Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PENELITIAN MASALAH SOSIAL

DI SEKOLAH DASAR 44 OKU PADA SISWA KELAS 3B

Oleh:

Mustika Putri Ms

(2186208055)

Dosen Pengampuh

Drs.Komaruddin,M.Pd.I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

YAYASAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

BATURAJA TAHUN AKADEMIK 2022


ABSTRAK

MUSTIKA PUTRI MS 2022. MASALAH SOSIAL PADA SISWA KELAS 3 SEKOLAH


DASAR 44 OKU. Penelitian, Baturaja: Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Islam, November
2022.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (I). mendapatkan gambaran realitas tentang
karakteristik atau gejala anak yang memiliki perilaku sosial negatif di sekolah (2).
Memperoleh infomasi secara rinci mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
perilaku sosial yang negatif di sekolah. (3). Memperoleh gambaran dampak atau akibat yang
terjadi pada anak yang memiliki perilaku sosial yang neggatif di sekolah. (4). Mengetahui
pandangan pihak-pihak terkait tentang perilaku negatif tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negari 44 Oku Tahun Pelajaran
2022/2023 yang memiliki perilaku sosial negatif di sekolah. Teknik pengumpulan data
menggunakan, observasi, wawancara, Angker. Teknik analisis data menggunakan deskriptif
fenomenologis.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk perilaku sosial negatif yang
dilakukan subjek adalah membuat gaduh di kelas, mengganggu teman di kelas,tidak membuat
tugas,tidak mendengarkan guru. Faktor penyebab terjadinya perilaku sosial negatif yang
berasal dari factor internal yaitu rasa malas, tidak percaya diri, ingin diperhatikan banyak
orang,serta ingin menutupi kekurangannya. Penyebab dari factor eksternal yaitu lingkungan
keluarga, tayangan TV, paparan media, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat
yang kurang mendukung.

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah, Pemilik Alam Semesta. Berkat izin-Nya,
saya telah menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini adalah
tugas mata kulia Sosiologi Pendidikan. Penulisan Laporan ini ditujukan untuk memenuhi

tugas individu dari mata kuliah tersebut. Dalam penyusunan laporan ini, Saya menyadari
bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.

Terakhir, saya berharap Hasil Laporan ini memberikan manfaat kepada pembaca.
Untuk itu,saya sangat senang sekali bila pembaca bersedia memberikan kritik dan saran. Agar
saya belajar untuk menulis makalah dengan baik di kemudian hari. Terima kasih.

Baturaja,28 November 2022


Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

ABSTRAK..........................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................7

C. Metode............................................................................................................................7

D. Lokasi Penelitian............................................................................................................8

E. Deskripsi Subjek Peneliti................................................................................................8

1. Hasil Observasi........................................................................................................9
2. Hasil Angket............................................................................................................9
3. Hasil Wawancara.....................................................................................................10

F. Temuan............................................................................................................................11

1. Gejala subjek berperilaku negatif............................................................................11


2. Faktor factor terjadinya perilaku negatif.................................................................12

G.Interprestasi......................................................................................................................12
1. Gejala subjek berperilaku negatf.............................................................................13
2. Faktor factor terjadinya perilaku negatif.................................................................13
3. Akibat perilaku sosial negatif..................................................................................14
BAB II PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................................15

LAMPIRAN.......................................................................................................................16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang diselenggarakan untuk


mengembangkan sikap, kemampuan dan keterampilan dasar yang diperlukan siswa untuk
hidup dalam masyarakat. Di samping itu juga Sekolah dasar mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan lanjut.

Syamsu Yusuf LN (2004: 24) menjelaskan bahwa: Siswa sekolah dasar pada
umumnya berusia 6 sampai 13.. Ada tiga ciri yang menonjol pada masa ini yaitu: dorongan
yang besar untuk berhubungan dengan kelompok sebaya, dorongan ingin tahu tentang dunia
sekitarnya, dan perkembangan fisik.

Pendapat di atas menujukkan bahwa anak pada usia 6 sampai dengan 13 dalam
perkembangannya memasuki usia sekolah dan pada masa ini anak memiliki dorongan yang
kuat untuk berhubungan dengan kelompok sebayanya, dorongan ingin tahu tentang dunia
sekitarnya, dan menyenangi permainan yang mengarah pada dunia pekerjaan.

Syamsu Yusuf LN (2004: 24-25) menjelaskan bahwa masa usia sekolah dasar sering
disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur tertentu yang
menunjukkan anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebanarnya sukar dikatakan karena
kematangan anak tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun,
pada umumnya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan
sesudahnya. Masa ini dirinci lagi menjadi dua fase, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, berkisar umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun, pada umumnya usia tersebutanak berada pada kelas 1 sampai kelas
III.
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, berkisar umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12
atau 13tahun, pada umumnya anak berada pada kelas III sampai dengan kelas VI.

5
Muhibin Syah (1995: 46) menjelaskan bahwa masa anak-anak (late childhoold)
berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-ciri utama Memiliki dorongan untuk
keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya (peer group).

Sesuai dengan pendapat di atas masa sekolah dasar adalah masa-masa anak senang
bersosialisasi dengan teman-teman sebaya serta senang membentuk kelompok-kelompok
sebaya untuk dapat bermain serta belajar. Anak akan merasa nyaman bila mereka dapat
diterinma dalam suatu kelompok dengan teman-teman sebayanya, dan sebaliknya anak akan
merasa tidak nyaman bila tidak bisa diterima dalam kelompoknya.

Elizabeth B.Hurlock (2001: 155--156) Akhir masa kanak-kanak sering disebut


sebagai “usia berkelompok” karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-
teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi puas
bermain sendiri di rumah atau dengan saudara-saudara kandung atau melakukan kegitan
dengan anggota-anggota keluarga. Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasa
kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.

Pada masa sekolah ini anak ingin memiliki banyak teman. Anak ingin bersama
dengan kelompoknya, karena hanya dengan temannya anak dapat bemain dan berolah raga,
dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk sekolah sampai masa puber,
keinginan untuk bersama dan untuk diterima oleh kelompok menjadi semakin kuat. Hal ini
berlaku baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Mengacu pada pendapat Elizabeth B.Hurlock (2001:155--156) di atas siswa sekolah


dasar senang bergaul dan membentuk kelompok-kelompok dengan teman
sebayanya,sebagaimana telah dipaparkan di atas secara teoritis bahwa anak sekolah dasar
mulai suka bersosialisasi dengn teman sebayanya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
baik di dalam maupun di luar kelas dapat diketahui bahwa dalam bergaul dengan teman-
teman di sekolah tidak semua siswa mampu dan dapat diterima dalam suatu kelompok sebaya
di sekolah. Adakalanya seorang anak karena kurang pintar atau tidak mampu dalam
berinteraksi dengan baik atau memiliki perilaku yang negatif terhadap kelompoknya, yaitu
anak yang masa bodoh dengan temannya pasif, suka mengganggu temannya maka tidak
mendapatkan perhatian atau diacuhkan oleh teman-temannya dalam kegiatan-kegiatan
kelompok di sekolah. Keadaan yang demikian pada kenyataanya belum mendapat perhatian
dan penanganan yang optimal oleh pihak sekolah, sehingga siswa akan menjadi anak yang

6
terisolir dan tidak diterima teman-teman di dalam kelompoknya, dan dalam
perkembangannya akan mengalami hambatan.

Kenyataan itulah yang menarik perhatian peneliti untuk memperoleh gambaran


realitas secara jelas tentang anak yang tidak diterima dalam kelompoknya di sekolah akibat
memiliki perilaku negatif. Salah satu cara yang ditempuh untuk mempelajari secara
mendalam tentang kasus tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Penelitian
Masalah Sosial di Sekolah Dasar 44 Oku Pada Siswa Kelas 3B”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa gejala siswa memiliki perilaku sosial negatif di sekolah?

2. Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab perilaku sosial negatif di sekolah di Kelas 3
Sekolah Dasar Negeri 44 Oku.

3. Apa akibat apabila anak memiliki perilaku sosial negatif di Sekolah di Kelas 3 Sekolah
Dasar Negeri 44 Oku.

4. Apa pandangan pihak terkait tentang perilaku sosial negatif di sekolah di Kelas 3 Sekolah
Dasar Negeri 44 Oku.

C. Metode

Metode yang digunakan dibawah ini dimaksudkan untuk mempermudah proses


magang dalam hal pengumpulan data diantaranya :

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, sehingga


dapat dilihat keadaan yang sebenarnya untuk memperoleh gambaran objek yang diteliti
secara nyata. Menurut Nazir (2005 : 176) mengemukakan bahwa: Observasi yaitu
pengamatan langsung di lapangan sebagai cara untuk mendapatkan data melalui kegiatan
yang sedang dilakukan atau sedang berlangsung serta menjadi objek observasi pada
penelitian.

7
2. Metode Interview (Wawancara)

Pewawancara bertanya langsung terhadap responden mengenai data ataupun hal


yang diporeleh dari hasil pengamatan. Menurut Nazir (2005:193), pengertian wawancara
adalah: proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden. Wawancara bermanfaat untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
pengamatan karena hasil pengamatan tidak mengungkapkan hal-hal yang dirasakan
orang lain. Jadi dengan wawancara dapat diperoleh keterangan yang lebih dalam. Hasil
wawancara juga berguna untuk menguji data dari hasil pengamatan yang diperoleh.

3. Metode Angket

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri


adalah angket. Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena dapat
memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden
dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Sd Negeri 44 Oku Pada Siswa Kelas 3B, yang terletak di
Perum Baturaja Permai, Kec. Baturaja Timur, Kab. Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan,
dengan kode pos 32111.

E. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu subjek penelitian yaitu Rayhan Syaddad. Berdasarkan hasil
Observasi, Wawancara dan Angket diperoleh data pribadi subjek sebagai berikut:

Nama : Rayhan Syaddad


Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin: Laki Laki
Agama : Islam
Kelas :3B

8
1. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap subjek, diketahui bahwa jenis
perilaku sosial negatif yang sering dilakukan oleh subjek adalah sering mengganggu
temannya dan sering mengobrol pada saat guru sedang menerangkan atau mengajar dan
subjek juga sering bolos sekolah. Hubungan subjek dengan teman-teman di sekolah
menunjukkan perilaku sosial yang negatif. Bentuk perilaku negatif tersebut diantaranya suka
memfitnah teman nya yang tidak bersalah dan menggangu teman nya. Hal tersebut membuat
subjek tidak disenangi serta dijauhi oleh teman-temannya.

2. Tabel 1 Hasil Angket yang diberikan terhadap subjek pada tangal 28 November
2022, Subjek mengisi Pernyataan yang di berikan Peneliti.

NO Pernyataan S SR KK P TP

1 Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan √


2 Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang √
ditemukan
3 Datang tepat waktu √
4 Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah √
5 Mengerjakan/mengumpulkan tugas tidak sesuai  dengan √
waktu yang ditentukan
6 Tidak melaksanakan tugas individu dengan baik √
7 Mengembalikan barang yang dipinjam √
8 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang √
dilakukan
9 Menyalahkan orang lain untuk  kesalahan tindakan kita √
sendiri
10 Tidak memaafkan kesalahan orang lain √
11 Bersedia membantu orang lain asal diberi imbalan √
12 Aktif dalam kerja kelompok √
13 Mendahulukan kepentingan pribadi √
14 Menghormati orang yang lebih tua. √
15 Berkata-kata kotor, kasar, dan takabur. √
16 Meludah di sembarang tempat. √
17 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan √
orang lain
18Ti Tidak meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang √
lain atau menggunakan barang milik orang lain

19M Mudah putus asa √


20Ta Takut presentasi di depan kelas √
21Be Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan √

9
22 Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang √
ditemukan
23M Menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat √
24M Menepati janji √
25M Mengganggu teman yang berbeda pendapat √

Tabel di atas adalah bentuk perilaku sosial negatif yang dilakukan subjek di kelas pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Hasil Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpul data dengan menggunakan tanya jawab


secara langsung dengan responden agar mendapatkan hasil penelitian yang mendalam tentang
perilaku sosial negatif subjek. Wawancara dilakukan dengan beberapa responden yaitu
subjek, Wali kelas 3.

a. Wawancara dengan subjek


Senin 28 November Peneliti melakukan wawancara terhadap subjek. Hasil wawancara
tersebut subjek tinggal bersama kedua orang tua nya Orang tua subjek sering pergi
ketika hari masih pagi dan subjek belum bangun dari tidur. Orang tua subjek setiap
hari sibuk bekerja sehingga perhatian untuk subjek dan saudara saudaranya kurang.
Orang tua subjek tidak pernah memperhatikan pendidikan subjek, hal tersebut terbukti
dengan peralatan sekolah subjek yang sangat minim. Peralatan sekolah subjek yang
ada hanya seragam, tas sekolah, sepatu yang sudah kesempitan, buku, pensil dan
bolpen, dan subjek juga masih sulit membaca dan menulis.
Ketika dirumah subjek jarang belajar dengan alasan karena tidak ada PR dan kalau
ada PR menyontek pekerjaan temannya dan kalau temannya tidak memperbolehkan
subjek selalu memaksa. Subjek tidak pernah peduli kalau teman-temannya marah
terhadap dia, subjek selalu memaksakan keinginannya pada temannya. Pada saat
bermain dengan teman-temannya subjek selalu ingin menang dan mengalahkan
teman-temannya dengan segala cara. Ketika di kelas subjek tidak dapat fokus
terhadap pelajaran karena selalu tidak dapat diam dan selalu mengganggu teman-
temannya, ingin cepat istirahat dan bermain serta jajan. Guru telah sering
mengingatkan subjek namun subjek tidak mempedulikannya. Subjek juga tidak
pernah marasa dibenci atau dijauhi teman-temannya. Orang tua subjek tidak pernah
marah terhadap perilaku sosial negatif subjek

10
b. Wawancara dengan wali kelas
Wawancara dengan guru kelas dilakukan pada tangal 28 November 2022. Hasil
wawancara tersebut, bahwa subjek ketika di kelas suka celelekan dan seenaknya
sendiri. Adapun tindakan yang menunjukkan bahwa subjek suka celelekan dan suka
seenaknya sendiri di kelas yaitu suka tidak mau mendengarkan pelajaran ketika di
terangkan dan ketika di ingatkan, tidak menghiraukan bahkan suka menjawab. Ketika
guru sedang menerangkan. Ketika guru memberikan tugas subjek tidak menghiraukan
perkataan guru dan subjek selalu meminta tugas menjadi PR saja, Sebagai guru kelas
yang setiap hari mengajar di kelas 6 telah sering mengingatkan dan menegur subjek,
namun subjek masih saja berperilaku demikian. perilaku sosial dikelas yang kurang
baik wali kelas 6 juga pernah melihat subjek bertengkar dengan temannya dan ketika
subjek di ingatkan tidak mau menghiraukan.
Faktor lain yang menjadi penyebab subjek berperilaku sosial negatif yaitu kurangnya
perhatian orang tua terhadap subjek, hal tersebut terlihat dari kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak ketika di sekolah, tidak pernah bekerja sama dengan wali
kelas maupun pihak sekolah untuk memperhatikan anaknya. Orang tua tidak pernah
menanyakan kepada guru atau pihak sekolah tentang keadaan atau perilaku anaknya
ketika berada di sekolah. Selain perilaku subjek di kelas guru kelasnya juga
mengungkapkan tentang perilaku subjek ketika istirahat. Subjek ketika istirahat suka
bermain bersama teman-teman laki-laki.

F. Temuan Peneliti

1. Gejala subjek berperilaku sosial negatif disekolah

Hasil wawancara dengan wali kelas gejala perilaku negative subjek dapat di simpulkan sebgai
berikut:

a. Jenis perilaku sosial negatif di SDN 1 Sedayu yang bersifat umum seperti:
1) Membuat gaduh di kelas
2) Mengganggu teman
3) Menuduh teman
4) Menjawab guru
5) Makan di kelas

11
b. Gejala perilaku sosial negatif yang di jumpai di bidang akademis yaitu :
1) Tidak mengerjakan PR
2) Tidak mau mengerjakan tugas di papan tulis
3) Menyontek
4) Tidak mendengar penjelasan guru

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Sosial Negatif di Sekolah di SDN 44


Oku:

a. Faktor internal, antara lain rasa malas, ingin diperhatikan banyak orang, tidak percaya
diri dan ingin menutupi kekurangannya.
b. Faktor eksternal, antara lain lingkungan keluarga, tayangan TV, paparan media,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung.

G. Interprestasi

Berdasarkan hasil observasi wawancara dan angket yang telah peneliti lakukan di sd
negeri 44 oku. Masalah sosial negatif yang dialami siswa kelas 3, Perilaku menyimpang yang
merugikan diri sendiri dan orang lain. Adapun perilaku sosial negatif yang sering dilakukan
subjek yaitu sering menuduh teman yang tidak bersalah, tidak memperhatikan guru ketika
guru menjelaskan, mengganggu teman dengan mengajak bicara pada saat mengerjakan soal.

1. Gejala perilaku sosial negatif di sekolah yang dilakukan oleh subjek di SDN 44 Oku
Perilaku sosial negatif adalah perilaku menyimpang yang cenderung merugikan diri
sendiri dan orang lain, akibatnya tidak diterima oleh teman sebaya. Gejala perilaku sosial
negatif di sekolah yang terjadi di SDN 1 Sedayu yang dilakukan oleh siswa dapat bersifat
umum dan akademik. Perilaku sosial negatif timbul karena kurangnya kesadaran siswa
tersebut dalam mengikuti pelajaran di sekolah sebagai faktor internal. Selain faktor internal,
faktor eksternal sebagai penyebab terjadinya perilaku sosial negatif di sekolah antara lain
adalah lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, serta lingkungan keluarga yang kurang
mendukung, paparan media yang kurang mendukung berpengaruh terhadap terjadinya
perilaku sosial negatif di sekolah. Bentuk perilaku sosial negatif siswa di SDN 44 Oku.

a. Mengganggu teman Bentuk perilaku sosial negatif yang dilakukan oleh siswa antara
lain, mengganggu teman pada saat mengerjakan tugas misalnya mengajak teman nya
berbicara temannya, berbuat usil terhadap teman sebangku misalnya , mencolak-

12
colek, selain hal tersebut siswa juga tidak mengerjakan tugas. Bentuk perilaku
tersebut serung dijumpai khususnya bentuk perilaku sosial negatif yang sering terjadi
pada saat mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Bentuk pengawasan dan pengajaran
yang menarik sangat diperlukan dalam penanggulangan perilaku mengganggu teman
pada saat pembelajaran berlangsung.

Perilaku sosial negatif yang di jumpai di bidang akademis perlu ditanggulangi sejak
dini. Menyontek adalah bentuk perilaku tidak jujur, sehingga harus ditangani secara serius.
Untuk menanggulangi masalah tersebut guru hendaknya menghimbau kepada siswanya,
apabila perilaku sosial negatif tersebut di ketahui oleh guru maupu ada laporan terhadap
perilaku tersebut oleh siswa maka guru harus memberikan konsekuensi yang tegas terhadap
tindakan tersebut. Selain tindakan yang tegas kepada para siswa yang terbukti melakukan
praktek menyontek guru juga harus memberikan pembimbingan terhadap siswa siswi
tersebut.

2. Faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku sosial negatif di sekolah yang dilakukan


oleh Subjek

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan sebab yang terjadi dari dalam diri sendiri, dalam hal ini
perlaku perilaku sosial negatif tersebut sendiri. Faktor tersebut seperti rasa malas, tidak
percaya diri, ingin diperhatikan oleh banyak orang serta ingin menutupi kekurangannya serta
kurang pemahaman terhadap agama. Siswa yang bersekolah di SDN 44 Oku berasal dari latar
belakang yang heterogen. Setiap siswa atau individu memiliki kepribadian yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lainnya. Siswa yang berperilaku sosial negatif adalah siswa
yang memiliki sifat egois yaitu siswa yang selalu mementingkan diri sendiri dan selalu ingin
menang sendiri. Motif siswa berperilaku sosial negatif di sekolah adalah untuk mendapatkan
kepuasan dan kesenangan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain, serta ingin diperhatikan
oleh banyak orang.

b. Faktor eksternal

Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat menjadi penyebab siswa berperilaku
sosial negatif di sekolah. Faktor eksternal sendiri dapat diartikan sebagai penyebab yang
berasal dari luar, seperti pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

13
masyarakat, tayangan TV, paparan media yang kurang mendukung. Siswa yang kurang
mendapatkan perhatian dan pengawasan secara langsung dari orang tuanya sehingga dalam
perkembangan kejiwaannya juga mengalami hambatan. Hal tersebut juga dapat disebabkan
karena ketidakpedulian orang tua. Siswa kurang mendapatkan pengawasan dan perhatian dari
orang tua, sehungga siswa mencari kepuasan dengan mendapatkan perhatian dari orang lain.
Hal tersebut dikarenakan bentuk pengawasan terhadap subjek hanya terbatas di sekolah saja,
untuk perilaku di luar sekolah siswa tersebut cenderung tidak ada pengawasan secara
langsung yang, seharusnya dilakukan oleh orang tuanya. Akibatnya tidak ada kontrol atau
kendali pada diri anak untuk berperilaku sosial positif sesuai perkembangannya. Faktor
lingkungan juga sangat berperan dalam perilaku dan tindakan seseorang, baik faktor
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kebiasaan buruk yang dilakukan oleh
orang-orang terdekat, dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang sama.

H. Akibat Perilaku Sosial Negatif Subjek di Sekolah

Perilaku sosial negatif akan berdampak tidak baik terhadap diri sendiri, orang lain juga
lembaga atau institusi tertentu. Kasus yang terjadi di SDN 44 Oku perilaku sosial negatif
yang dilakukan di sekolah dapat berakibat menghambat tercapainya suatu tujuan dari
kegiatan pembelajaran, keefektifan dan keefisienan waktu dapat berkurang sehingga dapat
mengganggu proses kegiatan pembelajaran yang di jalankan di sekolah

14
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Temuan hasil peneliti yang dilakukan di SD Negeri 44 oku. kesimpulan dari


penelitian yang telah dilakukan. Subjek dari penelitian ini adalah Rayhan yang telah
melakukan perilaku sosial negatif di sekolah. Rayhan adalah siswa yang melakukan perilaku
sosial negatif di sekolah, bentuk perilaku sosial negatif yang dilakukan Rayhan adalah
membuat gaduh di kelas, mengganggu teman di kelas, menjawab ketika guru menerangkan di
papan, tidak membuat tugas,menuduh teman yang tidak bersalah. Faktor penyebab terjadinya
perilaku sosial negatif yang berasal dari factor internal yaitu rasa malas, tidak percaya diri,
ingin diperhatikan banyak orang, serta ingin menutupi kekurangannya. Penyebab dari factor
eksternal yaitu lingkungan keluarga, tayangan TV, paparan media, lingkungan sekolah serta
lingkungan masyarakat yang kurang mendukung.

Perilaku sosial negatif Rayhan dapat berakibat menghambat suatu tujuan dari kegiatan
pembelajaran, nilai dari keefektifan dan keefisienan dapat berkurang sehingga dapat
mempengaruhi pola keteraturan yang telah dibentuk dan dijalankan. Hal ini dapat pula
mengganggu proses pembelajaran yang lainnya. Apabila bentuk perilaku sosial negative
Rayhan dibiarkan tanpa ada kontrol, pengwasan dan tindakan secara tegas dalam
penanganannya, maka dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kredibilitas sekolah secara
keseluruhan.

15
LAMPIRAN

Foto 1 membagikan angket di kelas 3

Foto 2 murid kelas 3 b

16

Anda mungkin juga menyukai