Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN


DI SDN 1 BATUJAI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-dasar Anak Berkebutuhan Khusus ini dengan baik. Laporan ini merupakan
rangkaian kegiatan observasi saya di SDN 1 Batujai.
Kami menyadari laporan ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar laporan ini dapat lebih
baik di masa mendatang. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf. Saya mengharapkan laporan ini dapat
bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.

Lombok Tengah,

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
C. Ruang Lingkup......................................................................... 2

BAB II DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..................................... 3


A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar.................................... 3
B. Gejala dan Ciri Kesulitan Belajar.............................................. 4
C. Latar Belakang Timbulnya Kesulitan Belajar........................... 8
D. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar..... 11
E. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa......... 12

BAB III PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR..... 19


A. Identifikasi Siswa..................................................................... 19
B. Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar........................ 20
C. Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ..................... 21
D. Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan............... 22
E. Pelaksanaan Bantuan ............................................................... 24
F. Evaluasi dan Tindak Lanjut...................................................... 25
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 27
A. Kesimpulan............................................................................... 27
B. Saran......................................................................................... 27
DAFTAR KEPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan
dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara
preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang subjektif.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan
kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar
karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan
pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan
kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing
siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada
siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BK lebih intensif
dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan
mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh
orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya
berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang
memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang
kondusif.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka tujuan penulisan yang hendak
penulis capai adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang kesulitan belajar.
2. Untuk memahami gejala dan ciri kesulitan belajar.
3. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5. Untuk upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
C. Ruang Lingkup
Berhubung luasnya cakupan diagnosis kesulitan belajar siswa, maka tidak
memungkinkan untuk dibahas saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, pada saat ini,
laporan ini dibatasi yaitu khususnya tentang :
1. Pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2. Gejala dan ciri kesulitan belajar.
3. Latar belakang timbulnya kesulitan belajar.
4. Tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5. Upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

BAB II
PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A. Identifikasi Siswa
Dalam observasi ini penulis memilih salah satu siswa kelas V sebagai klien karena
penulis mengamati siswa tersebut dalam hasil ujian mid semester mendapatkan nilai
jelek dan juga pada proses belajar mengajar sikapnya kurang baik terhadap materi
pelajaran, terkadang banyak bicara di dalam kelas, terlihat kurang konsentrasi. Selain
pengamatan dari penulis hasil informasi dari wali kelas dan kepala sekolah dan
wawancara dengan klien juga memberikan informasi yang sama dengan pengamatan
penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa siswa
tersebut kesulitan dalam menerima pelajaran, motivasi belajarnya rendah, tidak
semangat dalam belajar.
Berikut hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pribadi klien:
1. Identitas siswa
Nama siswa : Fitria Aini
TTL : Batujai, 21 Agustus 2010
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lolat, Batujai
Sekolah : SD Negeri 1 Batujai
Kelas :V
Jumlah saudara : 2 Orang
Anak ke : 1 (pertama)
Tinggal bersama : Nenek
2. Nama orang tua
Ayah : Supardi
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang Sayur Keliling
Pendidikan terakhir : SD
Ibu : Muni'mah
Pekerjaan : Rumah tangga

B. Melokalisasi Letak dan Jenis Kesulitan Belajar


Melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam
mata pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan mana yang tidak mengerti
oleh siswa.
Dan dalam hal ini, siswa yang penulis observasi mengalami kesulitan dalam meyerap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan itu tidak hanya dalam satu mata
pelajaran melainkan hampir seluruh mata pelajaran. Kesulitan belajar yang dialami
siswa ini dapat kita sebut dengan slow linear (lambat dalam belajar).
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari hasil nilai MID Semester siswa yaitu sebagai
berikut:
No Mata Pelajaran KKM Nilai
1. Agama 75 44,0
2. PPKN 75 59,0
3. Bahasa Indonesia 75 31,0
4. MTK 75 33,0
5. IPA 75 33,0
6. IPS 75 44,0
7. BAM 75 63,0

C. Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Dalam melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan
cara menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket,
sosiometri, dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya
adalah agar dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar
itu berasal dari faktor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Setelah melakukan berbagai instrumen dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan
belajar siswa, maka faktor peneyebab kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan
kebiasaan belajar.
b. Diri pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan
penggugup.
2. Faktor eksternal
a. Keadaan hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa
tidak disayangi, dan dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b. Hubungan sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan.
c. Pendidikan dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan
ada ulangan atau ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran
dalam bidang matematika, tidak menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut
akan tinggal kelas, nilai banyak yang buruk, sering tidak masuk sekolah, di dalam kelas
sering merasa mengantuk, takut berbicara di depan umum, sering tidak mengerti yang
diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran, malas mengulang pelajaran,
dan kekurang alat pelajaran.

D. Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan


Setelah didentifikasi faktor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat
ditentukan perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan
melakukan pengajaran perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi
pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa yaitu berupa:
1. Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
2. Memberikan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai
materi yang telah diajarkan.
Selanjutnya memberikan informasi kepada :
1. Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana
pentingnya mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku
karena semua jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku,
tentang pentingnya keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah
rajin beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha,
berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/ penguatan
kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu
latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
2. Orang tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian
terhadap belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan
penting bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan
yang paling utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga
memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam
upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
3. Guru Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
E. Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan adalah :
1. Kepada siswa
a. Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan
kembali materi yang kurang/tidak dipahami oleh kedua siswa.
b. Memberikan latihan kepada siswa mengenai materi yang telah
diajarkan kembali. Penulis telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan
pembelajaran) mengenai materi yang telah diajarkan tersebut.
c. Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara
yang baik seperti waktu belajar yang efektif.
d. Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang
pelajaran dirumah agar materi yang diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat
selalu.
e. Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar
dengan serius di dalam kelas agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap
dengan baik.
2. Kepada orang tua siswa yaitu memberikan informasi kepada orang tua siswa
agar lebih mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk
belajar dengan teratur dirumah, memberikan motivasi dan dorongan kepada anak
agar anak selalu bersemangat dalam belajar karena sebenarnya anak ini memiliki
kemampuan dan motivasi yang bagus apabila dia diberikan semangat, dukungan, dan
sokongan terutama dari orang tuannya, dan menciptakan suasana yang tenang dalam
belajar
3. Kepada guru kelas yaitu memberikan informasi tentang letak kesulitan belajar
siswa, pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

F. Evaluasi dan Tindak Lanjut


1. Evaluasi
a. Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan informasi
tentang bagaimana belajar yang baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang
diajarkan dan mulai mengerjakan tugas dengan benar.
b. Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya lebih
mengontrol dan memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
c. Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam belajar
dengan memberikan penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak mengerti
dengan materi yang dijelaskan.
2. Tindak lanjut
a. Kepada siswa : memberikan penguatan positif berupa semangat dan
dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Kepada Orang tua : orang tua memperhatikan kebutuhan belajar
anaknya, seperti menyuruh anak belajar dengan teratur setiap hari dan lebih
memberikan motivasi kepada anaknya agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
c. Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih memperhatikan
kedua siswanya ini dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh
orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya
berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang
memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang
kondusif.
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak
bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan
keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar
atau lingkungan).
Dari hasil observasi yang telah saya lakukan banyak sekali masalah-masalah yang
dihadapi, maka dari itu kita sebagai calon guru harus bisa membimbing pribadi siswa
dan memberikan pelayanan bimbingan jiwa bagi dirinya sendiri maupun siswa. Maka
dari itu kita harus bisa mengembangkan pribadi yang baik dan mandiri.
Permasalahan yang dialami anak SD bermacam-macam jenisnya. Maka dari itu kita
harus bisa mengetahui faktor penyebab anak melakukan masalah dan solusi apa yang
terbaik untuk mengatasinya. Bimbingan dan konseling menjadi sarana mengatasi anak
seperti Wahyu, baik bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah.
Selain itu perlu ada kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani
anak tersebut. Kerjasama yang baik antara semua pihak dalam menangani anak yang
mempunyai masalah seperti Wahyu, akan sangat membantu dalam perbaikedepa demi
masa depan anak tersebut.

B. Saran
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan
guna perbaikan pada masa mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat
bermanfaat bagi saya atau pihak lain yang membacanya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Mutiara Endah. 2010. (http://mutiaraendah.wordpress.com/05 Desember 2013/08:32).
Ramdhani (http://feyra-gokil.blogspot.com/05 Desember 2013/09:05).
Siti Mardiyati.1994. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar:
Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Warkitri. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

Anda mungkin juga menyukai