PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, tidak hanya mengatur hubungan antara
manusia dengan pencipta-Nya (hablum minallah), melainkan hubungan antara
manusia dan sesamanya (hablum minannas). Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan. Terlebih dalam hal menjalankan tugasnya sebagai khalifah untuk
memakmurkan bumi, suatu tugas yang tidak dapat diemban oleh semua makhluk
meskipun malaikat sebagai hamba Allah SWT yang taat menjalankan perintah-Nya.
Dalam melaksanakan kekhalifahannya itu, Allah SWT menciptakan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Perbedaan tersebut diberikan pada manusia antara lain seperti akal, nafsu, naluri, ilmu
dan agama. Dengan kelebihan tersebut segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia
memiliki aturan pokok yang telah diatur di dalam syari’at Islam.
Berbagai inovasi pelaku dunia usaha terutama perdagangan dalam upaya untuk
menciptakan srrategi yang tepat untuk membidik konsumen. Strategi pemasaran yang
menjadi kunci pokok keberhasilan dalam perkembangan produk untuk sampai pada
konsumen terus berusaha mengembangkan pemasaran yang awalnya hanya dapat
menawarkan barang atau jasa. Dunia semakin maju, teknologi semakin canggih dan
sistem perdagangan pun semakin banyak, semarak dan beraneka ragam. Kaum kafir
memang masih menguasai ekonomi, bisnis dan perdagangan dunia. Umat Islam masih
jauh ketinggalan, bahkan nampak semakin tercekik, tidak bisa banyak berbuat,
apalagi mengamalkan dan mempraktikkan hukum-hukum Islam.
Sejak beberapa tahun ini, muamalah MLM (Multi Level Marketing) semakin
marak dan banyak diminati orang, lantaran perdagangan dan muamalah dengan sistem
MLM ini menjanjikan kekayaan yang melimpah tanpa banyak modal dan tidak begitu
ruwet. Betulkah yang mereka harapkan itu terjadi? Jaringannya tersebar di seluruh
dunia, tidak terkecuali negara tercinta kita Indonesia. Multi level marketing adalah
jalur alternatif bagi suatu perusahaan, dengan model MLM merupakan salah satu cara
pemasaran untuk menjual barang secara langsung (direct selling). Direct selling
sendiri, pengertiannya adalah penjualan barang dan atau jasa tertentu kepada
konsumen dengan cara tatap muka dalam jaringan pemasaran yang dikembangkan
1
oleh Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan
iuran keanggotaan yang wajar.
Di Indonesia, istilah MLM dikenal pada awal tahun 1980an. Dan pada tahun 1984
terdapat Asosisasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang menjadi suatu
organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para
perusahaan penjualan langsung, termasuk perusahaan yang menjalankan penjualan
dengan system berjenjang (Multi Level Marketing) di Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Etimologi Multi Level Marketing (MLM) berasal dari bahasa Inggris Multi
berarti banyak sedangkan level berarti jenjang atau tingkat. Adapun marketing berarti
pemasaran. Jadi dari kata tersebut dapat dipahami bahwa MLM adalah pemasaran
yang berjenjang banyak. Disebut sebagai “Multi Level” karena merupakan suatu
organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang banyak atau
bertingkat-tingkat. [1] Dalam pengertian “Marketing” sebenarnya tercakup arti
menjual dan selain arti menjual, dalam marketing banyak aspek yang berkaitan
dengannya antara lain ialah produk, harga, promosi, distribusi dan sebagainya. Jadi
“Marketing” lebih luas maknanya dari menjual. Menjual merupakan bagian dari
“Marketing” karena menjual hanyalah kegiatan transaksi penukaran barang dengan
uang. [2] Andrias Harefa, dalam bukunya menyatakan bahwa inti dari bisnis Multi
Level Marketing adalah Meet, Lear, and Multiply. Dalam bahasa Indonesia berarti
bertemu, belajar, dan berlipat ganda. Bisnis MLM atau juga dikenal dengan sebutan
Network Marketing adalah suatu bentuk pendistribusian produk, baik berupa barang
atau jasa.
1 Andreas Harefa, Multi Level Marketing , ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1999), hlm. 4
2 Tarmidzi Yusuf, Strategi MLM Secara Cerdas dan Halal, (Cet 1, Jakarta PT: gramedia , 2002), hlm. 3
3
point adalah sangat penting, karena suatu perusahaan MLM menjadikan point
sebagai ukuran besar kecilnya bonus yang diberikan. Point tersebut bisa dihitung
berdasarkan pembelian langsung, atau tidak langsung. Kegiatan pembelian langsung
biasanya dilakukan oleh masing-masing anggota, sedangkan pembelian tidak
langsung biasanya dilakukan oleh jaringan keanggotaannya. Dari sinilah, nantinya
muncul istilah bonus jaringan. Karena dua kelebihan tersebut, bisnis MLM diminati
banyak kalangan.
Sistem pemasaran Multi Level Markting ditemukan oleh dua orang profesor
pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang
dipasarkan adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite. Dan pada saat itu,
perusahan Nutrilite Products Inc. merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang
dikenal telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal
yang tidak begitu besar, seseorang dapat menjual dan bisa mendapatkan penghasilan
melalui dua cara:
Pertama, Keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan yang berhasil
dijual ke konsumen.
Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil dijual oleh
distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan.
4
b. Undian Berhaidah
yang dimaksud dengan undian berhadiah adalah pemungutan dana dengan cara
menyelenggarakan undian/kupon berhadiah yang dapat menarik masyarakat untuk
membelinya agar mendapatkan hadiah tersebut seperti yang dijanjikan. Undian
merupakan kata lain dari lotre yang berasal dari bahasa Belanda loterij yang berarti
undian berhadiah. di dalam masyarakat lotre dipandang sebagi judi sedangkan undian
tidak, padahal keduanya merupakan sesuatu yang sama. Adapun tujuan
diselenggarakannya undian-undian tersebut adalah untuk menghimpun dana
sumbangan. Misalnya porkas dan SDSB adalah salah suatu cara yang sangat efektif
untuk menghimpun dana olahraga, karena dapat menarik masyrakat berlomba-lomba
membelinya dengan harapan akan memperoleh hadiah yang dijanjikan atau untuk
membantu proyek yang mau ditunjang dengan dana itu. Undian berhadiah juga
menyebar ke berbagai sector, sampai penjual barang pun banyak yang memberikan
kupon berhadiah. Hingga saat ini semua iklan produk tertentu mengiming-imingi
hadiah yang kadang-kadang kurang rasional. Akhirnya kecenderungan masyarakat
(terutama kalangan masyarakat bawah) membeli suatu barang semata-mata bukan
karena memerlukannya melainkan tertarik pada hadiahnya. Dari bentuk-bentuk
undian tersebut seandainya dilakukan secara praktis dan individual maka hal tersebut
dapat diqiyaskan kepada judi (maisir). Akan tetapi penyelenggaranya adalah
pemerintah yang berwenang dan tujuannya untuk dana sosial, dan pembangunan,
maka masalahnya menjadi sensitive dan rumit. Di satu sisi ada nilai positivnya namun
disisi lain banyak madhorotnya dan cenderung controversial. Hal itu karena di balik
adanya unsur judi terdapat juga tujuan yang baik untuk masyarakat.
Sistem Binary Plan ini mengutamakan pengembangan jaringan hanya dua leg
saja dan mengutamakan keseimbangan jaringan. Semakin seimbang jaringan dan
omset bisnis dalam perusahaan MLM seperti ini, semakin besar bonus yang terima.
Namun jika tidak seimbang, maka bonus-bonus tersebut mengalir deras ke dalam
5
perusahaan. Biasanya sistem Binary Plan ini diusung perusahaan-perusahaan MLM
yang dibuat oleh orang Indonesia. Biasanya perkembangan jaringan perusahaan yang
menggunakan sistem Binary Plan relatif cepat sekali. Mitra-mitranya cepat mendapat
bonus besar. Agar terlihat semakin mudah mendapatkan uang, mitra-mitra dari
perusahaan seperti ini menerapkan aturan mendapatkan uang sebagai bonus dari
perekrutan mitra yang mereka ajak (bonus sponsoring). Ini artinya mereka seperti
halnya memperjual belikan orang-orang (trafficking) dalam cara halus. Sistem ini
biasanya memberikan bonus besar di awal karir saja sebagai iming-iming bahwa
menjalankan bisnis MLM bersistem binary ini sangat mudah. Kenyataannya sistem
binary ini menciptakan kesimpulan bahwa yang diuntungkan adalah mitra yang join
di awal.
2. Sistem Matrix
6
supermarket telah diletakkan berbagai hadiah seperti kulkas, radio dan lain-lainnya.
Siapa yang membeli barang tertentu atau telah mencapai jumlah tertentu dalam
pembelian maka ia akan mendapatkan kupon untuk ikut undian. Contoh lain :
Sebagian perusahaan telah menyiapkan hadiah-hadiah yang menarik seperti mobil,
HP, Tiket, biaya Ibadah Haji dan selainnya bagi siapa yang membeli darinya suatu
produk yang terdapat kupon/kartu undian. Kemudian kupon/kartu undian itu
dimasukkan pada kotak-kotak yang telah disiapkan oleh perusahaan tersebut di
berbagai cabang atau relasinya.
3. Undian dengan mengeluarkan biaya
Bentuknya undian yang bisa diikut setiap orang yang membayar biaya untuk ikut
undian tersebut atau mengeluarkan biaya untuk bisa mengikuti undian tersebut dengan
mengeluarkan biaya. Contohnya : Mengirim kupon/kartu undian ke tempat
pengundian dengan menggunakan perangko pos. Tentunya mengirim dengan
perangko mengeluarkan biaya sesuai dengan harga perangkonya. Contoh lain : Ikut
undian dengan mengirim SMS kelayanan telekomunikasi tertentu baik dengan harga
wajar maupun dengan harga yang telah ditentukan. Contoh lain : Pada sebagian tutup
minuman tertera nomor yang bisa dikirim ke layanan tertentu dengan menggunakan
SMS kemudian diundi untuk mendapatkan hadiah yang telah ditentukan. Apakah
biaya SMS-nya dengan harga biasa maupun tertentu (dikenal dengan pulsa premium).
7
perdagangan oleh sebab itu bisnis ini juga harus memenuhi syarat dan rukun sahnya
sebuah perikatan.
Pendapat yang Kedua
Menyatakan haram bahwa Syeikh Salim Al-Hilali pernah mengeluarkan fatwa
pengharaman terhadab MLM dengan skema piramid dalam sistem pemasarannya,
dengan cara setiap anggota harus mencari angota-anggota baru dan demikian
selanjutnya. Setiap anggota membayar iuran pada perusahaan dengan jumlah tertentu
dengan angan-angan mendapat bonus, semakin banyak anggota dan memasarkan
produknya maka akan semakin banyak bonus yang dijanjikan. Sebenarnya
kebanyakan anggota MLM yang mengikuti cara ini adalah termotivasi bonus yang
dijanjikan tersebut dengan harapan agar cepat kaya dalam waktu yang sesingkat
mungkin, padahal ia sebenarnya tidak menginginkan produknya Adapun dari aspek
produknya, memang ada yang halal dan haram. Meski demikian, jika produk yang
halal tersebut diperoleh dengan cara yang tidak syar’i, maka akadnya batil dan
kepemilikannya juga tidak sah. Sebab, kepemilikan itu merupakan izin yang diberikan
oleh pembuat syariat (idzn asy-syari’) untuk memanfaatkan zat atau jasa tertentu. Izin
syara’ dalam kasus ini diperoleh, jika akad tersebut dilakukan secara syar’i, baik dari
aspek muamalahnya, maupun barangnya.
Dengan melihat analisis di atas maka sekalipun produk yang diperjual-belikan adalah
halal, akan tetapi akad yang terjadi dalam bisnis MLM adalah akad yang melanggar
ketentuan syara’ baik dari sisi shafqatayn fi shafqah (dua akad dalam satu transaksi)
atau samsarah ‘ala samsarah (pemakelaran atas pemakelaran); pada kondisi lain tidak
memenuhi ketentuan akad karena yang ada adalah akad terhadap jaminan mendapat
diskon dan bonus (point) dari pembelian langsung; maka MLM yang demikian
hukumnya adalah haram.
Bahwa seorang pedagang muslim hendaknya mengetahui hukum-hukum
syariat tentang aturan berdagang atau transaksi dan mengetahui bentuk-bentuk jual-
beli yang terlarang dalam agama. Dangkalnya pengetahuan tentang hal ini akan
menyebabkan seseorang jatuh dalam kesalahan dan dosa. Sebagaimana telah kita
saksikan tersebarnya praktek riba, memakan harta manusia dengan cara yang batil,
merusak harga pasaran dan sebagainya dari bentuk-bentuk kerusakan yang merugikan
masyarakat.
8
Mengenai hukum dari perlombaan berhadiah, pada prinsipnya lomba semacam
badminton, sepakbola dan lain-lain diperbolehkan oleh agama, asalkan tidak
membahayakan keselamatan badan dan jiwa. Dan mengenai uang hadiah yang
diperoleh dari hasil lomba tersebut diperbolehkan oleh agama, jika dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Jika uang lomba berhadiah itu disediakan oleh pemerintah atau sponsor non
pemerintah untuk para pemenang.
b. Jika uang hadiah itu merupakan janji salah satu dua orang yang berlomba kepada
lawannya, jika ia dapat dikalahkan oleh lawannya itu.
c. Jika uang hadiah lomba disediakan oleh para pelaku lomba dan mereka disertai
Muhallil, yaitu orang yang berfungsi menghalalkan perjanjian lomba dengan uang
sebagai pihak ketiga, yang akan mengambil uang hadiah itu, jika ia jagonya
menang; tetapi ia tidak harus membayar, jika jagonya kalah Lomba dengan
menarik uang saat pendaftaran dari peserta untuk hadiah termasuk judi, sedangkan
yang bukan untuk hadiah itu tidak termasuk judi.
Abdurrahman Isa menjelaskan, bahwa Islam membolehkan bahkan memberi
rekomendasi terhadap usaha menghimpun dana guna membantu lembaga sosial
keagamaan dengan memakai sistem undian berhadiah, agar masyarakat tertarik
untuk membantu usaha sosial itu. Menurut Abdurrahman Isa, undian berhadiah itu
tidak termasuk judi, karena judi dan lain sebagainya dirumuskan oleh ulama’
Syafi’i adalah “antara kedua belah pihak yang berhadapan itu masing-masing ada
untung dan rugi”. Padahal pada undian berhadiah untuk amal itu pihak
penyelenggara tidak menghadapi untuk rugi, sebab uang yang akan masuk sudah
ditentukan sebagian untuk dana sosial, dan sebagian lagi untuk hadiah dan
administrasi.
Undian berhadiah atau lotre lebih dekat dengan judi. Judi adalah permainan
yang mengandung unsur taruhan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara
langsung yang sifatnya untung-untungan dan mengadu nasib. Semua taruhan
dengan cara mengadu nasib yang sifatnya untung-untungan dilarang keras oleh
agama sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 90:
رجس من عمل الشيطان فاجتنبهYيا أيّها الذين أمنوا إنما الخمر و الميسر واألنصاب واألزالم
ّلعلّكم تفلحون
9
“ Hai orang-orang beriman sesungguhnya minum khomer, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji yang
merupakan perbuatan syeitan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu
mendapatkan keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah:90)
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa judi adalah perbuatan keji dan mungkar
yang akan menyebarkan kekejian di kalangan umat. Orang yang kalah akan jatuh
melarat sementara orang yang menang akan dibenci. Semua pihak akan hanyut
dibawa arus sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 91:
و يص ّدكم عن ذكر هللا و عنYإنّما يرييد االشطان أن يوقع بينكم العداوة و البغضاء فى الخمر و الميسر
ّ الصالة فهل أنتم منتهوون
10
a. Menguntungkan pengusaha dengan adanya penghematan biaya ( minimizing
Cost )dalam iklan,promosi Dll.
b. Menguntungkan distributor
2) Dampak negatif dan positif dari undian berhadiah
Dampak negatif undian berhadiah
a. Dana hasil penjualan kupon lotre (SDSB) terserap dari anggota masyarakat yang
status ekonominya lemah, uang yang diperoleh dengan susah payah dihabiskan
untuk membeli kupon lotre dan bukan mementingkan keperluan rumah tangga.
b. Merusak jiwa dan pendidikan anak-anak generasi penerus, dengan cara
membiasakan hidup untung-untungan, mengadu nasib dan menghadapi masa
depan dengan langkah yang tidak pasti.
c. Bahaya akidah, yakni tidak sedikit orang yang pergi kepada tukang ramal untuk
mencari nomor yang tepat.
Dampak positif undian berhadiah
a. membantu lembaga sosial dengan memakai sistem undian berhadiah, agar
masyarakat tertarik untuk membantu usaha sosial itu.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perbedaan pandangan ulama terhadap beberapa masalah mengakibatkan
mereka berbeda pendapat di dalam menyikapi munculnya bisnis MLM,
sebagaimana berikut :
Pendapat yang Pertama menyatakan bahwa bisnis MLM hukumnya boleh.
mendirikan bisnis MLM hukumnya boleh. Bisnis dalam syari’at Islam pada
dasarnya termasuk dalam kategori muamalah yang hukum asalnya adalah boleh.
berdasarkan kaidah Ushuliyah “Al-Ashlu fil mu’amalah al-ibahah hatta dallad
dalilu ala tahrimiha
Pendapat yang Kedua menyatakan hukumnya haram. Dikarenakan adanya
makelar atas makelar dan Dua akad dalam satu akad. Multi Level Marketing
(MLM) tidak bertentangan dengan hukum perikatan Islam sepanjang memenuhi
rukun dan syarat-syarat perikatan menurut Hukum Islam serta tidak mengandung
unsur Riba, Gharar, dan Jahalah. MLM adalah sarana untuk menjual produk atau
jasa, bukan sarana untuk mendapatkan uang tanpa adanya produk. Sehingga yang
terjadi adalah money game atau arisan berantai yang sama dengan judi. Produk
yangditawarkan jelas kehalalannya, karena anggota bukan hanya konsumen
barang tersebut tetapi juga memasarkan kepada yang lainnya. Sehingga dia harus
tahu status barang tersebut dan bertanggung jawab terhadap konsumen lainnya.
Sedangkan Perlombaan berhadiah adalah perlombaan yang bersifat adu
kekuatan seperti bergulat. Lomba lari atau ketrampilan ketangkasan seperti
badminton, sepak bola, atau adu kepandaian seperti main catur. Sedangkan yang
dimaksud dengan undian berhadiah adalah pemungutan dana dengan cara
menyelenggarakan undian/kupon berhadiah yang dapat menarik masyarakat untuk
membelinya agar mendapatkan hadiah tersebut seperti yang dijanjikan. Pada
hakikatnya perlombaan berhadiah dan undian berhadiah kalau tidak mengandung
unsur judi dan dana itu berasal dari pemerintah atau suatu sponsor maka itu
diperbolehkan. Tetapi apabila dana itu diambil dari kedua belah pihak dan dari
pihak ada yang rugi dan untuk maka ini dikatakan judi yang diharamkan oleh
agama.
12
Daftar pustaka
Harefa, Andreas. 1999, Multi Level Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Zuhdi, Msjfuk. 1997. Masail Fiqhiyah Jakarta: PT. Toko Gunung Agung
13