Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN SOSIAL

PENGARUH BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA MAN 1


JOMBANG

Nama

Abdul aziz farhan nasrulloh (01)

M.Fadli Al Ghifari (20)

KELAS X-K

GURU MAPEL SOSIOLOGI :

Muhammad Dzulkhoiri,S.Pd.M.Si

Kementerian agama Kabupaten Jombang

Madrasah Aliyah negri 1 Jombang

Tahun 2023

1
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur telah kami limpahkan kepada Tuhan yang Maha Esa,berkatnya kami
mampu menyelesaikan tugas proposal ini dengan baik.

Saya sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang berpatisipasi dalam membuat proposal
yang berjudul,” PENGARUH BULLYING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA
MAN 1 JOMBANG”Juga saya sampaikan terima kasih kepada guru pembimbing karena telah
mempercayai kami dalam menyelesaikan tugas proposal ini.

Dalam penulisan proposal ini memuat beberapa informasi dari media internet yang berkaitan
dengan tawuran yang terjadi di daerah Bogor. Para penyusun mengetahui bahwa proposal ini
masih belum sempurna baik dalam isi maupun penulisan yang baik dan benar.

. Akhir kata,semoga bacaan yang kami tulis ini memberi manfaat bagi pembaca.

Jombang,2 Maret 2023

Penulis

2
Daftar Isi

kata pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................ii

1.Pendahuluan ....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................2

2.Kajian Pustaka.....................................................................................................3

2.1 Deskripsi Teori


..................................................................................................................................3

2.2 Penelitian Lain yang Relevan


..................................................................................................................................6

3.Metodologi.............................................................................................................6

3.1 Pendekatan atau Jenis


Penelitian....................................................................................................................6

3.2 Tempat dan Waktu


Penelitian.....................................................................................................................7

3
3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis
Data..............................................................................................................................7

Daftar Pustaka ..........................................................................................................iii

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan sosial manusia terdiri atas beberapa fase dan tingkatan. Pada saat lahir, manusia
sebagai individu tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga. Setiap hari ia melakukan
kontak dan interaksi dengan keluarga terutama orang tua. Pada fase ini bayi ditanamkan nilai
nilai yang dianut oleh orang tuanya.
Bertumbuh dewasa dan menjadi remaja, manusia sebagai individu mulai mengenal lingkungan
yang lebih luas dari pada keluarga. Sosialisasi yang dialami individu mulai bertambah luas.
Individu mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Hal ini membuat keterampilan sosial
individu makin meningkat. Jika nilai-nilai ditanamkan oleh orang tuanya diserap dengan baik,
maka keterampilan sosial yang dimiliki oleh individu tersebut bisa menjadi lebih baik. Hal itu
disebabkan karena manusia tumbuh dan berkembang dari fase ke fase tanpa meninggalkan apa
yang telah ia pelajar dari fase sebelumnya. Sebaliknya, apabila sosialisasi nilai-nilai yang
ditanamkan keluarga kurang terserap oleh anak, maka bisa jadi perkembangan perilaku dan
psikososialnya terhambat. Akibatnya, remaja mulai menunjukkan gejala gejala patologis
seperti kenakalan dan perilakuperilaku beresiko lainnya, salah satunya adalah bullying.
Lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
perkembangan siswa siswi, lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seorang. Terjadinya
banyak pengaruh baik dari teman sebaya, maupun dari kakak kelas. Hal ini dapat
mengakibatkan
beberapa dampak positif maupun negatif, dampak positif jika seorang teman maupun kakak
kelas memberikan motivasi dan arahan dalam belajar maupun persoalan lainnya dalam dan luar
sekolah,
Akan tetapi keadaan sangat berbeda jika dampaknya negatif seperti adanya sebuah
perbuatan agresif yang disengaja
dengan menggunakan ketidak seimbangan kekuasaan atau kekuatan. Sikap atau perilaku ini
biasa disebut dengan penindasan
atau bullying.
Saat ini bullying merupakan istilah yang sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia.
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok
orang baik secara verbal, fisik maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, traumadan
tak berdaya.

