EVALUASI PEMBELAJARAN
Dosen pengampu : Dr. H. Saiful Bahri, M.Pd
Disusun oleh:
1. M. Ilham
2. Ihsanuddin
3. Ditya Intan Pramesti
4. Dewi Lestari Putri
Semester 5A
Pembahasan tugas kali ini, penulis mencoba membahas tentang mata kuliah evaluasi
pendidikan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah evaluasi
pendidikan kepada kami. Kali ini kami mencakup pembahasan langkah-langkah evaluasi
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna untuk itu tanggapan, teguran, dan kritikan serta saran yang bersifat
membangun senantiasa kami harapkan dari teman-teman. Penulis juga berharap tugas ini
bermanfaat dan dapat dipergunakan untuk mahasiswa sekalian.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apa saja langkah-langkah penyusunan dan pelaksanaan evaluasi pendidikan?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan dan pelaksanaan evaluasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Langkah Perencanaan
Sukses yang akan dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan
oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan
ini. Yang dapat kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah soal-soal yang
berhubungan dengan pertanyaan untuk evaluasi yang akan dipergunakan kemudian.
Yang paling penting kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah berapa kalikah
dalam satu tahun kita harus mengadakan evaluasi
Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan
dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau
tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau
tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik
tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan
ini makin sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan
langkah-langkah berikutnya. Ada enam kegiatan dalam perencanaan evaluasi hasil
belajar yaitu :
a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Tanpa tujuan yang jelas maka
evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan berakibat hilangnya fungsi-
fungsi yang ada.
e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan patokan
dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi, misalnya
menggunakan PAP (Penilaian Beracuan Patokan) atau PAN (Penilaian
Beracuan Kelompok atau Normal).
Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah
menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang
kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau
kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan
tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan
menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi
yang kita ajarkan.
Dalam evaluasi hasil belajar wujud nyata dari kegiatan perhimpunan data
adalah pengukuran. Dalam tahap perhimpunan data, kita dapat merumuskan tentang
tugas kita sebagai pengajar dan merumuskan tujuan yang harus kita capai setelah
dianalisis. Contoh, jika menggunakan teknik tes maka melakukan pengamatan,
wawancara dan angket. Adapun instrumen yang digunakan berupa rating scale, check
list, interview guide dan questionnare/ daftar angket.
2. Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh setiap jenis data
yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang akan kita tempuh untuk
memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh teori atau pandangan yang kita
atur secara standar atau tidak.
3. Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan data. Biasanya
pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan merupakan suatu
pegangan yang sangat berguna dalam pengumpulan data.
Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan data
yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai
individu atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang
baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh
apabila turut kita olah juga.
Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih
lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan
maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas
gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari
data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang
akan kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu kita selalu menyadari
baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data langsung dari
orang yang bersangkutan oleh karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu
berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia
bagi kita.
Biasanya data yang membutuhkan verifikasi adalah data yang kita terima dari
pihak orang lain mengenai orang yang sedang dievaluasi. Jadi bukan data yang kita
peroleh sebagai hasil observasi kita terhadap orang yang sedang dievaluasi.
Oleh karena itu, data yang kita peroleh belum tentu terjamin kebaikannya. Dan
kemungkinan ada data dari yang kita peroleh tersebut sebagai hasil pemeriksaan
langsung terhadap orang yang dievaluasi atau sering kita sebut dengan data yang
berasal dari sumber pertama dan mengandung pula kesalahan-kesalahan sehingga
akan menghambat masuknya data.
Pada langkah ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah data yang
kita terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang dievaluasi jadi bukan data
yang kita peroleh sebagai hasil observasi kita sendiri tehadap orang sedang dievaluasi
tadi. Pernyataan ini tentu saja tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan
sendiri dapat dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin “kebaikannya”. Tentu
saja kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil dari
pemeriksaan langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita sebut data yang
berasal dari sumber pertama mengandung pula keasalahan-kesalahan. Banyaknya
faktor yang dapat menyebabkan masuknya data yang mengandung kesalahan-
kesalahan ini.
Tetapi oleh karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang kita
pergunakan untuk memperoleh data lengsung dari otak yang bersangkutan tadi,
karena dalam evalasi yang baik, kita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan
alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita. Oleh karena kita telah
mempergunakan cara-cara pencatatan yang baik biasanya dengan telah dilakukannya
berbagai langkah pencegahan semacam ini kita pun dapat merasa cukup pasti “akan
kebaikan” atau “kebersihan” data yang langsung kita peroleh dari sumber pertama
tadi.
Tetapi tidaklah demikian halnya dengan data yang kita peroleh dari sumber
kedua atau sumber ketiga, yaitu data yang kita peroleh tentang seseorang atau
sekelompok orang melalui orang lain yang langsung mengenai orang yang kita
evaluai tadi. Dalam hal semacam ini banyaklah hal yang tidak kita ketahui tentang
kebaikan atau kebenaran data yang diberikan kepada kita.
Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu
sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita. Makna yang sebenar-
benarnya baru akan kita peroleh keterangan-keterangan yang datang dari berbagai
pihak kita adakan pengolahan dalam pengolahan dalam arti kata kita gabungkan, kita
satu-satukan yang akan kita anyam seolah-olah kita kombinasikan barulah akan kita
peroleh gambaran data tersebut yang akan kita ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini, jelaslah
fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada
taraf pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang
selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang dievaluasikan, langkah
pengolahan data ini merupakan keharusan.
Misalnya dengan teknik analisis statistik, penyusunan data lewat tabel, grafik,
diagram, perhitungan rata-rata, standar deviasi, pengukuran korelasi, uji beda mean
dan uji beda frekuensi. Contohnya, suatu ulangan, murid dapat menjawab 9
pertanyaan dari 10 pertanyaan yang harus diselesaikan. Data itu tidak akan bercerita
tentang anak tadi, kecuali kalau kita mengetahui bagaimanakah prestasi teman-teman
lainnya pada ulangan tersebut. Kemudian keseluruhan angka yang diperoleh, kita atur,
olah dan mengadakan perhitungan rata-rata kelas. Setelah itu deviasi standart hasil
ulangan tadi dimasukkan dalam sistem standar score, barulah data tentang murid
dalam kelas itu memberikan sesuatu kepada kita.
5. Langkah penafsiran data
Langkah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yang telah
diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun penafsiran
understatement.
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah
data tadi akan segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari
langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat.
Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita
melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan
memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi.
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah disajikan mengenai langkah
data tadi akan segera tampak bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah
pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat.
Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita
melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan
memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi. Sering terasa pada kita bahwa
sesuatu telah terumuskan dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita tidak berhasil
juga menemukan kata-kata yang dapat untuk isi pikiran tadi. Dalam situasi-situasi
tertentu sering kita dapat lari ke suatu bahasa asing yang telah berhasil menciptakan
lambang atau kata, terutama itu untuk isi pikiran semacam itu tetapi dalam situasi
yang lain lagi berbahasa maupun kita hendak melarikan diri tetapi tidak dapat kita
temukan kata-kata yang tepat. Dalam situasi yang terakhir ini kita mendapatkan diri
kita dalam suatu keadaan oleh pikiran yang tertekan. Kalau hal yang tak terkatakan
tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita pun akan berusaha sekeras-kerasnya untuk
menemukankata yang tepat dan lahirlah sebagai hasil usaha semacam itu “kata-kata
baru” istillah-istillah baru.
Penyebutan tujuan intruksional yang rinci tidak selalu membawa hasil yang
positif. Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang positif. Ada
kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang baik antara lain dapat
menjemukan peserta didik, terlebih-lebih mereka yang kurang atau lambat, bisa
menimbulkan ketegangan. Kedua, peserta didik menganggap untuk menghadapi
ujian hanya tujuan intruksional inilah yang harus dipersiapkan, bukan semua
pelajaran yang diperoleh selama ini. Ketiga, rincian intruksional dapat
mematikankemungkinan untuk mengembangkan tujuan tersebut dalam proses
pembelajaran. Padahal, dalam pembelajaran tujuan intruksional harus dikaitkan
dengan berbagai metode yang memungkinkan tujuan tersebut mendalami materi
dan meningkatkan kualitas proses berpikir, penanaman nilai dan keterampilannya.
Inilah sebabnya dalam satuan pelajaran tidak perlu ditusemua tujuan intruksional
yang ini dikembangkan tetapidipilih yang pokok dan yang penting saja.
Penilaian awal ini bentuknya dapat dengan mempelajari catatan kemajuan dari
sekolah asal, sebelum peserta didik mengikuti program yang dikembangkan dan
atau melalui tes awal (pre-test) yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta tentang materi yang akan diberikan..
Tes awal dapat digunakan sebagai pelengkap atas catatan kemajuan yang
diterima oleh sekolah, atau satu-satunya sumber yang dapat digunakan untuk
merancang program yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan,
akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu
laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan
sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.
Setelah data itu disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan, maka akan
diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya. Kemudian evaluator merumuskan
kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan
evaluasi. Dan kegiatan evaluasi tersebut menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit,
jika tidak konkrit berarti hanya sampai pada pertanyaan saja yang menyatakan “saya
tahu” ini begini, ini begitu dan semua itu tidak bermanfaat bagi evaluator.
Informasi tersebut terbuka untuk siapa saja yang berminat dengan sasaran
utamanya adalah orang tua, anak didik dan masyarakat di sekitar sekolah.
Disampaikan hanya pada orang tua dan peserta didik, karena laporan ini
banyak menyangkut masalah pribadi yang tabu untuk diketahui oleh orang lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Langkah perencanaan
2. Langkah pengumpulan data
3. Langkah penelitian data
4. Langkah pengolahan data
5. Langkah penafsiran data
6. Langkah meningkatkan daya serap peserta didik
7. Laporan hasil penilitian
DAFTAR PUSTAKA