Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR EVALUASI

Dosen Pengampu : Muh. Nur Kholis, M.Pd.

Disusun Oleh

Ermawati Vita Diana 173241009

Luci Indriani P.S 173241034

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evaluasi merupakan salah satu komponen yang turut menentukan
keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran. Melalui evaluasi orang akan
mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran. Evaluasi
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan
social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta keberhasilan
sebuah program.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan
dan pembelajaran, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah
tersebut adalah pengukuran. Penilaian, dan evaluasi. Secara umum orang
hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena
aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran,
penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.. Dan ketiga
istilah tersebut memiliki perbedaan namun saling berhubungan. Oleh sebab itu
pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai “Pengertian dan hubungan
antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian serta tujuan, fungsi dan prinsip
evaluasi”.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi, penilaian dan pengukuran ?
2. Bagaimanakah hubungan antara evaluasi, penilaian dan pengukuran ?
3. Apa sajakah tujuan evaluasi ?
4. Apa sajakah fungsi evaluasi ?
5. Apa sajakah prinsip evaluasi ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi, Penialian dan Pengukuran


Istilah evaluasi (evaluation), penilaian (assesment) dan pengukuran
(measurement), sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik
evaluasi. Secara konsepsional istilah istilah tersebut sebenarnya berbeda satu
sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat.1
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation;
dalam bahasa Arab: al-Taqwiim; dan dalam kamus besar bahasa Indonesia
berarti penilaian.2 Dengan demikian secara harfiah evaluasi dapat disimpulkan
sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Secara istilah, evaluasi memiliki beberapa pengertian yaitu menurut
Anne Anastasi evaluasi sebagai a systematic process of determining the extent
to which instructional objectivites are achieved by pupils. Evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan
terarah berdasarkan tujuan yang jelas. 3 Menurut Gronlund, evaluasi adalah
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai
sejauh mana tujuan program telah tercapai. Menurut Wrightstone evaluasi
pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa
kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.4

1
Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd, Dra. Rosnita, MA, evaluasi pembelajaran, (Bandung: Citra
pustaka Media, 2014), h.1
2
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
1
3
Drs. M. Chabib Thoha, M.A., Teknik Evaluasi pendidikan, ( Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,
1996) h. 1
4
Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara istilah evaluasi
berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu secara
terencana, sistematik dan terarah agar dapat meningkatkan pertumbuhan siswa
kearah nilai nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Secara bahasa, penilaian berarti pemberian nilai, yang dalam bahasa
Arab berarti taqiim dan dalam bahasa ingrris berarti assesment. Jadi, menilai
mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan
diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau
bodoh dan sebagainya.
Sedangkan secara istilah menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan baik. Menurut Mahrens;
penilaian adalah suatu pertimbangan profesional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai
sesuatu.5 Menurut Djaja Rahardja Penilaian merupakan sebuah proses
pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai,
untuk membuat keputusan pendidikan tentang penempatan dan program
pendidikan bagi siswa tertentu.6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses
yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai
nilai sesuatu dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai, untuk
membuat keputusan pendidikan tentang penempatan dan program pendidikan
bagi siswa tertentu.
Pengukuran dalam bahasa inggris disebut measurement dan dalam
bahasa Arab disebut qiyaas dalam kamus besar bahasa indonesia berarti
perbuatan mengukur jadi secara bahasa pengukuran berarti perbuatan
mengukur untuk menentukan ukuran sesuatu.

5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 3
6
https://materibelajar.co.id/pengertian-penilaian-menurut-para-ahli/
Pengukuran secara istilah yaitu Menurut Cangelosi, pengukuran
adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.7 Menurut
Arikunto Suharsimi Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu
ukuran. Menurut Budi Hatoro Pengukuran atau measurement merupakan
suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat
numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen
untuk melakukan penilaian.8 Jadi pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan sesuatu atas dasar ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif.