5
Perilaku bullying masih menjadi tanggung jawab bagi berbagai pihak, khususnya pemerintah,
sekolah dan orangtua. sekolah yang bertanggung jawab memberikan rasa aman dan nyaman
bagi anak anak ketika menuntut ilmu serta membantu dalam pembentukan karakter. Data
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
sepanjang 2014 menunjukkan adanya 19 kasus perundungan di sekolah. Jumlah ini
berdasarkan pengaduan langsung, melalui media dan melalui surat elektronik. Kasus bullying
ini mulai dari ejekan hingga perlakuan kasar yang menyebabkan luka fisik.Komisi
Perlindungan Anak (KPAI) menyampaikan bahwa sejauh ini telah banyak laporan kasus
bullying pada anak dari ejekan, mengadu teman, bahkan mejongkrokan di tempat wudhu,
Penelitian yang dilakukan oleh Huneck dalam Sejiwa (2008:28) Foundation mengungkapkan
bahwa 10%-60% siswa di Indonesia melaporkan mendapat ejekan, cemoohan, pengucilan,
pemukulan, tendangan, ataupun dorongan, sedikitnya sekali seminggu adapun komponen
dalam penelitian ini di fokuskan kepada korban bullying. Korbanbullying sebagai individu
yang mendapatkan tindakan kekerasan dan gangguan secara berulangulang dari pelaku
bullying. Korban bullying dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan respons yang
diberikan terhadap pelaku bullying yaitu: (satu) korban submisif, yaitu korban patuh terhadap
pelaku, memiliki tingkat kecemasan tinggi, tidak asertif,

2. Dan menarik diri; (dua) korban provokatif yaitu korban merespon perilaku pelaku bullying
dengan cara impulsif sehingga semakin memancing amarah dari pelaku bullying.

Korban bullying submisif dan provokatif mengalami bullying dalam jangka waktu panjang
akibat dari respons yang tidak tepat yang dilakukan korban perundungan

pada saat menghadapi peristiwa bullying, yaitu respons pasif dan

provokatif. Respons pasif dan patuh dari korban bullying akan menjadi penguat positif bagi
pelaku bullying, sedangkan respons provokatif akan semakin memicu amarah dari pelaku
bullying dan memperbesar konflik yang terjadi. Korban Submisif adalah korban yang
ditetapkan sebagai korban bullying yang sebenarnya oleh kebanyakan ahli dan paling banyak
ditemui di lapangan (Fox & Bolton, 2005:59).

Penelitian terdahulu tentang bullying dilakukan oleh Ratna (2015) yang menemukan bahwa
terdapat 70% responden yang melakukan bullying terhadap teman sebayanya, hal ini
diakibatkan beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut, akan tetapi terdapat 30% yang
melakukan hal berbeda yaitu membela dan menasehati teman yang sedang menjadi korban
bullying.

6
Contoh kasus yang terjadi pada salah seorang
Siswa di Smkn 3 Jombang yang menjadi korban
bullying. Dia merupakan siswa kelas x yang terus mendapatkan
bullying dari teman sebayanya di kelas, karena perbuatan ters
ebut sony menjadi tidak nyaman dalam belajar sehingga dapat mengakibatkan penurunan
kepercayaan diri pada siswa kelas x (abdul,edisi 2 maret 2023) Kasus diatas menarik untuk
diteliti tentang bullying dikalangan siswa, pra penelitian ini terdapat survei awal yang
mengindikasikan adanya perilaku bullying terhadap siswa kelas x yang ternyata dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan diri siswa tersebut (hasil wawancara).
3. Berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap satu orang siswa
Kelas x, menunjukkan bahwa bullying memang mempengaruhi kepercayaan diri dari subjek
yang penulis wawancarai.
Nama siswa Man 1 Jombang yang peneliti wawancarai adalah
Abdul Aziz. Salah satu siswa kelas xk. Subjek mengatakan bahwa ia pernah mendapatkan
pengalaman bullying pertama kali saat menginjak kelas 10 Smk. ia mengatakan bahwa ia diejek
oleh beberapa teman kelasnya dengan cara
di olok olok warna kulitnya dengan suatu perkataan yang buruk . Akibatnya ia merasa jengkel
(sakit hati) kepada beberapa teman kelasnya yang membullynya. Hanya saja yang subjek
lakukan

ketika itu adalah melawan serta diam saja, dan sabar, karena

jumlah dari teman-teman kelasnya yang mengolok olok atau mengejek lebih dari dua orang.
Secara

