Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DIAGNOSIS KESULITAN DALAM BELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh :

Kelompok VIII

1. Sarwan Hamid NST


2. Salman Alfarizi
3. Ainal Alfarizi

Dosen :

Dr. Mukhlis, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
penulis dapat menyusun makalah ini hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Makalah yang berjudul Diagnostik Kesulitan Belajar ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fsikologi Pendidikan.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Panyabungan, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan Makalah...............................................................................2
BAB 2................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Diagnosik Kesulitan Belajar........................................................3
2.2 Faktor – faktor Penyebab Kesulitan belajar........................................................4
2.2 Manfaat mendiagnosis kesulitan belajar pada peserta didik...............................6
2.3 Fungsi Diagnosa Kesulitan Belajar....................................................................6
2.4 Tujuan Diagnosa Kesulitan Belajar....................................................................7
BAB 3................................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Arti
pendidikan itu sendiri adalah upaya normatif yang membawa manusia untuk
merealisasikan diri (Kartadinata, 21: 2011). Merealisasikan diri disini
bermaksud agar para peserta didik dapat meningkatkan kualitas dan potensi
diri secara maksimal sehingga diharapkan dapat menjadi manusia ideal yang
bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
didik yang mempunyai peran masing-masing yang apabila dijalankan dengan
baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada kenyataannya proses
pembelajaran tidak dapat berjalan lancar begitu saja, tetapi ada beberapa
kendala atau hambatan yang mengiringi proses pembelajaran tersebut. Hal ini
harus menjadi perhatian tenaga pendidik agar dapat mengidentifikasi apa yang
menjadi kesulitan peserta didik dalam menyerap ilmu pengetahuan dalam
pembelajaran.
Salah satu masalah dalam proses pembelajaran adalah kejenuhan yang
dialami oleh peserta didik. Kejenuhan adalah rasa yang sering timbul pada
seseorang terutama pada peserta didik. Banyak peserta didik yang sering
merasa jenuh ketika sedang belajar disekolah. Kejenuhan ini membuat peserta
didik tidak dapat menerima pelajaran yang sedang diberikan oleh guru mereka
dengan baik. Maka dari itu tenaga pendidik perlu memahami terlebih dahulu
mengenai konsep dasar diagnostik kesulitan belajar pada peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar diagnosik kesulitan belajar?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada peserta didik?
3. Bagaimana manfaat mendiagnosis kesulitan belajar pada peserta didik ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengidentifikasi,
menemukan dan menganalisis satu bahasan mengenai diagnostik kesulitan
belajar pada peserta didik.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak, khususnya yaitu :
1. Bagi penulis
Sebagai calon guru yang akan membimbing peserta didik, agar
mengetahui siswa yang sedang mengalami kesulitan belajar dan agar

1
bisa mengatasai permasalahan yang menjadi kesulitan siswa dalam
proses pembelajaran.
2. Bagi pembaca
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi para
pembaca untuk menciptakan karya tulis yang lebih baik dan
bermanfaat khususnya di bidang pendidikan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Diagnosik Kesulitan Belajar


1. Diagnostik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diagnostik adalah ilmu untuk
menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada. Sedangkan upaya
atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai
gejala-gejalanya disebut diagnosis.
2. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat dilihat dari adanya
kegagalan siswa dalam mengikuti proses belajar, dalam mencapai hasil
belajar itu sendiri. Menurut Burton dalam Abin (2003), kegagalan
didefinisikan sebagai:
a. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti
yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion
reverenced).
b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan
ukuran tingkat kemampuannya: inteligensi, bakat).
c. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat
mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian social
sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase
perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok social dan
usia yang bersangkutan (norm-reverenced).
d. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan
sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada
tingkat pengajaran berikutnya.
Selanjutnya Abin menyimpulkan bahwa “seorang siswa diduga
mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu”. Hal tersebut berdasarkan
ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran
tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed
dan atau tingkat perkembangannya.
3. Diagnosik Kesulitan Belajar
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakansuatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi

3
akademik yang diharapkan dengan hasil yang diperoleh ditandai oleh
adanya hambatan tertentu.

