Anda di halaman 1dari 12

RESELIENSI REMAJA KORBAN PERCERAIAN ORANGTUA

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Tugas Akhir Semester

Arsalan Abhi Dinata


1910901003

Dosen Pengampu:
Lukmawati, M.A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERISTAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb.
Puji Syukur allhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Trimakasih saya ucapkan kepada Ibu Lukmawati, M.A
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif dan Teman-Teman
yang telah Berkontribusi memberikan Ide-idenya sehingga proposal ini dapat disusun
dengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga proposal ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun, terlepas dari itu, saya memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya mohon maaf apabila ada salah kata dalam resensi tersebut dan
kepada Allah SWT saya memohon maaf apabila ada salah kata dalam resensi tersebut dan
kepada Allah SWT saya mohon ampun.

Wasalamualikum Wr.Wb

Palembang, Desember 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap goncongan yang penuh
konflik dan perubahan suasana hati apalagi jika permasalahan yang dihadapi
adalah mengenai perceraian orang tua nya. jiwa yang labil pada remaja bisa
menjadi semakin labil ketika terdapat permasalahan didalam keluarga terutama
masalah perceraian orang tua (Mistiana, 2018).
Perceraian merupakan berakhirnya suatu pernikahan saat kedua pasangan tak
ingin melanjutkan pernikahannya. Perceraian pasangan suami-istri seringkali
berakhir menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk di dalamnya
adalah anak-anak. Peristiwa ini menimbulkan anak–anak tidak merasa
mendapatkan perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya. Perceraian juga
dapat menimbulkan stres dan trauma untuk memulai hubungan baru dengan lawan
jenis. Seringkali perceraian diartikan sebagai kegagalan yang dialami suatu
keluarga. Perceraian pasti akan menimbulkan konflik bagi anak. Konflik adalah
suatu aspek kritis keberfungsian keluarga yang seringkali lebih berat dari pada
pengaruh struktur keluarga terhadap perkembangan anak. Anak akan
memperlihatkan kemarahan akibat tidak dapat tumbuh dalam keluarga utuh dan
lebih cenderung mengingat konflik dan stress akibat perceraian tersebut
(Risnawati, 2018).
Perceraian yang dialami oleh orang tua tentunya membawa dampak psikologis
bagi anak dimasa remaja nya. menurut Untari dkk, 2018 dampak perceraian orang
tua menimbulkan dampak psikologis negatif maupun positif. Dampak negatif
lebih banyak timbul seperti malu dengan perceraian orang tua, mudah marah jika
orang lain tidak sesuai dengan keinginan saya, sulit fokus terhadap sesuatu,
kehilangan rasa hormat terhadap orang tua dan mudah menyalahkan orang tua,
melakukan sesuatu yang salah, sering tidak peka terhadap lingkungan, tidak
memiliki etika dalam bermasyarakat, tidak memiliki tujuan hidup, ingin menang
sendiri, merasa tidak aman dengan lingkungan sekitar karena tidak ada orang tua
yang melindungi secara utuh dan semua data bervaraisi dibandingkan dengan
dampak positif berupa menjadi lebih mandiri, terlatih dalam kegiatan keseharian,
cepat bangkit jika mengalami keterpurukan.
Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa membawa dampak yang
mendalam yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Faktanya kasus perceraian
menimbulkan stres dan menimbulkan perubahan fisik, juga mental (Dagun, 2017).
Dari penjelasan di atas anak yang berusia remaja dengan orangtua yang telah
bercerai sagat penting untuk memiliki kemampuan yang positif dalam merespon
masalah yang disebut dengan resiliensi (Dagun, 2017 dalam Asriandari 2019).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Swastika (2015) yang
berjudul resiliensi pada remaja yang mengalami broken home didapatkan sebuah
hasil bahwa remaja yang memiliki resiliensi dapat dilihat melalui kemampuannya
untuk meregulasi emosi, mengendalikan impuls-impuls negatif yang muncul.
Seorang individu yang memiliki resiliensi tinggi memiliki sikap yang optimis,
mampu berempati, memiliki harapan dan keyakinan yang kuat untuk bangkit,
memiliki efikasi diri yang baik, serta aspek-aspek positif dalam hidupnya
meningkat.
Berdasarkan fata diatas penelitian tentang resiliensi penting untuk dilakukan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang resiliensi remaja korban
perceraian orang tua.
2. Pertayaan Penelitian
Pertanyaaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana resiliensi remaja korban perceraian orang tua ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini anatara lain adalah sebagi berikut :
a. Mengetahui resiliensi remaja korban perceraian orang tua.
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah antara lain:
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dalam
bidang Psikologi Industri dan Organisasi serta dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan perkembangan ilmu Psikologi. Selain itu, penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai informasi tambahan untuk penelitian di bidang ilmu Psikologi
Industri dan Organisasi, khususnya mengenai performansi kerja. 
b. Secara Praktis
1) Bagi Subjek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada subjek
mengenai performansi kerja yang dialami oleh karyawan.
2) Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk menambah informasi
kepada masyarakat dalam meningkatkan performansi kerja terutama bagi
karyawan. 
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan
mendeskripsikan kenyataan yang benar, di bentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik
pengumpulan data dan analisis data yang relevan diperoleh dari situasi yang alamiah.
Menurut Strauss dan Corbin (2007), penelitian kualititaf ini merupakan penelitian yang
dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan. 
Sementara itu, menurut Bogdan dan Taylor (1992), bahwa penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang mempu menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif ini
dimungkinkan untuk diperoleh pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir
induktif. Dalam penulisan laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data
(fakta) yang diungkap di lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang
disajikan. Adapun menurut Moch Nasir (1995) metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat, dengan tujuan untuk membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 
Pertimbangan penulis menggunakan penelitian ini adalah ketertarikan peneliti
sendiri terhadap penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif menurut Koentjoro
adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa
adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif harus orang
yang memiliki sifat open minded.

2. Sumber Data
Menurut Subroto (1992) Data dalam penelitian pada dasarnya terdiri dari semua
indormasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicarai,
dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data bisa terdapat pada segala sesuatu apa pun
yang menjadi bidang dan sasaran penelitian. dalam penelitian kualitatif pada umumnya
merupakan data lunak yang berupa kata, ungkapan, kalimat dan tindakan, bukan
merupakan data kertas yang berupa angka-angka statistik, seperti dalam penelitian
kuantitatif. Adapun sumber data dalam penelitian kualitatif ini terbagi menjadi dua
yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
yang diperoleh dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur pengambilan
data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, yaitu pada remaja
yang memiliki orang tua bercerai (broken home).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung seperti, teman subjek, konselor,


dan keluarga serta tidak langsung diperoleh dari subyek penelitiannya. Dalam
penelitian ini, data diambil sebagai data pelengkap dari data primer agar penelitian ini
dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian


Menurut Sutopo (2002) tempat atau lokasi penelitian juga dimanfaatkan sebagai
sumber data dalam penelitian ini. Dari pemahaman terhadap lokasi atau tempat dan
lingkungan terjadinya peristiwa atau aktivitas, secara kritis dapat ditarik kesimpulan
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Waktu penelitian perlu dibatasi, agar tidak terlalu banyak informasi yang
dikumpulkan. Waktu pengamatan harus ditentukan peneliti, agar subjek yang diteliti
tidak berusaha menunjukkan penampilan yang sebaik-baiknya, yang mengakibatkan
penelitian memperoleh data yang bias.

1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, istilah sampel dapat diganti menjadi subyek,
informan, partisipan atau sasaran penelitian.Maka dari itu, penulis memilih
menggunakan istilah subjek sebagai sampel penelitian.Teknik yang digunakan untuk
menentukan subjek dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purpose sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Subjek
penelitian berjumlah satu orang, adapun kriteria subjek pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Perempuan dan Laki-Laki
b. Remaja yang orang tuanya cerai (anak broken home)
c. Beragama Islam

2. Metode Pengumpulan Data

Pada umumnya data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui


pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan [ CITATION
Sug09 \l 1033 ]. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
ini adalah dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
Melalui observasi peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara
sistematis terhadap kegiatan dan interaksi sebjek penelitian. semua dilihat dan
didengar dalam observasi dapat dicatatan dan direkam dengan teliti jika ittu
sesuai dengan tema dan masalah yang dikaji dalam penelitian. Observasi
penelitian adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk melihat,
mengamati dan mencermati perilaku pada subyek untuk tujuan tertentu
(Herdiansyah, 2010). Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, berupa aktivitas-aktivitas yang berlangsung.
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non-
partisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Peneliti membuat jadwal bersama subjek kemudian peneliti memperhatikan
subjek dan lingkungan sekitar serta melakukan pencatatan.Objek yang di
observasi meliputi penampilan fisik, komunikasi baik verbal maupun non verbal,
interaksi dengan lingkungan serta aktivitas yang dilakukan.

b. Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, pada umumnya sumber data utamanya (primer)
adalah manusia yang berkedudukan sebagai informan. Oleh sebab itu, wawancara
mendalam merupakan teknik penggalian data yang utama yang sangat
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya, yang
lengkap dan mendalam.
Teknik wawancara merupakan teknik penggalian data melalui pervakapan
yang dilakukan dengan maksud tertentu, dari dua pihak atau lebih. Pewawancara
(interviewer) adalah orang yang memberikan pertanyaan, sedangkan orang yang
diwawancarai (interviewee) berperan sebagai narasumber yang akan memberikan
jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. Menurut Lincoln dan guba (1985)
wawancara dapat dilakukan untuk mengkontruksi perihal orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, motivasi, tuntutan, kepedulian, merekontruksi kebulatan
harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan
memperluas informasi dari berbagai sumber, dan mengubah atau memperluas
konstruksi yang dikembangkan peneliti sebagai triagulasi.

c. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian adalah salah satu metode pengumpulan data dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen dibuat oleh subjek atau orang lain
tentang subjek. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Data dokumentasi yang digunakan adalah berupa
rekaman wawancara, hasil foto, serta data resident dan dokumen-dokumen saat
proses pengambilan data berlangsung. Hasil penelitian akan lebih kredibel
apabila didukung oleh data yang ada.

3. Metode Analisis dan Interpretasi Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat opened dan indukif. Beberapa
hal yang berkaitan dengan analisis data penelitian kualitatif adalah:
1) dalam penelitian kualitatif tidak terdapat apriori atau hipotesis yang dapat
menjadi petunjuk dalam menentukan keputusan analisis, sehngga keputusan
harus dilakukan dalam proses penelitian,
2) data penelitian kualitatif cenderung menekankan pada kualitas, yang tidak
diwujudkan dalam bentuk angka,
3) pernyataan sebagai asumsi dasar relative bukan menjadi perhatian untuk
memberi makna bagi data penelitian pemahaman maksimal mengenai
fenomena yang diteliti di dalam konteksnya.
Metode analisis data dalam penelitian menggunakan teknik Miles dan Huberman
sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
menfokuskan hal-hal penting berupa tema dan polanya. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas serta mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data dan mencarinya jika diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat berupa bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Data yang telah displaykan,
akan memudahkan untuk memahami yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan yang telah dipahami.
c. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan / Verifikasi)
Kesimpulan awal di buat masih bersifat sementara dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti kuat pendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Data yang telah disimpulkan dapat menjawab rumusan masalah yang
telah dirumuskan sejak awal karena masalah dan rumusan masalah masih bersifat
sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

4. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
validitas atau kesahihan dan reliabilitas atau keandalan data menurut versi positivisme
yang disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya. Dalam
paradigm kualitatif untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan,
meliputi:
a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan melakukan


pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru. Peneliti mempunyai kesempatan untuk mempelajari subjek yang
diteliti sehingga dapat menguji ketidakbenaran informasi yang disebabkan
distorsi, baik berasal dari diri sendiri maupun dari informan seperti berbohong,
berpura-pura, menipu, dll.
b. Triangulasi
Menurut Moleong (1990) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk
keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data yang bersangkutan. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan keabsahan data
melalui sumber yang lainnya.
c. Mengadakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang dipeoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya
tersebut valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan


Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin IImu,Jakarta : PT Raja Grafindo

Ahmad, R. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Azwar, S. 1999, Metode Penelitian Cet. 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. 2008 . Penelitian Kulitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana.

Cozby, P.C. 2009. Methods ln Behavioral Research Ed. 9. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ghony, M. D. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Herdiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta: Salemba Humanika.

LN, S. Y. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Papalia, D, E. Dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai