Anda di halaman 1dari 33

PSIKOLOGI UMUM

( John W Santrock)

NAMA MAHASISWA :SARAH M PANE

NIM :1213313026

DOSEN PENGAMPU :Risky Ramadhani S.Pd.,M.Pd

MATA KULIAH :Psikologi Umum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2021

Skor Nilai:

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas karunia-Nya

penulis masih dapat membuat tugas Critical Book Review (CBR) ini tepat pada waktunya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama proses pembelajaran mata kuliah Psikologi Umum.

Makalah ini membahas tentang ‘’Psikologi Umum‘’.Adapun tugas ini dibuat untuk

memenuhi tugas CBR mata kuliah Psikologi Umum.Saya berharap makalah ini menjadi

salah satu refrensi bagi pembaca dalam mempelajari materi mengenai Psikologi Umum.

Saya menyadari bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan,untuk itu kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan,agar tugas CBR ini menjadi lebih

baik.Akhir kata,saya mengucapkan terimakasih.Semoga tugas Critical Book Report ini

dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan.

Medan,16 September 2021

Penulis
Sarah M Pane

1213313026

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR.................................................................................. 1

B.Tujuan Penulisan CBR.............................................................................................. 1

C.Manfaat CBR ............................................................................................................ 2

D.Identitas Buku ........................................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................

A. Kelebihan Buku ............................................................................................. 29

B. Kelebihan Buku............................................................................................. 30

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................... 31

B. Rekomendasi ................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu

mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesional guru, terutama dalam

menguasasi konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar

dan pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya
diperoleh berupa pembaharuan pengetahuan, kemapuan untuk mengemas perasaan,

pembahasan sikap, kecakapan dalam bertindak dan bertumbuhnya kesadaran untuk

bertanggung jawab.

Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia

khusunya dalam dunia pendidikan maka faktor ini mendorong psikologi terus dikaji dan

dipelajari oleh banyak orang , guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain

sebagainya. Perkembangan psikolgi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran

displin, hal ini menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang

termasuk didalamnya adalah psikologi pendidikan.

Mempertimbangkan faktor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat

utama untuk kegitan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka

kehadiaran dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta

proses ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini

diharapkan dapat membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan

pembelajaran.

B.Tujuan

1. Melatih diri agar adaptif terhadap perubahan

2. Mengulas dan memahami isi buku

3. Untuk menambah pengetahuan mengenai psikologi pendidikan

4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada dalam sebuah

buku

5. Untuk memenuhi tugas Critical BOOK Review (CBR) Psikologi pendidikan

C. Manfaat

1. Memupuk sikap jujur,displin,mandiri,aktual dan mengharagai pendapat

2. Mempermudah kita dalam mendapatkan inti dari sebuah buku karena dilengkapi

dengan ringkasan isi buku , pembahasan isi buku,sehingga kita dapat dengan
mudah memahami materi yang ingin kita pelajari

3. Melatih mahasiswa agar terbiasa mereview dan dapat berfikir kritis

4. Mempermudah kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku

D.Identitas Buku Yang Direview

Buku Utama

1.Judul buku :Psikologi Pendidikan-Edisi Kedua

2.Pengarang : John W Santrock

3.Penerbit :Kencana

4.Tahun terbit :2015

5.Kota Terbit :Jakarta

6.Tebal Buku : xxiv + 750 halaman

7.Ukuran :19×25 cm

8..ISBN :978-979-3925-82-0

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 Psikologi Pendidikan: Perangkat untuk Mengajar Secara Efektif

Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhusukan diri pada pemahaman

proses mengajar dan belajar di dalam lingkungan pendidikan. William James dan John

Dewey adalah perintis penting dalam psikologi pendidikan, dan juga E. L. Thorndike. Di

antara ide penting dalam psikologi pendidikan yang berasal dari Dewey adalah: anak

sebagai pembelajar aktif, pendidikan untuk semua anak, penekanan pada adaptasi anak

terhadap lingkungannya, dan cita-cita demokratis agar semua anak mendapatkan

pendidikan yang baik. Hanya ada sedikit tokoh dari kelompok etnis minoritas dan beberapa

perempuan di awal sejarah psikologi pendidikan karena adanya hambatan etnis minoritas

dan beberapa perempuan di awal sejarah psikologi pendidikan karena adanya hambatan

etnis dan gender. Perkembangan lebih lanjut mencakup munculnya behaviorisme Skinner
pada pertengahan abad ke-20 dan revolusi kognitif pada 1980-an. Pada tahun-tahun

belakangan ini, muncul minat yang makin luas terhadap aspek sosioemosional dari

kehidupan anak, termasuk konteks kultural.

Mengajar terkait dengan sains dan seni. Dari segi sains, informasi dari riset psikologis

dapat memberikan ide yang berharga. Dari segi seni, keahlian dan pengalaman berperan

penting untuk pengajaran yang efektif.

Guru yang efektif menguasai mata pelajaran, menggunakan strategi mengajar yang efektif,

dan punya keahlian dalam bidang berikut: perencanaan dan penentuan tujuan, manjemen

kelas, motivasi komunikasi, bekerja dengan kelompok etnis dan kultural yang berbedabeda dan
teknologi. Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi.

Ini mencakup sikap yang baik dan penuh perhatian kepada murid. Guru mudah terseret ke

sikap negative, tetapi sikap ini akan mempengaruhi murid dan mengganggu proses belajar

mereka.

Pengalaman personal dan informasi dari ahli bisa membantu anda untuk menjadi guru yang

efektif. Informasi yang anda peroleh dari riset juga sangat penting. Informasi dari riset

tersebut akan membantu anda untuk memilih berbagai strategi dan menentukan mana yang

paling efektif dan paling tidak efektif. Riset membantu anda mengurangi kesalahan dalam

penilaian yang hanya didasarkan pada pengalaman personal. Sains bukan didefenisikan

oleh apa yang ditelitinya tetapi oleh bagaimana cara investigasi dilakukan. Riset ilmiah

bersifat objektif, sistematis dan dapat diuji, mereduksi kemungkinan informasi akan

didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan. Riset ilmiah didasarkan pada metode

ilmiah, yang terdiri dari beberapa langkah: merumuskan masalah, mengumpulkan data,

menarik kesimpulan, dan merevisi kesimpulan dan teori. Sebuah teori adalah seperangkat

ide yang koheren yang membantu menjelaskan dan membuat prediksi. Sebuah teori

memuat hipotesis.

Banyak metode yang dapat dipakai untuk mendapatkan informasi tentang beragam aspek

dari psikologi pendidikan. Metode pengumpulan data riset dapat diklasifikasikan sebagai
metode deskriptif, korelasional dan eksperimental. Metode deskriptif mencakup observasi,

wawancara, kuesioner, tes standart, studi etnografik, dan studi kasus. Dalam studi

korelasional, tujuannya adalah mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih

kejadian atau karakteristik. Prinsip-prinsip adalah korelatif tidak sama dengan sebab

akibat. Riset eksperimental adalah satu-satunya jenis riset yang dapat mengungkapkan

sebab-sebab perilaku. Melakukan sebuah eksperimen melibatkan pengkajian pengaruh

setidaknya satu variabel independen (faktor eksperimental, berpengaruh dan dimanipulasi)

terhadap satu atau lebih variabel dependen (faktor yang diukur). Eksperimen melibatkan

penetapan acak terhadap partisipan ke satu atau lebih kelompok eksperimental. Riset crosssectional
melibatkan pengkajian kelompok orang pada satu waktu. Riset longitudinal

adalah mempelajari orang yang sama dalam kurun waktu tertentu. Riset evaluasi program

adalah riset yang di desain untuk membuat keputusan tentang efektivitas program tertentu.

Riset aksi dipakai untuk memecahkan problem sosial atau problem di kelas tertentu,

meningkatkan strategi pengajaran, atau membuat keputusan tentang lokasi spesifik. Guru

sebagai periset melakukan studi kelas untuk memperbaiki praktik pendidikannya. Periset

psikologi pendidikan mengakui bahwa sejumlah masalah etika harus dipertimbangkan saat

melakukan riset. Kepentingan partisipan harus selalu diutamakan. Setiap usaha harus

memerhatikan kesetaraan lelaki dan perempuan.

BAB 2 Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Perkembangan adalah produk dari proses biologis. kognitif, dan sosioemosional, yang

sering kali saling terkait. Periode perkembangan mencakup bayi, anak-anak awal,

menengah dan akhir, remaja, dan dewasa awal. Semakin banyak Anda mengetahui

perkembangan anak, semakin baik pemahaman Anda tentang level yang tepat untuk

mengajari mereka. Masa kanak-kanak merupakan landasan untuk masa dewasa.

