Anda di halaman 1dari 17

Evaluasi Pembelajaran

Bahasa dan Sastra


Indonesia
Nama anggota kelompok 1
Elsa Putri Pasamba (2005076012)
Salma Lidya (2005076023)
Vivi Vionna (2005076026)
Sri Darojat (2005076027)
Dea Deswita (2005076032)
HAKIKAT PENILAIAN PEMBELAJARAN

01
Penilaian, Pengukuran, dan
02 03
Tes Penilaian dan Komponen Penilaian sebagai Suatu
Penilaian Proses
a. Penilaian dan Proses
Pembelajaran
b. Proses Penilaian Model
Ten Brink
1. Penilaian, Pengukuran, dan Tes
Di dunia pendidikan terdapat tiga istilah yang sering digunakan dan tidak jarang pula sering dikacaukan
pemakaiannya atau disamakan begitu saja pengertiannya. Ketiga istilah tersebut adalah penilaian,
pengukuran dan tes. Ketiga hal tersebut dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, tidak menyenangkan,
khususnya bagi pihak yang akan dikenai “tindakan” penilaian, baik pihak itu bernama peserta didik,
mahasiswa, guru, lembaga, atau pihak-pihak lain. Dalam mencapai satu keberhasilan dalam kegiatan
pendidikan diperlukan suatu alat atau kegiatan yang disebut penilaian. Untuk dapat memberikan penilaian
secara tepat perlu data-data tentang kemampuan peserta didik dalam bentuk skor atau angka. Melalui
kegiatan pengukuran dapat diketahui atau diperoleh informasi tentang tingkat kemampuan peserta didik
yang diwujudkan dalam bentuk angka. Dalam mendapatkan informasi tentang kemampuan peserta didik
diperlukan cara dan alat yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan apa yang akan diukur, salah satu cara
yang dapat digunakan adalah tes. Data yang dimaksud dapat diperoleh melalui pengamatan, pemberian
angket, wawancara, penugasan, portofolio.
Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sempel tingkah
laku, misalnya “seberapa baik kinerja seseorang” yang jawabnya berupa angka.

Pengukuran merupakan proses untuk memperoleh diskripsi angka yang menunjukkan tingkat capaian
seseorang dalam suatu bidang tertentu, misalnya “seberapa banyak”.

Penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk
menentukan seberapa jauh seorang peserta didik dapat mencapat tujuan pendidikan. Penilaian dan
pengukuran merupakan satu kesatuan yang saling memerlukan. Tanpa adanya data hasil
pengukuran tampaknya hampir tidak mungkin dilakukan kegiatan penilaian yang berupa
pemberian pertimbangan terhadap suatu hal.

Adapun istilah asasmen yang lebih fokus pada penyadapan informasi tentang peserta didik dalam
kegiatan belajar. Dengan adanya asasmen proses berbagai kegiatan peserta didik akan dapat
dipantau dan dijadikan barang bukti dalam penilaian.
Hakikat Penilaian dan Komponen Penilaian

Kegiatan penilaian pendidikan dalam pembelajaran di sekolah merupakan sebuah kegiatan yang kompleks
dan melibatkan banyak aspek dan aktivitas didalamnya. Penilaian dapat diartikan sebagai pemberian
pertimbangan atau nilai yang dalam dunia pendidikan berarti mempertimbangkan hasil belajar peserta
didik, cara pembelajaran guru, kegiatan pembelajaran, kurikulum atau program pendidikan.
Menurut Cronbach penilaian pada hakikatnya merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi
yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program pendidikan. Menurut Scriven (Ten
Brink, 1974) bahwa proses penilaian terdiri atas tiga kegiatan, yaitu pengumpulan informasi, pembuatan
pertimbangan dan pengambilan keputusan. Pembuatan pertimbangan dimungkinkan tepat dika didukung
oleh akuratnya informasi yang diperoleh dan tepatnya penafsiran terhadap informasi tersebut. Penilaian
merupakan sebuah aktivitas yang cukup kompleks dan melibatkan berbagai komponen dan kegiatan.
Data yang diperoleh lewat penilaian proses dapat kuantitatif dan kualitatif tergantung kinerja peserta didik
apa yang diminati atau diperlukan.
3. Penilaian sebagai suatu proses
Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran
lewat berbagai macam cara. Sedangkan proses penilaian merujuk pada proses atau langkah-langkah
penilaian.

a. Penelitian dan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran difasilitasi oleh guru agar peserta didik dapat belajar secara maksimal menguasai
berbagai kompetensi yang dibelajarkan. Langkah pertama aktivitas pembelajaran dan penilaian dimulai
dari penentuan tujuan atau kompetensi apa yang ingin diraih peserta didik lewat pelaksanaan
pembelajaran. Kejelasan tujuan memberikan arah yang pasti terhadap pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian.
Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perpaduan yang tepat antara pemilihan bahan
ajar yang merupakan aspek isi dan metode pembelajaran yang sengaja didesain untuk membantu peserta
didik meraih kompetensi yang dibelajarkan.
Manfaat pertama dari penilaian pencapaian pembelajaran agar dapat menentukan prestasi belajar
peserta didik dan sebagai penilaian pelaksanaan pembelajaran, lalu mencakup berbagai aspek mulai dari
penetapan tujuan, bahan ajar, metode dan strategi, media dan lain-lain juga dimanfaatkan untuk laporan
keberbagai pihak yang terkait.
b. Proses Penilaian Model Ten Brink
Proses penilaian model Ten Brink mengandung tiga komponen penilaian seperti yang dikemukakan
terdiri dari tiga macam yaitu: persiapan, pengumpulan data, evaluasi.

1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan 1. Pengumpulan informasi dalam kegiatan penilaian
pengumpulan data. merupakan pelaksanaan pengukuran di kelas,
1. Pelukisan secara jelas pertimbangan dan keputusan pengamatan dalam tes kinerja, atau kegiatan lain.
yang akan dibuat. 2. Sesudah informasi atau data yang diperlukan dapat
2. Pelukisan informasi yang diperlukan secara lebih diperoleh, langkah selanjutnya menganalisis data-data
jelas akan mempermudah pemilihan teknik yang mentah menjadi data masak agar mempermudah
akan dipergunakan untuk memperoleh informasi penafsiran.
tersebut.
3. Penilaian yang dilakukan hendaknya juga
memanfaatkan informasi yang telah ada atau
diperoleh sebelumnya.
4. Perencanaan tentang kapan kegiatan penilaian
akan dilakukan.
5. Jika alat tes yang dipergunakan sudah ada, guru
tinggal memilih dan mempergunakannya.
3. Tahap Penilaian

Penilaian yang dimaksud adalah penilaian terhadap informasi yang


diperoleh dan yang telah diolah berdasarkan hal itu kemudian akan
diambil langkah terpenting dalam kegiatan penilaian, yaitu pembuatan
pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Pada hakikatnya pengambilan keputusan itu hanyalah pemilihan dari salah
satu pertimbangan yang dianggap terbaik.
Langkah terakhir kegiatan penilaian ini adalah pengumuman dan pelaporan
hasil penilaian yang telah dilakukan kepada pihak-pihak terkait.
Laporan itu mungkin berupa pengumuman hasil tes atau ujian,
pengisian dan pemberian rapor kepada peserta didik atau wali, laporan
kepada lembaga terkait dan sebagainya.
B
LANGKAH PENGEMBANGAN
ALAT PENILAIAN
Pelaksanaan penilaian yang baik harus dilakukan secara terencana dengan baik melibatkan berbagai
komponen terkait agar penilaian dapat dipertanggung jawabkan hasilnya dan dimanfaatkan sesuai
keperluan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk kegiatan pengembangan alat penilaian sebagai
berikut:
1. Penentuan Spesifikasi Ujian

● Penentuan Kompetensi Dasar


Kompetensi yang diukur kadar capaiannya adalah kompetensi dasar. Kompetensi dasar mana saja yang akan diujikan
dalam sebuah ujian tinggal mengambil dari kurikulum. Pembuatan deskripsi bahan ujian. Jika kompetensi dasar yang akan
ditagih capaiannya telah jelas, pengembangan bahan ajar yang akan dibelajarkan untuk meraih kompetensi yang dimaksud
akan relatif mudah dilakukan.
● Pembuatan Deskripsi Bahan Uji
Jika kompetensi dasar yang ditagih capaiannya telah jelas, pengembangan bahan ajar akan dibelajarkan untuk meraih
kompetensi yang dimaksud akan relative mudah dilakukan. Pembuatan deskripsi bahan ajar yang meliputi materi pokok
dan uraian materi haruslah dilakukan untuk memastikan bahan ajar apa saja yang akan diujikan.
● Pengembangan Alat Pengujian
Pengembangan alat pengujian harus mengukur semua kompetensi dasar secara proposional terhadap semua kompetensi
dasar yang diujikan.
● Penentuan Bentuk Soal dan Lama Ujian
Dalam ujian akhir di sekolah pilihan yang banyak dilakukan adalah soal objektif pilihan ganda. Lama waktu ujian
menentukan berapa banyak soal yang mesti dibuat, sekiranya tidak bijaksana jika waktu yang tersedia relative pendek,
tetapi jumlah butir soal yang dibuat banyak.
2. Penulisan Butir soal 3. Penelaah Butir Soal
Penulisan butir soal tidak lain adalah Dengan telaah butir soal akan
membuat tagihan sesuai pula dengan ditemukan berbagai kesalahan atau
bahan ajar. Penulisan juga terkait dengan kekeliruan yang dapat mengganggu
bentuk soal, jumlah soal per indikator per akan teratasi. penelaah harus dilakukan
kemampuan dasar, jumlah keseluruhan secara cermat dan objektif.
butir soal, dan lain-lain yang relevan.
Yang pasti ketika menulis butir-butir soal
juga melihat rambu-rambu yang 5. Analisis Butir Soal dan Jawaban
dipergunakan untuk telaah butir soal. Analisis butir soal sangat diperlukan untuk
mengembangkan alat evaluasi yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan terutama jika kita
4. Pelaksanaan Uji Coba menggunakannya untuk penelitian.
Uji coba adalah pelaksanaan pengukuran dengan a. Analisis butir soal dapat dilakukan dengan
mempergunakan instrument tes yang telah mendasarkan pada teori pengukuran klasik
dikembangkan. Dari pelaksanaan pengukuran dan dapat pul adengan teori pengukuran
inilah dapat diperoleh data empirik yang modern.
menunjukkan kualitas atau informasi tentang b. Analisis jawaban adalah telaah hasil
alat tes yang bersangkutan. pengukuran per indikator kemampuan dasar
yang dilakukan dengan menghitung jawaban
benar dan salah peserta didik untuk seluruh
butir soal yang diujikan.
6. Perbaikan Butir Soal dan Perakitan
Soal Ujian 7. Pelaksanaan Ujian
Hasil kerja analisis butir soal memberikan informasi Pelaksanaan ujian haruslah dilakukan secara serius,
tentang kondisi tiap butir soal yang diujicobakan. Hasil tetapi tidak menimbulkan tekanan kepada peserta
kerja itu berupa informasi tentang butir-butir soal yang didik. Hal itu disebabkan menjalani ujian dalam
berindeks kesulitan memenuhi persyaratan dan yang kondisi kejiwaan tertekan akan memberikan hasil
tidak, berdaya beda cukup dan tidak, serta butir-butir yang tidak sama dengan ujian dalam kondisi tidak
pengecoh yang efektif dan yang kurang efektif. Setelah tertekan. Hasil pengukuran inilah yang kemudian
diperbaiki, butir-butir soal dirakit untuk dijadikan dinyatakan sebagai capaian prestasi peserta didik
sebuah perangkat tes yang jadi dan siap untuk menguasai kompetensi yang tujuan pembelajaran.
dipergunakan untuk keperluan pengujian. Hal yang
perlu diperhatikan, jika perangkat tes itu terdiri dari
beberapa bentuk soal, bentuk soal yang sejenis haruslah
dikelompokkan menjadi satu kelompok. Juga bentuk tes
pilihan ganda, butir soal harusnya dikelompokkan
berdasarkan tinggi rendahnya indeks tingkat kesulitan.
8. Penafsiran Hasil Ujian
Sejalan dengan prinsip keseluruhan proses penilaian, skor-skor tersebut kemudian ditafsirkan untuk memberikan makna
capaian peserta didik. Ada tiga makna yang ditafsirkan dari hasil pengujian, yaitu sebagai berikut.

Pertama, pemberian makna untuk Kedua, skor seorang peserta didik dapat
menentukan nilai seorang peserta didik juga dimaknai sebagai seberapa banyak ia
yang lazimnya diberikan dalam wujud dapat menyerap, menguasai, atau
angka (misalnya 70, 75, 80) atau huruf melakukan berbagai kompetensi yang
(transformasi dari skala angka, misalnya dibelajarkan. Jika peserta didik
A, B, C). Ada dua cara menafsirkan hasil mendapatkan skor 51 dari kemungkinan
ujian, yaoti berdasarkan pendekatan acuan skor tertinggi 60, hal itu dapat dimaknai
kriteria dan pendekatan acuan norma. bahwa ia mampu menguasai materi
Namun, untuk menilai hasil belajar pembelajaran sebesar 85%. Artinya, ia telah
peserta didik yang lebih tepat adalah yang mencapai tingkat penguasaan.
menggunakan acuan kriteria.
Ketiga, tinggi rendahnya capaiannya peserta didik/mahasiswa juga
dapat diartikan sebagai keberhasilan atau kegagalan guru/dosen
membelajarkan mereka. Tinggi rendahnya capaian tersebut dapat
dilihat dari rata-rata hitung peserta didik dalam satu kelas. Jika
rata-rata hitung ≥75% hal itu dapat ditafsirkan kelas yang
bersangkutan telah mencapai penguasan minimal.
C. Tujuan dan Fungsi Penilaian

● Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang berupa berbagai kompetensi yang telah
ditetapkan dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pendidikan dan
pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran dirumuskan
secara berjenjang, mulai dari jenjang yang operasional yang dikenal dengan nama indikator,
kompetensi dasar, sampai standar kompetensi lulusan yang dibebankan kepada sekolah yang
bersifat umum dan abstrak.
● Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap tingkah laku hasil belajar peserta didik.
Dengan mendasarkan diri pada prinsip penilaian proses, berarti pengertian terhadap peserta didik
akan dilakukan secara berkesinambungan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan pengamatan.
● Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kompetensi, pengetahuan, keterampilan, atau
bidang-bidang tertentu. Sama halnya dengan guru yang tidak mungkin mengukur semua
kemampuan peserta didik.
● Untuk mengetahui kelebihan kelemahan dan memonitor kemajuan belajar peserta didik, dan
sekaligus menentukan keefektifan pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan atau
kekurangberhasilan peserta didik belajar sebagaimana terlihat pada informasi hasil
penilaian, juga dapat dimaknai sebagai efektif atau kurang efektifnya sebuah pembelajaran.
● Untuk menentukan layak tidaknya seorang peserta didik dinaikkan ke tingkat di atasnya
atau dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Pertimbangan dan
pemberian keputusan naik atau tidak naik, lulus atau tidak lulus, akan selalu mendasarkan
diri pada informasi hasil pengukuran terhadap hasil belajar peserta didik. Penilaian
berfungsi untuk meramalkan kemampuan peserta didik menempuh pendidikan selanjutnya.
● Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Penilaian
yang dilakukan sewaktu kegiatan pengajaran masih berlangsung, penilaian yang dikenal
sebagai tes formatif atau ulangan harian, hasilnya dipergunakan untuk mempertimbangkan
apakah bahan pelajaran dapat diteruskan atau perlu diulang atau dibuat program remedial
baik secara klasikal maupun individual.
¡Gracias!
¿Tienes alguna pregunta? CRÉDITOS: Esta plantilla para presentaciones es una
creación de Slidesgo, e incluye iconos de Flaticon, e
tuemail@freepik.com infografías e imágenes de Freepik
+91 620 421 838
tupaginaweb.com Por favor, conserva esta diapositiva para atribuirnos

Anda mungkin juga menyukai