Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PPKN XII MIPA 3

Kelompok 1

TAHUN AJARAN 2023/2024

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan.
Yang dibina oleh : Arief Farida Cahya Arini, S.Pd.

Anggota Kelompok:
Alvina Yuliani / XII MIPA 3 / 05
Carissania Syafitri / XII MIPA 3 / 08
Dianita Agung Permata / XII MIPA 3 / 09
Ikhsan Pudjo Utomo / XII MIPA 3 /
Izah Safira / XII MIPA 3 / 17
Nailah Izzah Kamilah / XII MIPA 3 / 05
Raditya Rizqullah / XII MIPA 3 / 26

SMA NEGERI 2 MALANG


Jl. Laksamana Martadinata no. 84, Kel. Sukoharjo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa
Timur Telp. (0341)366311, Website : www.sman2-malang.sch.id,
E-mail : humas@sman2-malang.sch.id
September 2023
I. Menjelaskan masalah secara tertulis dilengkapi dengan gambar, foto, karikatur, judul
urat kabar, dan ilustrasinya disertai sumber- sumber informasi tentang hal berikut.

SURAT KABAR MENGENAI TAWURAN ANTAR PELAJAR


Hilangnya Pendidikan Etika Penyebab Tawuran Pelajar

JAKARTA - Pengamat anak, Seto Mulyadi, menilai, kekerasan dan tawuran yang dilakukan
para pelajar saat ini, dikarenakan penekanan terhadap pendidikan spiritual sudah mulai dilupakan
oleh orang tua.

"Saat ini orang tua hanya menekankan kepada rangking, ujiannya berapa, tanpa mengajarkan
bentuk-bentuk keteladanan," kata Kak Seto panggilan akrab Seto Mulyadi, kepada Okezone,
Sabtu (29/9/2012).
Padahal, kata dia, dalam visi pendidikan Indonesia pertama kali yang diterapkan etika, kemudian
estetika. Kak Seto mengatakan etika seperti keteladanan yang akan membuat pelajar menjauhi
tindakan-tindakan kekerasan.
"Untuk estetika contoh berbicara sopan santun, dapat melatih anak untuk menjadi pribadi yang
baik," tuturnya.
Menurutnya tidak adanya keteladanan dilingkungan remaja saat ini, sudah diakui oleh mereka
ketika kongres anak pada Hari Anak Nasional lalu.
Lebih lanjut, Kak Seto mengatakan untuk mengatasi mulai terkikisnya keteladanan dikalangan
pelajar perlu dibuat suatu kurikulum akademik yang mengedepankan keteladanan.
"Mereka harus mendapatkan pendidikan keteladanan agar aksi kekerasan dan tawuran pelajar
dapat hilang," imbuhnya.
TAWURAN ANTAR PELAJAR

Tawuran antar pelajar adalah bentuk konflik atau kekerasan yang terjadi antara dua atau
lebih kelompok pelajar yang berasal dari sekolah yang berbeda. Tawuran antar pelajar
seringkali terjadi di luar lingkungan sekolah, seperti di jalan atau tempat umum lainnya,
dan dapat melibatkan banyak orang.

Tawuran menjadi permasalahan sosial yang sering terjadi di berbagai negara, termasuk
Indonesia. Tawuran seringkali melibatkan remaja atau anak muda, dan dapat
mengakibatkan kerugian yang besar, baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu,
tawuran juga dapat menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat,
karena dapat mengganggu ketertiban dan keamanan

Penyebab Tawuran antar pelajar


Tawuran antar pelajar tentu terjadi jika terdapat penyebabnya,berikut ini berbagai faktor
penyebab tawuran antar pelajar :

1. Persaingan dalam prestasi akademik: Kegiatan belajar mengajar seringkali


dijadikan ajang persaingan oleh pelajar. Jika persaingan menjadi tidak sehat,
maka bisa memicu tawuran antar pelajar.
2. Perbedaan ideologi atau pandangan: Perbedaan pandangan atau ideologi antar
kelompok pelajar juga dapat menjadi penyebab tawuran antar pelajar.
3. Persaingan dalam non-akademik: Tidak hanya prestasi akademik, kegiatan non-
akademik seperti olahraga, seni, dan lainnya juga dapat menjadi penyebab
tawuran antar pelajar.
4. Gengsi dan ego: Seringkali pelajar menganggap dirinya atau kelompoknya lebih
baik daripada pelajar atau kelompok lainnya. Hal ini bisa memicu tawuran antar
pelajar.
5. Provokasi: Tawuran antar pelajar bisa diprovokasi oleh pihak lain, seperti
kelompok geng atau orang yang tidak bertanggung jawab, yang ingin
menciptakan kerusuhan.
6. Konsumsi obat-obatan terlarang: Konsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba
dan alkohol bisa mempengaruhi perilaku dan emosi pelajar, sehingga
meningkatkan kemungkinan untuk terlibat dalam tawuran antar pelajar.
7. Masalah personal: Masalah personal seperti masalah keluarga atau masalah
emosional bisa memengaruhi perilaku pelajar dan memicu tawuran antar pelajar.