fisik ia juga salah satu yang berbadan kecil di kelasnya, oleh karena itu subjek tidak berani
mengolok olok balik karena takut terhadap temanteman yang memperolok subjek di kelasnya
yang berbadan lebih besar, dengan alasan takut diajak berkelahi atau di pukuli.
(hasil wawancara, 2 maret 2023 ) Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari survey awal di
lapangan terhadap salah satu subjek yang peneliti wawancarai menunjukkan bahwa bullying
memang mempengaruhi kepercayaan diri dari subjek. Subjek mengatakan bahwa pengaruh
bullying yang paling ia rasakan adalah mempengaruhi kepercayaan diri yang menjadi semakin
rendah,m. Dari data hasil wawancara melalui survey awal di lapangan ini saja sudah
menunjukkan bahwa di Man 1 Jombang paling tidak sudah ada data real yang menunjukkan
bahwa terdapat siswa tersebut yang pernah mendapatkan perlakuan bullying yang

7
mempengaruhi kepercayaan diri dari subjek yang bersangkutan (hasil wawancara, 2 maret
2023).Survey yang dilakukan Sejiwa (2006) pada guruguru pada tiga SMA di dua kota besar
di pulau jawa menunjukkan bahwa dampak negatif bullying masih belum sepenuhnya disadari
oleh para guru. Banyak pihak yang menganggap bahwa perilaku bullyingdalam kehidupan
sehari
hari adalah hal yang sangat wajar terjadi. Perilaku bullying
dianggap wajar dengan alasan memperkuat mental
siswa (MOS/LDK). Atau dengan alasan untuk menegakkan kedisiplinan individu. Bahkan
secara tak sadar pun perilaku
bullying bisa menjadi bagian dari interaksi
sosial di masyarakat, contohnya seperti mengejek de
ngan tujuan bercanda yang justru kemudian menjadi masalah serius.Sedangkan menurut
Setiawati (2008:21) mereka sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk
sekolah dan menjadi tidak percaya diri serta merasa tidak nyaman di sekolah, dan merasatidak
bahagia. Aksi bullying menyebabkan korbannya menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya
karena
teman sebaya korban bullyingtidak mau ikut membully,
yang akhirnya mereka juga menjadi target bullyingkarena mereka menjadi teman dari target
bullying.

Alasan mengapa Penulis melakukan penelitian ini dengan judul: pengaruh bullying terhadap
kepercayaan diri siswa siswi Man 1 Jombang
karena penulis mengetahui banyak sekali korban bullying . Oleh karena itu penulis ingin
melakukan penelitian tugas sosiologi untuk membuktikan asumsi peneliti bahwasanya di
dalam man 1 jombang pun ada bullying,serta untuk membuktikan bahwa benar atau tidak,
bahwasanya bullying berpengaruh terhadap kepercayaan diri.
Tema atau judul penelitian ini di anggap penting karena seorang individu berhak mendapatkan
kebahagiaan atas dirinya sendiri tanpa ada yang menggagu atas kebahagiaan tersebut dengan
cara membully individu yang bersangkutan. Selain itu bullying memang mempengaruhi
kepercayaan diri seorang individu dan mengganggu kebahagiaan dari subjek atau korban yang
bersangkutan. Selain itu
sebagai tempat untuk di jadikan penelitian di lapangan ka
rena banyak rekan rekan di kelas x yang sering sharing pada penulis bahwa mereka juga pernah
mendapatkan pengalaman bullying baik di masa lalunya maupun saat ini. Oleh karena itu

8
penulis memutuskan untuk melakukan penelitian ini di kelas x. Berdasarkan penelitian
terdahulu dan kasus di atas terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa bullying dapat terjadi
pada semua umur, sekalipun pada siswa tingkatan Sma yang pada dasarnya sudah beranjak
dewasa, akan tetapi bullying
tetap terjadi, oleh karena itu sangat menarik untuk dilakukan penelitian dengan mengkaji
“Pengaruh bullying terhadap kepercayaan diri siswa siswi Man 1 Jombang”
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penelitian ini dapat mengambil rumusan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat bullying pada siswa Man 1 Jombang?
2. Bagaimana tingkat kepercayaan diri pada Man 1 Jombang?
3. Bagaimana pengaruh antara bullying terhadap kepercayaan diri pada siswa Man 1
Jombang
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana tingkat bullying pada siswa Man 1 Jombang
2. Mengetahui bagaimana tingkat kepercayaan diri pada siswa Man 1 Jombang.
3. Mengetahui pengaruh antara bullying terhadap kepercayaan diri pada siswa Man 1
jombang
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas sosiologi
Man 1 Jombang
2. Bagi Man 1 Jombang
Hasil dari Penelitian ini memberikan sumbangan penelitian bagi Man 1 Jombang dengan
tema pengaruh bullying terhadap kepercayaan diri siswa Man 1 Jombang. Sehingga bisa
juga di jadikan acuan bagi sekolah untuk membuat kuriakademik tentang larangan
bullying di sekolah
3. Bagi Individu / subjek
yang menjadi korban bullyingPenelitian ini juga bermanfaat untuk subjekatau individu
yang bersangkutan.Adanya penelitian ini juga bisa memberikan informasi terhadap
korban, sehingga ia bisa lebih berhati hati terhadap pelaku bullying.

9
4. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan bagi para pembaca untuk menambah
wawasan keilmuannya mengenai definisi dari
bullyingdan kepercayaan diri, sebagai bahan untuk diskusi, sebagai bahan untuk evaluasi
diri mengenai bullying terhadap diri sendiri, Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
bahan pembanding bagipenelitiansebelumnya dan penelitianyang akan dilakukan dimasa
yang akan datang dengan tema yang sama.

10
8

BAB II

2.1. DESKRIPSI TEORI

1. Pengertian Bullying

Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok
orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma,
dan tak berdaya. Selain itu, bullying merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan
kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan
mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Kata bullying sendiri berasal
dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana
kemari. Victorian Departement of Education and Early Chilhood
Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang
mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik
maupun psokologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta
dilakukan secara berulang dan terus menerus.

PERAN DALAM BULLYING

Ada empat peran yang muncul saat terjadi bullying, yaitu:

a. Bullies (pelaku bullying) yaitu seseorang yang secara fisik dan/atau emosional
melukai orang lain secara berulang-ulang. Pelaku bullying juga cenderung
memperlihatkan simptom depresi yang lebih tinggi daripada orang yang tidak terlibat
dalam perilaku bullying dan simptom depresi yang lebih rendah daripada victim atau

11
korban. Pelaku bullying cenderung mendominasi orang lain dan memiliki kemampuan
sosial dan pemahamanakan emosi orang lain yang sama.
b. Victim (korban bullying) yaitu seseorang yang sering menjadi target dari perilaku
agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan
melawan penyerangnya. Korban bullying cenderung menarik diri, depresi, cemas dan
takut akan situasi baru.
c. Bully-victim yaitu pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, tetapi juga
menjadi korban perilaku agresif Bully victim menunjukkan level agresivitas verbal
dan fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lain.
d. Netral yaitu pihak yang tidak terlibat dalam perilaku agresif atau bullying

Faktor Perilaku Bullying

Berdasarkan beberapa temuan, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa
perilaku bullying itu terjadi:

1. Keluarga.

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik
yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika
tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku cobacobanya itu, ia akan
belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan

12
perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak
mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak sebagai
pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah
sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak
membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama
anggota sekolah;

3. Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang
kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha
untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka
sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4. Kondisi Lingkungan Sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah
satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar
siswanya.

10
5. Tayangan televisi dan media cetak

13
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka
tampilkan. Survey yang dilakukan Kompas memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru
adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-
katanya (43%).

Jenis-Jenis Bullying

a. Bullying Fisik

Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat diidentifikasi
di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan fisik terhitung
kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan. Jenis penindasan secara fisik di
antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting,
mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta
merusak dan menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak yang tertindas. Semakin
kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan
walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.

b. Bullying Verbal

Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak
perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat dibisikkan
dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi. Penindasan verbal dapat
diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar binger yang terdengar oleh
pengawas, diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di
antara teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik
kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau barang-
barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi
ancaman kekerasan, tuduhantuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.

c. Bullying Relasional

14
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasionaladalah pelemahan harga diri si
korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau
penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang
terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan
mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau
menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku
ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata,
helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.

11
d. Cyber bullying

Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet
dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari
pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.

e. Seksual bullying

Adalah tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara seksual. Intimidasi
seksual ini termasuk pemanggilan nama seksual atau cat-calling, gerakan vulgar, menyentuh,
dan materi pornografi.