Bagian paling penting dari pertumbuhan adalah perkembangan otak dan sistem saraf.

Myelination yang melibatkan koordinasi mata dan tangan belum lengkap hingga sekitar

urnur 4 tahun, dan myelination yang melibatkan pemfokusan perhatian belum lengkap
hingga usia sekitar 10 tahun. Terjadi pemangkasan synaptic substansial dari koneksi otak,

dan tingkat densitas koneksi synaptic belum mencapai titik tertentu di usia remaja. Daerah

otak yang berbeda berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Lateralisasi

(lateralization) dalam beberapa fungsi verbal dan nonverbal terjadi, tetapi banyak fungsi

yang terkait dengan kedua belahan otak. Tidak banyak yang diketahui tentang hubungan

antara neuroscience (ilmu sarat) dengan pendidikan, dan bahkan efek dari hubungan itu

terlalu dilebih-lebihkan.

Jean Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan

proses- proses penting: skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan ekuilibrasi. Dalam

teorinya, perkembangan kognitif terjadi dalam urutan empat tahap: sensorimotor (dari

kelahiran hingga usia 2 tahun), pra-operasional (tiga sampai tujuh tahun), operasional

konkret (tujuh sampai sebelas tahun), dan operasional formal (sebelas sampai lima belas

tahun). Masing-masing tahap mengalami kemajuan secara kualitatif. Dalam tahap

sensorimotor, bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan

pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan pemahaman akan object

permanence. Pemikiran pra-operasional mencakup fungsi simbolis dan pemikiran intuitif.

Keterbatasannya adalah egosentrisme, animisme, dan centration. Pada tahap operasional

konkret, anak bisa melakukan kegiatan, dan pemikiran logis menggantikan pemikiran

intuitif ketika penalaran dapat diaplikasikan pada contoh spesifik atau konkret. Klasifikasi,

seriasi, dan transitivity adalah keahlian operasional yang penting. Pada tahap operasional

formal, pemikiran lebih abstrak, idealistis, dan logis. Penalaran hipotetis-deduktif menjadi

penting. Egosentrisme remaja merupakan ciri dari banyak remaja.

Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada

sistem simbol. Bahasa manusia adalah diciptakan. Semua bahasa manusia juga punya

aturan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatis. Anak-anak secara biologis

sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan pengasuhnya. Bukti
paling kuat untuk basis biologis dari bahasa ini adalah bahwa anak di seluruh dunia

mencapai titik utama bahasa pada usia yang kira-kira sama meskipun ada banyak

perbedaan dalam lingkungan dan pengalaman. Akan tetapi, anak-anak tidak belajar bahasa

secara terpisah dari lingkungan sosial. Anak-anak mendapat banyak manfaat apabila orang

tua dan guru melibatkan mereka aktif dalam percakapan, memberi pertanyaan, dan

berbicara dengan mereka. Ringkasnya, pengalaman dan aspek biologis berinteraksi untuk

melahirkan perkembangan bahasa.

Penguasaan bahasa melalui beberapa tahap. Celoteh terjadi pada usia kira 3 sampai 6

bulan, kata pertama muncul pada usia 10-13 bulan, dan pengucapan dua kata terjadi pada

usia 18-24 bulan. Saat anak melampaui tahap pengucapan dua kata ini, mereka dapat

menunjukkan bahwa mereka menguasai beberapa aturan morfologi, seperti

didokumentasikan dalam studi Berko-Gleason. Anak-anak juga mengalami kemajuan

dalam fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Menjelang akhir remaja, kosakata

bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir (late adolescence), individu mulai

bisa mengapresiasi karya sastra dewasa.

BAB 3 Konteks Sosial dan Perkembangan Sosioemosional

Teman seusia adalah anak yang usia atau level kedewasaannya sama. Isolasi sosial, atau

ketidakmampuan untuk “nyambung” dengan jaringan sosial, disebabkan oleh banyak

problem. Anak mungkin punya salah satu dari empat status teman sebaya: populer, ditolak,

diabaikan, atau kontroversial. Anak yang ditolak atau dijauhi sering kali mengidap

problem serius ketimbang anak yang diabaikan. Persahabatan adalah aspek penting dari

relasi sosial anak-anak. Relasi teman sebaya mulai mendominasi waktu anak di sekolah

dasar dan sekolah menengah. Kelompok teman seusia berjenis kelamin sama mendominasi

di sekolah dasar. Pada masa remaja awal, partisipasi dalam kelompok meningkat.

Sekolah melibatkan konteks perkembangan sosial yang berubah dari prasekolah hingga

sekolah menengah atas. Setting masa kanak-kanak awal adalah lingkungan terlindungi
dengan satu atau dua guru, biasanya wanita. Teman seusia lebih penting di masa sekolah

dasar. Di sekolah menengah, bidang sosialnya meluas mencakup seluruh sekolah, dan

sistem sosialnya menjadi lebih kompleks. Kualitas pendidikan kanak-kanak awal

membutuhkan pendidikan yang tepat secara developmental, yakni sesuai dengan usia dan

sesuai secara individual. Program Head Start adalah intervensi pendidikan efektif, tetapi

sekitar dari program ini belum efektif. Salah satu keprihatinan utama adalah banyak kelas

di SD hanya menggunakan umpan balik negatif. Transisi ke sekolah menengah biasanya

membuat murid tertekan karena berbarengan dengan perubahan fisik, kognitif, dan

sosioemosional. Perubahan ini mencakup pula perubahan posisi dari paling atas menjadi

paling bawah dalam hierarki sekolah. Sekolah efektif untuk remaja muda disesuaikan

dengan variasi individual dalam diri murid, sangat memerhatikan perkembangan remaja

muda dan memberi pada perkembangan sosioemosional dan kognitif. Makin banyak pakar

pendidikan yang percaya bahwa dibutuhkan perubahan substansial di dalam pendidikan

SMA di AS.

Aspek-aspek perkembangan sosioemosional ini: rasa harga diri, identitas, dan konsep

moral. Rasa harga diri, juga disebut martabat diri atau citra diri, adalah konsepsi

keseluruhan individu dirinya sendiri. Empat kunci untuk meningkatkan rasa harga diri

adalah: (1) mengidentifikasi sebab-sebab rasa rendah diri dan domain kompetensi yang

penting bagi murid; (2) menyedinakan dukungan emosional dan penerimaan sosial, (3)

membantu murid berprestasi dan (4) mengembangkan murid untuk menangani situasi.

Marcia mengatakan bahwa remaja punya satu dari empat status identitas (berdasarkan

sejauh mana identitas itu dieksplorasi, atau sejauh mana identitas itu dieksplorasi, atau

sejauh mana mereka mengeksplorasi alternatifnya apakah mereka membuat komitmen atau

tidak).

BAB 4 Variasi Individual

Intelegensi terdiri dari keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi
dan belajar dari pengalaman kehidupan sehari-hari. Minat terhadap inteligensi sering kali

difokuskan pada perbedaan dan penilaian individual. Binet dan Simon menyusun tes

inteltgensi pertama. Binet mengembangkan konsep usia mental, dan Stern membuat

konsep IQ sebagai MA/CA x 100. Distribusi skor Stanford-Binet mendekati kurva normal.

Skala Weschler juga banyak dipakai untuk menilai inteligensi. Semuanya menghasilkan IQ

keseluruhan, dan IQ verbal dan kinerja. Tes kelompok lebih nyaman dan ekonomis, tetapi

punya sejumlah kekurangan (kurang kesempatan untuk menyusun laporan; gangguan dari

murid Iain). Tes inteligensi kelompok harus dilengkapi dengan informasi relevan lain saat

akan membuat keputusan untuk murid. Ini juga berlaku untuk tes inteligensi individual.

Empat kontroversi dan isu yang berkaitan dengan inteligensi adalah: (1) persoalan sifatasuhan dari
bagaimana warisan dan lingkungan berinteraksi untuk menghasilkan

intelegensi; (2) apakah orang memiliki inteligensi umum atau tidak; (3) seberapa adilkah

tes intelegensi berlaku untuk lintas kelompok etnis dan kultural; dan (4) apakah murid

harus dikelompokkan berdasarkan kemampuannya (tracking). Adalah penting untuk

menyadari bahwa tes intehgensi adalah indikator kinerja sekarang, bukan potensi tetap.

Gaya bukan kemampuan tetapi cara yang disukai seseorang untuk memanfaatkan

kemampuan. Masing-masing individu punya sejumlah gaya belajar dan berpikir. Gaya

impulsif/reflektif juga disebut juga sebagai tempo konseptual. Dikotomi ini adalah

perbedaan tendensi untuk bertindak cepat dan impulsif dengan tendensi untuk

menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons atau memikirkan (reflect) akurasi dari

suatu jawaban. Murid impuisif biasanya membuat lebih banyak kesalahan ketimbang

murid reflektif. Gaya mendalam/dangkal adalah sejauh mana murid menjalani proses

belajar dengan satu cara yang rnembantu mereka untuk memahami makna materi (gaya

mendalam) atau sekadar mempelajari apa-apa yang perlu dipelajari (gaya dangkal). Setiap

kelas punya murid dengan gaya belajar dan berpikir yang berbeda-beda, dan akan

membantu jika guru mengetahui mana gaya murid yang perlu dimodifikasi agar bisa

membantu mereka dalam belajar. Beberapa pengkritik mengatakan bahwa basis riset untuk
gaya belajar dan berpikir ini belum cukup berkembang.

Kepribadian (personalitas) adalah pemikiran, emosi, dan perilaku khas yang menjadi ciri

dari cara individu untuk beradaptasi dengan dunianya. Psikolog baru-baru ini mengidentifikasi "lima
besar' faktor kepribadian: stabilitas emosional, ekstraversi, keterbukaan

kepada pengalaman, agreeableness, dan conscientiousness. Faktor 'lima besar' ini memberi

guru sebuah kerangka untuk memahami karakteristik kepribadian murid. Konsep interaksi

orang-situasi menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengkarakteristikkan kepribadian

individu adalah bukan hanya berdasarkan bakat pembawaan saja, tetapi berdasarkan

pembawaan dengan situasinya. Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara

merespons yang khas. Chess dan Thomas meyakini bahwa ada tiga gaya temperamen

dasar: easy, dificult, dan slow-to-warm-up. Temperamen difficult (sulit) membuat anak

mudah kena masalah. Dalam pendidikan yang melibatkan temperamen anak, guru dapat

menunjukkan perhatian dan penghargaan pada individualitas, mempertimbangkan struktur

lingkungan murid, dan mewaspadai problem yang mungkin timbul apabila mengenakan

label “sulit” dan menggunakan paket program untuk “anak sulit”.

10

Bab 5 Diversitas Sosiokultural

Kultur adalah pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari kelompok orang tertentu

yag divariasikan dari satu generasike generasi selanjutnya. Produk itu berasal dari interaksi

antara anggota kelompok dan lingkungan mereka selama bertahun-tahun. Kultur

dikelompokkan menjadi kultut individualistis (seperangkat nilai yang lebih

memprioritaskan tujuan personal ketimbang tujuan kelompok)dan kultur kolektivistik

(seperangkat nilai yang lebih memprioritaskan nilai yang mendukung kelompok). Banyak

Kultur Barat adalah individualistis dan banyak kultur Timur adalah kolektivistik.

Status sosioekonimu (SES) adalah kategorisasi orang berdasarkan karakteristik ekonomi,

pendidikan, dan pekerjaan, Penekanannya dititikberatkan pada perbedaaan antara individu

dengan status sosioekonomi rendah dan menengah. Individu dengan SES rendah biasanya

kurang mendapat pendidikan, kurang kekuatan untuk memengaruhi sekolah dan institusi
komunitas lainnya, dan kurang sumber daya sumber daya ekonomi.

Etnisitas adalah pola karakterisrik umum seperti warisan budaya, kebangsaan, ras, agama,

dan bahasa. Semua orang adalah anggota dari satu atau lebih kelompok etnis. Istilah ras

kini didiskreditkan sebagai istilah biologis, tetapi sayangnya masih dipakai untuk

menstrereotipkan orang. Prasangka adalah sikap negatif yang tak berasalan terhadap

seseorang karena keanggotaan seseorang itu dalam satu kelompok. Pengalaman historis,

ekonomi, sosial, menghasilkan perbedaan anatr kelompok etnis, dan adalah penting untuk

mengakui perbedaan ini. Adalah penting untuk mengakui perbedaan luas yang ada dalam

setiap kelompok kultural.

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai diversitas dan memasukkan

perspektif dan berbagai macam kelompok kultural. Pemberdayaan, dengan cara

memberikan keahlian intelektual dan keahlian memecahkan masalah untuk membuat dunia

menjadi lebih baik, adalah aspek penting dari pendidikan multikultural dewasa ini.

Pemberdayaan juga bertujuan memberi murid kesempatan untuk mempelajari pengalaman,

perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok etnis dan kultural yang berbeda-beda.

Tujuannya adalah agar pemberdayaan ini akan meningkatkan rasa harga diri kelompok

minoritas, mengurangi prasangka, dan memberi kesempatan pendidikan yang lebih adil.

Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan

multikultural. Pendekatan ini berusaha mengaitkan pengajaran dengan latar belakang

11

kultural murid. Pendidikan berpusat pada isu juga merupakan aspek penting dari

pendidikan multikultural. Dalam pendekatan ini, murid diajar agar dapat secara sistematis

mengkaji isu-isu yang menyangkut kesetaraan dan keadilan sosial.

Di antara ide strategis untuk meningkatakan hubungan antara murid dari kelompok etnis

yang berbeda adalah: kelas jigsaw (menyuruh murid-murid dari latarbelakang kultural

yang berbeda untuk saling bekerja sama mengerjakan bagian tugas yang berbeda dari tugas

besar untuk mencapai tujuan yang sama), kontak personal yang positif, perspective taking,
pemikiran kritis dan intelegensi emosional, mngurangi bias, meningkatkan toleransi, dan

mengembangkan sekolah dan komunitas sebagai satu tim. Pendukung pengajaran nilai inti

Anglo-Protestan Kulit Putih mengatakan bahwa nilai-nilai seperti saling menghormati, hak

individual, dan toleransi terhadap perbedaan harus diajarkan ke semua anak. Para

pengkritiknya berargumen bahwa nilai-nilai itu bukanlah khusus milik Anglo=Protestan

Kulit Putih, tetapu merupakan tradisi Barat. Hirsch mengatakan bahwa murid harus diajari

pengetahuan kultural umum agar mereka melek budaya.

Gender adalah dimensi sosiokultural dari pria dan wanita. Gender dibedakan dari seks

(jenis kelamin), yang merupakan dimensi biologis dari pria dan wanita. Peran gender

adalah ekspektasi yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berpikir,

merasa, dan bertindak. Dua pandangan tentang gender adalah teori psikoanilitis dan teori

kognisi sosial. Teman sebaya terutama memaikan peran kuat dalam menghargai perilaku

yang tepat-gender dan menghukum perilaku yang tidak tepat-gender. Dua pandangan

kognitif tentang gender adalah teori perkembangan kognitif dan skema gender. Stereotip

gender adalah kategori luas yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang perilaku yang

tapat untuk pria dan wanita Semua stereotip mengandung gambaran tentang seperti apakah

anggota dari suatu kategori. Beberapa stereotip gender dapat berbahaya bagi anak-anak,

terutama yang menyangkut sexixme (prasangka dan diskrimanasi terhadap orang

berdasarkan jenis kelaminnya). Para psikolog telah mempelajari kesamaan dan perbedaan

gender dalam kinerja fisik, matematika dan kemampuan sains, keahlian herbal, dan prestasi

sekolah, keahliah hubungan (rapport talk, and report talk), dan agresi/regulasi fdiri. Dalam

beberapa kasus, perbedaan gender adalah substansi (seperti dalam keahlian matematika).

Dewasa ini, kontroversi masih terjadi dalam soal beberapa umumkah atau seberapa

jarangkah perbedaan itu sebenarnya. Klarifikasi peran gender difokuskan dalam beberapa

maskulin, feminin, atau androginiskah seseorang itu.

12

Bab 6 Pelajar yang Tidak Biasa


Persentase substansial dari anak penderita ketidakmampuan mencakup retardasi mental,

gangguan bicara dan bahasa, atau gangguan emosional serius. Istilah dengan

ketidakmampuan kini lebih banyak dipakai ketimbang istilah “anak cacat” dan karenanya

anak pendenta ketldakmampuan ini tak lagi disebut “anak cacat”. Gangguan sensoris

antara lain gangguan visual dan pendengaran. Gangguan visual mencakup penglihatan

lemah (low vision) dan buta. Salah satu tugas penting adalah menentukan apa modalitas

(seperti sentuhan dan pendengaran) yang paling baik untuk membantu proses belajar murid

yang mengalami gangguan visual. sejumlah teknologi dapat membantu murid-murid ini.

