Studi Kasus
A. Contoh masalah bidang sosial peserta didik : Tidak Suka belajar &
Menyepelekan Pelajaran.
Identifikasi Masalah
Identitas individu :
Nama : NY
Umur : 13 tahun
Agama :Islam
Anak ke- :2
Motivasi : Koki
Kesehatan : Sehat
NY merupakan anak dari keluarga yang kaya raya, ayah nya merupakan pengusaha dan
sering keluar kota. NY merupakan murid kelas 5 SD disalah satu Sekolah Islam Elite di Solo.
Dalam keluarganya NY merupakan anak yang cukup mandiri namun tetap di manja oleh
keluarganya. NY sudah di bekali IPAD sebagai pegangannya di rumah. Dari cerita guru les
sebelumnya NY merupakan anak yang sangat sulit dalm belajar karena ada anggapan bahwa
dengan tidak belajar saja bisa sukses seperti orangtua nya. Maka dari itu setiap ad proses
pembelajaran yang NY ikuti baik di sekolah maupun di rumah dia termasuk dalam siswa
yang santai dan kadang tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh gurunya. Nah itu adalah
salah satu penyebab nilai pelajaran NY lebih rendah dari teman yang lain.
B. Analisis
C. Sintesis
D. Diagnosis
E. Prognosis
F. Treatment
H. Kesimpulan
Studi kasus dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan fakta-
fakta yang terkait dengan permasalahan yang ada serta sebab-sebab timbulnya
masalah dan selanjutnya untuk dapat menetapkan langkah-langkah
penanganan masalah tersebut. Dalam laporan studi kasus di atas dapat di
simpulkan bahwa ketersediaan seorang pembimbing untuk membantu dan
mengarahkan peserta didik atau konseli memang sangat di butuhkan. Karena
setiap peserta didik akan memiliki masalah dengan karakteristiknya sendiri-
sendiri. Yangg pastinya hal tersebut menuntuk seorang konselor untuk ahli
dalam segala bidang. Dalam bidang belajar sendiri suatu kasus memiliki
beberapa penyebab latar belakang yang cukup kompleks untuk di kaji.
Dinutuhkan kemampuan analisis yang baik dalam pengelolaan data yang di
dapat. Dan sarannya Untuk guru pembimbing atau wali kelas bisa lebih
memperhatikan kondisi peserta didik secara berkala, untuk meminimalisir
tingkat maslah yang di alami, dan Untuk norang tua dapat memberikan bentuk
kasih sayang dan perhatiannya dengan selalu mengontrol dan selalu
memberikan motivasi untuk masa depan si anak.
2. STUDI KASUS
A. Contoh Masalah Bidang Sosial Peserta Didik : Sering Membolos Sekolah dan
Tidak Suka Belajar.
Nama Inisial :T
Agama : Islam
Hobi : Menonton TV
Cita-Cita : Pengusaha
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Kelas : XI IPS 3
Deskripsi Masalah
Identifikasi Kasus
Pada tahap analisis data, mencari data dengan mencari informasi dari
teman sekelas, teman satu sekolah yang dekat dengan R, guru yang ada
disekolahnya termasuk guru yang mengajar mata pelajaran dan wali kelas,
juga mencari informasi dari keluarga, saudara-saudaranya dan teman
dilingkungannya. Data dan informasi yang dicari dapat berupa pendapat atau
observasi lingkungan pelaku sehari-hari disekolah ataupun diluar sekolah.
C. Sintesis
D. Diagnosis
Orang tua T yang bersikap tidak peduli saat T membolos dan tidak
tegas
Pertemanan di sekolah T
Adanya ajakan dari teman T untuk tidak bersekolah saja dan membolos
E. Prognosis
F. Treatment
G. Follow Up
I. Kesimpulan
3. studi kasus
A. Contoh studi kasus : mengalami lambat dalam belajar dan terlalu manja
Identitas individu :
- Gejala yang Bersifat Positif, Gejala yang bersifat positif adalah sikap atau
perbuatan yang dapat membantu dan meningkatkan proses belajar mengajar
pada diri klien. Gejala-gejala tersebut diantaranya :
B. Analisis
klien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai
buruh serabutan. Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya
tinggal di lingkungan desa Pucang, Kabupaten Sragen. Rumahnya tergolong
sedang dan sederhana.Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak
mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat
tinggalnya, sehingga hubungan bertetangganyapun cukup baik dan akrab,
Minat klien terhadap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan masalah
pelajaran cukup baik walaupun secara intelektual klien tertinggal dengan
teman yang lain-lainnya. Hal ini dapat dilihat dari presensi klien yang tidak
pernah membolos dan selalu masuk sekolah.Siswa memiliki hobi bermain voli
di rumah maupun sekolah. Kadang waktu luangnya sering dimanfaatkan atau
digunakan untuk bermain voli daripada mempelajari kembali pelajaran yang
sudah diterangkan di sekolah.
C. Indentifikasi masalah
klien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai
buruh serabutan. Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya
tinggal di lingkungan desa Pucang, Kabupaten Sragen. Rumahnya tergolong
sedang dan sederhana.Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak
mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat
tinggalnya, sehingga hubungan bertetangganyapun cukup baik dan akrab.
Pribadi klien baik walaupun cenderung mudah putus asa dan kurang teliti
dalam mengerjakan sesuatu. Dia selalu ingin semua keinginannya dituruti.
Namun siswa tidak pernah memilih-milih teman.
D. DIAGNOSIS
E. PROGNOSIS
Untuk mengatasi masalah klien dapat dilakukan beberapa hal, yaitu:
1. Terhadap Klien :
a) Mengajak klien berbincang-bincang mengenai masalah yang
dihadapinya sehingga memudahkan konselor untuk megetahui pribadi
siswa dan masalah yang sedang dihadapinya serta mempermudah
memberikan bantuan dan bimbingan.
b) Memberi bimbingan yang luas pada klien yang berhungan dengan
pendidikan sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk
meningkatkan semangat belajar dari siswa/klien yang bermasalah
tersebut.
c) Memberi pengarahan pada klien bahwa sikapnya yang semaunya
sendiri menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri maupun terhadap
orang lain di sekitarnya.
d) Memberikan pengarahan dan penjelasan agar klien memeperhatikan
penjelasan dari guru. Serta tidak mudah menyerah bila mengalami
kesulitan belajar
e) Menasehati klien agar tidak telalu manja pada siapapun terutama
kepada kedua orang tua siswa/klien yang bermasalah tersebut.
f) Menasihati klien agar lebih rajin belajar.
6. Latihan indra
Kesulitan belajar bagi anak yang lamban berhubungan erat dengan
intelektualitasnya. Jadi, penting juga untuk memberikan beberapa teknik
latihan indra kepada mereka.
7. Latihan indra
Dengan latihan ini anak dilatih untuk mengenal lingkungan melalui
penglihatan, pendengaran, atau perabaan. Misalnya, mengenal benda
melalui perbedaan bentuk atau suara. Dengan mata tertutup anak diajak
untuk mengenal bentuk, kasar, atau halus suatu benda. Semua latihan
tersebut dapat mempertajam indra anak.
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/264479/mod_forum/attachment/104274/Rona
%20Azzah%20ZP_K5418069_C_Laporan%20Studi%20Kasus.pdf?forcedownload=1
https://www.google.com/url?q=https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/260929/mod_forum/
attachment/100745/Nafla%2520Nisirna%2520Khusna_K5418051_B_BK%2520Studi
%2520Kasus.docx.pdf%3Fforcedownload%3D1&usg=AOvVaw1-
https://ian43.wordpress.com/2010/10/21/contoh-studi-kasus/