2.2. Penelitian lain yang relevan

Banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk mengngungkap perilikau


buliying,antara lain sebagai berikut:

1. Banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk mengungkap perilaku


bullyng, antara lain sebagai berikut :

15
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siswati Costrie Ganes Widayanti (2009) dengan
judul “Fenomena Bullying di Sekolah Dasar Negeri Semarang” Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi murid yang menjadi korban bullying. Untuk
mendeskripsikan bentuk-bentuk bullying di SD Negeri Semarang, penelitian ini
menggunakan metode skala/angket wawancara dengan cara persampelan gugus.
Total sampel dari penelitian ini adalah 78 murid dari kelas 3 sampai dengan kelas
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37.55% murid menjadi korban dari
bullying. 42.5% murid menderita karena disebabkan menjadi korban bullying
fisik, dan 34.06% disebabkan oleh bullying mental/psikologis.

12
2.percaya diri, stress dan sakit hati, menangis. Gugup tegang, trauma
berkepanjangan, membalas , kasar dan dendam, berbohong, pusing, sulit tidur,
mimpi buruk, mual, minta pindah sekolah. Reaksi korban bullying; Membalas,
memaklumi tindakan pelaku, diam tak berdaya, melarikan/menghindar dan
menuruti keinginan pelaku. Bullying terjadi; di sekolah, tempat bermain, di
rumah, di jalan menuju sekolah. Pelaku bullying; Teman sekolah, orang tak
dikenal, tetangga, guru, orangtua dari saudara.

16
3. Penelitian yang dilakukan oleh Irvan Usman (2010) dengan judul “Perilaku
Bullying Ditinjau Dari Kepribadianp, Komunikasi Interpersonal Remaja dengan
Orang Tua, Peran Kelompok Teman Sebaya dan Iklim Sekolah Pada Siswa SMA
Di Kota Gorontalo”. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kepribadian,
kemunikasi remaja dengan orang tua, peran kelompok sebaya, dan iklim sekolah
terhadap perilaku bullying pada siswa SMA di Kota Gorontalo. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persentase perilaku bullying siswa terbagi dalam beberapa
tingkatan yang diantaranya adalah : kategori perilaku bullying yang tinggi
terdapat 15,5%, kategori perilaku bullying sedang 50%, kategori perilaku
bullying rendah 26.2% dan kategori perilaku bullying sangat rendah 8.5%.

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian di atas dapat peneliti kemukakan


bahwa ada perbedaan judul penulis teliti adalah : pengaruh bullying terhadap
kepercayaan terhadap kepercayaan diri siswa man 1 jombang.

17
13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan atau Jenis Penelitian yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif. Sesuai dengan istilahnya,


penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data, serta hasilnya. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang
datanya terwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang di
analisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang
sifatnya spesifik, danuntuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi
variabel yang lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan Man 1 Jombang tepat di


Jalan Dokter wahidin Sudirohusodo No.2,Sengon,kecamatan. Jombang, Kabupaten Jombang.

2. Waktu penelitian

Waktu yang digunakan penelitian ini dilaksanakan tanggal dikeluarkanya ijin penelitian
dalam kurung waktu kurang lebih 3 minggu pada tanggal 2 maret 2024. Dikumpulkan dalam
bentuk proposal.

18
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Observasi

Menurut Subagyo, observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikologis untuk kemudian dilakukan
pencatatan. Melalui tahap observasi ini penulis ingin menggali data mengenai pengaruh
bullying terhadap kepercayaan diri siswa man 1 jombang

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan kedua belah
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
mewawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun jenis
teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara sistematik, yaitu
wawancara yang mengarah pada pedoman yang telah dirumuskan berdasarkan keperluan
penggalian data dalam penelitian. Melalui tahap wawancara ini, secara umum penulis ingin
menggali data tentang

a. Apa saja pengaruh bullying terhadap sisiwa?


b. Mengapa perilaku bullying sanget berbahaya terhadap siswa?

14

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, G. (2013). Mental imagery mengenai lingkungan sosial yang


baru pada korban bullying.eJournal Psikologi, Vol. 1 No. 1. Hal. 23-37 Al-Qur’an
Alsa, Asmadi. (2004). Pendekatan Kunatitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar Offset.Anantasari. (2006). Menyikapi Perilaku Agresif Anak.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta

19
15

20

Anda mungkin juga menyukai