Strategi pendidikan untuk murid yang menderita gangguan pendengaran dibagi menjadi

dua kelompok: oral dan manual. Kedua pendekatanini makin banyak dipakai untuk murid

dalam pendekatan komunikasi total. Di antara gangguan fisik yang mungkin diderita murid

adalah gangguan ortopedik (seperti cerebral palsy) dan gangguan kejang (sepertl epilepsi).

Retardasi mental adalah kondisi yang tampak sebelum umur 18 tahun, yakni kecerdasan

rendah (biasanya IQ di bawah 70) dan kesulitan beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Retardasi mental diklasifikasikan dalam term empat kategori terutama berdasarkan pada

skor IQ: ringan, moderat, berat, dan parah. Sistem klasifikasi yang lebih baru didasarkan

pada level dukungan yang dibutuhkan. Penyebab retardasi mental antara lain faktor genetik

(seperti dalam Down syndrome dan fragile X syndrome) dan kerusakan otak (yang

mungkin disebabkan oleh infeksi, seperti AIDS) dan faktor lingkungan.

Gangguan bicara dan bahasa antara lain problem dalam berbicara (seperti gangguan

artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa (kesulitan

menangkap dan mengekspresikan bahasa). Gangguan artikulasi adalah problem dalam

pelafalan kata secara benar. Gangguan suara tampak dalam bicara yang terlalu keras, kasar,

atau terlalu lemah. Anak dengan bibir sumbing biasanya mengalami gangguan jenis ini.

Gangguan kefasihan biasanya kita kenal sebagai “gagap”. Gangguan bahasa adalah

kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif dan ekspresif anak. Bahasa reseptif adalah

penerimaan dan pemahaman bahasa. Bahasa ekspresif adalah bahasa untuk


mengekspresikan pikiran seseorang dan berkomunikasi dengan orang lain.

Anak dengan gangguan atau ketidakmampuan belajar biasanya punya kecerdasan normal

atau lebih; mereka setidaknya kesulitan dalam satu bidang akademik atau lebih; dan

13

kesulitan itu tidak berkaitan dengan gangguan lain seperti retardasi mental. Mendiagnosis

apakah anak punya gangguan belajar atau tidak adalah tugas sulit. Kemungkinan anak

lelaki menderita gangguan belajar adalah tiga kali lebih banyak ketimbang anak

perempuan. Dyslexia adalah gangguan parah dalam kemampuan membaca dan mengeja.

Anak dengan ketidakmampuan belajar kerap mengalami kesulitan menulis dengan tangan,

mengeja, atau menyusun kalimat, dan kesulitan dalam bidang matematika. Ada kontroversi

seputar kategori “ketidakmampuan belajar”; beberapa kritikus percaya bahwa kategori itu

adalah hasil dari diagnosis yang berlebihan, yang lainnya tidak percaya. Diagnosis adalah

sulit, terutama untuk gangguan ringan. Identifikasi awal terhadap anak yang mungkin

menderita gangguan belajar sering kali dilakukan oleh guru di kelas, yang kemudian

meminta ahli untuk mengevaluasi anak itu. Banyak intervensi untuk ketidakmampuan

membaca dan mencakup strategi seperti peningkatan keterampilan decoding. Keberhasilan

intervensi tergantung kepada training dan keahlihan dari guru.

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah ketidakmampuan di mana anak

menunjukkan problem yang terus-menerus dalam satu ataulebih area ini. Kurang perhatian,

hiperaktif, dan impulsif. Walaupun tandi-tanda ADHD mungkin ada di masa kanak-kanak

awal, diagnosis ADHD sering kali baru dilakukan pada SD. Banyak pakar

merekomendasikan kombinasi intervensi media, akademik, dan behavioral untuk

membantu murid ADHD belajar dan menyesuaikan diri. Gangguan perilaku dan emosionai

terdiri dari problem serius yang menyangkut hubungan, agresi, depresi, rasa takut yang

diasosiasikan dengan persoalan personal atau sekolah, dan gangguan sosioemosional

lainnya. Istilah gangguan emosional serius belakangan ini dipakai untuk mendeskripsikan

kategori gangguan ini, walaupun bukannya tanpa kritik. Dalam contoh perilaku yang
sangat agresif dan tak terkontrol, murid akan dikeluarkan kelas. Problem ini lebih banyak

dialami anak lelaki ketimbang anak perempuan. Problem depresi, kecemasan, takut, dan

memendam perasaan biasanya lebih banyak dialami anak perempuan ketimbang anak

lelaki.

Hak pendidikan anak penderita ketidakmampuan ditetapkan pada pertengahan 1960-an.

Pada 1975 Kongres memberlakukan Public Law 94-142, Education of All Handicapped

Children Act, yang menetapkan bahwa semua murid harus mendapat pendidikan publik

yang tepat dan bebas biaya. Public Law 94-142 diganti dengan Individual with Disabilities

Education Act (IDEA) yang menentukan persyaratan umum untuk melayani semua anak

14

penderita ketidakmampuan. Anak yang dianggap menderita ketidakmampuan dievaluasi

untuk menentukan eligibilitas mereka untuk mendapatkan layanan pendidikan. IDEA

mengandung banyak ketentuan yang berkaitan dengan orang tua anak penderita

ketidakmampuan.

IEP adalah rencana program tertulis yang secara spesifik ditujukan untuk anak penderita

ketidakmampuan. Rencana harus: (1) berhubungan dengan kapasitas belajar anak. (2)

disesuaikan untuk masing-masing individu (individualized) dan bukan salinan dari rencana

yang ditawarkan untuk anak lain, dan (3) didesain untuk memberikan manfaat pendidikan.

Konsep least restrictive environment (IRE) termuat dalam IDEA. Konsep ini menyatakan

bahwa anak penderita ketidakmarnpuan harus di didik dalam setting yang semirip mungkin

dengan setting tempat anak yang tidak menderita ketidakmampuan belajar. Ketentuan

IDEA ini memberi basis hukum untuk upaya mendidik anak dengan ketidakmampuan di

kelas reguler. Istilah inklusi berarti mendidik anak penderita ketidakmampuan kelas

reguler.

15

Bab 7 Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial

Behavioral adalah pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang
dapat di observasi secara langsung, bukan melalui proses mental. Pengkodisian klasik dan

operan dalah pandangan behavioral yang menekankan pada pembelajaran asosiatif.

Psikologi semakin kearah kognitif selama dekade terakhir abang ke-20 dan penekana pada

kognitif masih berlanjut sampai sekarang. Ini tercermin dalam empat pendekatan kognitif

sosial yang menekankan pada interaksi faktor perilaku, lingkungan, dan person/kognisi,

dalam menjelaskan pembelajaran. Pendekatan pemrosesan informasi yang menitik

beratkan pada bagaimana anak mengolah informasi melalu atensi, memori, pemikiran, dan

proses kognitif lainnya. Pendekatan konstruksitivis kognitif menekankan pada konstruksi

pengetahuan dan pehaman oleh anak. Pendekatan konstruktivis sosial menitik beratkan

pada upaya kerja sama dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan

pemahaman.

Analisis perilaku terapan berarti mengaplikasikan perinsip pengkondisianoperan untuk

mengubah perilaku manusia. Mencari penguat mana yang paling baik untuk murid. Prinsip

Prensance menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapai digunakan sebagai

untuk menguatkan aktivitas muridapa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan

imbalan. Analisa perilaku terapan merekomendasikkan agar penguatan dibuat kontingenartinya,


diberikan secara tepat waktu dan hanya murid melakukan suatu tindakan yang

diinginkan. Skinner mendeskrikpsikan sejumlah jadwal penguatan. Kebanyakan penguatan

di kelas adalah penguatan parsial. Skinner mendeskripsikan empat jadwal penguatan

parsial: rasio-tetap, rasio-variabel, interval-tetap, dan interval-variablel. Perjanjian

(Contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam kesepakatan tertulis.

Meskipun penguatan negatif dapat meningkatkan perilaku yang diharapkan. Cara in iharus

dilakukan dengan sanat hati-hati untuk murid yang tidak memiliki kemampuan regulasi

diri yang baik. Sebuah prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau petunjuk

tambahan yang meningkatkan kemungkinan suatu stimuli disktiminatif akan menghasilkan

hasil yanh diinginkan.Shaping (pembentukan) adalah pengajaran perilaku baru dengan

secara terus-menerus memperkuat perilaku yang mendekati perilaku sasaran.

