Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK SISWA/I KELAS X IPS-2 SAAT

JAM PELAJARAN DI KALA PANDEMI DI SMA NEGERI 3 MEDAN

(Tugas Mini Riset)

Mata kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Drs. Sri Wiratma. , M.Si

Disusun Oleh

Nama : Nur Faiza

NIM : 2201131001

Kelas : Reg A 2020

PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIMED

2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini
sebagai tugas mata kuliah Pancasila dengan dosen pengampu bapak Drs. Sri Wiratma. ,
M.Si. Mini riset ini berjudul “Karakteristik Siswa/I Kelas X Ips-2 Saat Jam Pelajaran Di Kala
Pandemi Di Sma Negeri 3 Medan”.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya. Penulis juga ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan
sumbangan pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca.

Senin, 16 Mei 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Riset...............................................................................................................................4
D. Pelanggaran...............................................................................................................................4
A. Penyajian Data...........................................................................................................................5
B. Pembahasan...............................................................................................................................5
C. Solusi.........................................................................................................................................7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11
Lampiran.............................................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus
dihadapi oleh guru.Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan. Selama di SMA, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu
psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMA
mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk
itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa
minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-
tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam
menentukan alternatif model latihan yang cocok agar kemampuan anak dapat dikembangkan
seoptimal mungkin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik siswa/i kelas 10-IPS 2 di SMA Negeri 3 Medan?
2. Apa kenakalan siswa/i yang kerap terjadi di kelas?
3. Mengapa karakteristik siswa/i harus diperhatikan?
4. Bagaimana cara mengatasi masalah saat jam pelajaran berlangsung?

C. Tujuan Riset
1. Untuk mengatahui karakteristik siswa/i.
2. Untuk mengetahui kenakalan siswa/i yang kerap terjadi di kelas.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang dialami para siswa/i.

D. Pelanggaran
Siswa/i kerap kali melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah ataupun oleh
guru. Seperti tidak memakai atribut lengkap, telat datang ke sekolah, dan tidak tertib saat
pembelajaran berlangsung.

Di kelas X IPS-2 masalah yang kerap terjadi ialah tidak tertib saat pembelajaran. Banyak
siswa/i yang mengobrol di dalam kelas, tidak duduk diam saat guru sedang menerangkan,
tidak mengerjakan tugas, bahkan ada yang tidur saat pelajaran berlangsung.
BAB II PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data
Jumlah siswa/i di kelas X IPS-2

Jenis Kelamin Jumlah


Perempuan 22 orang
Laki - laki 13 orang
Total : 35 orang

B. Pembahasan
Proses belajar mengajar di sekolah harus sesuai dengan karakteristik siswa agar tercapai
pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Sayangnya, kurangnya pengetahuan dan
kedasaran pendidik (guru/dosen) tentang pentingnya mengenal dan menganalisa karakterisik
siswa mengakibatkan proses belajar mengajar tidak maksimal. Karakteristik siswa meliputi
beberapa hal yaitu, etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan
awal, gaya belajar (learning style), motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
moral dan spiritual, serta perkembangan motorik. Begitu banyak terkendalanya pendidikan
dan tidak tercapainya tujuan pendidikan yang disebabkan karena sikap dari siswa yang tidak
memiliki kesadaran dan keinginan tersendiri untuk belajar. Bahkan yang lebih parah lagi
dengan adanya sikap mengganggu siswa lain yang ingin belajar.

Dalam mengatasi tiap kenakalan yang dilakukan remaja maka selaku orang tua atau
pendidik harus mengetahui tentang ciri-ciri dari sikap atau perilaku yang mereka lakukan.
Perilaku nakal atau yang dikenal dengan delinquent adalah perilaku jahat, kriminal dan
melanggar norma-norma sosial dan hukum. Perilaku delinquent merupakan produk konstitusi
mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian
lingkungan buruk terhadap pribadi anak yang dilakukan oleh anak muda tanggung usia, puber
dan adolesense.