B. Faktor – faktor Penyebab Kesulitan belajar


a. Faktor Intern dan Ekstern
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinjerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas,
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering kabur
dari sekolah. secara garis besar, factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar terdiri atas dua macam.
1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang berasal dari
dalam diri sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan dan
kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni:
a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual atau inteligensi siswa;
b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap;
c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan
telinga).
2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari
luar diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor
ini dapat dibagi tiga macam, yaitu:
a) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan
antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga;
b) Lingkungan perkampuan atau masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
c) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah
yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar
yang berkualitas rendah.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor-
faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara
faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah
sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan
belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai

4
indikator adanya keabnormalan psikis (Reber, 1988) yang
menimbulkan kesulitan belajar itu.
1. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca.
2. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
3. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar
matematika.
Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas secara
umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada
yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar
siswa yang mengalami sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan
oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak
(Lask, 1985: Reber, 1988).
3. Jenis – jenis Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu:
a) Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa Kesulitan ini menjadi indikasi
awal bagi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Siswa yang
mengalami kesulitan jenis akan sulit dalam menghasilkan bunyi-bunyi
bahasa yang tepat, sulit berkomunikasi dengan orang lain melalui
penggunaan bahasa yang benar atau sulit memahami apa yang orang
lain katakan.
b) Permasalah dalam hal kemampuan akademi.
c) Kesulitan lainnya mencakup kesulitan dalam mengkoordinasi gerakan
anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh
kedua kategori di atas.

4. Ciri-Ciri Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar


Siswa yang lamban belajar dan rendah prestasinya karena kurang
mampu menguasai materi dalam batas waktu yang ditentukan. Hal ini
disebabkan siswa lemah dalam menguasai keterampilan dasar tertentu.
Keterampilan dasar tersebut berupa membaca, menulis, berhitung.
Akibatnya, siswa kesulitan mempelajari yang lainnya. Ciri-ciri umum siswa
lamban belajar dapat diamati melalui pengamatan fisik siswa,
perkembangan mental, intelektual, sosial, ekonomi, kepribadian, dan proses-
proses belajar yang yang dilakukannya di sekolah dan di rumah.
Ketidaksanggupan belajar disebabkan kerusakan pada diri seseorang yang
membuat seseorang itu lamban belajar. Kerusakan-kerusakan itu menurut
Cece Wijaya (2010) dikategorikan dalam empat hal, yaitu :
1. Dyslexia, adalah kelemahan-kelemahan belajar di bidang menulis dan
berbicara. Ciri-cirinya adalah sulit mengingat huruf, kata, tulisan, dan
suara.

5
2. Dyscalculia, adalah kesulitan mengenal angka dan pemahaman terhadap
konsep dasar matematika. Kerusakan di bidang dyslexia berpengaruh
terhadap kerusakan di bidang dyscalculia, demikian pula sebaliknya.
3. Attention Defisit Hyperactive Disorder (ADHD), adalah pemusatan
perhatian terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Siswa
lamban belajar dapat memusatkan perhatiannya hanya berkisar pada
satu pokok bahasan saja, ia kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang beraneka ragam yang membuat dirinya menjadi kacau.
4. Spatial, motor, ad perceptual defisits, adalah kondisi lemah dalam
menilai dirinya menurut ukuran ruang dan waktu.
5. Social defisits, yaitu kesulitan mengembangkan keterampilan sosial.
Kesulitan itu dapat membuat ketidaksanggupan menemukan jati
dirinya. Gejala-gejalanya: (1) sulit menangkap tanda-tanda tingkah laku
sosial; (2) sering memotong pembicaaan orang; (3) berbicara dengan
keras, (4) sulit berteman, dan (5) ketidaksadaran terhadap cara-cara
orang lain mengamati perilakunya.Akan tetapi dalam kasus ini siswa
yang tidak sanggup mengembangkan keterampilan sosial dapat
dibimbing oleh guru-gurunya.

C. Manfaat mendiagnosis kesulitan belajar pada peserta didik


A. Manfaat Bagi Guru & Peserta didik
1. Manfaat Bagi Guru
Mengetahui peserta didik yanng sudah berhasil menguasai bahan
pelajaran tertentu dan yg belum menguasai, maka dalam hal ini guru
dapat memusatkan perhatiannya pada peserta didik yg belum menguasai
pelajaran, dan mencari sebabnya kemudian memberikan prilaku yg teliti
sehingga keberhasilannya dapat lebih ditingkatkan.
2. Manfaat Bagi Siswa
Peserta didik dapat mengatahui keberhasilannya dengan mengikuti
pembelajaran diagnosanya.

B. Fungsi Diagnosa Kesulitan Belajar


Menentukan siswa yg mengalami kesulitan belajar, fungsi ini sangat
penting karena dari sinilah dapat diketahui siswa-siswa yg perlu
mendapatkan pertolongan dengan segera dan menentukan status atau lokasi
kesulitan belajar setelah diketahui bahwa siswa itu mengalami kesulitan
belajar.

6
C. Tujuan Diagnosa Kesulitan Belajar
Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar melibatkan guru
dan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai juga berbeda antara guru dan
siswa.
1. Siswa
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis
kesulitan belajar ini bagi siswa adalah :
a. Siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b. Siswa memperbaiki kesalahannya
c. Siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki
kesalahannya
d. Siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik.
e. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi
Guru adalah :
a. Guru mengetahui kelemahan dalam proses belajar –mengajar.
b. Guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut.
c. Guru dapat memberikan layanan yang optimal kepada siswa sesuai
dengan keadaan diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana
dengan baik.

7
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran seorang tenaga
pendidik harus memahami konsep dasar diagnostik kesulitan belajar.
Seorang pendidik harus mampu menemukan kelemahan atau gejala apa
yang dialami peserta didik dengan melalui pengujian dan studi yang
saksama mengenai gejala-gejala kesulitan belajar.
Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis
adalah agar guru, peserta didik dan orang tua peserta didik dapat:
a. Mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik
b. Membantu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh
peserta didik dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah, peserta
didik dan keluarga.
c. Membantu pesert didik agar dapat menguasai pelajaran yang sulit
baginya, serta mempermudah guru dalam menentukan layanan apa
yang sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh peserta didik

B. Saran
1. Bagi tenaga pendidik diupayakan tidak hanya mentransfer pelajaran
sesuai kurikulum tapi mampu berperan sebagai teman dekat bagi peserta
didik. Sehingga ketika peserta didik mengalami kesulitan belajar,
pendidik mampu mencarikan solusi secara cepat dan tepat.
2. Bagi peserta didik diharapkan mempunyai sikap terbuka baik kepada
orang tua, guru maupun teman ketika menemukan kesulitan dalam
belajar. Sehingga akan lebih mudah mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi.
3. Bagi pihak keluarga dianjurkan mendukung, membimbing dan
mengawasi anak di rumah dalam proses pembelajaran. Selain itu, wali
murid dalam hal ini keluarga diharapkan menjalin hubungan baik
dengan guru di sekolah sehingga dapat mengetahui keadaan anak saat
berada di sekolah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubia. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran.


Bandung : PT Refika Aditama

Kartadinata, Sunaryo. 2011. Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai


Upaya Pedagogis. Bandung: UPI Press

Kristianto, Hengki. 2015. 3 Contoh Kata Pengantar Makalah Yang Baik [online].
Tersedia: http://westbatavia.blogspot.com/2015/04/3-contoh-kata
pengantar-makalah-yang-baik.html

Nuraeni, Yuni. 2015. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar (Definisi Dan
Prosedur Atau Langkah-Langkah Diagnostik Kesulitan Belajar)
[online].Tersedia: http://yuninuraeniyna.blogspot.co.id/2015/06/konsep-
dasar-diagnostik-kesulitan.html

Papik, Suprapti. 2014. Diagnostik Kesulitan Belajar dan Remedial Teaching


[online]. Tersedia : http://spodaru.blogspot.co.id/2014/05/diagnostik-
kesulitan-belajar-dan.html

Yantika, Novat. 2015. Konsep Dasar Diagnostik Kesulitan Belajar Dan


Pengajaran Remedial [online]. Tersedia:
http://novatyantika.blogspot.co.id/2015/04/konsep- dasar-diagnostik-
kesulitan.html

9
i

Anda mungkin juga menyukai