Strategi untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan antara lain: menggunakan
penguatan diferensial, menghentikan penguatan,menjauhkan stimuli yang diharapkan, dan

menyajikan stimuli yang tidak menyenangkan. Dalam penguatan diferensial guru bisa

16

memperkuat perilaku yang lebih tepat atau perilaku yang bertentangan dengan apa yang

sedang dilakukan murid. Menghentikan peguatan (pelenyapan) adalah menghilangkan

penguatan dari perilaku. Banyak perilaku yang tidak tepat justu bertahan karena atensi

guru, jadi menginggalkan perhatian bisa menurunkan perilaku yang tidak tepat itu. Strategi

paling umum untuk menjauhkan stimuli yang diinginkan adalah time-out. Strategi kedua

adalah response cost, yakni dengan menjauhkan penguat positif-seperti privilese-dari

murid. Stimulus yang tidak disukai menjadi sebentuk hukuman hanya jika ia menurunkan

perilaku. Bentuk paling umum dari hukuman di kelas adalah teguran herbal. Hukuman

harus digunakan sebagai opsi terakhir dan diiringi dengan penguatan atau response yang

diharapkan. Hukuman fisik tidak boleh dipakai di kelas. Apabila dipakai secara efektif,

teknik behavioral dapat membantu Anda untuk mengelelola kelas. Kritikus mengatakan

bahwa pendekatan ini terlalu menekankan pada kontrol eksternal dan kurang

memerhatikan kontrol internal. Mereka juga berargumen bahwa pengabaian faktor kognitif

berarti menyia-nyiakan potensi murid ysng besar. Para pengkritik itu mengungaktan bahwa

guru yang terlalu fokus pada pengelolaan kelas dengan menggunakan teknik operan

mungkin akan terlalu memerhatikan perilaku dan kurang memerhatikan pembelajaran

akademik.

Pendekatan perilaku kognitif bertujuan membuat murid memonitor, mengelola, dan

mengatur perilaku sendiri ketimbang dikontrol oleh faktor eksternal. Dalam beberapa

kalangan. Pendekatan int di namakan modifikasi perilaku kognitif. Pendekatan perilaku

kognitif berusaha mengubah miskonsepsi murid, memperkuat keterampilan mereka dalam

mengatasi masalah, meningkatkan kontrol diri mereka, dan mendorong refleksi diri

konstruktif. Metode instruksi diri adalah teknik perilaku kognitif yang dimaksudkan untuk

mengajari murid untuk memodifikasi perilaku mereka sendiri. Dalam banyak kasus,
direkomendasikan murid mengganti pernyataan negatif tentang diri menjadi pernyataan

yang lebih positif. Para behavioris kognitif percaya bahwa murid dapat meningkatkan

kinerja mereka dengan memonitor perilaku mereka. Pembelajaran regulasi diri adalah

usaha memunculkan dan memonitor sendiri pemiikiran, perasaan, dan perilaku dalam

rangka mencapai suatu tujuan. Murid berprestasi tinggi kerap kali adalah pelajar dengan

regulasi diri yang baik. Salah satu model pembelajaran regulasi diri melibatkan komponenkomponen
berikut: evaluasi dan monitonng diri, penentuan tujuan dan perencanaan

17

strategis, melaksanakan rencana, dan memonitor hasil dan memperbaiki strategi.

Pembelajaran regulasi diri memberi murid tanggung jawab atas pembelajaran mereka.

Pendekatan kognitif sosial memperluas cakupan pembelajaran dengan memasukkan faktor

perilaku, kognitif, dan sosial. Konsep pembelajaran observasional adalah penting dan

banyak pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara ini. Penekanan pendekatan perilaku

kognitif pada pembelajaran instruksi diri, pembicaraan diri, dan regulasi dini telah

menimbulkan pergeseran penting dari pembelajaran yang dikontrol oleh orang Iain ke

pembelajaran yang dikontrol diri sendiri. Pengkritik pendekatan pembelajaran sosial dan

kognitif mengatakan bahwa pendekatan itu masih terlalu banyak menekankan pada faktor

perilaku dan eksternal dan kurang memerhatikan detail proses kognitif. Pendekatan ini juga

dikeritik karena bersifat non-developmental dan tidak memberi cukup perhatian pada

penghargaan diri dan hubungan yang hangat.

Bab 8 Pendekatan Pemprosesan

Penekanan pemprosesan informasi menekankan bahwa anak memanipulasi informasi,

memonitornya, dan menyusun strategi untuk informasi itu. Inti dari pendekatan ini adalah

proses memori dan berpikir. Perkembangan computer memicu minat pada psikologi

kognitif. Menurut Siegler, ciri utama dari pendekatan pemrosesan informasi adalah

pemikiran, mekanisme pengubah ( encoding, otomatisasi, konstruksi strategi, dan

generalisasi) dan modifikasi diri (yang mencakup metakognisi).

Memori adalah retensi informasi sepanjang waktu dan melibatkan penyandian,


penyimpangan dan pengambilan. Dua pendekatan utama cara informasi di representasikan

adalah teori jaringan (yang focus pada bagaimana informasi diorganisasikan dan dikaitkan,

dengan penekanan pada titik simpul dalm jaringan memori) dan teori skema (yang

menekankan bahwa murid sering kali merekontruksi informasi dan menyesuaikannya

dengan skema yang sudah ada. Script adalah skema untuk suatu kejadian.

18

Bab 9 Proses Kognitif Kompleks

Konsep adalah kategori yang digunakan untuk mengelompokkan objek, kejadian, dan

karakteristik berdasarkan kesamaan properti. Konsep adalah elemen dari kognisi yang

membantu untuk menyederhanakan dan meringkas informasi. Konsep juga bisa

meningkatkan memori, komunikasi, dan peningkatan waktu. Dalam mengajarkan formasi

konsep kepada murid, berdiskusi dengan mereka tentang ciri-ciri konsep, definisinya dan

contoh konsep (menggunakan strategi contoh aturan) peta konsep dan organisasi hierarkis,

dan penyesuaian prototipe akan sangat membantu.

Pemikiran melibatkan manipulasi dan transformasi informasi ke memori. Jenis pemikiran

antara lain pembentukan konsep, penalaran, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir

kreatif, dan memecahkan problem. Penalaran induktif adalah penalaran dari khusus ke

umum. Analogi didasarkan pada penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah penalaran

dari umum ke khusus. Pemikiran kritis berarti berpikir reflektif dan produktif, dan

mengevaluasi bukti. Pembuatan keputusan adalah pemikiran yang mengevaluasi berbagai

alternatif dan menentukan pilihan di antara alternatif tersebut. Kreativitas adalah

kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan menarik dan

menghasilkan solusi unik atas suatu persoalan. Berikut ini beberapa cara yang dapat

dilakukan guru untuk mendorong kreativitas dalam diri murid: sesi brainstorming,

menyediakan lingkungan yang mendorong kreativitas, tidak terlalu mengatur murid,

mendorong motivasi internal, dan mendorong pemikiran yang lebih fleksibel dan mainmain, serta
memperkenalkan murid dengan orang kreatif.

19
Bab 10 Pendekatan Konstruktivis Sosial

Teori Plaget dan Vygotsky adalah teori konstruktivis. Teori Plaget adalah teori

konstruktivis kognitif, sedangkan teori Vygotsky adalah konstruktivis sosial. Implikasi

dari model Vygotsky untuk pengajaran adalah pengajaran harus memberi kesempatan

kepada murid untuk belajar bersama guru dan teman sebaya dalam mengkonstruksi

pengetahuan dan pemahaman. Dalam model Plaget dan Vygotsky, guru adalah fasilitator,

bukan pengatur. Semua pendekatan konstruktivis sosial menekankan bahwa faktor sosial

memberi kontribusi bagi konstruksi pengetahuan dan pemahaman dari si murid. Situated

cognition adalah ide yang menyatakan bahwa pemikiran itu ditempatkan (situated) di

dalam konteks sosial dan fisik, bukan di dalam pikiran individual.

Tiga program konstruktivis sosial: Fostering a Community of Learners dikembangkan oleh

Aan Brown dan Joe Campinne dan cocok untuk anak usia 6 sampai 12 tahun. Refleksi dan

diskusi sangat ditekankan melalui tiga strategi: (1) gunakan orang dewasa sebagai model

peran; (2) mengajar anak; dan (3) konsultasi komputer online. Evaluasi terhadap program

ini cukup positif. Schools for Thought adalah proyek yang mengkombinasikan aktivitas

dari 3 program: (1) The Jasper Project; (2) fostering a community of Learners; dan (3)

Computer Supported Intentional Learning Environment. Program ini menekankan pada

penelitian yang mendalam dan luas. Guru membimbing murid agar menjadi arsitek

pengetahuan mereka sendiri. Sekolah kolaboratif orang tua-guru dikembangkan di Salt

Lake City, Utah. Anak biasanya belajar dalam kelompok kecil selama jam sekolah,

bersama-sama membuat keputusan dengan teman memberi kontribusi pada bimbingan

orang tua, d dan memperlakukan orang lain sebagai sumber bantuan.

Bab 11 Pembelajaran dan Kognisi di Area Isi

Perbedaan antara pengetahuan ahli dengan pengetahuan isi pedagogis. Pengetahuan ahli

adalah menguasai betul isi dari suatu disiplin. Pengetahuan isi pendagogis adalah

pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan disiplin tertentu secara efektif. Keduanya

dibutuhkan untuk menjadi guru yang ahli. Model Chall memaparkan lima tahap dalam
perkembangan dalam membaca; (0) Dari kelahiran sampai grade satu, mengidentifikasi

huruf abjad dan belajar menulis nama sendiri. (1) Di grade satu dan dua, belajar

mengucapkan hurf dan melengkapi pembelajaran huruf nama dan suaranya. (2) Di grade

dua dan tiga, belajar kata individual dan menyelesaikan pembelajaran nama dan suara. (3)

20

Di grade empat sampai delapan, mendapat lebih banyak informasi baru dari tulisan. (4) Di

SMA, menjadi pembaca yang kompeten dan memahami materi dari perspektif yang

berbeda-beda.

Debat sekarang ini berfokus pada pendekatan keahlian-dasar-dan-fonetik versus

pendekatan bahasa-keseluruhan. Pendekatan yang disebut pertama mendukung instruksi

fonetik dan memberi murid materi yang sederhana. Pendekatan kedua menekankan bahwa

instruksi pembaca harus parallel dengan pembelajaran bahasa natural anak dan memberi

anak materi bacaan meyeluruh, seperti buku dan puisi. National Reading Panel (2000)

meyimpulkan bahwa kedua pendekatan itu bermanfaat bagi murid. Riset menunjukkan

bahwa instruksi kesadaran fonologis sangat efektif jika dikombinasikan dengan training

huruf dan sebagai bagian dari program literasi total. Training kesadaran fonologis yang

efektif membutuhkan dua keahlian: pencampuran dan segmentasi. Kemampuan baca anak

juga meningkat jika diberi instruksi membaca oral dan instruksi strategi membaca.

Pendekatan kognitif untuk membaca menekankan pada decoding dan pemahaman kata,

mengontruksi makna, dan mengembangkan strategi membaca ahli. Teks punya makna

yang harus dikontruksi oleh pembaca secara aktif. Strategi metakognitif dan proses

otomatis digunakan dalam decoding dan pemahaman kata. Kemampuan untuk mengubah

dan memikirkan suara juga penting. Instruksi strategi transaksional adalah salah satu

pendekatan untuk membantu murid dalam belajar membaca. Pendekatan konstruktivis

sosial untuk membaca menekankan bahwa: (1) konteks sosial memainkan peran penting

dalam proses belajar membaca dan (2) pembaca yang berpengetahuan luas mesti mengajari

pembaca yang kurang berpengetahuan. Makna dinegosiasikan secara sosial. Pengajaran


resiprokal adalah teknik berharga untuk membantu murid meningkatkan kemampuan

membaca mereka. Klub buku dan koneksi sekolah/ keluarga/ komunitas juga

merefleksikan perspektif kontruksivitas sosial.

21

Bab 12 Perencanaan, Instruksi dan Teknologi

Perencanaan instruksional libatkan pengembangan strategi instruksi yang sistematis dan

tertata yang berguna bagi pembelajaran murid. Perencanaan yang baik harus menyentuh

aspek tugas (menentukan tujuan instruksional, merencanakan aktivitas, dan menentukan

prioritas) dan waktu (menyusun perkiraan waktu, menyusun jadwal, dan fleksibel). Anda

perlu membuat rencana untuk kerangka waktu yang berbeda, dari perencanaan tahunan

sampai harian.

Perencanaan pengajaran berorientasi guru mencakup pembuatan sasaran perilaku, analisis

tugas dan mengembangkan taksonomi (klasifikasi) instruksional. Sasaran behavioral

adalah pernyataan yang berisi upaya mengubah perilaku murid untuk mencapai level

kinerja yang diharapkan. Analisis tugas difokuskan pada pembagian tugas-tugas kompleks

menjadi bagian-bagian komponen. Taksonomi Bloom cakup domain kognitif, afektif dan

psikomotor. Pengajaran langsung adalah pendekatan berorientasi guru yang terstruktur,

dimana guru mengatur dan mengontrol, mengharapkan kemajuan murid, memaksimalkan

waktu murid untuk tugas-tugas akademik, dan menekan sikap negatif sampai ke tingkat

minimum. Penggunaan materi non akademik tidak terlalu ditekankan, demikian pula dalam

interaksi guru-murid diluar orientasi akademik.

Strategi instruksional yang berpusat pada guru mencakup mengorientasikan murid;

mengajar menjelaskan, dan menunjukkan; pertanyaan dan diskusi; penguasaan; tugas di

kelas; dan pekerjaan rumah. Sebelum menyajikan dan menerangkan materi baru, buatlah

kerangka pelajaran. Cara terbaik adalah dengan menyusun rencana lebih dahulu

(ekapositori atau komparatif). Guru yang efektif menghabiskan banyak waktu untuk

menjelaskan dan mendemonstrasikan materi baru. Pelajaran yang efektif memiliki


sejumlah ciri, arti perencanaan lebih awal, latihan soal secara teratur dan meringkas.

Pembelajaran penguasaan adalah ide pembelajaran konsep atau topik secara menyeluruh

sebelum berpindah ke topik yang lebih sulit. Huruf bervariasi dalam hal cara mereka

menggunakan tugas di kelas sebagai bagian dari pengajaran mereka para periset telah

menemukan bahwa. Pekerjaan rumah terhadap prestasi tidaklah besar di Sekolah Dasar di

Amerika. Ketika pekerjaan rumah diberikan adalah penting untuk membuatnya bermakna,

memonitor nya dan memberi umpan balik kepada murid. Instruksi yang berpusat pada guru

adalah teknik yang berguna dan para pendukungnya percaya bahwa ini adalah pengajaran

yang efektif untuk meningkatkan keahlian dasar murid. Para pengkritiknya mengatakan

22

bahwa cara ini cenderung menimbulkan kelas yang pasif, pembelajaran dangkal kelas yang

terlalu kakuu, kurangnya perhatian terhadap perkembangan sosioemosional, motivasi

eksternal penggunaan tugas kelas yang berlebihan, terlalu sedikit kesempatan untuk

pembelajaran dunia rill, pembelajaran kolaboratif dalam kelompok-kelompok.

Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi tempat kita tinggal sekarang,

dan murid akan makin butuh keahlian teknologi teknologi sekarang ini dapat menjadi alat

yang baik untuk memotivasi murid dan membimbing pembelajaran mereka. Banyak guru

belum cukup terlatih untuk menggunakan komputer dan teknologi lainnya, dan sering

cepat ketinggalan jaman atau rusak. Hanya ketika sekolah punya guru yang ahli teknologi

dan sekolah punya teknologi terbaru, maka baru revolusi teknologi punya kesempatan

untuk mengubah kelas. Internet secara khusus memberi murid akses ke banyak informasi.

E-mail dapat dipakai secara efektif di kelas. Kita perlu berhati-hati dalam menggunakan

internet. Salah satu perhatian adalah murid dari keluarga miskin dan sekolah yang miskin

masih kurang mendapat layanan teknologi. Perempuan juga mungkin punya lebih sedikit

akses dan kurang banyak disentuh teknologi. International Society for Technology in

Education telah menyusun standar teknologi di masa pra Taman kanak-kanak sampai grade

2, grade 3 sampai 5, grade 6 sampai 8, dan grade 9 sampai 12. Standar ini bervariasi mulai
dari perangkat input dan output (seperti mouse dan printer) saat murid sudah selesai grade

2 hingga murid mampu menggunakan sumber daya informasi online secara efektif untuk

memenuhi kebutuhan riset, komunikasi dan produktivitas pada akhir gret 12. Di masa

depan, ubiquitous computing mungkin akan menggantikan komputer desktop. Ubiquitous

computing menekankan pada distribusi komputer dalam lingkungan.

