata sant (manusia baik) dengan
suku kata tra (suka mendorong) sehingga kata pesantren dapat diartikan sebagai
bahwa lembaga ini sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu, dan telah menjadi
bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian umat Islam di Indonesia,
serta mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan hidup
119
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 80.
120
Ahmad Syafi’i Noer, Pesantren: Asal Usul Dan Pertumbuhan Kelembagaan, Dalam Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta:
Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), 104.
69
umat.121 Tradisional bukan berarti statis lantas tidak mengalami perubahan dan
perkembangan, akan tetapi mempunyai makna yang dinamis. Dengan kata lain,
bahwa tradisional disini lebih merupakan lawan dari modern. Oleh Noer Cholis
Madjid istilah ini kemudian diperhalus dengan tidak menyebutkan kata salafiyah,
jama’ah.122
pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non klasikal, dimana
kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama’ abad pertengahan, dan para
dan responsif terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Hal ini menandakan
berkepanjangan, akan tetapi lebih pada sikap adaptasi dan adopsi terhadap nilai-
nilai baru, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam sistem
121
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 55.
122
Noer Cholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potren Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997),
31.
123
Sudjoko Prasodjo, Profil Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), 6.
70
Sehingga ini berdampak pada sulitnya ditemukan sebuah pesantren yang bercorak
bahasa arab. Pelajaran yang dikaji di pesantren adalah al-Qur’an dengan tajwid
dan tafsirnya, aqaid dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh, hadits dan musthalahal
hadits, bahasa arab dengan ilmu alatnya seperti ilmu nahwu, sharraf, bayan,
ma’ani, badi’ dan arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf. Sedangkan kitab yang
124
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Indonesia, 2001), 124.
125
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, 125.
71
tulis pada abad pertengahan antara abad ke-12 sampai abad ke-15, yang sering
merupakan metode kuliah dimana para santri duduk mengikuti pelajaran atau
mencatat apabila perlu. Istilah weton berasal dari kata wektu (jawa) yang berarti
waktu tertentu, yaitu sebelum dan / atau sesudah melakukan shalat fardlu
(shalat lima waktu). Di daerah Jawa Barat, metode ini dikenal dengan istilah
halaqah. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan balaghah, yaitu belajar dengan
kelompok (group) yang diikuti oleh seluruh santri. Biasanya kyai menggunakan
daerah setempat dalam menerjemahkan kalimat demi kalimat dari kitab yang
dikaji.126
guru atau kyai secara bergiliran (bergantian) seorang demi seorang dengan
126
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, 126.
72
lalu disahkan (jawa: ngesahi) oleh kyai atau guru yang membimbing. Istilah
sorogan berasal dari kata sorog (jawab) yang berarti menyodorkan kitab ke
depan atau hadapan guru atau kyai atau asistennya. Menurut Zamarkhsyari
Dzoefir bahwa metode sorogan ini merupakan yang paling sulit diantara
kesabaran, kerajinan, ketataan dan kedisiplinan dari pribadi santri itu sendiri.127
Meskipun metode ini dianggap merupakan metode paling sulit, namun juga
diakui merupakan metode yang paling intensif, karena dilakukan seorang demi
seorang secara bergantian dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.128
atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Biasanya, cara menghafal
ini diajarkan dalam bentuk syair atau nadhom. Sehingga melalui cara ini dapat
saat berada di luar jam belajar. Namun meski demikian, metode ini memiliki
sisi kelemahan, antara lain santri cenderung mengikuti saja apa yang dikatakan
oleh guru atau kyai tanpa ada penalaran dan analisis yang cermat atau teliti.
127
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 7.
128
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (Jakarta: Cemara Indah, 1978), 20.
73
pesantren.
2) Jenjang pendidikan
klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat seorang santri ditandai dengan tamat dan
/ atau bergantinya kitab yang dikaji. Apabila seorang santri telah menguasai
suatu kitab atau beberapa kitab dan telah lulus imtihan (ujian) yang diuji oleh
kyainya maka ia berpindah ke kitab yang lain atau lebih tinggi. Oleh karena
itu, jenjang pendidikan di pesantren tidak hanya ditandai dengan kenaikan kelas
kitab-kitab yang telah ditetapkan untuk dikaji, dari yang paling rendah sampai
3) Fungsi pesantren
tetapi di sisi lain pesantren juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran
129
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 21.
74
agama yang sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama’ fiqh, hadits,
setiap hari menerima tamu dari masyarakat umum, baik dari masyarakat sekitar
atau dari masyarakat jauh. Mereka yang datang memiliki berbagai macam motif
meminta nasihat, memohon do’a, berobat, bahkan ada yang meminta jimat
sebagai lembaga penyiaran agama Islam, masjid pesantren juga salah satu
tempat yang berfungsi sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar
agama dan ibadah bagi para jama’ah, seperti untuk majlis taklim (pengajian),
integritas yang sangat tinggi bagi masyarakat sekitar, dan menjadi rujukan
130
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren,22.
75
sangat jauh daripada masa dulu, banyak pesantren di masa sekarang memiliki
bisa kita lihat melalui sikap dan prilaku para santri dan kyai dalam pergaulan
adalah sarana belajar dimana para santri ketika mengaji atau belajar dengan cara
semangat yang sama yaitu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta dalam
tujuan tersebut menandakan bahwa setiap pesantren memiliki keunikan atau ciri
131
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 23.
132
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 24.
76
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. berakhlak mulia, bermanfaat bagi
masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat, sebagai rasul
Saw. (mengikuti sunnah nabi), mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam
ilahiyah.
beberapa rumah kyai atau pengasuh pesantren, masjid sebagai tempat ibadah
133
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 55–56.
77
yang memiliki sifat dan ciri khas tersendiri, dimulai dengan jadwal kegiatan
Pengertian pagi, siang, dan sore di pesantren akan berbeda dengan pengertian
masyarakat pada umumnya, misalnya sering dijumpai santri yang mencuci atau
menanak nasi di malah hari atau bahkan di tengah malam dimana pada waktu-
kesibukannya, maka di mulai pada siang hari sepulang madrasah karena santri
mengikuti jam pelajaran, dan lain sebagainya. Dimensi waktu yang unik seperti
shalat wajib.
Di sisi lain dalam corak kehidupan pesantren juga dapat dilihat dari struktur
134
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren,, 57.
78
dilanjutkan dengan kitab sedang (mutawassithat), sampai pada kitab yang besar
tahun, bahkan pengajaran di pesantren tersebut tidak mengenal kata selesai atau
tamat.
Dari beberapa tipe kepemimpinan yang telah diuraikan oleh peneliti dapat
diketahui bahwa model kepemimpinan yang demokratis yang paling tepat untuk
sebuah kepemimpinan seorang pemimpin mempunyai daya tarik yang amat besar dan
sering tidak dapat menjelaskan mengapa menjadi pengikutnya.135 Hal ini sesuai dengan
lingkungan pondok pesantren yang masih mengakui adanya karisma dari seorang kyai
yang akan mengantarkan para santri menuju keselamatan dunia ahirat melalui barokah
ilmu. Seorang kyai merupakan sosok pemimpin yang mempunyai kharismatik karena
kepemimpinan ini lahir berdasarkan kepercayaan, kepatuhan dan kesetiaan para santri
dan ustadz yang timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai,
dihormati dan dikagumi serta di mintai barokah dari ilmu yang dimiliki oleh pemimpin
tersebut.136
135
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 190.
136
Imron Arifin, Kepemimpinan Kiai (Jombang: kalimashada press, 2010), 87.
79
dipimpin oleh seorang kyai menempati posisi sentral dalam komunitas pondok
merangkap imam (pemimpin) pada acara ritual keagamaan seperti sholat berjamaah.
Sebutan kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pondok pesantren yang
sebagai muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya kepada Allah SWT, serta
pendidikan. Kyai tidak hanya dikategorikan sebagai elit agama, tetapi juga elit pondok
keagamaan.
pondok pesantren. Karisma yang melekat pada diri kyai, menjadi tolok ukur
kewibawaan pondok pesantren. Kyai juga menjadi rujukan bagi santri dan
dijadikan pegangan. Sikap dan tingkah laku keseharian kyai dijadikan referensi atau
santri dan para pengikutnya. Posisi kiyai yang serba menguntungkan itu membentuk
mekanisme kerja pondok pesantren, baik yang berkaitan dengan struktur organisasi dan
pesantren.137
137
Imron Arifin, Kepemimpinan Kiai, 88.
80
berpengaruh langsung terhadap berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Meski tidak
ada keraguan bahwa suatu organisasi akan berhasil manakala ia memiliki sumber dana
yangcukup, memiliki struktur yang kuat, dan memiliki jumlah tenaga terampil yang
memadai, faktor kepemimpinan tidak boleh diabaikan begitu saja. Tanpa kehadiran
pemimpin yang kompeten, roda organisasi mustahil akan berjalan dengan lancar.138
Ditinjau dari perspektif para penghuninya, pesantren terdiri dari kyai yang menjadi
pengasuh, para guru (ustad) dan para santri. Ketiga komponen ini yang lazimnya
sederhana, yaitu seorang kyai memegang pimpinan mutlak dalam segala hal. Namun
demikian, tidak jarang pula sang kyai mendelegasikan otoritasnya tersebut kepada
seorang ustad senior. Seorang KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam mengelola Pondok
Pesantren Assunniyyah Al Jauhari perlu adanya kerja sama dengan asisten seperti
keluarga dan ustad. Keluarga adalah orang terdekat dari KH. Achmad Ghonim Jauhari
yang sangat mensuport segala bentuk dakwah beliau dalam islam seperti istri, anak dan
138
Abd. Halim Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem
Pendidikan Pesantren (Yogyakarta: LKIS, 2013), 65.
81
menantu. Sedangkan Ustad adalah santri kyai yang dipercayai untuk mengajar agama
Kerja sama itu ada banyak hal yang perlu ditingkatkan oleh seorang ustad.
Kedudukan ustad di pesantren pada dasarnya memiliki dua fungsi pokok, yaitu pertama
sebagai ajang pelatihan dan penggemblengan sebelum menjadi kyai dikemudian hari.
Dan kedua, sebagai pembantu kyai dalam mendidik para santri. Berkenaan dengan
fungsinya yang pertama, seorang ustad biasanya sudah mulai diperkenalkan oleh
tamu-tamu yang berkunjung ke pesantren. Dalam fungsi ini, ia tidak ubahnya tengah
kultural yang berasal dari luar. Sementara itu, terkait dengan fungsinya yang kedua,
Kedua fungsi ustad di atas dapat dikatakan sebagai calon asimilator budaya dan
tenaga ahli dibidang ilmu-ilmu agama, merupakan tugas yang sangat berat. Karena
setiap apa yang dijalankan oleh ustad selalu berada dalam pengawasan KH. Achmad
139
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 126.
140
Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem Pendidikan
Pesantren, 66.
82
Ghonim Jauhari itu tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya Keluarga, Pengurus dan
jajaran dibawahnya seperti asisten kyai sekaligus ustad, ustad/ustadah. Juga banyak
Dalam membentuk suatu organisasi pondok pesantren juga harus lebih genius
tentunya banyak kerja keras untuk menggapai kesuksesan itu. KH. Achmad Ghonim
Jauhari sebagai peran utama dalam pesantren yang ada di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ini memiliki tekat untuk membuat kinerja
baru berupa mengadakan kerja sama dengan ustad yang ada di pondok tersebut.
Jember ini dapat terealisasikan visi misinya. Salah satu usaha yang harus dilakukan
adalah memperbaiki mutu dan kualitas pondok terutama pantauan KH. Achmad
Ghonim kedapa ustadz di setiap asrama saat melaksanakan kegiatan pondok seperti
saat mengajari santri. Untuk mewujudkan suatu tujuan, membutuhkan usaha dan proses
terutama untuk menghasilkan insan yang berkualitas yang memiliki keimanan dan
141
Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem Pendidikan
Pesantren, 67.
83
F. Kerangka Penelitian
Pendidikan di pondok pesantren sangat monoton dan kurikulumnya sangat
membosankan dan juga sangat tradisional dengan gaya kiai yang menjadi fokus utama
pesantren adalah pendidikan non formal yang kurang terintegrasi dengan pemerintah
khususnya dalam ranah keuangan atau biaya operasional sangat terabaikan. Oleh
pesantren. Dibutuhkan gaya kepemimpinan yang ideal untuk dapat tetap eksis dalam
pendidikan pesantrennya di dunia sekarang ini. Oleh karena itu, datanglah Pondok
Ghonim Jauhari bisa lebih piawai lagi dalam bidang gaya kepemimpinan dan
sekarang dengan inovasi yang dihasilkan dari gaya kepemimpinan KH. Achmad
Ghonim Jauhari, seperti di bidang formal ada SD, SMP, MA, SMK, dan BLK
Assunniyyah Al Jauhari dan di bidang non formal, seperti Tahfdzul Qur'an, Program
TABEL 3.1
KERANGKA BERFIKIR
GAYA KEPEMIMPINAN
1. OTORITER
2. DEMOKRSTIS
3. PATERLIASTIK
4. KHARISMATIK
5. TRANSFORMASIONAL
6. TRANSAKSIONAL GARY YUKL, 1994 HASIL KEPEMIMPINAN
1. FORMAL
WIDODO, 2003
2. TAHFIDZUL QUR’AN
3. PROGRAM MADIN
2. SUMBER DAYA
MANUSIA
3. SARANA
PRASARANA
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam melakukan penelitian menggunakan beberapa metode agar menjadi baku dan
hidupnya hasil temuan kami dan menjadikan logis oleh logika, pendekatan dan jenis
makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami
berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan
Sedangkan Jenis Penelitian yang kami gunakan adalah Kualitatif. Adapun Jenis
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.143 Metode kualitatif dapat digunakan
untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui
142
John Creswell, Research Design (Qualitative And Mixed Methods Approaches) Diterjemah Oleh
Ahmad Fawaid (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 19.
143
C.R. Bogdan & S.J. Taylor, Introduction in Qulitative Research Methods (New York: john wiley &
INC, 1993), 54.
85
86
kenyataan). Dimana penelitian ini akan difokuskan untuk memahami, menggali, dan
peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan
Sedangkan data kualitatif dapat dikatakan data yang abstrak (intangible) atau
menurun, citra perusahaan, harga-harga sembako, dan lain- lain, serta hasil
penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak
hasilnya.146 Pernyataan ini didukung oleh Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. yang
144
John W Creswell and J David Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (new york: Sage publications, 2017).
145
Rusady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), 93.
146
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Renika, 2006), 12.
87
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantifikasi lainnya.147
bahasa dan tafsiran mereka tentang tugas dan dunia sekitarnya. Dengan kata lain
Jika ditinjau dari objek penelitian, baik lokasi maupun sumber data penelitian,
B. Kehadiran Peneliti
berbagai aktifitas, serta mencari sejumlah data, baik berasal dari hasil wawancara,
dokumen lembaga, dan sejumlah referensi pendukung, sesuai dengan fokus dan
tujuan penelitian.
147
Lexy J. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 6.
88
Peneliti dituntut untuk berfikir kritis, dan menggunakan seluruh indra dengan
baik, agar dapat menggali data, kemudian mengamati keadaan sekitar lokasi dengan
penganalisis, penafsir data, dan akhirnya dapat merumuskannya dalam bentuk hasil
4. Setelah berkoordinasi dan mendapatkan ijin dari KH. Achmad Ghonim Jauhari,
model kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dan inovasi yang dilakukan
C. Latar Penelitian
Al Jauhari Kencong Jember merupakan salah satu pondok pesantren yang tetap
sehingga masih mampu bertahan dikala pondok pondok lain di wilayah jember
90
khususnya harus gulung tikar karena tidak mau berinovasi dengan melakukan
penambahan formal.
lapangan, sumber data yang digunakan penelitian melalui sumber data primer dan
sekunder.148
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua sumber, yakni sumber
primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data murni yang diperoleh dan
digali dari sumber utamanya atau hasil penelitian secara langsung.149 Dalam
penelitian ini adalah wawancara dan data yang berasal dari KH. Achmad Ghonim
Assunniyyah Al Jauhari dan guru, bendahara, stake holder, yang berkenaan erat
Sedangkan untuk sumber data sekunder merupakan data yang juga diartikan
sumber tertulis. Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan
merupakan sumber kedua, jelas hal ini tidak dapat diabaikan.150 Dari penelitian ini
148
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam (Malang: Genius Media, 2012), 91.
149
Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), 122.
150
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 159.
91
Kencong Jember maupun dari berbagai referensi pendukung, seperti buku ilmiah,
E. Pengumpulan Data
Salah satu tahap yang penting dalam penelitian adalah proses mencari data.
Seorang peneliti harus tepat memilih dan mencari dimana sumber data berada. Oleh
karena itu, ada beberapa metode yang dipakai dalam proses penelitian pada karya
1. Observasi (Pengamatan)
gejala yang tampak pada obyek penelitian.151Secara mudah disebut juga sebagai
151
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Renika Cipta, 2000), 158.
152
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis (Yogyakarta: UPP
AMP YPKN, 2003), 89.
153
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 92.
92
yang diselidiki.154 Karena salah satu tujuan dari observasi ialah eksplorasi, yaitu
mengamati peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini peneliti datang ke tempat yang
KH. Achmad Ghoni Jauhari dan inovasi pendidikan yang dilakukan di Pondok
2. Wawancara
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.156 Menurut
Ahmad Tanzeh, adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau
154
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2011), 84.
155
James A. Black dan Dean J. Champion, No Metode and Masalah Penelitian (Jakarta: PT Refika,
1999), 288.
156
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, Rineka Cipta, 2005) 165.
157
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, 48.
93
pertanyaan itu.160
wawancara yang berisi kerangka pertanyaan untuk memperoleh data utama. Data
wawancara ini digunakan sebagai pembanding dan penguat dari observasi yang
158
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 95.
159
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D) (Bandung:
ALFABETA, 2010), 231.
160
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 186.
161
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 227.
94
3. Dokumentasi
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,teori, dalil atau
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lainnya.163 Salah
laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan meliahat dokumen-
yang ada. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan penguji suatu
dokumentasi adalah tehnik mencari data mengenai segala yang berupa catatan,
162
S. Nasition, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2003), 74.
163
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 231.
164
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, 66.
165
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 93.
166
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 217.
95
Adapun data yang dapat diperoleh dengan cara dokumentasi antara lain:
KH. Achmad Ghonim Jauhari dan inovasi pendidikan yang dilakukan di Pondok
F. Analisis Data
fokus penelitian, baik dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi. Dari
sini diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang benar, credible dan
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.
Tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif Miles dan Huberman, yakni proses analisis data meliputi data collection,
167
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis (United State of Amerika: Arizona State University,
2014), 8–10.
96
terkait dengan fokus masalah yang diteliti antara lain: profil sekolah, pengelolaan
yang diteliti.
Setelah data tersebut kami peroleh, maka data tersebut kami tulis di dalam
penelitian ini. Data tersebut menjadi pendukung dalam penelitian ini, sebab tanpa
data dari sekolah maka tidak akan didapatkan data yang valid di dalam penelitian
ini.
transforming the data that appear in the full corpus (body) of written-up field
lebih padat (air). Letak perbedaan antara Reduksi dengan Kondensasi terletak
168
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis, 8.
97
memilah (mengurangi) data. Inti dari kondensasi data adalah mencari data inti
tanpa harus mengurangi atau mereduksi data yang diperoleh dalam penelitian.
penyederhanaan data dengan memilah mana data yang penting untuk kemudian
tindakan. 169
Dalam proses ini peneliti telah menampilkan sejumlah data yang dinilai
Apabila tahap kondensasi dan penyajian data telah dilakukan, maka langkah
169
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis, 9.
98
G. Keabsahan Data
Uji keabsahan data pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dan
tidak terpidahkan dalam penelitian kualitatif. Data yang telah berhasil digali,
peningkatan keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini peneliti
dalam pengumpulan data wajib menggunaka beragam sumber data yang tersedia.
Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantab dan kredibel apabila digali
dari beberapa informan dalam proses wawancara mengenai suatu bahasan, tetapi
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda,
informan yang diperoleh dengan informasi yang berasal dari sumber lain.
Berdasarkan hasil penelitian dan paparan data pada bab sebelumnya, bab ini akan
mengurai lebih detil bagaimana data hasil penelitian dapat menjawab fokus penelitian
peneliti. Pembahasan menjelaskan dengan mengaitkan dengan kajian teori yang ada
sehingga didapatkan data yang lebih bermakna sebagai hasil analisi data penelitian
penelitian.
A. Biografi KH. Achmad Ghonim Jauhari dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren
KH. Achmad Ghonim Jauhari Putra Bungsu dari KH. Jauhari Zawawi
Dengan Hj. Sa'adah Jauhari. KH. Achmad Ghonim Jauhari adalah Pengasuh
Kencong Jember.170 KH. Achmad Ghonim Jauhari lahir di desa Kencong pada
Kencong Jember Pada Tahun 1989, sebelum itu beliau pernah belajar sendiri
170
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
100
101
ke ayahnya KH. Jauhari Zawawi, Pada Tahun 1991 KH. Achmad Ghonim
(MGS) tingkat akhir pada tahun 1995, dimana ketika KH. Achmad Ghonim
Jauhari masih berumur 18 tahun pada pertengahan belajar Di MGS Ini KH.
Achmad Ghonim Jauhari menikah dengan Hj. Mahmudah Al- Aslamiyah putri
KH. Bashori Rahmat yang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam
Dari pernikahan ini KH. Achmad Ghonim Jauhari dikaruniai dua orang
putra dan dua orang putri, Muhammad Maisur Aniq, Muhammad Dimas
Mangkudirjo, Nanda Nahdiyah, Anida Razan. pada tahun 2002 KH. Achmad
Ghonim Jauhari menikah lagi yang kedua kalinya dengan Hj. Luluk Masruhah
putri dari KH. Mahfudz, putri pengasuh Pondok Pesantren Amirussalam Jajag
Banyuwangi dan dikaruniai satu orang putri, yaitu: Adinda Al-Ghorro' Sekitar
pada tahun 2007 KH. Achmad Ghonim Jauhari menikah lagi dengan Hj. Nur
Aini Farida dan dikaruniai seorang putra yang bernama Ahmad Muhammad
Arya Jalaluddin.172
171
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
172
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
102
sebutan AJ ini, berdiri sejak tahun 2008, yang merupakan asrama yang
menampung siswa mulai tujuh tahun yang didekasikan sebagai asrama dengan
Pesantren Assunniyyah yang berdiri sejak tahun 1942, agar santri mampu
Pusat atau Induk, yang letaknya tepat dijalan KH. Jauhari No 1-3 Kencong
lembaga dan asrama dengan pengelolaan modern, tetapi pesantren ini tetap
173
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
174
Observasi, (Kencong, 3 Februari 2023)
175
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
103
2008 oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari. Nama Al-Jauhari sendiri di ambil dari
nama KH. Jauhari Zawawi. Maksud dari pengambilan nama ini adalah untuk
Assunniyyah Al jauhari baik putra maupun putri sudah mencapai 600 santri.
Mereka kebanyakan berasal dari kawasan Jember. Namun ada juga santri dari
ada juga santri yang berasal dari luar Jawa seperti Ambon, Kalimantan, Sumatra
dan Sulawesi.176
mempunyai pendidikan formal sendiri dari jenjang SMP, MA, SMK, KBIHU,
muda yang akhir akhir ini sangat memprihatinkan baik itu dari segi norma
maupun dari segi nilai nilai keislamian. Oleh karenanya, tujuan dari berdirinya
176
Observasi, (Kencong, 23 Februari 2023)
104
asrama ini tidak lain hanyalah untuk menegakkan nama Islam dan
kepribadian generasi muda yang ingin dituju dan dicapai ialah kepribadian
Dalam upaya dan usaha untuk mencapai visi dan misinya Pondok
yang siap untuk mendidik santri agar menjadi generasi bangsa yang memiliki
aqidah yang kokoh dan ilmu pengetahuan yang luas serta akhlaq yang
mulia.178
177
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
178
Observasi, (Kencong, 27 Februari 2023)
105
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mengantarkan santri untuk
B. Paparan Data
Pada bagian ini di kemukakan informasi dari hasil pengolahan data penelitian.
Untuk itu, kutipan – kutipan yang dirujuk adalah dari apa yang di katakana
dianggap perlu adanya inovasi dan perubahan yang signifikan agar terus
179
Observasi, (Kencong 23 Februari 2023)
180
Tim penyusun, “pedoman penulisan karya ilmiyah” (Kencong: Program Pascasarjana, 2022) 41.
106
mempengaruhi karakter dan kepribadian santri dengan berteman teman luar saat
internet dan pacaran di luar pesantren saat jam di sekolah formal untuk
Assunniyyah Al Jauhari. Oleh karna itu, KH. Achmad Ghonim Jauhari mulai
qur’an. Selain itu, ada juga bentuk inovasi pendidikan dari KH. Achmad
Assunniyyah induk bukan terpisah dengan assunniyya induk, tapi KH. Achmad
mencetak kader santri yang tetap bergaya agama tetapi bisa beradaptasi dengan
zaman sekarang. Maka dari itu, KH. Achmad Ghonim Jauhari mendirikan
Pondok Pesantren Assuniyah Al Jauhari itu berbagai model, contoh untuk santri
yang lebih fokus di bidang agama tetapi berijazah. Maka pendidikan hanya
mengikuti pola dari pesantren induk usaha itu dinamakan dengan Asrama
181
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong 25 April 2023)
108
Ndalem Timur. Berikut pemaparan Inovasi dari KH. Achmad Ghonim Jauhari
Kencong Jember.
dulunya kental dengan salaf, kitab kuning dan anti dengan namanya
182
KH. Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 23 Maret 2023)
183
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
110
jumlah kelas mulai kelas 7 terdapat 4 kelas mulai dari 7a, 7b, 7c,
dan 7d. lalu kelas 8 terdapat 5 kelas mulai dari 8a, 8b, 8c, 8d dan
2) MA Assunniyyah Al Jauhari
tahun 2008.186
184
Azmil Wafi, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
185
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
186
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
111
187
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
188
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
112
kegiatan belajar sehari hari mulai dari ruang kelas yang nyaman,
Jauhari menerima peserta didik baru lebih dari 200 peserta didik
189
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
190
Muhammad Fadlun Rohman, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
113
pesat.191
5) SD Assunniyyah Al Jauhari
191
Muhammad Zaky, Wawancara (Kencong, 26 April 2023)
114
192
Muhammad Zainul, Wawancara (Kencong, 25 April 2023)
193
Muhammad Yasin, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
115
oleh orang tua wali dan pihak formal serta pengasuh, agar mereka yang
tingkatan mulai dari SMP dan MA. Beberapa event sudah pernah di
juarai mulai dari tingkat kecematan, kabupaten dan antar pesantren serta
Rizqi.194
194
Observasi (Kencong, 20 April 2023)
116
seperti kelas 1 Ula materinya pego, yanbua juz 1-3, kitab ala la dan
tajwid, kelas 2 Ula materinya pego, yanbua juz 4-6, kitab tauhid dan
menghafalakn qur’an secara utuh, tarekh / sejarah nabi dan materi di juz
(akhlaqul lil banin), pego, Sejarah nabi (Tarikun Nabi) dan tauhid
195
Nur Rozikin, Wawancara (Kencong, 20 April 2023)
117
tsani), I’rob, dan Fiqh (Fathul Mu’in awal tsani), kelas 3 Ulya : Nahwu
dengan sarjana S1. Setiap kegiatan berbeda dengan asrama yang lain
196
Ikmalul Rizki Al Ma’rufi, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
118
197
Bahrul Ulum, Wawancara (Kencong, 28 April 2023)
198
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
119
adalah asrama yang di pimpin oleh istri beliau yang pertama yaitu
peraturan dan takziran lebih ketat dari asrama yang lain karena santri-
199
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
200
Mahmudah Al Aslamiyyah, Wawancara (Kencong, 5 Februari 2023)
120
b. Asrama Al jauhari 01
mana santri tidak wajib untuk muhafadzoh dan tidak ikut kegiatan seperti
untuk santri yang punya keinginan di agama, tetapi masih fokus juga untuk
yang berbeda yaitu formal dan Diniyah yang mana di pimpinh oleh istri ke
201
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
202
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
121
tiga dari KH. Achmad Ghonim Jauhari yang mana beliau di anugrahi putra
kepengasuhan kepada Bu Nur Aini Farida dan putranya yakni Mas Arya
Jalaluddin.”
yang paling besar dan pusat pembelajaran sekolah formal namun asrama ini
dan sekolah diniah tanpa adanya tekanan dari keduanya seperti yang
kelas Madrasah Diniyah naik maka wajib setoran dan jika ingin Sekolah
Formal naik maka wajib diniyah naik, namun di jika di Madrasah Diniyah
kelas tidak perlu setoran cukup disiplin, rajin dan berakhlakul karimah,
sedangkan sekolah formal juga tidak dituntut untuk naik kelas diniyah baru
203
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
122
c. Asrama Al Jauhari 02
dengan pembelajaran ala Ahlusunnah Wal Jamaah bahkan juga ada yang
Ghonim Jauhari:204
204
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
205
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
123
SMA dan SMK namun masih ingin untuk mendalami kitab kuning dan
d. Asrama Al Jauhari 03
formalnya lebih diringankan boleh ikut paket atau dengan istilah home
206
Muhammad Taufiq, Wawancara ( Kencong, 5 februari 2023)
207
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
124
adalah pusat dari santri putri yang penghafal Al Qur’an selaras dengan
Burhani yang di huni oleh santri putri yang menfokuskan diri mereka untuk
dispensasi untuk bias tidak mengikuti pembelajaran formal SMP, SMK dan
Naila dan putra sulung KH. Achmad Ghonim Jauhari dengan istri
208
Naila Ilmi, Wawancara (Kencong, 5 Februari 2023)
125
Jauhari:209
pendalaman tahfidzul qur’an bagi santri putri dengan berbagai keringannya yang
e. Asrama Al Jauhari 04
Adalah sebuah asrama khusus bagi santri putra yang ingin mendalami
di bidang tahfidzul qur’an namun tidak sekolah formal di luar yang di asuh
dan dipimpin oleh Agus Muhammad Yasin sebagai menantu dari KH.
santri putra yang mengingkan untuk mendalami hifzdul qur’an namun tetap
menjadi lebih baik lagi dengan kemampuan beliau di bidang qur’an dari
209
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
210
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
126
f. Asrama Al Jauhari 05
Santri diniyah yang agak pemalas agar tidak mengganggu santri lain
211
Muhammad Yasin, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
212
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
127
yang lain agar bisa terkontrol lebih intensif juga tidak mengganggu santri
yang rajin lainnya yang di pimpin sementara ini oleh Ust Bahrul Amiq.
g. Asrama Assunniyyah 02
Asrama adalah tempat santri putri yang mengingkan sekolah di luar dari
Assunniyyah Al Jauhari tempat ini di asuh oleh istri beliau yang kedua
dibantu dengan seorang menantu keturunan dari KH. Achmad Siddiq atau
biasa disebut dengan Gus Iklil Daud selaku menantu beliau yang menikah
dengan putri kedua dari istri kedua yaitu Ning Nanda. Sebagaimana
ungkapan KH. Achmad Ghonim Jauhari saat prosesi interview:214 Ada juga
jamaah.
213
Bahrul Amiq, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
214
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
129
menimbang banyak santri yang tidak mampu akhirnya beliau KH. Achmad
215
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
130
Yayasan Assunniyyah Al Jauhari namun ingin sambal belajar ngaji ala ahlu
juz.
Kencong Jember.
pola kepemimpinan yang bervariatif di satu sisi demokratis dan terkadang juga
otoriter yang mana KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam mengatur semua
asrama untuk menjalankanya diserahkan tiap asrama kepada pengasuh dari istri
dan putra beliau juga di bantu oleh para pengurus serta orang yang di tua kan di
216
Umi Masruha, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
131
terbuka atas segala kritik dan saran yang masuk ke KH. Achmad Ghonim
Jauhari meski dari kalangan bawahanya seperti adik sepupu, walisantri dan
Sebagaimana wawancara kami kepada beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari :217
Jauhari merupakan kiai yang sangat terbuka dalam memimpin sebuah pondok
pesantren. Di dukung oleh Hj. Nur Aini Faridah selaku istri beliau bahwa KH.
217
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
132
segala pintu kritik dan saran menunjukkan bahwa beliau Pemimpin yang sangat
demokratis, di perkuat lagi dengan wawancara kami kepada salah satu pengurus 01
pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari kencong jember yaitu Ustadz Ali Maksum
yang berbunyi :
Nampak di saat memberikan kebijakan kepada pengurus dan juga santri seperti saat
dalam membuat suatu program Asrama Ndaltim beliau ingin memberikan inovasi
dengan cara mengkelompokkan santri-santri yang cerdas dan rajin ke Asrama Ndaltim
218
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 3 Maret 2023)
219
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 3 Maret 2023)
133
Kencong Jember namun secara prakteknya dari setiap asrama yang nama santrinya
santri teladan yang menjadi contoh tauladan bagi yang nakal karena tidak semua santri
itu baik dan rajin. Oleh karena itu, Program Asrama Ndaltim ini tergolong dari pola
salah satu wali santri dari santri fadhli yang mana anakknya masih kelas 6 sekolah dasar
dulu baru mendalami kitab dan sekolah diniah di Madrasah Assunniyyah Induk serta
Akhirnya, harus memaksakan sekolah dasarnya ikut paket (hanya ikut ujian saja) dan
memfokuskan santri pada sekolah diniah dan pendalaman kita di Asrama Ndaltim
Dari santri juga ada ketidak inginanya sebenarnya pindah ke Asrama Ndaltim
dengan sepihak bagi santri yang belanggar peraturan yang telah di tetapkan di Asrama
Ndaltim karena santri masih ingin sekolah di Madrasah Diniyah Assunniyyah Induk
dan bertempat di Ndaltim serta malu sangat jika di pindahkan ke asrama lain apalagi
Asrama Al Jauhari 01. Sebagaimana wawancara kami dengan salah satu santri yang di
beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari Demokrasi dan terkadang di sisi lain beliau KH.
220
Walisantri, Wawancara (Kencong, 27 April 2023)
221
Santri, Wawancara (Kencong, 28 April 2023)
135
pendidikan pasti menuai problematika atau konflik. Akhirnya perlunya evaluasi dari
situ kita tau apa saja sinergi hari ini kira-kira apa saja faktor pendorong dan juga
a. Faktor Pendukung
1) Peran Pasangan
dalam menjalankan tugas kepemimpinan ini sangat sulit dan tidak mudah
karena selain banyaknya asrama dan santri serta tempat yang terpisah-pisah
sosok yang menjadi figur dan panutan serta pelindung bagi para santri itu
inovasi ini sangat terbantu dengan pasangan (istri) karena dialah yang bisa
dengan anak KH. Achmad Ghonim Jauhari atau menantu - menantu KH.
peneliti:222
lebih dari satu pasangan dan memiliki banyak anak dan menantu, menjadi
222
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
223
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
137
Jauhari, bentuk dana yang muncul dan masuk dapat dialokasikan untuk
224
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
225
Zainul Arifin, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
138
bangunan”.
sendiri.
3) Achivement Santri
atau kota, bahkan mampu menjadi juara umum dalam ajang yang sangat
Muhafadzoh meliputi Alfiyah Ibnu Malik, Imriti dan Aqidatul Awwam dan
dalam bidang kitab mulai dari dasar yaitu Safinatun Najah, Fathul Qorib
Selaras dengan selaku penaggung jawab dari sebuah inovasi dari kiai
226
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
227
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 26 februari 2023)
140
Al Jauhari.
penting dalam mensukseskan pendidikan bagi anak didik itu sendiri. Oleh
karena itu, seorang wali santri yang berperan aktif dalam segala bentuk
terhadap salah satu wali santri yang sangat kritis terhadap kemajuan dan
Jauhari:228
228
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
141
bahwa.
seorang wali santri yang tidak boleh berinteraksi dengan lapangan dan
229
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
142
c. Faktor Penghambat
1) Biaya
akan menghasilkan output yang berkualitas pula. Meski tidak semua butuh
biaya, tapi semua butuh uang untuk membeli untuk berinovasi. Ketika
menjadi penyebab turunnya tingkat kinerja inovasi itu sendiri dan berimbas
Pesantren jauhari dengan iuran syahriah 350.000 per bulan dan makan 2
bahwa230
Juga selaras dengan pendapat Nyai Hj. Nur Aini Farida pada peneliti
Oleh karena itu kendala yang sangat terlihat dalam melakukan suatu
pondok pesantren.
230
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
231
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
144
bahwa232
adalah dana, namun bisa tertangani dan ada solusi dengan adanya PT
232
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
145
2) Naughty Santri
santri itu berbeda - beda tidak semua santri teratur dan patuh terkadang
Jauhari yang nampaknya Santri nakal sering melanggar aturan yang telah
di tetapkan pihak pondok pesantren dan hal tersebut yang menghambat dan
Jauhari, Radio dan lain-lain, juga tidak boleh keluar sekolah harus aktif di
sekolah formal, madrasah Diniyah dan kegiatan lain yang diadakan oleh
membawa handphone, mesin tik, dll, bolos jam sekolah, kegiatan madrasah
dan pondok serta keluar pondok atau pulang kampung tanpa seizin
233
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
146
Selaras dengan mengungkapkan Nyai Hj. Nur Aini Farida dalam acara
wawancara peneliti234
Sekolah.
Solusi dari KH. Achmad Ghonim Jauhari saat kami wawancarai agar
234
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
147
Sebagaimana pula saat peneliti interview kepada Nyai Hj. Nur Aini
nakal agar mudah untuk di control dan dikendalikan serta mudah untuk
yaitu wali santri yang terkadang menampung santri dengan berbagai latar
belakang - ada yang karena anaknya nakal di rumah, ada yang karena
anaknya pintar dan minat dibidang tersebut agama, ada juga yang hanya
ingin bertemu atau mengambil berkah dari kiai tersebut. Latar belakang
wali santri yang berbeda-beda juga menjadi alasan wali santri juga dapat
235
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
236
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
148
pengiriman pada jam aktif sekolah formal KBM, Masdrasah Diniyah atau
bahkan pada saat kegiatan pesantren sedang berlangsung dan yang lebih
parahnya adalah memboyong santri tanpa alasan yang jelas dan dalam
jangka waktu yang terlalu lama yang sangat mengganggu dan menghambat
ditinggalkan oleh para orang tua itu sendiri. KH. Achmad Ghonim Jauhari
237
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
149
wali santri yang terkadang menjadi wali santri untuk melanggar peraturan
yang telah ditetapkan oleh pesantren yang tentunya akan berdampak buruk
bagi siswa itu sendiri. Baik akhlak mental maupun ilmu yang didapatkan
Selaras dengan pendapat Nyai Hj. Nur Aini Farida saat peneliti
tidak mengulangi tindak hal sama agar tidak berakibat fatal bagi santri di
238
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
150
santri yang bermasalah dengan tidak mengikuti peraturan dan tata tertib
dalam pendidikan santri sendiri. Solusi dari kedala tersebut dengan acara
setiap acara yang ada mulai dari saat pengambilan rapot, pulang maulid dan
239
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 27 April 2023)
151
C. Hasil Penelitian
Jauhari Kencong Jember sendiri yang di dukung bukti konkrit dari interview
dalamnya terdapat raport, ujian dan kenaikan kelas hingga diadakan wisuda
serta bersyahadah/ijazah.
152
c. Dalam tujuan sebagai salah satu pondok pesantren salaf yang mencetak
merupakan sarana bagi santri untuk menambah skil tidak hanya pandai
membekali santri dengan berbagai ilmu agar saat kelak keluar dari pondok
a) SD Assunniyyah Al Jauhari
Lembaga yang menaungi santri junior yang berdiri pada tahun 2023
yang di pimpin menjadi kepala sekolah adalah Gus Iklil Daud, wakil
Sebagai wadah santri yang masih junior untuk juga bisa menikmati
memberikan nilai lebih dari yang lain yakni akhlakul karimah serta ilmu
kepalai oleh Bpk. Azmil Wafi selaku kepala sekolah mulai mewarnai
zaman minat dan bakat siswa kadang tidak selaras dengan pendidikan
240
Observasi, (Kencong, 27 April 2023)
241
Observasi, (Kencong, 25 April 2023)
154
c) MA Assunniyyah Al Jauhari
Khotim Waka Humas Bapak Qusyairi dan Waka Sarpras Bapak Munif.
242
Observasi, (Kencong, 17 April 2023)
155
Balai Lapangan Kerja yang di pimpin oleh Mas Zaki alasan KH.
itu sendiri yang lebih menekankan dalam bidang disegn grafis sebagai
santri baru tidak heran bahwa hampir mayoritas santri Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari.
156
dan santri yang di tuakan di asrama situ. Pola kepemimpinan KH. Achmad
keputusannya dianggap bulat dan menyuruh semua istri dan anak-anaknya yang
laki-laki sebagai penanggung jawab penuh atas sagala tindakan mau kegiatan
di setiap lingkup pendidikan seperti halnya pendapat Mada Adi Wibowo yang
sekitar.244
243
Ahmad Widodo, “Strategi Pengembangan Mutu Lulusan Di SMPIT Al Huda Wonogiri” (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2016), 78.
244
Ahmad Widodo, “Strategi Pengembangan Mutu Lulusan Di SMPIT Al Huda Wonogiri” (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2016), 79.
157
meliau memutuskan sebuah inovasi yang kaitannya dengan santri seperti halnya
saat inovasi beliau berkaitan dengan pemetaan Asrama bagi santri yang cerdas
dan mendepak bagi santri yang sudah terpilih namun tidak patuh pada peraturan
Jauhari 01, hal ini tanpa adanya musyawarah bahkan terjadi beberapa santri
junior yang masih duduk di bangku sekolah dasar harus menuruti keinginan
beliau dengan harus meninggalkan bangku sekolah dasar lalu berganti seragam
245
Observasi, (Kencong, 25 April 2023)
158
a) Faktor Pendukung
Dalam sub ini peneliti menemukan beberapa faktor yang kami peroleh
Jauhari bahwa menjalankan tugas kepemimpinan ini sangat sulit dan tidak
mudah karena selain banyaknya asrama dan santri serta tempat yang
harus ada sosok yang menjadi figur dan panutan serta pelindung bagi para
karena dialah yang bisa menjadi pelindung ketika ada masalah dalam
didapatkan dari travel ini yang mana tidaklah cukup hanya dari dana
3) Achivement Santri atau santri yang berprestasi atau telah sukses dalam
jauhari.
b) Faktor Penghambat
beradabtasi minta sering di kirim saat KBM dan manja dalam meraungi
TABEL 4.1
HASIL TEMUAN PENELITIAN
FOKUS PENELITIAN
BIAYA
FORMAL PASANGAN
PRASARANA
Troubled Wali
PROGRAM Achivement Santri
DEMOKRASI
MADIN
Santri
Critical Guardian
PEMETAAN
ASRAMA
Wali Santri
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bagian ini mendiskusikan temuan penelitian dengan teori dan temuan
penelitian sebelumnya. Jadi sumber isi dari bagian ini adalah bagian temuan
berkembang dan maju selayaknya kiai tersebut bisa memberikan inovasi pada
lembaga yang di didiknya dengan tujuan menjadi semangat dan pelucut inovasi
bagi yang lain. Oleh karna itu, KH. Ghonim Jauhari selalu aktif dalam
Mendirikan madrasah Diniyah adalah sebuah ciri khas dan identitas dari
pondok pesantren namun beliau memberikan inovasi dari tempat dan asrama
yang di sendirikan supaya menjadi lebih focus dan terarah serta tidak
161
162
wawancarai KH. Achmad Ghonim Jauhari “dalem timur sebagai asrama yang
yang sangat gentol menyuarkan baca kitab dan muhafadzoh kitab kuning”.246
Akhirnya beberapa lomba bergengsi tingkat antar pondok dan kabupaten bisa
diraih olehnya seperti kemarin juara umum baca kitab tingkat kabupaten dan
Selaras dengan teori inovasi sumber daya manusia yang di nyatakan oleh
Malayu bahwa sumber daya manusia juga menjadi peranan penting di sebuah
pendidikan yang baik untuk mengaplikasikan visi dan misi nya melalui mutu
dan ketangguhan sumber daya supaya arah pembelajaran menjadi jelas dan
hartono riadi menyatakan bahwa suber daya manusia merupakan elemen yang
penting untuk mencapai out put yang baik bagi peserta didik.
Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa dengan madrasah Diniyah
yang di petakan asramahnya mampu menambah kosentrasi dan focus santri hal
tersebut bisa meningkatkan sumber daya manusia itu sendiri dan menghasilkan
santri harus bisa ilmu formal dan punya ijazah. Akhirnya, beliau mendirikan
246
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
247
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 197.
163
Jauhari saat di wawancarai peneliti. Maka dari itu beberapa lembaga berdiri di
Hal tersebut sesuai dengan teori Inovasi kurikulum pesantren yang menurut
Mujamil Qomar yang mengatakan bahwa alumni pondok pesantren tidak hanya
terkenal dengan ilmu agamanya namun juga mampu menjadi lulusan yang
berpengetahuan luas serta mampu menjadi kiai besar.249 Selaras pula dengan
mengelola kurikulum sendiri tanpa terpaku pada pemerintah dan kitab kuning
inovasi yang sering menjadi daya Tarik para masyarakat untuk memondokkan
anak nya di Pondok Pesantren. Santri zaman sekarang banyak yang tertarik
248
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
249
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, 78.
250
Abdul Tolib, Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern, Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam,
vol. 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 14.
164
Jauhari 03 dan Al Jauhari 04 untuk putra putri yang focus tahfidzul qur’an
dengan mengurai jam sekolah formal bahkan juga boleh untuk ikut paket agar
dengan formal yang harus dipenuhi KH.atam 30 juz dengan jangka waktu 3
tahun”.
qur’an mampu menjadi alasan beberapa orang untuk tetap pada pendidikan Al
Qur’an.
251
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
252
Dedi Sahputra Napitupulu, Inovasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, Jurnal Al-Fatih, vol. 1
(Bandung: DIVA Press, 2018), 12.
165
Seorang pemimpin layak menjadi seorang teladan dan panutan bagi yang di
pimpin terkadang agar semua system berjalan sesuai dengan alurnya, begitu
halnya KH. Achmad Ghonim Jauhari beliau adalah tokoh masyarakat putra dari
seorang kiai yang kharismatik ternama yakni KH. Jauhari Zawawi pasti
mempunyai magnet dan daya Tarik sendiri untuk mengatur ummat dan
masyarakat apalagi keluarga dan santri-santri beliau oleh karna itu dalam
penelitian ini peneliti menemukan beberapa bukti bahwa KH. Achmad Ghonim
Jember serta dengan ungkapan pernyataan dari beliau KH. Achmad Ghonim
terutama kepada setiap pemangku kebijakan tiap asrama yang saya beri beban
amanah. Oleh karna itu kami tidak langsung menghakimi sendiri dan bermain
kasar apalagi kekerasan terhadap santri pasti kami klarifikasi terlebih dahulu
166
dan lalu memusyawarahkan dengan pihak pemangku kebijakan yang telah saya
untuk bersama. Jadi beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam memimpin
kebijakan tidak sepihak dari KH. Achmad Ghonim Jauhari maka saya
gaya demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang
demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin
253
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
254
Yukl, Leadership in Organizations, 105.
167
pengikutnya.
mandiri.
Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa KH. Achmad Ghonim
255
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), 174.
256
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, 175.
168
setiap lini oleh diri sendiri namun masih membutuhkan ide dan saran dari pihak
lain seperti istri, anak atau menantu dan sering melakukan musyawarah untuk
menyelesaikan masalah dari setiap problema yang muncul entah dari pihak
namanya main hakim sendiri atau memutuskan tanpa ada pertimbangan dari
orang lain.
Apalagi berbau hal tindak kekerasan pada santri sangat beliau jauhi hal
setiap lini post yang perlu di inovasi mulai dari group keluarga besar pengasuh
terkesan setiap kebijakan dan inovasi yang di tetapkan adalah keputusan mutlak
yang tidak boleh diganggu gugat seperti teori kepemimpinan otoriter yang
tiap asrama yang sebagai tangan kanan pengasuh dalam menjalankann segala
kebijakan dan inovasi yang mau di terapkan dan ada juga group WA gabungan
yang tidak secara sepihak dan mutlak namun masih melibatkan bawahan dalam
mempuyai group wali santri dari tiap marhalah Diniyah dan kelas formal
Jember.
keganjalan juga suatu yang tidak terduga yang menjadi pelancar inovasi juga
terkadang terdapat pula hal yang menjadi penghambat inovasi itu sendiri. Oleh
257
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 58.
170
karena itu dari keterangan di atas mengenai bentu inovasi dan pola
1) Faktor Pendukung
a) Peran pasangan
mudah karena selain asrama dan santri yang begitu banyak dan tempat
harus ada sosok yang menjadi tokoh dan tauladan serta pengayom bagi
para santri hal itu tidak mungkin kami jalankan dengan sendiri. Oleh
karena itu kami dalam menjalakan inovasi ini sangat – sangat begitu
nya anak – anak atau menatu – menatu saya yang saya beri amanah
258
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
171
saya.
pendidikan pesantren. Jika terdapat pasangan lebih dari satu dan punya
banyak anak serta menantu juga menjadi banyak orang – orang yang
penginovasian.
pikiran, moral atau bahakan uang maka dari dengan berdirinya KBIHU
Assunniyyah Al Jauhari maka bentuk dana yang muncul dan masuk bisa
259
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
172
selain istri-istri, anak-anak dan menatu banyak adalah para donator dari
itu sendiri.
173
c) Achivement Santri
ada. Salah satunya yang menjadi factor pendukung adalah santri yang
dan Aqidatul Awwam dan dalam bidang kitab mulai yang dari dasar
dalam menginovasi dan menjalankanya adalah out put santri atau dalam
arti lain prestasi yang di peroleh santri itu yang menjadi pelucut semngat
260
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
174
itu seorang wali santri yang hiper aktif dalam segala bentuk inovasi dan
Ghonim Jauhari.
2) Faktor Penghambat
261
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
176
temukan:
a) Biaya Prasarana
350.000 perbulan dan makan dua kali sehari untuk merombak dan
sarana dan prasana seperti tanah dan itu tidaklah cukup diambil dari
262
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
263
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
178
b) Naughty Santri
yang mau kita inovasi itu sendiri yakni santri karena realita
tidak semua santri mau di atur dan mempunyai sifat patuh terkadang
alat – alat elektronik seperti HP, Radio dan lain lain, juga tidak boleh
itu adalah kemaslahatan bagi santri itu sendiri di masa depan. Namun
179
dll, bolos waktu sekolah, madrasah dan kegiatan pondok dan keluar
muncul dari santri itu sendiri dengan tidak mengikuti kegiatan dan
adalah santri yang kurang disiplin, rewel dan tidak patuh pada
baik serta menjadi penyakit yang menular bagi santri – santri lain
264
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
180
supaya tau siapa saja dana pa saja yang dilakukanya akan terawasi
salanjutnya adalah dari pihak ketiga yaitu wali santri yang mana
yang karena anaknya pintar dan tertarik di bidang agama ada juga
yang hanya ingin tabarukan atau mengambil barakah dari kiai tersbut.
Dengan berbeda – beda nya latar belakang dari wali santri itu juga
Diniyah atau bahkan saat kegiatan pesantren berjalan dan yang lebih
parah lagi membawa pulang santri dengan tanpa alasan yang jelas
serta jangka waktu yang terlalu lama itu sangat mengganggu dan
265
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
181
santri mulai dari rumah mungkin tak tau apa – apa setelah di pondok
Seperti mengirim santri yang bukan waktu jam kirim apalagi saat
ketahui oleh santri yang mana hal tersebut bisa mengganggu dan
membawa pulang kadang izin namun bohong dengan alasan ini dan
itu atau melewati batas yang telah ditentukan ketika pulang terkadang
266
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
182
juga membawa tanpa izin dengan alasan terburu – buru dan tidak
negatif bagi santri itu sendiri. Baik moral mental dan ilmu yang
santri mungkin dalam 1 tahun hampir 4 kali saat rapotan 2 kali, saat
tindak hal itu sangat merugikan bagi masa depan santri dan juga
267
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
183
solusi.
268
Yukl, Leadership in Organizations, 136.
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang
A. Kesimpulan
Pemetaan Asrama.
a) Faktor Pendukung
1) Peran Pasangan
184
185
3) Achivement Santri
b) Faktor Penghambat
1) Biaya Prasarana
2) Naughty Santri
B. Saran
maka gedung juga perlu ditambah sebagai sarana pendidikan dalam pondok
2. Bagi Dewan guru / asatidz, hendaknya lebih memotivasi santri agar tetap
3. Bagi Santri, hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pendidikan baik sekolah
secara maksimal
186
Daftar Pustaka
Adhim, Mastuki dan Abd. Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep
Pengembangan Mutu Madrasah. Jakarta: Depag RI, 2004.
Ahmad, Rohani, and H Abu Ahmadi. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pendidikan Sekolah. Bumi Aksara, 1991.
Al-aṣhqolani, Ahmad bin Ali ibnu Hajar. Kitab Ahkam. Jakarta: dar al fikr, 2010.
Amin, Nurhayati. “Inovasi Kurikulum: Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum
Pesantren.” Yogyakarta: Teras, 2010.
Ansori, Aan, and Ahmad Fitriyadi Sari. “Inovasi Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-
19.” Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara 1, no. 2 (2020): 133–148.
ARIF, MUHAMAD HASYIM. “MODEL PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
BERBASIS PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Institut Pesantren KH. Abdul
Chalim Pacet Mojokerto).” Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, 2021.
Arifin, Imron. Kepemimpinan Kiai. Jombang: kalimashada press, 2010.
———. Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng. Kalimasahada
Press, 1993.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Renika, 2006.
Arsyad, Soeratno dan Lincolin. Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2003.
Asrori, Asrori. “Kepemimpinan KH. Baidhowi Muslich Dalam Membentuk Kultur
Pesantren Study Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang.”
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.
Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Basri, Hasan. Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001.
Bukhari, I. Sahih Bukhari. Vol. 7, 1986.
Champion, James A. Black dan Dean J. No Metode and Masalah Penelitian. Jakarta:
PT Refika, 1999.
187
James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, and Robert Konopaske.
Organizational. new york: McGraw-Hill, 2012.
Janson A.Colquitt, Jeffery, and Michel J. Wesson. Organizational Behavior. new york:
McGraw-Hill, 2011.
Jr. Schermerhom, John R., James G, Hunt, Ricard N. Osbon and Mary Uhl-Bien.
Organizations Behavior. new jersey: John wiley & sons, 2011.
Kafrawi. Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jakarta: Cemara Indah,
1978.
Kartono, Kartini. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994.
Khusnuridlo, Sulthon Masyhud dan. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Press, 2003.
Kristiawan, Muhammad, Irmi Suryanti, M Muntazir, Areli Ribuwati, and Agustina AJ.
“Inovasi Pendidikan.” Jawa Timur: Wade Group National Publishing (2018).
M.Arifin, Barnawi &. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Madjid, Noer Cholis. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potren Perjalanan. Jakarta:
Paramadina, 1997.
Malayu S.P.Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2016.
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta, 2000.
Marwiyah, Syarifatul. “Rekonfirmasi Identitas Nyai Di Pesantren.” Jurnal Fenomena
15 (2016).
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994.
Melong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Miles, M.B. Innovation in Education. new york: Bureau of Publication, 1964.
Molan, Benyamin. Manajemen Mutu Total. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002.
Mu’ah, Masram. Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional. Sidoarjo: Zifatama
Publisher, 2017.
189
Bagaimana Profil dan Sejarah berdirinya PP. Assunniyyah Al 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
Juahari ? 2. BU NYAI HJ. NUR AINI
2
FARIDAH
Ada berapa model asrama yang bernaung di PP. 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
3 Assunniyyah Al Juahari ? 2. UST. ALI MAKSUM
3. UST. QUSYAIRI
Ada berapa lembaga dibawah naungan PP. Assunniyyah 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
4
Al Juahari ?
Apakah ada kolerasi antara KBIH dengan pendidikan 1.PAK ZAINUL ARIFIN
5 pesantren PP. Assunniyyah Al Juahari perspektif 2.KH.ACHMAD GHONIM J.
pandangan buya ?
Bagaimana cara buya mengontrol semua jenis pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
6
di PP. Assunniyyah Al Juahari ?
Bagaimana buya menjaga eksistensi PP. Assunniyyah Al 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
7 Juahari agar terus berkembang dan diterima oleh 2. BU NYAI HJ.MAHMUDAH AL
masyarakat ? ASLAMIYYAH
Selama buya menjadi pengasuh apa saja pendorong dan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
8 penghambat berjalannya segala inovasi" Buya di PP.
Assunniyyah Al Juahari ?
Bagaimana Inovasi KH. Ghonim Jauhari dalam pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
9 pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari
Kencong Jember ?
Bagaimana perjalanan dalam inovasi-inovasi pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
10 pesantrennya dari tahun ke tahun di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ?
11 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Ula ? 1.UST NUR ROZIQIN
12 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Wustho ? 1.UST QUSAIRI
13 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Ulya ? 1.UST IKMALU RIZQI
14 Bagaimana profil Asrama Ndaltim 1.UST BAHRUL ULUM
15 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 01 1.UST QUSYAIRI
16 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 02 1.UST TAUFIQ
17 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 03 1.NING ILMI
18 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 04 1.AGUS YASIN
19 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 05 1.UST AMIQ
20 Bagaimana profil Assunniyyah 02 1.BU NYAI HJ.MASRUHA
21 Bagaimana profil SD Assunniyyah Al Jauhari 1.AGUS IKLIL DAUD
22 Bagaimana profil SMP Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK AZMIL WAFI
23 Bagaimana profil MA Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK ZAINUL MUSTHOFA
24 Bagaimana profil SMK Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK FADLUN ROHMAN
25 Bagaimana profil BLKK Assunniyyah Al Jauhari 1.MAS ZAKI
26 Bagaimana profil KBIHU Assunniyyah Al Jauhari 1.PAK ZAINUL ARIFIN
Bagaimana Pendapat Anda tentang kebijakan beliau 1.SANTRI
27
2.WALI SANTRI
Apa alasan buya mendirikan PP. Assunniyyah Al Juahari ? 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
28
Foto SMP, MA dan SMK Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember
Ananda Fadhli
BIODATA
Nama : Muhammad Bahrul Ula
Pendidikan :
Non Formal :
Formal :