Anda di halaman 1dari 222

TESIS

KEPEMIMPINAN KH. ACHMAD GHONIM JAUHARI

DALAM INOVASI PENDIDIKAN

DI PONDOK PESANTREN ASSUNNIYYAH AL JAUHARI

KENCONG JEMBER

Oleh:

Muhammad Bahrul Ula


NIMKO. 2144990025

Program Studi, Pendidikan Agama Islam


Universitas Al-Falah As-Sunniyyah
Kencong Jember
2023
MOTTO

‫ ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع َوُكلُّ ُك ْم َم ْسئُ ٌل َع ْن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلّ َم قاَ َل‬ ِ
َ ِ‫َو َع ِن بْ ِن ُع َم َر َرض َي هللاُ َع ْن ُه َما َع ِن الن‬
َ ‫َِّب‬

‫ ََ ُكلُّ ُك ْم َر ٍاع‬,ِِ‫ت َزْو ِج َها َوَولَ ِِد‬ ِ ‫ واملَرأَةُ ر‬,‫الرجل ر ٍاع علَى أ َْه ِل ب يتِ ِه‬ ِ ِ
ِ ‫اعيَّةٌ َعلَى ب ْي‬
َ َ ْ َ َْ َ َ ُ ُ َّ ‫ َو‬,‫ َواألَم ْْيُ َر ٍاع‬,‫َرعيَّتِ ِه‬

)‫ (متفق عليه‬.‫َوُكلُّ ُك ْم َم ْسئُ ْو ٌل َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬

Artinya : Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Kalian semua adalah pemimpin
dan ditanya atas kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan
bertanggungjawab atas kepemimpinanya, seorang istri adalah pemimpin pada rumah tangganya,
dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang pembantu (karyawan) adalah pemimpin
pada harta majikannya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya, dan kamu semua
pemimpin dan ditanya apa yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari Muslim)1

1
I Bukhari, Sahih Bukhari, vol. 7, 1986.

ii
iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM.... ………………………………………….…………........…i

MOTTO.... ………………………………………….…………........…………….ii

LEMBAR PEMBIMBING………………...……………………………………iii

LEMBAR PENGESAHAN……………………...……………………………….iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………...…...…..…...v

DAFTAR TABEL…………………………………………...…...…..………..…viii

KATA PENGANTAR……………………………………………..……………..ix

ABSTRAK………………………………………………………………………...xi

KEASLIAN TULISAN…………………………………………………………...xiv

PEDOMAN TRANSLIT………………………………………………………….xv

BAB I PENDAHULUAN………………………....……………………………….1

A. Konteks Penelitian ...............………..…………………….…...…1

B. Fokus Penelitian …………….……….......……………………..…9

C. Tujuan Penelitian ……………………………..………………......9

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….10

E. Penelitian Terdahulu …..........……………………..…………….11

F. Definisi Istilah……………………………………………………..17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………....…………………………….20

A. Kepemimpinan……………………....……………………………20

B. Inovasi Pendidikan………..........................……………...............44
v
C. Pondok Pesantren………..........................…………….................68

D. Kepemimpinan Pondok Pesantren………...................................78

E. Kepemimpinan Inovasi Kiai dalam inovasi pendidikan……….80

F. Kerangka Penelitian……………………………………………...83

BAB III METODE PENELITIAN ……………………......……………...…….84

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………...……………..……84

B. Kehadiran Peneliti………..............……….………………..…....86

C. Latar Penelitian……….................………….……………….…..88

D. Data dan Sumber Data …....…………………..………………..89

E. Pengumpulan Data ……..................…….......….………………90

F. Analisis Data ………..............……...........……….....……………94

G. Keabsahan Data ……………...........………...……..………........97

BAB IV PAPARAN DATA…………………………………………...………...99

A. Biografi Tokoh………..........................……………..........................99

B. Sejarah Lembaga………..........................…………….....................101

C. Paparan Data………..........................……………................…........104

D. Hasil Penelitian………..........................……………................…….152

BAB V PEMBAHASAN………...........................…………................………....161

A. Pembahasa………..........................……………................…………161

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan……...…..........................……………................…...…..184

B. Saran……….............................……………................…………........185

vi
Daftar Pustaka……….............................……………................……………......186

Lampiran – Lampiran

vii
DAFTAR TABEL
1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian....................……………................….15

2.1 Macam-Macam Kepemimpinan....................……………................………..41


3.1 Kerangka Penelitian……………………………………………………….…84
4.1 Hasil Temuan…………………………………………………………………160

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan

limpahan nikmat-Nya sehingga tesis dengan judul “ Kepemimpinan K.H. Achmad

Ghonim Jauhari Dalam Inovasi Pendidikan Pesantren Di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember”, ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

menuntun ummatnya menuju agama Allah sehingga tercerahkann nnmlah kehidupan

saat ini.

Dalam penyusunan tesis ini, banyak pihak yang terlibat dalam membantu

penyelesaiannya. Oleh karena itu patut diucapkan terima kasih teriring do’a

jazaakumullahu ahsanal jaza kepada mereka yang telah banyak membantu,

membimbing, dan memberikan dukungan demi penulisan tesis ini.

1. KH. Achmad Sadid Jauhari dan keluarga selaku pengasuh PP. Assunniyyah dan ketua

Yayasan Universitas Al-Falah As-Sunniyyah (UAS) yang selalu mencurahkan

waktunya untuk mendidik semua santrinya termasuk penulis.

2. KH. Achmad Ghonim Jauhari dan keluarga yang telah bersedia memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian saya juga selaku pengasuh PP. Assunniyyah Induk dan PP.

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yang selalu mencurahkan waktunya untuk

mendidik semua santrinya termasuk penulis.

3. Rizal Mumazziq Zionis, M.H.I selaku Rektor Universitas Al falah As sunniyyah

Kencong Jember yang telah memberikan ijin dan bimbingan yang bermanfaat.

4. Dr. Titin Nur Hidayati, S,Ag.,M.Pd.I selaku Direktur Pascasarjana Universitas Al


ix
falah As sunniyyah Kencong Jember yang telah memberikan motivasi, sekaligus

memberikan banyak ilmu kepada kami disini.

5. Nanang Budianto M.Pd.I Sebagai Kaprodi Pascasarjana Universitas Al falah As

sunniyyah Kencong Jember yang telah memberikan motivasi, sekaligus

memberikan banyak ilmu dan bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan

arahan dalam penyusunan tesis.

6. Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I tesis yang

selalu memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya demi

kelancaran penulisan tesis ini.

7. Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.S.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian ini berjalan dengan

lancar sampai selesai.

8. Seluruh Dosen Pascasarjana Universitas Al falah As sunniyyah Kencong Jember

yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik dan membimbing selama penulis

menempuh pendidikan di almamater tercinta.

9. Kepada calon istri yang selalu memberikan dukungan dan doa serta selalu sabar

dalam membantu semua urusan kuliah dan urusan keluarga

10. Kepada kedua orang tua saya yakni siti romlah dan Abdul Wahid yang telah selalu

mendukung dan mendo’akan anaknya dalam perjalanan kuliah S2 ini.

Jember, 10 Mei 2023

Muhammad Bahrul Ula


Nimko : 2144990025

x
ABSTRAK
Muhammad Bahrul Ula 2023:“Kepemimpinan K.H. Achmad Ghonim Jauhari Dalam Inovasi
Pendidikan Pesantren Di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong
Jember ”.

Kata Kunci : Kepemimpinan Dalam Inovasi Pendidikan Pesantren


kepemimpian kyai menjadi ujung tombak dari pondok pesantren. Sebagai pemimpin
berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu lembaga
pendidikan. Seorang pemimpin mempunyai amanah dan harus mampu membawa perubahan,
karena perubahan adalah tujuan pokok dari kepemimpinan Pondok pesantren lahir sebagai
perwujudan dari dua keinginan yang bertemu. Keinginan orang yang menimba ilmu sebagai bekal
hidup (santri) dan keinginan orang yang secara ikhlas mengajarkan ilmu dan pengalamannya
kepada umat (Kyai).
Fokus Penelitian : 1)Bagaimana inovasi pendidikan KH. Achmad Ghonim Jauhari di
Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember? 2)Bagaimana pola kepemimpinan
KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam mengeinovasi pendidikan di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember? 3)Faktor apa saja yang menghambat dan mendorong
inovasi pendidikan pesantren Oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember?
Tujuan penelitian : 1)Mendeskripsikan dan mengkaji bentuk inovasi pendidikan pesantren
oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong
Jember. 2)Mendeskripsikan dan mengkaji pola kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari
dalam dalam Menginovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari
Kencong Jember. 3)Mendeskripsikan faktor Pendorong dan penghambat inovasi KH. Achmad
Ghonim Jauhari dalam menginovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al
Jauhari Kencong Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenisnya (field reserach). Teknik
pengumpulan data dengan cara : (1) Observasi semi partisipan, (2) Wawancara semi terstruktur,
dan (3) dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model intraktifMiles Huberman
dan Saldana dengan langkah-langkah : (1) pengumpulan data, (2) Kondensasi data, (3) penyajian
data dan, (4) penarikan kesimpulan. Untuk keabsahan data menggunakan triangulasi dan member
chek. Triangulasi yang digunakan ada tiga yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode
Hasil Penelitian : 1). Bentuk Inovasi pendidikan pesantren KH. Achmad Ghonim Jauhari
di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong terdapat empat inovasi yaitu Pendidikan
Formal, Tahfidzul Qur’an, Ndaltim/Madin dan Pembagian Asrama 2).Pola Kepemimpinan KH.
Achmad Ghonim Jauhari dalam menginovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari terdapat kolaborasi pola yakni pola kepemimpinan demokratis dan dalam
keadaan dan kondisi serta orang yang di hadapi menggunakan pola kepemimpinan otoriter 3).
Faktor pendukung KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan pesantren di Pondok
Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember adalah Peran Pasangan, Dana KBIHU
Assunniyyah Al Jauhari, Achivement Santri dan Critical Guardian Wali Santri.
Sedangkan faktor penghambat KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan
pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yakni Biaya
Prasarana, Naughty Santri dan Troubled Wali Santri
xi
11
ABSTRACT
Muhammad Bahrul Ula 2023:“Leadership of K.H. Achmad Ghonim Jauhari in Islamic
Boarding School Education Innovation at Assunniyyah Al Jauhari Kencong
Jember Islamic Boarding School”.

Keywords: Leadership in Islamic Boarding School Education Innovation

Kyai leadership becomes the spearhead of Islamic boarding schools. As a leader, it


functions to ensure that all duties and obligations are carried out within an educational
institution. A leader has a mandate and must be able to bring about change, because change is
the main goal of leadership. Islamic boarding schools are born as a manifestation of two desires
that meet. The desire of people who gain knowledge as a provision for life (santri) and the desire
of people who sincerely teach their knowledge and experience to the people (Kyai).
Research Focus: 1) How is the educational innovation of KH. Achmad Ghonim Jauhari at
the Assunniyyah Al Jauhari Kencong Islamic Boarding School in Jember? 2) What is the
leadership pattern of KH. Achmad Ghonim Jauhari in innovating education at the Assunniyyah
Al Jauhari Kencong Islamic Boarding School, Jember? 3) What are the factors that hinder and
encourage innovation in Islamic boarding schools By KH. Achmad Ghonim Jauhari at the
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Islamic Boarding School in Jember?
Research objectives: 1) To describe and examine the form of pesantren education
innovation by KH. Achmad Ghonim Jauhari at Assunniyyah Al Jauhari Kencong Islamic
Boarding School, Jember. 2) Describe and examine KH's leadership patterns. Achmad Ghonim
Jauhari in Innovating Islamic boarding school education at the Assunniyyah Al Jauhari
Kencong Islamic Boarding School, Jember. 3) Describe the driving and inhibiting factors of
KH innovation. Achmad Ghonim Jauhari in innovating Islamic boarding school education at
the Assunniyyah Al Jauhari Kencong Islamic Boarding School, Jember.
This research uses a qualitative approach, its type (field research). Data collection
techniques by: (1) semi-participant observation, (2) semi-structured interviews, and (3)
documentation. While data analysis uses the interactive model of Miles Huberman and Saldana
with the steps: (1) data collection, (2) data condensation, (3) data presentation and, (4) drawing
conclusions. For the validity of the data using triangulation and member checks. There are three
triangulations used, namely source triangulation and method triangulation
Research Results: 1). Forms of Innovation in Islamic Boarding School KH. Achmad
Ghonim Jauhari at the Assunniyyah Al Jauhari Kencong Islamic Boarding School there were
four innovations namely Formal Education, Tahfidzul Qur'an, Ndaltim/Madin and Dormitory
Distribution 2).KH. Leadership Pattern. Achmad Ghonim Jauhari in innovating Islamic
boarding school education at the Assunniyyah Al Jauhari Islamic Boarding School there is a
collaboration pattern, namely the pattern of democratic leadership and in circumstances and
conditions and people who are faced using an authoritarian leadership pattern 3). Factors
supporting KH. Achmad Ghonim Jauhari in Islamic boarding school education innovation at
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember Islamic Boarding School is the Role of Spouses,
KBIHU Assunniyyah Al Jauhari Fund, Santri Achivement and Critical Guardian Wali Santri.
While the inhibiting factor KH. Achmad Ghonim Jauhari in Islamic boarding school education
innovation at Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember Islamic Boarding School, namely
Infrastructure Costsn, aughty Santri and Troubled Wali Santri.

xiii
‫امللخص‬
‫حممِد حبر األوى‪" :٢٠٢٣‬قيادة كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار تعليم املدرسة الداخلية اإلسالمية يف مدرسة السنية اجلوهري‬
‫كنشونج مجرب "‪.‬‬

‫الكلمات املفتاحية‪ :‬الرايدة يف ابتكار تعليم مدرسة داخلية إسالمية‬


‫أصبحت قيادة كياي رأس حربة املدارس الداخلية اإلسالمية‪ .‬كقائد ‪ ،‬يعمل على ضمان تنفيذ مجيع الواجبات‬
‫قادرا على إحداث التغيري ‪ ،‬ألن التغيري هو اهلدف الرئيسي‬ ‫وااللتزامات داخل مؤسسة تعليمية‪ .‬للقائد تفويض وجيب أن يكون ً‬
‫تدبريا‬
‫للقيادة ‪ ،‬ولدت املدارس الداخلية اإلسالمية كتعبري عن رغبتني تلتقيان‪ .‬رغبة األشخاص الذين يكتسبون املعرفة ابعتبارها ً‬
‫للحياة ورغبة األشخاص الذين يعلمون بصدق معارفهم وخرباهتم للناس‬
‫حمور البحث‪ )1 :‬كيف يتم االبتكار الرتبوي لـكياهي أمحد غنيم اجلوهري يف مدرسة السنة اجلوهرية الداخلية اإلسالمية‬
‫يف مجرب؟ ‪ )2‬ما هو منط قيادة حزب العدالة والتنمية‪ .‬أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار التعليم يف املدرسة السننية اجلوهري كنكونج‬
‫اإلسالمية الداخلية ‪ ،‬مجرب؟ ‪ )3‬ما هي العوامل اليت تعيق وتشجيع االبتكار يف املدارس الداخلية اإلسالمية بواسطة كياهي أمحد‬
‫غنيم اجلوهري يف مدرسة السنة اجلوهرية الداخلية اإلسالمية يف مجرب؟‬
‫أهداف البحث‪ )1 :‬وصف ودراسة شكل االبتكار التعليمي املعهدي من قبل كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف مدرسة‬
‫السنة اجلوهرية الداخلية اإلسالمية ‪ ،‬مجرب‪ )2 .‬وصف ودراسة أمناط القيادة كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار تعليم املدرسة‬
‫الداخلية اإلسالمية يف املدرسة السننية اجلوهرية كنكونج اإلسالمية الداخلية ‪ ،‬مجرب‪ )3 .‬وصف العوامل الدافعة واملثبطة البتكار‬
‫كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار تعليم املدرسة الداخلية اإلسالمية يف املدرسة السننية اجلوهري كنكونج اإلسالمية الداخلية ‪،‬‬
‫مجرب‪.‬‬
‫يستخدم هذا البحث املنهج النوعي ‪ ،‬نوعه (البحث امليداين)‪ .‬تقنيات مجع البياانت عن طريق‪ )1( :‬مالحظة شبه‬
‫مشارك ‪ )2( ،‬مقابالت شبه منظمة ‪ ،‬و (‪ )3‬توثيق‪ .‬بينما يستخدم حتليل البياانت النموذج التفاعلي ابخلطوات‪ )1( :‬مجع‬
‫البياانت ‪ )2( ،‬تكثيف البياانت ‪ )3( ،‬عرض البياانت ‪ )4( ،‬استخالص النتائج‪ .‬لصحة البياانت ابستخدام التثليث والتحقق‬
‫من األعضاء‪ .‬هناك ثالثة أشكال من املثلثات املستخدمة ‪ ،‬وهي تثليث املصدر وطريقة التثليث‬
‫نتائج البحث‪ .) 1 :‬أشكال االبتكار يف املدرسة الداخلية اإلسالمية كياهي أمحد غنيم اجلوهري يف مدرسة السنة‬
‫اجلوهرية الداخلية اإلسالمية كان هناك أربعة ابتكارات وهي التعليم النظامي ‪ ،‬وحتفيظ القرآن ‪ ،‬وندالتيم ‪ /‬مدين ‪ ،‬وتوزيع السكن‬
‫‪ .) 2‬أمحد غنيم اجلوهري يف ابتكار تعليم إسالمي داخلي ابملدرسة الداخلية السنية اجلوهري اإلسالمية هناك منط تعاون ‪ ،‬أال وهو‬
‫منط القيادة الدميقراطية ويف الظروف واألحوال واألشخاص الذين يواجهون ابستخدام منط القيادة االستبدادي ‪ .)3‬العوامل اليت‬
‫تدعم كياهي أمحد غنيم جوهري يف ابتكار التعليم يف املدارس الداخلية اإلسالمية يف مدرسة الصونية اجلوهري كنكونج مجرب‬
‫اإلسالمية الداخلية هو دور األزواج ‪ ،‬صندوق اجملموعة مجاعة احلاج والطالب الناجح و ويل الطالب له فكرة ‪.‬بينما العامل املانع‬
‫كياهيأمحد غنيم اجلوهري يف ا بتكار التعليم يف املدارس الداخلية اإلسالمية يف مدرسة الصونية اجلوهري كنكونج مجرب اإلسالمية‬
‫الداخلية ‪ ،‬وهي تكاليف البنية التحتية ‪ ،‬نويت الطالب ‪ ،‬وايل املضطرب وايل الطالب‬

‫‪xiii‬‬
‫‪ii‬‬
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Muhammad Bahrul Ula
Tempat, tanggal lahir : Jember, 06 April 1997
NIM : 2144990025
Jurusan : S2 Pendidikan Agama Islam
Kampus : Universitas Al Falah As Sunniyyah
Alamat : Kencong – Jember

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa TESIS yang berjudul :


”Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari Dalam Inovasi Pendidikan
Pesantren Di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember”
yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiat atau saduran dari TESIS orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabutnya predikat kelulusan
dan gelar kesarjanaannya)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kencong, 06 Juni 2023


Mahasiswa

Muhammad Bahrul Ula


NIM. 2144990025

iii
xiv
PEDOMAN TRANSLIT
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫أ‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa ḥ ha (dengan titik di


bawah)

‫خ‬ Kha Kh ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Ra R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy es dan ye

‫ص‬ Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Ḍad ḍ de (dengan titik di


bawah)

xviv
‫ط‬ Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Ẓa ẓ zet (dengan titik di


bawah)

‫ع‬ `ain ` koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

‫ﮬ‬ Ha H Ha

‫ء‬ Hamzah ‘ Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ye

xvi
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pondok pesantren. ialah lembaga pendidikan. tertua di Indonesia yang sangat

menarik untuk diteliti dan dibahas. Pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan

keagamaan Islam yang tumbuh. dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren

adalah lembaga tradisional yang dalam bacaan. tekhnis berarti tempat yang dihuni oleh

para santri yang mencari ilmu.1

Pondok pesantren sebagai lembaga. tertua saat ini menjadi salah satu sorotan

publik yang juga memiliki karakteristik. dalam hal pendidikan, yaitu pertama:

terjalinnya hubungan yang sangat akrab. antara kyai dengan santri dan santri dengan

santri. kedua: kyai disamping sebagai. pemilik pesantren juga sebagai pengasuh,

pendidik, dan orang tua bagi santri. dengan otoritas penuh pesona, kyai penentu utama

Pesantren. Ketiga: pemeliharaan. yang sangat kuat terhadap literatur-literatur klasik

yang dikenal dengan kitab-kitab. kuning. Pesantren sangat berkaitan erat dengan kitab

kuning karena memang untuk. kurikulum sendiri di pesantren tidak seperti di sekolahan

formal namun di berikan. kebebasan dalam menentukkan kurikulum bahkan kitab

kuning. Seperti undang. – undang kepesantrenan yang terdapat pada pasal 1 ayat 2

nomer 18 tahun 2019. yang berbunyi :

Pendidikan. pesantren ini sesuai dengan undang-undang republik Indonesia


nomor 18. tahun 2019 pasal 1 ayat 2. Pendidikan Pesantren adalah
pendidikan. yang diselenggarakan oleh Pesantren dan berada di lingkungan

1
Sulthon Masyhud dan Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Press, 2003), 54.

1
2

Pesantren. dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan


Pesantren. dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola
pendidikan. muallimin.2
Pondok,pesantren lahir sebagai perwujudan dari dua keinginan yang bertemu.

Keinginan,orang yang menimba ilmu sebagai bekal hidup (santri) dan keinginan orang

yang,secara ikhlash mengajarkan ilmu dan pengalamannya kepada umat (Kyai).

Pendidikan,pesantren mempunyai iklim belajar yang kondusif, hal ini didukung oleh

seorang,kyai (sebagai pemimpin), ustadz (guru), santri dan wali santri secara sinergis

sesuai,kapasitas dan kapabilitasnya masing-masing sehingga terwujudnya kenyamanan

pendidikan,atara bebera elemen pendidikan menjadikan tujuan dan visi serta misi

pendidikan,akan tercapai. Oleh karna itu, kepemimpian kyai menjadi ujung tombak

dari pondok pesantren.3 Sebagai pemimpin berfungsi untuk memastikan seluruh tugas

dan kewajiban dilaksanakan di dalam suatu lembaga pendidikan. Seorang pemimpin

mempunyai,amanah dan harus mampu membawa perubahan, karena perubahan adalah

tujuan pokok,dari kepemimpinan, sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW.

َ ‫اع َوكُلُّكُ ْم َم ْسئ ُ ٌل‬


‫ َواأل َ ِمي ُْر‬,ِ‫ َر ِعيَّتِه‬,‫عن‬ ٍ ‫ كُلُّكُ ْم َر‬:َ‫سلّ َم قاَل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ع ْن ُه َما‬
َ ‫ع ِن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ع ِن ب ِْن عُ َم َر َر‬
َ ‫َو‬

َ ,‫اع َوكُلُّكُ ْم َم ْسئ ُ ْو ٌل‬


.ِ‫ع ْن َر ِعيَّتِه‬ ٍ ‫ فَكُلُّكُ ْم َر‬,ِ‫ت زَ ْو ِج َها َو َولَ ِده‬ َ ٌ‫ َوال َم ْرأَة ُ َرا ِعيَّة‬,ِ‫علَى أ َ ْه ِل بَ ْيتِه‬
ِ ‫علَى بَ ْي‬ ٍ ‫الر ُج ُل َر‬
َ ‫اع‬ َّ ‫ َو‬,‫اع‬
ٍ ‫َر‬

)‫(متفق عليه‬

Artinya, : “ Dari Ibn Umar ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda : “
Kalian,semua adalah pemimpin dan ditanya atas
kepemimpinannya, ,seorang suami adalah pemimpin dalam
keluarganya dan,bertanggungjawab atas kepemimpinanya, seorang
istri adalah,pemimpin pada rumah tangganya, dan bertanggung
jawab atas,kepemimpinannya, seorang pembantu (karyawan)

2
UUD Pendidikan Pesantren NO 18 Tahun 2019
3
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES, 1990), 89.
3

adalah,pemimpin pada harta majikannya dan bertanggungjawab


atas,kepemimpinannya, dan kamu semua pemimpin dan ditanya
apa,yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari Muslim)4

Sebagaimana,dijelaskan oleh Rivai dan Arifin yang mengutip pendapat James M.

Black bahwa,Leadership is capability of persuading others to work together undertheir

direction as,a team to accomplish designated objectives (Kepemimpinan adalah

kemampuan,meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pimpinannya

sebagai,suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu). 5 Dengan

demikian,seorang pemimpin adalah seseorang yang unik dan tidak diwariskan secara

otomatis. ,Akan tetapi, untuk menjadi pemimpin haruslah memiliki karakteristik

tertentu,yang timbul pada situasi-situasi yang berbeda. Sosok yang menjadi penentu

kondisi,dan stiuasi ligkungan pendidikan ataupun pesantren yang di kelola itulah kiai

seorang,ulama dan pemimpin.

Selain,sebagai ulama’, dalam pondok pesantren kyai juga berperan sebagai

Pemimpin,organisasi pendidikan. Sehingga Arifin mengungkapkan bahwa:“ dalam

pesantren,kyai memiliki otoritas, wewenang yang menentukan semua aspek kegiatan

pendidikan,dan kehidupan agama atas tanggung jawabnya sendiri ”.6

Kepemimpinan,harus ada jika suatu organisasi hendak berjalan efektif. Oleh

sebab itu,kepemimpinan dalam organisasi adalah kepemimpinan administratif atau

4
I Bukhari, Sahih Bukhari, vol. 7, 1986.
5
Veithzal Rivai and Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun Superleadership Melalalui
Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) 80.
6
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng (Jombang: Kalimasahada
Press, 1993) 78.
4

kepemimpinan,manajerial. Karena pemimpin dalam organisasi merupakan manajer

yang,menjalankan fungsi-fungsi manajemen sejak dari perencanaan (planning),

pengorganisasian, (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan (controlling)

dalam rangka,mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Menurut,Soebardi dan John “Lembaga-lembaga pesantren itulah yang paling

menentukan,watak keislaman dari kerajaan-kerajaan islam dan yang memegang peran

penting bagi,penyebaran islam sampai ke pelosok-pelosok. Dari lembaga-lembaga

pesantren,itulah usul-usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran Islam di Asia

Tenggara, ,yang tersedia secara terbatas, yang dikumpulkan oleh pengembara-

pengembara,pertama dari perusahaan-perusahaan dagang belanda dan Inggris sejak

akhir abad,ke-16. Untuk dapat betul-betul memahami sejarah Islamisasi di wilayah ini,

kita harus,mulai mempelajari lembaga-lembaga pesantren tersebut, karena lembaga-

lembaga,inilah yang menjadi anak panah penyebaran islam diwilayah ini. 7 Salah satu

pondok,tertua di Indonesia adalah sidogiri, tebuireng dan salafiyah situbondo,

Assunniyyah,juga ikut andil mewarnai di masa lampau namun dengan berjalanya

waktu dan,kondisi berkembanglah dengan bermunculan pesantren cabang darinya

termasuk,adalah pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

Pondok,pesantren Assunniyah Al Jauhari adalah sebuah pondok pesantren di

kabupaten,Jember, Jawa Timur Pondok pesantren yang berada di Desa Kencong

kurang,lebih 45 km dari pusat kota Jember dan kurang lebih 23 km dari kota Lumajang

7
Imron Arifin, Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng, 4.
5

Pondok,pesantren Assunniyah Al Jauhari Kencong merupakan pondok pesantren yang

masih,mempertahankan sistem salaf dalam setiap kegiatan belajar, dalam arti lebih

memprioritaskan,pendidikan agama dan pendalaman kitab kuning, dengan

memisahkan,antara santri putra dan santri putri dalam ruangan yang berbeda.8

Pondok,Pesantren Assunniyyah Al Jauhari didirikan oleh KH. Ghonim Jauhari

yang biasa,disapa akrab oleh santrinya Buya atau juga masyarakat menyapanya dengan

Kh. Achmad,Ghonim Jauhari pada tahun 2008 yang bermula dari seorang santri yang

Bernama,febri rahmatullah dkk yang datang ingin mondok di Assunniyyah Induk

sambil,sekolah formal di luar yaitu di Yunisma namun di pondok induk tidak

menyediakan,asrama khusus santri sambil sekolah formal di luar pondok dengan

keterbatasan,tempat akhirnya KH. Ghonim Jauhari mempunyai insiatif untuk

memberikan,tempat khusus bagi santri assunniyyah yang menginginkan untuk sekolah

formal di luar,pesantren yang bertempat di ruang kamar bekas Mas Aniq. Jadi Pondok

Pesantren,Assunniyyah Al Jauhari masih bagian dari pondok pesantren Assunniyyah

Induk namun,beriring waktu telah resmi mendapatkan Surat Keterangan Perizinan

Oprasional,mulai melapaskan diri dari peraturan pondok Assunniyyah Induk dan

memiliki, kebijakan tersendiri namun tetap bercermin ke pondok Assunniyyah Induki

dari segala,aspek. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari

sendiri saat,memberikan pesan dan pengajian pada santri.9

8
Zainul Musthofa, Wawancara (Kencong, 20 Oktober 2022)
9
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Oktober 2022)
6

Menurut Bu Nyai Nur Aini Faridah istri Ke 3 Beliau selaku pemangku juga

sekaligus pengasuh di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari pola kepemimpinan

yang awal di pondok pesantren, seperti pada pondok umumnya menganut monarki, jadi

kyai sebagai eksekutif, legislative dan yudikatif serta mayoritas santri masih bersekolah

di luar pesantren yakni di Yunisma yang bertempat di barat pesantren dan selatan

masjid besar Al Falah kencong jember, namun setelah berselang beberapa tahun mulai

berkembang pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari dengan beberapa konflik di

dalamnya akhirnya pondok Assunniyyah Al Jauhari mampu mendirikan beberapa unit

lembaga pendidikan supaya tidak bertergantungan dengan sekolah atau Lembaga luar

pesantren. SMP menjadi unit Lembaga pertama berdiri dengan memusatkan

pembelajarannya pada siang hari lalu berdirilah Madrasah Diniyah pagi mulai tingkat

Madrasah DiniyahTakmiliyah Ula, Wustha dan Ulya yang sekarang sudah resmi di

akui oleh pemerintah lalu di susul dengan berdirinya MA Assunniyyah Al Jauhari dan

yang baru di resmikan kemarin Oleh bupati Jember yang Baru Bpk Hendy Yakni SMK

Assunniyyah Al Jauhari."10

Sosok KH. Ahmad Ghonim Djauhari menurut Ust Qusyairi." "beliau adalah

pemimpin yang mengedepankan kemasalahatan, dan beliau adalah motivator untuk

semua santri, dan sebagai pengambil keputusan, karena semua masalah yang ada di

pondok, keputusan finalnya ada di KH. Achmad Ghonim Jauhari dan beliau adalah

seorang Inovator". Dewasa ini memang sedang terjadi proses perubahan dalam tubuh

10
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 21 Oktober 2022)
7

pondok pesantren baik perubahan karena pengaruh luar maupun dari dalam pesantren

sendiri. Hal yang patut dipertanyakan ialah apakah lembaga pendidikan tradisional ini

akan mampu bertahan terhadap perubahan sosial dan arus modernisasi yang sedang

berjalan dewasa ini. Jawabannya tergantung pada daya mampu dan tanggap lembaga

itu sendiri dalam menjawab tantangan tersebut.11

Dalam strategi pendidikan untuk memepertahankan kekhasan kesalafannya

KH.Achmad Ghonim menggunakan beberapa strategi, salah satunya adalah strategi

kualitas. Dengan mengelompokkan kemampuan dari peserta didik tersebut dengan

membuat beberapa asrama yang khusus berbeda tingkat kurikulumnya menyesuaikan

dengan kemampuan santri tersebut. Ada yang khusus pendalaman kitab kuning

berdomisili di dalem timur yang semua kegiatan keagamaanya mengikuti pondok

Induk juga sekolah diniyah yang menekankan sisi muhafadzohnya atau hafalan serta

menjadikan syarat dari kenaikan kelas diniyah begitu pula formal namun bagi santri

yang tinggal di asrama dalem timur, formalnya tetap di asrama al jauhari 01 jadi tidak

naiknya diniyah tidak mempengaruhi formalnya, jika kemampuan hafalannya rendah

maka bertempat di asrama al jauhari 01 yang membuka Lembaga diniyah tersendiri

dengan tidak menjadikan hafalan atau muhafadzoh sebagai persyaratan kenaikan kelas

dan memiliki Lembaga formal tersendiri yaitu SMP, MA dan SMK serta BLK

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember. Seperti halnya yang di tuturkan oleh ketua

pengurus Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Ust. Maksum "Pondok Pesantren

11
Qusyairi, Wawancara (Kencong, 22 Oktober 2022)
8

Assunniyyah Al Jauhari memiliki beberapa Unit Pendidikan formal dan non formal

serta beberapa asrama untuk menunjang dan ke fokusan santri dalam menekuni bidang

tersendiri mulai dari Tahfidzul Qur'an dll.12

Pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari telah melakukan inovasi pada sistem

pendidikannya sehingga pondok tersebut cukup mempengaruhi pemikiran pendidikan

masyarkat dan pondok pondok disekitarnya. Dengan data data tersebut, memang ada

inovasi yang dilakukan oleh kyai Ghonim di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari, sehingga system pendidikan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

berbeda dari sebelumnya, langkah langkah tersebut adalah indikasi kepemimpinan dari

seorang kyai Ghonim sebagai pengasuh, sehingga melalui indikasi tersebut masih

dimungkinkan banyak lagi langkah dan strategi yang dilakukan oleh Kh. Achmad

Ghonim Jauhari yang menjadikan Pondok Pesantren Assunniyah Al Jauhari dibawah

kepemimpinan beliau berbeda dengan masa kepemimpinan KH. Djauhari Zawawi.13

KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam memimpin pesantren dengan model

kepemimpinan dan inovasinya yang menjadikan Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari semakin berkembang dan diterima oleh masyarakat, perlu dipelajari oleh

pesantren dan lembaga pendidikan didalam pesantren, karena perkembangan zaman

menuntut pesantren untuk terus berkembang sesuai dengan zamannya, dan KH.

Achmad Ghonim Jauhari dengan inovasi dan kepemimpinannya di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari bisa menjadi acuan dan contoh untuk lembaga lain.

12
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 23 oktober 2022)
13
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 21 oktober 2022)
9

Pemikiran-pemikiran diatas itulah yang mendasari perlunya dikaji sehingga

peneliti mengangkat judul " Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari Dalam

Inovasi Pendidikan Di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember".

Agar lembaga pendidikan islam dapat di lihat mutu/kualitas pendidikan dengan

mencetak generasi yang handal dan kompetitif dalam kehidupan masyarakat.

B. Fokus penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan, maka fokus dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana inovasi pendidikan Formal dan Non Formal KH. Achmad Ghonim

Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ?

2. Bagaimana pola kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ?

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat inovasi pendidikan pesantren KH.

Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember ?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan mengkaji bentuk inovasi pendidikan Formal dan Non Formal

pesantren oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember.


10

2. Mendeskripsikan dan mengkaji pola kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari

di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

3. Mendeskripsikan faktor Pendukung dan faktor penghambat inovasi KH. Achmad

Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai

berikut :

1. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

terhadap pengembangan pendidikan Islam.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada

pihak-pihak tertentu, antara lain :

a. Bagi Peneliti, Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan tentang kependidikan, khususnya tentang seputar inovasi pendidikan

dalam Kepemimpinan Kiai.

b. Bagi UAS Kencong Jember, sebagai pustaka dan sumber informasi untuk

penelitian sejenis.

c. Bagi Lembaga Pendidikan, menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk

menyusun inovasi pendidikan demi meningkatkan mutu pendidikan secara

berkelanjutan.

d. Bagi KH. Ghonim Jauhari serta Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari agar

semakin lebih baik lagi.


11

E. Penelitian Terdahulu

a. Jurnal, berjudul “Inovasi Dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren” di karang

oleh Muhammad Hasan mahasiswa institut agama islam negeri Pamekasan (2015)

Hasil penelitian yaitu inovasi adalah sebuah perubahan sosial seseorang

berbeda dengan pengembangan yang terletak pada kareksteristiknya.

Studi di atas sama dengan apa yang diteliti peneliti dari sisi inovasi pendidikan

dan pondok pesantren. Sedangkan sisi pembedanya terletak pada variabel pertama

peneliti membahas kepemimpinan kiai, namun peneliti di atas tidak menyinggung

kepemimpinan seorang kiai.14

b. Jurnal, berjudul “Rekonfirmasi Identitas Nyai di Pesantren” Oleh Syarifatul

Marwiyah Mahasiswa Pascasarjana UIN KHAS Jember (2016).15fokus penelitin ini

adalah:

Hasil Penelitiannya Menyatakan Bahwa Nyai Perempuan memiliki kesempatan

untuk memimpin pondok pesantren. Pendapat Masyarakat tetap menyatakan bahwa

pemimpin pondok adalah seorang kiai.

Perbedaan dengan penelitian kami adalah objek yang kami teliti kiai sedangkan

penelitian tersebut adalah seorang Nyai atau perempuan. Adapun sisi kesamaan

dengan penelitian kami sama-sama memimpin sebuah pondok pesantren yang mana

unsur didalam kepimimpinannya tidak jauh beda.

14
Muhammad Hasan, “Inovasi Dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren,” KARSA: Journal of
Social and Islamic Culture 23, no. 2 (2015): 296–306.
15
Syarifatul Marwiyah, “Rekonfirmasi Identitas Nyai Di Pesantren,” Jurnal Fenomena 15 (2016).
12

c. Jurnal, berjudul “Gaya Kepemimpinan Kharismatik Kh. Muhammad Dawam Saleh

Dalam Manajemen Pondok Pesantren Al-Islah Sendangagung Paciran Lamongan”

di karang oleh Muslih mahasiswa Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan

(2019).16 Hasil penelitian yaitu sangat baik dalam memberikan manajemen pondok

serta terdapat beberapan pendorong juga penghambat kiai dalam memanajemen

pondok tersebut.

Persamaan dengan penelitian kami yaitu sama – sama membahas tentang

kepemimpinan seorang kiai. Sedangkan Perbedaannya peneliti memilih manajemen

sedangkan peneliti lebih memilih yang di bahas yaitu inovasi pendidikannya.

d. Jurnal, berjudul “Gaya Kepemimpinan Prof. Dr. Kh. Asep Saifuddin Chalim dalam

Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan di Pesantren” di teliti oleh heriyono.

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Istitut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto

(2021).17

Hasil penelitian yaitu kepemimpinan kiai yang otoriter dan kharismatik serta

melakukan banyak menjalin hubungan dengan para personal bawahannya.

Persamaan dengan penelitian kami sama dalam segi pembehasan

kepemimpinan kiai di pesantren. Sedangkan sisi perbedaanya adalah dalam segi

16
Maratus Sholihah and Muslih Muslih, “Gaya Kepemimpinan Karismatik KH Muhammad Dawam
Saleh Dalam Manajemen Pondok Pesantren Al Islah Sendangagung Paciran Lamongan,” Mudir: Jurnal
Manajemen Pendidikan 1, no. 2 (2019): 74–86.
17
Heriyono Heriyono et al., “Gaya Kepemimpinan Prof. Dr. Kh. Asep Saifuddin Chalim Dalam
Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Di Pesantren,” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam 2, no. 1 (2021): 21–30.
13

variabel kedua yakni motivasi dan inovasi, peneliti membahas tingkat motivasi

kalau peneliti lebih fokus ke inovasi pendidikan pesantren.

e. Tesis, berjudul “kepimpinan KH. Baidhowi Muslich dalam membentuk kultur

pesantren belajar di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang” di

karang oleh asrori mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

(2015).18

Hasil penelitian yaitu Kiai Baidhowi sangat berperan aktif dalam memberikan

dorongan dalam pengembangan pemberdayaan kebudayaan di pesantren tersebut

hingga berhasil.

Persamaan dengan judul penelitian peneliti, peneliti sama – sama membahas

kepemimpinan seorang kiai dalam lembaga pondok pesantren. Sedangkan sisi

perbedaannya adalah terletak pada keinginan yang di kehendaki dalam pesantren

tersebut.

Maka perbedaan hasil penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah tentang inovasi pendidikan pesantren dan pola kepemimpinan

Kh. Achmad Ghonim Jauhari serta factor penghambat dan penggeraknya.

f. Tesis berjudul“Kepemimpinan Kyai Dalam Pembaruan Pondok Pesantren (Studi

Multi Situs Di Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al Falah Kediri)”

18
Asrori Asrori, “Kepemimpinan KH. Baidhowi Muslich Dalam Membentuk Kultur Pesantren Study
Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang” (Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2014).
14

Oleh Winarto (2015) Mahasiswa IAIN Tulung Agung, Fokus penelitian ini adalah

:19

Hasil penelitian yaitu dampak kepemimpinan seorang kyai dalam manajemen

organisasinya yang mampu memperbarui, membekali dan menambah kemampuan

dalam mengatur pondok pesantren sehingga dengan kepemimpinan seorang kyai

mampu meningkatkan kualitas pembaruan dalam mencapai visi dan tujuan pondok

pesantren.

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama membahas tentang kepemimpinan

seorang kyai dalam meningkatkan kualitas dalam memimpin pondok pesantren.

Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana inovasi pendidikan

Kh. Achmad Ghonim Jauhari, pola kepemimpinan dan faktor-faktor yang yeng

terjadi di dalam pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari.

19
Winarto , Judul Tesis “Kepemimpinan Kyai Dalam Pembaruan Pondok Pesantren (Studi Multi Situs
Di Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al Falah Kediri)”. ( Tesis IAIN Tulung Agung
2015).
15

Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Nama, Judul
No Persamaan Perbedaan Orisinilitas
Penelitian, Tahun
1. Muhammad Hasan Persamaan dengan sisi pembedanya Kebaharuan dari
“Inovasi Dan penelitian kami terletak pada penelitian
Modernisasi yaitu sama – sama variabel pertama peneliti ada pada
Pendidikan Pondok membahas tentang kami membahas sosok KH.
Pesantren” (tahun kepemimpinan kepemimpinan Achmad
2015 institut agama seorang kiai kiai, namun Ghonim Jauhari
islam negeri peneliti di atas Yang tidak
Pamekasan) tidak pernah di kaji
menyinggung sebelumnya
kepemimpinan
seorang kiai.

2. Jurnal, berjudul Perbedaan dengan Adapun sisi Peneliti


“Rekonfirmasi penelitian kami kesamaan membicarakan
Identitas Nyai di adalah objek yang dengan sosok laki-laki
Pesantren” Oleh kami teliti kiai penelitian kami yang menjadi
Syarifatul Marwiyah sedangkan sama-sama pemimpim
Mahasiswa penelitian tersebut memimpin
Pascasarjana UIN adalah seorang sebuah pondok
KHAS Jember (2016) Nyai atau pesantren yang
perempuan mana unsur
didalam
kepimimpinanny
a tidak jauh
beda.
3. Muslih “Gaya Persamaan dengan Perbedaannya Subjek yang
Kepemimpinan penelitian kami peneliti memilih melakukan inti
Kharismatik Kh. yaitu sama – sama manajemen yang
Muhammad Dawam membahas tentang sedangkan kami memedakan
Saleh Dalam kepemimpinan lebih memilih dengan
Manajemen Pondok seorang kiai yang di bahas penelitian ini
Pesantren Al-Islah yaitu inovasi
Sendangagung Paciran pendidikannya
Lamongan” (tahun
2019 Institut Pesantren
16

Sunan Drajat
Lamongan)
4. Heriyono “Gaya Persamaan dengan motivasi dan Isi yang
Kepemimpinan Prof. penelitian kami inovasi, peneliti membahas
Dr. Kh. Asep sama dalam segi membahas seorang KH
Saifuddin Chalim pembehasan tingkat motivasi Achmad Ghonim
dalam Meningkatkan kepemimpinan kiai kalau kami lebih Jauhari juga dari
Motivasi Kerja di pesantren. fokus ke inovasi sisi Inovasinya
Karyawan di pendidikan lebih umur
Pesantren” (Tahun pesantren
2021 Institut Pesantren
Sunan Drajat
Lamongan)

5. Asrori “kepimpinan Persamaan dengan sisi perbedaannya Penelitian


KH. Baidhowi Muslich judul penelitian adalah terletak tersebut meneliti
dalam membentuk kami, peneliti sama pada keinginan KH. Baidhowi
kultur pesantren – sama membahas yang di Muslich
belajar di Pondok kepemimpinan kehendaki dalam sedangkan kami
Pesantren Anwarul seorang kiai dalam pesantren KH. Ahmad
Huda Karang Besuki lembaga pondok tersebut. Ghinim Jauhari
Malang” (Tahun 2014 pesantren kencong jember
Universitas Islam
Negeri Maulana Malik
Ibrahim.)
6. Winarto Persamaan dalam Sedangkan Penelitian lebih
“Kepemimpinan Kyai penelitian ini perbedaan dalam khusus tentang
Dalam Pembaruan adalah membahas penelitian ini sosok KH.
Pondok Pesantren tentang yaitu membahas Achmad Ghonim
(Studi Multi Situs Di kepemimpinan manajemen Jauhari dan objek
Pondok Pesantren seorang kyai dalam organisasi tempat penelitian
Lirboyo dan Pondok meningkatkan pembaruan dalam yaitu pondok
Pesantren Al Falah kualitas dalam menggerakkan pesantren
Kediri)” (Tahun 2015 memimpin pondok para bawahannya Assunniyyah Al
IAIN Tulung Agung,) pesantren. dalam organisasi Jauhari kencong
yang efektif di jember
17

dalam pondok
pesantren.

F. Definisi istilah

Dalam penelitian, judul merupakan rangkaian kata-kata, jelas dan mencerminkan


inti suatu penelitian. Oleh sebab itu, judul harus mengunakan kata-kata yang jelas,
leterer, singkat dan tidak merupakan pertanyaan, serta terhindar dari kata-kata yang
kabur dan tidak runtut.20 Maka, untuk memberikan arah serta menghindari timbulnya
salah penafsiran atau misinterpretation serta pengertian yang melebar dalam
menafsirkan isi dan juga substansi dari karya ilmiah (penelitian) ini, maka diperlukan
penegasan istilah dalam judul tersebut yang menjelaskan pengertian masing-masing
kata yang mendukung judul pada tesis ini, yakni sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
Menurut janda adalah sebuah identitas dengan elemen kekuasaan berdasarkan
perspektif para rakyat bahwa seseorang ini mempunyai kegiatan yang bisa merubah
tingkah laku dari rakyat yang di pimpinnya.21 Selain itu, Menurut Nasution
menyatakan bahwa sebuah bakat dari seseorang untuk bisa mendokrin
anggotanya.22 Sedangkan menurut Sudarwan Danim mendefinisikan kepemimpinan
adalah seorang pemimpin yang bisa menjadi sopir bagi orang lain serta mempunyai
wadah untuk orang lain mendapatkan pencerahan dan perubahan.23
Berdasarkan uraian di atas dapat disintesakan bahwa kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi orang lain yang dilakukan oleh KH Achmad Ghonim Jauhari

20
Muthmainnah Muthmainnah and Azwar Annas, “Pemanfaatan ‘Vlog’ Sebagai Media Pembelajaran
Dalam Meningkatkan Maharah Kalam Bagi Mahasiswa IAIN Kudus,” Arabia 12, no. 2 (2020): 123.
21
Udik Budi Wibowo, “Teori Kepemimpinan,” Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta
[skripsi].[internet].[diunduh 26 September 2017]. Tersedia pada: http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/tmp/C 20201113 (2011).
22
Wahyudin Nur Nasution, “Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah,” Jurnal Tarbiyah 22, no. 1 (2016).
23
Lailatu Rohmah, “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah,” Al-
Bidayah: jurnal pendidikan dasar Islam 6, no. 1 (2014).
18

yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu dan pelaksanaan pendidikan,


sebagai pemimpin di pondok pesatren mempunyai amanah untuk memimpin,
mengelola, mengatur suatu pesantren agar dapat terselenggara suatu proses belajar
mengajar dengan baik dan mampu memberikan inovasi agar mampu menjawab
tantangan zaman.
2. Inovasi Pendidikan
Menurut kristiawan Inovasi pendidikan adalah perubahan dari satu keadaan ke
keadaan yang lain agar supaya tujuan dari sebuah pendidikan bisa tercapai dengan
baik serta terdapat perubahan yang baru dari sebuah pendidikan.24Selain itu,
Menurut Syaefuddin perubahan dan tingkat dari beberapa pandangan sebelumnya
agar sebuah cita cita pendidikan bisa berjalan dengan lancar sesuai harapan. 25
Sedangkan Menurut rusdiana Inovasi Pendidikan adalah sebuah cara untuk
mengatasi suatu masalah di dalam pendidikan.26
Berdasarkan Uraian Dan Kajian diatas bahwa inovasi pendidikan adalah usaha
mengada-kan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik
dalam bidang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan
zaman yang terjadi di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari kencong.
3. Pondok Pesantren
Pengertian Pondok pesantren menurut Arif adalah lembaga yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu keagamaan, kependidikan dan sistem pengajaran.27
Selain itu, menurut imam bawani pondok pesantren adalah suatu pendidikan yang
menggunakan sisitem pengajran tradisional yang berpusat pada seorang kiai sebagai
mentor inti pendidikan dengan referensi kitab-kitab berbahasa arab dengan sebuah

24
Muhammad Kristiawan et al., “Inovasi Pendidikan,” Jawa Timur: Wade Group National Publishing
(2018).
25
Aan Ansori and Ahmad Fitriyadi Sari, “Inovasi Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19,” Jurnal
Literasi Pendidikan Nusantara 1, no. 2 (2020): 133–148.
26
A Rusdiana, “Konsep Inovasi Pendidikan” (Pustaka Setia, 2014).
27
muhamad Hasyim Arif, “Model Pendidikan Perguruan Tinggi Berbasis Pondok Pesantren (Studi
Kasus Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Pacet Mojokerto)” (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim,
2021).
19

asrama sebagai tempat tinggal mereka.28 Sedangkan dalam KBBI Pondok Pesantren
Adalah Tempat tinggal para santri atau murid-murid.29
Berdasarkan Pemaparan di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa pondok
pesantren adalah sebuah naungan bagi seorang yang ingin mendalami ilmu agama
atau sering di sebut dengan santri dan kiai sebagai pemangku utama dalam
menyusun sistem pengajaran dan materi.
Dari pemaparan definisi istilah maka bisa di simpulkan bahwa Kepemimpinan
KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan pesantren di pondok
pesantren Assunniyyah Al Jauhari yaitu mengetahui Pola atau Gaya beliau dalam
memperbarui system dan pembelajaran di pondok pesantren yang tidak terikat ketak
oleh aturan – aturan pemerintah. Oleh sebab itu, sangat menarik kita ketahui pola
kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam merubah dan membuat
pendidikan semenarik mungkin untuk bisa di terima oleh masyarakat.

28
Jalaludin Jalaludin, “Persimpangan Pendidikan Islam Tradisional Dan Modern Di Indonesia:
Mencari Titik Temu,” NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan 7, no. 1 (2020): 184–
197.
29
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (2018).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan.

Kepemimpinan perlu diperhatikan terutama dalam masyarakat, baik dalam

organisasi formal maupun non formal dimana selalu ada seseorang yang dianggap lebih

dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih kemudian diangkat atau

ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain. Biasanya orang

ini disebut pemimpin atau manajer.30 Landasan kepemimpinan menurut Al-Qur'an dan

Hadits antara lain: Surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

ُ ‫يها َويَ ْس ِف‬ِ ِ ِ ِ


ِ ِ ‫اعل ِِف ْاْلَر‬ ِ ِ ِ َ ُّ‫ال رب‬
‫ك‬ َ ‫يها َم ْن يُ ْفس ُد ف‬
َ ‫ض َخلي َفةً ۖ قَالُوا أ َََتْ َع ُل ف‬ْ ٌ ‫ك لل َْم ََلئ َكة إِِِّن َج‬ َ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬

‫ال إِِِّن أَ ْعلَ ُم َما ََل تَ ْعلَ ُمو َن‬


َ َ‫َك ۖ ق‬
َ ‫سل‬ ِ ِ ِ ِ ُ‫ال ِِدماء وََْنن ن‬
ُ ‫سبِ ُح ِبَ ْمد َك َونُ َق ِد‬
َ ُ َََ

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka

berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah:

30).31

30
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 78.
31
Herlan Ahmad Sulaeman, Syamil Al-Qur’an Terjemah Tafsir Perkata (Bandung: Syamil Quran,
2007), 6.

20
21

Jika dilihat dari ayat di atas, kekhalifahan manusia di muka bumi adalah suatu

bentuk karunia dari Allah, apapun yang ada di muka bumi ini telah dianugerahkan oleh

Allah dan Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah untuk menjaga,

memelihara, dan menggunakan segala sesuatu untuk mencapai keridhaan-Nya. Dengan

demikian, manusia bukanlah penguasa atau pemilik atas dirinya sendiri, melainkan

hanya perwakilan dari pemilik sebenarnya. Jika bukan karena ridha-Nya, tidak akan

ada seorang pun yang mendapat amanah kepemimpinan, baik kecil maupun besar. Oleh

karena itu, setiap amanat kepemimpinan harus dipertanggung jawabkan di hadapan

Tuhan. Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mengatur orang yang dipimpinnya,

mengarahkan orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama, menjaga dan

melindungi kepentingan orang yang dipimpinnya.32

Dalam surat an-Nisa' ayat 59 telah dijelaskan bahwa kata khalifah disebut juga

dengan kata Uli Amri. kata Uli Amri dari segi bahasa Uli adalah bentuk jamak dari

Waliy yang artinya pemilik atau yang mengatur dan menguasai. Bentuk jamak dari kata

tersebut menunjukkan bahwa mereka banyak, sedangkan kata al-amr adalah perintah

atau hal. Jadi, Uli Amri adalah orang yang berwenang mengurus urusan umat Islam.

Mereka adalah orang-orang yang diandalkan dalam menghadapi masalah-masalah

sosial. Siapa mereka? Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah

penguasa/pemerintah. Ada pula yang menyatakan dirinya ulama, dan pendapat ketiga

32
Saida Farwati, “Riya’dalam Perspektif Al-Qur’an: Analisis Pemikiran M. Quraish Shihab Dalam
Tafsir Al Misbah” (UIN Mataram, 2019), 187.
22

menyatakan bahwa mereka adalah wakil masyarakat dalam berbagai golongan dan

profesi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 59 yang berbunyi:

ِ‫وِل ْاْلَم ِر ِمنْ ُك ْۚم فَاِ ْن تَنَاز ْعتُم ِِف َشي ٍء فَرُّدوه اِ َِل ٓاّلل‬ َّ ‫اّللَ َواَ ِطْي عُوا‬ ِ ِ
ٰ ُْ ُ ْ ْ ْ َ ْ ْ ِ ُ‫الر ُس ْوَل َوا‬ ٰٓ ‫ٓاٰيَيُّ َها الَّذيْ َن آ َمنُ ْاوا اَطْي عُوا‬

ِ ِۗ ٓ ْ ‫الرسوِل اِ ْن ُكنْ تم تُؤِمنُو َن ِِب ّٓللِ والْي وِم‬


َ ‫اْل ِخ ِر ٓذل‬
ࣖ ‫ك َخ ْْيٌ َّواَ ْح َس ُن ََتْ ِويْ اًل‬ ْ َ َ ٰ ْ ْ ُْ ْ ُ َّ ‫َو‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika

kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-

Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.( Surat An-Nisa’

ayat 59).33

Ayat di atas memerintahkan kaum mukminin agar menaati putusan hukum dari

siapa pun yang berwewenang menetapkan hukum. Secara berurut dinyatakan-Nya

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dalam perintah-perintah-Nya yang

tercantum dalam al- Qur’an dan taatilah Rasul-Nya, yakni Muhammad SAW. dalam

segala macam perintahnya, baik perintah melakukan sesuatu maupun perintah untuk

tidak melakukannya, sebagaimana tercantum dalam sunnahnya yang shahih, dan

perkenankan juga perintah ulil amri, yakni yang berwewenang menangani urusan-

urusan kamu, selama mereka merupakan bagian di antara kamu, wahai orang-orang

33
Herlan Ahmad Sulaeman, Syamil Al-Qur’an Terjemah Tafsir Perkata, 87.
23

mukmin, dan selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah atau

perintah Rasul-Nya

Imam Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, “Dalam hadits ini disebutkan bahwa

pemimpin (penjaga) tidak dituntut karena substansinya. Bahkan ia ditahan untuk

menjaga apa yang dititipkan oleh pemiliknya. Oleh karena itu, dia tidak boleh

menggunakannya kecuali diizinkan oleh pengemban syariat.” Ulama lain mengatakan,

“Juga termasuk dalam lingkup umum ini adalah orang yang hidup sendiri tanpa istri

(atau suami), pembantu, dan tanpa anak, karena dia tetap menjadi pemimpin anggota

tubuhnya untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang

dilarang. baik berupa tindakan, perkataan, maupun keyakinan. Anggota badan,

kekuatan, dan indranya adalah hal-hal yang dipimpinnya. Kedudukan seseorang

sebagai pemimpin tidak menafikan keberadaannya sebagai yang dipimpin dari sudut

pandang lain.34

Berdasarkan ayat al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW tersebut dapat

disimpukan bahwa, kepemimpinan Islam itu adalah kegiatan menuntun, membimbing,

memandu dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.

1. Pengertian Kepemimpinan

Terdapat banyak ragam pandangan tentang pengertian kepemimpinan,

leadership. Antara lain Mulyadi memberikan definisi kepemimpinanadalah proses

mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut

34
Ahmad bin Ali ibnu Hajar Al-aṣhqolani, Kitab Ahkam (Jakarta: dar al fikr, 2010), 78.
24

untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa

para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,

memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan

kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.35

Sedangkan Robbins memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan

memengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian tujuan. Sumber dari

pengaruh mungkin bersifat formal, seperti yang diberikan pada jabatan manajerial

dalam organisasi.36 Sedangkan Baron memberikan definisi kepemimpinan sebagai

proses di mana satu individu memengaruhi anggota kelompok lain menuju

pencapaian tujuan kelompok atau organisasional yang didefinisikan. Sedangkan

pemimpin adalah individu dalam kelompok atau organisasi yang paling

berpengaruh terhadap orang lain.37

Robbins menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi

suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan. 38

Sementara itu, Marc Buelens Robert Kreitner, dan Angelo Kinicki mendefinisikan

kepemimpinan sebagai proses dimana seorang individu memengaruhi orang lain

untuk mencapai tujuan bersama.39

35
Mulyadi Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu (Malang:
UIN-Maliki Press, 2010), 1.
36
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior (new york: Pearson Education, 2003), 23.
37
Baron Greenberg, R, Behavior in Organizations (New Delhi: Prentice Hall, 2003), 87.
38
Robbins, Organizational Behavior, 27.
39
Marc Buelens Robert Kreitner, and Angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: irwin
Homewood, 1989), 90.
25

Sedangkan menurut Yukl mendefinisikan kepemimpinan adalah: Leader is

defined as influence process affecting the interpretation of even for follower, the

choice of objectives for the group or organization of work activites to accomlish the

objectives, the motivation of followers to achieve the objectives the maintenance of

cooperative relationship and teamwork, and the enlistment of support and

cooperative from people outside the group organization.40

Artinya kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi orang-orang di

dalam hal: mengiterprestasikan peristiwa (aspirasi) pengikutnya, pemilihan tujuan-

tujuan organisasi, pengorganisasian kegiatan kerja untuk mencapai tujuan,

pemberian motivasi kearah mencapai tujuan, dan pengerahan dukungan dan kerja

sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.

Sedangkan John W. Newstrom menyatakan kepemimpinan adalah tentang

memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi

ke arah efektivitas dan keberhasilan organisasi dimana mereka menjadi

anggotanya.41 Kepemimpinan adalah proses memengaruhi dan mendukung orang

lain untuk bekerja secara antusias menuju pada pencapaian sasaran. 42

Kepemimpinan merupakan faktor penting yang membantu individu atau kelompok

mengidentifikasi tujuannya, dan kemudian memotivasi dan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

40
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Jakarta: PT. Indeks 2010), 89.
41
John W. Newstrom, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill, 2011), 67.
42
John W Newstrom, Organizational Behavior, 2007.
26

J. Wesson Janson A.Colquitt, and Michel Jeffery mendefinisikan

kepemimpinan sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan

aktivitas pengikut ke arah pencapaaian tujuan. Arah tersebut dapat memengaruhi

interpretasi kejadian pengikut, organisaasi aktivitas pekerjaan mereka, komitmen

mereka terhadap tujuan utama, hubungan mereka dengan pengikut, atau akses

mereka pada kerja sama dan dukungan dari unit kerja lain.43

Menurut Goetsch dan Stanley dalam kutipan Benyamin kepemimpinan adalah

kemampuan untuk menginspirasikan orang guna menciptakan satu komitmen total,

diinginkan dan sukarela terhadap pencapaian tujuan organisasional atau melebihi

pencapaian tujuan tersebut.44 Selanjutnya Terry yang di kutip dalam karya Marno

dan Triyo Supriyanto, juga mengatakan Leadership is any contribution to the

establishment and attainment of group purposes.45 Beliau tidak memandang

kepemimpinan itu sebagai satu kesiapan, kemampuan atau energi belaka, tetapi ia

lebih menekankan kepemimpinan itu sebagai satu sumbangan dari setiap orang yang

dapat bermanfaat di dalam penetapan dan pencapaian tujuan "group" secara

bersama.

Menurut pandangan Ricard N. Osbon, kepemimpinan adalah proses

memengaruhi orang lain dan proses memfasilitasi usaha individual dan kolektif

43
J. Wesson Janson A.Colquitt, and Michel Jeffery, Organizational Behavior (New York: McGraw-Hill,
2011), 34.
44
Benyamin Molan, Manajemen Mutu Total (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), 12.
45
Marno and Triyo Supriyatno, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: Refika
Aditama, 2008), 78.
27

untuk menyelesaikan sasaran bersama.46 Gibson, Ivancevich, Donnelly dan

Konopaske menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan

pengaruh untuk memotivasi individu menyelesaikan beberapa tujuan. Pengertian ini

mengandung makna bahwa kepemimpinan menyangkut penggunaan pengaruh dan

semua hubungan interpersonal, pentingnya menjadi agen perubahan, dan memfokus

pada menyelesaikan tujuan.47

Terdapat bebepara kesamaan diantara banyak definisi diatas, yaitu : 1)

kepemimpinan adalah merupakan kemampuan memengaruhi orang lain dengan

menggunakan kekuasaannya, 2) kepemimpinan adalah suatu proses interaksi antara

pemimpin dan pengikut, 3) kepemimpinan terjadi pada berbagai tingkat dalam suatu

organisasi, dan 4) kepemimpinan memfokus pada penyelesaian tujuan bersama.

Dengan merujuk berbagai pendapat para pakar tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan individu

dengan menggunakan kekuasaannya melakukan proses memengaruhi, memotivasi,

dan mendukung usaha yang memungkinkan orang lain memberikan kontribusi pada

pencapaian tujuan organisasi.48

2. Pemimpin

Teori atau (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai

teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori berawal dari dan

46
Ricard N. Osbon, Organizations Behavior (New Jersey: John wiley & sons, 2011), 306.
47
James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, and Robert Konopaske Organizational
Behavior (New York: McGraw-Hill, 2012), 314.
48
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2015), 281.
28

masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi.49 Pertama kali diambil dari

dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh

tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara

tertentu. Winardi mengemukakan definisi leader sebagai berikut : “ …Leadership

is the relationship in which one person, or the leader, influences others to work

together willingly on related tasks to attain that which the leader desires". 50 Dari

definisi tersebut dapat kita menyimpulkan bahwa : aktivitas memimpin pada

hakikatnya meliputi suatu hubungan dan adanya satu orang yang mempengaruhi

orang-orang lain agar mereka mau bekerja ke arah pencapaian sasaran tertentu.

Pengertian menurut Suwanto, Pemimpin yaitu merupakan aspek dinamis

kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatuan.51 Tidak bisa dipisahkan dari

status (kedudukan), walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan

erat antara satu dengan yang lainnya dan sebaliknya, maka diibaratkan seperti dua

sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali, seorang

dikatakan memiliki karena orang tersebut mempunyai status dalam masyrakat,

walaupun kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi

masing – masing dirinnya berbeda sesuai dengan statusnya.

49
Wibowo, “Teori Kepemimpinan,” 78.
50
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2004), 107.
51
Suwanto, Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2019), 98.
29

Menurut Wibowo dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena

fungsi pemimpin sendiri adalah sebagai berikut: 52

1) Memberi arah pada proses sosialisasi;

2) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan;

3) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; Menghidupkan sistem

pengendalian dan control, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

3. Tugas Kepemimpinan

Tugas utama sebagai pemimpin adalah mengatur situasi, mengendalikan

kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga dan menjadi juru bicara kelompok.53

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama dalam rangka

memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah (madrasah)

dituntut untuk mampu ber ganda, baik sebagai catalyst, solution givers, process

helpers, dan resource linker.

1) Catalyst, meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi

yang lebih baik,

2) Solution givers, mengingatkan terhadap tujuan akhir dari perubahan,

52
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 190.
53
Rohani Ahmad and H Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah
(Bumi Aksara, 1991), 94.
30

3) Proces helpers,membantu kelancaran proses perubahan, khususnya

menyelesaikan masalah dan membina hubungan antara pihakpihak yang terkait,

dan

4) Resource linkers, menghubungkan orang dengan sumber dana yang diperlukan.54

Sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha

memperhatikan dan mempraktekkan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan

sekolah, yaitu:

1) pemimpin harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi

bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat diciptakan

semangat kebersamaan di antara mereka yaitu guru, staf dan para siswa. 55

2) Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan

tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan

saran anjuran dari kepala sekolah (madrasah) sehingga dengan saran tersebut

selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa

kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing.

3) Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana

dan sebagainya. Kepala sekolah (madrasah) bertanggung jawab untuk

memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan

siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung.

54
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
181.
55
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, 182.
31

4) Pemimpin bersebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan

menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan.56

5) Pemimpin sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman di lingkungan

sekolah. 57

6) Pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan

siswa. Oleh sebab itu kepala sekolah (madrasah) harus selalu membangkitkan

semangat para guru, staf, dan siswa.

Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok,

kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. penghargaan dan pengakuan ini dapat

diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan

mengikuti pendidikan dan sebagainya.

4. Macam-Macam Pola Kepemimpinan

Gaya atau sikap kepemimpinan secara umum adalah sebuah kualitas yang

tersembunyi yang akan mendapatkan sebuah kepercayaan, kerjasama serta

kejujuran akan menentukan kualitas atau lemahnya dalam mengembangkan

organisasi yang dipimpinnya, yang dimaksud kualitas dalam hal ini antaralain

pembawaan, penampilan diri, kelakuan diri pada setiap waktu, komunikasi/bahasa

juga suatu sikap yang harus diperhatikan, suka menegur secara lisan jika diperlukan,

kritik, makian atau pengumpatan setiap anggota kelompok/unit harus dihindari,

56
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi 183.
57
E. Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi 183.
32

sikap suka menyindir/sindiran tidak menghasilkan sesuatu yang baik, sedapat

mungkin harus dapat menguasai diri sehingga jika digambarkan akan muncul

sebuah ikhtiar.

Sikap Pemimpin : Penampilan baik fisik maupun moral, Integritas, Cara

memutuskan, Adil, Dapat diandalkan. Berpengetahuan, Daya tahan, Kesetiaan,

Semangat, Tegas, Inisiatif, Hati-hati. Dari beberapa indikasi diatas gaya atau sikap

pemimpin sangat dipengaruhi oleh berbagai jenis model kepemimpinan berdasarkan

organisasi apa yang dipimpinnya, maksudnya model kepemimpinan dapat ditelaah

dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada konsep gaya kepemimpinan yang

menjadi dasar berpijaknya.

Gaya yang beraneka ragam akan menghasilkan serta menunjukkan berbagai

teori maupun pendekatan-pendekatan yang bermacam-macam. Dengan kondisi

yang demikian ini, maka efektifitas sebuah kepemimpinan dapat teridentifikasi

dengan berbagai kriterianya dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan.

Sebuah kepemimpinan Kepala sekolah (madrasah) akan efektif sangat

dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan terhadap para bawahan (guru dan karyawan).

Hunghes, Giinnet dan Curphy dalam menjelaskan : ”The Style of leader is the

consistent behavior pattens that they use when they are working with and trhough

other people as perceived by those people.58 Artinya bahwa Gaya kepemimpinan

adalah pola prilaku para pemimpin yang konsisten mereka gunakan ketika mereka

58
Hunghes, Giinnet dan Curphy, The Educational Leadership : Enhancing the lesson of Experience, (
New York: PT. The Mcgraw-hill Companies, 2012 ), 530.
33

bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsi orang-orang itu. Gaya

atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinan,

sehingga muncullah beberapa model maupun tipe seseorang kepemimpinan

1) Pola Kepemimpinan Otoriter /Authoritarian

Kepemimpinan otoriter bertolak dari anggapan bahwa pimpinanlah yang

memiliki tanggung jawab penuh terhadap organisasi.59 Kepemimpinan Otoriter

adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang

diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung

jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para

bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis /Democratic

Demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan dari,

oleh dan untuk bersama.60 Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya

pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap

ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi

tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

Gary A. Yukl mendefinisikan tentang tipe kepemimpinan demokratis “

Leardership is interpersonal influence exercised in al leaders democratic, and

directed, through the communication process, toward the attainment of a

59
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 45.
60
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 46.
34

specifiend goal or goals” Kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang di

lakukan dalam suatu pemimpin demokratis, dan diarahkan, melalui proses

komunikasi, menuju pencapaian dari tujuan atau sasaran yang di tentukan61

Menurut teori Gary A. Yukl menggambarkan untuk menjadi pemimpin

gaya demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang

demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin

berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis. Pemimpin yang

demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut62

a) Pemimpin selalu mendengar dan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,

perasaan, interaksi, dan perbedaan-perbedaan individual karyawan, dalam

mengerjakan suatu tugas tertentu, pemimpin selalu memandang kelompok

secara keseluruhan, bukan sekedar kumpulan individu.

b) Pemimpin lebih menempatkan diri untuk ber sebagai konsultan, advisor,

guru, dan fasilitator, daripada sebagai direktur atau manajer.

c) Pemimpin menempatkan diri sebagai model perilaku yang dapat diteladani

pengikutnya.

d) Pemimpin memberikan semangat dan bimbingan kepada pengikutnya untuk

mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam memecahkan masalah yang

dihadapi, dengan mengembangkan tanggung jawab secara mandiri.

61
Gary Yukl, Leadership in Organizations (Prentice Hall, Englewood, 1981), 5.
62
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis (Yogyakarta: Gama
Media, 2008), 70.
35

e) Dalam melakukan fungsi pengendalian dan evaluasi, pemimpin selalu

mengikutsertakan pengikutnya untuk bersama-sama mengambil bagian,

termasuk dalam proses pengambilan keputusan.63

3) Gaya kepemimpinan paternalistik

Tipe atau gaya kepemimpinan ini banyak terdapat di lingkungan masyarakat

yang masih bersifat tradisional dan umumnya dimasyarakat agraris. Popularitas

pemimpin paternalistik dilingkungan masyarakat bisa saja disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti kuatnya ikatan primodial, extended family system,

kehidupan masyarakat yang komunalistik, peran adat istiadat yang sangat kuat

dalam kehidupan bermasyarakat, serta masih dimungkinkannya hubungan

pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat dengan anggota

masyarakat lainnya.

