PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekolah sebagai institusi tidaklah berdiri sendiri.Ia terkait eratdengan nilai, budaya, dan
kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah merupakan ujung tombak dari proses
modernisasi (agent of change) yang di upayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk dari
sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar mampu
menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau
“di pasar” tenaga kerja. Sekolah efektif dapat dibentuk melalui manajemen
dengan kepemimpinan visioner (visioner leadership) karena kepemimpinan ini berfokus pada
masa depan. Hal tersebut merupakan suatu kondisi yang penting untuk terbentuknya iklim
sekolah yang kondusiif sehingga terwujud budaya sekolah yang mampu menghadapi berbagai
tantangan
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud sekolah efektif
2. Apa kriteria sekolah efetif
3. Peningkatan mutu sekolah ?
Tujuan Masalah
Mengetahui pengertia dari apa itu sekolah yang efekti
Mengetahui apa kriteria sekolah efektif
Mengetahui peningkatan mutu sekolah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A) Sekolah Efektif
Menurut Komariah dan Triatna , sekolah merupakan suatu sistem yang kompleks
karena selain terdiri atas input-proses-output juga memiliki akuntabilitas terhadap konteks
pendidikan dan outcome. Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan
pembelajaran bagi masyarakat khusunya siswa untuk mendapatkan pendidikan dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Danim. “Sekolah dalam arti
yang luas di dalamnya mencakup mulai dari kelompok bermain (play-group/ PG), taman
kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA), sampai perguruan tinggi merupakan salah satu agen sosialisasi
yang penting dalam kehidupan manusia. Sekolah perlahan menjadi agen pengganti
terhadap apa yang dilakukan oleh keluarga seiring dengan intensifnya anak memasuki
ruang sosial dari ruang sekolah. “
Secara harfiah arti kata “efektivitas” yang berasal dari kata “efektifan dalam KBBI
efektif artinya ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil.
Menurut Komariah dan Triatna, efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana
sasaran atau tujuan (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah dicapai. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “sekolah” adalah bangunan atau lembaga belajar dan
mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan tempat
kedua setelah keluarga untuk siswa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar Sekolah
juga ikut berperan aktif dalam membentuk kepribadian seorang siswa karena tingkat
intensitas pertemuan antara siswa dengan lingkungan sekitar yang cukup lama. Oleh
karena itu, sekolah dengan kualitas pendidikan yang baik akan membantu anak untuk
bersosialisasi dengan baik kepada lingkungan sekitar. Tidak hanya kualitas dari segi
pendidikan saja yang harus baik, tetapi kualitas dari segi kepribadian juga harus dilatih
dengan baik sejak dini.
2
Menurut Komariah dan Triatna “Sekolah efektif adalah sekolah yang
mempertunjukkan standar tinggi pada prestasi akademis dan mempunyai suatu kultur yang
berorientasi tujuan, ditandai dengan adanya rumusan visi yang ditetapkan dan dipromosikan
bersama antara anggota school-administration, fakultas, dan para siswa. Sekolah efektif
menunjukkan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan.” Sekolah
efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara
maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsisosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya
maupun fungsi pendidikan. Sekolah efektif adalah sekolah yang tidak hanya memprioritaskan
prestasi
akademis saja dalam membentuk kepribadian siswa, tetapi sekolah dengan kultur yang
baik justru menjadi landasan yang kuat untuk membentuk kepribadian siswa. Sekolah
merupakan salah satu tempat terbaik bagi anak untuk belajar selain keluarga. Semua upaya
tentang manajemen atau kepemimpinan merupakan usaha dari stakeholder untuk
membuat siswa dapat belajar dan mempunyai kualitas yang baik. Salah satu faktor sekolah
efektif antara lain adanya keterlibatan orangtua, dukungan orangtua, keterlibatan orangtua
dan masyarakat, hubungan keluarga dan sekolah.
Semua upaya yang terjadi di sekolah diarahkan untuk membentuk sekolah menjadi
nyaman sehingga membuat semua siswa dapat belajar dengan baik tanpa memandang ras,
jenis kelamin, maupun status sosial ekonomi. Belajar bukan hanya dilakukan secara sepihak,
tetapi interaksi dengan lingkungan dan dengan berbagai daya dukung lainnya. Efektivitas
belajar bukan hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi semua upaya yang menyebabkan
anak belajar. Banyak hal yang dapat menjadi faktor penunjang seperti kinerja guru, kebijakan
sekolah, budaya sekolah yang berkembang, hubungan dengan masyarakat, layanan penunjang
siswa untuk belajar berupa sarana-prasarana.
Fungsi sekolah juga sebagai tempat untuk menyelenggarakan pengalaman
pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sekolah efektif merupakan sekolah yang menjalankan fungsinya sebagai
tempat belajar yang baik dalam menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa
tanpa memandang ras, jenis kelamin, status sosial-ekonomi dengan menunjukkan kesesuaian
antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan baik. Artinya sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target
3
2. Kriteria Sekolah Efektif
Menurut Danim (2007: 61-62), kriteria sekolah yang efektif adalah mendorong
aktivitas, pemahaman multibudaya, kesetaraan gender, dan mengembangkan secara tepat
pembelajaran menurut standar potensi yang dimiliki oleh para pelajar, mengharapkan para
siswa untuk mengambil peran tanggung jawab dalam belajar dan perilaku dirinya,
menentukan umpan balik yang bermakna untuk siswa, sebagai contoh untuk setiap tata
tertib yang berlaku di sekolah diberikan poin bagi siswa yang melanggar dan diberikan
reward atau penghargaan bagi siswa yang terbaik dalam berperilaku sehingga ada umpan
balik dari perilaku siswa, menciptakan rasa aman, sifat saling menghargai yang merupakan
kebiasaan-kebiasaan positif sehingga dapat menjadi budaya di setiap sekolah, secara aktif
melibatkan keluarga di dalam membantu siswa.
Menurut Mukhtar dan Iskandar (2013: 190), ciri-ciri sekolah efektif antara lain:
1. Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten.
2. Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin sertaketeraturan di kalangan
pelajar dan staf.
3. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat.Penghargaan bagi guru dan staf serta
siswa yang berprestasi.
4. Pendelegasian wewenang yang jelas.
5. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas.
6. Sekolah mempunyai fokus sistematis tersendiri.
7. Pelajar diberi tanggung jawab.
8. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif.
9. Evaluasi yang berkelanjutan.
10. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrai satu sama lain.
11. Melibatkan orangtua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak-anaknya.
4
B). Peningkatan Mutu Sekolah
5
demikian sesuai dengan sebutan UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam
pelaksanaan MPMBS, sebutan Dewan Sekolah diubah menjadi Komite Sekolah.
6
7. Sekolah dapat bersaing dengan sehat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
8. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakat yang berubah dengan pendekatan yang
tepat dan cepat.
7
Strategi pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
Strategi adalah langkah-langkah sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana
secara menyeluruh (makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan model MPMBS.
Perlu disadari bahwa reformasi manajemen pendidikan persekolahan dengan
menggunakan model Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan
tuntutan yang mendesak. Namun demikian, tuntutan MPMBS bukanlah satu-satunya model
yang dapat mendongkrak mutu pendidikan tanpa dukungan faktor lain. Ada sejumlah faktor
lain yang mendukung dan menentukan diantaranya tingkat prestasi stakeholder dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Artinya sekolah tidak dapat berjalan sendiri dalam upaya
meningkatkan mutu efisiensi, pemerataan pendidikan dan kemandirian sekolah. Kondisi
politik atau kebijakan pemerintah dalam hal manajemen/organisasi/kepemimpinan, proses
belajar mengajar, sumber daya manusia dan administrasi sekolah merupakan sejumlah
komponen MPMBS yang diperlukan dalam konteks persekolahan di Indonesia.
Penerapan disesuaikan dengan pemberlakuan MPMBS dibagi dalam tiga tingkatan
MPMBS secara penuh (tinggi), MPMBS tingkat menengah (sedang), sekolah dan MPMBS
secara minimal (rendah). Dalam menentukan tingkatan sekolah dan MPMBS-nya ada lima
persyaratan yang perlu dipenuhi yaitu :
1. Pemilihan Kepala sekolah dan guru
2. Pembentukan partisipasi masyarakak
3. Lokasi/kemampuan dasar orang tua
4. Kemampuan pengadaan dana
5. Nilai Ebtanas Murni
Kelima kriteria tersebut dihubungkan dengan tipe sekolah (penuh, menengah dan
minimal).
Implikasi penting dari penerapan model MPMBS adalah perlu disediakan
penghargaan (reward) untuk hukuman (punishment) terhadap sekolah yang berhasil dan tidak
berhasilnya melaksanakan kegiatan model MPMBS. Salah satu bentuk sanksi adalah
pengurangan anggaran untuk sekolah tersebut.
8
MPMBS akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan professional kepala sekolah dalam
memimpin dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan iklim
organisasi di sekolah yang kondusif untuk proses belajar mengajar.
2. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan
Faktor eksternal akan turut menentukan keberhasilan MPMBS adalah kondisi tingkat
pendidikan orang tua siswa dan masyarakat. Kemampuan dalam membiayai pendidikan, serta
tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus belajar.
3. Dukungan pemerintah
Faktor ini sangat menentukan efektivitas dan implementasi MPMBS terutama bagi sekolah
yang kemampuan orang tua/masyarakatnya relatif belum siap memberikan kontribusi
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Alokasi dana pemerintah (APBN/APBD) dan
pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah kepada sekolah menjadi penentu
keberhasilan.
4. Profesionalisme
Faktor ini sangat strategis menentukan mutu dan kinerja sekolah. Tanpa profesionalisme
kepala sekolah, guru, pengawas, dan tenaga kependidikan yang lain akan sulit dicapai
PBM yang bermutu serta prestasi siswa.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sekolah Efektif
Menurut Komariah dan Triatna , sekolah merupakan suatu sistem yang kompleks
karena selain terdiri atas input-proses-output juga memiliki akuntabilitas terhadap konteks
pendidikan dan outcome. Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan
pembelajaran bagi masyarakat khusunya siswa untuk mendapatkan pendidikan dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Danim. “Sekolah dalam arti
yang luas di dalamnya mencakup mulai dari kelompok bermain (play-group/ PG), taman
kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA), sampai perguruan tinggi merupakan salah satu agen sosialisasi
yang penting dalam kehidupan manusia. Sekolah perlahan menjadi agen pengganti
terhadap apa yang dilakukan oleh keluarga seiring dengan intensifnya anak memasuki
ruang sosial dari ruang sekolah. “
Menurut Mukhtar dan Iskandar (2013: 190), ciri-ciri sekolah efektif antara lain:
1. Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten.
2. Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin sertaketeraturan di kalangan
pelajar dan staf.
3. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat.Penghargaan bagi guru dan staf serta
siswa yang berprestasi.
4. Pendelegasian wewenang yang jelas.
5. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas.
6. Sekolah mempunyai fokus sistematis tersendiri.
7. Pelajar diberi tanggung jawab.
8. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif.
9. Evaluasi yang berkelanjutan.
10. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrai satu sama lain.
11. Melibatkan orangtua dan masyarakat dalam membantu pendidikan
anak-anaknya.
10
Daftar Pustaka
Denim,Sudarwan, Vist baru manajemen sekolah: Dari Unit ke Lembaga Sekolah, cet. III,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
11