23

Bab 13 Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran

Studi motivasi difokuskan pada proses yang memberi energi, arah, dan mempertahankan

perilaku. Perspektif behavioral tentang motivasi menekankan bahwa imbalan dan hukuman

eksternal adalah faktor utama yang menentukan motivasi murid. Adalah stimuli atau

kejadian positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Perspektif humanistis

menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk memilih nasib,

dan kualitas positif kita. Menurut perspektif humanistis Maslow, hierarki motif, dan

kebutuhan murid harus dipuaskan dalam urutan tertentu. Aktualisasi diri, kebutuhan

tertinggi dan tersulit dalam hierarki Maslow, melibatkan motivasi untuk mengembangkan

potensi manusia secara penuh. Dalam perspektif kognitif tentang motivasi, murid akan

memandu motivasi mereka. Perspektif kognitif memfokuskan diri pada motivasi internal

untuk meraih sesuatu, atribusi, kinan murid bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan

mereka secara efektif, dan menentukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan

mereka ke arah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R.

W. White. Perspektif sosial menekankan perlunya afiliasi.

Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara

untuk ke tujuan). Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu

demi sesuatu itu sendiri. Secara keseluruhan, kebanyakan pakar merekomendasikan agar

guru menciptakan atmosfer kelas di mana murid dapat termotivasi secara intrinsik untuk

belajar. Salah satu pandangan dari motivasi intrinsik menekankan karakteristik determinasi

diri. Memberi murid beberapa pilihan dan memberi banyak kesempatan untuk tanggung
jawab personal akan meningkatkan motivasi intrinsik. Csiksmentmihalyi istilah flow untuk

mendeskripsikan pengalaman hidup yang optimal, yang melibatkan penguasaan dan

konsentrasi kuat dalam suatu aktivitas. Flow paling mungkin terjadi di area di mana murid

ditantang Dan menganggap diri mereka mampu menghadapinya. Dalam beberapa situasi

hadiah dapat melemahkan kinerja. Ketika hadiah dipakai, hadiah itu harus mengandung

informasi tentang penguasaan tugas, sebagai kontrol eksternal. Para periset telah

menemukan bahwa saat murid berpindah dari SD ke SMP dan SMA, motivasi intrinsik

mereka terus menurun, terutama selama SMP. Kesesuaian lingkungan person

menimbulkan perhatian pada kurangnya kesesuaian antara minat remaja pada kemandirian

dan kontrol sekolah yang makin ketat yang menyebabkan evaluasi dan sikap negatif

terhadap sekolah.

24

Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman dengan

dunia sosial. Untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan motif untuk merasa aman

dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan menjalin, memelihara dan

memulihkan hubungan dengan hangat dan personal. Dari segi penerimaan sosial, baik itu

penerimaan guru maupun teman sebaya merupakan hal penting. Konformitas teman sebaya

sangat penting pada majas sosial, dimana dibutuhkan keputusan penting tentang apakah

kejar motif akademik atau sosial. Memahami peran orang tua dalam memotivasi murid

membutuhkan pemahaman tentang karakteristik demografis (seperti level pendidikan,

waktu kerja dan struktur keluarga), praktik pengasuhan anak (seperti penyediaan jumlah

tantangan dan dukungan yang tepat), dan penyediaan pengalaman spesifik di rumah

(seperti penyediaan materi bacaan). Teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi murid

melalui perbandingan sosial, kompetensi sosial, pembelajaran teman sebaya dan pengaruh

kelompok teman sebaya. riset menunjukkan bahwa dukungan dan perhatian guru juga

berpengaruh bagi prestasi anak. 1 aspek penting untuk menguatkan motivasi murid adalah

mengajak orang tua menjadi mitra dalam pendidikan anaknya.


25

Bab 14 Mengelola Kelas

Banyak kesamaan dalam isu manajemen untuk sekolah dasar dan sekolah menengah. Akan

tetapi ada juga beberapa perbedaan terutama dalam pengelolaan kelas: guru SD sering

menghadapi sekitar 20 sampai 25 murid yang sama sehari penuh, sedangkan guru sekolah

menengah menghadapi 100-150 murid dalam waktu sekitar 50 menit sehari. Kejemuan dan

berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang hari di sekolah dasar dapat menimbulkan

masalah. Sekolah menengah harus berpindah pelajaran dengan cepat. Mereka juga

mungkin menghadapi lebih banyak masalah dan murid mereka juga mungkin punya

masalah yang lebih parah dan sulit diubah. Problem ini dapat lebih berat ketimbang

problem murid SD. Murid sekolah menengah mungkin menuntut penjelasan yang lebih

mendalam dan logis dari aturan dan disiplin. Doyle mendeskripsikan enam karakteristik

yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi problem: multi-dimensional; (2)

aktivitas simultan yang sedang berjalan; (3) kejadian yang terjadi dengan cepat; (4)

kejadian yang sering tak terduga; (5) kurangnya privasi; dan (6) sejarah kelas.

Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah: (1) membangun

ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian; (2) memastikan murid

merasakan pengalaman kesuksesan; (3) selalu siap dan dapat dijangkau; dan (4) selalu

bertugas. Fokus dalam psikologi pendidikan dahulu adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya

pada pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kelas yang positif yang mendukung

pembelajaran. Ini melibatkan strategi manajemen proaktif bukan fokus pada penerapan

disiplin secara ketat. Secara historis, kelas yang dikelola dengan baik disebut sebagai "

mesin berpelumas baik," tetapi sekarang kelas yang efektif dianggap seperti " saran

aktivitas". Tujuan dan strategi antara lain: (1) membantumu murid lebih banyak

menghabiskan waktu untuk belajar dan mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak

berorientasi tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi, dan

mengajak murid bertanggung jawab); dan (2) udah munculnya problem.


Prinsip dasar desain lingkungan fisik kelas yang efektif adalah: (1) mengurangi kepadatan

di area yang menjadi tempat lalu lalang; (2) ikan Anda bisa melihat semua murid dengan

mudah; (3) materi yang sering dipakai dan perlengkapan murid harus mudah diakses; (4)

memastikan agar semua murid dapat melihat presentasi kelas. Gaya penataan kelas antara

lain gaya auditorium, tatap muka, offset, dan klaster (cluster). Adalah penting untuk

mempersonalisasikan kelas dan menjadi desainer environmental yang mampu memahami

26

apa aktivitas murid, menyusun rencana tata ruang, melibatkan murid dalam pendesainan,

dan mengujicobakan tata letak dan mau bersikap fleksibel dalam mendesain ulang.

Gunakan manajemen kelas otoritatif bukan gaya otoriter atau permisif. Gaya otoritatif

adalah melakukan percakapan dengan murid memerhatikan murid dan membatasi perilaku

murid jika dibutuhkan. Pengajaran yang otoritatif berhubungan dengan perilaku murid

yang kompeten. Karya Kounin mengungkapkan karakteristik lain yang berhubungan

dengan manajemen kelas yang efektif: withitness, mengatasi situasi yang tumpang tindih

menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran, dan melibatkan murid dalam berbagai

aktivitas yang menantang. Bedakan antara aturan dan prosedur dan pertimbangkan

kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan.

Aturan kelas harus: (1) masuk akal dan perlu; (2) jelas dandapat dipahami; (3) konsisten

dengan tujuan instruksional dan pembelajaran; dan (4) kompatibel dengan aturan sekolah.

Agar murid mau bekerja sama maka diperlukan: (1) pengembangan hubungan positif

dengan murid; (2) mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab (melibatkan

murid dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas, mendorong murid

untuk menilai perilaku mereka sendiri, jangan menerima alasan-alasan, dan bersabar

sampai tanggung jawab ini bisa bekerja); dan (3) memberi imbalan pada perilaku yang

tepat (memilih penguat yang efektif, menggunakan prompts dan shaping secara efektif, dan

menggunakan hadiah yang mengandung informasi penguasaan keahlian.

Bab 15 Tes Standard dan Pengajaran


Tes standar disiapkan oleh spesialis tes untuk menilai kinerja dalam kondisi yang seragam.

Banyak tes standar bisa membandingkan kinerja murid dengan kinerja murid lain pada usia

atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini berbasis nasional. Tujuan

tes standar adalah bisa memberikan informasi tentang kemajuan murid, mendiagnosis

kekuatan dan kelemahan murid, memberi data untuk penempatan murid dalam program

spesifik, membantu administrator mengevaluasi program, memberikan informasi untuk

perencanaan dan peningkatan instruksi, dan memberi kontribusi bagi akuntabilitas.

Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standard an tes beresiko

tinggi. Keputusan penting terhadap murid tidak boleh didasarkan hanya pada satu tes

standar saja tetapi harus didasarkan pada beragam informasi dari berbagai penilaian.

27

Di antara kriteria paling penting untuk mengevaluasi tes standar adalah norma, validitas,

reliabilitas, dan keadilan. Untuk memahami kinerja sekelompok individu yang sebelumnya

diberi tes itu, ia perlu dibandingkan dengan kinerja sekelompok individu yang sebelumnya

diberi tes itu. Ini adalah kelompok norma. Norma nasional didasarkan pada representasi

kelompok murid berskala nasional. Tes standar juga dapat bisa punya norma local dan

kelompok. Validitas adaah sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak diukur dan

sejauh mana inferensi terhadap tes itu akurat. Ada tiga tipe validitas penting yakni validitas

isi, validitas kriteria (yang bisa concurrent atau predictive) dan validitas konstruk.

Reliabilitas berarti sejauh mana sebuah tes menghasilkan ukuran kinerja yang konsisten

dan dapat direproduksi. Ukuran reliable adalah stabil, dependable, dan relative bebas dari

kesalahan pengukuran. Reliabilitas dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain testretest-
reliability, alternative-form reliability dan split-half reliability. Tes yang adil adalah

tes yang nonbias, nondiskriminatif, dan tidak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak

relevan seperti gender, etnis, atau bias di pihak penilai.

Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versus penilaian alternatif seperti

penilaian kinerja dan portofolio. Jika dipakai secara benar tes standar bermanfaat tetapi

hanya Memberikan sebagian dari gambaran penilaian dan punya keterbatasan. Beberapa
pakar penilaian dan guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup

penilaian alternative. Kinerja murid Afrika-Amerika, Latino dan, suku Indian-Amerika

lebih mudah ketimbang murid kulit putih non-Latino pada beberapa tes standar. Bias

kultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar penilaian percaya

bahwa penilaian kinerja mengandung potensi mengurangi bias dalam ujian.

28

Bab 16 Penilaian Kelas

Penilaian pra instruksi, selama instruksi, penilaian pasca instruksi harus diintegrasikan ke

dalam pengajaran. Kebanyakan penilaian pra instruksi melibatkan observasi informal, yang

membutuhkan interpretasi. Dalam observasi informal, amati petunjuk non verbal yang

memberi wawasan tentang murid. Latihan terstruktur juga dapat digunakan dalam

penilaian pra instruksi. Hati-hati dengan ekspektasi yang akan mendistorsi persepsi Anda

tentang murid. Lakukan persepsi awal anda sebagai hipotesis yang harus dikonfirmasikan

atau dimodifikasi berdasarkan observasi dan informasi lanjutan. Beberapa guru juga

menggunakan pra ujian dalam pelajaran tertentu. Kecenderungan baru adalah memeriksa

portofolio pembelajaran murid dari grade sebelumnya. Penilaian formatif adalah servasi

cepat dan monitoring yang dilakukan selama instruksi. Penilaian sumatif, atau penilaian

formal, adalah penilaian setelah instruksi diberikan. Rasanya menggunakan tipe penilaian

yang lebih formal, seperti ujian.

Target pembelajaran, sebagaimana tujuan instruksional, apa yang harus diketahui dan

mampu dilakukan murid. Target pembelajaran bisa difokuskan pada pengetahuan,

penalaran/ pemikiran, produk, atau sikap. Penilaian bermutu tinggi adalah penilaian yang

valid, reliabel, dan fair (adil). Validitas adalah sejauh mana sebuah penilaian mengukur apa

apa yang hendak diukur, dan seberapa akurat dan bergunakah inverensi guru. Sumber

terpenting dari validitas di kelas adalah bukti yang berhubungan dengan materi pelajaran,

sejauh mana penilaian merefleksikan apa-apa yang telah diajarkan. Sampling isi yang

memadai adalah aspek penting dari validitas.


Validitas instruksional adalah sejauh mana sebuah penilaian itu merupakan sampel yang

reasonable apa-apa yang berlangsung di kelas. Validitas bisa diperkuat dengan mengaitkan

target pembelajaran, isi, instruksi dan penilaian. Reliabilitas adalah sejauh mana penilaian

menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Penilaian adalah adil Apabila

semua murid mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan menunjukkan keahlian

dan pengetahuan mereka. Filosofi penilaian pluralistis juga mempengaruhi keadilan

penilaian. Tren penilaian sekarang ini mencakup penggunaan setidaknya beberapa

penilaian berbasis kinerja, menilai keahlian level tinggi, menggunakan metode penilaian

lebih dari satu, menetapkan standar kinerja yang tinggi komputer sebagai bagian dari

penilaian. Tren lainnya berfokus pada integrasi keahlian, memberi murid umpan balik,

mengumumkan standar dan kriteria.

29

BAB III

PEMBAHASAN

A.Kelebihan Buku

Buku edisi pertama Psikologi Pendidikan disambut baik oleh pembaca. Karenanya buku ini

menerima penghargaan McGraw-Hill sebagai edisi terbaik dari buku pegangan yang terbit

pada 2001 lalu. Dan mendapatkan banyak komentar positif dari para pengajar dan

mahasiswa. Nah di edisi keduanya, buku ini menerima banyak kritikan yang membangun

agar membuat buku ini menjadai buku pegangan yang di inginkan oleh pengajar dan

mahasiswa. Dan hasilnya adalah, buku ini komitmen untuk menyajikan psikologi

pendidikan sebagai landasan kritis untuk menjadi guru yang kompeten. Diharapkan buku

ini membantu mereka menjadi guru yang luar biasa setelah membacanya dan membuat ini

menjadia pelajaran yang menarik dan inovatif. Buku ini juga menggunakan tatanan Bahasa

yang baik, meskipun masih terdapat Bahasa asing di dalamnya, tetapi penggunaan jenis

font italic membuat pembaca tau bahwa itu merupakan istilah asing yang digunakan.

Buku ini terdiri dari 16 Bab, yang isinya terstrukutur dari lingkup yang paling dasar sampai
yang paling kompleks untuk menjadi seorang guru yang luar biasa tadi. Dan di setiap awal

Bab terdapat petunjuk tentang garis besar bab dan tujuan bab. Selain itu di setiap akhir bab

terdapat contoh nyata tentang bab yang du jelaskan agar pembaca lebih mudah memahami

tentang isi materi itu, lalu kita dibuat untuk berpikir lagi, apakah tujuan awal kita

mempelajari bab itu? Itu tercatut di setiap akhir bab yang di sebut Reach your learning

Goals.

Di setiap bab juga terdapat banyak kata-kata yang asing di baca, justru itu, penulis

membuat arti dari kata-kata itu tepat di samping setiap tulisan. Sehingga pembaca tidak

harus membuka kamus atau membalik buku sampai ke belakang hanya untuk melihat arti

kata tersebut. Karena itu bisa memecahkan konsentrasi pembaca. Selain itu terdapat juga

strategi mengajar yang di jelaskan di setiap bab. Jadi setiap bab dengan isi materi yang

berbeda-beda maka berbeda-beda pula strategi mengajarnya.

30

B.Kelemahan Buku

Buku “Psikologi Pendidikan” yang ditulis oleh Jhon W Santrock juga memiliki

kekurangan. Tebal buku ini 750 halaman Bagi mereka yang tidak terlalu suka membaca ini

pasti menjadi tantangan berat, karena harus membaca perlahan buku setebal ini.

31

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Psikologi pendidikan karya John W Santrock ini terdiri dari 16 bab yang terstruktur dari

hal yang paling mendasar sampai struktur yang kompleksnya. Bab 1 menceritakan tentang

apa itu psikologi pendidikan dimana di bab ini lebih membahasa tentang perangkat untuk

mengajar secara efektif. Lalu bab selanjutnya pembahasan tentang perkembangan kognitif

dan Bahasa, bab 3 ada konteks sosial dan perkembangan sosioemosional, bab 4 ada variasi

individual, bab 5 ada diversitas sosiokultural, bab 6 ada pelajar yang tak biasa, bab 7 ada
pendekatan behavioral dan kognitif sosial, bab 8 ada pendekatan pemrosesan, bab 9 ada

proses kognitif kompleks, bab 10 ada pendekatan konstruktivis sosial, bab 11 ada

pembelajaran dan kognisi di area isi, bab 12 ada perencanaan, intruksi dan teknologi, bab

13 ada motivasi, pengajaran dan pembelajaran,bab 14 ada mengelola kelas, bab 15 ada tes

standart dan pengajaran dan di bab terakhir ada penilaian kelas. Di buku terbitan kedua ini,

isinya merupakan hasil kritik dan saran yang membangun dari pengajar dan mahasiswa

yang menjadi kan buku ini sebagai buku pegangan.

B.Rekomendasi

Saya menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan yang memadai dan

masih perlu disempurnakan. Dan apabila di dalam laporan ini terdapat kesalahankesalahan, baik
dalam penulisan maupun dalam penyampaian, maka saya mohon maaf atas

kekurangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock JW. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Kencana Prenada Media

Group;2017

32

Anda mungkin juga menyukai