Salah satu ciri utama dari masyarakat tradisional ini adalah rasa hormat

yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau

orang yang dituakan. Dalam kehidupan organisasional persepsi seorang

pemimpin yang paternalistik tentang annya diwarnai oleh harapan para

pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar

pemimpin mereka mampu ber sebagai bapak yang besifat melindungi dan yang

layak dijadikan sebagai tempat bertanya untuk mendapatkan petunjuk.

63
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis,71.
36

Kepemimpinan paternalistic memandang bahwa kepemim- pinannya

sebagai suatu hal yang normal dan wajar, dengan implikasi organisasionalnya

seperti kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tidak harus

berkonsultasi dengan parabawahannya.Singkatnya, legitimasi kepemimpinannya

berarti penerimaan atas annya yang dominan dalam kehidupan

organisasional.Sementara itu dari segi nilai-nilai organisasional yang dianut,

biasanya seorang pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan.64

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk

memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja dalam organisasi secara

adil dan merata.Sikap kebapakan menyebabkan hubungan atasan dengan

bawahan lebih bersifat informal dari pada hubungan formal.Hanya saja hubungan

yang lebih bersifat informal ini dilandasi oleh pandangan bahwa para bawahan

itu belum mencapai tingkat kedewasaan yang sedemikian rupa sehingga mereka

tidak bisa dibiarkan bertindak sendiri.65

4) Gaya kepemimpinan kharismatik

Kepemimpinan kharismatik ini memiliki karakteristik yang khas yaitu daya

tariknya yang sangat memikat sehingga mampu mendapatkan pengikut yang

sangat besar.Tegasnya pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang

64
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 72.
65
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 72.
37

sangat dikagumi oleh para pengikutnya, meskipun para pengikutnya tidak bisa

menjelaskan secara jelas mengapa orang tersebut mereka kagumi.66

Penampilan fisik, umur dan harta bukanlah ukuran yang umum bagi

karakteristik seorang pemimpin yang kharismatik. Mungkin karena kekurangan

pengetahuan untuk menjelaskan keriteria ilmiah mengenai kepemimpinan

kharismatik, orang-orang cenderung mengatakan bahwa ada orang-orang

tertentu yang memiliki ”kekuatan ajaib” yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah

yang menjadikan orang-orang tertentu bisa dipandang sebagai pemimpin yang

kharismatik. Tetapi sesuatu hal yang sangat menarik untuk diperhatikan bahwa

para pengikut pemimpin kharismatik tidak mempersoalkan nilai-nilai yang

dianut, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan oleh pemimpin mereka.

Bisa saja seorang pemimpin yang kharismatik mengunakan pendekatan yang

otokratik atau diktatorial, tetapi para pengikutnya tetap setia kepadanya. 67

Dan menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan Robert Konopaske ada

beberapa hal yang merupaakan komponen perilaku kharismatik adalah :68

a) Relation to status quo. Secara esensial menentang status quo (keadaan tetap

pada suatu saat tertentu)dan berusaha mengubahnya.

b) Future goal. Visi idealistis berbeda dari status quo.

66
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 73.
67
Wuradji, The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis, 73.
68
James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, Organizational Beaviour, 353.
38

c) Likableness. Perspektif dan visi bersama yang ideal membuat

pemimpinmenyenangkan dan pahlawan terhormat pantas dikenal dan ditiru.

d) Expertise. Ahli dalam menggunakan sarana yang tidak konvensionalmelebihi

perintah yang ada.

e) Environmental sensitivity. Kebutuhan tinggi akan sensitivitas

lingkunganuntuk mengubah status quo.

f) Articulation. Artikulasi kuat untuk visi ke depan dan motivasi

untukmemimpin.

g) Power base. Kekuasaan personal, berdasar pada keahlian, penghormatan,dan

kekaguman untuk pahlawan unik.

h) Leader-follower relationship. Elitist, wirausaha, keteladanan. Mengubah

orang untuk berbagi perubahan radikal yang diadvokasi.

Sedangkan gaya kepemimpinan menurut teori Path Goal adalah :69

a) Kepemimpinan direktif, yaitu gaya kepemimpinan yang mempunyai

hubungan yang positif dengan kepuasan dan harapan bawahan, atasan sering

memberikan perintah atau tugas khusus (otokrasi).

b) Kepemimpinan suportif, yaitu kepemimpinan yang selalu bersedia

menjelaskan segala permasalahan pada bawahan, mudah didekati dan

memuaskan hati para karyawan.

69
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 294.
39

c) Kepemimpinan partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang meminta dan

menggunakan saran-saran bawahan dalam rangka mengambil keputusan.

d) Kepemimpinan orientasi prestasi, yaitu gaya kepemimpinan yang

mengajukan tantangan yang menarik bagi bawahan dan merangsang untuk

mencapai tujuan, serta melaksanakannya dengan baik. Makin tinggi orientasi

pemimpin akan prestasi, maka makin banyak bawahan yang peracaya akan

menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif.

Dan Menurut Hersey dan Blanchard terdapat empat gaya kepemimpinan

yang tersedia bagi manajer :70

a) Telling. Pemimpin mendefinisikan yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan dan memberitahu pengikut apa, di mana, bagaimana, dan kapan

melakukan tugas.

b) Selling. Pemimpin menyediakan bagi pengikut dengan instruksi yang

terstruktur tetapi juga supportif.

c) Participate. Pemimpin dan pengikut berbagi dalam keputusan tentang

bagaimana cara terbaik menyelesaikan pekerjaan berkualitas tinggi.

d) Delegating. Pemimpin memberikan arah sedikit spesifik, atau dukungan

personal pada pengikut.

70
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
40

5) Gaya Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin tipe ini memberikan reward kepada karyawan berupa insentif

gaji atau kenaikan gaji, promosi jabatan, dan bonus atas kinerja yang baik

berdasarkan kinerja karyawan. Namun, jika kinerjanya buruk, dapat dihukum

dengan pengurangan gaji, penurunan pangkat, atau kehilangan pekerjaan.

Kepemimpinan strategis semacam ini dapat memberikan hasil yang tidak selalu

optimal.71

6) Gaya Kepemimpinan Transformasional

Jenis kepemimpinan ini bersifat adaptif dan mengendalikan tindakan. Tipe

pemimpin ini menggabungkan strategi dan kepemimpinan dengan

menggunakan visi organisasi untuk mengendalikan tindakan dan perilaku

karyawan. Strategi kepemimpinan semacam ini mempengaruhi orang lain untuk

berubah dengan fokus strategis untuk kebaikan organisasi. Kepemimpinan

strategis ini membuat karyawan meningkatkan kepercayaan diri, memegang

tanggung jawab, dan mengidentifikasi tujuan organisasi.72

71
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
72
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 295.
41

Tabel.2.1
Macam-Macam Kepemimpinan

GAYA
NO PENGERTIAN CIRI-CIRI
KEPEMIMPINAN

Segala gaya pemimpin yang


keputusannya memusatkan segala
dianggap mutlak keputusan dan
tidak bias kebijakan yang
diganggu gugat diambil dari dirinya
dan menganggap sendiri secara
semua adalah penuh. Segala
Gaya
bawahannya pembagian tugas
1 Kepemimpinan
dan tanggung jawab
Otoriter
dipegang oleh si
pemimpin yang
otoriter tersebut,
sedangkan para
bawahan hanya
melaksanakan tugas
yang telah diberikan

Pemimpin yang pemimpin yang


Gaya
masih bersifat sangat dikagumi
Kepemimpinan
2 tradisional oleh para
Paternalistik
biasanya terletak pengikutnya,

di tempat agraris meskipun para


42

dan mayoritas pengikutnya tidak

masyarakat bisa menjelaskan

mengagungkan secara jelas

dan menganggap mengapa orang

sungkan seorang tersebut mereka

pemimpin kagumi.

gaya pemimpin keterbukaan dan


Gaya yang memberikan keinginan
3 Kepemimpinan wewenang secara memosisikan
Demokratis luas kepada para pekerjaan dari, oleh
bawahan dan untuk bersama

pemimpin yang

sangat dikagumi

oleh para
Gaya
pengikutnya, mengunakan
Kepemimpinan pendekatan yang
4 meskipun para
Kharismatik otokratik atau
pengikutnya tidak diktatorial

bisa menjelaskan

secara jelas

mengapa orang
43

tersebut mereka

kagumi.

Pemimpin tipe ini


memberikan reward
kepada karyawan
Gaya Senang
berupa insentif gaji
Kepemimpinan menyanjung dan atau kenaikan gaji,
5
Transaksional memberi semangat promosi jabatan,
dan bonus atas
kepada bawahanya
kinerja yang baik
berdasarkan kinerja
karyawan

Tipe pemimpin ini

Jenis menggabungkan
strategi dan
Gaya kepemimpinan ini
kepemimpinan
Kepemimpinan bersifat adaptif dengan
6
Transformasional dan menggunakan visi
organisasi untuk
mengendalikan
mengendalikan
tindakan tindakan dan
perilaku karyawan
44

B. Inovasi Pendidikan

1. Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi dan Perubahan keduanya sama dalam hal memiliki unsur yang baru atau

lain dari sebelumnya. Tetapi inovasi berbeda dari perubahan, karena dalam inovasi

dalam unsur kesengajaan. Pembaharuan, misalnya dalam hal pembaharuan

kebijaksanaan pendidikan mengandung unsur kesenngajaan dan pada umumnya

istilah pembaharuan dapat disamakan dengan inovasi.

Kata “inovasi” berasal dari innovation (Inggris), sering diterjemahkan sebagai

sesuatu hal yang baru atau pembaharuan, namun ada pula yang menggunakan kata

tersebut untuk menyatakan penemuan (invention), karena hal yang baru itu

merupakan hasil penemuan.73

Berikut ini beberapa pengertian inovasi menurut para ahli:

a) An innovation is any idea, practice, or mate artifact perceived to benew by the

relevant unit of adopt. The innovation is the change object. A change is the alter

a part of the actor in response to a situation. The requirement of the situation

often involve to a new requirement is an inventive process producing an

invention. However, all innovations, since not everything an individual or

formal or informal group adopt is perceived as new.74 Artinya, sebuah inovasi

adalah ide, praktik, atau artefak yang dianggap baru oleh unit yang relevan.

73
Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, 64.
74
Gerald Zaltman and Robert Duncan, Strategis For Planned Change (New York: Awiley-Interscience
Publication, 1997), 12.
45

Inovasi adalah perubahan obyek. Perubahan adalah bagian dari bentuk

tanggapan terhadap situasi. Dalam suatu situasi memerlukan proses kreatif

untuk menghasilkan sebuah penemuan. Namun, tidak semua hal pembaharuan

itu disebut inovasi, karena tidak semua kelompok individu baik kelompok

formal maupun informal menganggap suatu hal tersebut merupakan hal yang

baru.

b) The term innovation is usually employed in three different context. Inone

context it is synonymeous with invention; that is, it refers to a creative process

whereby two or more existing concepts or entities are combined in some novel

way to produce a configuration not previously known by the person involved.

A person or organization performing this type of activity is usually said to be

innovative. Most of the literature on creativity treats the term innovation in this

fashion.75 Artinya, inovasi biasanya digunakan dalam dalam tiga konteks

berbeda. Dalam satu konteks sama dengan penemuan, yakni mengacu pada

proses kreatif dimana dua atau lebih konsep yang ada digabungkan dalam

beberapa cara baru untuk menghasilkan suatu konfigurasi yang belum diketahui

oleh orang. Seseorang atau kelompok orang yang melakukan hal ini biasa

disebut inovatif. Sebagian besar literatur tentang kreatifitas mengartikan

inovasi seperti demikian.

75
Johny Holbek Gerald Zaltman, Robert Duncan, Innovation and Organization (New York: A Wiley-
Interscience Publication, 1973), 7.
46

c) Innovation is the creative selection, organization, and utilization of human and

material resources in new and unique ways which will result in the attainment

of a higher level of achievement for the defined goals and objectives.76 Artinya,

inovasi adalah proses kreatif dalam memilih, mengorganisasi, dan memanfaat-

kan sumber daya manusia dan material dalam cara-cara baru atau dan unik yang

akan menghasilkan pencapaian lebih tinggi untuk tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

d) Innovation is a species of the genus “change”. Generally speaking itseems

useful to define an innovation as a deliberate, novel, specific change, which is

though to be more efficacious in accomplishing the goal of system. From the

point of view of this book (innovation in education), it seem helpful to consider

innovations as being willed and planned for rather than as accruing

haphazardly. 77Artinya, inovasi adalah spesies dari genus “perubahan”. Secara

umum tampaknya berguna untuk mendefinisikan inovasi sebagai sesuatu yang

disengaja, baru, dan perubahan spesifik yang lebih berguna dalam pencapaian

suatu tujuan. Dari sudut pandang buku ini (inovasi pendidikan), tampaknya

membantu untuk mempertimbang inovasi sebagai sesuatu yang direncanakan

dengan matang, sehingga bukan diperoleh dengan cara yang sembarangan.

e) An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as newby an

individual or other unit of adoption. It matters little, so far as human behavior

76
M.B Miles and Huberman, Innovation in Education (New York: Bureau of Publication, 1964), 5.
77
M.B Miles and Huberman, Innovation in Education, 5.
47

is concerned, whether or not an idea is “objectively” new as measured by the

lapse of time since its first use or discovery. The perceived newness of the idea

for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems new to

the individual, it is an innovation.78 Artinya, sebuah inovasi adalah suatu ide,

praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok individu.

Tidak penting, sejauh perilaku manusia yang bersangkutan, apakah ide itu

“obyektif” baru yang diukur dengan selang waktu sejak penggunaan pertama

atau pene- muan.Kebaharuan dirasakan dari sejauh mana reaksi dari individu

terhadap ide baru tersebut. Jika ide tersebut tampak baru bagi individu tersebut,

maka itulah yang disebut inovasi.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.79

Inovasi pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang didasarkan atas

usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk

mengarahkan, sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zaman.Dalam

inovasi pendidikan, gagasan baru sebagai hasil dari pemikiran kembali haruslah

78
Everett M. Rogers, Diffusion of Innovations (London: The Free Press, 1983), 11.
79
UU No. 20 tahun 2003
48

mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan oleh cara-cara tradisional

yang bersifat komersial.

Inovasi pendidikan juga merupakan usaha aktif untuk mempersiapkan diri

menghadapi masa yang akan datang, yang lebih memberikan harapan sesuai dengan

cita-cita yang diinginkan.Menurut udin syaefudin, inovasi pendidikan adalah suatu

perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta

sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu

dalam pendidikan.80 Dari definisi tersebut dapat dijabarkan beberapa istilah yang

menjadi kunci pengertian inovasi pendidikan, sebagai berikut:

1) "Baru" dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima

atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi

bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat

kualitatif berbeda dari sebelumnya.81

2) "Kualitatif" berarti inovasi itu memungkinkan adanya reoirga-nisasi atau

pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata

penjumlahan atau penambahan unsur-unsur setiap komponen. Tindakan

menambah anggaran belanja supaya lebih banyak mengadakan murid, guru,

kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting, bukan merupa-kan tindakan

inovasi. Akan tetapi, tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokkan

pelajaran, waktuf ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran, sehingga

80
Udin Syaefudin, Inovasi Pendidikan (Jakarta: Alfabeta, 2015), 6.
81
Syaefudin, Inovasi Pendidikan.7.
49

dengan tenaga, afat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa

yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan inovasi.

3) “Hal" yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua

komponen dan aspek dalam subststem pendidikan. Hal-hal yang diperbaharui

pada hakikatnya adalah ide atau rangkaian ide. Sementara inovasi karena

sifatnya, tetap ver-corak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata.

Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja,

mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.82

4) "Kesengajaan" merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para

pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional ini lebih banyak

mengutarakan harapan kalangan pendidik agar kita kembali pada pembelajaran

(learning) dan pengajaran (teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan

perkakas (gadgeteering). Sering digunakannya kata-kata dan dikembangkannya

konsepsi-konsepsi inovasi pendidikan dan kebijaksanaan serta strategi untuk

melaksanakannya, membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan

penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan

tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan

hobi perseorangan belaka.83

5) "Meningkatkan kemampuan" mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah

kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan

82
Syaefudin, Inovasi Pendidikan,7
83
Syaefudin, Inovasi Pendidikan.7
50

prosedur organisasi. Pendeknya keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar

semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

6) "Tujuan" yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-

hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui

perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. 84

Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efekti-vitas,

mengenai sasaran jumlah anak didik sebanyak-banyak-nya dengan hasil pendidikan

yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan

pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam

jumlah sekecil-kecilnya. Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun

tidak penting. Bilamana demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah

diuji, baik secara teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti

disebutkan semula.

Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan inovasi di

bidang pendidikan adalah usaha mengada-kan perubahan dengan tujuan untuk

memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.

2. Langkah Inovasi

Menurut Murphy, ada lima langkah penting dalam proses discovery strategy,

yaitu:85

84
Syaefudin, Inovasi Pendidikan, 8.
85
Murphy, Inovation and Organization (New York: Pearson Education, 1998), 56.
51

a. Mengembangkan daftar pemahaman kebutuhan (potensial). Kebutuhan dapat

datang dari berbagai tempat, tetapi penting untuk memanfaatkan tools desain

yang human centered untuk terlibat dengan pemangku kepentingan baik itu untuk

mengidentifikasi kebutuhan atau memvalidasinya nanti. Dalam hal ini, tidak ada

yang bisa menggantikan proses “mendengar”suara pelanggan dan pengguna –

bagaimana pandangan mereka, dan mengamati apa yang sebenarnya terjadi di

area inovasi yang Anda inginkan.86

b. Tentukan kebutuhan. Ini melibatkan pengembangan problem statement yang

dibuat dengan hati-hati yang merangkum pemahaman masalah saat ini dan

membentuk tim yang akan menjalankannya.

c. Buat rincian peluang di setiap kebutuhan. Karena bekerja dalam tim, sepakati

lebih dulu metrik utama dan tentukan sistem untuk menilai peluang berdasarkan

metrik tersebut. Metrik ini diantaranya meliputi perkiraan market size, respons

stakeholders, hambatan yang mengancam, dan pesaing yang ada. Kita bisa mulai

dengan sedikit data yang dikumpulkan secepat mungkin dan menilai peluang

berdasarkan metrik. Gunakan sistem scoring untuk fokus pada peluang utama

dan lakukan langkah ini secara berulang untuk semakin dekat pada target paling

potensial.

86
Murphy, Inovation and Organization, 57.
52

d. Mengembangkan solusi. Setelah mencapai pemahaman yang cukup mendalam

dan memiliki daftar singkat apa saja yang dapat dikelola, mulai kembangkan

solusi yang spesifik.

e. Ideasi. Gunakan best practice untuk brainstorming dan pembuatan konsep untuk

mengembangkan daftar solusi alternatif. Berikan peringkat konsep berdasarkan

spesifikasi kebutuhan untuk membuat pilihan akhir, untuk membuat

pengembangan yang lebih lanjut.87

Output dari proses di atas adalah daftar (peluang) solusi terbaik yang telah

diperiksa dengan baik. Biasanya innovator akan memilih berdasarkan kebutuhan

utama mereka dan menjalankannya. Benar, terkadang bekerja melalui proses

inovasi berbasis kebutuhan tidaklah selalu mudah, tetapi investasi ini akan

membantu Anda mendapatkan opsi probabilitas tertinggi untuk pekerjaan yang

lebih lanjut. Proses discovery strategy adalah sebuah framework yang bisa

digunakan siapa saja yang sedang mempertimbangkan bisnis baru.

3. Macam-macam Inovasi Pendidikan

a) Inovasi Kurikulum

Kurikulum secara harfiah berasal dari bahasa latin yang berarti lapangan

pertandingan tempat siswa bertandinguntuk menguasai pelajaran gunamencapai

garis finish berupa diploma, ijazah, atau gelar kesarjanaan.88

87
Murphy, Inovation and Organization, 57.
88
Nurhayati Amin, Inovasi Kurikulum: Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pesantren
(Yogyakarta: Teras, 2010), 63.
53

Kurikulum juga sering dimaknai sebagai segkat mata pelajaran yang harus

ditempuh peserta didik untuk memperoleh ijazah. Pandangan demikian

berimplikasi pada kegiatan pembelajaran disekolah/madrasah lebih mengacu

kepada ketuntasan materi. Sehingga menyebabkan output yang dihasilkan lebih

menitik beratkan kepada kemampuan kognitif peserta didik. Tugas utama

sekolah, madarasah, dan pesantren adalah melaksanakan proses belajar mengajar

sesuai kurikulum yang berlaku. Artinya, salah satu kegiatan inti yang

berhubungan langsung dengan kebutuhan pembinaan potensi pelajar adalah

pelaksanaan kegiatan mengajar sebagai penciptaan kondisi yang mendukung

para pelajar untuk melaksanaan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum

pendidikan. Disini dipahamai bahwa kurikulum pendiddikan (Sekolah,

Madrasah, dan Pesantren) adalah keseluruhan program yang diberikan kepada

pelajar baik didalam kelas maupun diluar kelas dalam pengelolaan dan tanggung

jawab lembaga pendidikan Islam sehingga pelajar memperoleh ijazah tertentu.89

(1). Kurikulum Pesantren

Menurut Qomar, bahwa kurikulum pesantren hanyalah kurikulum yang

sederhana, tetapi mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang kemudian

menjadi kyai-kyai besar dan kharismatik.90

89
Syarifuddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: PT.Ciputat Press, 2005), 240.
90
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam (Jakarta: Erlangga, 2009), 153.
54

Kurikulum pesantren erat kaitannya dengan metode pembelajaran yang

bersifat tradisional. Bruinessen menjelaskan, metode tradisional adalah

berangkat dari pola pembelajaran yang sangat sederhana dan sejak semula

timbulnya, yakni pola pembelajaran sorogan, badongan, dan wetonan dalam

mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama zaman dahulu abad

pertengahan dan kitab-kitab itu dengan istilah “kitab kuning ”.91

(2). Kurikulum Madrasah

Menurut Syafaruddin kurikulum pendidikan (sekolah, madrasah dan

pesantren) adalah keseluruhan program yang diberikan kepada pelajar baik

didalam kelas maupun diluar kelas dalam pengelolaan dan tanggung jawab

lembaga pendidikan Islam sehingga pelajar memperoleh memperoleh ijazah

tertentu. Sehingga menurut Qomar pengembangan kurikulum dapat

dilaksanakan pada berbagai tingkat, mulai dari tingkat kelas sampai tingkat

nasional. Urutan tingkat tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

(a) Pengembangan kurikulum pada tingkat guru kelas

(b)Pengembangan kurikulum pada tingkat kelompok guru dalam suatu

sekolah

(c) Pengembangan kurikulum pada tingkat pusat guru (teachers center)

(d)Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah

(e) Pengembangan kurikulum pada tingkat nasional.

91
Anin Nurhayati, Inovasi Kurikulum Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Pesantren (Yogyakarta: Teras, 2010), 54.
55

b) Inovasi Sumber Daya Manusia

Bagi masyarakat Indonesia, termasuk pondok pesantren (Ponpes),

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan.

Sebab untuk mencapai kemajuan masyarakat harus dipenuhi prasyarat

yang diperlukan. Dengan pengembangan sumber daya manusia, akan

memberikan kontribusi signifikan bagi upaya peningkatan kehidupan masa

depan kehidupan masyarakat. Pengembangan sumber daya manusia

menjadi perhatian semua orang, diantaranya melalui pendidikan. Namun

untuk langkah awal melaksanakan inovasi sumber daya manusia dalam

pesantren ini bisa dilakukan dengan bertahap yaitu meningkatkan sumber

daya manusia tenaga pendidik.

Lembaga pendidikan manapun sulit menafikan arti pentingnya Sumber

Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan terampil bagi kelangsungan

lembaganya. Sebaik apapun inprastruktur pesantren tanpa perimbangan

SDM yang memadai hanya akan membuat bangunan sistem itu berjalan

zig-zag dan tidak menentu.92

Ungkapan bahasa Arab yang pernah disampaikan A. Malik Fadjar,

“Al-thariqah ahammu min al-maddah walakinna al-muddaris ahammu

min al-thariqah (metode lebih penting daripada materi, tetapi guru lebih

92
Mastuki dan Abd. Adhim, Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep Pengembangan
Mutu Madrasah (Jakarta: Depag RI, 2004), 17.
56

penting daripada metode)”.93 Guru diibaratkan sebagai pembimbing

perjalanan (Guide), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya

bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam hal ini istilah

perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,

emosional kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan

kompleks.94

Sehingga lembaga pendidikan islam yang harus memperhatikan

bagaimana perkembangan sumber daya manusia yang sebenarnya dapat

dilihat dari kedua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas.

1) Rekrutmen Pendidik

Sebelum Rekrutmen Pendidik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

analisis jabatan untuk mengetahui jumlah dan kualifikasi jabatan yang

dibutuhkan, selanjutnya dalam fungsi manajemensumber daya manusia

adalah merencanakan dan mengadakan rekrutmen (recruitment) tenaga

pendidik. Secara umum rekrutmen diartikan sebagai pencarian dan

pengadaan calon sumber daya manusia yang berkualitas dan potensial,

sehingga dapat diseleksi orang-orang yang paling tepat bagi kebutuhan

kerja dalam lingkungan lembaga pendidikan.”

93
Mastuki dan Abd. Adhim, Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep Pengembangan
Mutu Madrasah, 129.
94
Walid, Napak Tilas Kepemimpinan KH. Achmad Muzakky Syah (Yogyakarta: Absolute Media, 2010),
98.
57

Rekrutmen merupakan proses yang dapat menghasilkan sejumlah

pelamar yang mempunyai kualiflkasi sesuai dengan yang dibutuhkan

lembaga. Rekrutmen dapat juga diartikan sebagai proses mencari,

menemukan, dan menarik para pelamar yang memiliki kompetensi

kualitatif untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang dibutuhkan

lembaga. Secara spesifik rekrutmen adalah serangkaian aktivitas dan

proses yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pelamar.

Rekrutmen dilakukan sebagai upaya pencarian calon pegawai yang

potensial untuk dipilih dan ditempatkan sesuai dengan tuntutan

lingkungan lembaga pendidikan.95

Menurut Ronald W. Rebore: “Experience shows that certain


recruiting methods produce the best candidates for a
particularjob vacancy. Therefore, before initiating the
recruitment process, each job vacancy should be analyzed to
ascertain what mehod will be most effective. The most
common methods include: internal search, referrals,
contacting employment agencies, advertising in newspaper
and professional publications, following up unsolicited
applications, and contacting community organizations that
promote the interests ofminority groups”.96Maksudnya
bahwa, “Metode perekrutan dapat menghasilkan kandidat
yang baik untuk lowongan pekerjaan. Oleh karena itu,
sebelum memulai proses rekrutmen, setiap lowongan
pekerjaan harus dianalisis untuk memastikan berapa jumlah
tenaga yang dibutuhkan, dan dengan kualiflkasi apa saja, serta
metode apa yang paling efektif untuk digunakan dalam
rekrutmen. Metode yang paling umum dalam rekrutmen
adalah pencarian internal, daftar referensi, menghubungi agen
ketenagakerjaan, mengiklankan lowongan pekerjaan pada
kampus atau universitas setempat, pengiklanan di koran,

95
Nurul, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: DIVA Press, 2010), 50.
96
Ronald W. Rebore, Educational Administration (Unitet State: Prentice-hall, 1985), 177.
58

publikasi secara profesional, menindaklanjuti surat lamaran


yang tertinggal, menghubungi organisasi masyarakat yang
mempromosikan kepentingan kelompok masyarakat”.

Menurut Randall S. Schuler, rekrutmen merupakan upaya pencarian

sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat sehingga perusahaan

dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi

lowongan pekerjaan yang ada.97

Rekrutmen adalah proses pengumpulan calon pemegang jabatan

yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia untuk menduduki

suatu jabatan atau pekerjaan tertentu.98

Edwin B. Flippo seperti yang di kutip oleh Malayu S.P Hasibuan

“Recruitment is the process of searching for prospective employees and

stimulating them to apply for job in the organizational”.99

Penarikan adalah proses pencarian dan dan pemikatan para calon

pegawai yang mampu bekerja didalam organisasi). Jadi penarikan

adalah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan

kerja yang ada pada suatu perusahaan.

97
Ranald S. Schuler dan Susan E. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad Ke
21 Edisi Terjemah Nurdin Sobari Dan Dwi Kartini Yahya (Jakarta: Erlangga, 1997), 227.
98
Sadil Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 81.
99
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 40.
59

Menurut Stoner yang dikutip oleh Sadili Samsudin

mengemukakan ”The recruitment is the development of a pool of job

candidates in accordance with a human resource plan”.100

Menurut Faustino Cardoso Gomes yang dikutip oleh wibowo

rahmat, rekrutmen (Recruitment) merupakan proses mencari,

menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan

oleh suatu organisasi. Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua

arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai

seperti apakah rasanya sbekerja di dalam organisasi bersangkutan.

Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat

tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka

diangkat sebagai pegawai.101

Kemudian Schermerhom dalam kutipan milik Masram Mu’ah,

mendefinisikan rekrutmen adalah proses penarikan sekelompok

kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif

akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang

yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi

pekerjaan.102

100
Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, 81.
101
Rakhmat Wibowo and A Adibudin Alhalim, Teknik Rekrutmen, Jurnal Tawadhu (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), 80.
102
Masram Mu’ah, Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional (Sidoarjo: Zifatama Publisher,
2017), 50.
60

Dalam lingkungan pendidikan, rekrutmen sumber daya manusia

lebih banyak difokuskan pada pemilihan dan pengangkatan guru/ dosen.

Ada beberapa alasan mendasar perlunya rekrutmen guru/ dosen, yaitu:

(a) Perluasan dan pengembangan sekolah, seperti perluasan daya

tampung siswa (pupil enrollment), dan pengembangan program

pendidikan, sehingga memerlukan jumlah pendidik atau guru yang

memadai.

(b) Keluarnya pendidik atau guru, karena ketidakpuasan kondisi kerja,

gaji yang rendah, dan karena faktor lain.

(c) Adanya mutasi pendidik atau guru ke sekolah atau ke jabatan lain.

(d) Pendirian sekolah baru, sehingga diperlukan pendidik atau guru

sebagai prasyarat dapat diselenggarakannya proses layanan

pendidikan”103

2) Seleksi Pendidik

Pengertian atau definisi seleksi yang dikemukakan oleh para ahli

redaksinya tidak sama, tetapi maksud dan hakikatnya adalah sama. Agar

jelas pengertian seIeksi ini, penulis kutipkan beberapa definisi sebagai

berikut:

103
Nurul Ulfiatin dan Teguh Triwiyanto, Manajeman Sumber Daya Manusia (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2016), 50.
61

Jackson mengatakan bahwa seleksi adalah proses mendapatkan

dan menggunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan

siapa yang seharusnya diterima menduduki posisi yang ada.ranal104

Menurut Ronald W. Rebore tujuan penting dalam seleksi


adalah “The objective of the selection process is to
hireindividuals who will be successful in the job. It Should be
implemented through a series of activities that will minimize
the chances of hiring individuals who are inadequate
performes”.105

Tujuan dari proses seleksi adalah untuk merekrut individu yang

akan berhasil dalam pekerjaan. Ini harus diimplementasikan melalui

serangkaian kegiatan yang akan meminimalkan peluang

mempekerjakan individu yang kinerjanya tidak memadai.

Dale Yodern seperti yang di kutip oleh Sedarmayanti“Selection is

the process by with candidates for employment are divided into two

those who be affered employed and who will not”. 71


Seleksi adalah

suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian, yaitu yang akan

diterima dan yang ditolak.106

RS. Dwivedi dalam Sedarmayanti “The entire concept of selectmg

and placement has proved to be ejective‘ in reducing turnover”. Seluruh

104
Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad Ke 21 Edisi Terjemah Nurdin Sobari
Dan Dwi Kartini Yahya, 178.
105
Ronald W Rebore, Human Resourches Administration In Education (United States: Person
Educational, 2014), 178.
106
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (Bandung: Aditama, 2019), 136.
62

konsep dari seleksi dan penempatan karyawan yang efektif dapat

diharapkan mengurangi tingkat perputaran atau keluar masuknya

karyawan.107

Mitton M. Mandel disebutkan dalam karya Sedarmayanti “The

carefull selection and placement of employees to make sure that they

are physically, mentally and temperamentallyfitted to the jobs the are

expected to do; to make sure that new employees can reasonally be

expected to develop into desireable employees, and so that there will be

a minimum number of square pigs in round holes”. Seleksi atau

pemilihan yang cermat dan penempatan karyawan membuat mereka

secara fisik, mental, dan temperamen sesuai dengan pekerjaan yang

mereka harapkan, membuat karyawan baru dapat berkembang sesuai

keinginan mereka sehingga akan memperkecil jumlah karyawan

yang tidak pada tempatnya.108

Ada lima standar yang perlu diperhatikan dalam melakukan

seleksi:

a) Keandalan (reliability), adalah konsistensi dari suatu pengukuranatau

seleksi yang dilakukan. Maksudnya adalah tes yang dihasilkan

107
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, 136.
108
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, 137.
63

memiliki konsistensi yang sama ketika seseorang mengikuti

beberapa tes yang berlainan atau kesempatan yang berbeda.

b) Keabsahan (validity), adalah ukuran seberapa cermat suatu tes

melakukan fungsinya. Tes seleksi dipandang valid apabila dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengukur validitas ada

beberapa yang perlu dilakukan: validitas kriteria, validitas isi, dan

validitas gagasan.

c) Generalisasi (generalizability), adalah sejauh mana bukti validitas

menjadi ukuran yang didapat dalam proses seleksi dapat

digeneralisasi pada situasi yang lain tanpa studi lebih jauh.

d) Pemanfaatan (utility), adalah sejauh mana peningkatan mutu jika

menggunakan suatu tes dan tidak menggunakan tes. Ukuran standar

seleksi ini meliputi validitas ukuran seleksi, ukuran kinerja pekerjaan

dalam mata uang, nilai rata-rata pelamar, biaya untukmelakukan tes

pelamar, dan jumlah pelamar yang diseleksi

e) Legalitas, artinya proses seleksi yang dilakukan berdasarkan

keputusan dan kebijakan organisasi, semua metode seleksi

disesuaikan dengan undang-undang dan peraturan yang ada.109

109
Triwiyanto, Manajeman Sumber Daya Manusia, 60–61.
64

c) Inovasi Sarana

Untuk mendukung pelakasanaan inovasi kurikulum dan sumber daya

manusia pesantren hendaknya mengupayakan tersedianya gedung,

media/sumber belajar yang sedikit banyak berbasis teknologi.

Para kyai pesantren memulai pendidikan pesantrennya dengan modal

niat ikhlas dakwah dan menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana

prasarana sederhana dan terbatas. Inilah cirri pesantren tidak tergantung

pada sponsor dalam melaksanakan visi misinya.110

Fungsi sarana pada dasaranya sebagai alat bantu dalam proses aktivitas

belajar mengajar. Agar sarana prasarana sekolah dapat terkelola dengan

baik, maka dibutuhkan sebuah manajemen untuk mengaturnya dan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pada madrasah maupun pondok

ditanggung jawab oleh masing-masing penanggungjawab Sarana dan atau

prasarana pendidikan merupakan alat penunjang bagi proses belajar-

mengajar atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar

mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian

tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.111

Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses

pendidikan, sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang harus

110
Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, 92.
111
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), 278.
65

dipenuhidalam melaksanakan proses pendidikan. Tanpa sarana pendidikan,

proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan

bisa menggagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang harus dihindari oleh

semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.112

Meurut Mulyasa Sarana Pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan

yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar-mengajar, seperti

gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran.113

Untuk mengelola pembiayaan pendidikan maka dibutuhkan

pengelolaan yang baik agar pembiayaan dapat terperinci dengan jelas.