B. Hubungan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran.


Istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran mempunyai pengertian
sebagai suatu kegiatan menentukan keberadaan nilai, seperti baik-buruk atau
efektif-tidak efektif, terhadap objek yang dievaluasi sesuai dengan tolak ukur
tertentu, berdasarkan informasi atau data yang dikumpulkan dengan
menggunakan cara-cara ilmiah. Perbedaan penggunaan istilah ini adalah pada
lingkupnya, yaitu penilaian dan pengukuran difokuskan pada kinerja tertentu,
seperti hasil belajar siswa. Sedangkan evaluasi menjangkau kinerja yang lebih
luas, seperti proses belajar mengajar dan hasil belajar.9
Untuk memahami persamaan, perbedaan dan hubungan antara ketiganya,
dapat dipahami melalui contoh di bawah ini:
1. Apabila seseorang memberi makanan kepada kita tentu kita akan
memilih yang lebih banyak dan jika tidak memilih yang banyak maka
kemungkinan terdapat alasan tertentu.
2. Apabila kita membeli barang, maka kita akan memilih dahulu mana
barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Apabila ingin membeli

7
Puji Muljono, opcit, h.
8
https://mahasiswaupiserang.wordpress.com/2010/09/27/definisi-pengukuran-dan-penilaian-menurut-
para-ahli/
9
http://triiaa.blogspot.com/2015/04/pengertian-evaluasi-pengukuran.html?m=1
buah maka kita akan memilih buah yang segar, warnanya bagus, tidak
ada yang busuk dll.
3. Dalam menjawab soal pada saat ujian seseorang pasti ingin agar ia
dapat menjawab semuanya dengan benar
Dalam contoh pertama, kita memilih yang lebih banyak, maka kita telah
mengadakan pengukuran jumlah, lalu setelah kita mengukur kita menilai
apakah wajar jika seseorang makan dengan porsi yang dipilih, jika kelebihan
maka itu berarti telah melewati standar dan dapat berakibat buruk pada yang
mengkonsumsinya lalu setelah itu mengadakan evaluasi yakni bagaimana
caranya agar dapat mencapai atau mendapatkan makanan dengan porsi yang
tepat.
Sedangkan dalam contoh kedua kita menentukan dengan perkiraan bentuk,
maka pengukuran bentuknya dapat dilihat dari bentuk, warna dan bau. Setelah
mengadakan pengukuran bagaiaman bentuk buah tersebut maka akan dinilai
apakah buah yang dipilih tersebut termasuk standar buah yang segar atau
tidak. Setelah menilai dan mendapatkan hasil penilaian maka akan dilakukan
evaluasi baik hasil yang diperoleh baik atau buruk.
Dan pada contoh ketiga kita dapat mengukur dari berapa banyak salah
dan benar lembar jawaban seseorang dalam mengerjakan soal tersebut. Jika
dari 100 soal yang diberikan siswa tersebut dapat menjawab 80 butir soal dan
dijawab dengan benar maka siswa tersebut dapat dinilai sebagai siswa yang
pandai. Lalu setelah melakukan pengukuran dan penilaian dan ternyata
ditemukan hasil yang baik maka guru akan mengevaluasi tindakan ataupun
soal yang diberikan apakah sudah tepat atau belum.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan
pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan dipilih.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih
dahulu. Dan setelah mengetahui hasil pengukuran, kita mengadakan penilaian.
Dengan demikian ada dua macam ukuran, yakni ukuran yang terstandar
dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman. Jika pengukuran tersebut
mencapai standar maka akan mendapat nilai baik, sedangkan jika tidak
mencapai standar maka akan mendapat nilai buruk. Setelah pengukuran dan
penilaian barulah hasil pengukuran dan penilaian tersebut dievaluasi.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pengukuran bersifat
kuantitatif karena hasil pengukuran itu berwujud keterangan keterangan yang
berupa angka angka atau bilangan bilangan sedangkan penilaian bersifat
kualitatif karena penilaian merupakan kegiatan mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk.10

C. Tujuan Evaluasi
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu:11
a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh
para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum dari evaluasi dalam
pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan
menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemanmpuan dan tingkat
keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler,
setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu
tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari evaluasi pendidikan adalah
10
Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd, Dra. Rosnita, MA, evaluasi pembelajaran, (Bandung: Citra
pustaka Media 2014) , h.5
11
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
16
untuk mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang
pendidikan adalah:12
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki
dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan,
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.

