Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MANAJEMEN SEKOLAH / MADRASAH

Dalam sejarahnya, konsep manajemen berbasis sekolah muncul pertama kali di


Amerika Serikat. Saat itu, banyak masyarakat yang memprotes tentang penyelenggaraan
pendidikan yang ada pada saat itu. Karena sistem pendidikannya dianggap kurang sesuai
dengan harapan peserta didik untuk mudah saat terjun ke dunia usaha. Selain itu, sistem
pendidikan yang ada juga dianggap kurang memberikan hasil yang maksimal terkait
kemampuan untuk bersaing di dunia usaha secara kompetitif. Akibatnya muncullah
konsep manajemen berbasis sekolah yang merupakan wujud dari reformasi pendidikan
yang ada saat itu dengan melakukan pemberdayaan sekolah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional. (Sagala, 2004 dalam Laili, 2011)

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama.
Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan
mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manager dan para
professional dituntun oleh suatu kode etik. Manajemen juga merupakan kajian
administrasi ditinjau dari sudut prosesnya, dengan kata lain manajemen merupakan
proses, terdiri atas kegiatan-kegitan dalam upaya mencapai tujuan kerjasama
(administrasi) secara efisien.

Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran agama


islam tingkat rendah dan menengah. Tumbuhnya madrasah adalah hasil tarik menarik
antara pesantren sebagai lembaga pendidikan asli (tradisional) yang sudah ada di satu sisi,
dengan pendidikan barat (modern) di sisi lain.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bagian
penjelasan pasal 51 ayat 1; “Manajemen berbasis sekolah atau madrasah adalah bentuk
otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


sekolah atau madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah atau madrasah dalam
mengelola kegiatan pendidikan”. (dalam Laili, 2011)

Jadi, MBM adalah strategi untuk mewujudkan madrasah yang efektif dan
produktif. MBM merupakan paradigma baru manajemen pendidikan yang memberikan
otonomi luas pada madrasah dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional.

MBM adalah suatu ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang


diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni madrasah. MBM
juga adalah salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada
madrasah untuk mengatur kehidupan sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhannya.
Dengan penerapan MBM, madrasah memiliki “full otority and responsibility” dalam
menetapkan program-program pendidikan dan berbagai kebijakan sesuai dengan visi,
misi dan tujuan pendidikan.

B. Unsur – Unsur Manajemen Sekolah / Madrasah

Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas


dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas
tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :

1. Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di


sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh
siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan
strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan
melalui empat tahap : (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c)
pelaksanaan; dan (d) pengendalian.

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita


Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari
empat tahap :

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


1) Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
a) Analisis kebutuhan;
b) Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis;
c) Menentukan disain kurikulum;
d) Membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2) Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah :
a) Perumusan rasional atau dasar pemikiran
b) Perumusan visi, misi, dan tujuan
c) Penentuan struktur dan isi program
d) Pemilihan dan pengorganisasian materi
e) Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f) Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
g) Penentuan cara mengukur hasil belajar.
3) Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah :
a) Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
b) Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
c) Penentuan strategi dan metode pembelajaran
d) Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
e) Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar
f) Setting lingkungan pembelajaran
4) Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses,
produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan
tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi
design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu
pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan
program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada
akhir program (identik dengan evaluasi sumatif)

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


2. Manajemen Kesiswaan

Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a)


siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari
kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh
karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki
wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika
mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak
hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.

3. Manajemen Personalia

Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu :


1. dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen
paling berharga
2. sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik,
sehingga mendukung tujuan institusional
3. kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah;
4. manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
sekolah.
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting
dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para
personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap
personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.

4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah
dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan
dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah,
dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk
kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu
diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik
yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasana Sekolah

Proses pengelolaan administrasi sarana prasarna meliputi 5 hal, yaitu: (1)


penentuan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penggunaan, (4) pengurusan dan pencatatan
(5) pertanggungjawaban.

1) Penentuan Kebutuhan

Melaksanakan analisis kebutuhan, analisis anggaran, dan penyeleksian


sarana prasarana sebelum mengadakan alat-alat tertentu. Berikut adalah prosedur
analisis kebutuhan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah
Perhitungan kebutuhan ruang belajar/guru tergantung dari jumlah tambahan siswa,
jumlah rata-rata murid untuk setiap rombongan belajar/kelas, dan efisiensi
penggunaan ruang belajar (shift).

2) Pengadaan Sarana Prasarana


Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya
merealisasikan rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah disusun
sebelumnya, antara lain sebagai berikut
a) Pengadaan buku, alat, dan perabot dilakukan dengan cara membeli,
menerbitkan sendiri, dan menerima bantuan/ hadiah/ hibah.
b) Pengadaan bangunan, dapat dilaksanakan dengan cara :
- Membangun bangunan baru;
- Membeli bangunan
- Menyewa bangunan
- Menerima hibah bangunan
- Menukar bangunan
c) Pengadaan tanah, dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima bahan,
menerima hak pakai, dan menukar.

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


3) Penggunaan dan Pemeliharaan
Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan
pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas
berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan
semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi berti,
pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga
semua perlengjkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
4) Pengurusan dan Pencatatan
Semua sarana prasarana harus diinventarisasi secara periodik, artinya
secara teratur dan tertib berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku.
Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan dapat tercipta
administrasi barang, penghematan keuangan, dan mempermudah pemeliharaan
dan pengawasan. Apabila dalam inventarisasi terdapat sejumlah perlengkapan
yang sudah tidak layak pakai maka perlu dilakukan penghapusan.
5) Pertanggungjawaban (Pelaporan)
Penggunaan sarana prasarana inventaris sekolah harus
dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-
barang tersebut yang ditujukan kepada instansi terkait. Laporan tersebut sering
disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan sekali dalam setiap triwulan,
terkecuali bila di sekolah itu ada barang rutin dan barang proyek maka pelaporan
pun seharusnya dibedakan.

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

(Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara


sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat
tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota
masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah)
Alasan lain diungkapkan oleh Ngalim Purwanto (1995) dalam bukunya Administrasi
dan supervisi Pendidikan yaitu :

a. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia bukan lembaga


yang terpisah dari masyarakat.
b. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


c. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-
anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
d. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; kedua-
duanya saling membutuhkan.
e. Masyarakat adalah pemilik sekolah; sekolah ada karena masyarakat
memerlukannya.
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk :

a. Memelihara kelangsungan hidup sekolahan.


b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c. Memperlancar proses belajar mengajat.
d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuihan masyarakat itu sendiri, tujuan
hubunganya dengan sekolah adalah untuk : Memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual. Memperoleh
bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
Memperoleh kembalai anggota – anggota masyarakat yang makin meningkat
kemampuanya.

Bermacam–macam tujuan seperti yang dikemukakan di atas dapat


dikelompokan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:

a) Untuk mengembangkan mutu belajar dan petumbuhan anak – anak.


b) Untuk mempertinggi tujuan – tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
c) Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

C. Fungsi Sekolah / Madrasah

Tentang fungsi sekolah itu sendiri, sebagaimana yang dipaparkan oleh


Suwarno,1990 (dalam Hasbullah ,1999) adalah sebagai berikut :

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan
pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam
pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan
moral.
2. Spesialisasi
Sebagai konsekuensi makin meningkatnya kemajuan masyarakat ialah makin
bertambahnya diferensiasi social yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah
mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang
pendidikan dan pengajaran.
3. Efisiensi
Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang
pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam
masyarakat menjadi lebih efisien.
4. Sosialisasi
Sekolah mempunyai peranan yang penting didalam proses sosialisasi, yaitu proses
membantu perkembanganindividu menjadi makhluk sosial, makhluk yang
dapatberadaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapunpada akhirnya
dia berada di masyarakat.
5. Konservasi dan transmisi kultural
Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalam
masyarakat dengan jalan menyampaikanwarisan kebudayaan tadi (transmisi
kultural) kepada generasimuda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik.
6. Transisi dari rumah ke masyarakat
Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang
tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatanuntuk melatih
berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagaipersiapan sebelum ke masyarakat. Di
bidang sosial dan pendidikan sekolah memiliki fungsi, yaitu membina dan
mengembangkan sikap mental peserta didik dan menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu dengan melaksanakan pengelolaan komponen-komponen sekolah,
melaksanakan administrasi sekolah dan melaksanakan supervisi.

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15


Secara garis besar fungsi sekolah adalah :

1. Mendidik calon warganegara yang dewasa


2. Mempersiapkan calon warga masyarakat
3. Mengembangkan cita-cita profesi atau kerja
4. Mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru
5. Pengembangan pribadi (realisasi pribadi)

Dari teori diatas, dijelaskan bahwa banyaknya fungsi dan manfaat


sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat
sebagai alat untuk membentuk kepribadian diri individu dalam mayarakat, mendidik
warga negara menjadi lebih baik dan nantinya diharapkan dapat berguna bagi bangsa dan
negara.

Makalah Manajemen Pendidikan Kelompok 2 15

Anda mungkin juga menyukai