Perlu diperhatikan baik itu oleh pihak orang tua maupun masyarakat sekitar dan pendidik,
dikarenakan pada usia tersebut anak masih dalam keadaan ingin mencoba segala hal terutama
perilaku yang sering bertentangan dengan norma.
Menurut Wright yang kutip oleh Drs. Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas,
membagi jenis-jenis kenakalan remaja ataupun siswa dalam beberapa keadaan, berikut
penjelasannya:

1. Neurotic delinquency merupakan kenakalan seorang remaja ataupun siswa sifatnya


pemalu, terlalu perasa, suka menyendiri, gelisah dan mengalami perasaan rendah diri.
2. Unsocialized delinquent merupakan suatu sikap kenakalan seorang remaja ataupun
siswa yang suka melawan kekuasaan seseorang, rasa permusuhan dan pendendam.
3. Pseudo social delinquent merupakan kenakalan remaja atau pemuda yang mempunyai
loyalitas yang tinggi terhadap kelompok atau “geng” sehingga tampaknya patuh, setia
dan kesetiakawanan yang baik
C. Solusi
Siswa yang nakal di sekolah bisa menyebabkan teman lainnya menjadi tidak nyaman
dalam belajar. Parahnya lagi kenakalan tersebut bisa juga ditiru oleh siswa lainnya jika
mereka melihat tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah. Agar kejadian seperti ilustrasi di
atas bisa dihindari maka sekolah harus tahu betul bagaimana cara untuk mengatasi kenakalan
siswa di sekolah.

1. Kondisikan Sejak Awal

Jangan tunggu sampai siswa melakukan kenakalan yang baru dan ditindak kemudian.
Bagaimanapun tindakan pencegahan jauh lebih baik dari upaya untuk mengatasi
permasalahan. Oleh sebab itu sejak awal siswa masuk ke sekolah kondisikan mereka
untuk selalu mematuhi setiap peraturan.

Berikan penjelasan sejak awal kepada siswa bahwa di dalam lingkungan sekolah
terdapat tata tertib dan peraturan yang harus dipatuhi. Jika ada siswa yang berperilaku
tidak sesuai dengan tata tertib maka sekolah akan memberikan sanksi.

2. Bertindak Sebagai Mentor

Siswa yang nakal bisa jadi disebabkan salah satunya karena beban yang sedang
dirasakan oleh siswa tersebut. Dengan alasan itulah maka guru harus bisa bertindak
sebagai mentor yang akan memberikan bimbingan kepada siswa mengenai hal-hal yang
benar dan bagaimana cara menaati peraturan sekolah.

Ketika menjumpai siswa yang berpotensi menjadi nakal segera ajak untuk
berkomunikasi dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Tujuannya adalah agar siswa
percaya dan mau menceritakan semua masalah yang dihadapinya sehingga bisa dicarikan
solusi yang tepat.

3. Mempererat Hubungan Guru dan Siswa

Cara mengatasi kenakalan siswa di sekolah selanjutnya adalah melalui hubungan yang
hangat antara guru dan anak didik. Selayaknya guru berperan sebagai pengganti orang tua
saat anak berada di sekolah sehingga perlu dikembangkan hubungan yang erat serta
komunikasi yang efektif.
Guru bisa mengajak siswa untuk bersikap terbuka, saling menghargai dan
menghormati satu sama lain supaya hubungan yang terbentuk menyenangkan. Ikatan
yang erat antara guru dan siswa akan mempermudah penyelesaian setiap masalah yang
dihadapi sehingga kenakalan bisa dihindari.

4. Menguatkan Diri

Banyak guru yang pada akhirnya harus menyerah saat harus menghadapi kenakalan
siswanya. Memberikan pengarahan dan intervensi pada siswa yang nakal memang tidak
mudah bahkan tidak jarang guru justru menjadi korbannya.

Itulah mengapa sebaiknya guru juga menguatkan dirinya sendiri lebih dulu supaya
lebih mampu dan sabar dalam menghadapi berbagai kenakalan siswa. Guru yang lebih
siap tidak akan menunjukkan sikap marah dan bermusuhan pada siswa tersebut sehingga
perlahan-lahan mereka bisa kembali menjadi anak yang baik.

5. Berikan Contoh yang Baik

Berikan contoh bagaimana cara menaati aturan, menghargai orang yang lebih tua dan
teman sekolah, bersikap baik saat belajar di kelas dan sebagainya. Melalui contoh-contoh
baik tersebut maka lama-kelamaan siswa akan berusaha untuk mengikutinya.

Cara mengatasi kenakalan siswa di sekolah hanya akan berhasil jika seluruh komponen
yaitu guru, staf, pimpinan dan juga keluarga turut aktif mendukungnya. Jika siswa sudah bisa
merasa sekolah merupakan tempat yang nyaman maka kenakalan tidak akan dilakukan.

Selain cara menangani kenakalan siswa/i di sekolah. Ada pula cara membentuk karakter
siswa yang dapat Guru lakukan di kelas., seperti:

1. Melakukan teladan

Siswa harus mendapatkan contoh bagaimana berperilaku yang baik kapan saja dan di
mana saja. Predikat guru melekat pada Guru tidak hanya saat berada di sekolah. Di mana
pun Guru berada, akan selalu menjadi perhatian segala tindak tanduknya.

Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah harus selalu bertingkah laku baik
dan berhati-hati dalam setiap berucap atau berbuat sesuatu supaya dapat menjadi teladan
yang baik bagi siswa. Sering kali seorang guru diingat bukan saja karena pelajaran yang
diajarkan, tetapi juga karena sifat yang dimilikinya, seperti sabar, tegas, dan sebagainya.
2. Memberikan penghargaan/apresiasi

Strategi pendidikan karakter yang dapat Guru terapkan adalah dengan memberikan
apresiasi pada siswa. Ucapan selamat dan terima kasih jangan hanya diberikan saat murid
atau siswa berhasil mengukir sebuah prestasi. Berikan apresiasi pada setiap kemajuan
yang siswa buat sekecil apapun. Misalnya saat siswa datang tepat waktu, bersedia
membantu temannya, atau berani jujur.

Pembentukan karakter siswa dengan cara seperti ini tidak hanya membuat siswa lebih
percaya diri, siswa juga akan semakin bersemangat dalam belajar karena merasa diakui
dan dihargai. Bagi siswa lain hal ini dapat menjadi inspirasi sehingga mereka juga kan
berusaha lebih baik selama proses belajar.

3. Menyisipkan pesan moral dalam setiap pelajaran

Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan menyisipkan pesan


moral dalam setiap pelajaran. Ajarkan siswa untuk mengambil hikmah dari setiap
pelajaran yang dipelajari. Dengan demikian siswa dapat mengetahui bahwa ilmu yang
sedang dipelajarinya memang penting untuk masa depannya.

4. Jujur dan open-minded

Strategi pendidikan karakter di sekolah  dapat dilakukan dengan memberitahu siswa


bahwa setiap manusia tentu pernah luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Saat
melakukan kesalahan jangan pernah malu untuk mengakui dan meminta maaf pada siswa.

Hal ini penting untuk dilakukan karena terbuka menerima kritik, berani berkata yang
sebenarnya, dan bersedia mengakui kesalahan adalah bentuk contoh perilaku yang harus
siswa teladani. Dengan begitu siswa dapat melakukan yang yang sama saat mengalami
pengalaman serupa.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Proses belajar mengajar di sekolah harus sesuai dengan karakteristik siswa agar tercapai
pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Sayangnya, kurangnya pengetahuan dan
kedasaran pendidik (guru/dosen) tentang pentingnya mengenal dan menganalisa karakterisik
siswa mengakibatkan proses belajar mengajar tidak maksimal. Karakteristik siswa meliputi
beberapa hal yaitu, etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan
awal, gaya belajar (learning style), motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
moral dan spiritual, serta perkembangan motorik.

Pengembangan karakter peserta didik di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya dengan membuat pojok baca, membaca nyaring (read aloud), pohon Literasi, lain
sebagainya. Guru harus mengatur sedemikian rupa supaya kegiatan Literasi dapat berjalan
menyenangkan bukan menjadi beban supaya siswa dapat menyerap setiap pesan dari kegiatan
Literasi yang dilakukannya.

Cara guru membentuk karakter siswa tidak akan berhasil jika tidak diiringi dengan
rencana matang bagaimana mengaplikasikan cara-cara tersebut. Lakukan dengan tulus dan
secara konsisten supaya target pendidikan karakter tercapai. Bagaimanakah caramu agar
mempunyai karakter yang baik, begitu pula yang harus Guru lakukan supaya siswa memiliki
karakter yang baik. Bagaimana mungkin siswa berkarakter baik jika gurunya tidak
memberikan contoh yang baik.

B. Saran
Sebagai seorang pendidik, harusnya guru lebih memperhatikan siswa/i-nya. Karena tugas
guru bukan hanya mengajar, melainkan juga harus membentuk karakter para siswa/i dan
menangani kenakalan yang terjadi. Dan seharusnya guru diperbolehkan untuk menghukum
para siswa/i yang tidak taat kepada aturan ataupun kepada yang suka membuat masalah.

Hal ini harus diterapkan ke semua sekolah yang ada di Indonesia agar pendidikan di
Indonesia lebih maju.
Daftar Pustaka

http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/kenakalan-remaja-siswa.html

http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/ciri-ciri-kenakalan-remaja-siswa.html

http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/jenis-kenakalan-remaja-siswa.html

https://jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/view/525#:~:text=Karakteristik%20siswa
%20meliputi%20beberapa%20hal,dan%20spiritual%2C%20serta%20perkembangan
%20motorik.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/8-cara-membentuk-karakter-siswa-1
Lampiran

X IPS-2 SMA NEGERI 3 MEDAN

Anda mungkin juga menyukai