D. Fungsi Evaluasi
1. Fungsi evaluasi secara umum yaitu:13
a. Mengukur Kemajuan
Apabila tujuan yang telah dirumuskan itu direncanakan untuk dicapai
secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan
dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan,
tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan
yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Dengan demikian
terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur seberapa jauh
atau seberapa besar kemajuan atau perkembangan program yang
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
12
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
17
13
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
8
b. Menunjang Penyusunan Rencana
Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain
yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan. Perubahan-perubahan itu akan membawa konsekuensi
berupa perencanaan ulang (replanning) atau perencanaan baru.
c. Memperbaiki atau Melakukan Penyempurnaan Kembali
Jadi kegiatan evaluasi pada dasarnya juga dimaksudkan untuk
melakukan perbaikan atau evaluator perlu mengadakan perubahan-
perubahan mengikuti organisasi, tata terhadap tujuan perbaikan yang
penyempurnaan usaha. Perbaikan usaha tanpa didahului oleh kegiatan
evaluasi adalah tidak mungkin; sebab untuk mengadakan apa yang
harus diperbaiki, dan mengapa hal itu perlu diperbaiki. Kegiatan
evaluasi yang tidak menghasilkan titik tolak untuk perbaikan adalah
hampa dan tidak ada artinya.
2. Fungsi evaluasi secara khusus
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat
ditilik dari tiga segi, yaitu:14
a. Segi Psikologis
1. Bagi Peserta Didik
Akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada
mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-
masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya.. Dengan
dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa, maka para
siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang
berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah
berkemampuan rendah.
2. Bagi Pendidik

14
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
10
Memberikan kepastian kepada pendidik, sejauh mana usaha
yang telah dilakukan sehingga memiliki pedoman guna
menentukan langkah selanjutnya.
b. Segi Didaktik
1. Bagi Peserta Didik
Evaluasi pendidikan akan dapat memberikan dorongan kepada
mereka untuk memperbaiki, meningkatkan dan
mempertahankan prestasinya.
2. Bagi pendidik
a. Fungsi Diagnostik
Evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (mendiagnose),
yaitu memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta
didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran, untuk selanjutnya dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
pemecahannya.
b. Fungsi Placemenıt
Untuk dapat menentukan secara pasti, pada kelompok
manakah kiranya scorang peserta didik seharusnya
ditempatkan. Dengan kata lain, evaluasi pendidikan
menempatkan peserta didik menurut kelompok masing-
masing, misalnya: Kelompok Atas (= Cerdas), Kelompok
Tengah (-Rata-rata) dan Kelompok Bawah (= Lemah).
c. Fungsi Selektif
Evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah
seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak
lulus, dapat dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas,
dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah tidak, dapat
diberikan beasiswa ataukah tidak dan sebagainya.
d. Fungsi Bimbingan
Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan
untuk dapat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
para peserta didik, misalnya: tentang bagaimana cara
belajar yang baik, cara mengatur wak- tu belajar, cara
membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya,
sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para
peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi
dengan sebaik-baiknya.
e. Fungsi Instruksional
Melakukan pembandingan antara Tujuan Instruksional
Khusus (TIK) yang telah ditentukan untuk masing-masing
mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar yang telah dicapai
oleh peserta didik bagi masing- masing mata pelajaran
tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
c. Segi Administratif.
1. Memberikan Laporan
Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan
laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan
kemajuan belajar peserta didik itu pada umumnya tcrtuang
dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang
lebih dikenal dengan istilah Rapor (untuk peserta didik pada
pen- didikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu
Hasil Studi (KHS), bagi para peserta didik di lembaga
pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan kepada para
orangtua peserta didik tersebut pada setiap akhir catur wulan
atau akhir semester.
2. Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data
yang lengkap dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil
belajar peserta didik yang diperolch dari kegiatan evaluasi,
adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan
pengambilan keputusan pen- didikan dan lembaga pendidikan:
Apakah seseorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar,
dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak
lulus, dan sebagainya.
3. Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam
proses pembclajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil
belajar para peserta didik setelah dilakukannya evaluasi hasil
belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah
dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya, akan
dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu
(misalnya: Bahasa Arab, Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam) pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat
memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan
Moral Pancasila dan Ilmu Pengetahuan Sosial misalnya, hasil
belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan.
Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik dapat
diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni
(NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.

E. Prinsip Evaluasi
Prinsip-prinsip evaluasi di antaranya:15

15
Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
16
1. Prinsip Keterpaduan
Perencanaan evaluasi dilakukan bersamaan dengan perencanaan satuan
pengajaran. Banyak terjadi evaluasi dilaksanakan sesudah dilakukan,
sehingga evaluasi dilaksanakan bukan terhadap apa yang direncanakan
tetapi terhadap apa yang dilakukan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip
Pendidikan Berdasar Kompetensi. Evaluasi disarankan dilakukan sebelum
pelajaran dimulai, dengan tujuan akan dibandingkan dengan penilaian
akhir.
2. Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif
Hakikat dari CBSA ialah keterlibatan siswa secara mental, antusias dan
asyik dalam kegiatan belajar mengajar. Seharusnya siswa tidak
menghindari evaluasi karena digunakan untuk mengukur diri sendiri. Guru
hanya berfungsi membantu. Evaluasi mampu memberi kepuasan terhadap
siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
Evaluasi berlangsung selama proses kegiatan belajar-mengajar berjalan.
Evaluasi dilakukan saat proses belajar berlangsung. Evaluasi dapat berupa
pengamatan, tanya jawab ata dilaog. Hal ini dilakukan untuk pemantapan
program.
4. Prinsip Koherensi
Evaluasi harus benar-benar hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar-
mengajar, baik tatap muka maupun kegiatan terstruktur.
5. Prinsip Diskriminalitas
Evaluasi harus mampu menunjukkan perbedaan di kalangan siswa secara
individual. Setiap individu memiliki perbedaan dengan individu yang lain.
Meskipun terkadang mempunyai pedapat yang sama, namun jalan pikiran
untuk sampai pada pendapat yang sama itu tidak sama.
6. Prinsip Keseluruhan
Evaluasi ditujukan tidak hanya pada akhir proses pengajaran, tetapi juga
selama proses belajar-mengajar sedang berlangsung misalnya peran serta,
kreatifitas dan penyampaian ide-ide siswa baik di dalam maupun di luar
proses belajar mengajar.
7. Prinsip Pedagogis
Evaluasi harus diketahui dan dirasakan oleh siswa tidak hanya sebagai
rekaman hasil belajar saja, melainkan sebagai upaya perbaikan dan
peningkatan perilaku dan sikap. Sehingga evaluasi dapat dirasakan sebagai
penghargaan bagi yang berhasil dan suatu hukuman bagi yang belum
berhasil.
8. Prinsip Akuntabilitas
Pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakai tenaga
lulusan dan kepada kelompok profesional. Evaluasi
mempertanggungjawabkan hasil pendidikan yang kita selenggarakan
kepada tiga pihak tersebut. Akreditasi terhadap sekolah termasuk dalam
pertanggungjawaban tersebut.

BAB III
KESIMPULAN
1. Secara umum istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran sering disama artikan
akan tetapi sebenarnya ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan namun tetap
saling berhubungan yakni sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan
penilaian terhadap benda-benda yang akan dipilih. Untuk dapat mengadakan
penilaian, perlu dilakukan pengukuran terlebih dahulu. Dan setelah
mengetahui hasil pengukuran, kita mengadakan penilaian lalu diakhiri dengan
evaluasi.
2. Pengukuran bersifat kuantitatif karena hasil pengukuran itu berwujud
keterangan keterangan yang berupa angka angka atau bilangan bilangan
sedangkan penilaian bersifat kualitatif karena penilaian merupakan kegiatan
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk.
3. Penilaian dan pengukuran difokuskan pada kinerja tertentu, seperti hasil
belajar siswa. Sedangkan evaluasi menjangkau kinerja yang lebih luas, seperti
proses belajar mengajar dan hasil belajar.
4. Tujuan evaluasi
a. Secara umum :
1. Untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk
sampai di mana tingkat kemanmpuan dan tingkat keberhasilan
peserta didik.
2. Untuk mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas
mengajar dan metode-metode mengajar.
b. Secara khusus
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan
dan ketidakberhasilan peserta didik.
5. Fungsi evaluasi
a. Secara umum
1. Mengukur Kemajuan
2. Menunjang Penyusunan Rencana
3. Memperbaiki atau Melakukan Penyempurnaan Kembali
b. Secara khusus
1. Segi Psikologis
2. Segi Didaktik
3. Segi Administratif.
6. Prinsip evaluasi
a. Prinsip Keterpaduan
b. Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif
c. Prinsip Kontinuitas
d. Prinsip Koherensi
e. Prinsip Diskriminalitas
f. Prinsip Keseluruhan
g. Prinsip Pedagogis
h. Prinsip Akuntabilitas

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd, Dra. Rosnita, MA,. 2014. evaluasi
pembelajaran, Bandung: Citra pustaka Media.
Drs. Anas Sudijono, 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Drs. M. Chabib Thoha, M.A,. 1996. Teknik Evaluasi pendidikan, Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Pudji Muljono,. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
Suharsimi Arikunto,. 2005 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
aksara.
https://materibelajar.co.id/pengertian-penilaian-menurut-para-ahli
https://mahasiswaupiserang.wordpress.com/2010/09/27/definisi-pengukuran-
dan-penilaian-menurut-para-ahli/
http://triiaa.blogspot.com/2015/04/pengertian-evaluasi-pengukuran.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai