Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Uraian Materi
1. Pengertian Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Guru merupakan seorang evaluator. Hal ini merupakan salah satu peranan
guru dalam proses pembelajaran. Maksudnya adalah guru harus mampu mengukur
dan menilai pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dijalankan. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering melakukan kegiatan seperti penilaian, pengukuran, dan
evaluasi. Kecenderungan kita menganggap bahwa ketiga hal ini adalah sama. Untuk
dapat memahami ketiga istilah ini, simaklah contoh-contoh yang dipaparkan menurut
Arikunto (2018) berikut ini.
a. Jika ada seseorang yang menyuruh kita untuk memilih di antara dua buah pensil yang
berbeda panjangnya, maka secara tidak langsung kita akan memilih pensil yang
berukuran panjang. Kita tidak akan memilih pensil yang pendek kecuali ada alasan
tertentu.
b. Ketika kita pergi ke pasar untuk membeli mangga yang akan dibeli, pasti kita akan
memilih dahulu mana mangga yang lebih manis daripada mangga lain menurut
ukurannya. Biasanya mangga yang berukuran kecil masih berasa asam, sedangkan
mangga yang besar akan berasa manis.

Berdasarkan kedua contoh ini dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum


menentukan pilihan yang diinginkan, kita melakukan penilaian. Kita memilih untuk
mengambil pensil yang lebih panjang dan mangga yang manis. Agar dapat
memberikan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih dahulu. Jika kita memiliki
penggaris untuk mengukur pensil tadi, maka akan diketahui mana pensil yang panjang
dan pendek. Kemudian, untuk menilai mangga yang manis, kita menggunakan ukuran
“besar” dan “kecil” buahnya yang dilihat.
Berdasarkan ilustrasi yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran yang
sifatnya kuantitatif. Dalam kegiatan mengukur sering kita menggunakan “alat” untuk
mengukur objek yang ingin diukur.
b. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu melalui ukuran yang sifatnya
kualitatif. Misalnya baik atau buruk, besar atau kecil, panjang atau kecil, dan
sebagainya.
c. Mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.

Beberapa pendapat yang mengemukakan makna evaluasi ini adalah:


a. Ralph Tyler (1950)
Menurut Tyler, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data-data untuk menentukan
sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
b. Cronbach dan Stufflebeam
Menurut Cronbach dan Stufflebeam, evaluasi tidak hanya dilakukan untuk melihat
sejauh mana tujuan pendidikan yang tercapai, tetapi digunakan sebagai alat untuk
mengambil keputusan
c. Wrigstone, dkk (1956)
Menurut Wrigstone, evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan.
d. Sudijono (1996)
Menurutnya, evaluasi adalah penafsiran atau interpretasi bersumber pada data
kuantitatif, sedangkan data kuantitatif berasal dari hasil pengukuran.

2. Syarat-Syarat Umum Evaluasi dalam Proses Pendidikan


Menurut Suryabrata dalam Sardiyanah (2020), syarat-syarat umum yang
dibutuhkan agar pelaksanaan evaluasi dalam proses pendidikan dapat berjalan dengan
baik adalah:
a. Valid
Sebuah evaluasi dikatakan valid apabila evaluasi tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Misalnya, tes untuk bidang studi bahasa Indonesia harus benar-
benar dan hanya mengukur kepandaian anak didik di bidang bahasa Indonesia dan
tidak melibatkan bidang studi yang lainya.

b. Reliabel
Suatu evaluasi dikatakan reliabel apabilia memiliki keajengan hasil atau konsistensi.
Artinya, evaluasi itu sama dengan dirinya sendiri. Jika suatu tes diberikan kepada
sekelompok subjek sekarang, dan diberikan kepada sekelompok subjek yang sama itu
di lain waktu hasilnya sama atau hampir sama, maka dikatakan evaluasi tersebut
memiliki reliabilitas tinggi.
c. Objektif
Objektivitas adalah faktor penting yang mempengaruhi validitas dan reabilitas. Ada
dua aspek dari objektivitas itu, yaitu berhubungan dengan penskoran suatu tes itu dan
interprestasi mengenai skor tes tersebut.

d. Diskriminatif
Suatu evaluasi disebut diskriminatif kalau tes disusun sedemikian rupa sehingga dapat
melacak (menunjukkan) suatu hal tertentu yang diinginkan. Misalnya, peserta didik
yang belum memahami materi dengan yang sudah memahami materi secara
keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memberikan tindak lanjut agar peserta didik
yang belum mencapai kompetensi tertentu perlu diberikan upaya peningkatan,
remedial atau pengayaan.

e. Komprehensif
Suatu tes dikatakan komprehensif kalau tes tersebut mencakup segala permasalahan
yang harus diselidiki. Jadi, untuk menyelidiki hasil belajar yang telah diterima oleh
anak didik, tes tersebut harus dapat memberi informasi mengenai seluruh bahan yang
telah diajarkan itu, tidak hanya sebagian saja.

f. Aplikatif
Suatu evaluasi itu harus mudah digunakan (aplikatif). Tujuannya adalah untuk
memperoleh manfaat yang lebih besar, sehingga proses evaluasi pembelajaran dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah.

3. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar


Menurut Sudijono (2011), prosedur atau langkah-langkah evaluasi proses dan
hasil belajar dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
a. Menyusun rencana penilaian atau evaluasi hasil belajar.
Pada tahap ini, guru dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut.
1) Merumuskan tujuan penilaian,
2) Menetapkan aspek-aspek apa saja yang akan dinilai, baik kognitif, afektif maupun
psikomotor.
3) Guru memilih dan menentukan teknik penilaian yang akan digunakan. Tekniknya
dapat berupa tes atau nontes.
4) Guru menyusun instrumen penilaian. Menurut Ermawati & Kurniawan (2019), untuk
mengukur hasil belajar peserta didik yang baik dibutuhkan suatu alat ukur yang
baik agar dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hasil belajar.
Instrumen atau alat yang dapat digunakan seperti instrumen tes, angket, lembar
observasi, pedoman wawancara, dan lain-lain.
5) Guru harus menentukan acuan norma atau kriteria yang akan dijadikan patokan
dalam memberikan interpretasi terhadap hasil evaluasi
6) Guru menentukan frekuensi serta durasi pelaksanaan proses penilaian.
7) Guru melakukan validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dirancang.
8) Di akhir kegiatan ini, guru dapat mengulas kembali (review) hal-hal lain yang
perlu dipersiapkan dalam penilaian.

b. Menghimpun data
Pada tahap ini dilakukan pengukuran menggunakan instrumen penilaian yang telah
dikembangkan. Tujuannya adalah untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta
didik. Pengukuran dilakukan sesuai dengan teknik penilaian yang digunakan.

c. Melakukan verifikasi data


Pada tahap ini, guru memisahkan data-data yang baik agar dapat melihat gambaran
yang jelas tentang peserta didik yang dievaluasi dengan data-data yang kurang baik.

d. Mengolah dan menganalisis data


Pada tahap ini, guru melakukan pengolahan data dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik sesuai dengan jenis data yang diperoleh.

e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan


Interpretasi merupakan verbalisasi makna yang terkandung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisisan. Atas dasar interpretasi tersebut akan
ditemukan kesimpulan yang mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasi tersebut.

f. Tidak lanjut hasil evaluasi


Melalui hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan
sehingga diketahui maknanya, maka guru dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan yang diperlukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi
tersebut.

B. Rangkuman
1. Guru merupakan seorang evaluator. Hal ini merupakan salah satu peranan guru dalam
proses pembelajaran. Maksudnya adalah guru harus mampu mengukur dan menilai
pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dijalankan.
2. Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran yang
sifatnya kuantitatif. Dalam kegiatan mengukur sering kita menggunakan “alat” untuk
mengukur objek yang ingin diukur.
3. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu melalui ukuran yang sifatnya
kualitatif. Misalnya baik atau buruk, besar atau kecil, panjang atau kecil, dan
sebagainya.
4. Mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.
5. Langkah-langkah evaluasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan melalui:
a. Menyusun rencana penilaian atau evaluasi hasil belajar.
b. Menghimpun data
c. Melakukan verifikasi data
d. Mengolah dan menganalisis data
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
f. Tidak lanjut hasil evaluasi
6. Pada saat merencanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik, biasanya
guru melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan penilaian,
b. Menetapkan aspek-aspek penilaian (kognitif, afektif maupun psikomotor).
c. Menentukan teknik penilaian yang akan digunakan (tes atau nontes).
d. Menyusun instrumen penilaian (tes, angket, lembar observasi, pedoman
wawancara)
e. Menentukan acuan norma sebagai patokan dalam memberikan interpretasi hasil
evaluasi
f. Menentukan frekuensi serta durasi pelaksanaan proses penilaian.
g. Melakukan validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dirancang.
h. Mengulas kembali (review) hal-hal lain yang perlu dipersiapkan dalam penilaian.
Daftar Pustaka
Arikunto. Suharsimi. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ermawati, D.Y., & Kurniawan, Y.R. (2019). Analisis Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran
Berbasis Intranet. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 7(2).
https://doi.org/10.26740/jupe.v7n2.p67-70
Sardiyanah, S. (2020). KONSEP EVALUASI DALAM PENDIDIKAN. Jurnal Al-Qalam: Jurnal
Kajian Islam & Pendidikan, 8(1). https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i1.199
Sudiijono, A. (2011) Pengantar Evaluasi Pendidikan, cetakan ke-11 Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai