Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI

MARAKNYA BULLYING DI KALANGAN REMAJA

OLEH :

CHALILA AZZAHRA INDRADEWA


(X4)

SMA NEGERI 1 ENDE


2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang atas rahmat-nya dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Maraknya Bullying Di Kalangan Remaja” ini tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terimakasih sebesar-besarnya kepada
ibu Vinsensia Yunita Rande,S.Sos yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis juga
ingin mengucapkan Terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
Studi yang sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka
Kritik dan Saran yang membangun, senantiasa penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umunya.

Ende, 2 Oktober 2023


Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………….………….1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….…… 1
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..1
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………..1
BAB II : ISI
2.1 Penjelasan konsep .............................................………………………………….2
2.2. Penelitian terdahulu..............................................................................................3
2.3. Teori.....................................................................................................................4
2.4 Hipotesis Sementara.............................................................................................4
BAB III
3.1. Metode Penelitian.................................................................................................5
3.2. Teknik Penelitian....................................................................................................5
3.3. Sumber Penelitian.................................................................................................6
3.4. Tempat Dan Waktu...............................................................................................6
BAB IV
4.1. Analisis Data..........................................................................................................................
4.2. Hasil Penelitian.....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di
sekolah. Perilaku Bullying dapat berupa ancaman fisik atau verbal. Bullying terdiri dari
perilaku langsung seperti mengejek, mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang
dilakukan oleh satu atau lebih siswa kepada korban atau anak yang lain. Selain itu bullying
juga dapat berupa perilaku tidak langsung, misalnya dengan mengisolasi atau dengan sengaja
menjauhkan seseorang yang dianggap berbeda. Bully atau pelaku Bullying adalah
seseorang yang secara langsung melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis kepada
orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang
lain. Kebanyakan perilaku Bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang
kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya Bullying.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana bentuk perilaku bullying?
1.2.2. Apa yang menjadi penyebab perilaku bullying?
1.2.3. Apa akibat dari perilakku bullying?
1.2.4. Apa upaya untuk mengatasi perilaku bullying?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini untuk lebih meningkatkan kepedulian para guru agar lebih peka
terhadap bullying di sekolah sehingga dapat mencegah dan memecahkan masalah terjadinya
bullying di sekolahnya. Kepekaan tersebut diharapkan dapat membantu secara proaktif
korban bullying, sehingga efek bullying tidak berkepanjangan. Sedangkan kepada orang tua,
diharapkan peduli terhadap persoalan bullying. Agar kasus bullying ini tidak menjadi hal
yang biasa dilingkungan sekolah.

1.4 Manfaat
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang school bullying.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi penelitian selanjutnya.
c. Meningkatkan motivasi siswa agar tidak melakukan perilaku bullying

-1-
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penjelasan Konsep


Bullying berasal dari bahasa Inggris. Asal kata bullying adalah bully yang berarti
menggertak atau mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan suatu perilaku negatif
berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain,
baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu
melawannya.
Menurut American Psychiatric Association (APA) bullying adalah perilaku
agresif yang dikarakteristikkan dengan 3 kondisi yaitu (a) perilaku negatif yang bertujuan
untuk merusak atau membahayakan (b) perilaku yang diulang selama jangka waktu tertentu
(c) adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan dari pihak-pihak yang terlibat.
Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara
berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional
Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan secara
berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku dan
korbannya.
Timbulnya perilaku bullying dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang akan
mengintervensi pelaku untuk melakukan perilaku bullying pada korbannya. Sebenarnya
anak-anak tidak diajarkan untuk berperilaku bullying. Tingkah laku itupun juga tidak
diajarkan secara langsung kepada anak-anak. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
seorang anak berkembang menjadi seorang pelaku bullying. Faktor-faktor tersebut temasuk
faktor biologi dan tempramen, pengaruh keluarga, teman, dan lingkungan. Penelitian
membuktikan bahwa gabungan faktor individu, sosial, resiko lingkungan, dan perlindungan
berinteraksi dalam menentukan perilaku bullying.

2.2 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian tentang peran guru dalam meningkatkan kepercayaan diri
siswa yang mengalami bullying menghasilkan temuan bahwa, dalam menangani kasus
bullying pada siswa bisa menggunakan berbagai pendekatan.
Pertama penelitian oleh Nengsih Sri Wahyuni (2018) berjudul “Kecenderungan
Cyberbullying Remaja Ditinjau Dari Kompetensi Sosial Dan Persepsi Terhadap Gaya
Pengasuhan Authoritarian Orangtua”. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu
Perkembangan teknologi memiliki dua sisi dalam pemanfaatannya. Di satu sisi memberikan
kemudahan dalam berbagai hal, namun di sisi lain rentan terhadap penyalahgunaan.
Cyberbullying sebagai salah satu bentuk penyalahgunaan teknologi menjadi masalah yang
-2-
terus tumbuh seiring dengan peningkatan penggunaan internet. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kecenderungan cyberbullying remaja yang ditinjau dari kompetensi sosial dan
persepsi terhadap gaya pengasuhan authoritarian orangtua. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan skala yang sudah dimodifikasi, yaitu: Skala Kecenderungan Cyberbullying,
Skala Kompetensi. Sosial, dan Skala Persepsi terhadap Gaya Pengasuhan Authoritarian
Orangtua. Karakteristik partisipan penelitian adalah remaja pertengahan, usia 15-18 tahun
yang telah aktif menggunakan ponsel dan internet minimal 1 tahun, serta tinggal serumah
bersama orangtua. (N=141). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi ganda.
Hasil analisis menunjukkan F value=5,728 dan nilai dan R square sebesar 0,077, p=0,004.
Kedua, penelitian yang dilakukan Laras Bethari R (2018) yang berjudul “Harga
Diri Dan Kesepian Dalam Memprediksi Kecenderungan Menjadi Pelaku Perundungan-Siber
Pada Remaja”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik kecenderungan
menjadi pelaku perundungansiber pada remaja yang diprediksi oleh harga diri dan kesepian.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu daftar isian dan skala. Instrumen
penelitian dianalisis dengan validitas isi dan reliabilitas Cronbach Alpha. Analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis regresi ganda. Hasilnya menunjukkan bahwa harga diri dan
kesepian secara signifikan mampu memprediksi kecenderungan menjadi pelaku
perundungan-siber pada remaja. Kecenderungan menjadi pelaku perundungan-siber
diprediksi oleh harga diri dan kesepian sebesar 3,3%.

2.3 Teori
Contoh bullying yang sering terjadi adalah seorang siswa bertindak sebagai bos
bagi teman-temannya yang lebih lemah. Layaknya seorang bos, anak ini akan selalu
memerintah seenaknya. Bentuk ancaman atau pemalakan lebih sering muncul dalam
beberapa bentuk seperti minta makanan, minta dibuatkan tugas sampai disaat ujian minta
untuk diberikan contekan. Kasus lain yaitu berupa ejekan kepada teman-temannya sampai
teman yang diejek menangis. Selain itu juga terjadi kebiasaan untuk memanggil temannya
dengan nama bapaknya atau bukan nama siswa yang sebenarnya dengan maksud
melecehkan. Perilaku bullying di sekolah tidak hanya dalam bentuk fisik yang bisa terlihat
jelas, tetapi bentuk bullying yang tidak terlihat langsung dan berdampak serius. Misalnya,
ketika ada siswa yang dikucilkan, difitnah, dipalak, dan masih banyak lagi kekerasan lain
yang termasuk dalam perilaku bullying ini.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti pada penelitian ini dikemukakan
beberapa asumsi yang menjadi landasan dasar pengujian hipotesis, yakni :
Perilaku kekerasan disekolah dapat mempengaruhi pembelajaran dan mengancam
keselamatan siswa baik secara psikis maupun fisik, Bullying dapat menjadi sebuah siklus
-3-
kekerasan yang akan berlangsung dan bahkan berisiko menimbulkan tindak kriminal lebih
lanjut, Penanganan perilaku bullying merupakan tanggung jawab bersama seluruh partisipan
pendidikan. Seluruh partisipan pendidikan terutama siswa, harus disadarkan bahwa bullying
dalam bentuk apapun adalah sesuatu yang tidak dapat diterima secara moril.

2.4 Hipotesis Sementara


Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti didasarkan pada dugaan sementara
pemikiran maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. “ Jika perilaku school
bullying diatasi maka dapat meningkatkan motivasi siswa untuk tidak melakukan bullying”

-4-
BAB III

3.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Menurut Yin dalam Tohirin, pendekatan studi
kasus digunakan untuk mengetahui suatu permasalahan yang hendak diteliti secara dalam
dan terperinci. Hasil penelitian kasus tidak dapat diramalkan, karena penelitian kualitatif
tidak memiliki prosedur yang baku. Data yang diperoleh pun sangat tergantung oleh peserta
penelitian, tujuan penelitian dan konteks penelitian. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Penelitian kualitatif
dilakukan dalam setting tertentu, yang ada dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud
menginvestigasi dan memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana
terjadi. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil
pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti dilokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka angka.

3.2 Teknik Penelitian


Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah wawancara
dan dokumentasi. Penjelasannya sebagai berikut :
Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi apabila peneliti ingin juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Menurut Sugiyono (2012:72) menyatakan bahwa wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dokumen-
dokumen yang penting dan terkait dengan pelaksanaan studi kasus tentang perilaku
bullying di SMA Negeri 1 Ende. Menurut Sugiyono (2009:124) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang.

3.3 Sumber Penelitian


Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan sumber data dalam
wujud data primer karena peneliti melakukan teknik wawancara dalam pembuatan makalah
ini.

-5-
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa
dilakukan oleh peneliti. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok tokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan narasumber.

3.4 Tempat dan waktu


Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26
september 2023. Membutuhkan waktu beberapa hari dalam pengumpulan data dan
membuat beberapa pertanyaan serta pengolahan data yang meliputi penyajian dalam
bentuk makalah.
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Ende tepatnya di kelas X4.

-6-
BAB IV

4.1 Analisis Data


Dalam sebuah penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan pengumpulan data yang bermacam-macam sampai mencapai titik maksimal
yang sering dinamakan dengan titik jenuh.
• Pengumpulan Data Instrumen
pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian untuk
mengumpulkan data dan supaya pengumpulan tersebut sistematis dan mudah. Dengan
instrumen, akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab
permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan
membuktikan hipotesis. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada dalam hipotesis.
• Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari tema polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
• Display Data
Hasil reduksi tersebut akan di display dengan cara tertentu untuk masing-masing pola,
kategori, fokus, tema yang hendak difahami dan dimengerti persoalannya. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, peneliti menggunakan penyajian
data dalam bentuk makalah.
• Menarik Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

4.2 Hasil penelitian


Pada bab ini peneliti memaparkan data-data hasil penelitian yang telah dikumpulkan selama
penelitian berlangsung. Data-data ini berasal dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
-7-
Bagaimana bentuk perilaku bullying?
Bentuk Bullying pertama adalah pelecehan verbal. Bullying ini berupa tindakan
menghina, mencela, mengancam, atau melecehkan secara verbal korban dengan
kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.
Bentuk Bullying kedua adalah pelecehan fisik. Bullying ini melakukan tindakan
kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, menjambak rambut, atau menganiaya
secara fisik korban.
Bentuk Bullying ketiga adalah pelecehan sosial. Bullying ini berupa tindakan
mengecualikan, mengisolasi, atau menyebarkan gosip dan fitnah tentang korban.
Pelaku juga bisa memanfaatkan media sosial atau teknologi untuk menyebarkan
pesan negatif tentang korban.
Bentuk bullying keempat adalah pelecehan emosional. Bullying ini menyebabkan
stres, kecemasan, atau ketakutan pada korban melalui ancaman, intimidasi, atau
penghinaan. Ini bisa mencakup mengancam untuk melukai korban atau
mengancam keselamatan mereka.

Apa yang menjadi penyebab perilaku bullying?


Faktor-faktor yang biasanya menjadi penyebab perilaku bullying:
Biasanya Orang yang pernah menyaksikan dan merasakan kekerasan di rumah lebih
berisiko melakukan tindakan bully kepada orang lain.
Memiliki hubungan atau komunikasi yang buruk dengan orangtua dipercaya dapat
membuat seorang anak berisiko melakukan tindakan bullying.
Anak-anak tidak percaya diri cendrung akan melakukan bullying sebab tindakan ini
dapat membuat mereka merasa memiliki kekuatan dan dominasi.
Kebiasaan mengejek orang lain dinilai sebagai faktor penyebab bullying, ejekan ini
dapat mengarah pada penampilan, kemampuan, ras, budaya dan gaya hidup orang
lain.
Anak – anak yang ingin dikenal atau menjadi populer di lingkungannya dinilai
beresiko melakukan tindakan bullying. Mereka akan menunjukkan sifat ingin
memerintah, mengontrol dan menuntut teman-temannya demi popularitas dan
pengakuan dari orang-orang sekitarnya.

Apa akibat dari perilakku bullying?

Apa upaya untuk mengatasi perilaku bullying?

Anda mungkin juga menyukai