Sutomo menjelaskan bahwa pengelolaan anggaran atau biaya sekolah

sebagai proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta pembinaan

secara berkesinambungan terhadap biaya operasional sekolah. Pengelolaan

keuangan sekolah menurut Bafadal dapat diartikan sebagai seluruh proses

pemerolehan dan pendayagunaan secara tertib, efisien, dan dapat

dipertanggung jawabkan, sehingga kegiatan operasional pendidikan

semakin efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan.114

Zeithaml dan Bitzer dalam kutipan Bafadal mendefinisikan physical

evidence as the environment in which the service is delivered and where

the firm and customer interact, and any tangible components thet facilitate

112
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, 170.
113
Mulyasa, KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, 67.
114
Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, 12.
66

performance or communication of the service.115 Bukti fisik sebagai

lingkungan di mana layanan yang diberikan dari lembaga pendidikan

kepada pengguna jasa untuk saling berinteraksi, dan setiap komponen

digunakan untuk memfasilitasi kinerja atau komunikasi layanan dan

Physical Evidence/bukti fisik adalah lingkungan fisik tempat pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam konteks SNP (Standar Sarana dan

Prasarana) adalah yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang

belajar, tempat olahraga, toilet, tempat beribadah, perpustakaan,

laboratorium, tempat bermain dan berkreasi, serta penggunaan teknologi

yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.116

Dalam hal ini peneliti hanya mengambil 2 dari beberapa pendapat

diatas, diantanya : Gedung dan Media.

a) Gedung

Secara bahasa Gedung berarti bangunan tembok dan sebagainya

yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran,

pertemuan, perniagaan, pertunjukkan, olahraga, dan sebagainya.

Sedangkan Gedung yang dimaksud disini adalah tempat belajar

mengajar/ tempat menuntut ilmu bagi para santri.

115
Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, 13.
116
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori Dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Prenadamedia, 2010), 294.
67

Untuk mencapai strategi pengelolaan pembiayaan dalam

meningkatkan sarana dan prasarana, ada 3 indikator yakni: (1)

perencanaan pengelonaan dana; (2) pelaksanaan anggaran; (3)

Pertanggung jawaban Keuangan Sekolah. Melalui 3 indikator ini maka

dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk sebuah

lembaga pendidikan. Dapat dikatakan bahwa umumnya di lingkungan

sekolah/madrasah semua lembaga pendidikan diperlukan sarana

prasarana yang memadai untuk menjembatani jalannya proses belajar

mengajar, serta menunjang proses belajar mengajar.117

b) Media

Kata Media berasal dari bahasa latinMedius yang secara Harfiah

berarti tengah, Pelantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media

adalah Pelantara (‫ )وسائل‬atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan.

Menurut Pidarta Belajar dengan alat atau media akan meningkatkan

ketrampilan siswa sebab merekalah yang melaksanakan. Media adalah

manusia, materi, atau kejadian yang mebangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.118

117
Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), 120.
118
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta., 2004), 94.
68

Menurut Arsyad Pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.

C. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Secara etimologi (arti bahasa) kata pesantren berasal dari kata santri dengan

awal pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri.119 Sedangkan

menurut Wahjoetomo sebagaimana dikutip oleh ASyafi’I Noer menjelaskan

bahwa asal kata pesantren adalah gabungan dari kata sant (manusia baik) dengan

suku kata tra (suka mendorong) sehingga kata pesantren dapat diartikan sebagai

“tempat pendidikan manusia baik-baik”.120

Sedangkan secara terminologi, pesantren diartikan sebagai pendidikan

tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan

mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan

sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Kata ‘tradisional’ disini menunjukkan

bahwa lembaga ini sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu, dan telah menjadi

bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian umat Islam di Indonesia,

serta mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan hidup

119
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 80.
120
Ahmad Syafi’i Noer, Pesantren: Asal Usul Dan Pertumbuhan Kelembagaan, Dalam Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta:
Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), 104.
69

umat.121 Tradisional bukan berarti statis lantas tidak mengalami perubahan dan

perkembangan, akan tetapi mempunyai makna yang dinamis. Dengan kata lain,

bahwa tradisional disini lebih merupakan lawan dari modern. Oleh Noer Cholis

Madjid istilah ini kemudian diperhalus dengan tidak menyebutkan kata salafiyah,

akan tetapi menggunakan istilah penganut sistem nilai ahlussunnah wal

jama’ah.122

Selanjutnya, Sudjoko Prasodjo mendefinisikan pesantren sebagai lembaga

pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non klasikal, dimana

seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan

kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama’ abad pertengahan, dan para

santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.123

Meskipun pada awalnya sistem pendidikan pesantren bercorak tradisional,

namun dalam perkembangannya ia lebih bersifat dinamis, adaptif, emansipatif,

dan responsif terhadap perkembangan dan kemajuan zaman. Hal ini menandakan

bahwa pesantren tidak membiarkan dirinya dalam ketradisionalan yang

berkepanjangan, akan tetapi lebih pada sikap adaptasi dan adopsi terhadap nilai-

nilai baru, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam sistem

pendidikannya. Berdasarkan hal tersebut, pesantren dengan berbagai dinamika

perkembangan zaman sudah terpoles oleh nilai-nilai baru yang banyak

121
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), 55.
122
Noer Cholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potren Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997),
31.
123
Sudjoko Prasodjo, Profil Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), 6.
70

bermunculan sehingga pesantren pada masa sekarang tidak menampakkan

karakteristiknya yang asli seperti awal berdiri atau awal perkembangannya.

Sehingga ini berdampak pada sulitnya ditemukan sebuah pesantren yang bercorak

tradisional murni diakibatkan pesantren akhir-akhir ini telah mengalami

transformasi sedemikian rupa dengan corak yang berbeda-beda.124

b. Karakteristik pendidikan pesantren

Karakteristik pendidikan di pesantren dapat diketahui dari berbagai segi yang

meliputi keseluruhan sistem pendidikan di pesantren; materi dan metode belajar

mengajar, prinsip-prinsip pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan di pesantren,

kehidupan kyai dan santri serta hubungan antar keduanya.125

1) Materi dan metode belajar mengajar

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren pada dasarnya mengajarkan

agama, sedangkan sumber kajian atau mata pelajarannya adalah kitab-kitab

bahasa arab. Pelajaran yang dikaji di pesantren adalah al-Qur’an dengan tajwid

dan tafsirnya, aqaid dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh, hadits dan musthalahal

hadits, bahasa arab dengan ilmu alatnya seperti ilmu nahwu, sharraf, bayan,

ma’ani, badi’ dan arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf. Sedangkan kitab yang

dikaji di pesantren-pesantren pada umumnya adalah kitab-kitab kuning yang di

124
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Indonesia, 2001), 124.
125
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, 125.
71

tulis pada abad pertengahan antara abad ke-12 sampai abad ke-15, yang sering

disebut dengan kitab kuning.

Adapun metode yang sudah lazim digunakan dalam pendidikan

pesantren adalah metode wetonan, sorogan, dan hafalan. Metode wetonan

merupakan metode kuliah dimana para santri duduk mengikuti pelajaran atau

pengajian dengan caramengelilingi atau berada di sekitar kyai yang

menerangkan pelajaran atau pengajian, sedangkan santri menyimak dan

mencatat apabila perlu. Istilah weton berasal dari kata wektu (jawa) yang berarti

waktu; karena pembelajaran atau pengajian tersebut dilakukan pada waktu-

waktu tertentu, yaitu sebelum dan / atau sesudah melakukan shalat fardlu

(shalat lima waktu). Di daerah Jawa Barat, metode ini dikenal dengan istilah

bandongan; sedangkan di daerah Sumatera istilah ini dikenal dengan istilah

halaqah. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan balaghah, yaitu belajar dengan

kelompok (group) yang diikuti oleh seluruh santri. Biasanya kyai menggunakan

daerah setempat dalam menerjemahkan kalimat demi kalimat dari kitab yang

dikaji.126

Metode sorogan merupakan suatu metode dimana santri menghadap

guru atau kyai secara bergiliran (bergantian) seorang demi seorang dengan

membawa kitab yang dipelajarinya. Kyai membaca dan menerjemahkan kitab

yang dipelajari kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan maksudnya.

126
Hasan Basri, Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah Pertumbuhan Dan
Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, 126.
72

Sedangkan santri menyimak bacaan kyai dan mengulanginya sampai paham,

lalu disahkan (jawa: ngesahi) oleh kyai atau guru yang membimbing. Istilah

sorogan berasal dari kata sorog (jawab) yang berarti menyodorkan kitab ke

depan atau hadapan guru atau kyai atau asistennya. Menurut Zamarkhsyari

Dzoefir bahwa metode sorogan ini merupakan yang paling sulit diantara

metode pendidikan Islam tradisional lainnya; sebab sistem ini menuntut

kesabaran, kerajinan, ketataan dan kedisiplinan dari pribadi santri itu sendiri.127

Meskipun metode ini dianggap merupakan metode paling sulit, namun juga

diakui merupakan metode yang paling intensif, karena dilakukan seorang demi

seorang secara bergantian dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.128

Metode hafalah merupakan suatu metode dimana santri menghafal teks

atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Biasanya, cara menghafal

ini diajarkan dalam bentuk syair atau nadhom. Sehingga melalui cara ini dapat

memudahkan santri dalam menghafal, baik ketika sedang belajar maupun di

saat berada di luar jam belajar. Namun meski demikian, metode ini memiliki

sisi kelemahan, antara lain santri cenderung mengikuti saja apa yang dikatakan

oleh guru atau kyai tanpa ada penalaran dan analisis yang cermat atau teliti.

Dari sekian pesantren yang berdiri, sampai sekarang semua pesantren-

pesantren tersebut masih tetap mempertahankan ketiga metode tersebut dalam

sistem pengajarannya, sehingga inilah yang membedakan sistem pengajaran di

127
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 7.
128
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren (Jakarta: Cemara Indah, 1978), 20.
73

pesantren dengan sistem pengajaran di lembaga-lembaga lainnya yang non

pesantren.

2) Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan dalam pesantren tidak dibatasi sebagaimana pada

lembaga-lembaga pendidikan yang menggunakan atau menerapkan sistem

klasikal. Umumnya, kenaikan tingkat seorang santri ditandai dengan tamat dan

/ atau bergantinya kitab yang dikaji. Apabila seorang santri telah menguasai

suatu kitab atau beberapa kitab dan telah lulus imtihan (ujian) yang diuji oleh

kyainya maka ia berpindah ke kitab yang lain atau lebih tinggi. Oleh karena

itu, jenjang pendidikan di pesantren tidak hanya ditandai dengan kenaikan kelas

sebagaimana sekolah formal, akan tetapi juga ditandai dengan penguasaan

kitab-kitab yang telah ditetapkan untuk dikaji, dari yang paling rendah sampai

yang paling tinggi.129

3) Fungsi pesantren

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan semata, akan

tetapi di sisi lain pesantren juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran

agama Islam (lembaga dakwah).

Fungsinya sebagai lembaga pendidikan, pesantren menyelenggarakan

pendidikan formal (madrasah, sekolah formal, dan perguruan tinggi atau

perkuliahan), dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan

129
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 21.
74

agama yang sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama’ fiqh, hadits,

tafsir, tauhid, dan tasawuf. Fungsinya sebagai lembaga sosial, pesantren

menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim tanpa

membedakan berdasarkan tingkat sosial ekonomi mereka. Sementara itu, juga

setiap hari menerima tamu dari masyarakat umum, baik dari masyarakat sekitar

atau dari masyarakat jauh. Mereka yang datang memiliki berbagai macam motif

yang berbeda-beda; ada yang ingin hanya bersilaturrahmi, berkonsultasi,

meminta nasihat, memohon do’a, berobat, bahkan ada yang meminta jimat

untuk penangkal gangguan dalam kehidupan sehari- hari. Kemudian fungsinya

sebagai lembaga penyiaran agama Islam, masjid pesantren juga salah satu

tempat yang berfungsi sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar

agama dan ibadah bagi para jama’ah, seperti untuk majlis taklim (pengajian),

diskusi keagamaan, dan sebagainya.130

Berdasarkan tiga fungsi pesantren tersebut, pesantren memiliki tingkat

integritas yang sangat tinggi bagi masyarakat sekitar, dan menjadi rujukan

moral bagi kehidupan masyarakat umum. Pada umumnya masyarakat

memandang pesantren sebagai komunitas khusus yang ideal terutama kaitannya

dengan moral keagamaan.

130
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren,22.
75

4) Sarana dan tujuan pesantren

Dalam bidang sarana, pesantren tradisional ditandai dengan ciri khas

kesederhanaannya. Sejak dulu, lingkungan atau komplek pesantren sangat

identik dengan kesederhanaan, walaupun kesederhanaan dimasa sekarang

sangat jauh daripada masa dulu, banyak pesantren di masa sekarang memiliki

gedung-gedung yang megah. Akan tetapi kesederhanaan tersebut masih tetap

bisa kita lihat melalui sikap dan prilaku para santri dan kyai dalam pergaulan

sehari-hari, contoh lainnya yang dipertahankan dari dulu sampai sekarang

adalah sarana belajar dimana para santri ketika mengaji atau belajar dengan cara

duduk di lantai atau beralaskan sajadah dan sebagainya serta dilakukan di

tempat terbuka dimana guru atau kyai menyampaikan materi pelajarannya.131

Mengenai tujuan pesantren, sampai saat ini belum ada keseragaman

definitif di dalam menjelaskan arti dari tujuan pesantren, terdapat perbedaan

tujuan antara pesantren satu dengan pesantren lainnya meskipun memiliki

semangat yang sama yaitu meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta dalam

rangka meningkatkan ibadah kepada Allah Swt. Dengan adanya keberagaman

tujuan tersebut menandakan bahwa setiap pesantren memiliki keunikan atau ciri

khas nya masing-masing, sekaligus menjadi karakteristik kemandirian dan

independensi dari masing- masing pesantren tersebut.132

131
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 23.
132
Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, 24.
76

Mastuhu berpendapat bahwa tujuan pendidikan di pesantren adalah

menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. berakhlak mulia, bermanfaat bagi

masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat, sebagai rasul

yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi Muhammad

Saw. (mengikuti sunnah nabi), mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam

kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat

Islam di tengah-tengah masyarakat (izzul islam wal muslimin), dan mencintai

ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.133

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa pembinaan akhlak dan

kepribadian serta semangat pengabdian menjadi target utama yang ingin di

capai oleh pesantren. Dengan demikian, pimpinan pesantren memandang

bahwa kunci kesuksesan dalam hidup bermasyarakat adalah moral dalam

beragama. Semuan aktifitas keseharian di fokuskan kepada pencarian nilai-nilai

ilahiyah.

5) Kehidupan kyai dan santri

Pesantren merupakan sebuah kehidupan yang unik sebagaimana dapat

dilihat secara lahiriyahnya. Pesantren merupakan komplek yang pada

kebiasaannya terpisah dari kehidupan sekitar, dalam komplek tersebut berdiri

beberapa rumah kyai atau pengasuh pesantren, masjid sebagai tempat ibadah

133
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 55–56.
77

sekaligus tempat pengajaran terhadap para santri disertai adanya(disediakan)

tempat menginap (tidur) para santri atau disebut dengan bilik.134

Dalam lingkungan fisik tersebut diciptakan semacam cara berkehidupan

yang memiliki sifat dan ciri khas tersendiri, dimulai dengan jadwal kegiatan

yang memang menyimpang dari pengertian masyarakat pada umumnya.

Pengertian pagi, siang, dan sore di pesantren akan berbeda dengan pengertian

masyarakat pada umumnya, misalnya sering dijumpai santri yang mencuci atau

menanak nasi di malah hari atau bahkan di tengah malam dimana pada waktu-

waktu tersebut masyarakat pada umumnya sudah beristirahat dari segala

kesibukannya, maka di mulai pada siang hari sepulang madrasah karena santri

menganggap jika sarapan di pagi hari akan mengakibatkan mengantuk ketika

mengikuti jam pelajaran, dan lain sebagainya. Dimensi waktu yang unik seperti

ini diakibatkan oleh kegiatan di pondok pesantren yang di pusatkan terhadap

pemberian pengajian kitab-kitab teks (al kutubul muqarrarah) pada selesai

shalat wajib.

Di sisi lain dalam corak kehidupan pesantren juga dapat dilihat dari struktur

pengajaran yang diterapkan. Dari sistematika pengajaran, dijumpai jenjang

pelajaran yang berulang-ulang dari tingak ke tingkat, seakan-akan tanpa akhir.

Persoalan yang diajarkan atau dikaji seringkali merupakan pembahasan serupa

yang diulang-ulang selama bertahun-tahun, meskipun buku teks yang

134
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren,, 57.
78

digunakan berbeda-beda. Biasanya dimulai dengan kitab kecil (mabsuthat),

dilanjutkan dengan kitab sedang (mutawassithat), sampai pada kitab yang besar

(al kutubul ulya). Masing-masing tingkatan kitab tersebut dipelajari bertahun-

tahun, bahkan pengajaran di pesantren tersebut tidak mengenal kata selesai atau

tamat.

D. Kepemimpinan Pondok Pesantren

Dari beberapa tipe kepemimpinan yang telah diuraikan oleh peneliti dapat

diketahui bahwa model kepemimpinan yang demokratis yang paling tepat untuk

diterapkan di pondok pesantren, karena kepemimpinan yang demokratis dimana dalam

sebuah kepemimpinan seorang pemimpin mempunyai daya tarik yang amat besar dan

umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya cukup besar, walaupun si pengikut

sering tidak dapat menjelaskan mengapa menjadi pengikutnya.135 Hal ini sesuai dengan

lingkungan pondok pesantren yang masih mengakui adanya karisma dari seorang kyai

yang akan mengantarkan para santri menuju keselamatan dunia ahirat melalui barokah

ilmu. Seorang kyai merupakan sosok pemimpin yang mempunyai kharismatik karena

kepemimpinan ini lahir berdasarkan kepercayaan, kepatuhan dan kesetiaan para santri

dan ustadz yang timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang dicintai,

dihormati dan dikagumi serta di mintai barokah dari ilmu yang dimiliki oleh pemimpin

tersebut.136

135
Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai, 190.
136
Imron Arifin, Kepemimpinan Kiai (Jombang: kalimashada press, 2010), 87.
79

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan pondok pesantren

dipimpin oleh seorang kyai menempati posisi sentral dalam komunitas pondok

pesantren, karena ia dianggap sebagai pemilik, pengelola, dan pengajar sekaligus

merangkap imam (pemimpin) pada acara ritual keagamaan seperti sholat berjamaah.

Sebutan kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pondok pesantren yang

sebagai muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya kepada Allah SWT, serta

menyebarluaskan dan memperdalam ajaran serta pandangan Islam melalui kegiatan

pendidikan. Kyai tidak hanya dikategorikan sebagai elit agama, tetapi juga elit pondok

pesantren yang memiliki otoritas tinggi dalam menyebarluaskan pengetahuan

keagamaan.

Di samping itu, ia pun berkompeten memberi corak dan bentuk kepemimpinan

pondok pesantren. Karisma yang melekat pada diri kyai, menjadi tolok ukur

kewibawaan pondok pesantren. Kyai juga menjadi rujukan bagi santri dan

pendukungnya. Segala kebijakan yang dituangkan dalam ucapan-ucapannya seringkali

dijadikan pegangan. Sikap dan tingkah laku keseharian kyai dijadikan referensi atau

panutan. Bahasa-bahasa kiasan yang dilontarkannya menjadi bahan renungan bagi

santri dan para pengikutnya. Posisi kiyai yang serba menguntungkan itu membentuk

mekanisme kerja pondok pesantren, baik yang berkaitan dengan struktur organisasi dan

kepemimpinan maupun arah kebijakan pengembangan kelembagaan pondok

pesantren.137

137
Imron Arifin, Kepemimpinan Kiai, 88.
80

E. Kepemimpinan Kiai dalam Inovasi Pendidikan

Adapun Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam menginovasi

pendidikan pesantren yang mana kepemimpinan merupakan faktor penting yang

berpengaruh langsung terhadap berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Meski tidak

ada keraguan bahwa suatu organisasi akan berhasil manakala ia memiliki sumber dana

yangcukup, memiliki struktur yang kuat, dan memiliki jumlah tenaga terampil yang

memadai, faktor kepemimpinan tidak boleh diabaikan begitu saja. Tanpa kehadiran

pemimpin yang kompeten, roda organisasi mustahil akan berjalan dengan lancar.138

Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari secara lebih komprehensif, perlu

dikemukakan mengenai konteks kepemimpinan tersebut dalam kehidupan pesantren.

Ditinjau dari perspektif para penghuninya, pesantren terdiri dari kyai yang menjadi

pengasuh, para guru (ustad) dan para santri. Ketiga komponen ini yang lazimnya

dikenal sebagai warga pesantren. Dari sudut pandang struktur

organisasi/kepengurusannya, adakalanya pesantren mengadopsi sistem yang sangat

sederhana, yaitu seorang kyai memegang pimpinan mutlak dalam segala hal. Namun

demikian, tidak jarang pula sang kyai mendelegasikan otoritasnya tersebut kepada

seorang ustad senior. Seorang KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam mengelola Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari perlu adanya kerja sama dengan asisten seperti

keluarga dan ustad. Keluarga adalah orang terdekat dari KH. Achmad Ghonim Jauhari

yang sangat mensuport segala bentuk dakwah beliau dalam islam seperti istri, anak dan

138
Abd. Halim Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem
Pendidikan Pesantren (Yogyakarta: LKIS, 2013), 65.
81

menantu. Sedangkan Ustad adalah santri kyai yang dipercayai untuk mengajar agama

kepada para santri dan supervisi oleh kyai.139

Kerja sama itu ada banyak hal yang perlu ditingkatkan oleh seorang ustad.

Kedudukan ustad di pesantren pada dasarnya memiliki dua fungsi pokok, yaitu pertama

sebagai ajang pelatihan dan penggemblengan sebelum menjadi kyai dikemudian hari.

Dan kedua, sebagai pembantu kyai dalam mendidik para santri. Berkenaan dengan

fungsinya yang pertama, seorang ustad biasanya sudah mulai diperkenalkan oleh

kyainya kepada khalayak masyarakat luar.

Bentuk pengenalannya bisa bermacam-macam, seperti menyambut dan melayani

tamu-tamu yang berkunjung ke pesantren. Dalam fungsi ini, ia tidak ubahnya tengah

belajar memainkan peran sebagai asimilator kultural, yakni tentang bagaimana ia

mengasimilasikan nilai-nilai yang berlaku di pesantren dengan radiasi produk-produk

kultural yang berasal dari luar. Sementara itu, terkait dengan fungsinya yang kedua,

seorang ustad biasanya diharuskan oleh kyainya untuk mematangkan penguasaannya

atas literatur-literatur keagamaan yang diajarkan di pesantren.140

Kedua fungsi ustad di atas dapat dikatakan sebagai calon asimilator budaya dan

tenaga ahli dibidang ilmu-ilmu agama, merupakan tugas yang sangat berat. Karena

setiap apa yang dijalankan oleh ustad selalu berada dalam pengawasan KH. Achmad

139
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, 126.
140
Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem Pendidikan
Pesantren, 66.
82

Ghonim Jauhari.141Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan KH. Achmad

Ghonim Jauhari itu tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya Keluarga, Pengurus dan

jajaran dibawahnya seperti asisten kyai sekaligus ustad, ustad/ustadah. Juga banyak

dukungan dari luar yaitu masyarakat sekitar.

Dalam membentuk suatu organisasi pondok pesantren juga harus lebih genius

dalam mengatur suatu organisasi. Untuk mewujudkan pesantren yang berkualitas

tentunya banyak kerja keras untuk menggapai kesuksesan itu. KH. Achmad Ghonim

Jauhari sebagai peran utama dalam pesantren yang ada di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ini memiliki tekat untuk membuat kinerja

baru berupa mengadakan kerja sama dengan ustad yang ada di pondok tersebut.

Tujuannya yaitu diharapkan Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember ini dapat terealisasikan visi misinya. Salah satu usaha yang harus dilakukan

adalah memperbaiki mutu dan kualitas pondok terutama pantauan KH. Achmad

Ghonim kedapa ustadz di setiap asrama saat melaksanakan kegiatan pondok seperti

saat mengajari santri. Untuk mewujudkan suatu tujuan, membutuhkan usaha dan proses

seperti yang diusahakan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

dalam meningkatkan mutu pesantren. Untuk meningkatkan kualitas pondok pesantren

terutama untuk menghasilkan insan yang berkualitas yang memiliki keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah SWT.

141
Soebahar, Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan Kiai Dan Sistem Pendidikan
Pesantren, 67.
83

F. Kerangka Penelitian
Pendidikan di pondok pesantren sangat monoton dan kurikulumnya sangat

membosankan dan juga sangat tradisional dengan gaya kiai yang menjadi fokus utama

dalam mengelola semua pendidikan di dalamnya, terutama pendidikan pondok

pesantren adalah pendidikan non formal yang kurang terintegrasi dengan pemerintah

khususnya dalam ranah keuangan atau biaya operasional sangat terabaikan. Oleh

karena itu, peran seorang kiai sangat menentukan keberlangsungan pendidikan

pesantren. Dibutuhkan gaya kepemimpinan yang ideal untuk dapat tetap eksis dalam

pendidikan pesantrennya di dunia sekarang ini. Oleh karena itu, datanglah Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari di bawah pimpinan seorang kiai KH. Achmad

Ghonim Jauhari dengan keterbatasannya dalam pendidikan pesantren KH. Achmad

Ghonim Jauhari bisa lebih piawai lagi dalam bidang gaya kepemimpinan dan

inovasinya di pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari sehingga terus eksis hingga

sekarang dengan inovasi yang dihasilkan dari gaya kepemimpinan KH. Achmad

Ghonim Jauhari, seperti di bidang formal ada SD, SMP, MA, SMK, dan BLK

Assunniyyah Al Jauhari dan di bidang non formal, seperti Tahfdzul Qur'an, Program

Kitab Kuning dan Pemetaan Asrama.


84

TABEL 3.1
KERANGKA BERFIKIR

GAYA KEPEMIMPINAN
1. OTORITER
2. DEMOKRSTIS
3. PATERLIASTIK
4. KHARISMATIK
5. TRANSFORMASIONAL
6. TRANSAKSIONAL GARY YUKL, 1994 HASIL KEPEMIMPINAN

KH. ACHMAD GHONIM JAUHARI


VARIABEL X dan Y

DALAM INOVASI PENDIDIKAN

1. FORMAL
WIDODO, 2003
2. TAHFIDZUL QUR’AN

3. PROGRAM MADIN

INOVASI PENDIDIKAN 4. PEMETAAN ASRAMA


DHOFIER, 2011
1. KURIKULUM

2. SUMBER DAYA

MANUSIA

3. SARANA

PRASARANA
BAB III

METODE PENELITIAN

Berdasarkan Pemaparan mengenai Fokus masalah hingga ke kajian teori kami

dalam melakukan penelitian menggunakan beberapa metode agar menjadi baku dan

hidupnya hasil temuan kami dan menjadikan logis oleh logika, pendekatan dan jenis

metodologinya sebagai berikut:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomonologi yang bertujuan untuk

memahami (understanding) makna perilaku, simbol-simbol dan fenomena-

fenomena.142 Alasan menggunakan penelitian fenomonologi yaitu untuk memahami

makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami

berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan

orang sering mempunyai makna tertentu.

Sedangkan Jenis Penelitian yang kami gunakan adalah Kualitatif. Adapun Jenis

Penelitian Kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap

berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.143 Metode kualitatif dapat digunakan

untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui

lapangan. Sehingga nantinya, peneliti akan mendeskripsikan dan menerangkan

142
John Creswell, Research Design (Qualitative And Mixed Methods Approaches) Diterjemah Oleh
Ahmad Fawaid (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 19.
143
C.R. Bogdan & S.J. Taylor, Introduction in Qulitative Research Methods (New York: john wiley &
INC, 1993), 54.

85
86

peristiwa yang dialami subjek penelitian tentang aktifitas sekolah dengan

menggunakan strategi manajemen pembiayaan orang tua asuh.

Jenis penelitian menggunakan kualitatif fenomenologis (fenomena dan

kenyataan). Dimana penelitian ini akan difokuskan untuk memahami, menggali, dan

menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan

dengan orang- orang yang ada dalam situasi tertentu.144

Alasan menggunakan Pendekatan fenomenologi karena dalam penelitian ini,

peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan

(program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan

informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur

pengumpulan data selama periode tertentu.

Sedangkan data kualitatif dapat dikatakan data yang abstrak (intangible) atau

tidak terukur seperti menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah

menurun, citra perusahaan, harga-harga sembako, dan lain- lain, serta hasil

pelayanan bagi pelanggan.145 Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan

penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak

menggunakan angka dalam pengumpulan data dan memberikan penafsiran terhadap

hasilnya.146 Pernyataan ini didukung oleh Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. yang

144
John W Creswell and J David Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (new york: Sage publications, 2017).
145
Rusady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), 93.
146
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Renika, 2006), 12.
87

mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya.147

Pada hakikatnya, penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam

lingkungan hidup dan tugasnya, berinteraksi dengan mereka, berupaya memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang tugas dan dunia sekitarnya. Dengan kata lain

penelitian ini dilakukan dalam situasi yang wajar.

Jika ditinjau dari objek penelitian, baik lokasi maupun sumber data penelitian,

maka penelitian ini dikategorikan penelitian lapangan (field reserach), dengan

berlandaskan pada analisis deskriptif.

B. Kehadiran Peneliti

Di dalam penelitian kualitatif, kehadiran seorang peneliti di objek penelitian

merupakan suatu kewajiban, karena bagaimanapun seorangpeneliti akan mengamati

berbagai aktifitas, serta mencari sejumlah data, baik berasal dari hasil wawancara,

dokumen lembaga, dan sejumlah referensi pendukung, sesuai dengan fokus dan

tujuan penelitian.

Saat melakukan aktifitas penelitian serta penyusunan tesis sesuai pokok

bahasan judul penelitian, kehadiran peneliti di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember sebagai instrumen kunci untuk mengumpulkan sejumlah

data yang berkaitan dengan fokus penelitian.

147
Lexy J. Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 6.
88

Peneliti dituntut untuk berfikir kritis, dan menggunakan seluruh indra dengan

baik, agar dapat menggali data, kemudian mengamati keadaan sekitar lokasi dengan

maksimal. Peneliti akan ber sebagai perencana, pelaksana, pengumpul,

penganalisis, penafsir data, dan akhirnya dapat merumuskannya dalam bentuk hasil

penelitian, yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Dalam penelitian ini, peneliti hadir secara langsung Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jemberdengan membawa segenap peralatan yang

dibutuhkan dalam proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh

peneliti antara lain:

1. Kegiatan awal sebelum memasuki lapangan, peneliti melakukan observasi awal

agar memperoleh gambaran umum tentang model kepemimpinan Kyai Achmad

Ghonim Jauhari dan inovasi yang dilakukan di Pondok Pesantren Assunniyyah

Al Jauhari Kencong Jember

2. Setelah memperoleh gambaran umum tentang objek penelitian, peneliti

kemudian menyusun rancangan penelitian yang bertujuan untuk dijadikan acuan

selama proses penelitian. Rancangan tersebut kemudian diajukan kepada ketua

program studi MPI kemudian dipresentasikan kepada dosen penguji.

3. Langkah selanjutnya, peneliti meminta ijin sekaligus menyampaikan maksud dan

tujuan penelitian kepada KH Achmad Ghonim Jauhari dan kepada Pengurus

pondok di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


89

4. Setelah berkoordinasi dan mendapatkan ijin dari KH. Achmad Ghonim Jauhari,

peneliti kemudian berkoordinasi dengan pihak-pihak yang diteliti, yakni

pengurus, dewan asatidz dan keluarga ndalem

5. Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan observasi secara langsung di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember serta melakukan wawancara

kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan sebagai informan untuk mengetahui

model kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dan inovasi yang dilakukan

di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

6. Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga meminta dokumentasi

yang dibutuhkan dari pihak-pihak yang berhubungan denganmodel

kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dan inovasi yang dilakukan di

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Setelah data tersebut diperoleh, peneliti kemudian mengelola data untuk

kemudian dijadikan laporan penelitian, serta dijadikan sebagai masukan atau

pertimbangan bagi lembaga tersebut.

C. Latar Penelitian

Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember.. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan Pondok Pesantren Assunniyyah

Al Jauhari Kencong Jember merupakan salah satu pondok pesantren yang tetap

mempertahankan dunia kesalafannya dan memadukan dengan pelajaran formal

sehingga masih mampu bertahan dikala pondok pondok lain di wilayah jember
90

khususnya harus gulung tikar karena tidak mau berinovasi dengan melakukan

penambahan formal.

D. Data dan Sumber Data

Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitiannya dapat betul-betul

berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, Selain bersifat penelitian

lapangan, sumber data yang digunakan penelitian melalui sumber data primer dan

sekunder.148

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua sumber, yakni sumber

primer dan sekunder. Sumber data primer merupakan data murni yang diperoleh dan

digali dari sumber utamanya atau hasil penelitian secara langsung.149 Dalam

penelitian ini adalah wawancara dan data yang berasal dari KH. Achmad Ghonim

Djauhari, pengurus Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari, Kepala Sekolah MA

Assunniyyah Al Jauhari dan guru, bendahara, stake holder, yang berkenaan erat

dengan judul yang akan diteliti.

Sedangkan untuk sumber data sekunder merupakan data yang juga diartikan

sumber tertulis. Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal ini tidak dapat diabaikan.150 Dari penelitian ini

adalah berasal dari dokumen tertulis di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

148
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam (Malang: Genius Media, 2012), 91.
149
Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), 122.
150
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 159.
91

Kencong Jember maupun dari berbagai referensi pendukung, seperti buku ilmiah,

artikel, jurnal ilmiah, dan koran.

E. Pengumpulan Data

Salah satu tahap yang penting dalam penelitian adalah proses mencari data.

Seorang peneliti harus tepat memilih dan mencari dimana sumber data berada. Oleh

karena itu, ada beberapa metode yang dipakai dalam proses penelitian pada karya

ilmiah ini, diantaranya:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian, dapat pula diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap

gejala yang tampak pada obyek penelitian.151Secara mudah disebut juga sebagai

metode pengamatan. Ringkasnya metode observasi adalah cara pengumpulan

data dengan cara melakukan pencatatan dan sistematik.152

Sedangkan dalam arti yang lebih luas sebagaimana yang dikatakan

Nawawi bahwa Obervasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.153 Teknik observasi merupakan

metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek

penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung yaitu pengamat berada

langsung bersama obyek yang diselidiki; maupun tidak langsung yaitu

151
Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Renika Cipta, 2000), 158.
152
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis (Yogyakarta: UPP
AMP YPKN, 2003), 89.
153
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 92.
92

pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa

yang diselidiki.154 Karena salah satu tujuan dari observasi ialah eksplorasi, yaitu

memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menangkap keadaan (setting)

penelitian dan melihat jenis- jenis permasalahan.155

Observasi dilakukan secara menyeluruh terhadap fenomena yang diteliti

dengan melakukan penelusuran langsung terhadap obyek penelitian, dengan

mengamati peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini peneliti datang ke tempat yang

diamati di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga

tahapan yakni, observasi pra-penelitian, saat penelitian, dan pasca penelitian

yang bertujuan untuk mengamati secara mendalam bagaimana kepemimpinan

KH. Achmad Ghoni Jauhari dan inovasi pendidikan yang dilakukan di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.156 Menurut

Ahmad Tanzeh, adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau

beberapa orang yang bersangkutan.157 Menurut Nawawi adalah teknik

154
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2011), 84.
155
James A. Black dan Dean J. Champion, No Metode and Masalah Penelitian (Jakarta: PT Refika,
1999), 288.
156
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, Rineka Cipta, 2005) 165.
157
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, 48.
93

pengumpulan data melalui pengamatan dengan melakukan tanya-jawab secara

lisan.158 Selanjutnya menurut Sugiyono, adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya-jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.159 Sedangkan menurut Lexy

J. Moleong, adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu

dilakukan oleh dua puhak, pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.160

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan instrument pedoman

wawancara yang berisi kerangka pertanyaan untuk memperoleh data utama. Data

wawancara ini digunakan sebagai pembanding dan penguat dari observasi yang

telah dilakukan selama proses penelitian di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember berlangsung dengan jalan tanya jawab sehingga

informasi yang didapatkan lebih akurat, dan dapat menimbulkan hubungan

pribadi yang lebih akrab.161

158
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 95.
159
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D) (Bandung:
ALFABETA, 2010), 231.
160
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 186.
161
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 227.
94

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,teori, dalil atau

hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.162

Dokumentasi adalah teknik mencari data mengenai segala yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lainnya.163 Salah

satunya dengan mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu

laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan meliahat dokumen-

dokumen resmi seperti: monografi, catatan- catatan serta buku-buku peraturan

yang ada. Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan

tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan penguji suatu

peristiwa atau menyajikan akunting.164 Sedangkan menurut Nawawi,

dokumentasi adalah tehnik mencari data mengenai segala yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lainnya.165

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam

banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.166

162
S. Nasition, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2003), 74.
163
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 231.
164
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, 66.
165
Nawawi, Metodologi Penelitian Hukum Islam, 93.
166
Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 217.
95

Adapun data yang dapat diperoleh dengan cara dokumentasi antara lain:

dokumen yang berhubungan dengan model, bagaimana model kepemimpinan

KH. Achmad Ghonim Jauhari dan inovasi pendidikan yang dilakukan di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

F. Analisis Data

Analisis data dapat didefinisikan sebagai proses penelaahan, pengurutan dan

pengelompokan data, dengan tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan

mengangkatnya menjadi kesimpulan atau teori sbagai hasil temuan penelitian.

Kegiatan ini bermaksud untuk mengkaji dan memperdalam pemahaman tentang

fokus penelitian, baik dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi. Dari

sini diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang benar, credible dan

dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif guna

menganalisis data kualitatif yang wujudnya dinyatakan dalam bentuk uraian

deskriptif (bukan menggunakan angka) aktifitas dalam analis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif Miles dan Huberman, yakni proses analisis data meliputi data collection,

data condensation, data display, and data verifiying.167

167
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis (United State of Amerika: Arizona State University,
2014), 8–10.
96

Adapun proses analisis data ini antara lain:

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data meliputi semua data yang dibutuhkan dalam penelitian

terkait dengan fokus masalah yang diteliti antara lain: profil sekolah, pengelolaan

pembelajaran, pengelolaan siswa, serta pengelolaan sarana prasarana di lembaga

yang diteliti.

Setelah data tersebut kami peroleh, maka data tersebut kami tulis di dalam

penelitian ini. Data tersebut menjadi pendukung dalam penelitian ini, sebab tanpa

data dari sekolah maka tidak akan didapatkan data yang valid di dalam penelitian

ini.

2. Data Condensation (Pengembunan Data)

Miles, Hubberman dan Saldana mengemukakan: “Data condensation refers

to the process of selecting, focusing, simplifying, abstracting, and/or

transforming the data that appear in the full corpus (body) of written-up field

notes, interview transcripts, documents, and other empirical materials.168

Kondensasi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan, transkrip

wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya. Kondensasi

(pengembunan) data berarti mengubah data yang sebelumnya menguap menjadi

lebih padat (air). Letak perbedaan antara Reduksi dengan Kondensasi terletak

168
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis, 8.
97

pada cara penyederhanaan data. Reduksi cenderung memilah kemudian memilih,

sedangkan kondensasi menyesuaikan seluruh data yang dijaring tanpa harus

memilah (mengurangi) data. Inti dari kondensasi data adalah mencari data inti

tanpa harus mengurangi atau mereduksi data yang diperoleh dalam penelitian.

Adapun dalam proses kondensasi data, peneliti telah melakukan proses

penyederhanaan data dengan memilah mana data yang penting untuk kemudian

ditampilkan di dalam penelitian ini.

3. Data Display (Sajian Data)

Sajian data adalah suatu rangkaian pengelompokan informasi yang

memungkinkan membuat kesimpulan dari penelitian. Penyajian data

dimaksudkan untuk menemukan gambaran-gambaran yang bermakna serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan

tindakan. 169

Dalam proses ini peneliti telah menampilkan sejumlah data yang dinilai

penting, dan memiliki daya dukung terhadap penelitian yang diangkat.

4. Data Verifiying (Simpulan Data)

Apabila tahap kondensasi dan penyajian data telah dilakukan, maka langkah

terakhir yang dilakukan adalah mengambil kesimpulan. Pengambilan

kesimpulan merupakan suatu proses dimana menginterprestasikan data dari awal

169
Miles and Hubberman, Qualitatif Data Analysis, 9.
98

pengumpulan disertai pembuatan pola dan uraian atau penjelasan. Pengambilan

kesimpulan merupakan bukti terhadap penelitian yang telah dilakukan.

G. Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada dasarnya merupakan bagian yang sangat penting dan

tidak terpidahkan dalam penelitian kualitatif. Data yang telah berhasil digali,

dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan

dan kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber

dan trianggulasi metode.

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan sebagai

peningkatan keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini peneliti

menggunakan pendekatan trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar

dalam pengumpulan data wajib menggunaka beragam sumber data yang tersedia.

Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantab dan kredibel apabila digali

dari beberapa sumberdata yang berbeda. Misalnya dengan membandingkan data

dari beberapa informan dalam proses wawancara mengenai suatu bahasan, tetapi

dalam ruang lingkup yang sama.

Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda,

yang artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informan yang diperoleh dengan informasi yang berasal dari sumber lain.

Sedangkan Trianggulasi metode digunakan untuk membandingkan hasil

wawancara antara beberapa informan, kemudian peneliti juga membandingkan data


99

hasil wawancara dengan hasil observasi, Selanjutnya membandingkan data hasil

wawancara dan hasil observasi dengan isi dokumen.


BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian dan paparan data pada bab sebelumnya, bab ini akan

mengurai lebih detil bagaimana data hasil penelitian dapat menjawab fokus penelitian

peneliti. Pembahasan menjelaskan dengan mengaitkan dengan kajian teori yang ada

sehingga didapatkan data yang lebih bermakna sebagai hasil analisi data penelitian

secara komprehensif. Pembahasan secara berurutan disampaikan sesuai dengan fokus

penelitian.

A. Biografi KH. Achmad Ghonim Jauhari dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

1. Biografi KH. Achmad Ghonim Jauhari

KH. Achmad Ghonim Jauhari Putra Bungsu dari KH. Jauhari Zawawi

Dengan Hj. Sa'adah Jauhari. KH. Achmad Ghonim Jauhari adalah Pengasuh

Pondok Pesantren Assunniyyah dan Pendiri Yayasan Assunniyyah Al Jauhari

sekaligus pemilik Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Assunniyyah Al Jauhari

(KBIHU), Pendiri SMP, SMK, MA, dan BLKK Assunniyyah Al Jauhari

Kencong Jember.170 KH. Achmad Ghonim Jauhari lahir di desa Kencong pada

tanggal 22 Maret 1977, beliau menamatkan pendidikan dasar di MINU Ponjen

Kencong Jember Pada Tahun 1989, sebelum itu beliau pernah belajar sendiri

170
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)

100
101

ke ayahnya KH. Jauhari Zawawi, Pada Tahun 1991 KH. Achmad Ghonim

Jauhari melanjutkan ke Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy Syar’iyyah

(MUS) Sarang Rembang Sekolah di Madrasah Al-Ghazaliyah Syafi'iyyah

(MGS) tingkat akhir pada tahun 1995, dimana ketika KH. Achmad Ghonim

Jauhari masih berumur 18 tahun pada pertengahan belajar Di MGS Ini KH.

Achmad Ghonim Jauhari menikah dengan Hj. Mahmudah Al- Aslamiyah putri

KH. Bashori Rahmat yang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam

Balung tepatnya pada tanggal 13 Agustus 1995.171

Dari pernikahan ini KH. Achmad Ghonim Jauhari dikaruniai dua orang

putra dan dua orang putri, Muhammad Maisur Aniq, Muhammad Dimas

Mangkudirjo, Nanda Nahdiyah, Anida Razan. pada tahun 2002 KH. Achmad

Ghonim Jauhari menikah lagi yang kedua kalinya dengan Hj. Luluk Masruhah

putri dari KH. Mahfudz, putri pengasuh Pondok Pesantren Amirussalam Jajag

Banyuwangi dan dikaruniai satu orang putri, yaitu: Adinda Al-Ghorro' Sekitar

pada tahun 2007 KH. Achmad Ghonim Jauhari menikah lagi dengan Hj. Nur

Aini Farida dan dikaruniai seorang putra yang bernama Ahmad Muhammad

Arya Jalaluddin.172

171
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
172
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
102

2. Sejarah Singkat PP. Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember173

Pondok Pesantren Assunniyyah Al-jauhari atau yang belih dikenal dengan

sebutan AJ ini, berdiri sejak tahun 2008, yang merupakan asrama yang

menampung siswa mulai tujuh tahun yang didekasikan sebagai asrama dengan

pengelolaan modern, tetapi tidak menghilangkan unsur kesalafan. Pondok

Pesantren Assunniyyah Al-jauhari bertujuan khusus untuk membina santri

menuju penguasaan Al-Qur'an dari seluruh aspek di bawah naungan Pondok

Pesantren Assunniyyah yang berdiri sejak tahun 1942, agar santri mampu

menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur`an, Fiqih, Nahwu, Sorof

dan Aqidah Akhlaq.174

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember merupakan

pesantren yang masih berada dibawah naungan Pondok Pesantren Assunniyyah

Pusat atau Induk, yang letaknya tepat dijalan KH. Jauhari No 1-3 Kencong

Jember. Pondok Pesantren Assunniyyah Al-jauhari pada dasarnya merupakan

lembaga pendidikan islam yang menggabungkan antara sistem pondok modern

(Kholaf) dengan pondok tradisional (salaf). Meskipun didedikasikan sebagai

lembaga dan asrama dengan pengelolaan modern, tetapi pesantren ini tetap

tidak menghilangkan unsur kesalafan.175

173
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
174
Observasi, (Kencong, 3 Februari 2023)
175
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
103

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari di dirikan pada tanggal 23 Juli

2008 oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari. Nama Al-Jauhari sendiri di ambil dari

nama KH. Jauhari Zawawi. Maksud dari pengambilan nama ini adalah untuk

tabarrukan (mengambil keberkahan) dari KH. Jauhari Zawawi yang

merupakan pendiri dan pengasuh awal Pondok Pesantren Assunniyyah

Kencong Jember yang sangat masyhur akan kezuhudan dan kewibawaannya.

Dilihat dari sisi perkembangan, Pondok Pesantren Assunniyyah Al-jauhari

banyak mengalami peningkatan. Hingga saat ini ditahun 2020 santri

Assunniyyah Al jauhari baik putra maupun putri sudah mencapai 600 santri.

Mereka kebanyakan berasal dari kawasan Jember. Namun ada juga santri dari

luar Jember seperti Lumajang, Banyuwangi, Mojokerto dan Surabaya. Bahkan

ada juga santri yang berasal dari luar Jawa seperti Ambon, Kalimantan, Sumatra

dan Sulawesi.176

Mulai tahun 2019 Pondok Pesantren Assunniyyah Al-jauhari juga

mempunyai pendidikan formal sendiri dari jenjang SMP, MA, SMK, KBIHU,

BLKK dan SD Assunniyyah Al Jauhari .Berdirinya pesantren ini dilatar

belakangi oleh beberapa pikiran diantaranya adalah problematika generasi

muda yang akhir akhir ini sangat memprihatinkan baik itu dari segi norma

maupun dari segi nilai nilai keislamian. Oleh karenanya, tujuan dari berdirinya

176
Observasi, (Kencong, 23 Februari 2023)
104

asrama ini tidak lain hanyalah untuk menegakkan nama Islam dan

memantapkan akidah para generasi muda serta untuk pengembangan ilmu,

amal dan akhlaq mulia dalam bermasyarakat. Idealnya pengembangan

kepribadian generasi muda yang ingin dituju dan dicapai ialah kepribadian

mukhsin, bukan sekedar muslim saja.

Dalam upaya dan usaha untuk mencapai visi dan misinya Pondok

Pesantren Assunniyyah Al-jauhari masih menomor satukan pendidikan

keagamaan, diantaranya sekolah diniyyah, tahfidz Al Qur’an, tilawatul qur’an,

diba’iyyah, Al-banjari, MMA (Majlis Musyawarah Al-jauhari), Khitobah,

ziaroh rutin maqom Masayikh, sholat dhuha berjama’ah, Tahlil bersama,

kegiatan Ubudiyyah dan kegiatan lainnya yang sifatnya mendidik.177

a. Visi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari Kencong Jember

Menjadi lembaga pendidikan islam atau pondok pesantren sebagai pusat

pemantapan akidah, pengembangan ilmu, amal dan akhlaq mulia dalam

kehidupan bermasyarakat. Menjadi lembaga pendidikan islam atau pondok

yang siap untuk mendidik santri agar menjadi generasi bangsa yang memiliki

aqidah yang kokoh dan ilmu pengetahuan yang luas serta akhlaq yang

mulia.178

177
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 2 Februari 2023)
178
Observasi, (Kencong, 27 Februari 2023)
105

b. Misi Pondok Pesantren Assunniyyah Al-Jauhari Kencong Jember

Membina dan mengantarkan santri untuk menjadi kader-kader islam

yang berakhlaq dan berakidah Ahlussunnah Wal Jama'ah mendidik dan

mempersiapkan santri untuk menjadi manusia mandiri dan berkhidmad

kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa.Mempersiapkan generasi muda

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mengantarkan santri untuk

menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan tentang al qur'an, fiqih, nahwu sorof,

dan akidah akhlaq.179

B. Paparan Data

Pada bagian ini di kemukakan informasi dari hasil pengolahan data penelitian.

Untuk itu, kutipan – kutipan yang dirujuk adalah dari apa yang di katakana

informan (hasil wawancara), narasi dari peristiwa dan fenomena-fenomena yang

terjadi di sekeliling tempat penelitian.180 Akan kami paparkana sebagai berikut:

1. Inovasi KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah

Al Jauhari Kencong Jember.

Rentan jarak berdiriny Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari dengan

pendirian Lembaga – Lembaga yang ada dilamnya sekitar 11 tahun lamanya

dianggap perlu adanya inovasi dan perubahan yang signifikan agar terus

berkembang dan di terimah oleh masyarakat. Sebetulnya santri Pondok

179
Observasi, (Kencong 23 Februari 2023)
180
Tim penyusun, “pedoman penulisan karya ilmiyah” (Kencong: Program Pascasarjana, 2022) 41.
106

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari sekolah formal di luar seperti MTs, MA,

SMK Yunisma dan sekolah formal sekitar wilayah Kencong, dianggap

mempengaruhi karakter dan kepribadian santri dengan berteman teman luar saat

di sekolah hingga terbawa kebiasaan buruk teman luar di lingkungan pesantren

menyebab sering melakukan pelanggaran seperti main Playtasion, warung

internet dan pacaran di luar pesantren saat jam di sekolah formal untuk

meminimalkan kenakalan santri akhirnya KH. Achmad Ghonim Jauhari punya

inovasi untuk mengembangankan pendidikan pesantren di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari. Oleh karna itu, KH. Achmad Ghonim Jauhari mulai

mendirikan lembaga – lembaga yang bernaungan di Yayasan Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari. Sebagaimana saat kami wawancarai beliau KH.

Achmad Ghonim Jauhari bahwa:

“Awal kami mendirikan lembaga-lembaga di Pondok Pesantren


Assunniyyah Al Jauhari adalah SMP sebab melihat santri yang saat itu
masih sekolah formal di luar kaya MTs Yunisma dan sekolaan lainnya
di sekitar wilayah Kecamatan Kencong apalagi yang favorit bagi anak
muda saat itu adalah sekolah SMA Negeri Wonorejo, namun imbasnya
santri hilang karakter dan sifat ke santrian dari santri. Sering bolos ikut
bergaul dengan teman luar, malas mengaji saat di pondok pesantren
hingga melakukan pacaran saat sekolah formal tindakan yang sangat
memalukan dan mencemarkan nama baik pondok, akhirnya kami
putuskan dan musyawarahkan untuk mendirikan lembaga sendiri di
dalam lingkup Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari. Pertama
kami mendirikan SMP Assunniyyah Al Jauhari lalu MA Assunniyyah
Al Jauhari hinggan yang terakhir dan yang baru di resmikan serta SK
107

keputusan sudah turun yaitu lembaga pendidikan sekolah dasar (SD


Assunniyyah Al Jauhari)181

Pendidikan Pondok Pesantren, khususnya di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari. Secara garis besar pendidikan tersebut terbagi

menjadi 3 yaitu pendidikan diniyah, pendidikan formal dan pendidikan al-

qur’an. Selain itu, ada juga bentuk inovasi pendidikan dari KH. Achmad

Ghonim Jauhari berupa pembagian asrama yang berbeda. Pendidikan tersebut

terintergrasi dengan beberapa elemen seperti, pendidikan karakter, agama, ilmu

umum, kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Inovasi yang di sumbangkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari bagi

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari memetakan diniyah, formal dan

tahfidzul Qur’an, membentuk asrama dan mengkolaborasi. Pondok Pesantren

Assuniyah Al Jauhari ini punya beberapa lembaga dan dibawah naungan

Assunniyyah induk bukan terpisah dengan assunniyya induk, tapi KH. Achmad

Ghonim Jauhari punya metode sendiri untuk berjuang di masyarakat untuk

mencetak kader santri yang tetap bergaya agama tetapi bisa beradaptasi dengan

zaman sekarang. Maka dari itu, KH. Achmad Ghonim Jauhari mendirikan

Pondok Pesantren Assuniyah Al Jauhari itu berbagai model, contoh untuk santri

yang lebih fokus di bidang agama tetapi berijazah. Maka pendidikan hanya

mengikuti pola dari pesantren induk usaha itu dinamakan dengan Asrama

181
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong 25 April 2023)
108

Ndalem Timur. Berikut pemaparan Inovasi dari KH. Achmad Ghonim Jauhari

dalam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

Kencong Jember.

a. Mendirikan Lembaga Pendidikan Formal

KH. Achmad Ghonim Jauhari merubah pendidikan pesantren yang

dulunya kental dengan salaf, kitab kuning dan anti dengan namanya

formal, namun dengan berkembangnya waktu KH. Achmad Ghonim

menganggap begitu penting dan bagusnya untuk di kuasai seorang santri

teruntuk skil mereka agar bisa bermanfaat di masyarakat luas karena

akhir-akhir ini semua membutuhkan ijazah formal untuk bisa ceramah

agama dan bidang dakwah lainya.

Oleh karena itu, dianggap penting ilmu formal KH. Achmad

Ghonim Jauhari memasukkan pertama kali lembaga formal berupa SMP

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yang berdiri pada tahun 2019

lalu di susul oleh MA Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember pada

tahun berikutnya kemudian SMK Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember lanjut BLKK Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember dan

yang terakhir ini SD Assunniyyah itu semua juga untuk mengimbangi

Pondok Pesantren Assunniyyah Induk Kencong Jember yang di

dalamnya hanya memiliki 2 lembaga formal MTs dan MA yang jurusan

IPS sedangkan KH. Achmad Ghonim Jauhari membuka 2 jurusan yang


109

berbeda yaitu IPA dan IAGA sedangkan untuk BLKK Assunniyyah Al

Jauhari jurusan Disegn Grafis juga SMK Assunniyyah Al Jauhari

Kencong Jember ambil jurusan Pariwisata (UPW).182 Penjelasan lebih

dalam mengenai tiap – tiap lembaga akan di sebutkan berikut ini :

1) SMP Assunniyyah Al Jauhari

SMP Assunniyyah Al Jauhari yang berdiri pada tahun 2019

adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP di

Kencong, Kec. Kencong, Kab. Jember, Jawa Timur. Dalam

menjalankan kegiatannya, SMP Assunniyyah Al Jauhari berada

di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Alamat SMP Assunniyyah Al Jauhari beralamat di Jl. KH.

Jauhari Nomor 1-3 Kencong, Kencong, Kec. Kencong, Kab.

Jember, Jawa Timur, dengan kode pos 68167.183

Fasilitas yang disediakan SMP Assunniyyah Al Jauhari

menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar mengajar.

Sumber listrik yang digunakan oleh SMP Assunniyyah Al

Jauhari berasal dari PLN.

Jam pembelajaran di SMP Assunniyyah Al Jauhari

Pembelajaran dilakukan pada Siang hari. Dalam seminggu,

pembelajaran dilakukan selama 6 hari setiap harinya terdapat 3

182
KH. Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 23 Maret 2023)
183
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
110

mata pelajran tiap pelajranya berdurasi 45 menit dengan istirahat

30 menit yang digunakan siswa dan siswi untuk melaksanakan

shalat ashar berjamaah.184

Akreditasi SMP Assunniyyah Al Jauhari memiliki

akreditasi C, berdasarkan sertifikat 972/BAN-SM/SK/2019 dan

jumlah kelas mulai kelas 7 terdapat 4 kelas mulai dari 7a, 7b, 7c,

dan 7d. lalu kelas 8 terdapat 5 kelas mulai dari 8a, 8b, 8c, 8d dan

8e. kemudian kelas 9 terdapat 3 kelas mulai dari 9a, 9b dan

terakhir kelas 9c. 185

2) MA Assunniyyah Al Jauhari

Madrasah aliyah assunniyyah aljauhari adalah sebuah

lembaga pendidikan berasrama yang bernaung dibawah yayasan

Pondok Pesantren Assunniyah Al Jauhari yang didikan pada

tahun 2008.186

MA Assuniiyyah Al Jauhari terletak dijalan KH. Jauhari

Zawawi no. 1-3 kencong jember. Merupakan sekolah dengan

pengembangan kolaborasi antara dunia pesantren dan dunia

formal. Didukung dengan para guru yang handal MA

Assunniyyah siap mencetak siswa siswi yang terampil,

184
Azmil Wafi, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
185
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
186
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
111

berakhlak, unggul dan interprenership. Meski terbilang

madrasah yang baru, Madrasah Assunniyyah Al Jauhari mampu

bersaing dengan lembaga-lembaga yang lain, hal ini dibuktikan

dengan prestasi prestasi yang pernah diraih oleh Madrasah

Aliyah Assunniyah Al Jauhari.187

Menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki

kopetensi dan daya saing tinggi menjadi prioritas dunia

pendidikan salah satunya dengan memajukan madarasah aliyah

assunniyyah aljauhari ini. Saat ini ma assunniyyah aljauhari

memiliki dua program peminatan yaitu jurusan IAGA dan IPA.

Selain itu MA Assunniyyah Al Jauhari juga memilikki banyak

sekali program pengembangan diri seperti pramuka, qiroatul

kutub, English Study Club, dan Tahfidz quran.188

MA Assunniyyah Al Jauhari dalam menunjang mutu

Pendidikan formal yang berada di bawah naungan pesantren

berupaya menyeimbangkan antara Pendidikan pesantren dengan

Pendidikan formal. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi

ketimpangan dalam Pendidikan dan berupaya untuk memajukan

dua Lembaga tersebut.

187
Observasi, (Kencong, 24 April 2023)
188
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
112

Untuk menunjang program belajar yang berkualitas, MA

Assunniyyah Al Jauhari didukung dengan tenaga pengajar yang

ungul dan berkopeten dibidang masing-masing dengan latar

pendidikan s1 dan s2. Tidak hanya itu, MA Assunniyyah Al

Jauhari juga menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang

kegiatan belajar sehari hari mulai dari ruang kelas yang nyaman,

asrama putra dan putri, masjid, kantin, aula, perpustakaan,

laboratorium, dan uks. Sampai saat ini MA Assunniyyah Al

Jauhari menerima peserta didik baru lebih dari 200 peserta didik

yang berasal dari berbagai daerah.189

3) SMK Assunniyyah Al Jauhari

Santri yang berkeinginan besar untuk memajukan seni

kreatifitasnya serta ahli di bidang pariwisata SMK Assunniyyah

Al Jauhari menjadi ilmu formal bagi santri yang ingin mencari

bakatnya di bidang pariwisata yang berdiri mulai 23 oktober

2022 masih berjalan 1 tahun ini sebagai wadah santri juga

tetangga pondok yang berkeingin untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih serius dalam dunia kerja sekarang.190

189
Zainul Mustofa, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
190
Muhammad Fadlun Rohman, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
113

4) BLKK Assunniyyah Al Jauhari

Sebuah tempat yang sangat strategis bagi praktek kerja yang

sesuai dengan bidangnya bagi santri yang mempunyai bakat

lebih selain dalam bidang agama, BLKK Assunniyyah Al

Jauhari berdiri beriringan dengan diresmikannya SMK

Assunniyyah Al Jauhari yang mendahuluinya namun kedua

lembaga ini saling melengkapi dan bersinergi dalam

mengembangkan bakat dan minat santri untuk mempersiapkan

bekal kemampuan di dunia kerja dengan terus mengasah

kemampuan soft skilnya ini dengan adanya BLKK Assunniyyah

Al Jauhari dalam bidang jurusan Informasi dan Komunikasi

santri bisa mengikuti trend dan perkembangan zaman sekrang

dalam bidan teknologi dan informatika sangat berkembang

pesat.191

5) SD Assunniyyah Al Jauhari

Lembaga yang berdiri berawal dari santri junior yang

semakin banyak di kalangan pesantren yang menjadi penyebab

awwal adalah minimnya akhlak, sulit terkontrol oleh orang tua

dan terkdang ada faktor keluarga yang kurang sempurna yang

mengharuskan anak mendapatkan didikan seorang kiai. Namun

191
Muhammad Zaky, Wawancara (Kencong, 26 April 2023)
114

dengan semakin berjalanya waktu santri junior yang asalnya

sekolah di MINU Kencong dianggap berisiko dengan jarak

antara pondok dan sekolah begitu jauh mengkhawatirkan di

tengah jalan melakukan hal – hal yang tidak terkendali maka

didirikanlah SD Assunniyyah Al Jauhari untuk mewadahi santri

junior sekitar umur 7 hingga 11 tahun yang masih menempuh

jenjang sekolah dasar ini.192

b. Membentuk Program Khusus Tahfidzul Qur’an

Santri yang berkeinginan besar untuk bisa mendalami al qur’an

hingga mampu menghafalkan al qur’an hingga 30 juz dengan jarak

kisaran 3 tahunan yang bertempat di Asrama Al Jauhari 03 dan Asrama

Al Jauhari 04. Asrama Al Jauhari 03 yang di pimpin oleh Agus Ryan

Maisur aniq putra pertama dari pengasuh Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yaitu KH. Achmad Ghonim Jauhari, sedangkan

Asrama Al Jauhari 04 yang di pimpin oleh Agus Muhammad Yasin

yang menjadi menantu dari KH. Achmad Ghonim Jauhari. Asrama Al

Jauhari 03 adalah asrama tahfidzul qur’an khusus yang putri sedangkan

Asrama Al Jauhari 04 adalah asrama khusus yang putra.193

Mereka di targetkan untuk bisa menghafalkan al qur’an 30 juz

dengan jangka jarak 3 tahun sebagai persyaratan yang di tanda tangani

192
Muhammad Zainul, Wawancara (Kencong, 25 April 2023)
193
Muhammad Yasin, Wawancara (Kencong, 24 April 2023)
115

oleh orang tua wali dan pihak formal serta pengasuh, agar mereka yang

menghafalkan al qur’an bisa tidak ikut KBM (kegiatan belajara

mengajar) di pendidikan formal mulai jenjang Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (MA).

Setiap ada perlombaan tahfidzul qur’an di setiap ajang dan

tingkatan mulai dari SMP dan MA. Beberapa event sudah pernah di

juarai mulai dari tingkat kecematan, kabupaten dan antar pesantren serta

bervariasi pula perolehan juaranya mulai dari juara 1, 2, 3 dan harapan.

Semua menjadi wujud keseriusan Tahfidzul Qur’an Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

c. Membuat Program Khusus Kitab Kuning (MADIN)

Santri Selain Belajar Formal Dan Pendalaman Al Qur’an Melalui

Exclent Class Program Tahfidzul Qur’an Di Sini Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari kencong Jember Juga Di Ajarkan pendalaman

kitab dengan Asrama Ndalem timur dan mendirikan Madrasah Diniyah

Assunniyyah Al Jauhari mulai dari Marhalah Madrasah Takmiliyah Ula

yang menjadi kepala madrasah Ustadz Roziqin, Madrasah Takmiliyah

Wushto yang menjadi kepala madrasah Ustadz Qusyairi dan Madrasah

Takmiliyah Ulya yang menjadi kepala madrasah Ustadz Ikmalul

Rizqi.194

194
Observasi (Kencong, 20 April 2023)
116

Kurikulum untuk Marhalah Madrasah biayaTakmiliyah Ula

lebih memfokuskan dalam pemahaman dasar cara baca tulis al-qur’an

seperti kelas 1 Ula materinya pego, yanbua juz 1-3, kitab ala la dan

tajwid, kelas 2 Ula materinya pego, yanbua juz 4-6, kitab tauhid dan

tajwid, kelas 3 Ula materinya menghafalkan surat-surat pendek bahkan

banyak yang sudah melebihin sehingga punya keninginan untuk

menghafalakn qur’an secara utuh, tarekh / sejarah nabi dan materi di juz

7 yanbua serta kitab irsyadul awwam juga Mabadi fiqh.195 Sedangkan

Kurikulum yang di terapkan di Madrasah Takmiliyah Wushto lebih ke

pendalaman kitab kuning seperti kelas 1 Wustho materinya :

Nahwu/shorof (al miftah lil ulum), tajwid (qidayatus shibyan), akhlak

(akhlaqul lil banin), pego, Sejarah nabi (Tarikun Nabi) dan tauhid

(Aqidatul Awwam), kelas 2 Wustho materinya : Nahwu (al jurumiyyah),

Sorof (Amtsilati Tasrifiyyah), Akhlak (Washoya), Tauhid (Jauhirul

Kalamiyyah), Tarikh (Khulasoh nurul yaqin) dan Fiqih (Sulam Taufiq),

Kelas 3 Wustho materinya : Nahwu (Imriti), sorof (maqsud), fiqh (fathul

qorib), sejarah nabi (khulasoh nurul yaqin), tauhid (Khoridatul

Bahiyyah), dan Hadits (arbain nawawi). Untuk kurikulum Madrasah

Diniyah Takmiliyah Ulya kelas 1 Ulya materinya : Nahwu/sorof

(alfiyah awal), I’rob (Tashil Nailul Amani), Akhlak (Ta’lim Muta’alim)

195
Nur Rozikin, Wawancara (Kencong, 20 April 2023)
117

dan Fiqh (Fathul Mu’in awal), kelas 2 Ulya : Nahwu/sorof (alfiyah

tsani), I’rob, dan Fiqh (Fathul Mu’in awal tsani), kelas 3 Ulya : Nahwu

(sudurud dzahab), fiqh (tuhfah), dan tauhid (syarah addasuqi).196

Sedangkan Ndalam timur yang sudah berjalan satu tahun program

pengkhususan asrama bagi yang mendalami kitab melalui program

diniah Pondok Pesantren Assunniyyah Induk ini dengan berbagai

jenjang mulai Marhalah Ibtidaiyyah, Marhalah Tsanawiyyah,

Marhalah Aliyah dan Ma’had Aly Assunniyyah yang sekarang setara

dengan sarjana S1. Setiap kegiatan berbeda dengan asrama yang lain

lebih mengedepankan pengajian kitab kuning, sorogan dan hafalan kitab

matan mulai dari Tanwirul Qori’ untuk kelas 5 Ibtidaiyyah, Aqidatul

Awwam, Hidayatus Sibyan, dan Sabrowi untuk kelas 6 Ibtidaiyyah, Al

Jurumiyyah, dan Amsilatut Tasrifiyyah untuk kelas 1 Tsanawiyyah,

Imrithi, dan Maqsud untuk kelas 2 Tsanawiyyah, Mulhatul I’rob, dan

Qowaidul I’rob untuk kelas 3 Tsanawiyyah, Alfiyah untuk kelas 1 dan

2 aliyah, Jawahirul Maknun kelas 3 aliyyah, dan kitab arbain nawawi

untuk tingkatan mahasantri Ma’had Aly Assunniyyah. Ketika lulus dari

jenjang Madrasah Assunniyyah Induk siap untuk berkhidmah kepada

santri sebagai pengurus di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

196
Ikmalul Rizki Al Ma’rufi, Wawancara (Kencong, 23 April 2023)
118

Kencong Jember dengan berbekal ilmu agama dan kedewasaan yang

cukup dari Asrama Ndaltim tersebut.197

d. Memetakan asrama berdasarkan bakat dan minat

Salah satu program pendidikan yang menjadi pokok prinsip dari

KH. Achmad Ghonim Jauhari untuk menjaga kesalafan dari Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari yang mana pendidikan formal

terletak di beberapa tempat dengan system yang berbeda maka dari

terdapat beberapa tempat madin sebagai berikut:

a. Asrama Ndalem Timur

Asrama yang mana semua santri wajib ikut semua kegiatan

pembelajaran dengan pondok assunniyyah induk yang padat

ilmu diniyah dan system wajib setoran muhafadzoh sebagaimana

ungkapan beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari:198

“Ada pendidikan Pondok Pesantren Assunniyyah Al


jauhari hanya Mengikuti pola dari Pondok Pesantren
Assunniyyah Induk usaha itu dinamakan dengan ndalem
timur atau Ndaltim. Sistemnya persis sama dengan
pesantren pusat/induk.”

Ndalem Timur di pimpin oleh istri pertama KH. Achmad

Ghonim Jauhari yaitu Hj Mahmudah Al Aslamiyah dengan anak

lakinya Mas Dimas Mangkudirjo yang masih menempuh

197
Bahrul Ulum, Wawancara (Kencong, 28 April 2023)
198
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
119

pendidikan di Yaman. Sebagaimana wawancara peneliti kepada

KH. Achmad Ghonim Jauhari :199

“Untuk Ndaltim (dalem timur ) karena itu peninggalan


dari almaghfurlah room kiai jauhari zawawi maka saya
berikan atau pasrahkan kepada istri pertama dan anak
putra dari ibu yang pertama Hj Mahmudah Al Aslamiyah
dengan anak lakinya Mas Dimas Mangkudirjo.”

Selaras dengan pemikiran Nyai Hj. Mahmudah Al

Aslamiyyah saat kami wawancariai beliau mengungkapkan bahwa :

“Ndaltim akan kami serahkan kepada putra bungsu kami


karena ini adalah bekas dari perjuangan pertama kali dari
almaghfurlah KH. Jauhari Zawawi maka dari itu lulusan
dari sini harus berkualitas dan mengikuti segala
peraturan, sanksi dan kegiatan pembelajaran sama
dengan seperti yang ada di Pondok Pesantren
Assunniyyah Induk/Pusat”.200

Kesimpulannya Asrama Assunniyyan Al Jauhari Ndaltim

adalah asrama yang di pimpin oleh istri beliau yang pertama yaitu

Nyai Hj. Mahmudah Al Aslamiyyah yang menjadi pusat dalem

pengasuh yang akan diteruskan oleh putra KH.Achmad Ghonim

Jauhari yaitu Mas Dimas Mangkudirjo sebagai pengasuh utama

nantinya dengan sistem mengikuti program induk mulai dari sekolah,

peraturan dan takziran lebih ketat dari asrama yang lain karena santri-

santri yang lulusan dari Asrama Assunniyyah Al Jauhari Ndaltim

199
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
200
Mahmudah Al Aslamiyyah, Wawancara (Kencong, 5 Februari 2023)
120

menjadi generasi penerus kepengurusan di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember dengan berbasis

pendalaman kitab dan ilmu agama.

b. Asrama Al jauhari 01

Asrama yang menyeimbangkan pendidikan formal dan Diniyah yang

mana santri tidak wajib untuk muhafadzoh dan tidak ikut kegiatan seperti

assunniyyah induk. Sebagaimana pernyataan KH. Achmad Ghonim Jauhari

:201Ada asrama yang kedua ada namanya Assunniyyah Al Jauhari 01 ini,

untuk santri yang punya keinginan di agama, tetapi masih fokus juga untuk

pendidikan formal. Selaras wawancara kami dengan Pengasuh langsung Bu

Nyai Hj. Aini Farida.

“Asrama Assunniyyah Al Jauhari berada di naungan Yayasan


Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Namun di peruntutkan
bagi santri yang ingin belajar ilmu agama atau sekolah madrasah
diniyah namun dengan tanpa mewajibkan hafalan seperti yang ada
di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Assunniyyah Induk serta
bisa menikmati sekolah formal dengan tenang karena tidak di
gantung terhadap kenaikan di Madrasah Diniyahnya seperti
tekanan peraturan yang di terapkan sekolah formal Pondok
Pesantren Assunniyyah Induk yang mengharuskan naiknya kelas
Madrasah Diniyah baru akan naik kelas formalnya”202

Asrama Al Jauhari 01 untuk santri yang mengimbangkan kedua lingkup

yang berbeda yaitu formal dan Diniyah yang mana di pimpinh oleh istri ke

201
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
202
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
121

tiga dari KH. Achmad Ghonim Jauhari yang mana beliau di anugrahi putra

yang menjadi generasi penerus dari Asrama Assunniyyah Al Jauhari 01.

Sebagaimana yang di ungkapkan saat interview ke KH. Achmad Ghonim

Jauhari :203 “Untuk Asrama Al Jauhari 01 sendiri kami memangkuhkan

kepengasuhan kepada Bu Nur Aini Farida dan putranya yakni Mas Arya

Jalaluddin.”

Bedasarkan data di atas bahwa Asrama Assunniyyah Al Jauhari 01

adalah pusat dari Pondok Peantren Assunniyyah Al Jauhari karena asrama

yang paling besar dan pusat pembelajaran sekolah formal namun asrama ini

di peruntukkan bagi santri yang ingin keseimbangan antara sekolah formal

dan sekolah diniah tanpa adanya tekanan dari keduanya seperti yang

menjadi peraturan di Pondok Pesantren Assunniyyah Induk kalua ingin

kelas Madrasah Diniyah naik maka wajib setoran dan jika ingin Sekolah

Formal naik maka wajib diniyah naik, namun di jika di Madrasah Diniyah

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember untuk naik

kelas tidak perlu setoran cukup disiplin, rajin dan berakhlakul karimah,

sedangkan sekolah formal juga tidak dituntut untuk naik kelas diniyah baru

bisa naik kelas formalnya.

203
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
122

c. Asrama Al Jauhari 02

Santri khusus yang sekolah formal di luar yang bukan bernaungan

Yayasan Assunniyyah Al Jauhari namun tetap menjaga prinsip assunniyyah

dengan pembelajaran ala Ahlusunnah Wal Jamaah bahkan juga ada yang

menfokuskan juga dalam bidang tahfidzul qur’an meskipun dengan

padatnya sekolah formal luar. Sebagaimana ungkapan KH. Achmad

Ghonim Jauhari:204

“Ada Juga di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari


Asrama Al Jauhari 02 dan Assunniyyah sekolah formal di luar
namun juga ingin mengaji di assunniyyah ala Ahlusunnah Wal
Jamaah sampai juga ada yang mendalami bidang tahfidzul
qur’an pula”.

Asrama Al Jauhari 02 yang di domisili oleh santri yang berkeinginan

untuk sekolah formal di luar naungan Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari maupun induk. Hal ini di pasrahkan kepengasuhannya kepada

santri tertua yang setelah menikah masih mengabdi di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yaitu Ustadz Taufiq dengan sang istri Ustadzah

Mina. Sebagaimana ungkapan dari KH. Achmad Ghonim Jauhari sendiri

selaku pengasuh pusat Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari:205

“Untuk Aj 02 kami pasrahkan kepada Ustadz taufiq dan Ustadzah Mina

untuk mengelola dan mengembangkannya dengan pengajian-pengajian

204
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
205
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
123

yang berahluan Pondok Pesantren Assunniyyah yakni Ahlusunnah Wal

Jamaah. Selaras dengan wawancara kami kepada pemangku atau pengasuh

Asrama Assunniyyah Al Jauhari 02 Ustadz Muhammad Taufiq.

“Asrama Assunniyyah Al Jauhari 02 adalah asrama yang


berpenghuni santri – santri yang sekolah formal pagi di luar
kawasan Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember
tepatnya di berbagai macam sekolah di sekitar kecamatan
Kencong seperti MTs, MA, SMK YUNISMA dan lain-lainnya
namun tetap ingin mengaji ala ahlusunnah wal jamaah di
Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember”
.206

Berdasarkan data yang telah di uraikan di atas bahwa Asrama

Assunniyyah Al Jauhari 02 adalah asrama bagi santri putra yang sekolah

formal di luar Yayasan Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari namun

masih di lingkup kecamatan Kencong seperti di SDNU, MINU, MTs, MA,

SMA dan SMK namun masih ingin untuk mendalami kitab kuning dan

pengajian Pondok Pensantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

d. Asrama Al Jauhari 03

Santri khusus sekolah diniyah dan tahfidzul qur’an namun untuk

formalnya lebih diringankan boleh ikut paket atau dengan istilah home

schooling agar meringankan beban berfikir mereka. Sebagaimana ungkapan

KH. Achmad Ghonim jauhari saat kami wawancarai :207

206
Muhammad Taufiq, Wawancara ( Kencong, 5 februari 2023)
207
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
124

“Namanya Assunniyyah Al Jauhari 03 ini lebih fokus untuk


santri yang lebih condong ke tahfidz qur’an maka dengan kita
memberi toleransi untuk formalnya dibikin seperti
homeschooling jadi lebih memudahkan. Zaman sekarang santri
penghafal quran juga dituntut punya ijazah formalnya.
Dinilainya banyak kesulitan dalam cepat selesainya hafalan
maka kita adakan sedikit kemurahan agar para santri ini lebih
cepat menghafalkan maka untuk formalnya bisa mengikuti
sistem homeschooling ini khusus santri tahfidz quran”.

Berdasarkan wawancara di atas Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03

adalah pusat dari santri putri yang penghafal Al Qur’an selaras dengan

wawancara kami kepada pemangku Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03

Ning Naila Ilmi.

“Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03 kami fokuskan mereka


dalam menghafalkan al qur’an dengan intensitas lebih cepat
dari pada yang lainnya karena sudah kami beri dispensasi untuk
boleh tidak ikut KBM di berbagai jenjang mulai SD, SMP, MA
dan SMK Assunniyyah Al Jauhari”.208

Asrama Al Jauhari 03 atau juga dikenal dengan Rumah Tahfidz Al

Burhani yang di huni oleh santri putri yang menfokuskan diri mereka untuk

mengabdi kepada Al Qur’an dengan menghafalkannya namun mendapatkan

dispensasi untuk bias tidak mengikuti pembelajaran formal SMP, SMK dan

MA Assunniyyah Al Jauhari tempat ini di pimpin langsung oleh beliau Ning

Naila dan putra sulung KH. Achmad Ghonim Jauhari dengan istri

pertamanya Ning Hj Mahmudah Al Aslamiyyah yakni H.Agus Ryian

208
Naila Ilmi, Wawancara (Kencong, 5 Februari 2023)
125

Maiysur Aniq. Sebagaimana pemaparan dari KH. Achmad Ghonim

Jauhari:209

“Untuk Asrama Al Jauhari 03 kami serahkan seluruh tanggung


jawab kepemimpinan santri tahfidzul qur’an putri kepada Ning
Hj Naila yang menjadi salah satu putri kiai keturunan keluarga
besar Pondok Pesantren Yasinat Kesilir Wuluhan Jember yang
membidangi di bidang tilawatul dan hifdzul qur’an serta putra
sulung kami Mas Ryan Maisur Aniq yang menjadi suaminya”

Kesimpulannya Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03 adalah asrama khusus

pendalaman tahfidzul qur’an bagi santri putri dengan berbagai keringannya yang

di pimpin oleh menantu dari pengasuh yaitu Ning Naila Ilmi.

e. Asrama Al Jauhari 04

Adalah sebuah asrama khusus bagi santri putra yang ingin mendalami

di bidang tahfidzul qur’an namun tidak sekolah formal di luar yang di asuh

dan dipimpin oleh Agus Muhammad Yasin sebagai menantu dari KH.

Achmad Ghonim Jauhari. Sebagaimana kami saat menginterview KH.

Achmad Ghonim Jauhari:210 ”Asrama Al Jauhari 04 adalah asrama bagi

santri putra yang mengingkan untuk mendalami hifzdul qur’an namun tetap

sekolah di naungan lembaga Assunniyyah Al Jauhari.”

Agus Muhammad Yasin selaku menatu dari pengasuh KH. Achmad

Ghonim Jauhari diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola asrama

menjadi lebih baik lagi dengan kemampuan beliau di bidang qur’an dari

209
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
210
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
126

lulusan Kudus Jawa Tengah. Oleh karena itu, Asrama Assunniyyah Al

Jauhari 04 di khususkan bagi santri putra yang berkeinginan mendalami al

qur’an bahakan mampu menghafalkan al qur’an 30 juz bil ghoib yang

sebagian besar masih sekolah formal siangnya di sekolah SD, SMP, MA

dan SMK Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember. Selaras dengan

ungkapan Agus Muhammad Yasin saat kami wawancarai.

“Asrama Assunniyyah Al Jauhari 04 adalah asrama khusus


bagi santri putra yang berkeinginan besar menghafalkan al
qur’an 30 juz bil ghaib seraya melakukan pembelajaran formal
mulai dari berbagai jenjang SD, SMP, MA dan SMK yang
masih bernaungan Yayasan Pondok Pesantren Assunniyyah Al
Jauhari Kencong Jember”211

Kesimpulannya adalah Asrama Assunniyyah Al Jauhari 04 hampir

mirip dengan Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03 namun bedanya yang

Asrama Assunniyyah Al Jauhari 03 Putri dan banyak yang paket sedangkan

yang Asrama Assunniyyah Al Jauhari 04 khusus tahfidzul qir’an yang laki-

laki dan sedikit yang mengikuti paket sekolah formal.

f. Asrama Al Jauhari 05

Santri diniyah yang agak pemalas agar tidak mengganggu santri lain

yang rajin supaya terpisah dan mudah untuk terkontrolnya sebagaimana

wawancara kepada beliau KH. Achmad Ghonim jauhari :212

211
Muhammad Yasin, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
212
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
127

“Kemudian ada lagi, ada sebuah asrama namanya Asrama Al


Jauhari 05 ini sedikit unik karena begini, tidak semua santri itu
pateng, kalau satu yang nakal ini, kita paksakan kumpul dengan
anak yang pantang problemnya bukan ke anak yang malas, tapi
anak yang pateng yang bakalan ikut malas maka kita berpikir
bagaimana membikin sebuah tempat yang memang fokusnya
untuk memperbaiki mental mereka dulu. Asrama Al Jauhari 05
ini memang lebih fokus untuk memperbaiki mental bagi santri-
santri yang sedikit ada problem agar tidak merusak
kondusifnya santri-santri yang lain”.

Asrama Al Jauhari 05 adalah asrama yang sangat unik karena KH.

Achmad Ghonim Jauhari mengkhususkan bagi santri yang sekolah diniyah

ke Pondok Pesantren Assunniyyah Induk namun dari segi kemampuan,

minat dan bakat kurang, akhirnyaKH. Achmad Ghonim Jauhari mempunyai

inisiatif mengkhususkan santri-santri yang dianggap mengganggu santri

yang lain agar bisa terkontrol lebih intensif juga tidak mengganggu santri

yang rajin lainnya yang di pimpin sementara ini oleh Ust Bahrul Amiq.

Sebagaimana ungkapan KH. Achmad Ghonim Jauhari:

“Kami membuat asrama khusus bagi santri yang dalam arti


kasar nakal begitula saat berada di pondok dan di madrasah
agar mendapat tanganan yang lebih intensif kemudian kami
pasrahkan kepemimpinan kepada Ustadz Bahrul Amiq selaku
Pengurus Pondok Pesantren Assunniyyah Induk yang tertua”.

Semua sesuai dengan apa yang kami wawancarakan kepada pemangku

Asrama Assunniyyah 05 yaitu Ustadz Bahrul Amiq.

“Asrama Assunniyyah Al Jauhari yang di pasrahkan kepada


kami oleh beliau pengasuh KH. Achmad Ghonim Jauhari untuk
menangani santri-santri yang nakal agar tidak mengganggu
128

santri-santri yang rajin dan pandai lainnya agar tidak tertular


oleh kenakalannya dan kemalasannya juga agar mudah untuk
teratasi dan terkontor di tempat yang satu yaitu Asrama
Assunniyyah Al Jauhari 05”213

Berdasarkan data di atas bisa kita simpulkan bahwa Asrama

Assunniyyah Al Jauhari 05 adalah asrama khusus santri yang nakal agar

terkontrol dan tidak memberikan dampak negatif pada santri lainnya.

g. Asrama Assunniyyah 02

Asrama adalah tempat santri putri yang mengingkan sekolah di luar dari

naungan pondok pesantren assunniyyah induk maupun Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari tempat ini di asuh oleh istri beliau yang kedua

dibantu dengan seorang menantu keturunan dari KH. Achmad Siddiq atau

biasa disebut dengan Gus Iklil Daud selaku menantu beliau yang menikah

dengan putri kedua dari istri kedua yaitu Ning Nanda. Sebagaimana

ungkapan KH. Achmad Ghonim Jauhari saat prosesi interview:214 Ada juga

assunniyyah 02 yang kami khususkan bagi mereka santri putri yang

menginginkan sekolah formal diluar dan menempat di Pondok Pesantren

Assunniyyah Kencong Jember dengan pengajian ala ahlusunnah wal

jamaah.

Pendidikan formal di Assunniyyah Induk menjadi satu MTs, MA

dengan Diniyah yang mana mewajibkan santri setoran Muhafadzoh

213
Bahrul Amiq, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
214
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
129

menimbang banyak santri yang tidak mampu akhirnya beliau KH. Achmad

Ghonim Jauhari mendirikan SMP yang sistemnya sangat jauh berbeda

dengan Pondok Pesantren Assunniyyah Induk dan MA juga KH. Achmad

Ghonim Jauhari mendirikan SMK Pariwisata untuk melengkapi lembaga

yang ada di Pondok Pesantren Assunniyyah Induk juga bertujuan agar

mengembangkan pariwisatnya kelak di rumah masing – masing

sebagaimana ungkapan beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari.

Secara garis besar progam pendidikan formal Pondok Pesantren

Assuniyyah Al Jauhari terbagi menjadi tiga bagian yaitu SMP, MA dan

SMK yang merupakan bentuk suatu inovasi pendidikan pesantren.

Sebagaimana wawancara dengan beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari:215

“Banyak santri yang tidak kuat menghafal yang nantinya akan


muncul problem, maka terciptalah sebuah lembaga SMP
Assunniyyah Al jauhari, MA Assunniyyah Al Jauhari dan
SMK Assunniyyah Al Jauhari, kalau untuk SMP sudah jelas,
kalau SMP ini sistemnya adalah sendiri. Jadi kita sistemnya
adalah artinya seperti full day, artinya untuk formal dengan ini
ada jam berbeda.Yang kedua SMK kita membikin SMK
jurusan pariwisata untuk melengkapi dari MA.”

Sesuai juga yang di sampaikan oleh pengasuh Asrama Assunniyyah 02

yaitu Nyai Hj. Umi Masruha bahwa.

“Asrama Assunniyyah 02 di huni oleh santri-santri putri yang


berdomisili di pondok namun sekolah formal di luar sekitar
kecamatan kencong seperti SMAWON, SMP, SMA, MTs, MA
dan SMK YUNISMA bahkan juga ada yang kuliah di

215
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
130

Universitas Al Falah As sunniyyah namun terkadang ada yang


minat untuk mendalami al qur’an dengan menghafalkanya
namun kebanyakan mereka mondok hanya ingin sekolah
sambal ngaji”216

Berdasarkan data di atas bisa kita simpulkan bahwa Asrama

Assunniyyah 02 adalah asrama bagi santri putri yang sekolah di luar

Yayasan Assunniyyah Al Jauhari namun ingin sambal belajar ngaji ala ahlu

Sunnah wal jamaah di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember terkadang juga ada yang minat untuk menghafalkan al qur’an 30

juz.

2. Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi

pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

Kencong Jember.

Proses ini merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga untuk

mendapatkan hati para masyarakat dan juga bawahannya. Dalam menjaga

semua inovasi kemudian Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember yang berbeda-beda tersebut. KH. Achmad Ghonim Jauhari menggunaka

pola kepemimpinan yang bervariatif di satu sisi demokratis dan terkadang juga

otoriter yang mana KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam mengatur semua

asrama untuk menjalankanya diserahkan tiap asrama kepada pengasuh dari istri

dan putra beliau juga di bantu oleh para pengurus serta orang yang di tua kan di

216
Umi Masruha, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
131

setiap Asrama Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari beliau juga masih

mengedepankan musyawarah dalam menghadapi konflik serta tidak

menyelesaiakan dengan tindakan kekerasan lebih kekeluargaan serta menerima

terbuka atas segala kritik dan saran yang masuk ke KH. Achmad Ghonim

Jauhari meski dari kalangan bawahanya seperti adik sepupu, walisantri dan

tetangga sekitar Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

Sebagaimana wawancara kami kepada beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari :217

“Kami dalam mendidik dan memimpin lebih mengutamakan


Kebersamaan mengutamakan memahami Karena kami sangat tidak
suka dengan sistem kekerasan serta main hakim sendiri. Jadi intinya
kami lebih cepat menggunakan sistem kompromi dan musyawaroh
ketika menangani anak-anak yang sedikit bermasalah dan menjalakan
system pendidikan. Tapi ketika ada problem itu lebih condong Kami
menggunakan cara kompromi dan bermusyawarah dengan berbagai
macam problema-problema yang ada di masing masing asrama
tersebut”.

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa KH. Achmad Ghonim

Jauhari merupakan kiai yang sangat terbuka dalam memimpin sebuah pondok

pesantren. Di dukung oleh Hj. Nur Aini Faridah selaku istri beliau bahwa KH.

Achmad Ghonim Jauhari demokratis dalam memimpin pendidikan pesantren di

Pondok pesantren Assunniyyah AL Jauhari ini di buktikan dengan wawancara

peneliti dengan beliau.

“KH. Achmad Ghonim Jauhari sangatlah terbuka dalam menjalankan


segala inovasinya di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari ini

217
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
132

begitu banyak problematika di dalamnya pasti beliau selalu


bermusyawarah terlebih dahulu dengan kami sebagai istri, juga kepada
wali santri sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran yang akan
melucut semangat beliau dalam membuktikan kritikan itu adalah
salah”.218

Dengan pernyataan di tersebut bahwa KH. Achmad Ghonim Jauhari menerima

segala pintu kritik dan saran menunjukkan bahwa beliau Pemimpin yang sangat

demokratis, di perkuat lagi dengan wawancara kami kepada salah satu pengurus 01

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari kencong jember yaitu Ustadz Ali Maksum

yang berbunyi :

“Selama kami menjabat sebagai pengasuh pondok pesantren


Assunniyyah Al Jauhari pasti beliau menyempatkan untuk ikut
musyawarah dalam segala acara pondok seperti acara besar pondok:
Haul, Haflah dan Rapat besar lainya. Dalam musyawarah tersebut,
beliau sangat terbuka atas segala kritikan dan saran selain itu beliau
juga aktif di group whats up tiap lembaga mulai SMP, MA, SMK,
KBIHU dan BLKK apalagi di Pondok Pesantrennya serta memberikan
kabar tentang kebijakan baru atau inovasi yang ingin beliau
kembangkan untuk lembaga ini kepada segenap pengurus juga santri
saat ngaji bersama beliau ataupun kumpulan” .219

Terkadang Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari Yang Otoriter

Nampak di saat memberikan kebijakan kepada pengurus dan juga santri seperti saat

dalam membuat suatu program Asrama Ndaltim beliau ingin memberikan inovasi

dengan cara mengkelompokkan santri-santri yang cerdas dan rajin ke Asrama Ndaltim

agar menjadi bibit penerus kepengurusan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

218
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 3 Maret 2023)
219
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 3 Maret 2023)
133

Kencong Jember namun secara prakteknya dari setiap asrama yang nama santrinya

terpilih kebanyakan keberatan dengan pemindahan tersebut yang mengakibatkan krisis

santri teladan yang menjadi contoh tauladan bagi yang nakal karena tidak semua santri

itu baik dan rajin. Oleh karena itu, Program Asrama Ndaltim ini tergolong dari pola

kepemimpinan beliau dalam menginovasi pendidikan pondok pesantren di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari terbilang Otoriter. Sebagaimana yang di ungkapkan

salah satu wali santri dari santri fadhli yang mana anakknya masih kelas 6 sekolah dasar

yang meninginkan anaknya untuk menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah dasar

dulu baru mendalami kitab dan sekolah diniah di Madrasah Assunniyyah Induk serta

bertempat di Asrama Ndaltim, namun beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari

memandang Fadhli sangat berpotensi dengan segi kecerdasan dan ketauladanan.

Akhirnya, harus memaksakan sekolah dasarnya ikut paket (hanya ikut ujian saja) dan

memfokuskan santri pada sekolah diniah dan pendalaman kita di Asrama Ndaltim

fokus pendalaman kita yang secara Otoriter.

“Sebenernya kang saya niatan si fadhli sekolah diniah dan bertempat


di Asrama Ndaltim setelah menyelesaikan sekolah dasarnya dulu, baru
saat SMP saya masukkan dan daftarkan ke sekolah madrasah
Assunniyyah Induk dan bertempat di Asrama Ndaltim seperti yang
KH. Ghonim Jauhari inginkan namun gimana lagi sama kiai suruh
pindah sekarang harus taat dan mungkin memang yang terbaik bagi
Fadhil karena kurang faham dengan pendidikan yang ada di
Assunniyyah tujuan kami memondokkan anak selain sebab adanya
corona kemarin akhirnya tidak sekolah biar sekolah saya pondokkan
juga agar semakin baik akhalak, ilmu agama dan barokah dari KH.
134

Jauhari Zawawi pendiri dari Pondok Pesantren Assunniyyah Al


Jauhari Kencong Jember”220

Dari santri juga ada ketidak inginanya sebenarnya pindah ke Asrama Ndaltim

dengan berbagai pertimbangan dan peraturan yang di terapkan dengan mengeluarkan

dengan sepihak bagi santri yang belanggar peraturan yang telah di tetapkan di Asrama

Ndaltim karena santri masih ingin sekolah di Madrasah Diniyah Assunniyyah Induk

dan bertempat di Ndaltim serta malu sangat jika di pindahkan ke asrama lain apalagi

Asrama Al Jauhari 01. Sebagaimana wawancara kami dengan salah satu santri yang di

pindahkan sebab melanggar suatu peraturan.

“Sejujurnya saya masih ingin menlanjutkan sekolah diniyah di


Madrasah Assunniyyah Induk dan bertempat di Asrama Ndaltim
dengan berbagai pertimbangan namun karena beliau KH. Achmad
Ghonim Jauhari sendiri yang memerintahkan kita sebagai santri harus
legowo menerima dengan lapang dada agar tetap manfaat dan barokah
ilmu kita semua”221

Berdasarkan data di atas menindikasihkan bahwa KH. Achmad Ghonim Jauhari

dalam memimpin inovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember menggunkana Pola Kepmimpinan bervariasi di satu sisi

beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari Demokrasi dan terkadang di sisi lain beliau KH.

Achmad Ghonim Jauhari Otoriter dalam memimpin jalanya inovasi pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

220
Walisantri, Wawancara (Kencong, 27 April 2023)
221
Santri, Wawancara (Kencong, 28 April 2023)
135

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam inovasi pendidikan

pesantren oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari dalam menjalankan setiap roda

pendidikan pasti menuai problematika atau konflik. Akhirnya perlunya evaluasi dari

situ kita tau apa saja sinergi hari ini kira-kira apa saja faktor pendorong dan juga

factor penghambat berjalannya segala inovasi atau ide-ide.

a. Faktor Pendukung

Dalam menjalankan suatu Inovasi pendidikan masih banyak hal yang

menjadi usur penentu terhadap suksesnya Inovasi pendidikan berikut faktor –

faktor pendukung berjalanya Inovasi KH. Achmad Ghoni Jauhari dalam

menginovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

1) Peran Pasangan

Seperti yang diungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari bahwa

dalam menjalankan tugas kepemimpinan ini sangat sulit dan tidak mudah

karena selain banyaknya asrama dan santri serta tempat yang terpisah-pisah

dan mengharuskan setiap permasalahan yang timbul di dalamnya harus ada

sosok yang menjadi figur dan panutan serta pelindung bagi para santri itu

tidak mungkin kita jalankan sendiri. Makanya kami dalam melakukan

inovasi ini sangat terbantu dengan pasangan (istri) karena dialah yang bisa

menjadi pelindung ketika ada masalah dalam pendidikan. Demikian pula


136

dengan anak KH. Achmad Ghonim Jauhari atau menantu - menantu KH.

Achmad Ghonim Jauhari untuk memimpin / mengurus asrama masing-

masing sangat relevan dan menjadi konsultan yang mampu

mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi atau ide KH. Achmad

Ghonim Jauhari. Seperti yang diungkapkan saat wawancara oleh

peneliti:222

“Saya sangat merasa terbantu dan memudahkan kami dalam


menginovasi pondok pesantren assunniyyah al jauharai
dengan memiliki beberapa istri yang sangat getol dalam
mendukung serta mendampingin saya dalam berjuang
dakwah di jalan allah ini”

Sesuai dengan wawancara dengan istri ke tiga beliau KH. Achmad

Ghonim Jauhari yaitu Nyai Hj. Nur Aini Faridah.

“Dengan lembaga dan pendidikan yang begitu banyak serta


bervariasi di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari
sangat ribet jika di asuh dan dikelolah oleh satu orang atau
satu psangan. Oleh sebab itu, dengan banyaknya istri
memudahkan untuk memajukan setiap asrama yang di
embankan dengan dalil fastabiqul khoirot”.223

Dari uraian data di atas dapat disimpulkan bahwa pasangan merupakan

faktor pendukung dalam melakukan inovasi pendidikan pesantren. Jika ada

lebih dari satu pasangan dan memiliki banyak anak dan menantu, menjadi

faktor pembantu keberhasilan dalam kepemimpinan KH. Achmad Ghonim

222
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
223
Nur Aini Faridah, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
137

Jauhari dalam inovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

2) Dana KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

Setiap inovasi membutuhkan pengorbanan, baik dalam pikiran, moral

maupun uang, sehingga dengan berdirinya KBIHU Assunniyyah Al

Jauhari di bawah naungan yayasan yang sama yaitu Assunniyyah Al

Jauhari, bentuk dana yang muncul dan masuk dapat dialokasikan untuk

kemaslahatan dan memajukan serta berinovasi dalam pendidikan pondok

pesantren. Sebagaimana saat peneliti interview bersama KH. Achmad

Ghonim Jauhari :224

“Kami memiliki travel milik PT Assuniyah Al Jauhari dan


Kami memiliki KBIHU. Kami berdedikasi untuk melayani
tamu Allah SWT. Kami tidak munafik. Ya, ada pendapatan.
Jadi pendapatan dari kami ini untuk subsidi silang di
pesantren. Jadi intinya pesantren sangat terbantu dengan
kehadiran KBIHU, tapi juga yang paling luar biasa. Dengan
mahasiswa pesta ini. Ada juga jumlah jamaah yang luar biasa
dari putra-putra jamaah. Jadi kalau saya uraikan pesantren
sebenarnya butuh kita. Ya, karena pesantren sudah digenjot
mulai dari biaya operasional dan sudah dihimpun dari santri
juga dari travel. Itulah yang saya rasakan sebagai hubungan
paling luar biasa antara kabilyah dan pesantren”.

Juga seperti yang dijelaskan oleh Ustadz Zainul Arifin di waktu

luangnya mengungkapkan bahwa225 : “Banyak pemasukan KBIHU kami

224
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
225
Zainul Arifin, Wawancara (Kencong, 4 Februari 2023)
138

alokasikan untuk perkembangan pendidikan pesantren khususnya dari segi

bangunan”.

Pernyataan di atas menyimpulkan bahwa faktor pendukung lain dalam

menginovasi pendidikan pesantren oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari

Ponpes Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember, selain istri, anak dan

menantunya, banyak donatur dari KBIHU Jamaah yang menutupi

kekurangan yang terbuka dalam inovasi pendidikan pesantren, termasuk di

keuangan dan mahasiswa baru. Begitu besar pendapatan keuangan KBIHU

yang dapat dialokasikan untuk menginisiasi pendidikan Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember dan kepercayaan mereka kepada

KBIHU Assunniyyah Al Jauhari begitu tinggi dan besar sehingga banyak

anak, saudara dan tetangganya yang diterima di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang berisi generasi muda untuk karya inovasi

pendidikan pesantren yang mungkin bertujuan untuk mendatangkan santri

baru. Oleh karena itu, pembentukan KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

sangat dibutuhkan bagi Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari itu

sendiri.

3) Achivement Santri

Santri merupakan objek dari segala bentuk inovasi dalam pendidikan

pesantren, oleh karena itu dalam inovasi sangat menonjol peranannya

untuk mensukseskan dan mendukung dalam segala bentuk inovasi. Salah

satu faktor pendukungnya adalah santri yang berprestasi, seperti yang


139

peneliti jelaskan sebelumnya bahwa di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari dari bidang pendalaman kitab di Madrasah Diniyah, pengajian

kitab sering mendapatkan nilai baik setingkat kencong maupun kabupaten

atau kota, bahkan mampu menjadi juara umum dalam ajang yang sangat

bergengsi antar pondok pesantren di Jember adalah FMAA (forum

musyawarah anjangsana - anjangsini) yang selain melakukan rutinitas

musyawarah bulanan, juga memiliki program tahunan yang diadakan

musabaqah setiap Maulid atau Robi'ul awwal, diantaranya kategori

Muhafadzoh meliputi Alfiyah Ibnu Malik, Imriti dan Aqidatul Awwam dan

dalam bidang kitab mulai dari dasar yaitu Safinatun Najah, Fathul Qorib

dan Fathul Mu'in. KH. Achmad Ghonim Jauhari berkata bahwa226

“Semangat kami dalam berinovasi dan


mengimplementasikannya adalah output siswa atau dengan
kata lain prestasi yang diperoleh siswa yang menjadi sumber
semangat kami untuk terus berinovasi dalam segala aspek dan
mempertahankan eksistensinya sebagai pemimpin untuk
melakukan inovasi pendidikan pesantren”.

Selaras dengan selaku penaggung jawab dari sebuah inovasi dari kiai

yakni Pengurus Ali Maksum berkata :

“Prestasi yang mengembilangkan dari para santri menjadi


salah satu pelucut semangat kami untuk terus berinovasi dan
mengembangkan pendidikan pesantren di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember agar terus bisa
bersaing dengan pondok-pondok peantren lainnya”227

226
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
227
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 26 februari 2023)
140

Kesimpulan dari uraian di atas adalah santri yang berprestasi

memberikan nama baik bagi pondok pesantren Assunniyyah Al Juhari

sangat mendukung inovasi motivator dan terus menjalankan

kepemimpinannya dalam berinovasi yang dilakukan oleh KH. Achmad

Ghonim Jauhari dalam menginovasi pendidikan pesantren di Assunniyyah

Al Jauhari.

4) Critical Guardian Wali Santri

Dalam dunia pendidikan, seorang wali murid juga memiliki peran

penting dalam mensukseskan pendidikan bagi anak didik itu sendiri. Oleh

karena itu, seorang wali santri yang berperan aktif dalam segala bentuk

inovasi dan pendidikan di Assunniyyah Al Jauhari juga sangat berpengaruh

terhadap salah satu wali santri yang sangat kritis terhadap kemajuan dan

kemaslahatan pendidikan pesantren Assunniyyah Al Jauhri, seringkali

memberikan sumbangsih pemikiran yang tidak kami lakukan atau tidak

kami duga-duga salah satunya adalah kemunculan MA Assunniyyah Al

Jauhari di Jurusan IPA menjadi bukti inovasi pendidikan pondok pesantren

di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari juga dipengaruhi oleh peran

kritis wali. Sebagaimana saat peneliti interview KH. Achmad Ghonim

Jauhari:228

“Berjalannya segala inovasi di pesantren kita, tersemangati


juga oleh wali santri. Sebetulnya tidak semua wali santri itu

228
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
141

diam dan pasrah banyak wali santri yang betul-betul memberi


semangat kepada kita untuk mencetak agar anaknya tahan
banting dan berkembang.”

Di kuatkan oleh ungkapan pengasuh Asrama Al Jauhari 01 Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Nyai Hj. Nur Aini Farida229 mengatakan

bahwa.

“Tidak semua kritikan wali santri itu racun, terkadang


kritikan itu adalah buah kritik dan sumbangsih pemikiran
untuk kemajuan Pendidikan Pondok Pesantren Assunniyyah
Al Jauhari Kencong Jember. Maka tidak heran jika
munculnya inovasi-inovasi baru biasanya tercipta dari
kekritisan para orang tua yang ingin memikirkan Pendidikan
Pondok Pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al
Jauhari Kencong Jember ini.”

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa banyak dukungan dari

seorang wali santri yang tidak boleh berinteraksi dengan lapangan dan

memasuki lingkungan pesantren di pondok pesantren Assunniyyah Al

Jauhari dalam menjalankan dan memberikan inovasi dalam pesantren di

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari. Namun memiliki peran penting

dalam menginovasi pendidikan pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari

yang tidak terpikirkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari.

229
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
142

c. Faktor Penghambat

Beberapa penghambat peneliti temukan di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari dalam Inovasi pendidikan pesantren oleh KH.

Achmad Ghonim Jauhari sebagai berikut:

1) Biaya

Kita semua tahu bahwa dalam pendidikan juga membutuhkan uang

untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang berkualitas yang nantinya

akan menghasilkan output yang berkualitas pula. Meski tidak semua butuh

biaya, tapi semua butuh uang untuk membeli untuk berinovasi. Ketika

pesantren mengalami penurunan komersialitas, hal tersebut juga dapat

menjadi penyebab turunnya tingkat kinerja inovasi itu sendiri dan berimbas

pada turunnya kualitas dan kuantitas pesantren tersebut. Apalagi pesantren

merupakan lembaga mandiri yang tidak mendapat dukungan pasti dari

pemerintah atau kurang perhatian dari pemerintah dalam memberikan

fasilitas dan dana kepada pesantren, sehingga inovasi pondok pesantren

akan terhambat jika keuangan menurun, seperti di Assunniyyah. Al

Pesantren jauhari dengan iuran syahriah 350.000 per bulan dan makan 2

kali sehari meningkatkan dan memberikan inovasi yang signifikan tidak

berbanding lurus dengan pendapatan keuangan pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang hanya berasal dari santri.


143

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari

bahwa230

“Dalam mengembangkan inovasi pendidikan pesantren


Ponpes Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember
membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membeli sarana
dan prasarana seperti tanah dan itu tidak cukup diambil dari
uang syariah santri serta kurangnya perhatian pemerintah
terhadap kebutuhan pendidikan pesantren kita ini. Oleh
karena itu, dana adalah menjadi salah satu penghambat dalam
keberlangsungan pendidikan di sini”

Juga selaras dengan pendapat Nyai Hj. Nur Aini Farida pada peneliti

yang menjadi faktor mengapa dana menjadi faktor penghambat:231

“kalau saya katakan KBIHU dan travel ini membantu betul


untuk pengembangan pembanguanan dan pendidikan
pesantren, terutama untuk pembelian tanah untuk
pembangunan. Kita enggak mungkin karena selama ini
mohon maaf dari pemerintah memang kurang perhatian untuk
pesantren kita.”

Oleh karena itu kendala yang sangat terlihat dalam melakukan suatu

inovasi pendidikan pondok pesantren khususnya di pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari adalah aspek biaya yang mempengaruhi

kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran serta kemajuan pendidikan

pondok pesantren.

