Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS TINDAK KEKERASAN SISWA SMP KEPADA

GURU DI GRESIK

MAKALAH YANG DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


BAHASA INDONESIA SEMESTER GASAL 2021/2022

OLEH
Adhitia Yulian Pratama 010002100012
Adhitya Laksana 010002100013
Adji Kusuma Sudjatmiko 010002100016
Ananda Wira Buana 010002100040

Jurusan Ilmu Hukum


Fakultas hukum
Universitas Trisakti
Jakarta
2021
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis tindak kekerasan siswa smp kepada guru di
Gresik.
Makalah Analisis tindak kekerasan siswa smp kepada guru di Gresik disusun guna
memenuhi tugas dari ibu Dra Ani Mariani, M.Pd. pada mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum
di Universitas Trisakti. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang tindak kekerasan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra Ani Mariani, M.Pd. selaku dosen
pada mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

ii
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB 1: PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan penelitian.......................................................................2
1.4 Sumber data...............................................................................2
1.5 Metode dan Teknik penelitian...................................................2
BAB 2: ISI......................................................................................................3
2.1. Kronologi kejadian....................................................................3
2.2. Dampak yang ditimbulkan dari kasus.......................................3
2.3. Hasil akhir kasus kejadian.........................................................4
BAB 3: PENUTUP.........................................................................................6
3.1. Simpulan ....................................................................................6
3.2. Saran...........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akhir-akhir ini banyak sekali kasus tindak kekerasan, baik pada anak-anak
maupun pada orang dewasa, dan ini tidak hanya terjadi pada kota-kota besar saja, hal
ini juga terjadi di pedesaan. Tindak kekerasan tidak menutup kemungkinan siapa
pelakunya bisa saja anak dibawah umur atau orang dewasa, begitu juga dengan pihak
korban.
Tidak hanya satu dua kali kasus kekerasaan terhadap guru dijumpai, namun
tergolong sering. Sebagai contoh, kasus tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak
dibawah umur di Gresik pada tahun 2019. Seorang siswa SMP menantang gurunya
untuk berkelahi di dalam kelas pada saat jam pelajaran, karena dilarang untuk
merokok didalam kelas. Dalam kasus ini biasanya orang yang melakukan tindak
kekerasan dikarenakan adanya dukungan untuk melawan dari teman sebayanya
dilingkungan sekolahnya. Dari pengakuan siswa SMP di Gresik, pelaku tersebut
terprovokasi oleh teman-temannya.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagimana kronologi sehingga terjadi tindakan kekerasan pada guru tersebut?
2. Bagaimana dampak kepada guru, murid, hingga masyarat terkait kasus tersebut?
3. Apakah kejadian tersebut menemukan titik terang?
4. Apakah yang dilakukan oleh lembaga negara terkait permasalahan tersebut?

1
1.3 Tujuan Penelitian
berdasarkan permasalahan diatas yang telah dirumuskan makan tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kronologi tindaan kekerasan terhadap guru
tersebut.
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak kepada guru, murid, hingga masyarat
terkait kasus tersebut.
3. Untuk mengetahui apakah kejadian tersebut menemukan titik terang.
4. Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh lembaga negara terkait
permasalahan tersebut.

1.4 Sumber Data


Data yang digunakan dalam karya ilmiah ini merupakan data sekunder,
dimana sumber data yang digunakan berasal dari literatur-literatur yang relevan, serta
beberapa sumber yang akurat, meliputi data dari berita di internet dan literatur yang
sesuai dengan masalah yang diangkat yaitu ANALISIS TINDAK KEKERASAN
SISWA SMP KEPADA GURU DI GRESIK

1.5 Metode dan Teknik Penelitian


Dengan bertolak dari topik yang kami angkat pada karyan ilmiah ini, metode
penelitian yang kami gunakan, adalah metode penelitian kepustakaan. Yaitu, dengan
cara mengumpulkan dan membaca literatur yang relevan yang beredar di internet
mengenai kasus ini.

BAB II
ISI
2
2.1 Kronologi Kejadian
Kejadian ini terjadi pada bulan Febuari 2019. Diawali dengan viralnya video
54 detik, sang murid memegang kepala sang guru, kemudian mendorong dan
mencengkram kerah baju seakan-akan ingin memukul sang guru sambil memaki.
Sang guru hanya diam membisu melihat tingkah laku anak tersebut. Melihat hal
tersebut banyak pihak yang turun tangan menangani permasalahan tersebut.
Mulai dari warganet yang memberikan komentar pedas, artis yang memberikan
dukungan sosial, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
memberikan tanggapannya terkait permasalahan tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sangat menyayangkan kejadian tersebut,
dan memberikan tanggapan mengenai bagaimana seharusnya guru berwibawa
didepan siswanya, dengan adanya wibawa, maka murid akan segan jika ingin
melakukan tindakan yang dinilai tidak pantas. Psikolog dan komisioner Komnas
Anak, Lizze, mengatakan bahwa salah satu cara untuk meminimalisir
permasalahan ini untuk tidak terulang kembali ialah dengan cara mengajarkan
anak untuk berpikir kritis. Peran keluarga turut memberikan dampak yang
signifikan terhadap perilaku dan tingkah laku anak-anak.

2.2 Dampak yang ditimbulkan dari kasus


Dampaknya hampir seluruh lapisan masyarakat semkain sadar akan
kesejahteraan guru, dan pendidikan moral siswa. Kesejahteraan guru dinilai
masih sangat minim untuk membela kasus seperti diatas, sering kali guru
disalahkan jika memberikan hukuman kepada siswanya yang sebenarnya
merupakan kesalahan dari siswanya itu sendiri. Nilai moral siswa di Indonesia
dinilai mengalami kemunduran, tercermin dari perilaku yang tidak pantas kepada
orang yang lebih tua darinya, dan yang seharusnya dihormati.
Menteri hingga lembaga negara semakin memperhatikan guru dan muridnya
sehingga kasus seperti ini tidak akan terulang kembali. Guru diberikan
pemahaman bahwa murid yang memang melakukan kesalahan lebih baik untuk
memberikan hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan murid di
seluruh sekolah diberikan pendidikan moralitas dan agama agar tidak terulang
kembali. Peran orangtua semakin menguat akan adanya kasus ini, untuk

3
memberikan perhatian yang lebih dan khusus terhadap anaknmya agar lebih
meningkatkan nilai sopan santun dalam bermasyarakat.

2.3 Hasil akhir kasus kejadian


Pada akhirnya, kasus ini menemukan titik terang dan berujung damai. Negara
tidak bisa memberikan hukuman yang berat pada sang anak, dikarenakan tertuang
didalam kutipan ini, yang dikemukakan oleh Letezia Tobing,SH., M.Kn.
mengenai tindak pidana yang dilakukan oleh anak diatas umur 12 tahun tidak
dapat diancam pidana mati atau pidana penjara seumur hidup adalah paling lama
10 tahun, dan mengenai pidana bagi anak, ada pidana pokok dan pidana
tambahan. Pidana pokok terdiri dari atas :
a. Pidana peringatan
b. Pidana dengan syarat
1. Pembinaan diluar lembaga ;
2. Pelayanan masyarakat; atau
3. Pengawasan
c. Pelatihan kerja;
d. Pembinaan dalam lembaga; dan Penjara
Sedangkan pidana tambahan terdiri atas :
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana ; atau
b. Pemenuhan kewajiban adat. Yang dimaksud dengan “kewajiban adat”
adalah denda atau tindakan yang harus dipenuhi berdasarkan norma adat
setempat yang tetap menghormati harkat dan martaba anak serta tidak
membahayakan Kesehatan fisik dan mental anak.
Sedangkan, untuk Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dalam Pasal 1
angka 3 yang disebut dengan Anak adalah yang telah berusia 12 (dua belas)
tahun, tetapi belum berusia 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.

Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Pasal 1 angka 21 dijelaskan,


yaitu tempat sementara bagi Anak selama proses peradilan berlangsung. Klien
Anak dalam Pasal 1 angka 23, adalah Anak yang berada di dalam pelayanan,
pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan Pembimbing Kemasyarakatan.
4
Balai Pemasyarakatan (BAPAS) di dalam Pasal 1 angka 24, adalah unit pelaksana
teknis pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian
kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan.
Bahwa berdasarkan BAB II, Pasal 2 dalam pelaksanaan Sistem Peradilan
Pidana Anak berdasarkan asas:
1. Perlindungan
2. Keadilan
3. Nondiskriminasi
4. Kepentingan terbaik bagi anak
5. Penghargaan terhadap pendapat anak
6. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak
7. Pembinaan dan pembimbingan anak
8. Proporsional
9. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir
10. Penghindaran pembalasan
Anak didik yang melakukan tindakan tersebut akhirnya meminta maaf di
damping oleh orangtuanya di Mapolsek Wringinanom, Gresik. Orangtua siswa
berjanji akan membimbing sang anak sepenuh hati secara terus menerus sampai
jenjang sekolah selesai. Sang anak yang masih berusia 15 tahun itu pun meminta
maaf dengan menicum tangan seraya menangis memohon maaf kepada Nur
Khalim. Sang guru sudah memaafkan sejak jauh-jauh hari dan berharap sang anak
tidak mengulami kesalahan yang sama lagi. Kasus ini memunculkan simpati pada
sang guru, dianggap sebagai guru yang sabar. Media lokal hingga artis pun
memberikan hadiah kepada sang guru, mulai dari dibelikan kemeja baru hinggan
ibadah umrah.

5
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terkait masalah yang terjadi yaitu kasus viral kekerasan yang
dilakukan oleh siswa smp kepada guru yang terjadi pada bulan Februari 2019 di
Gresik, ketika sang murid mulai melakukan kekerasan dan memaki guru tersebut,
lalu ada seorang murid yang merekam kejadian tersebut lalu mengunggahnya ke
sosial media. Hal itu membuat geram para warganet dan banyak yang memberi
kritikan keras karena perlakuan siswa tersebut. Kasus ini banyak menimbulkan
dampak negatif, karena kasus tersebut masyarakat juga berpikir bahwa
kesejahteraan guru dinilai masih sangat minim. Sikap siswa tersebut yang juga
mencoreng moral bangsa dan tidak adanya tata krama karena perlakuan kasar
kepada orang yang lebih tua. Kasus ini akhirnya berujung damai dan negara tidak
menghukumnya karena pelaku yang masih dibawah umur. Akan tetapi siswa
tersebut mendapat pidana pokok dan pidana tambahan yang terlampir pada BAB
II. Anak yang merupakan pelaku kekerasan tersebut akhirnya meminta maaf
kepada sang guru yang Ia aniaya dan orangtua anak tersebut akan
membimbingnya.

3.2 Saran
Saran kami agar para orangtua agar memberi didikan kepada anaknya
untuk lebih menghormati orang yang lebih tua. Kemampuan dan kompetensi guru
juga harus ditingkatkan agar bisa mengikuti jaman dan bermental kuat dan bisa
mengikuti alur perkembangan zaman. Anak-anak juga harus diajarkan bahwa
menghormati orang yang lebih tua itu sangat penting karena hal ini termasuk pada
tata krama. Seperti contoh yang bisa kita ambil dari kasus ini bahwa guru adalah
orangtua kedua kita, dan selayaknya harus kita hormati sehingga hal seperti ini
tidak terjadi lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Neneng. 2019. Viral Video Murid Bully Guru SMP di Gresik, ini
Pandangan KPAI. Diakses pada 1 Desember 2021. Melalui portal berita
https://news.okezone.com/read/2019/02/10/519/2015988/viral-video-murid-
bully-guru-smp-di-gresik-ini-pandangan-kpai
Ruang Advokat. 2018. Ketentuan Hukum Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana.
Diakses pada 1 Desember 2021. Melalui laman https://kantorhukum-
ram.com/ketentuan-hukum-anak-sebagai-pelaku-tindak-pidana/
Suki. 2019. Kisah Bocah SMP di Gresik Tantang Guru Hingga Bersujud Minta Maaf.
Diakses pada 1 Desember 2021. Melalui portal berita
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4422329/kisah-bocah-smp-di-
gresik-tantang-guru-hingga-bersujud-minta-maaf
Tobing, Letezia. 2016. Apakah Ana yang Melakukan Tindak Pidana Dapat Dihukum
Mati?. Diakses pada 1 Desember 2021. Melalui laman
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f768a60341d9/apakah-
anak-yang-melakukan-tindak-pidana-dapat-dihukum-mati
VOA Indonesia. 2019. Kasus SMP Gresik: Mengapa Belakangan Banyak Siswa
Tantang Guru. Diakses pada 1 Desember 2021. Melalui portal berita
https://www.voaindonesia.com/a/smp-gresik-siswa-menantang-guru-
mengapa/4782290.html

Anda mungkin juga menyukai