Ancaman Bagi Pelaku Tawuran Antar Pelajar


Para pelajar yang terlibat dalam Tawuran Antar Pelajar, baik secara individu maupun
berkelompok, akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jika
terbukti terlibat dalam perkelahian, para pelajar tersebut akan bertanggung jawab atas
perbuatan mereka dan dikenakan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Kenakalan remaja dapat mencakup perkelahian antara pelajar dan dikategorikan dalam
dua bentuk perilaku anak yang bisa berhadapan dengan hukum.

▪ Pertama, status offence, yaitu perilaku kenakalan anak yang jika dilakukan oleh orang
dewasa tidak dianggap sebagai kejahatan, seperti tidak menurut, membolos sekolah, atau
kabur dari rumah.
▪ Kedua, juvenile delinquency, yaitu perilaku anak yang jika dilakukan oleh orang dewasa
dianggap sebagai kejahatan atau pelanggaran hukum.

A. Bagaimana jalannya masalah?

Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak faktor. Pada tingkat mikro, rendahnya
kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berperilaku yang tidak pro-norma.
Pada tingkat menengah, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan mendorong rasa
frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif, termasuk tawuran. Di tingkat
makro, persoalan pengangguran, kemiskinan, dan kesulitan hidup memberi sumbangan
tinggi bagi terbentuknya
masyarakat (termasuk siswa) yang merasa kehilangan harapan untuk hidup layak.

Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung
melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di
sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Faktor ini biasanya timbul akibat seseorang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kompleks. Kompleks disini
adanya perbedaan pandangan, budaya, tingkat ekonomi,dan kebiasaan-kebiasaan pada
lingkungan tersebut. Perilaku tersebut merupakan reaksi ketidakmampuan dalam
melakukan adaptasi
B. Seberapa luaskah masalah tersebar dalam bangsa dan negara?

tawuran dapat dikatakan telah mengakar jauh di dalam budaya pelajar di seluruh penjuru
Nusantara, terutama pelajar menengah atas (SMA). Seakan-akan kegiatan tersebut
memiliki fungsi sebagai ajang dalam menentukan siapa sekolah yang paling perkasa.
Bukan hal yang tak lazim jika acap kali kita mendengar berita tawuran antarpelajar dari
berbagai daerah, apalagi di wilayah desa/kabupaten yang terisolir dari peradaban kota,
walaupun hal tersebut tak menampik fakta bahwa pelajar ibukota kadang kala masih suka
terlibat tawuran.

C. Mengapa masalah harus ditangani pemerintah dan haruskah


seseorang bertanggung jawab memecahkan masalah?
Maraknya tawuran pelajar dipicu oleh banyak factor. Pada tingkat mikro rendahnya
kualitas pribadi dan sosial siswa mendorong mereka berperilaku yang tidak pro-norma.
Pada tingkat menengah, buruknya kualitas dan manajemen pendidikan mendorong rasa
frustasi anak yang dilampiaskan pada tindakan negatif' termasuk tawuran. Tawuran
tidak hanya dilakukan oleh para preman saja, tetapi para pelajar dan mahasiswa pun
sekarang melakukannya, penyebabnya hanya hal sepele yang menimbulkan sebuah
kebencian atau kecemburuan, kekerasan dianggapnya sebagai solusi untuk
menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang
ditimbulkannya. Tawuran antar pelajar dan mahasiswa biasanya dilakukan oleh mereka
yang kurang akan rasa tanggung jawab, mereka bergerak secara bergerombolan atau
yang lebih dikenal dengan sebutan geng.

D. Adakah kebijakan tentang masalah tersebut?

Pasal 170 (1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasanterhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun 6 bulan.
(2) Yang bersalah diancam:

1. dengan pidana penjara paling lama 7 tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan
barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka;
2. dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat;
3. dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.

E. Adakah perbedaan pendapat, siapa organisasi yang berpihak pada


masalah ini?
Tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini. Seperti yang kita ketahui bahwa
masalah ini tidak menimbulkan dampak positif baik untuk pelajar yang tawuran sendiri
maupun masyarakat diluar para pelajar tersebut. Pihak yang akan berpihak terhadap
masalah ini pun tidak jauh dari para pelajar yang ingin membanggakan nama sekolahnya
dengan tawuran. Padahal, sekolah mereka pun tidak akan bangga jika mereka melakukan
tawuran.

F. Pada tingkat atau lembaga pemerintah apa yang harus bertanggung


jawab atas masalah ini?

Perlu adanya pendekatan yang sistematis dan komprehensif untuk mencermati


permasalahan ini serta untuk menghasilkan solusi yang terbaik. Permasalahan Tawuran
Pelajar ini merupakan masalah kita bersama, pihak yang bertanggung jawab atas
permasalahan ini terdiri dari berbagai pihak.

G. Kesimpulan

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidaklah


hanya datang dari
individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena
faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
lingkungan.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja


memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar
dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya
sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut
untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika
sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan
seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai
pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan
kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.

Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang


anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar
mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun
harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan
potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

Anda mungkin juga menyukai