230
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
231
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
144

Pemecahan kendala di atas dapat diselesaikan dengan berdirinya

KBIHU Assunniyyah Al Jauhari yang dibimbing sendiri oleh KH. Achmad

Ghonim Jauhari yang pendapatan keuangannya begitu besar dari PT

Assunniyyah Al Jauhari dapat dialokasikan untuk inovasi pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari bahkan membantu

dalam mencari santri baru sehingga banyak santri Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang berlatar belakang dari jamaah KBIHU

Assunniyyah Al Jauhari. Seperti ungkapan KH. Achmad Ghonim Jauhari

bahwa232

“KBIHU Assunniyyah Al Jauhari merupakan investasi untuk


berinovasi pendidikan pondok pesantren Assunniyyah Al
Jauhari dan bahkan banyak sekali menginvestasikan santri di
pondok pesantren ini karena pemerintah kurang
memperhatikan apa yang kita inovasikan di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari. Oleh karena itu, bantuan dana dari
KBIHU Assunniyyah Al Jauhari terhadap inovasi pendidikan
pesantren sangat diperlukan”.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah salah satu penghambat dari

inovasi pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

adalah dana, namun bisa tertangani dan ada solusi dengan adanya PT

Travel KBIHU Assunniyyah Al Jauhari yang sangat banyak membantu dari

segi finansial untuk melancarkan pembangunan dan inovasi pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

232
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
145

2) Naughty Santri

Hambatan dalam inovasi pendidikan mungkin muncul dari orang yang

ingin kita inovasikan atau obyek yang ingin kita kembangakan

kemampuannya yaitu santri itu sendiri karena realitanya karakter seorang

santri itu berbeda - beda tidak semua santri teratur dan patuh terkadang

yang menjadi kendala, khususnya di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari yang nampaknya Santri nakal sering melanggar aturan yang telah

di tetapkan pihak pondok pesantren dan hal tersebut yang menghambat dan

mengganggu proses pendidikan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari, Radio dan lain-lain, juga tidak boleh keluar sekolah harus aktif di

sekolah formal, madrasah Diniyah dan kegiatan lain yang diadakan oleh

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari dimana tujuan inovasi

pendidikan adalah kemaslahatan santri itu sendiri di masa yang akan

datang. Namun terkadang siswa melanggar hal-hal tersebut, seperti

membawa handphone, mesin tik, dll, bolos jam sekolah, kegiatan madrasah

dan pondok serta keluar pondok atau pulang kampung tanpa seizin

pengurus dan pengasuh. sebagaimana saat peneliti interview bersama KH.

Achmad Ghonim Jauhari :233

“Terkadang munculnya problem dan kesulitan kami dalam


menjalankan inovasi dan ide dalam mengembangkan
pendidikan pesantren adalah dari diri santri itu sendiri saat

233
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
146

KBM dan kegiatan masih aktif sering melakuakan izin keluar


tanpa ada alasan atau di jenguk sama orang tua lalu di bawa
keluar akhirnya bolos sekolah dan tidak mengikuti kegiatan –
kegiatan yang telah di tetapkan.”

Selaras dengan mengungkapkan Nyai Hj. Nur Aini Farida dalam acara

wawancara peneliti234

“Kendala biasanya muncul dari pihak santri sendiri dengan


tidak mengikuti kegiatan dan segala macam aturan pondok,
seperti pengiriman sebelum waktu penyerahan, menyebabkan
fokus siswa terganggu dan pulang larut malam, menyebabkan
siswa menjadi resah dan rewel kembali ketika dia kembali ke
pondok”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan

inovasi pendidikan pesantren khususnya di Pondok Pesantren Assunniyyah

Al Jauhari Kencong Jember terhambat oleh santri yang kurang disiplin,

cerewet dan tidak mentaati peraturan pondok Assunniyyah Al Jauhari dan

Sekolah.

Solusi dari KH. Achmad Ghonim Jauhari saat kami wawancarai agar

dapat mengatasi santri yang nakal:

“Agar dapat dikendalikan dengan rapi dan baik dan menjadi


penyakit menular bagi santri lainnya yang rajin belajar dan
mentaati tata tertib pondok, akhirnya asrama khusus bagi
yang nakal santri yang berlokasi di Asrama Al Jauhari 05
Sekarang dibimbing oleh Ustadz Bahrul Amiq sehingga bisa
memantau secara menyeluruh bagi santri yang nakal dengan

234
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
147

menyendirikan dalam satu asrama agar tidak terpecah serta


mengganggu santri lainnya”.235

Sebagaimana pula saat peneliti interview kepada Nyai Hj. Nur Aini

Farida berpendapat :236

“Berjalannya segala segala inovasi di pesantren adalah kita


tersemangati juga dari wali santri. Sebetulnya tidak semua
wali santri ini begitu juga banyak wali santri yang betul-betul
memberi semangat kepada kita untuk mencetak agar anaknya
menjadi santri yang rajin dan soleh”

Jadi salah satu penghambat dari inovasi pendidikan pesantren di

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yaitu Santri

Nakal, Namun sudah di temukan solusi sebagaiman yang telah di

paparkan di atas yaitu dengan menyendirikan asrama bagi santri yang

nakal agar mudah untuk di control dan dikendalikan serta mudah untuk

di sembuhkan yang berada di Asrama Assunniyyah Al Jauhari 05.

3) Troubled Wali Santri

Masalah utama inovasi pendidikan pesantren adalah dari pihak ketiga

yaitu wali santri yang terkadang menampung santri dengan berbagai latar

belakang - ada yang karena anaknya nakal di rumah, ada yang karena

anaknya pintar dan minat dibidang tersebut agama, ada juga yang hanya

ingin bertemu atau mengambil berkah dari kiai tersebut. Latar belakang

wali santri yang berbeda-beda juga menjadi alasan wali santri juga dapat

235
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
236
Nur Aini Farida, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
148

menjadi penghambat bahkan penghambat implementasi inovasi pendidikan

pondok pesantren khususnya di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari,

seperti tindakan para wali santri.

Wali santri yang memfasilitasi HP untuk dibawa ke pesantren atau

sekurang-kurangnya diberikan pada saat pengiriman sedang berlangsung,

pengiriman pada jam aktif sekolah formal KBM, Masdrasah Diniyah atau

bahkan pada saat kegiatan pesantren sedang berlangsung dan yang lebih

parahnya adalah memboyong santri tanpa alasan yang jelas dan dalam

jangka waktu yang terlalu lama yang sangat mengganggu dan menghambat

perkembangan santri dan inovasi – inovasi pendidikan pesantren akan

ditinggalkan oleh para orang tua itu sendiri. KH. Achmad Ghonim Jauhari

selaku pengaruh berkata237

“Sangat disayangkan kita berjuang untuk mengelola dan


mendidik anak didik dari nol mulai dari rumah, mungkin
mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah mereka
masuk ke pesantren dan menikmati pembelajaran dan inovasi
pendidikan yang ada, seolah-olah para wali santri mampu
melakukan tindakan itu. Tidak bermanfaat bagi santri dan
pondok pesantren dengan alasan kasihan. Meskipun banyak
perubahan sebelum dan sesudah sekolah, namun terkadang
beberapa wali murid tidak berkompromi dengan pihak
pondok terkait pelanggaran tersebut. Seperti pengiriman
siswa yang tidak pada jam pengiriman apalagi saat KBM
sedang berlangsung baik itu kegiatan Diniyah, formal atau
pondok yang lebih memudahkan HP santri akhirnya melihat
semua informasi yang sebenarnya belum sempat dipikirkan

237
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
149

dan diketahui oleh siswa yang dapat mengganggu dan


menghilangkan tingkat fokus belajar siswa dengan alasan
sedang berada di suatu tempat".

Disebutkan bahwa kendala inovasi pesantren khususnya di tempat

peneliti Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember adalah

wali santri yang terkadang menjadi wali santri untuk melanggar peraturan

yang telah ditetapkan oleh pesantren yang tentunya akan berdampak buruk

bagi siswa itu sendiri. Baik akhlak mental maupun ilmu yang didapatkan

menjadi kurang bermanfaat dan berkah.

Selaras dengan pendapat Nyai Hj. Nur Aini Farida saat peneliti

wawancarai sebagai berikut:238

“Penghambat tujuan kami terkadang orang tua itu sendiri


yang kurang mengerti. Kita bikin aturan-aturan kadang yang
melanggar orang tua walinnya sendiri. Bukan anaknya malah
orang tuanya sendiri contoh anak itu kalau sering disambangi.
Satu Minggu sekali ini kadang malah mengganggu
konsentrasi belajar anaknya. Setidaknya 2 Minggu sekali
dikirim atau sebulan dua kali tapi orang tua diamp-diam
sering membawa anak keluar pondok beli di luar lalu orang
tua sering juga mengizinkan anaknya padahal di rumah cuma
repot ada saudaranya menikah diambil izin sekolah”

Sedangkan solusi untuk mengatasi wali santri yang bermasalah

dengan bermusyawarah dan memberikan pengertian serta arahan untuk

tidak mengulangi tindak hal sama agar tidak berakibat fatal bagi santri di

masa depan atau saat pembelajaran sangat mengganggu kesuksesan mereka

238
Achmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 3 Februari 2023)
150

sebagaimana yang di ungkapkan oleh pengurus 01 Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yaitu Ustadz Ali Maksum :

“Salah satu problem juga bisa di katakana kendala yakni wali


santri yang kurang mendukung inovasi dan peraturan di
pondok yang menyebabkan kami kesulitan dalam mengatur
apalagi berinovasi dalam pendidikan pesantren jika wali
santrinya sangat bermasalah. Kami tidak tinggal diam dengan
cara rutin melakukan musyawarah bersamaan saat sebelum
pulang libur maulid dan akhirussanah serta saat pengambilan
raport formal tak lepas kami buat acara sebagai evaluasi
dengan wali santri agar kendala-kendala yang ada yang
berkaitan dengan wali santri cepat terselesaikan dan tidak
menjadi kendala lagi”.239

Berdasarkan pemaparan di atas bisa peneliti simpulkan bahwa wali

santri yang bermasalah dengan tidak mengikuti peraturan dan tata tertib

serta anjuran inovasi dari pondok menyebabkan penghambat yang berarti

dalam pendidikan santri sendiri. Solusi dari kedala tersebut dengan acara

rutin mengadakan kumpulan dan musyawarah dengan pihak wali santri di

setiap acara yang ada mulai dari saat pengambilan rapot, pulang maulid dan

akhirussanah serta saat memulangkan atau mengembalikan santri ke

pesantren dengan di bungkus acara halal bi halal dll. Akhirnya semua

masalah dan kendala bisa terselesaikan dengan baik di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

239
Ali Maksum, Wawancara (Kencong, 27 April 2023)
151

C. Hasil Penelitian

Temuan penelitian berkaitan dengan fokus penelitian yaitu tentang

kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan pesantren

di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember baik dalam

program sistem pendidikan maupun tahap pelaksanaanya, deskripsi dibawah ini

sedikit menggambarkan lembaga pendidikan Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember sendiri yang di dukung bukti konkrit dari interview

observasi dan dokumentasi

1. Inovasi KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pondok pesantren

di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

a. Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari sebagaimana pesantren-

pesantren pada umumnya yakni memiliki satu system pengajian atau

pembelajaran dengan cara mengaji atau belajar langsung dengan kyai

/pengasuh pesantren, yang lebih dikenal dengan bandongan dan sorogan.

b. Pembelajaran kitab kuning pada Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

dilaksanakan melalui dua bentuk yaitu sistem ma’hadi dan madrasi.

Ma’hadi adalah pembelajaran kitab yang tidak terikat oleh kurikulum,

raport kenaikan dan ujian namun lebih menekankan transfer knowleage.

Sedangkan madrasi adalah pembelajaran yang terikat oleh kurikulum di

dalamnya terdapat raport, ujian dan kenaikan kelas hingga diadakan wisuda

serta bersyahadah/ijazah.
152

c. Dalam tujuan sebagai salah satu pondok pesantren salaf yang mencetak

santri mempunyai kredebilitas tanpa batas khususnya dalam bidang agama

juga tidak ketinggalan zaman.

d. Pendidikan formal yang di inovasikan oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari

merupakan sarana bagi santri untuk menambah skil tidak hanya pandai

dalam agama namun juga bisa mengikuti perkembangan zaman serta

membekali santri dengan berbagai ilmu agar saat kelak keluar dari pondok

bisa memudahkan mereka dalam berdakwah menyebarkan ilmunya. Mulai

dari SD, SMP, MA dan SMK sebagai bentuk memanjakan permintaan

masyarakat yang majemuk di zaman sekarang hingga mendirikan sebuah

Balai Lapangan Kerja yaitu BLKK menunjukkan pentingnya mengikuti

perkembangan zaman bagi seorang santri.

a) SD Assunniyyah Al Jauhari

Lembaga yang menaungi santri junior yang berdiri pada tahun 2023

yang di pimpin menjadi kepala sekolah adalah Gus Iklil Daud, wakil

kepala sekolah Muhammad, Waka Kurikulum Muhammad Zainul,

Operator Umi Nur, Kesiswaan Hafifah, Sarpras Ghozali, Humas Andaru

dan Bendahara Arini Ruysda.

Sebagai wadah santri yang masih junior untuk juga bisa menikmati

dunia sekolah seperti temen – temennya di luar sana agar tetap

mendapatkan pendidikan yang layak tidak ketinggalan dengan temen-

temen lainnay selain itu dengan status mereka sebagai santri


153

memberikan nilai lebih dari yang lain yakni akhlakul karimah serta ilmu

agama dengan berbagai bidang serta pengawasan langsung dari

beberapa ustadz membuat SD Assunniyyah Al Jauhari menjadi pilihan

utama bagi santri junior di era milinial ini.240

b) SMP Assunniyyah Al Jauhari

Adalah sebuah lembaga yang berdiri sejak tahun 2019 yang di

kepalai oleh Bpk. Azmil Wafi selaku kepala sekolah mulai mewarnai

pendidikan Assunniyyah Al Jauhari karna sangat berbeda mencolok

dengan sederajat dengannya yang berada di Pondok Pesantren

Assunniyyah Induk. MA Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.241

Lembaga yang setingkat SLTP / sederajat namun ma assunniyyah

induk yang hanya mengambil jurusan IPS saja dengan berkembangnya

zaman minat dan bakat siswa kadang tidak selaras dengan pendidikan

di Pondok Pesantren Assunniyyah Induk ini yang menyebabkan

motivasi mereka untuk masuk Pondok Pesantren Assunniyyah Induk

menurun, akhirnya KH. Achmad Ghonim Jauhari menutup cela tersebut

dengan mendirikan MA Assunniyyah Al Jauhari yang berada di sebelah

barat stasiun lama Kencong dan berdekatan dengan asrama Al jauhari

01 Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember yang di

240
Observasi, (Kencong, 27 April 2023)
241
Observasi, (Kencong, 25 April 2023)
154

kepalai oleh Bpk Zainul Musthofa selaku Kepala Madrasah Aliyah

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

c) MA Assunniyyah Al Jauhari

Berdiri pada tahun 2020 yang di pimpin oleh Bapak Zainul

Musthofa selaku kepala sekolah dan di bantu oleh waka-waka nya

seperti Waka Kurikulum Bapak Mahmud Heru, Waka Bendahara Ibu

Jami’, Waka Operator Bapak Ikmalul Rizki, Waka TU Bapak Iqbal

Khotim Waka Humas Bapak Qusyairi dan Waka Sarpras Bapak Munif.

Tujuan berdirinya MA Assunniyyah Al Jauhari sebagai pelengkap

dari SLTP yang didirikan oleh Pondok Pesantren Assunniyyah Induk

yakni MA Assunniyyah yang memilih jurusan IPS dengan itu MA

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember memilih Jurusan IPA dan

IAGA agar menjadi bervariasi pendidikan yang ada di Pondok

Pesantren Assunniyyah ini.242

d) SMK Assunniyyah Al jauhari

SMK adalah lembaga baru yang menghiasi dinding pendidikan di

Assunniyyah Al Jauhari yang spesifik mendalami pariwisata khususnya

di Jember sangat minim sekali jurusan ini. Sebagai selaku kepala

sekolah SMK Bapak Muhammad Fadlun Rahman selalu menjalakan

perintah inovasi pendidikan di SMK ini hingga hampir semua

242
Observasi, (Kencong, 17 April 2023)
155

pembelajaran sudah bisa menggunakan IT. Tujuan dari didirikanya

SMK Assunniyyah Al Jauhari ini adalah mewadahi santri yang punya

bakat dalam pengembangan pariwisata khususnya di daerahnya masing-

masing agar bisa memajukkan perekonomian santri ketika boyong.

e) BLKK Assunniyyah Al Jauhari

Balai Lapangan Kerja yang di pimpin oleh Mas Zaki alasan KH.

Achmad Ghonim Jauhari mendirikan BLKK ini adalah untuk

menginovasi pendidikan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

itu sendiri yang lebih menekankan dalam bidang disegn grafis sebagai

bekal santri bisa berkreasi di masyarakat agar tidak terlalu ketinggalan

jauh dalam bidang teknologi dari yang bukan santri.

f) KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

KBIHU sebagai PT yang melayani tamu Allah ini juga sangat

membantu terhadap pemasukkan keuangan pesantren dalam

mengembangkan pesantren itu sendiri, karena pengaasuh sempat

menyatakan bahwa hampir 80% biaya awal pondok pesantren berawal

dari KBIHU Assunniyyah Al Jauhari. Menimbang syahriah santri

perbulannya cuma 350.00 dan sebagai daya tarik untuk mendatangkan

santri baru tidak heran bahwa hampir mayoritas santri Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari adalah putra dan putri alumni KBIHU

Assunniyyah Al Jauhari.
156

2. Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari kencong jember.

Dengan lingkup lembaga yang berbeda temapat yang terpisa beliau

menggunakan 2 Pola Kepemimpinan yakni Pola Otoriter dan Pola Demokratis

dengan memusatkan satu kepemimpinan tunggal yaitu pengasuh KH. Achmad

Ghonim Jauhari, Namun di bantu oleh istri-istrinya, putra-putranya, pegurus

dan santri yang di tuakan di asrama situ. Pola kepemimpinan KH. Achmad

Ghonim Jauhari dengan bersifat demokrasi yang sebagai besar keputusan

tergantung olehnya sebagaimana pendapat dari Wibowo dan putra.243 semua

keputusannya dianggap bulat dan menyuruh semua istri dan anak-anaknya yang

laki-laki sebagai penanggung jawab penuh atas sagala tindakan mau kegiatan

di setiap lingkup pendidikan seperti halnya pendapat Mada Adi Wibowo yang

menerangkan bahwa tuga seorang pemimpin ialah mengatur situasi,

mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga dan lembaga serta

menjadi juru bicara kelompok. Dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsinya, terutama dalam rangka memberdayakan masyarakat dan lingkungan

sekitar.244

243
Ahmad Widodo, “Strategi Pengembangan Mutu Lulusan Di SMPIT Al Huda Wonogiri” (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2016), 78.
244
Ahmad Widodo, “Strategi Pengembangan Mutu Lulusan Di SMPIT Al Huda Wonogiri” (Surakarta:
IAIN Surakarta, 2016), 79.
157

Sedangkan Pola Otoriter KH. Achamad Ghonim Jauhari tergambarkan saat

meliau memutuskan sebuah inovasi yang kaitannya dengan santri seperti halnya

saat inovasi beliau berkaitan dengan pemetaan Asrama bagi santri yang cerdas

dan rajin maka harus ditempatkan di Asrama Ndaltim dengan harapan

menjadikan generasi pengurus selanjutnya yang berkopeten di bidang agama

dan mendepak bagi santri yang sudah terpilih namun tidak patuh pada peraturan

dengan melanggar maka kosekkuensinya adalah harus pindah ke Asrama Al

Jauhari 01, hal ini tanpa adanya musyawarah bahkan terjadi beberapa santri

junior yang masih duduk di bangku sekolah dasar harus menuruti keinginan

beliau dengan harus meninggalkan bangku sekolah dasar lalu berganti seragam

diniyah agar lebih intensif dalam belajar ilmu agamanya.245

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat inovasi KH. Achmad Ghonim

Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari.

Sebagai Kiai dalam menginovasi pendidikan pesantren di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari KH. Achmad Ghonim Jauhari menemukan

beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat yang peneliti sudah

wawancari dari KH. Achmad Ghonim Jauhari sebagai berikut:

245
Observasi, (Kencong, 25 April 2023)
158

a) Faktor Pendukung

Dalam sub ini peneliti menemukan beberapa faktor yang kami peroleh

selama melakukan observasi, wawancara dan merekam kegiatan KH. Achmad

Ghonim Jauhari setiap hari sebagai berikut:

1) Peran Pasangan Seperti yang diungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim

Jauhari bahwa menjalankan tugas kepemimpinan ini sangat sulit dan tidak

mudah karena selain banyaknya asrama dan santri serta tempat yang

terpisah dan mengharuskan setiap permasalahan yang timbul di dalamnya

harus ada sosok yang menjadi figur dan panutan serta pelindung bagi para

siswa tidak mungkin kita menjalankannya sendiri. Makanya kami sangat

terbantu dalam melakukan inovasi ini bersama pasangan (istri) kami

karena dialah yang bisa menjadi pelindung ketika ada masalah dalam

pendidikan. Begitu pula dengan anak-anak KH. Achmad Ghonim Jauhari

atau menantu KH. Achmad Ghonim Jauhari untuk memimpin/mengelola

masing-masing asrama sangat relevan dan menjadi konsultan yang

mampu mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi atau

gagasan KH. Achmad Ghonim Jauhari.

2) Dana dari KBIHU Assunniyyah Al Jauhari begitu banyak dana yang

didapatkan dari travel ini yang mana tidaklah cukup hanya dari dana

syahriah santri yang Cuma 350.000.


159

3) Achivement Santri atau santri yang berprestasi atau telah sukses dalam

menempuh tolabul ilminya serta mampu memanfaatkan dan

mengamalkan ilmunya di masyarakat.

4) Critical Guardian Walisantri atau wali santri yang kritis terkadang

membuat motivasi serta saran juga dukungan mereka merupakan ruh

terciptanya pembelajaran yang baik di pondok pesantren assunniyyah al

jauhari.

b) Faktor Penghambat

1) Biaya Prasarana karena uang syahriah cuma 350.000 menjadi penghambat

berkembangnya Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember dalam menjalankan tranformasi

2) Naughty Santri atau santri nakal terkadang menjadi faktor penghambat

dalam menjalankan inovasi pendidikan tidak kuatnya santri untuk mampu

beradabtasi minta sering di kirim saat KBM dan manja dalam meraungi

kehidupan di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari ini seperti sakit

sedikit, hajatan dan tidak terlalu penting santri pulang.

3) Troubled Wali Santri atau yang bermasalah, tidak mendukung penuh

program dan aturan yang telah di tetapkan di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari sepeerti menjenguk bukan waktu kunjungan atau

bahkan membawa izin pulang.


160

TABEL 4.1
HASIL TEMUAN PENELITIAN

FOKUS PENELITIAN

GAYA FAKTOR FAKTOR


INOVASI
KEPEMIMPINAN PENDUKUNG PENGHAMBAT

BIAYA
FORMAL PASANGAN
PRASARANA

TAHFIDZUL Naughty Santri


OTORITER DANA KBIHU
QUR’AN

Troubled Wali
PROGRAM Achivement Santri
DEMOKRASI
MADIN
Santri

Critical Guardian
PEMETAAN
ASRAMA
Wali Santri
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bagian ini mendiskusikan temuan penelitian dengan teori dan temuan

penelitian sebelumnya. Jadi sumber isi dari bagian ini adalah bagian temuan

penelitian. Sebagai berikut:

A. Inovasi KH. Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember.

Sebagai seorang pemimpin selaknya memberikan suatu contoh yang baik

bagi setiap elemen di bawahnya agar merangsang yang lain untuk

menerapkanya seorang kiai mempunyai keluarga, pengurus dan santri yang

menjadi elemen penting di bawahnya agar pendidikan pondok pesantren bisa

berkembang dan maju selayaknya kiai tersebut bisa memberikan inovasi pada

lembaga yang di didiknya dengan tujuan menjadi semangat dan pelucut inovasi

bagi yang lain. Oleh karna itu, KH. Ghonim Jauhari selalu aktif dalam

menginovasi pendidikan pondok yang menjadi tanggung jawabnya. Maka

munculah beberapa inovasi pendidikan KH. Ghonim Jauhari di Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember sebagai berikut.

Mendirikan madrasah Diniyah adalah sebuah ciri khas dan identitas dari

pondok pesantren namun beliau memberikan inovasi dari tempat dan asrama

yang di sendirikan supaya menjadi lebih focus dan terarah serta tidak

terkontaminasi oleh lingkungan yang kurang jernih. Sebagaimana saat kami

161
162

wawancarai KH. Achmad Ghonim Jauhari “dalem timur sebagai asrama yang

berpusatkan di dekat dengan pondok Assunniyyah Induk menjadi yang asrama

yang sangat gentol menyuarkan baca kitab dan muhafadzoh kitab kuning”.246

Akhirnya beberapa lomba bergengsi tingkat antar pondok dan kabupaten bisa

diraih olehnya seperti kemarin juara umum baca kitab tingkat kabupaten dan

muhafadzoh alfiyah ibnu malik tingkat antar Pondok Pesantren Assunniyyah.

Selaras dengan teori inovasi sumber daya manusia yang di nyatakan oleh

Malayu bahwa sumber daya manusia juga menjadi peranan penting di sebuah

pendidikan yang baik untuk mengaplikasikan visi dan misi nya melalui mutu

dan ketangguhan sumber daya supaya arah pembelajaran menjadi jelas dan

tidak mengambang.247 Oleh karena itu, Pentingnya menyiapkan sumber daya

manusia dengan menkaderarisasi mulai dini. Seperti penelitian terdahulu karya

hartono riadi menyatakan bahwa suber daya manusia merupakan elemen yang

penting untuk mencapai out put yang baik bagi peserta didik.

Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa dengan madrasah Diniyah

yang di petakan asramahnya mampu menambah kosentrasi dan focus santri hal

tersebut bisa meningkatkan sumber daya manusia itu sendiri dan menghasilkan

out put yang baik sehingga mampu menjuarai beberapa perlombaan.

Selain Itu agar mengikuti perkembangan zaman yang semakin menuntut

santri harus bisa ilmu formal dan punya ijazah. Akhirnya, beliau mendirikan

246
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
247
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 197.
163

beberapa lembaga formal untuk mendukung kemampuan dan bekal santri

ketika hidup bermasyarakat seperti halnya ungkapan KH. Achmad Ghonim

Jauhari saat di wawancarai peneliti. Maka dari itu beberapa lembaga berdiri di

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari seperti SMP Assunniyyah AL

Jauhari, MA Assunniyyah Al Jauhari, SMK Assunniyyah Al Jauhari dan BLKK

Assunniyyah Al Jauhari dengan beberapa lembaga menjadi daya Tarik

masyarakat untuk memasukkan putra – putrinya ke pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari dengan harapan mampu bersaing dengan kecanggihan

teknologi dan informatika.248

Hal tersebut sesuai dengan teori Inovasi kurikulum pesantren yang menurut

Mujamil Qomar yang mengatakan bahwa alumni pondok pesantren tidak hanya

terkenal dengan ilmu agamanya namun juga mampu menjadi lulusan yang

berpengetahuan luas serta mampu menjadi kiai besar.249 Selaras pula dengan

penelitian terdahulu karya tollib yang menyatakan bahwa pondok pesantren

mengelola kurikulum sendiri tanpa terpaku pada pemerintah dan kitab kuning

serta bernaungan madrasah Diniyah”.250

Dari uraian di atas menyimpulkan bahwa sekolah formal juga termasuk

inovasi yang sering menjadi daya Tarik para masyarakat untuk memondokkan

anak nya di Pondok Pesantren. Santri zaman sekarang banyak yang tertarik

248
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
249
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, 78.
250
Abdul Tolib, Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern, Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam,
vol. 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 14.
164

dalam bidang Al Qur’an sehingga di buatkanlah asrama al jauhari 03 yang

berfokuskan hanya kepada atahfidzul qur’an sehingga mengeluarkan lulusan

yang berkopeten di bidang Al Qur’an. Ini juga termasuk salah satu

meningkatkan sumber daya menusia di bidang membaca dan menghafal Al

Qur’an. Seperti251 pernyataan beliau saat kami wawancarai bahwa “terdapat

pula santri yang menfokuskan pada hafalan qur’an disendirikan terdapat di Al

Jauhari 03 dan Al Jauhari 04 untuk putra putri yang focus tahfidzul qur’an

dengan mengurai jam sekolah formal bahkan juga boleh untuk ikut paket agar

lebih maksimal dalam menghafalkan Al Qur’annya namun terdapat perjanjian

dengan formal yang harus dipenuhi KH.atam 30 juz dengan jangka waktu 3

tahun”.

Memfokuskan Asrama Tahfidzul Qur’an merupakan inovasi yang sangat

membangun motivasi siswa seperti menurut Napitupulu tentang teori inovasi

yang mengaktakan bahwa “menyendirikan dalam pembelajaran Al Qur’an

adalah solusi dari metode menghafalkan dan membaca Al Qur’an”.252

Dari uraian di atas inovasi dengan membuka asrama khusus tahfidzul

qur’an mampu menjadi alasan beberapa orang untuk tetap pada pendidikan Al

Qur’an.

251
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
252
Dedi Sahputra Napitupulu, Inovasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, Jurnal Al-Fatih, vol. 1
(Bandung: DIVA Press, 2018), 12.
165

B. Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

Seorang pemimpin layak menjadi seorang teladan dan panutan bagi yang di

pimpin terkadang agar semua system berjalan sesuai dengan alurnya, begitu

halnya KH. Achmad Ghonim Jauhari beliau adalah tokoh masyarakat putra dari

seorang kiai yang kharismatik ternama yakni KH. Jauhari Zawawi pasti

mempunyai magnet dan daya Tarik sendiri untuk mengatur ummat dan

masyarakat apalagi keluarga dan santri-santri beliau oleh karna itu dalam

penelitian ini peneliti menemukan beberapa bukti bahwa KH. Achmad Ghonim

Jauhari dalam menginovasi pendidikan di Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember serta dengan ungkapan pernyataan dari beliau KH. Achmad Ghonim

Jauhari saat kami wawancarai bahwa:

“saya saat memimpin pondok pesantren di bantu oleh beberapa


istri dan beberapa anak serta mantu namun meski saya pengasuh
utama namun saya selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan
problem dan masalah setiap Inovasi yang kami terapkan
terkendala karena setiap problem santri butuh seorang tokoh atau
figure yang mengayomi menenangkan santri dan alhamdulillah itu
tertangani oleh istri-istri saya dan anak-anak serta menantu saya”.
Jadi saya selalu musyawarah dalam menyelesaikan problem di dalamnya

terutama kepada setiap pemangku kebijakan tiap asrama yang saya beri beban

amanah. Oleh karna itu kami tidak langsung menghakimi sendiri dan bermain

kasar apalagi kekerasan terhadap santri pasti kami klarifikasi terlebih dahulu
166

dan lalu memusyawarahkan dengan pihak pemangku kebijakan yang telah saya

amanahi yaitu istri, anak atau menantu”.253

Dari pemaparan menurut Amaliatus Sholikha Kepemimpinan demokratis

adalah keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan dari, oleh dan

untuk bersama. Jadi beliau KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam memimpin

dan mengelola inovasinya dalam bidang pendidikan pesantren terutama di

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari beliau yang mengutamakan

kebersamaan, musyawarah dan menentukkan kebijakan lewat pemangku

kebijakan tidak sepihak dari KH. Achmad Ghonim Jauhari maka saya

simpulkan dengan mengaju dari teori kepemimpinan demokratis diatas juga

di kuatkan dengan teori demokratis Gary A. Yukl berbunyi “ Leardership is

interpersonal influence exercised in al leaders democratic, and directed,

through the communication process, toward the attainment of a specifiend

goal or goals”.254 Kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang di

lakukan dalam suatu pemimpin demokratis, dan diarahkan, melalui proses

komunikasi, menuju pencapaian dari tujuan atau sasaran yang di tentukan.

Juga Menurut teori Gary A. Yukl menggambarkan untuk menjadi pemimpin

gaya demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang

demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin

253
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 20 Februari 2023)
254
Yukl, Leadership in Organizations, 105.
167

berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis. Pemimpin yang

demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut255

a) Pemimpin selalu mendengar dan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,

perasaan, interaksi, dan perbedaan-perbedaan individual karyawan; dalam

mengerjakan suatu tugas tertentu, pemimpin selalu memandang kelompok

secara keseluruhan, bukan sekedar kumpulan individu.

b) Pemimpin lebih menempatkan diri untuk ber sebagai konsultan, advisor,

guru, dan fasilitator, daripada sebagai direktur atau manajer.

c) Pemimpin menempatkan diri sebagai model perilaku yang dapat diteladani

pengikutnya.

d) Pemimpin memberikan semangat dan bimbingan kepada pengikutnya

untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam memecahkan

masalah yang dihadapi, dengan mengembangkan tanggung jawab secara

mandiri.

e) Dalam melakukan fungsi pengendalian dan evaluasi, pemimpin selalu

mengikutsertakan pengikutnya untuk bersama-sama mengambil bagian,

termasuk dalam proses pengambilan keputusan.256

Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa KH. Achmad Ghonim

Jauhari adalah sosok Pemimpinya sangat demokratis dalam mengelola dan

memimpin pendidikan pesantren di pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari.

255
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), 174.
256
Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, 175.
168

Dengan mengacu beberapa bukti kongkrit : tidak mengatur semua inovasi di

setiap lini oleh diri sendiri namun masih membutuhkan ide dan saran dari pihak

lain seperti istri, anak atau menantu dan sering melakukan musyawarah untuk

menyelesaikan masalah dari setiap problema yang muncul entah dari pihak

santri di beri pengakuan dan pengertian atau pemberitauhan melalui pihak

pemangku kebijakan di setiap asramnya juga sangat tidak senang dengan

namanya main hakim sendiri atau memutuskan tanpa ada pertimbangan dari

orang lain.

Apalagi berbau hal tindak kekerasan pada santri sangat beliau jauhi hal

tersebut dan yang sangat mencolok membuktikan bahwa memang pola

kepemimpinan beliau adalah demokratis dengan membaut group Whats Up di

setiap lini post yang perlu di inovasi mulai dari group keluarga besar pengasuh

yang membahasa kemaslahatan pendidikan pesantren agar setiap keputusan

yang mau dilaksanakan telah diketahui oleh-oleh semua elemen pemangku

asrama atau pengasuh kebijkan tiap-tiap asrama agar merasa di perhatikan

kehdairan dan peranannya masing-masing pemangku asrama supaya tidak

terkesan setiap kebijakan dan inovasi yang di tetapkan adalah keputusan mutlak

yang tidak boleh diganggu gugat seperti teori kepemimpinan otoriter yang

menurut Wibowo kepemimpinan otoriter ialah model pemimpin yang


169

memusatkan ide gagasan hanya pada dirinya sendiri dalam menentukan

keputusan serta kebijakan secara mutlak.257

Selain gruoup WA pemangku kebijakan juga terdapat pula group pengurus

tiap asrama yang sebagai tangan kanan pengasuh dalam menjalankann segala

kebijakan dan inovasi yang mau di terapkan dan ada juga group WA gabungan

dari beberapa pengurus asrama – asrama lain menjadi satu untuk

mensingkronkan kebijkan satu asrama dengan asrama yang lain dan

menjalankan inovasi yang mau diterapkan bersama. Jadi pola kepemimpinan

beliau sangatlah diterima dar berbagai kalangan bawahannya dengan keputusan

yang tidak secara sepihak dan mutlak namun masih melibatkan bawahan dalam

menentukkan kebijakanya. Tidak hanya group WA bahkan beliau juga

mempuyai group wali santri dari tiap marhalah Diniyah dan kelas formal

sebagai media memberikan aspirasi dan informasi terkait kebijakan dan

invovasi yang akan di terapkan di pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari.

C. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Inovasi KH. Achmad

Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember.

Dari setiap inovasi pendidikan pasti ketika di evaluasi terdapat beberapa

keganjalan juga suatu yang tidak terduga yang menjadi pelancar inovasi juga

terkadang terdapat pula hal yang menjadi penghambat inovasi itu sendiri. Oleh

257
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, 58.
170

karena itu dari keterangan di atas mengenai bentu inovasi dan pola

kepemimpinannya bisa kita ketahui faktor pendukung dan faktor penghambat

jalanya inovasi pendidikan pesantren yang di terapkan oleh KH. Achmad

Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari sebagai berikut:

1) Faktor Pendukung

Dalam sub ini peneliti menemukan beberaapa faktor yang kami

dapatkan saat melakukan observasi, interview dan merekam segela kegiatan

dari KH. Achmad Ghonim Jauhari di setiap harinya sebagai berikut

a) Peran pasangan

Sebagaimana diungkapkan KH. Achmad Ghonim Jauhari258 bahwa

dalam menjalankan tugas kepemimpinan ini sangat berat dan tidaklah

mudah karena selain asrama dan santri yang begitu banyak dan tempat

terpisah serta mengharuskan setiap problem yang timbul di dalamnya

harus ada sosok yang menjadi tokoh dan tauladan serta pengayom bagi

para santri hal itu tidak mungkin kami jalankan dengan sendiri. Oleh

karena itu kami dalam menjalakan inovasi ini sangat – sangat begitu

dengan sesosok pasangan hidup (istri) karena beliau yang mampu

menjadi pengayom di saat terjadi problem dalam pendidikan. Begitu hal

nya anak – anak atau menatu – menatu saya yang saya beri amanah

untuk meamngku / mengasuh tiap asrama sangatlah relevan dan menjadi

258
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
171

konsultan yang mampu memajukan dan menjalankan inovasi atau ide

saya.

Dari uraian data di atas menyimpulkan bahwa pasangan hidup

menjadi faktor pendukung dalam menjalankan sebuah inovasi dalam

pendidikan pesantren. Jika terdapat pasangan lebih dari satu dan punya

banyak anak serta menantu juga menjadi banyak orang – orang yang

berada di belakang inovasi kita yang itu menjadi factor pemicu ke

suksesan dalam sebuah kepemimpinan pendidikan dalam

penginovasian.

b) Dana dari jamaah haji KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

Setiap Inovasi kepembaharuan membutuhkan pengorbanan entah

pikiran, moral atau bahakan uang maka dari dengan berdirinya KBIHU

Assunniyyah Al Jauhari di bawah naungan yayasan yang sama yaitu

Assunniyyah Al Jauhari maka bentuk dana yang muncul dan masuk bisa

di alokasikan kepada kemaslahatan dan kemajuan serta menginovasi

pendidikan pondok pesantren itu. Sebagaimana di paparkan oleh KH.

Achmad Ghonim Jauhari259 dalam waktu sengangnya mengungkapkan

bahwa “ kita punya PT Assunniyyah Al Jauhari dan KBIHU sangatlah

membantu dalam menginovasi pesantren mulai dari donator serta

pemasukkan dari jamaah haji sangat menjanjikan dari pada pondok

259
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
172

pesantren juga terdongkraknya peserta didik atau santri dari kalangan

jamaah haji hamper bisa disimpulkan pesantren sangat butuh terhadap

KBIHU untuk menunjang keuangan dalam meninovasi pendidikan

pesantren juga untuk mendatangkan santri baru di pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari ini”.

Keterangan di atas menyimpulkan bahwa factor pendukung lainnya

dalam menginovasi pendidikan pesantren oleh KH. Achmad Ghonim

Jauhari di pondok pesantrenn Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

selain istri-istri, anak-anak dan menatu banyak adalah para donator dari

Jamaah Haji KBIHU yang menutupi cela yang terbuka dalam

menginovasi pendidikan pesantren diantaranya dalam segi keuangan

serta santri baru. Begitu banyak pemasukkan keuangan KBIHU bisa di

alokasikan untuk menginivasi pendidikan pesantren Assunniyyah Al

Jauhari Kencong Jember dan kepercayaan mereka kepada KBIHU

Assunniyyah Al Jauhari sangat tinggi dan besar sehingga banyak anak,

saudara maupun tetangga mereka di masukkan ke pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang memuat muda pekerjaan penginovasian

pendidikan pesantren yang mungkin tujuan untuk mendatangkan santri

baru. Oleh karena itu wujudnya KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

sangatlah begitu urgent bagi Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari

itu sendiri.
173

c) Achivement Santri

Santri adalah objek dari segala bentuk inovasi pendidikan

pesantren makanya begitu mencolok dalam penginovasi peranannya

untuk mensukseskan dan mendukung dalam segala bentuk inovasi yang

ada. Salah satunya yang menjadi factor pendukung adalah santri yang

berprestasi seperti halnya yang peneliti jelaskan di depan bahwa Pondok

Pesantren Assunniyyah Al Jauhari dari bidan Madrasah Diniyah

pendalaman kitab sering memperoleh nilai entah di tingkat kencong

maupun kabupaten atau kota bahkan mampu menjadi juara umum di

even yang sangat bergengsi antar pondok pesantren di jember yaitu

FMAA (Forum Musyawarah Anjangsana Anjangsini) yang selain

melakukan rutinan musyawarah tiap bulan juga ada program tahunan

yang di adakan tiap bulan maulid atau Robi’ul Awwal musabaqah di

antaranya kategori muhafadzoh mencakup Alfiyah ibnu Malik, Imriti

dan Aqidatul Awwam dan dalam bidang kitab mulai yang dari dasar

yaitu safinatun najah, fathul qorib dan fathul mu’in.

KH. Achmad Ghonim Jauhari berkata bahwa260 “semangat kami

dalam menginovasi dan menjalankanya adalah out put santri atau dalam

arti lain prestasi yang di peroleh santri itu yang menjadi pelucut semngat

kami untuk terus menginovasi berbena di segala sisi dan menjaga

260
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
174

eksitensinya sebagai seorang pemimpin untuk menjalankan inovasi

pendidikan pensatren tersebut”.

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa santri yang memperoleh

prestasi memberikan nama baik terhadap pondok pesantren

Assunniyyah Al Juhari sangat mendukung inovasi penyemangat

bergerak dan terus menjalankan kepemimpinanya dalam menginovasi

oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam menginovasi pendidikan

Pondok Pesantren di Assunniyyah Al Jauhari.

d) Critical Guardian Wali Santri

Dalam pendidikan seorang wali santri juga punya peranan penting

dalam mensukseskan pendidikan bagi peserta didik sendiri. Oleh karena

itu seorang wali santri yang hiper aktif dalam segala bentuk inovasi dan

pendidikan di Assunniyyah Al Jauhari juga sangat mempengaruhi salah

satunya wali santri yang kritis demi kemajuan dan kemaslahatan

pendidikan pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhri sering

memberikan kontribusi pemikiran ide – ide yang tidak kami duga-duga

salah satunya adalah munculnya MA Assunniyyah Al Jauhari dalam

Jurusan IPA itu adalah bukti inovasi pendidikan pesantren di pondok

pesantren Assunniyyah Al Jauhari juga di pengaruhi oleh peran

walisantri yang kritis.

Sebagaimana ungkapan pengasuh pondok pesantren Assunniyyah

Al Jauhari dan Pembimbing KBIHU Assunniyyah Al Jauhari KH.


175

Achmad Ghonim Jauhari261 yang berbunyi “tidak semua kritikan wali

santri adalah racun terkadang kritikan tersebut adalah buah dari

kekritisan serta sumbangsi pemikiran demi kemajuan pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember. Jadi tidak heran kemunculan Inovasi baru biasanya tercipkan

oleh kritisnya walisantri yang mau memikirkan pendidikan pesantren di

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari.”

Gambaran itu mengindikasikan bahwa basarnya substansi

dukungan dari sesosok walisantri yang mungkin tidak beriteraksi secara

lang dengan medan dan masuk dilingkungan pendidikan pesantren di

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari dalam menjalankan dan

memberikan inovasi pendidikan pesantren di pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari. Namun sangat memiliki peranan penting

dalam menginovasi pendidikan pesantren di pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang tidak terpikirkan oleh KH. Achmad

Ghonim Jauhari.

2) Faktor Penghambat

Sebuah Inovasi Pendidikan pasti menemukan lika - liku dan menuai

problematikan, begitu halnya di Inovasi KH. Achmad Ghonim Jauhari

dalam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

261
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
176

Jauhari Kencong Jember. Berikut hambatan – hambatan yang peneliti

temukan:

a) Biaya Prasarana

Tidak bisa munafik dalam sebuah pendidikan memang

membutuhkan sebuah biaya untuk memberikan fasilitas pendidikan

yang berkualitas yang nantinya memunculkan out put yang

berkualitas pula. Meskipun tidak semua butuh biaya tapi semua

butuh uang untuk dibeli untuk menginovasi. Ketika sebuah pondok

pesantren dalam komersialnya menurun bisa juga menjadi penyebab

menurunya tingakat kinerja inovasi itu sendiri dan berimbas pada

menurunya kualitas dan kuantitas pondok tersebut.

Apalagi pondok pesantren adalah lembaga yang independt tidak

mendapatkan support secara pasti dari pemerintah atau kurangnya

perhatian pemerintah dalam memberikan fasilitas maupun dana

kepada pondok pesantren makanya eksitensi inovasi pondok

pesantren akan terhambat jika vinansialnya menurun sebagaiman di

pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari dengan biaya syahriah

350.000 perbulan dan makan dua kali sehari untuk merombak dan

memberikan inovasi yang signifikan tidak berbanding lurus dengan

pemasukkan keuangan pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari

yang hanya bersumber dari santri.


177

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh KH. Achmad Ghonim

Jauhari bahwa262 “dalam mengembangkan inovasi pendidikan

pesantren Assunniyyah membutihakan biaya besar untuk membeli

sarana dan prasana seperti tanah dan itu tidaklah cukup diambil dari

uang syahriah para santri serta minimnya perhatian pemerintah

terhadap kebutuhan pendidikan pondok pesantren.” Oleh karena itu,

hambatan yang sangat Nampak dalam menjalankan sebuah inovasi

pendidikan pesantren terutama di pondok pesantren Assunniyyah Al

Jauhari yaitu segi biaya yang imbasnya kurangnya fasilitas sarana

dan prasarana pembelajaran dan kemajuan pendidikan pesantren.

Solusi dari hambatan di atas bisa teratasi dengan berdirinya

KBIHU Assunniyyah Al Jauhari yang di bimbing oleh beliau sendiri

KH. Achmad Ghonim Jauhari yang mana pemasukkan keuangan

begitu besar dari PT Assunniyyah Al Jauhari yang bisa di alokasikan

ke Inovasi pendidikan pesantren di pondok pesantren Assunniyyah

Al Jauhari bahkan juga membantu dalam mencari santri baru begitu

banyak santri pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari berlatar

belakang dari jamaah haji KBIHU Assunniyyah Al Jauhari. Seperti

ungkapan KH. Achmad Ghonim Jauhari bahwa263 “KBIHU

Assunniyyah Al Jauhari adalah investasi untuk menginovasi

262
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
263
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
178

pendidikan pesantren Assunniyyah Al Jauhari bahkan memberikan

inves santri begitu banyak di pondok ini karena pemerintah begitu

tidak memperhatikan secara menyeluruh dengan apa yang kita

inovasi di pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari. Oleh karna itu

hubungan KBIHU Assunniyyah Al Jauhari bagi inovasi pendidikan

pesantren sangat di butuhkan”.

b) Naughty Santri

Kendala dalam inovasi pendidikan mungkin muncul dari orang

yang mau kita inovasi itu sendiri yakni santri karena realita

menyebutkan bahwa karakter seseorang santri itu berbeda – beda

tidak semua santri mau di atur dan mempunyai sifat patuh terkadang

yang menjadi kendala terutama di Pondok Pesantren Assunniyyah Al

Jauhari yang kelihatan santri – santri yang nakal sering melanggar

peraturan yang telah di tetapkan pesantren itulah yang menjadi

penghambat dan sangat meresahkan proses pendidikan di pondok

pesantren Assunniyyah Al Jauhari hal – hal yang harus di patuhi

peranturan secara umum di Pondok Pesantren di larang membawa

alat – alat elektronik seperti HP, Radio dan lain lain, juga tidak boleh

keluar pondok harus aktif sekolah formal, madrasah diniyah dan

kegiatan – kegiatan lainnya yang di adakan oleh pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari yang mana tujuan dari inovasi pendidikan

itu adalah kemaslahatan bagi santri itu sendiri di masa depan. Namun
179

terkadang santri melanggar hal tersebut seperti membawa HP, tipe

dll, bolos waktu sekolah, madrasah dan kegiatan pondok dan keluar

pondok ataupun pulang tanpa izi dari pengurus dan pengasuh.

KH. Ahmad Ghonim mengungkapkan264 “kendala biasanya

muncul dari santri itu sendiri dengan tidak mengikuti kegiatan dan

segala jenis aturan pondok seperti mengirim sebelum waktunya kirim

itu menyebabkan kefokusan santri menjadi terganggu serta pulang

yang berlarut – larut menyebabkan ketika kembali pondok santri

tidak krasan dan rewel lagi”.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa yang

menyebabkan invosi pendidikan pesantren khususnya di pondok

pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember terkendala

adalah santri yang kurang disiplin, rewel dan tidak patuh pada

peraturan pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari.

Solusi dari KH. Achmad Ghonim Jauhari saat kami wawancarai

“untuk menanggulangi santri nakal agar terkontrol dengan rapi dan

baik serta menjadi penyakit yang menular bagi santri – santri lain

yang rajin dalam belajar dan patuh pada peraturan pondok,

akhirnyadibuatkanlah asrama khusus santri nakal yang bertempatkan

di Al Jauhari 05 yang sekarang di bimbing oleh Ustadz Bahrul Amiq

264
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
180

supaya tau siapa saja dana pa saja yang dilakukanya akan terawasi

secara komperhensip bagi siswa nakal”.265

c) Troubled Wali Santri

Pokok permasalahan dari inovasi pendidikan pesantren

salanjutnya adalah dari pihak ketiga yaitu wali santri yang mana

terkadang walisantri memondokkan dengan latar belakang yang

bermacam – macam ada yang karena anaknya nakal di rumah ada

yang karena anaknya pintar dan tertarik di bidang agama ada juga

yang hanya ingin tabarukan atau mengambil barakah dari kiai tersbut.

Dengan berbeda – beda nya latar belakang dari wali santri itu juga

menjadi penyebab wali santri juga bisa menjadi posisi pemnghambat

atau bahkan penjegal dari terlaksananya inovasi pendidikan

pesantren khususnya di pesantren Assunniyyah Al Jauhari seperti

tindak wali santri yang memfasilitasi HP untuk dibawa ke pondok

atau minimal diberikan ketika saat pengiriman berlangsung,

mengirim di waktu jam aktif KBM sekolah formal, Masdrasah

Diniyah atau bahkan saat kegiatan pesantren berjalan dan yang lebih

parah lagi membawa pulang santri dengan tanpa alasan yang jelas

serta jangka waktu yang terlalu lama itu sangat mengganggu dan

265
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
181

menghambat perkembangan santri dan inovasi – inovasi pendidikan

pesantren akan terbengkalai oleh ulah wali santrin itu sendiri.

KH. Achmad Ghonim Jauhari selaku pengaruh berkata266

“sangat disayangkan kami susah payah mengelolah dan mendidik

santri mulai dari rumah mungkin tak tau apa – apa setelah di pondok

anak krasan dan menikmati pembelajaran dan inovasi pendidikan

yang ada dengan seekaknya walisantri melakukan tindak – tindak

yang sangat tidak menguntungkan bagi santri dan pondok dengan

alasan kasihan. Padahal sebelum mondok dan setelah mondok

terlihat banyak perubahan namun terkadang sebagian wali santri

tidak kompromi dengan pihak pondok terkait pelanggaran tersebut.

Seperti mengirim santri yang bukan waktu jam kirim apalagi saat

KBM berlangsung entah Diniyah, formal maupun kegiatan pondok

yang lebih lagi memfasilitasi HP santri akhirnyamelihat segala

informasi yang sebenernya belum waktunya di pikirkan dan di

ketahui oleh santri yang mana hal tersebut bisa mengganggu dan

menghilangkan tingkat ke fokusan santri dalam belajar serta

membawa pulang kadang izin namun bohong dengan alasan ini dan

itu atau melewati batas yang telah ditentukan ketika pulang terkadang

266
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
182

juga membawa tanpa izin dengan alasan terburu – buru dan tidak

ketemu sama pengurus dan pengasuh”.

Hal tersebut menyatakan bahwa penghambat inovasi

pendidikan pesantren terlebih di tempat peneliti pondok pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember adalah Wali santri yang

terkadang menjadi wasilah santri untuk melanggar aturan yang telah

di tetapkan pondok pesantren yang pasti hal itu akan berdampak

negatif bagi santri itu sendiri. Baik moral mental dan ilmu yang

didapat menjadi kurang manfaat dan barakah.

Solusi mengatasi wali santri yang bermasalah entah kurangnya

pengetahuan soal keadaan dan kultur serta peraturan dari pondok

pesantren itu sendiri. Akhirnya KH. Achmad Ghonim Jauhari

berkata “mengantisipasi hal itu sering mengadakan pertemuan wali

santri mungkin dalam 1 tahun hampir 4 kali saat rapotan 2 kali, saat

sebelum pemulangan karena 1 tahun pulang 2 kali”.267 Otomatis

pertmuan dengan wli santri 2 kali pula, dengan tujuan keterbukaan

dan sifat demokratis serta memberikan informasi bahwa tindak –

tindak hal itu sangat merugikan bagi masa depan santri dan juga

sangat mengganggu inovasi dan system pembelajarana di pondok

pesntren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

267
Ahmad Ghonim Jauhari, Wawancara (Kencong, 25 Februari 2023)
183

Dari faktor pendukung dan penghambat inovasi pendidikan

pesantren di pondok pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong

Jember selaras dengan teori kepemimpinan yang di kemukakan oleh

Gary Yukl yang berbunyi “seorang pemimpin harus mempunyai

strategi kepemimpinan agar bisa menyelesaikan segala bentuk

problematikan dan faktor pemnghambat yang ada bertujuan untuk

merubah suatu yang dipimpinya”.268 Jadi kesimpulanya KH. Achmad

Ghonim Jauhari Menuai Faktor pendukung dan Faktor penghambat

dari penerapan inovasinya dalam bidang pendidikan pesantren sesuai

penjelasan diatas serta sebagai seorang pemimpin beliau selalu punya

strategi dalam menghadapi segala bentuk hambatanya dan mencari

solusi.

268
Yukl, Leadership in Organizations, 136.
BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang

dapat dijadikan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini, diantaranya;

A. Kesimpulan

1. Inovasi KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pondok pesantren di

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember Mendirikan

sekolah formal, membentuk Asrama santri Fokus Tahfidzul Qur’an,

Membuat Pendidikan Khusus Kitab Kuning ( MADIN) dan Membuat

Pemetaan Asrama.

2. Pola Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam inovasi pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

adalah menggunakan dua pola kepemimpinan yaitu pola kepemimpinan

Otoriter dan pola kepemimpinan Demokrasi.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam inovasi pendidikan

pesantren oleh KH. Achmad Ghonim Jauhari di Pondok Pesantren

Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember.

a) Faktor Pendukung

1) Peran Pasangan

2) Dana dari KBIHU Assunniyyah Al Jauhari

184
185

3) Achivement Santri

4) Critical Guardian Wali Santri

b) Faktor Penghambat

1) Biaya Prasarana

2) Naughty Santri

3) Troubled Wali Santri

B. Saran

1. Bagi Pengasuh, hendaknya mengupayakan terlaksananya inovasi gedung,

madrasah karena sesuai kebutuhan santri dengan adanya pendidikan formaL,

maka gedung juga perlu ditambah sebagai sarana pendidikan dalam pondok

pesantren sehingga mampu meningkatkan potensi dan sebagai

pengembangan dakwah bagi santri.

2. Bagi Dewan guru / asatidz, hendaknya lebih memotivasi santri agar tetap

aktif dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang berada di pesantren

dan mensukseskan inovasi pendidikan yang telah dilaksanakan.

3. Bagi Santri, hendaknya lebih aktif dalam mengikuti pendidikan baik sekolah

diniyah maupun sekolah formal dengan mempersiapkan materi dan juga

lebih sering berdiskusi sehingga kegiatan pembelajaran dapat diterima

secara maksimal
186

Daftar Pustaka
Adhim, Mastuki dan Abd. Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren Suatu Konsep
Pengembangan Mutu Madrasah. Jakarta: Depag RI, 2004.
Ahmad, Rohani, and H Abu Ahmadi. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pendidikan Sekolah. Bumi Aksara, 1991.
Al-aṣhqolani, Ahmad bin Ali ibnu Hajar. Kitab Ahkam. Jakarta: dar al fikr, 2010.
Amin, Nurhayati. “Inovasi Kurikulum: Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum
Pesantren.” Yogyakarta: Teras, 2010.
Ansori, Aan, and Ahmad Fitriyadi Sari. “Inovasi Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-
19.” Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara 1, no. 2 (2020): 133–148.
ARIF, MUHAMAD HASYIM. “MODEL PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
BERBASIS PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Institut Pesantren KH. Abdul
Chalim Pacet Mojokerto).” Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, 2021.
Arifin, Imron. Kepemimpinan Kiai. Jombang: kalimashada press, 2010.
———. Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng. Kalimasahada
Press, 1993.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Renika, 2006.
Arsyad, Soeratno dan Lincolin. Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2003.
Asrori, Asrori. “Kepemimpinan KH. Baidhowi Muslich Dalam Membentuk Kultur
Pesantren Study Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki Malang.”
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014.
Bafadal, Ibrahim. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Basri, Hasan. Karakteristik Dan Unsur-Unsur Kelembagaan Dalam Sejarah
Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di
Indonesia. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001.
Bukhari, I. Sahih Bukhari. Vol. 7, 1986.
Champion, James A. Black dan Dean J. No Metode and Masalah Penelitian. Jakarta:
PT Refika, 1999.
187

Creswell, John. Research Design (Qualitative And Mixed Methods Approaches)


Diterjemah Oleh Ahmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Creswell, John W, and J David Creswell. Research Design: Qualitative, Quantitative,
and Mixed Methods Approaches. new york: Sage publications, 2017.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kiai. Jakarta:
LP3ES, 1990.
Duncan, Gerald Zaltman and Robert. Strategis For Planned Change. new york:
Awiley-Interscience Publication, 1997.
Farwati, Saida. “Riya’dalam Perspektif Al-Qur’an: Analisis Pemikiran M. Quraish
Shihab Dalam Tafsir Al Misbah.” UIN Mataram, 2019.
Gerald Zaltman, Robert Duncan, Johny Holbek. Innovation and Organizat]Ion. new
york: A Wiley-Interscience Publication, 1973.
Greenberg, R, Baron. Behavior in Organizations. New Delhi: Prentice Hall, 2003.
Hasan, Muhammad. “Inovasi Dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren.”
KARSA: Journal of Social and Islamic Culture 23, no. 2 (2015): 296–306.
Heriyono, Heriyono, Rudolf Chrysoekamto, Rezki Nurma Fitriah, and Ari Kartiko.
“Gaya Kepemimpinan Prof. Dr. Kh. Asep Saifuddin Chalim Dalam
Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Di Pesantren.” Munaddhomah: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (2021): 21–30.
Hidayat, Imam Machali dan Ara. The Handbook of Education Management: Teori Dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:
Prenadamedia, 2010.
Hubberman, Miles and. Qualitatif Data Analysis. United State of Amerika: Arizona
State University, 2014.
Indonesia, Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
(2018).
Jackson, Ranald S. Schuler dan Susan E. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Menghadapi Abad Ke 21 Edisi Terjemah Nurdin Sobari Dan Dwi Kartini Yahya.
Jakarta: Erlangga, 1997.
Jalaludin, Jalaludin. “Persimpangan Pendidikan Islam Tradisional Dan Modern Di
Indonesia: Mencari Titik Temu.” NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial
Keagamaan 7, no. 1 (2020): 184–197.
188

James L.Gibson, John M.Ivancevich, James H.Donnelly, Jr, and Robert Konopaske.
Organizational. new york: McGraw-Hill, 2012.
Janson A.Colquitt, Jeffery, and Michel J. Wesson. Organizational Behavior. new york:
McGraw-Hill, 2011.
Jr. Schermerhom, John R., James G, Hunt, Ricard N. Osbon and Mary Uhl-Bien.
Organizations Behavior. new jersey: John wiley & sons, 2011.
Kafrawi. Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jakarta: Cemara Indah,
1978.
Kartono, Kartini. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994.
Khusnuridlo, Sulthon Masyhud dan. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Press, 2003.
Kristiawan, Muhammad, Irmi Suryanti, M Muntazir, Areli Ribuwati, and Agustina AJ.
“Inovasi Pendidikan.” Jawa Timur: Wade Group National Publishing (2018).
M.Arifin, Barnawi &. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Madjid, Noer Cholis. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potren Perjalanan. Jakarta:
Paramadina, 1997.
Malayu S.P.Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2016.
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta, 2000.
Marwiyah, Syarifatul. “Rekonfirmasi Identitas Nyai Di Pesantren.” Jurnal Fenomena
15 (2016).
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994.
Melong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Miles, M.B. Innovation in Education. new york: Bureau of Publication, 1964.
Molan, Benyamin. Manajemen Mutu Total. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002.
Mu’ah, Masram. Manajemen Sumber Daya Manusia Profesional. Sidoarjo: Zifatama
Publisher, 2017.
189

Mulyadi, Mulyadi. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya


Mutu. UIN-Maliki Press, 2010.
Mulyasa, E. KBK Konsep, Karakteristik Dan Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003.
Murphy. Inovation and Organization. New York: Pearson Education, 1998.
Muthmainnah, Muthmainnah, and Azwar Annas. “Pemanfaatan ‘Vlog’ Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Meningkatkan Maharah Kalam Bagi Mahasiswa IAIN
Kudus.” Arabia 12, no. 2 (2020): 123.
Napitupulu, Dedi Sahputra. Inovasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jurnal Al-
Fatih. Vol. 1. Bandung: DIVA Press, 2018.
Nasition, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito Bandung,
2003.
Nasution, Wahyudin Nur. “Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah.” Jurnal Tarbiyah
22, no. 1 (2016).
Nawawi. Metodologi Penelitian Hukum Islam. Malang: Genius Media, 2012.
Newstrom, John W. Organizational Behavior. new york: McGraw-Hill, 2011.
Newstrom, John W. Organizational Behavior, 2007.
Noer, Ahmad Syafi’i. Pesantren: Asal Usul Dan Pertumbuhan Kelembagaan, Dalam
Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam
Di Indonesia. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001.
Nurhayati, Anin. Inovasi Kurikulum Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: Teras, 2010.
Nurul. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: DIVA Press, 2010.
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta., 2004.
Prasodjo, Sudjoko. Profil Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1982.
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2009.
Rebore, Ronald W. Educational Administration. Unitet State: Prentice-hall, 1985.
Rebore, Ronald W. Human Resourches Administration In Education. United States:
Person Educational, 2014.
190

Rivai, H Veithzal, and Arviyan Arifin. Islamic Leadership: Membangun


Superleadership Melalalui Kecerdasan Spiritual. Bumi Aksara, 2009.
Robbins, Stephen P. Organizational Behavior. new york: Pearson Education, 2003.
Robert Kreitner, Angelo Kinicki, and Marc Buelens. Organizational Behavior. new
york: irwin Homewood, 1989.
Rogers, Everett M. Diffusion of Innovations. London: The Free Press, 1983.
Rohmah, Lailatu. “Kepemimpinan Pendidikan Dalam Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah.” Al-Bidayah: jurnal pendidikan dasar Islam 6, no. 1 (2014).
Rusdiana, A. “Konsep Inovasi Pendidikan.” Pustaka Setia, 2014.
Ruslan, Rusady. Metode Penelitian: Public Relation Dan Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003.
Samsudin, Sadil. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Aditama, 2019.
Sholihah, Maratus, and Muslih Muslih. “Gaya Kepemimpinan Karismatik KH
Muhammad Dawam Saleh Dalam Manajemen Pondok Pesantren Al Islah
Sendangagung Paciran Lamongan.” Mudir: Jurnal Manajemen Pendidikan 1, no.
2 (2019): 74–86.
Soebahar, Abd. Halim. Modernisasi Pesantren: Studi Transformasi Kepemimpinan
Kiai Dan Sistem Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: LKIS, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D). Bandung: ALFABETA, 2010.
Sulaeman, Herlan Ahmad. Syamil Al-Qur’an Terjemah Tafsir Perkata. Bandung:
Syamil Quran, 2007.
Supriyatno, Marno and Triyo. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.
Bandung: Refika Aditama, 2008.
Suwanto. Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara,
2019.
Syaefudin, Udin. Inovasi Pendidikan. Jakarta: Alfabeta, 2015.
Syarifuddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: PT.Ciputat Press, 2005.
191

Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras, 2011.


Taylor, C.R. Bogdan & S.J. Introduction in Qulitative Research Methods. new york:
john wiley & INC, 1993.
Teguh, Muhammad. Metode Penelitian Ekonomi Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005.
Tolib, Abdul. Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern. Risâlah, Jurnal Pendidikan
Dan Studi Islam. Vol. 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Triwiyanto, Nurul Ulfiatin dan Teguh. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2016.
Walid. Napak Tilas Kepemimpinan KH. Achmad Muzakky Syah. Yogyakarta: Absolute
Media, n.d.
Wibowo. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2015.
Wibowo, Rakhmat, and A Adibudin Alhalim. Teknik Rekrutmen. Jurnal Tawadhu.
Vol. 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.
Wibowo, Udik Budi. “Teori Kepemimpinan.” Badan Kepegawaian Daerah Kota
Yogyakarta [skripsi].[internet].[diunduh 26 September 2017]. Tersedia pada:
http://staff. uny. ac. id/sites/default/files/tmp/C 20201113 (2011).
Widodo, Ahmad. “Strategi Pengembangan Mutu Lulusan Di SMPIT Al Huda
Wonogiri.” Surakarta: IAIN Surakarta, 2016.
Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana, 2004.
Wuradji. The Educational Leadership, Kepemimpinan Demokratis. Yogyakarta: Gama
Media, 2008.
Yukl, Gary. “Kepemimpinan Dalam Organisasi.” Jakarta: PT. Indeks (2010).
———. Leadership in Organizations. Prentice Hall, Englewood, 1981.
Instrumen Kepemimpinan KH. Achmad Ghonim Jauhari dalam menginovasi pendidikan

pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

NO PERTANYAAN NARASUMBER KET.


Bagaimana biografi buya dan jejak Sejarah Pendidikan 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
buya mulai dari kecil hingga sekarang secara singkat ? 2. BU NYAI HJ. NUR AINI
1
FARIDAH

Bagaimana Profil dan Sejarah berdirinya PP. Assunniyyah Al 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
Juahari ? 2. BU NYAI HJ. NUR AINI
2
FARIDAH

Ada berapa model asrama yang bernaung di PP. 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
3 Assunniyyah Al Juahari ? 2. UST. ALI MAKSUM
3. UST. QUSYAIRI
Ada berapa lembaga dibawah naungan PP. Assunniyyah 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
4
Al Juahari ?
Apakah ada kolerasi antara KBIH dengan pendidikan 1.PAK ZAINUL ARIFIN
5 pesantren PP. Assunniyyah Al Juahari perspektif 2.KH.ACHMAD GHONIM J.
pandangan buya ?
Bagaimana cara buya mengontrol semua jenis pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
6
di PP. Assunniyyah Al Juahari ?
Bagaimana buya menjaga eksistensi PP. Assunniyyah Al 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
7 Juahari agar terus berkembang dan diterima oleh 2. BU NYAI HJ.MAHMUDAH AL
masyarakat ? ASLAMIYYAH
Selama buya menjadi pengasuh apa saja pendorong dan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
8 penghambat berjalannya segala inovasi" Buya di PP.
Assunniyyah Al Juahari ?
Bagaimana Inovasi KH. Ghonim Jauhari dalam pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
9 pesantren di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari
Kencong Jember ?
Bagaimana perjalanan dalam inovasi-inovasi pendidikan 1.KH.ACHMAD GHONIM J.
10 pesantrennya dari tahun ke tahun di Pondok Pesantren
Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember ?
11 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Ula ? 1.UST NUR ROZIQIN
12 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Wustho ? 1.UST QUSAIRI
13 Bagaimana kurikulum di Madrasah diniyah Ulya ? 1.UST IKMALU RIZQI
14 Bagaimana profil Asrama Ndaltim 1.UST BAHRUL ULUM
15 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 01 1.UST QUSYAIRI
16 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 02 1.UST TAUFIQ
17 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 03 1.NING ILMI
18 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 04 1.AGUS YASIN
19 Bagaimana profil Asrama Al Jauhari 05 1.UST AMIQ
20 Bagaimana profil Assunniyyah 02 1.BU NYAI HJ.MASRUHA
21 Bagaimana profil SD Assunniyyah Al Jauhari 1.AGUS IKLIL DAUD
22 Bagaimana profil SMP Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK AZMIL WAFI
23 Bagaimana profil MA Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK ZAINUL MUSTHOFA
24 Bagaimana profil SMK Assunniyyah Al Jauhari 1.BPK FADLUN ROHMAN
25 Bagaimana profil BLKK Assunniyyah Al Jauhari 1.MAS ZAKI
26 Bagaimana profil KBIHU Assunniyyah Al Jauhari 1.PAK ZAINUL ARIFIN
Bagaimana Pendapat Anda tentang kebijakan beliau 1.SANTRI
27
2.WALI SANTRI
Apa alasan buya mendirikan PP. Assunniyyah Al Juahari ? 1. KH. ACHMAD GHONIM J.
28
Foto SMP, MA dan SMK Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto BLKK Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


Foto KBIHU Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto Asrama Ndaltim Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto Asrama Al Jauhari 05 Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


Foto Asrama Al Jauhari 01 Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto Asrama Al Jauhari 02 Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


Foto Asrama Al Jauhari 03 Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto Asrama Al Jauhari 04 Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


Wawancara dengan KH. Achmad Ghonim Jauhari selaku Pengasuh

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Foto Keluarga Besar KH. Achmad Ghonim Jauhari selaku pengasuh

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember


Wawancara dengan Direktur PT. KBIHU Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Bapak Zainul Arifin

Wawancara dengan Pembina Pengurus Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari


Kencong – Jember Ustadz Ali Maksum
Wawancara dengan Haji Abdus Salam selaku Wali Santri
di Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Wawancara dengan Bapak Zainul Mustofa, S.H


Selaku Kepala Madrasah Aliyah Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember
Wawacara dengan Ustadz Qusyairi selaku Pengurus
Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Wawancara dengan salah satu santri

Pondok Pesantren Assunniyyah Al Jauhari Kencong Jember

Ananda Fadhli
BIODATA
Nama : Muhammad Bahrul Ula

Lahir : Jember, 06 April 1997

Alamat : Glundengan - Wuluhan - Jember

Kampus : Universitas Al falah As sunniyyah

Prodi : Pendidikan Agama Islam PAI

Pendidikan :

 Non Formal :

1. Madrasah Diniyah Assunniyyah Marhalah Ibtidaiyyah lulus tahun 2014

2. Madrasah Diniyah Assunniyyah Marhalah Tsanawiyyah lulus tahun 2016

3. Madrasah Diniyah Assunniyyah Marhalah Aliyah lulus tahun 2019

4. Madrasah Diniyah Assunniyyah Marhalah Ma’had Aly lulus tahun 2021

 Formal :

1. Madrasah Ibtidaiyyah Miftahul Hidayah Glundengan lulus tahun 2009

2. Madrasah Tsanawiyah Zainul Hasan Balung Jember lulus tahun 2012

3. Madrasah Aliyyah Assunniyyah Kencong Jember lulus tahun 2016

4. Universitas Al Falah As sunniyyah Prodi PBA lulus tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai