Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN OBSERVASI KONSELING POPULASI KHUSUS

“SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA”

Dosen Pengampu:

Christine Masada H.T., S..Pd.,M.Pd.,Kons

Disusun Oleh:

Citra Syifa 201901500251

Fifi Fazara 201901500199

Her Nurramadhan 201901500194

Nabillah Nisrina 201901500198

R7C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi Konseling
Populasi Khusus yang bertempat di “SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL
JAKARTA”. Laporan ini disusun sebagai pemenuhan tugas presentasi mata kuliah konseling
populasi khusus. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan
dan informasi kepada kami dan juga pembaca.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Christine Masada H. T S.Pd., M.Pd.,Kons


selaku dosen pengampu mata kuliah konseling populasi khusus yang telah memberi
dukungan serta membimbing kami sehingga laporan ini dapat disusun dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu. Tak lupa kami ucapkan terimakasih pula kepada teman-teman anggota
kelompok yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami sangat terbuka
terhadap kritik serta saran yang membangun agar dalam penyusunan laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah dan memberi
pengetahuan kepada para pembacanya.

Jakarta, Oktober 2022

Kelompok H
BAB I

I. Sejarah Sekolah “SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA”

SLB-A Pembina Tingkat Nasional (SLB-A PTN) Jakarta adalah suatu


lembaga pendidikan formal yang khusus melayani peserta didik tunanetra dan
diresmikan pada tanggal 9 Desember 1981 oleh Presiden Republik Indonesia saat
itu (Jenderal Soeharto).  Peresmian lembaga tersebut sekaligus sebagai puncak
acara kegiatan Tahun Internasional Penyandang Cacat (TICA) PBB tahun 1981. 
Pembukaan sekolah ini merupakan realisasi dari salah satu program Nasional
dalam usaha peningkatan mutu pendidikan anak tunanetra.  Dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik bagi tunanetra, kini sedang dikembangkan
pendidikan inklusif yang tidak membedakan siswa yang memiliki kebutuhan
khusus seperti tunanetra maupun yang tidak.  Untuk mendukung penyelenggaraan
pendidikan inklusif  bagi anak tunanetra, maka peranan SLB-A Pembina Tingkat
Nasional sebagai lembaga sekolah diperkuat dengan tugas lain yaitu sebagai Pusat
Sumber.

Tenaga Pendidik yang mengajar pada sekolah ini ada 41 Guru,


beberapanya adalah Kepala Sekolah, Guru Mapel, dan Guru Kelas. Sedangkan
tenaga kependidikan terdapat 10 pegawai sekolah, diantaranya adalah Tata Usaha,
Pustakawan, Penjaga Sekolah dan Penjaga Kebersihan, Sekolah ini termasuk
sekolah gabungan mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Dalam kelas
biasanya hanya menampung 5-6 siswa saja untuk pembelajaran yang lebih evektif.

Sarana dan Prasana di sekolah terbilang cukup lengkap, beberapa


diantaranya adalah Ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, Ruang Kerja Guru,
Ruang Kelas, Ruang Braillo, Ruang Musik, Ruang Lab. Komputer, Ruang
Olahraga, Perpustakaan, Ruang Massage, Mushola, dan Kantin.

 Visi, Misi dan tujuan Sekolah


1. Visi SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta
“Terwujudnya Peserta Didik yang Berprestasi, Berakhlak Mulia dan
Mandiri”

2. Misi SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta


1) Mewujudkan Pembelajaran Akademik yang mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan.
2) Mewujudkan Pembelajaran Non Akademik yang sesuai dengan bakat
dan minat siswa.
3) Mewujudkan budaya beribadah dan sopan santun.
4) Mewujudkan budaya  kreatif dan terampil sebagai bekal kemandirian.

3. Tujuan SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta


1) Peserta didik dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
2) Meningkatkan peserta didik yang berkualitas dan berdayaguna bagi
masyarakat.
3) Memiliki Pengetahuan dalam bidang akademik, teknologi sosial
budaya sesuai dengan kemampuan.
4) Menanamkan kepercayaan diri pada peserta didik agar dapat hidup
mandiri.
5) Peserta didik mampu mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki
dalam bidang Olah pikir (Akademik), Olahraga (Seni), Olahraga
dengan meraih Juara pada Lomba Tingkat Regional dan Nasional.
6) Menciptakan Lingkungan sekolah yang asri dan Nyaman.

4. Tujuan jangka Panjang SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

1) Lulusan SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, bersikap dan


berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya
2) lulusan memiliki kompetensi literasidan numerasi yang mendukung
penguasaan keterampilan vokasional
3) Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat
digunakan sebagai sumber penghidupannya

5. Syarat pendaftaran SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta


1) Foto copy Kartu Keluarga (KK),
2) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua/wali,
3) Foto copy Akte Kelahiran,
4) Foto copy hasil test IQ ( intelegensi/kecerdasan ),
5) Raport asli dan surat pindah bagi peserta didik pindahan dari sekolah
lain,
6) Pas Photo ukuran 3x4 ( 3 lembar ) dan ukuran 4x6 ( 2 lembar )
7) Bagi peserta didik pindahan diwajibkan membayar semua biaya yang
sudah ditentukan

6. Pembekalan SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta


1) Jadwal pelajaran paling besar yaitu kelompok keterampilan (untuk
SMPLB dan SMALB), dan mata pelajaran Seni dan Budaya untuk
SDLB. Hal ini didasarkan pada penekanan kemandirian dan
pengembangan keterampilan adaptif anak
2) peserta didik SMPLB dan SMALB memilih 1 (satu) jenis keterampilan
sesuai dengan bakat dan minat di kelas VIII. Pada kelas VII peserta
didik dapat memilih 2 (dua) jenis atau lebih dari keterampilan yang
tersedia di satuan pendidikan masing-masing
3) satuan pendidikan dapat mengembangkan jenis keterampilan secara
mandiri sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah dan
ketersediaan SDM
4) mata pelajaran Seni Budaya di SMPLB dan SMALB pada kelompok
mata pelajaran umum berfungsi sebagai sarana apresiasi dan terapi,
sedangkan mata pelajaran Seni pada kelompok keterampilan berfungsi
sebagai pembekalan untuk profesi
5) program kebutuhan khusus bertujuan untuk membantu anak
memaksimalkan indera yang dimilikinya dan mengatasi
keterbatasannya
6) Program Kebutuhan Khusus di SMALB menjadi mata pelajaran wajib
seperti di SDLB dan SMPLB dengan pertimbangan mempersiapkan
peserta didik agar mampu hidup mandiri di lingkungan masyarakat
7) pengampu mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus adalah guru
pendidikan khusus, guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang telah
dinilai layak oleh kepala satuan Pendidikan
8) selanjutnya guru mata pelajaran lain atau guru kelas yang dimaksud
wajib mendapatkan pelatihan kompetensi program kebutuhan khusus
(terstandar)
9) penentuan fase pada peserta didik didasarkan pada hasil asesmen
diagnostik, sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik pada
kelas X SMALB (fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada
pada fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap
mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu fase C
10) peserta didik berkebutuhan khusus yang tidak memiliki hambatan
intelektual di SLB atau Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan
Inklusif dapat menggunakan struktur kurikulum dan capaian
pembelajaran pendidikan reguler sesuai jenjangnya dengan
menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
11) peserta didik berkebutuhan khusus dari SLB dapat melanjutkan
pendidikannya ke Satuan Pendidikan Penyelenggara Pendidikan
Inklusif dengan mengikuti kelas transisi
12) alokasi waktu JP bersifat fleksibel sehingga satuan pendidikan dapat
menyesuaikan beban belajar dengan karakteristik, kebutuhan belajar
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain;

Tenaga Pendidik yang mengajar pada sekolah ini ada 41 Guru,


beberapanya adalah Kepala Sekolah, Guru Mapel, dan Guru Kelas. Sedangkan
tenaga kependidikan terdapat 10 pegawai sekolah, diantaranya adalah Tata
Usaha, Pustakawan, Penjaga Sekolah dan Penjaga Kebersihan, Sekolah ini
termasuk sekolah gabungan mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.
Dalam kelas biasanya hanya menampung 5-6 siswa saja untuk pembelajaran
yang lebih evektif.
Sarana dan Prasana di sekolah terbilang cukup lengkap, beberapa
diantaranya adalah Ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, Ruang Kerja
Guru, Ruang Kelas, Ruang Braillo, Ruang Musik, Ruang Lab. Komputer,
Ruang Olahraga, Perpustakaan, Ruang Massage, Mushola, dan Kantin.

II. Masalah Klien


Masalah yang dialami oleh kedua siswa di SLB-A Pembina Tingkat
Nasional adalah:
1. Klien N
a. Blindnism
b. Kurang Percaya Diri
2. Klien B
a. Terlalu Percaya Diri
b. Pendiam

III. Cara Penanganan Konseling di tempat populasi


Pada penanganan masalah klien di sekolah ini dikarenakan tidak adanya Guru
BK, maka jika ada masalah yang tidak terlalu berat pemecahan masalah dilakukan
oleh Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas saja. Dengan cara penangannya yaitu
siswa tersebut akan dipanggil secara pribadi oleh guru mata pelajaran atau wali kelas
dan akan di nasehatin secara langsung terkait dengan permasalahan yang dialami. Jika
masalah yang dialami termasuk berat maka pemecahan masalah langsung diberikan
kepada Psikolog yang ada di sekolah untuk ditangani. Cara penganannya adalah
sebelum mendiagnosa permasalahan klien, psikolog akan melakukan asessment
dengan cara, pertama melakukan Wawancara yaitu menanyakan bebeapa hal terhadap
klien ataupun pihak lain yang mengetahui klien dan dekat dengan kehidupan klien
contohnya orang tua, saudara dll. Kedua melakukan observasi atau pengamatan yang
tidak hanya berfokus pada klien tetapi juga pada lingkungan disekitar klien. Hal
terakhir memberikan tes psikologi yang disesuaikan dengan keluhan dari klien
tersebut, setelah itu memungkinkan diberikan terapi dan terminasi ke dalam beberapa
sesi pertemuan.
BAB II

I. Masalah Klien
Klien merupakan siswa di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta dua klien
memiliki permasalahan yang sama, yaitu berkebutuhan khusus. Untuk klien NAI
memiliki gangguan blindism dan kurang percaya diri, NAI juga belum bisa terlalu
percaua diri oleh apa yang ia hadapi dan ia juampai. juga anak yang pemarah dan
sering berkata kasar.

II. PENANGANANNYA SESUAI SKBK (A-J)


1. Penanganan Secara SKBK Klien NAI
A. Latar Belakang Masalah :
NAI Merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara, NAI sudah memasuki
kelas 1 SMA di SLB-A Pembina tingkat nasional Jakarta, NAI memiliki adik
yang sama seperti dirinya, adiknya masih duduk di bangku SD.
NAI penyandang disabilitas tunanetra yang memiliki dunianya
tersendiri yaitu mendengarkan music dengan berekspresikan dengan gerakan
gerakan seakan akan sedang menikmati music tersebut, NAI sangat pandai
menggunakan handphone dengan mode disabilitas yaitu dengan menyentuh
layar ada arahan arahan suara dari handphone, walaupun NAI penyandang
disabilitas tunanetra ia memiliki kelebihan pendengaran dan insting, Di bidang
akademik klien NAI memang tidak terlalu pintar akan tetapi ia akan banyak
menanya jika tidak bisa atau mengerjakannya.
NAI pemalu saat di ajak berbicara oleh lawan bicaranya ia akan sulit
mengeluarkan suara ketika di ajak ngobrol , tetapi NAI akan mengeluarkan
suara ketika lawan bicaranya menghampiri secara face to face dan NAI belum
bisa mandiri untuk pulang & pergi sekolah, ia akan di antarkan oleh orang
tuanya pergi kesekolah, kedua orang tuanya nai merupakan seorang yang
mampu mereka bekerja sebagai karyawan swasta. serta klien NAI memiliki
‘Blindism’ seperti yang di katakan oleh wali kelas nya yaitu Perilaku
stereotipik yang sering juga disebut mannerism atau blindism adalah gerakan-
gerakan khas yang menjadi kebiasaan yang sering tak disadari. Gerakan-
gerakan tersebut contohnya menggoyang-goyang tubuh, menekan-nekan bola
mata, bertepuk-tepuk, dan gerakan lainnya yang dilakukan di luar konteks.

B. Identifikasi variable masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat


diidentifikasi masalah-masalah NAI sebagai berikut :

Klien NAI :

a) Blindism
b) Kurang Percaya Diri

C. Analisa kebutuhan klien


1. Kebutuhan Blindism
- Hendaknya guru dan kepala sekolah mencari pemicu utama dari anak
tunanetra tersebut sehingga dapat muncul perilaku dan memberikan
pemahaman lebih intens agar anak mengurangi perilakunya tersebut.
- Orang tua yang melihat ia sedang menggerakan badan atau kepalanya
secara berulang ulang segera mengingatkan dan memberikan intruksi
agar anak tidak melakukan hal tersebut dengan diberikan reward bila
mampu melakukannya

2. Kurang Percaya Diri


- Membangun pola pikir yang positif.
- Klien butuh perhatian dan motivasi yang besar dari orang tua dan jgha
keluarganya secara intens yang tentunya membantu anak bisa
berkembang menjadi lebih baik lagi.
- Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak
kebutuhan khusus sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan
lancar, tentu segala cara yang dilakukan tidak akan membantu
perkembangan anak. Ketika proses adaptasi bisa berjalan dengan baik,
tentu membuat segala proses selanjunya berjalan dengan mudah.
Adaptasi yang baik tentu akan membantu anda memahami kondisi
serta potensi anak.
D. Teori masalah

Teori masalah pada klien inisial “NAI”

1) Perilaku Blindism
Blindism adalah kebiasaan yang dilakukan tunanetra berupa
gerakan-gerakan khas yang berulang, seperti menggoyang-goyangkan
badan, menekan-nekan bola mata dan bertepuk-tepuk. Kebiasaan yang
dilakukan tanpa disadari ini dapat mengganggu atau merugikan anak
tunanetra dan orang lain di sekitarnya.
Ada beberapa dampak dari penolakan sosial yang dialami anak
tunanetra, menurut McGaha dan Farran sebagaimana yang dikutip oleh
Kurnia Nurfitrianti: bahwa anak tunanetra menjadi kaku dalam bergerak
dan cenderung senang mengulang gerakan yang tidak perlu pada tubuhnya
sendiri. Selain itu muncul perilaku lain yang khas dengan tunanetra yaitu
perilaku stereotipik atau disebut juga perilaku blindism. Perilaku yang
muncul ini terjadi karena kebiasaan yang membuat anak melakukannya
secara tidak sadar.
Perilaku anak tunanetra akan berkembang dipengaruhi oleh
lingkungannya, anak-anak tunanetra tidak memiliki kesempatan untuk
belajar melalui pengamatan visualnya termasuk dalam berperilaku baik
dari lingkungan yang baik juga. Anak tunanetra tidak dapat mengadopsi
perilaku baik yang diterima melalui interaksi sosial mereka. Hal ini
berimplikasi terhadap munculnya fenomena sosial yang kurang wajar dan
kurang normal pada diri anak tunanetra dan sulit untuk diterima secara
sosial yang dengan menampilkan perilaku- yang tidak lazim dilakukan
oleh orang awas. Perilakuperilaku yang tidak lazim itu disebut dengan
perilaku blindism. Perilaku blindism ini berdampak pada banyak hal
termasuk pada akademik sehingga kegiatan belajar menjadi kurang
optimal begitu pula hasil belajar yang didapatkan kurang memuaskan.
Seperti dilingkungan sekolahnya, guru-guru di SLB tersebut sering
merasa tidak nyaman akibat perilaku blindism yang dilakukan oleh siswa-
siswa tersebut. Bahkan tidak sedikit guru yang sering menegur dan
memberi peringatan kepada siswa yang melakukan perilaku blindism
tersebut.

2) Terlalu Percaya Diri


Menurut Golmen (Rahayu, 2013: 62-63), bahwa kepercayaan diri
adalah kesadaran yang kuat tentang harga dan kemampuan diri sendiri.
Anakanak yang memiliki rasa percaya diri tinggi merupakan pribadi yang
bisa dan mau belajar, serta berperilaku positif dalam berhubungan dengan
orang lain bahkan orang dewasa sekalipun. Menurut Lauster (2008: 4),
mengemukakan bahwa kepercayaan diri salah satu aspek kepribadian atau
konsep diri yang penting bagi diri sendiri dikarenakan dengan adanya
kepercayaan diri mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada
diri sendiri.
Menurut Fatimah (2010: 149), menyatakan kepercayaan diri adalah
sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Lina dan Klara (2010: 15),
Menyatakan bahwa percaya diri (pede) adalah sikap positif yang dimiliki
seseorang untuk dapat melakukan suatu hal tanpa beban perasaan yang
mengganggu. Menurut Hakim (2005: 6), kepercayaan diri adalah
keyakianan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya
dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup. Self
Confidence adalah sebentuk keyakinan kuat pada jiwa, kesepakatan
dengan jiwa, dan kemampuan menguasai jiwa (Al-Uqshari, dalam
Mylsidayu, 2014: 103).
Menurut Angelis (Rahayu, 2013: 63), kepercayaan diri merupakan
hal yang dengannya anak mampu menyalurkan segala sesuatu yang
diketahui dan dikerjakannya. Kepercayaaan diri juga dapat diartikan
sebagi sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapi. Kepercayaan diri merupakan
kepuasan seseorang akan diri sendiri (Liendenfield, dalam Rahyu, 2013:
64).
Berdasarkan beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan diri (self confidence) merupakan keyakinan seseorang atau
kesadaran seseorang untuk melakukan kemampuan untuk diri sendiri.

 Ciri-ciri kepercayaan diri


Teori Lauster (dalam Wahyuni, 2014: 54), tentang
kepercayaan diri mengemukakan ciri-ciri orang yang percaya
diri, yaitu:
a. Percaya pada kemampuan sendiri yaitu suatu keyakinan
atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi
yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk
mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi
tersebut.
b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan yaitu
dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap
diri yang dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya
keterlibatan orang lain dan mampu untuk menyakini
tindakan yang diambil.
c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri yaitu adanya
penilaian yang baik dari dalam diri sendiri, baik dari
pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang
menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa
depannya.
d. Berani mengungkapkan Pendapat. Adanya suatu sikap
untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang
ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya
paksaan atau rasa yang dapat menghambat
pengungkapan tersebut.

Sedangkan menurut Hakim percaya diri tidak muncul begitu


saja pada diri seseorang terdapat proses tertentu di dalam
pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.
Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri yang kuat
pada seseorang terjadi melalui empat proses antara lain:
a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan
proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-
kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya yang melahirkan keyakinan kuat untuk
bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan
kelebihan-kelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi-reaksi positif seseorang
terhadap kelemahan-kelamahan yang dilmilikinya agar
tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit
menyesuaikan diri. 4
d. Pengalaman dalam menjalani bebrbagai aspek
kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang
ada pada dirinya.

Menurut Lauster orang yang memiliki rasa percaya diri yang


positif memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif


seseorang tentang dirinya bahwa dia mengerti sungguh
sungguh akan apa yang dilakukannya.
b. Optimis, yaitu sikap positif seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal
tentang diri, harapan dan kemampuannya.
c. Obyektif, yaitu memandang permasalahan atau segala
sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan
menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk
menanggung segala sesuatu yang telah menjadi
konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis, yaitu analisa terhadap suatu
masalah, suatu hal, maupun sesuatu kejadian dengan
mengunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal
dan sesuai dengan kenyataan.
 Jenis-jenis kepercayaan diri
Angelis mengemukakan ada tiga jenis kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri tingkah laku, emosional dan spiritual.
a. Kepercayaan diri tingkah laku adalah kepercayaan diri
untuk mampu bertindak dan menyelesaikan tugas-tugas
baik tugas-tugas yang paling sederhana hingga yang
bernuansa cita-cita untuk meraih sesuatu.
b. Kepercayaan diri emosional adalah kepercayaan diri
untuk yakin dan mampu menguasai segenap sisi emosi.
c. Kepercayaan diri spiritual adalah keyakinan individu
bahwa setiap hidup ini memiliki tujuan yang positif dan
keberadaannya kita punya makna.

Menurut Lindenfield (dalam Kamil, 1997) menyatakan ada 2


jenis kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:

a. Kepercayaan diri batin


Yaitu kepercayaan diri yang memberikan kepada individu
perasaan dan anggapan bahwa individu dalam keadaan
baik. Ada empat ciri utama yang khas pada orang yang
mempunyai kepercayaan diri batin yang sehat. Keempat
ciri itu adalah:
1) Cinta diri. Orang yang percaya diri akan
mencintai diri mereka sendiri, dan cinta diri ini
bukan merupakan sesuatu yang dirahasiakan. Ia
akan lebih peduli pada diri sendiri karena
perilaku dan gaya hidupnya untuk memelihara
diri.
2) Pemahaman diri.
Orang yang percaya diri batin, ia juga sadar
diri. Mereka tidak terus menerus merenungi diri
sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan
perasaan, pikiran, dan perilaku. Dan mereka
selalu ingin tahu bagaiamana pendapat orang lain
tentang diri mereka.
3) Tujuan yang jelas.
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan
hidupnya, karena mereka mempunyai pikiran
yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan
tertentu dan mereka tahu hasil apa yang bias
diharapkan.
4) Berfikir positif.
Orang yang mempunyai kepercayaan diri biasanya
hidupnya menyenangkan. Salah satunya ialah
karena mereka biasa melihat kehidupannya dari
sisi positif dan mereka mengharap serta mencari
pengalaman dan hasil yang bagus.
b. Kepercayaan diri lahir
Yaitu memungkinkan individu untuk tampil dan
berperilaku dengan cara menunjukkan kepada dunia luar
bahwa individu yakin akan dirinya.
Untuk memberi kesan percaya diri pada dunia luar, individu
perlu mengembangkan empat bidang keterampilan, yaitu:
komunikasi, ketegasan, penampilan diri dan pengendalian
perasaan.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepercayaan diri


Faktor-faktor yang mempengaruhi keperayaan diri pada
individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Konsep diri.
Terbentuknya percaya diri pada seseorang
diawali dengan perkembangan konsep diri yang
diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok.
Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya
sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah
diri biasanya mempunyai konsep diri negatif,
sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya
diri akan memiliki konsep diri positif.
2) Harga diri.
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri
sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi
akan menilai pribadi secara rasional dan benar
bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan
dengan individu lain. Orang yang mempunyai
harga diri tinggi cenderung melihat dirinya
sebagai individu yang berhasil percaya bahwa
usahanya mudah menerima orang lain
sebagaimana menerima dirinya sendiri.
3) Kondisi fisik.
Perubahan kondisi fisik berpengaruh pada
percaya diri. Penampilan fisik merupakan
penyebab utama rendahnya harga diri dan
percaya diri seseorang.
4) Pengalaman hidup.
Pengalaman yang mengecewakan seringkali
menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri,
lebih-lebih jika pada dasarnya seseorang
memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang
dan kurang perhatian.

b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan.
Pendidikan mempengaruhi percaya diri
seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah
cenderung membuat individu merasa di bawah
kekuasaan yang lebih, sebaliknya individu yang
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan
menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung
pada individu lain. Individu tersebut akan
mampu memenuhi keperluan hidup denga rasa
percaya diri dan kekuatannya dengan
memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2) Lingkungan dan pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan
keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik
yang diterima dari lingkungan keluarga seperti
anggota keluarga yang saling berinteraksi
dengan baik akan memberi rasa nyaman dan
percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan
lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi
norma dan diterima oleh masyarakat, maka
semakin lancar harga diri berkembang.

E. Data Pribadi
 Nama Konseli : NAI
 Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Maret 2004
 Usia :18thn
 Golongan Darah :-
 Agama : Islam
 Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
 Status dalam keluarga :Anak Kandung
 Alamat : Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus
 Tinggi Badan : 160 cm
 Berat Badan : 45kg
 Hobby : Dengerin musik, radio
 Perkejaan Orangtua : Karyawan Swasta

F. Data Penunjang

1. Klien NAI

No Data Penunjang Ya/Tidak


.

1. Kartu Pelajar √
2. Surat Keterangan Dokter √

3. Kartu Keluarga √

G. Diagnosa/sis

Inti masalah yang dialami konseli NAI sebagai berikut:

1) Klien memiliki perilaku Blindism


2) Klien memiliki masalah tidak percaya diri

H. Progonosa/sis
Prognosis Klien NAI
1. Klien memiliki perilaku Blindism
a) Sekarang : Klien sering tidak sadar menggoyangkan atau
menggerakan bagian tubuh seperti Kepala.
b) Yang akan datang : Klien mengganggu atau merugikan anak
tunanetra dan orang lain di sekitarnya.
2. Klien tidak percaya dengan dirinya sendiri
a) Sekarang : Klien menjadi tidak berani dengan orang
sekitar
b) Yang akan datang : Klien akan kesulitan dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekitar.

I. Treatment klien NAI


1. Perilaku blindism
1. Pendekatan
a. Pendekatan Kognitif
Konseling kognitif adalah konseling yang berfokus pada
wawasan yang menekankan pengakuan dan mengubah pikiran
negatif dan keyakinan maladaptif. Inti dari Konseling kognitif
kognitif didasarkan pada alasan teoritis bahwa cara manusia
merasa dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana mereka
memandang dan menstruktur pengalaman mereka (Corey,
2009). Menurut Weishaar (dalam Corey, 2009) asumsi teoritis
konseling kognitif adalah 1) bahwa komunikasi internal
manusia dapat diakses oleh introspeksi, 2) bahwa kepercayaan
konseli memiliki makna yang sangat pribadi, dan 3) bahwa
makna ini dapat ditemukan oleh konseli daripada yang
diajarkan atau ditafsirkan oleh konseli. DeRubeis & Beck
(dalam Corey, 2009) menyatakan bahwa teori dasar konseling
kognitif adalah untuk memahami hakikat dari peristiwa
emosional atau gangguan perilaku adalah mutlak untuk fokus
pada isi kognitif dari reaksi individu. Tujuannya adalah untuk
mengubah cara konseli berpikir dengan menggunakan pikiran-
pikiran otomatis mereka untuk mencapai skema inti dan mulai
memperkenalkan gagasan restrukturisasi skema. Hal ini
dilakukan dengan mendorong konseli untuk mengumpulkan
dan mempertimbangkan bukti untuk mendukung keyakinan
mereka.

Klien NAI sulit Klien NAI dapat menyikapi


mengendalikan dirinya saat perilaku blindism dengan
perilaku blindism itu muncul menggenggam tangan nya
tiba- tiba dengan erat
Klien NAI sulit Klien NAI dapat menyikapai
berkonsentrasi saat perilaku perilaku blindism saat
blindism muncul saat sedang kegiatan pembelajaran
kegiatan pembelajaran dengan mengingat sesuatu
give/ reward yang akan di
berikan oleh guru / orang tua
nya

b. Pendekatan Client Centered Therapy


Client Centered Therapy (CCT), mendasarkan diri
pada pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia.
Pandangannya terutama tertuju pada penghargaan martabat
manusia. Menurut Rogers:
1. Hakikat manusia pada dasarnya baik dan penuh
dengan kepositifan
2. Manusia mempunyai kemampuan untuk
membimbing, mengantur dan mengontrol dirinya
sendiri.
Setiap individu pada dirinya terkandung motor penggerak, yang
ciri-cirinya:
1. terbuka terhadap pengalamannya sendiri
2. hidup dengan menempuh jalan dan dalam alam
berdasarkan kenyataan.
3. Percaya pada diri sendiri, walaupun individu sedang
bermasalah mengalami gangguan psikis tertentu, dia
tetap memiliki daya penggerak alamiah terus-
menerus mendorong. Hidupnya, yaitu kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri (selfactualization).
Setiap individu mempunyai kemampuan untuk
beradaptasi dan menyukai diri, serta mempunyai
dorongan yang kuat kearah kedewasaan dan
kemerdekaan.

Kemampuan itu akan terwujud, bila konselor menciptakan


suasana psikologis yang mempunyai sifat- sifat:

1. Menerima (acceptance) terhadap klien sebagai


pribadi yang berharga.
2. Konslor secara terus-menerus barusaha unuk
mengerti perasaan-perasaan klien dan menerimanya
sperti yang dirasakan klien, tanpa ada usaha
mendiagnosis atau mengubah perasaan tersebut.
3. Usaha terus-menerusuntuk menunjukan simpati,
artinya konselor bisa mengerti, menghayati dan
merasakan sebagai yang dialami klien
 Cara-caranya
Konseling memusatkan pada pengalaman individual. Konseling
berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan
memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan
perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk
menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan
mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk
menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-
pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri. Dengan redefinisi,
pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima
orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk
menumbuhkan hubungan timbal balik

c. Behavior
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan pada
dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-tujuan
memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang
maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan tingkah
laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey, konseling
behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku manusia
yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan
dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh karena
proses latihan.
 Cara-caranya
Untuk mengurangi atau mereduksi perilaku
blindism pada anak tunanetra tersebut menggunakan teknik
token economy, yang merupakan salah satu teknik dalam
pendekatan behavioristik, yaitu dengan strategi yang
didasarkan pada hukuman, dan disetiap hukuman akan
mendapatkan penghargaan (reward). Dengan adanya masalah
perilaku blindism tersebut, maka ada salah satu metode yang
sering digunakan di sekolah untuk penguatan perilaku positif
pada siswa yaitu pemberian reward (penghargaan). Yang
pertama reward ungkapan yang berupa pujian dari guru dan
orangtua, pujian diberikan ketika siswa tidak melakukan
perilaku blindism saat berada di sekolah dan di rumah. Reward
(penghargaan) tidak hanya berupa ungkapan, tetapi ada juga
yang berupa benda. Pemberian reward berupa benda dilakukan
karena ditakutkan cara yang pertama tidak sepenuhnya efektif
dalam mengurangi atau mereduksi perilaku blindism pada
siswa. Pemberian reward dilakukan dengan metode token
economy.

2. Untuk apanya klien: Klien dapat mengurangi Perilaku Blindism

3. Cara penanganan pada perilaku blindism:


a. Pendekatan Kognitif
1) Pemutaran suara rekaman
Link: https://www.youtube.com/watch?v=i_b-OzIKb-s
Judul: Menghentikan Perilaku Self Harm (Mulai Mencintai
Diri Sendiri)
Deskripsi: Cara mengatasi diri sendiri dan sekitar ketika ada
yang self herm. Penjelasan dari Vicky Fitratullah Co-
Founder Satu Persen tentang menghentikan perilaku self
ham dan mencoba untuk mulai mencintai diri sendiri.
Setelah pemutaran rekaman suara, Konselor dan Klien akan
membahas apa yang klien rasakan dari rekaman suara
tersebut sehingga klien dapat mengambil makna dari
rekaman suara tersebut.

2) Menanyakan Perasaan Klien :


“Selama ini jika dirasa sakit apa yang dilakukan oleh
klien?”
“Selama ini jika sedang kesal, apa yang klien lakukan?”

b. Pendekatan Client Centered


1) Bertanya kepada klien agar klien dapat mengganti
kebiasaannya memukul dan menggeleng kepala dengan
tepuk tangan.
Pertanyaan Konselor Jawaban Klien
Jika kamu memukul-mukul
keras kepala kamu apa yang
kamu rasakan?
Jika kamu menggeleng-
geleng kerasa kepala kamu
apa yang kamu rasakan?
Jika merasa Pusing dan Sakit
ketika memukul kepala
kamu, apakah sakit itu akan
berkurang?
Jika tidak ada yang dirasa
sakit, bagaimana jika
kegiatan memukul kepala
diganti dengan tepuk tangan?

2) Klien diajak untuk mengalihkan pikirannya dengan


pengguanaan laptop dan gadget yang sudah dikuasainya.
3) Konselor meminta klien untuk dapat mengambil keputusan
untuk tidak menyakiti dirinya sendiri dengan mengubah
perilaku blindism nya menjadi tepuk tangan atau
menggunakan laptop.

c. Behavior
1) Klien melakukan pelatihan untuk mengganti memukul dan
menggeleng-gelengkan kepalanya jika sakit dengan tepuk
tangan.
2) Klien melakukan pelatihan untuk mengganti memukul dan
menggeleng-gelengkan kepalanya jika sakit dengan
memainkan laptop dan gadgetnya.
3) Klien mendengarkan musik untuk mengalihkan rasa
sakitnya.
4) Klien bernyanyi untuk mengalihkan rasa sakitnya.

4. Layanan bimbingan konseling


1) Layanan konseling individu
Konselor mengarahkan klien untuk dapat merubah perilaku
Blindism
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi tentang cara-cara merubah
perilaku blindism.
3) Layanan penguasaan konten
Konselor melatih klien merubah perilaku blindism.

2. Kurang percaya diri


1. Pendekatan
a. Pendekatan Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
bisa dipandang sebagai teknik terapi dan juga sebagai salah satu
aliran dalam kajian ilmu psikologi. Sebagai salah satu bentuk aliran
psikologi, teori psikoanalisis banyak membahas tentang
kepribadian, mulai dari dinamika, segi struktur, dan
perkembangannya.
Berdasarkan pendapat Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga
tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar
(preconscious), dan tak sadar (unconscious). Hingga tahun 1920-
an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan tiga unsur
tersebut. Kemudian pada tahun 1923 Freud baru mengenalkan tiga
model struktural yang lain, yakni das Es, das Ich, dan das Über Ich.
Struktur ini tidak mengganti struktur lama, namun tetap bersifat
melengkapi gambaran mental, terutama pada bagian fungsi dan
tujuannya.
Freud beranggapan bahwa kepribadian adalah suatu bentuk sistem
yang terdiri dari tiga unsur, yakni das Es, das Ich, dan das Ueber
Ich yang dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah the Id, the
Ego, dan the Super Ego). Masing- masing unsur tersebut memiliki
asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri. Tiga
unsur kepribadian tersebut dengan berbagai dimensinya dapat
dibagi seperti berikut ini:
a) Unsur Dimensi Asal
• Das Es (The Id) adalah pembawaan
• Das Ich (The Ego) adalah hasil interaksi dengan lingkungan
• Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah hasil internalisasi nilai-
nilai dari figur yang berpengaruh
b) Unsur Dimensi Aspek
• Das Es (The Id) adalah Biologis
• Das Ich (The Ego) adalah psikologis
• Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sosiologis
c) Unsur Dimensi Fungsi
• Das Es (The Id) adalah mempertahankan konstansi
• Das Ich (The Ego) adalah mengarahkan individu pada realitas
• Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah sebagai pengendali Das
Es,
• mengarahkan dass Es das Ich pada perilaku yang lebih
bermoral
d) Unsur Dimensi Prinsip Operasi
• Das Es (The Id) adalah operasi pleasure principle
• Das Ich (The Ego) adalah operasi reality principle
• Das Ueber Ich (The Super Ego) adalah operasi morality
principle

- Fungsi dan Peran Konselor


Dalam psikoanalisis klasik, analis biasanya mengasumsikan sikap
tidak menghakimi secara berlawanan, yang kadang-kadang disebut
pendekatan "layar kosong". Konselor menghindari pengungkapan
diri dan mempertahankan rasa netralitas untuk memupuk hubungan
transferensi, dimana klien mereka akan membuat proyeksi ke arah
mereka. Hubungan pemindahan ini adalah landasan psikoanalisis
dan “mengacu padapemindahan perasaan yang awalnya dialami
dalam hubungan awal dengan orang-orang penting lainnya dalam
lingkungan seseorang saat ini” (Luborsky,O'Reilly-Landry, &
Arlow, 2011, hlm. 18) .
Jika terapis mengatakan sedikit tentang diri mereka sendiri dan
jarang berbagi reaksi pribadi mereka, asumsinya adalah bahwa apa
pun yang dirasakan klien terhadap mereka sebagian besar akan
merupakan produk perasaan yang terkait dengan mengenai tokoh-
tokoh penting lainnya di masa lalu.
Salah satu fungsi utama analisis adalah untuk membantu klien
memperoleh kebebasan untuk mencintai, bekerja, dan bermain.
Fungsi lain termasuk membantu klien dalam mencapai kesadaran
diri, kejujuran, dan hubungan pribadi yang lebih efektif; dalam
menangani kecemasan secar arealistis; dan dalam mendapatkan
kontrol atas perilaku impulsif dan irasional. Fungsi utama
penafsiran adalah untuk mempercepat proses mengungkap materi
yang tidak disadari. Terapis psikoanalitik memperhatikan baik apa
yang diucapkan maupun apa yang tidak diucapkan, mendengarkan
celah dan ke tidak konsistenan dalam kisah klien, menyimpulkan
makna mimpi yang diceritakan dan asosiasi bebas, dan tetap peka
terhadap petunjuk tentang perasaan klien terhadap terapis.
b. Pendekatan Kognitif
Menurut Williams dan Susanto, kognitif adalah cara individu
bertingkah laku, bertindak, dan cepat lambatnya individu saat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Sedangkan Menurut
Piaget, kognitif adalah bagaimana anak beradaptasi dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.
Pendekatan kognitif adalah bentuk istilah yang menyatakan
bahwa melalui tingkah lakulah seorang individu akan mengalami
proses mental yang nantinya bisa meningkatkan kemampuan
menilai, membandingkan, atau menanggapi stimulus sebelum
terjadinya reaksi. Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap
isi pikiran manusia agar manusia tersebut mendapatkan
pengalaman, pemahaman, standar moral, dan sebagainya.
Salah satu fungsi kognitif bisa membuat seseorang dengan mudah
bergaul satu sama lain.
Pendekatan konseling kognitif perilaku merupakan konseling
kolaboratif yang dilakukan terapis atau konselor dan konseli.
Konselor harus mampu memahami maksud dan tujuan yang
diharapkan konseli serta membantu konseli dalam
mewujudkannya.

c. Pendekatan Konseling Ego


Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada
fungsi ego. Kegiatan konseling yang dilakukan pada umumnya
bertujuan untuk memperkuat ego strength, yang berarti melatih
kekuatan ego klien. Konseling ego dipopulerkan oleh
Erikson. Seringkali orang yang bermasalah adalah orang yang
memiliki ego yang lemah. Misalnya, orang yang rendah diri, dan
tidak bisa mengambil keputusan secara tepat dikarenakan ia tidak
mampu memfungsikan egonya secara penuh, baik untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, meraih keinginannya. Perbedaan ego menurut
Freud dengan ego menurut Erikson adalah: menurut Freud ego
tumbuh dari id, sedangkan menurut Erikson ego tumbuh sendiri
yang menjadi kepribadian seseorang.
  Menurut Erikson, lingkungan di mana anak hidup sangat
penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber
kesadaran diri dan identitas Erikson menggambarkan adanya
sejumlah kualitas yang dimiliki ego yakni Kepercayaan Dan
Penghargaan, Otonomi Dan Kemauan, Kerajinan Dan
Kompetensi, Identitas Dan Kesetiaan, Keakraban Dan Cinta,
Generativitas Dan Pemeliharaan, Serta Integritas. Ego ini dapat
menemukan pemecahan kreatif atas masalah baru pada setiap tahap
kehidupan.
Tujuan konseling menurut Erikson adalah memfungsikan ego
klien secara penuh. Tujuan lainnya adalah melakukan perubahan-
perubahan pada diri klien sehingga terbentuk coping behavior yang
dikehendaki dan dapat terbina agar ego klien itu menjadi lebih
kuat. Ego yang baik adalah ego yang kuat, yaitu yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan dimana dia berada.

d. Pendekatan Behavioral
Behavioral atau behaviorisme adalah satu pandangan teoritis
yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku,
tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan
mentalitas (Chaplin, 2002). Teori behavioristik dapat menangani
kompleksitas masalah klien mulai dari kegagalan individu untuk
belajar, merespon secara adaptif hingga mengatasi masalah
neorosis. Adapun aspek penting dari terapi behavioristik adalah
bahwa perilaku dapat didefinisikan secara operasional, diamati dan
diukur.
Konseling behavior adalah sebuah proses konseling (bantuan)
yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan tingkah laku (behavioral), dalam hal
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam penentuan
arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri klien. Konseling
behavioral merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar
memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan
tertentu (Surya, 2003).
Konseling behavior merupakan suatu teknik terapi dalam
konseling yang berlandaskan teori belajar yang berfokus pada
tingkah laku individu untuk membantu konseli mempelajari
tingkah laku baru dalam memecahkan masalahnya melalui teknik-
teknik yang berorientasi pada tindakan. Behavior berpandangan,
pada hakikatnya kepribadian manusia adalah perilaku. Dimana
perilaku tersebut merupakan hasil dari bentukan pengalaman
interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Komalasari (2011), tujuan konseling behavior adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar.
2. Membantu konseli membuang respons-respons yang lama yang
merusak diri atau maladaptif dan mempelajari respons-respons
yang baru yang lebih sehat dan sesuai (adjustive).
3. Konseli belajar perilaku baru dan mengeliminasi perilaku yang
maladaptif, memperkuat serta mempertahankan perilaku yang
diinginkan.
4. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian
sasaran dilakukan bersama antara konseli dan konselor.

2. Untuk apanya Klien: Klien dapat meningkatkan rasa percaya diri

3. Cara-Cara Penanganan
a. Psikoanalisis
1) Membangun kesadaran klien dengan mendengarkan
rekaman suara
Judul: CARA MENINGKATKAN RASA PERCAYA
DIRI? | ASK MR | Merry Riana
Link: https://www.youtube.com/watch?v=EXsvXAUg5b0
Deskripsi: Video motivasi Merry Riana tentang cara-cara
dan tips jitu cara meningkatkan kepercayaan diri
Setelah mendengarkan rekaman suara klien bersama dengan
konselor membahas perasaan klien terkait dengan rekaman
suara yang sudah didengarkan.

b. Kognitif
1) Konselor membangun pola pikir yang positif dengan
menceritakan terkait Tokoh Inspiratif yang dengan
kepercayaan dirinya menghasilkan suatu yang baik.
Judul Artikel:
Biografi BJ Habibie: Profil, Karier, dan Kisah Hidup
Inspiratifnya
Link:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5705999/biografi-
bj-habibie-profil-karier-dan-kisah-hidup-inspiratifnya.
Deskripsi:
BJ Habibie merupakan presiden ketiga Republik Indonesia
yang diangkat setelah Presiden Soeharto mundur. Beliau
dikenal juga sebagai bapak pesawat karena berhasil
menciptakan pesawat pertama Indonesia.

2) Konselor menanyakan tentang tokoh yang menjadi inspirasi


dan membahas perasaanya ketika tahu hal baik yang
dilakukan tokoh tersebut.
3) Konselor bersama dengan klien membuat tabel jika klien
tidak memiliki dan memiliki rasa percaya diri.
Klien NAI memiliki rasa Klien NAI dapat
Percaya diri yang kurang meningkatkan kepercayaan
dirinya.
Klien NAI tidak memiliki Klien NAI mendapatkan
kemampuan untuk pengalaman, pemahaman
mengembangkan penilaian dan dapat beradaptasi serta
positif baik untuk diri sendiri dapat menginterpretasikan
ataupun lingkungan sekitar objek dan kejadian-kejadian
di sekitarnya dengan
pendekatan kognitif.

c. Ego
1) Konselor membantu klien menganalisis perasaan-
perasaannya berkenaan dengan kehidupan, feeling terhadap
peranannya, penampilan dan hal lain yang terkait dengan
tugas-tugas kehidupannya.
2) Berdiskusi tentang masa depan klien yaitu tujuan hidup
klien, bakat dan potensi yang dimiliki oleh klien.
3) Bertanya kepada klien tentang berapa teman yang
dimilikinya.
4)  Konselor mendiskusikan bersama klien hambatan-
hambatan yang ditemuinya untuk mencapai tujuan masa
depan.

d. Behavioral
1) Klien dapat fokus mengembangkan kemampuan “pijat” yang
dimilikinya dan menerapkan kemampuan tersebut kepada
teman dan keluarganya.
2) Konselor memberikan klien tabel “daftar teman” yang nantinya
klien perlu berkenalan dengan teman baru untuk melengkapi
tabel tersebut.
3) Klien Bergabung dan melakukan kegiatan sosial.

4. Layanan Bimbingan Konseling


1) Layanan konseling individu
Konselor mengarahkan klien untuk dapat meningkatkan
rasa percaya dirinya
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi tentang cara-cara
meningkatkan kepercayaan diri.
3) Layanan penguasaan konten
Konselor melatih klien untuk dapat meningkatkan
kepercayaan dirinya.

J. Rencana Pelaksanaan Konseling


1. Perilaku Blindism

No Pertemuan Waktu Pendekatan & Layanan Kegiatan

1. 1 35 Menit x 9 1. Konseling kognitif adalah Pendekatan Kognitif


Pertemuan konseling yang berfokus pada
1) Pemutaran suara rekaman
= 315 Menit wawasan yang menekankan
pengakuan dan mengubah pikiran Link: https://www.youtube.com/watch?
negatif dan keyakinan maladaptif. v=i_b-OzIKb-s
Inti dari Konseling kognitif kognitif
Judul: Menghentikan Perilaku Self Harm
didasarkan pada alasan teoritis
(Mulai Mencintai Diri Sendiri)
bahwa cara manusia merasa dan
berperilaku ditentukan oleh Deskripsi: Cara mengatasi diri sendiri dan
bagaimana mereka memandang dan sekitar ketika ada yang self herm.
menstruktur pengalaman mereka Penjelasan dari Vicky Fitratullah Co-
(Corey, 2009). Menurut Weishaar Founder Satu Persen tentang
(dalam Corey, 2009) asumsi teoritis menghentikan perilaku self ham dan
konseling kognitif adalah 1) bahwa mencoba untuk mulai mencintai diri
komunikasi internal manusia dapat sendiri.
diakses oleh introspeksi, 2) bahwa
Setelah pemutaran rekaman suara,
kepercayaan konseli memiliki
Konselor dan Klien akan membahas apa
makna yang sangat pribadi, dan 3)
yang klien rasakan dari rekaman suara
bahwa makna ini dapat ditemukan
tersebut sehingga klien dapat mengambil
oleh konseli daripada yang
makna dari rekaman suara tersebut.
diajarkan atau ditafsirkan oleh
konseli. DeRubeis & Beck (dalam 2. Menanyakan Perasaan Klien :

Corey, 2009) menyatakan bahwa “Selama ini jika dirasa sakit apa yang
teori dasar konseling kognitif dilakukan oleh klien?”
adalah untuk memahami hakikat
“Selama ini jika sedang kesal, apa yang
dari peristiwa emosional atau
klien lakukan?”
gangguan perilaku adalah mutlak
untuk fokus pada isi kognitif dari Pendekatan Client Centered
reaksi individu. Tujuannya adalah
1) Bertanya kepada klien agar klien dapat
untuk mengubah cara konseli
mengganti kebiasaannya memukul dan
berpikir dengan menggunakan
pikiran-pikiran otomatis mereka menggeleng kepala dengan tepuk tangan.
untuk mencapai skema inti dan
2) Klien diajak untuk mengalihkan
mulai memperkenalkan gagasan
pikirannya dengan pengguanaan laptop
restrukturisasi skema. Hal ini
dan gadget yang sudah dikuasainya.
dilakukan dengan mendorong
3) Konselor meminta klien untuk dapat
konseli untuk mengumpulkan dan
mengambil keputusan untuk tidak
mempertimbangkan bukti untuk
menyakiti dirinya sendiri dengan
mendukung keyakinan mereka
mengubah perilaku blindism nya menjadi
2. Client Centered Therapy (CCT),
tepuk tangan atau menggunakan laptop.
mendasarkan diri pada
pandangannya tentang sifat dan
Pendekatan Behavior
hakikat manusia. Pandangannya
1) Klien melakukan pelatihan untuk
terutama tertuju pada penghargaan
mengganti memukul dan menggeleng-
martabat manusia. Menurut Rogers:
gelengkan kepalanya jika sakit dengan
tepuk tangann
a.Hakikat manusia pada dasarnya
2)Klien melakukan pelatihan untuk
baik dan penuh dengan kepositifan
mengganti memukul dan menggeleng-

b.Manusia mempunyai kemampuan gelengkan kepalanya jika sakit dengan

untuk membimbing, mengantur dan memainkan laptop dan gadgetnya

mengontrol dirinya sendiri. 3) Klien mendengarkan musik untuk


mengalihkan rasa sakitnya.
Setiap individu pada dirinya 4) Klien bernyanyi untuk mengalihkan
terkandung motor penggerak, yang rasa sakitnya.
ciri-cirinya:

a.terbuka terhadap pengalamannya


sendiri

b.hidup dengan menempuh jalan


dan dalam alam berdasarkan
kenyataan.

c.Percaya pada diri sendiri,


walaupun individu sedang
bermasalah mengalami gangguan
psikis tertentu, dia tetap memiliki
daya penggerak alamiah terus-
menerus mendorong. Hidupnya,
yaitu kebutuhan untuk mewujudkan
diri sendiri (selfactualization).
Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi dan
menyukai diri, serta mempunyai
dorongan yang kuat kearah
kedewasaan dan kemerdekaan
3. Konseling behavior adalah
sebuah proses konseling (bantuan)
yang diberikan oleh konselor
kepada klien dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan tingkah
laku (behavioral), dalam hal
pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi serta dalam penentuan
arah kehidupan yang ingin dicapai
oleh diri klien. Konseling
behavioral merupakan suatu proses
membantu orang untuk belajar
memecahkan masalah
interpersonal, emosional, dan
keputusan tertentu (Surya, 2003).

Untuk apanya klien: Klien dapat


mengurangi Perilaku Blindism

1) Layanan konseling
individu
Konselor mengarahkan klien untuk
dapat merubah perilaku Blindism
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi
tentang cara-cara merubah perilaku
blindism.
3) Layanan penguasaan konten
Konselor melatih klien merubah
perilaku blindism.
2. Kurang Percaya Diri

No Pertemuan Waktu Pendekatan dan Layanan Kegiatan

1. I 1.Pendekatan Psikoanalisis 1. Psikoanalisis

Pendekatan Psikoanalisis berfungsi untuk 1) Membangun kesadaran klien


membantu klien memperoleh kebebasan dengan mendengarkan rekaman suara
untuk mencintai, bekerja, dan bermain.
Judul: CARA MENINGKATKAN
Fungsi lain termasuk membantu klien dalam
RASA PERCAYA DIRI? | ASK MR |
mencapai kesadaran diri, kejujuran, dan
Merry Riana
hubungan pribadi yang lebih efektif; dalam
menangani kecemasan secar arealistis; dan Link: https://www.youtube.com/watch?
dalam mendapatkan kontrol atas perilaku v=EXsvXAUg5b0
impulsif dan irasional
Deskripsi: Video motivasi Merry Riana
tentang cara-cara dan tips jitu cara
meningkatkan kepercayaan diri

Setelah mendengarkan rekaman suara


klien bersama dengan konselor
membahas perasaan klien terkait dengan
rekaman suara yang sudah didengarkan

2. Pendekatan Kognitif 2. Kognitif

Pendekatan kognitif adalah bentuk istilah 1) Konselor membangun pola pikir


yang menyatakan bahwa melalui tingkah yang positif dengan menceritakan terkait
lakulah seorang individu akan mengalami Tokoh Inspiratif yang dengan
proses mental yang nantinya bisa kepercayaan dirinya menghasilkan suatu
meningkatkan kemampuan menilai, yang baik.
membandingkan, atau menanggapi stimulus
Judul Artikel:
sebelum terjadinya reaksi.
Biografi BJ Habibie: Profil, Karier, dan
Kisah Hidup Inspiratifnya

Link:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5705999/biografi-bj-habibie-profil-
karier-dan-kisah-hidup-inspiratifnya.

Deskripsi:
BJ Habibie merupakan presiden ketiga
Republik Indonesia yang diangkat
setelah Presiden Soeharto mundur.
Beliau dikenal juga sebagai bapak
pesawat karena berhasil menciptakan
pesawat pertama Indonesia.

2) Konselor menanyakan tentang


tokoh yang menjadi inspirasi dan
membahas perasaanya ketika tahu hal
baik yang dilakukan tokoh tersebut.

3) Konselor bersama dengan klien


membuat tabel jika klien tidak memiliki
dan memiliki rasa percaya diri.

3. Pendekatan Konseling Ego 3. c) Konselor membantu klien


menganalisis perasaan-perasaannya
Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih
berkenaan dengan kehidupan, feeling
menekankan pada fungsi ego. Kegiatan
terhadap peranannya, penampilan dan hal
konseling yang dilakukan pada umumnya
lain yang terkait dengan tugas-tugas
bertujuan untuk memperkuat ego strength,
kehidupannya.
yang berarti melatih kekuatan ego klien.
2) Berdiskusi tentang masa depan
klien yaitu tujuan hidup klien, bakat dan
potensi yang dimiliki oleh klien.

3) Bertanya kepada klien tentang


berapa teman yang dimilikinya.

4) Konselor mendiskusikan
bersama klien hambatan-hambatan yang
ditemuinya untuk mencapai tujuan masa
depan. Pendekatan Ego

4. Pendekatan Behavior 4. Pendekatan Behavior

Konseling behavior merupakan suatu teknik 1) Klien dapat fokus


terapi dalam konseling yang berlandaskan mengembangkan kemampuan “pijat”
teori belajar yang berfokus pada tingkah yang dimilikinya dan menerapkan
laku individu untuk membantu konseli kemampuan tersebut kepada teman dan
mempelajari tingkah laku baru dalam keluarganya.
memecahkan masalahnya melalui teknik-
teknik yang berorientasi pada tindakan. 2) Konselor memberikan klien
tabel “daftar teman” yang nantinya klien
perlu berkenalan dengan teman baru
untuk melengkapi tabel tersebut.

3) Klien Bergabung dan


melakukan kegiatan sosial.

Untuk Apanya Klien : Agar Klien dapat


Meningkatkan rasa percaya dirinya

Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Layanan konseling individu

Konselor mengarahkan klien untuk dapat


meningkatkan rasa percaya dirinya

2) Layanan informasi

Konselor memberikan informasi tentang


cara-cara meningkatkan kepercayaan diri.

3) Layanan penguasaan konten

Konselor melatih klien untuk dapat


meningkatkan kepercayaan
dirinya.Konseling:

K. Laporan Pelaksanaan Konseling

NO Tanggal Waktu Yang dilakukan konselor Respon Klien Keterangan

1 20 55 menit 1. Konselor melakukan konseling Klien merespon 1) Ketika


(09.00- individu dengan tahapan dengan baik. merasa putus
Oktober 09.55) konseling individu. Walaupun asa, konselor
2022 2. Konselor melakukan pendekatan awalnya klien memberikan
kognitif dengan pemutaran sudah merasa semangat dan
rekaman suara dengan Judul: putus asa tidak motivasi terkait cita-
Menghentikan Perilaku Self dapat citanya yang ingin
Harm (Mulai Mencintai Diri menghilangkan dicapai yaitu menjadi
Sendiri). Setelah pemutaran perilaku blindism motivator untuk
rekaman suara, Konselor dan sesame tunanetra
Klien akan membahas apa yang yang memiliki
klien rasakan dari rekaman suara perilaku blindism
tersebut sehingga klien dapat
mengambil makna dari rekaman
suara tersebut. 2) Selain itu konselor
juga mengingatkan
Menanyakan Perasaan Klien : klien mengenai
“Selama ini jika dirasa sakit apa harapan orang tua
yang dilakukan oleh klien?” kepada diri klien,
hingga akhirnya
“Selama ini jika sedang kesal, klien merasa optimis
apa yang klien lakukan?” dalam meminalisir
perilaku blindism
3. Konselor melakukan pendekatan
PCC dengan :

1) Bertanya kepada
klien agar klien dapat
mengganti
kebiasaannya memukul
dan menggeleng kepala
dengan tepuk tangan.

2) Klien diajak untuk


mengalihkan
pikirannya dengan
pengguanaan laptop
dan gadget yang sudah
dikuasainya.

3) Konselor meminta
klien untuk dapat
mengambil keputusan
untuk

4. konselor kepada klien dengan


menggunakan pendekatan-
pendekatan tingkah laku
(behavioral), dalam hal
pemecahan masalah-masalah
yang dihadapi serta dalam
penentuan arah kehidupan yang
ingin dicapai oleh diri klien.
seperti :

1) Klien melakukan pelatihan


untuk mengganti memukul dan
menggeleng-gelengkan
kepalanya jika sakit dengan
tepuk tangann
2)Klien melakukan pelatihan
untuk mengganti memukul dan
menggeleng-gelengkan
kepalanya jika sakit dengan
memainkan laptop dan
gadgetnya
3) Klien mendengarkan musik
untuk mengalihkan rasa
sakitnya.
5. Konselor memberi tugas kepada
klien dengan membuat daftar
target atau table yang harus
dilakukan untuk mengatasi
berperilaku blindism

6. Konselor menyimpulkan
kegiatan konseling.

45 menit 1. Konselor melakukan konseling Klien mulai Suasana konseling


(11.00 – individu dengan tahapan bersemangat dan sangat hangat dan
11.45 ) konseling individu. bersifat antusias akrab sehingga
2. Konselor melakukan pendekatan dengan mengikuti proses konseling
Psikoanalisis, dengan sebagai kegiatan berjalan dengan
berikut : konseling ini. lancar.
Klien
1) Membangun kesadaran melaksanakan
setiap tugas yang
klien dengan mendengarkan diberikan oleh
konselor dengan
rekaman suara dengan Judul:
baik.
CARA MENINGKATKAN
RASA PERCAYA DIRI? | ASK
MR | Merry Riana.

Setelah mendengarkan rekaman


suara klien bersama dengan
konselor membahas perasaan
klien terkait dengan rekaman
suara yang sudah didengarkan.

Konselor melakukan pendekatan


kognitif yaitu individu akan
mengalami proses mental yang
nantinya bisa meningkatkan
kemampuan menilai,
membandingkan, atau
menanggapi stimulus sebelum
terjadinya reaksi, dengan cara :

1) Konselor membangun
pola pikir yang positif dengan
menceritakan terkait Tokoh
Inspiratif yang dengan
kepercayaan dirinya
menghasilkan suatu yang baik.

2) Konselor menanyakan
tentang tokoh yang menjadi
inspirasi dan membahas
perasaanya ketika tahu hal baik
yang dilakukan tokoh tersebut.

3) Konselor bersama
dengan klien membuat tabel jika
klien tidak memiliki dan
memiliki rasa percaya diri.

3. Konselor melakukan pendekatan


konseling ego dengan cara :

1) Konselor membantu
klien menganalisis perasaan-
perasaannya berkenaan dengan
kehidupan, feeling terhadap
peranannya, penampilan dan hal
lain yang terkait dengan tugas-
tugas kehidupannya.

2) Berdiskusi tentang
masa depan klien yaitu tujuan
hidup klien, bakat dan potensi
yang dimiliki oleh klien.

3) Bertanya kepada klien


tentang berapa teman yang
dimilikinya.
4) Konselor
mendiskusikan bersama klien
hambatan-hambatan yang
ditemuinya untuk mencapai
tujuan masa depan. Pendekatan
Ego

4. Konselor melakukan Pendekatan


Behavior

1) Klien dapat fokus


mengembangkan kemampuan
“pijat” yang dimilikinya dan
menerapkan kemampuan
tersebut kepada teman dan
keluarganya.

2) Konselor memberikan
klien tabel “daftar teman” yang
nantinya klien perlu berkenalan
dengan teman baru untuk
melengkapi tabel tersebut.

3) Klien Bergabung dan


melakukan kegiatan sosial.

5. Konselor menyimpulkan
kegiatan konseling

L. Evaluasi Konseling
1. Tanggal 20 Oktober 2022, pukul (09.00- 09.55)
Konselor melakukan konseling pertama dengan klien, klien diberikan
layanan konseling individu, dimana kami membahas permasalahan klien
mengenai perilaku blindism, kemudian konselor mengarahkan klien untuk
tidak berperilaku blindism yaitu menyakiti dirinya. Selanjutnya konselor
memberikan Layanan informasi yaitu konselor memberikan informasi
tentang cara-cara merubah perilaku blindism serta memberikan layanan
penguasaan konten untuk melatih klien merubah perilaku blindism. Ketiga
layanan tersebut menggunakan pendekatan ( Kognitif, Pendekatan Client
Centered, Behavior ). Klien merespon dengan baik walaupun sempat
merasa putus asa, konselor memberikan semangat dan motivasi terkait
cita-citanya yang ingin dicapai yaitu menjadi motivator untuk sesame
tunanetra yang memiliki perilaku blindism, Selain itu konselor juga
mengingatkan klien mengenai harapan orang tua kepada diri klien, hingga
akhirnya klien merasa optimis dalam meminalisir perilaku blindism.

2. Tanggal 20 Oktober 2022, pukul ( 11.00 – 11.45 )


Pada konseling ke dua dengan klien, klien di berikan layanan konseling
individu, dimana kami membahas permasalahan klien mengenai kurang
percaya diri, kemudian konselor mengarahkan klien untuk dapat
meningkatkan rasa percaya dirinya, selanjutnya konselor memberikan
layanan informasi tentang cara-cara meningkatkan kepercayaan diri. serta
memberikan layanan penguasaan konten yaitu konselor melatih klien
untuk dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. ketiga layanan tersebut
menggunakan pendekatan ( Psikoanalisis, Kognitif, Konseling ego,
Behavioral ). Klien mulai bersemangat dan bersifat antusias dengan
mengikuti kegiatan konseling ini. Klien melaksanakan setiap tugas yang
diberikan oleh konselor dengan baik serta suasana konseling sangat hangat
dan akrab sehingga proses konseling berjalan dengan lancar.

M. Tindak Lanjut Rekomendasi


1. Rekomendasi

a) Klien dengan inisial NAI sudah mampu mengatasi perilaku yang


menyakiti dirinya (+)
b) Klien sudah mulai menerapkan cara-cara yang telah diberikan oleh
konselor (+)
c) Klien mulai mampu percaya diri yang sedang di hadapi (+)
d) Klien sudah mampu meminimalisir perilaku blindism yang ada
pada dirinya (+)
e) Klien mulai terbiasa untuk percaya diri (+)

2. Tindak Lanjut
Karena klien sudah ada perubahan yang positif maka tidak ada tindak
lanjut, untuk itu konselor hanya akan melakukan pemantauan-pemantauan
saja.
A. Latar belakang masalah klien BNBW

BNBW adalah siswa tuna netra pada SLB-A Pembina Tingkat Nasional (SLB-A
PTN) JAKARTA. BNBW Merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, yang saat ini sudah
memasuki kelas 12 SMA di SLB-A Pembina tingkat nasional Jakarta, Bnbw memiliki 2
Kaka kandung.

BNBW penyandang disabilitas tunanetra yang memiliki dunianya tersendiri yaitu


Bertravelling dengan menggunakan angkutan Bus TransJakarta, BNBW sudah terbiasa
dengan menggunakan Bus TransJakarta untuk alat transportasi ia pulang dari sekolah ke
rumah. Walaupun ia menyandang disabilitas namun BNBW tidak takut ketika harus
pulang sendiri menggunakan Bis TransJakarta. Selain dari itu Bnbw adalah seorang anak
yang mempunyai kemampuan vokasional dalam bidang massage, dalam bidang akademik
Bnbw sebenarnya unggul mempunyai jabatan osis di sekolanya untuk mengurus upacara
bendera yang setiap senin di lakukan, namun dalam mata pelajaran berhitung ia belum
bisa berhitung dengan cepat seperti teman yang lainnya.

BNBW terkadang over dalam percaya diri, karna over dalam kepercayaan diri
terkadang orang tua Bnbw khawatir karna Bnbw sering pulang sampai larut sore takut
nanti terjadi suatu hal yang tidak di inginkan dijalan mengingat juga bahwa BNBW sudah
tidak diantarkan lagi oleh kedua orang tuanya karna kedua orang tua nya pun sibuk
mengurus jualan nya yang ada di rumah jikalau di antar hanya di antar berangkatnya saja
lalu pulang nya ia sendiri. Orang tua BNBW adalah seorang pengusaha yang membuka
usaha warung dirumahnya.

B. Identifikasi variable masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diidentifikasi masalah-
masalah
Klien BNBW :
a) Terlalu percaya diri
b) Belum bisa berhitung

C. Analisa kebutuhan klien


Kebutuhan Klien BNBW:

1. Kebtuhan Terlalu Percaya Diri


- Membutuhkan untuk membuka wawasan dan pergaulan yang luas
- Membutuhkan pemahaman agar tidak menjadi seseorang yang terlalu cepat
bangga akan pencapaian diri nya
- Membutuhkan pengertian bahwa tidak banyak yang suka dengan seseorang
yang percaya diri
- Membutuhkan pemahaman agar tetap selalu merendah walaupun kita mampu.
- Membutuhkan nasihat jika Terlalu Percaya Diri nya mulai muncul.

2. Belum Bisa Berhitung


- Membutuhkan Cara untuk bisa berhitung
- Membutuhkan gaya belajar yang mudah dipahami
- Membutuhkan waktu belajar yang cukup

D. Teori Masalah pada Klien BNBW

1. Terlalu Percaya Diri


Terlalupercaya diri (bahasa Inggris: overconfidence) merupakan suatu sikap
atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang seperti dengan melakukan tindakan
melebih-lebihkan tindakan seseorang, menempatkan tindakan seseorang relatif
dengan orang lain, dan sikap yang berlebihan dalam meyakinkan seseorang. Terlalu
percaya diri dapat memiliki beberapa konsekuensi serius. Pemimpin yang terlalu
percaya diri akan membentuk perilaku irasional yang menyimpang secara psikologis
dari sisi aktual dengan melebih-lebihkan kemampuan mereka. Selain itu, perilaku
percaya diri dapat mempengaruhi proses dari berdirinya suatu organisasi.
Sikap terlalu percaya diri dilakukan dengan memanifestasikan dirinya sendiri
dengan beberapa cara. Salah satu contoh yaitu terlalu berbicara berlebihan dalam
berbicara. Efek dari terlalu percaya diri dapat mengakibatkan kejadian seperti: perang,
pemogokan, litigasi, kegagalan kewirausahaan, dan gelembung pasar saham. Terdapat
Faktor-faktor penyebab Terlalu Percaya Diri yang meliputi :
- Kurangnya pergaulan
- Tidak sadar jika tingkahnya berkesan berlebihan
- Merasa sudah lebih faham
- Tidak ingin kalah dengan teman sebayanya
- Lingkungan sekitar yang mungkin sama seperti dirinya.
Pada faktanya, terlalu percaya diri dapat menyebabkan berbagai masalah
seperti mengacaukan situasi, menyebabkan seseorang kurang percaya diri, serta dapat
terjadinya inkonsistensi antara overestimasi dan overplacement. Hal tersebut dapat
terjadi karena seseorang mendapatkan informasi yang tidak sempurna tentang dirinya
sehingga memunculkan stigma yang diri mereka sendiri secara berlebihan hingga
menjadi lebih regresif. Dalam hal tersebut maka terdapat Pengukuran untuk individu
yang Terlalu Percaya Diri Terlalu Percaya Diri diukur dengan empat cara yaitu
miscalibration,better than average effect, iluusion of control, dan excessive optimism.
Indikator ini berdasarkan teori Ackert dan Deaves yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Misscalibration adalah kecenderungan dimana seseorang percaya bahwa
pengetahuan yang dimiliki lebih tepat dari yang sebenarnya (kecenderungan
melebih-lebihkan pengetahuan)
b. Better than average effect adalah suatu sikap yang didasarkan oleh
kecenderungan menilai diri memiliki kemampuan lebih dari rata-rata orang
kebanyakan. Hal ini disebabkan karena adanya motivasi dan mekanisme
kognitif yang dimiliki seseorang. Dari sisi motivasi, ketika seseorang berfikir
bahwa dia lebih baik daripada rata-rata orang kebanyakan maka
overconfidence individu tersebut akan meningkat. Sedangkan dari sisi kognitif
kinerja terbaik atau lebih dari rata-rata orang kebanyakan lebih mudak
diterima oleh orang tersebut daripada kinerja yang tidak baik atau dibawah
rata-rata.
c. Illusion of control adalah suatu bentuk overconfidence yang didasarkan
pada kecenderungan seseorang menilai dirinya memiliki control yang lebih
atas suatu peristiwa yang akan datang daripada yang sebenarnya.
d. Excessive optimism didasarkan pada kecenderungan seseorang menetapkan
probabilitas memperoleh hasil yang menguntungkan terlalu tinggi atau
probabilitas untuk hasil yang tidak meguntungkan terlalu rendah. Investor
percaya bahwa kondisi ekonomi masa depan akan lebih baik dari sekarang.
2. Belum Bisa Berhitung
Belum bisa berhitung bisa dikarenakan siswa tidak menyukai matematika atau
bisa juga siswa tersebut menyandang diskalkulia. Diskalkulia merupakan gangguan
belajar yang mempengaruhi kemampuan berhitung. Seseorang dengan
diskalkuliasering mengalami kesulitan memecahkan masalah matematika.
Ada pertanda khas yang terjadi pada seseorang yang memiliki diskalkulia, yaitu:
a. Kesulitan berhitung
b. Tidak mengerti berhitung
c. Sulit mengenali pola
d. Sulit memahami symbol
e. Kesulitan menghubungkan objek nomor
f. Kesulitan mengingat angka
g. Menghitung masih memakai jari
Untuk mengatasi kesulitan berhitung pada siswa, maka dapat dilakukan hal berikut:
a) Membuat konsep belajar menyenangkan
Belajar sebenarnya bisa dilakukan di mana saja dengan siapa saja. Tidak harus
di sekolah, tetapi juga bisa di rumah atau di lingkungan sekitar. Dalam hal ini
peran orang tua dalam mengajarkan anaknya pengetahuan dasar sangat
penting seperti angka, macam-macam bentuk, warna dan hal dasar lainnya.
Ini menjadi atau pengantar anak untuk memasuki sekolah. Terkadang seorang
guru mengajarkan ilmu kepada siswa dengan konsep yang monoton sehingga
anak akan cepat bosan. Maka dari itu ketika di rumah orang tua bisa
mengajarkan anak dengan cara yang menyenangkan, seperti menyanyi atau
dengan hal lainnya. Konsep belajar yang menyenangkan penting untuk
menunjang pemahaman anak.
b) Memperkuat konsep dasar berhitung
Penguatan konsep dasar ini sangat penting agar anak dapat mengerti
bagaimana cara menjumlahkan, mengurangi,mengali dan membagi
c) Diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Setiap anak berbeda-beda dalam memahami sesuatu. Ada yang mudah ada
pula yang sulit. Jadi agar anak mudah untuk belajar berhitung, maka kita bisa
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, dua tambah dua bisa
diganti menjadi dua apel tambah dua apel.

E. Data pribadi
 Nama Konseli : BNBW
 Tempat Tanggal Lahir : Depok, 24 Agustus 2004
 Umur : 18thn
 Golongan Darah :-
 Agama : Islam
 Anak ke : 3 dari 3 saudara
 Status dalam keluarga : Anak Kandung
 Alamat : Jl. Akses UI Pasarpal, Depok
 Tinggi Badan : 160 cm
 Berat Badan : 76Kg
 Hobby : Travelling
 Pekerjaan Orang Tua : Pengusaha

F. Data Penunjang
Klien BNBW

No Data Penunjang Ya/Tidak


.

1. Kartu Pelajar √

2. Surat Keterangan Dokter √

3. Kartu Keluarga √
G. Diagnosa/sis
Inti masalah yang dialami konseli BNB sebagai berikut:
 Klien terlalu percaya diri
 Klien belum bisa berhitung

H. Progonosa/sis

A. Prognosis Klien BNB


1. Klien percaya diri
a. Sekarang: klien menjadi pribadi yang angkuh
b. Yang akan datang: klien di jauhi lingkungan, Klien tidak memiliki
teman.
2. Klien belum bisa berhitung
a. Sekarang: klien tidak memahami perhitungan
b. Yang akan datang: klien mendapatkan nilai rendah, klien tidak naik
kelas

I. Treatment

Treatment Klien BNBW


1. Terlalu Percaya Diri
a. Pendekatan
1. Pendekatan Psikoanalisis

Corey (2009) mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan teori


pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian dan perilaku neurotis. Psikoanalisis diciptakan oleh
Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan pandangannya bahwa
struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam bawah sadar.
Sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang
muncul ditengah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam itu
diibaratkan alam ketidaksadaran manusia. Pada kemunculannya, teori Freud
ini banyak mengundang kontroversi, ekslorasi, penelitian yang dijadikan
landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya Freud
menggunakan teori hipnotis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini
ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien. Dalam perkembangannya,
Freud menggunakan teknik asosiasi bebas (Free association) yang kemudian
menjadi dasar dari psikoanalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat
beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberikan tanggapan
terhadap sugesti atau pertanyaan yang mengungkapkan permasalahan klien
(Gunarsa, 1996). Selanjutnya, Freud mengembangkan lagi teknik baru yang
dikenal sebagai analisis mimpi.

Menurut Willis (2009) pengertian psikoanalisis meliputi tiga aspek


penting yaitu:

a. Sebagai metode penelitian proses-proses psikis

b. Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis

c. Sebagai teori kepribadian

Menurut pandangan psikoanalisis, struktur kepribadian terdiri dari tiga


sistem id, ego, dan superego. Id adalah system kepribadian yang orsinil;
kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan, id kurang
terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral,
dan didorong oleh satu kepentingan : Memuaskan kebutuhan-kebutuhan
naluriah sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah tempat bersemayam
intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan implus-
implus buta dari id. Superego adalah kode moral individu yang urusan
utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.

2. Pendekatan Kognitif

Kognisi adalah pikiran, keyakinan, dan gambaran internal yang


dimiliki manusia mengenai peristiwa-peristiwa didalam kehidupannya,
(Holden, 1993, 2001). Teori konseling kognitif berfokus pada proses mental
dan pengaruhnya pada kesehatan mental dan tingkah laku. Landasan umum
dari semua pendekatan kognitif adalah apa yangdipikrkan manusia sangat
menentukan bagaimana mereka berperilaku dan merasakan (Beck &
Weishat, 2008).
Sebagai pedoman teori kognitif cukup sukses pada klien yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Klien mempunyai intelligensi rata-rata hingga diatas rata-rata.
2. Klien mempunyai tingkat distress fungsional menengah hingga tinggi.
3. Klien dapat mengidentifikasikan pikiran dan perasaan.
4. Klien tidak psikotik atau tidak dilumpuhkan oleh permasalahan saat ini.
5. Klien mau dan mampu mengerjakan pekerjaan rumah yang sistemik.
6. Klien memiliki keahlian tingkah laku dan memberi tanggapan yang
berulang.
7. Klien memproses informasi pada tingkat visual dan audio.
8. Klien sering mengalami tekanan fungsi mental, seperti depresi.
Bernard dan Fullmer mengatakan bahwa konseling kognitif adalah
suatu usaha untuk mengubah pandangan seseorang terhadap diri sendiri,
orang lain atau lingkungan fisik yang ada dimasyarakat. Sebagai akibatnya,
seseorang dibantu untuk mencapai identitas secara pribadi dan menentukan
langkah-langkah untuk menempuh perasaan berharga, perasaan berarti, dan
bertanggung jawab dilingkungan masyarakat.

Tujuan dari konseling kognitif menurut Garth J. Blacham ada dua


macam, yaitu: pertama, mendemonstasikan kepada klien bahwa berkata-kata
pada diri sendiri adalah akibat adanya gangguan, oleh karena itu setiap klien
harus mampu lari dan keluar dari gangguan itu, dan menolak semua ide-ide
dan pemikiran yang tidak logis dari manusia. Selanjutnya tujuan konseling
kognitif adalah  mengembangkan kesadaran klien dari seluruh hambatan
yang diciptakannya sendiri ddalam mengembangkan komunikasi dengan
orang lain dan mengembangkan pola interaksi sosial sesuai dengan situasi
dan kondisi serta mampu mengatur sikap hidup dirinya dengan baik dan
dapat membina kontak sosial dengan baik.

3. Konseling Ego

Konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi
ego. Kegiatan konseling yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk
memperkuat ego strength, yang berarti melatih kekuatan ego
klien. Konseling ego dipopulerkan oleh Erikson. Seringkali orang yang
bermasalah adalah orang yang memiliki ego yang lemah. Misalnya, orang
yang rendah diri, dan tidak bisa mengambil keputusan secara tepat
dikarenakan ia tidak mampu memfungsikan egonya secara penuh, baik untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, meraih keinginannya. Perbedaan ego
menurut Freud dengan ego menurut Erikson adalah: menurut Freud ego
tumbuh dari id, sedangkan menurut Erikson ego tumbuh sendiri yang
menjadi kepribadian seseorang. Menurut teori ini manusia tidaklah didorong
oleh energi dari dalam, melainkan untuk merespon rangsangan yang berbeda-
beda, misalnya indvidu dalam kehidupannya perlu menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Menurut Erikson egolah yang mengembangkan segala
sesuatunya. Misalnya kemampuan individu, keadaan dirinya, hubungan
sosialnya dan penyaluran minatnya. Seorang individu haruslah memiliki ego
yang sehat dan kuat guna merespon kondisi lingkungan sebagai salah satu
proses beradaptasi. 

Adapun tujuan konseling ego menurut Erikson adalah memfungsikan


ego klien secara penuh. Tujuan lainnya adalah melakukan perubahan-
perubahan pada diri klien sehingga terbentuk coping behavior yang
dikehendaki dan dapat terbina agar ego klien itu menjadi lebih kuat. Ego
yang baik adalah ego yang kuat, yaitu yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan dimana dia berada.

4. Pendekatan Behavior

Behavioral atau behaviorisme adalah satu pandangan teoritis yang


beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa
mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas (Chaplin,
2002). Teori behavioristik dapat menangani kompleksitas masalah klien
mulai dari kegagalan individu untuk belajar, merespon secara adaptif hingga
mengatasi masalah neorosis. Adapun aspek penting dari terapi behavioristik
adalah bahwa perilaku dapat didefinisikan secara operasional, diamati dan
diukur.

Konseling behavior adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang


diberikan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan tingkah laku (behavioral), dalam hal pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan yang ingin
dicapai oleh diri klien. Konseling behavioral merupakan suatu proses
membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal,
emosional, dan keputusan tertentu (Surya, 2003).

Konseling behavior merupakan suatu teknik terapi dalam konseling


yang berlandaskan teori belajar yang berfokus pada tingkah laku individu
untuk membantu konseli mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan
masalahnya melalui teknik-teknik yang berorientasi pada tindakan. Behavior
berpandangan, pada hakikatnya kepribadian manusia adalah perilaku.
Dimana perilaku tersebut merupakan hasil dari bentukan pengalaman
interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya.

Behaviorisme sendiri adalah aliran dalam psikologi yang didirikan


oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang kemudian digerakkan oleh
Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas
psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang
dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan.

Para ahli behavioristik memandang bahwa gangguan tingkah laku


adalah akibat dari proses belajar yang salah. Oleh karena itu, perilaku dapat
diubah dengan mengubah lingkungan lebih positif sehingga perilaku menjadi
positif pula. Perubahan tingkah laku inilah yang memberikan kemungkinan
dilakukannya evaluasi atas kemajuan klien secara lebih jelas. Menurut
Latipun (2008), tujuan konseling behavior adalah menciptakan suatu kondisi
baru yang lebih baik melalui proses belajar sehingga perilaku yang negatif
dapat dihilangkan serta mengubah tingkah laku adaptif dengan cara
memperkuat tingkah laku yang diharapkan dan meniadakan perilaku yang
tidak diharapkan serta berusaha menemukan cara-cara bertingkah laku yang
baru.

2. Untuk apanya klien yaitu untuk mengurangi rasa kepercayaan diri klien
yang terlalu tinggi

3. Cara-cara agar klien mengurasi rasa terlalu percaya dirinya ialah


1. Pendekatan psikoanalisis

Mencaritahu latar belakang klien mengapa klien tersebut


terlalu percaya diri. Dengan melakukan home visit dan
mewawancarai klien serta pengurus wali kelas atau orang
tuanya. Dengan menggunakan pedoman wawancara.

2. Pendekatan Kognitif

a. Memberikan klien video edukasi tentang dampak buruk terlalu


percaya diri dengan menggunakan bantuan media sosial seperti
Youtube, dengan judul “Dampak Buruk Terlalu Percaya Diri” dengan
link video https://www.youtube.com/watch?v=ePiJ3BqH6Xs&t=140s .
dan deksripsi video adalah “Apapun yang berlebihan itu tidak baik,
termasuk soal percaya diri, percaya diri yang berlebihan bisa
membawa dampak buruk bagimu”. Isi video tersebut adalah klien bisa
tidak berkembang dan mengeksplor pengalaman ataupun pengetahuan
baru akibat terlalu percaya diri, dan klien akan merasa haus pujian
dikarenakan klien sangat terlalu percaya diri. Dengan diberikannya
cara tersebut diharapkan klien bisa membuka pikirannya agar lebih
rendah diri dan tidak lagi terlalu percaya diri

b. Memberikan video atau rekaman suara edukasi bahwa klien harus


lebih berhati-hati lagi akan tindakkannya yang suka mengkhawatirkan
orang tuanya dirumah dengan menggunakan bantuan media sosial
seperti platfrom youtube. Dengan judul “Menyesal karena tidak
mendengar nasehat orang tua” dengan link video
https://www.youtube.com/watch?v=-S1b2xCMHuA&t=30s , dengan
deksripsi video meratapi nasib akibat tidak mendengarkan nasehat
orang tua.

c. Membuat table yang akan diisi klien agar klien mengetahui dampak
terlalu percaya diri. Contoh table:

Akibat dari Hal yang


Penyakit yang
No penyakit dapat
dialami
tersebut dilakukan
1
2
3
4
5

3. Pendekatan Konseling Ego

a. Membutuhkan dukungan dengan orang professional Klien dapat


bercerita tentang perasaanya dengan orang yang klien percaya atau
orang yang professional seperti seorang psikolog atau konselor, teman
atau keluarganya dan pada saat bercerita konseli bisa mendapatkan
motivasi dari hal tersebut.

b. Berfikir lebih positif Klien berpikir positif bahwa keadaan yang


dialami sekarang akan baik-baik saja dan tidak terlalu memikirkan hal
buruk yang akan terjadi.
Video : https://youtu.be/BkibNRiMk90 (5 Cara Agar Selalu Berpikir
Positif Untuk Hidup yang Bahagia)
Isi dari video tersebut :
1. Bangun afirmasi positif didalam diri Awali hari dengan afirmasi
positif seperti berbicara di depan cermin bahwa “ aku akan menjadi
luar biasa hari ini”atau “ hari ini akan menjadi hari yang baik”
tunjukan bahwa dirimu kagum dengan dirimu sendiri,maka dengan
begitu hidup akan lebih bahagia.
2. Fokus pada hal-hal baik sekecil apapun Ketika berhadapan dengan
suatu hal dalam keseharian,fokuslah pada manfaatnya tidak peduli
seberapa kecil atau tidak penting hal itu.
3. Ubah kesalahan menjadi pelajara yang berharga Jangan berfokus
pada kesalahan,melainkan pikirkanlah tentang apa yang bisa kita
lakukan agar tidak salah seperti itu lagi.
4. Temukan teman atau mentor yang positif Saat kita dikelilingi orang-
orang yang positif ,kita tentu akan mendengar padangan positif ,kisah
kisah positif dan afirmasi positif.kata -kata positif mereka akan
mempengaruhi cara berpikir poositif kita yang kemudia mempengaruhi
kata-kata kita.
5. Bersyukurlah sepanjang setiap hari Kita harus berpikir betapa
besarnya nikmat Tuhan yang deiberikan kepada kita maka itu akan
membuat hidup lebih Bahagia.

Sebelum diberikan link video : konselor meminta konseli untuk


melihat video yang diberikan dan menyimak apa saja yang ada dalam
video tersebut. Sesudah diberikan link video : konselor menanyakan
bagaimana perasaan konseli setalah melihat video tersebut apakah
sudah bisa diserapi di dalam pikirannya dan bisa diterapkan oleh
konseli,setelah melihat dan membahas dari video tersebut konseli bisa
memperkuat kepercayaan dirinya.

c. Beribadah atau mendekatkan diri dengan Tuhan. Klien dapat


melakukan ibadah dengan rajin sholat 5 waktu tidak di tinggalkan dan
mengikuti pengajian jika sedangan diadakan pengajian.

Contohnya : Lakukanlah kegiatan spiritual seperti berdoa, bermeditasi,


atau pergi ke tempat ibadah. Beribadah dapat membuat Anda lebih
tenang dan kembali optimis terhadap kehidupan. Link video :
https://youtu.be/2BizITeUqnE(Ketika Hidup Sedang Banyak Masalah
& Ujian Hidup | Nasehat & Motivasi Hidup | Ustadz. Abdul Somad)
Isi dalam video tersebut : Mengingatkan bahwa setiap masalah yang
terjadi di dalam dunia ini serahka lah kepada Yang Maha Kuasa karena
tidak ada manusia yang tidak di berikan masalah.Manusia diuji di
dunia untuk menjadi sabar dan selalu ingat kepada Sang Pencipta.
Sebelum diberikan link : konselor memberikan link tersebut supaya
klien jangan terlalu berlarut-larut dalam masalah yang di hadapi dan
menjadikan pelajaran bagi hidupnya untuk mendekatkan diri pada
agama yang dianut klien dalam setiap perjalanan hidupnya
Sesudah diberikan link : konselor menanyakan apakah setelah melihat
tayangan video tentang keagamaan tersebut sudah merasa jauh lebih
tenang lalu konselor memastikan klien merasakan ada perubahan rasa
tentram dalam jiwanya menjadi lebih baik.
4. Pendekatan Behavioral

a. Mengakrabkan diri dengan teman. Klien dapat menjadi lebih dekat


dengan teman teman dengan cara sering melakukan kegiatan bersama
seperti menyapa, bercerita bersama, belajar bersama & saling tolong
menolong. Link film : https://youtu.be/ow9sT2xDaM8 (Drama
Persahabatan) Isi dalam film : Film ini sangat berkesan sekali untuk di
tonton. Film ini mengajarkan bahwa perlu adanya kedekatan antara diri
sendiri dengan teman kita agar terjalinnya suatu persahabatan yang
baik dan sehat.

Sebelum diberikan link : konselor memberikan saran kepada konseli


untuk bisa mengakrabkan diri dengan cara menonton film ini sendiri
atau bersama teman teman.

Setelah diberikan link: konselor menanyakan apakah dalam kegiatan


menonton bisa menumbuhkan rasa percaya diri klien dengan teman
teman dan tidak merasa tidak percaya diri lagi karena masalah yang
dialami dirinya.

b. Temukan motivasi. Agar hidup lebih menjadi semakin bersemangat,


kita memerlukan suntikan motivasi. Ada berbagai macam cara untuk
mendapatkan motivasi dari luar diri. Misalnya saja dengan mengikuti
seminar motivasi yang diadakan oleh seorang motivator terkenal.
Link: https://youtu.be/HU8A_82UEeQ Isi dari video tersebut:
Ketika kita percaya, kita yakin sama diri kita bahwa kita memiliki
sesuatu yang luar biasa dalam diri kita sendiri. Maka hidup kita akan
berubah. Karna itu lah pentingnya percaya akan diri kita sendiri.

Sebelum diberikan link video: Konselor menjelaskan dan membahas


makna yang dikatakan oleh seorang motivator tersebut.
Setelah diberikan link video: konselor menanyakan bagaimana
perasaan konseli seetalah melihat tayanagan video yang deiberikan dan
klien merasa yakin untuk tampil percaya diri.

c. Lakukan hal-hal yang disenangi


Klien dapat melakukan hal – hal yang disenanginya seperti jalan-jalan
ke taman atau ke mall, bermain dengan teman dan mendengarkan lagu.
Podcast https://open.spotify.com/show/1GrfUXnyEvz90v5zOVNxoY?
si=3129b1b21cc34d26 (pemberi semangat)
Sebelum diberikan link: konselor memberikan podcast kepada klien
tentang yang bejudul pemberi semangat untuk menjalani kehidupan
sehari-hari dan tetap kuat dalam segala kondisi agar klien tetap tampil
percaya diri.
Setelah diberikan link: klien merasa dapat tampil percaya diri.

b. Layanan Bimbingan Konseling

1. Konseling Indidivual

Konselor mengarahkan klien agar tidak terlalu percaya diri

2. Layanan Informasi

Konselor memberikan informasi mengenai dampak terlalu percaya diri, dan


cara-cara mengurangi rasa terlalu percaya diri

3. Layanan Penguasaan Konten

Konselor sapat melatih klien untuk lebih bisa rendah hati

2. Belum Bisa Berhitung.

1. Pendekatan Psikoanalisis.

Corey (2009) mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan teori


pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian dan perilaku neoritis. Menurut Willis (2009) pengertian
psikoanalisis meliputi tiga aspek penting, yaitu:

a. Sebagai metode penelitian proses-proses psikis


b. Teknik untuk mengobati gangguan-gmangguan psikis
c. Sebagai teori kepribadian

Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian tediri dari tiga


sistem id, ego dan super ego. Id adalahh sistem kepribadian yang orisinil.
Kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilairkan. Id kurang
terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral,
dan didorong oleh satu kepentingan; memuaskan kebutuhan-kebutuhan
naluriah sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah tempat bersemayam
intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-
impuls buta dari id. Super ego adalah kode moral individu yang urusan
utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.

2. Pendekatan Kognitif

Konseling kognitif adalah konseling yang berfokus pada wawasan yang


menekankan pengakuan dan mengubah pikiran negatif dan keyakinan
maladaptif. Inti dari Konseling kognitif kognitif didasarkan pada alasan teoritis
bahwa cara manusia merasa dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana
mereka memandang dan menstruktur pengalaman mereka (Corey, 2009).
Menurut Weishaar (dalam Corey, 2009) asumsi teoritis konseling kognitif
adalah 1) bahwa komunikasi internal manusia dapat diakses oleh introspeksi,
2) bahwa kepercayaan konseli memiliki makna yang sangat pribadi, dan 3)
bahwa makna ini dapat ditemukan oleh konseli daripada yang diajarkan atau
ditafsirkan oleh konseli. DeRubeis & Beck (dalam Corey, 2009) menyatakan
bahwa teori dasar konseling kognitif adalah untuk memahami hakikat dari
peristiwa emosional atau gangguan perilaku adalah mutlak untuk fokus pada
isi kognitif dari reaksi individu. Tujuannya adalah untuk mengubah cara
konseli berpikir dengan menggunakan pikiran-pikiran otomatis mereka untuk
mencapai skema inti dan mulai memperkenalkan gagasan restrukturisasi
skema. Hal ini dilakukan dengan mendorong konseli untuk mengumpulkan
dan mempertimbangkan bukti untuk mendukung keyakinan mereka.

3. Pendekatan Client Centered Therapy (CCT)

Client Centered Therapy (CCT), mendasarkan diri pada pandangannya


tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya terutama tertuju pada
penghargaan martabat manusia. Menurut Rogers: 1. Hakikat manusia pada
dasarnya baik dan penuh dengan kepositifan 2. Manusia mempunyai kemampuan
untuk membimbing, mengantur dan mengontrol dirinya sendiri. Setiap individu
pada dirinya terkandung motor penggerak, yang ciri-cirinya: 1. terbuka terhadap
pengalamannya sendiri 2. hidup dengan menempuh jalan dan dalam alam
berdasarkan kenyataan. 3. Percaya pada diri sendiri, walaupun individu sedan
bermasalah mengalami gangguan psikis tertentu, dia tetap memiliki daya
penggerak alamiah terus-menerus mendorong. Hidupnya, yaitu kebutuhan untuk
mewujudkan diri sendiri (selfactualization). Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi dan menyukai diri, serta mempunyai dorongan
yang kuat kearah kedewasaan dan kemerdekaan. Kemampuan itu akan terwujud,
bila konselor menciptakan suasana psikologis yang mempunyai sifat- sifat: 1.
Menerima (acceptance) terhadap klien sebagai pribadi yang berharga. 2. Konselor
secara terus-menerus barusaha unuk mengerti perasaan-perasaan klien dan
menerimanya sperti yang dirasakan klien, tanpa ada usaha mendiagnosis atau
mengubah perasaan tersebut. 3. Usaha terus-menerusuntuk menunjukan simpati,
artinya konselor bisa mengerti, menghayati dan merasakan sebagai yang dialami
klien.

2. Untuk apanya klien yaitu agar klien bisa meningkatkan kemampuan


berhitungnya

3. Cara-cara mengatasinya adalah:

1. Pendekatan Psikoanalisis

Mencaritahu latar belakang klien mengapa klien tersebut


tidak bisa menghitung. Dengan melakukan home visit dan
mewawancarai klien serta orang tuanya. Dengan menggunakan
pedoman wawancara.

2. Pendekatan Kognitif

a. Memberikan video edukatif tentang berhitung kepada klien. Dengan


judul “Belajar Matematika: Pengurangan Bilangan Emotion Animasi
Pendidikan Indonesia” dengan link video
https://www.youtube.com/watch?v=-Dzjvq9O028. Dengan deskripsi
video mengenai pengurangan bilangan.

b. Memberikan contoh tabel perhitungan dan di tempel di dinding

c. Membuat tabel kemampuan keadaan dirinya yang sekarang dengan


dirinya dimasa depan
3. Pendekatan PCC

a. Konselor dan klien mencari tau gaya belajar yang cocok untuk diri
klien agar lebih memudahkan klien berhitung

b. Konselor mencoba untuk memberikan pembelajaran berhitung


menggunakan kreatifitas, seperti melalui nyanyian

c. Konselor membimbing klien berfokus untuk perubahan dirinya

b. Layanan Bimbingan Konseling

1) Konseling individual

Konselor membimbing klien untuk bisa menghitung

2) Layanan informasi

Konselor memberikan informasi mengenai cara-cara mudah untuk menghitung

3) Layanan Penguasaan Konten

Konselor melatih klien agar menggunakan bahan ajar untuk dapat berhitung

J. Rencana Pelaksanaan Konseling

No. Pertemuan Waktu Pendekatan dan Layanan Kegiatan

1. I 40 1. Terlalu Percaya Diri 1. Pendekatan psikoanalisis


Menit x
a. Pendekatan Mencaritahu latar belakang
4
klien mengapa klien tersebut
Pertem 1. Pendekatan Psikoanalisis
terlalu percaya diri. Dengan
uan Corey (2009) mengatakan bahwa melakukan home visit dan
(160 psikoanalisis merupakan teori pertama mewawancarai klien serta
Menit yang muncul dalam psikologi khususnya pengurus wali kelas atau orang
yang berhubungan dengan gangguan tuanya. Dengan menggunakan
kepribadian dan perilaku neurotis. pedoman wawancara.
Psikoanalisis diciptakan oleh Sigmund
2. Pendekatan Kognitif
Freud pada tahun 1986. Ia
mengemukakan pandangannya bahwa a. Memberikan klien video edukasi
struktur kejiwaan manusia sebagian besar tentang dampak buruk terlalu
terdiri dari alam bawah sadar. Sedangkan percaya diri dengan menggunakan
alam kesadarannya dapat diumpamakan bantuan media sosial seperti
puncak gunung es yang muncul ditengah Youtube, dengan judul “Dampak
laut. Sebagian besar gunung es yang Buruk Terlalu Percaya Diri” dengan
terbenam itu diibaratkan alam link video
ketidaksadaran manusia. Pada https://www.youtube.com/watch?
kemunculannya, teori Freud ini banyak v=ePiJ3BqH6Xs&t=140s . dan
mengundang kontroversi, ekslorasi, deksripsi video adalah “Apapun yang
penelitian yang dijadikan landasan berlebihan itu tidak baik, termasuk
berpijak bagi aliran lain yang muncul soal percaya diri, percaya diri yang
kemudian. Mulanya Freud menggunakan berlebihan bisa membawa dampak
teori hipnotis untuk menangani buruk bagimu”. Isi video tersebut
pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata adalah klien bisa tidak berkembang
tidak dapat digunakan pada semua dan mengeksplor pengalaman
pasien. Dalam perkembangannya, Freud ataupun pengetahuan baru akibat
menggunakan teknik asosiasi bebas (Free terlalu percaya diri, dan klien akan
association) yang kemudian menjadi merasa haus pujian dikarenakan klien
dasar dari psikoanalisis. Teknik ini sangat terlalu percaya diri. Dengan
ditemukan ketika Freud melihat beberapa diberikannya cara tersebut
pasiennya tidak dapat dihipnotis atau diharapkan klien bisa membuka
tidak memberikan tanggapan terhadap pikirannya agar lebih rendah diri dan
sugesti atau pertanyaan yang tidak lagi terlalu percaya diri
mengungkapkan permasalahan klien
b. Memberikan video atau rekaman
(Gunarsa, 1996). Selanjutnya, Freud
suara edukasi bahwa klien harus
mengembangkan lagi teknik baru yang
lebih berhati-hati lagi akan
dikenal sebagai analisis mimpi.
tindakkannya yang suka
Menurut Willis (2009) pengertian mengkhawatirkan orang tuanya
psikoanalisis meliputi tiga aspek penting dirumah dengan menggunakan
yaitu: bantuan media sosial seperti platfrom
youtube. Dengan judul “Menyesal
a. Sebagai metode penelitian proses-
karena tidak mendengar nasehat
proses psikis
orang tua” dengan link video
b. Teknik untuk mengobati gangguan- https://www.youtube.com/watch?v=-
gangguan psikis S1b2xCMHuA&t=30s , dengan
deksripsi video meratapi nasib akibat
c. Sebagai teori kepribadian
tidak mendengarkan nasehat orang
Menurut pandangan psikoanalisis, tua.
struktur kepribadian terdiri dari tiga
c. Membuat table yang akan diisi
sistem id, ego, dan superego. Id adalah
klien agar klien mengetahui dampak
system kepribadian yang orsinil;
terlalu percaya diri.
kepribadian setiap orang hanya terdiri
dari id ketika dilahirkan, id kurang 3. Pendekatan Konseling Ego
terorganisasi, buta, menuntut, dan
a. Membutuhkan dukungan dengan
mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral,
orang professional Klien dapat
dan didorong oleh satu kepentingan :
bercerita tentang perasaanya dengan
Memuaskan kebutuhan-kebutuhan
orang yang klien percaya atau orang
naluriah sesuai dengan asas kesenangan.
yang professional seperti seorang
Ego adalah tempat bersemayam
psikolog atau konselor, teman atau
intelegensi dan rasionalitas yang
keluarganya dan pada saat bercerita
mengawasi dan mengendalikan implus-
konseli bisa mendapatkan motivasi
implus buta dari id. Superego adalah
dari hal tersebut.
kode moral individu yang urusan
utamanya adalah apakah suatu tindakan b. Berfikir lebih positif Klien
baik atau buruk, benar atau salah. berpikir positif bahwa keadaan yang
dialami sekarang akan baik-baik saja
2. Pendekatan Kognitif
dan tidak terlalu memikirkan hal
Kognisi adalah pikiran, keyakinan, dan buruk yang akan terjadi.
gambaran internal yang dimiliki manusia Video :
mengenai peristiwa-peristiwa didalam https://youtu.be/BkibNRiMk90 (5
kehidupannya, (Holden, 1993, 2001). Cara Agar Selalu Berpikir Positif
Teori konseling kognitif berfokus pada Untuk Hidup yang Bahagia)
proses mental dan pengaruhnya pada Isi dari video tersebut :
kesehatan mental dan tingkah laku. 1. Bangun afirmasi positif didalam
Landasan umum dari semua pendekatan diri Awali hari dengan afirmasi
kognitif adalah apa yangdipikrkan positif seperti berbicara di depan
manusia sangat menentukan bagaimana cermin bahwa “ aku akan menjadi
mereka berperilaku dan merasakan (Beck luar biasa hari ini”atau “ hari ini akan
& Weishat, 2008). menjadi hari yang baik” tunjukan
bahwa dirimu kagum dengan dirimu
Sebagai pedoman teori kognitif cukup
sendiri,maka dengan begitu hidup
sukses pada klien yang mempunyai
akan lebih bahagia.
karakteristik sebagai berikut:
2. Fokus pada hal-hal baik sekecil
a. Klien mempunyai intelligensi rata-rata apapun Ketika berhadapan dengan
hingga diatas rata-rata. suatu hal dalam keseharian,fokuslah

b. Klien mempunyai tingkat distress pada manfaatnya tidak peduli


fungsional menengah hingga tinggi. seberapa kecil atau tidak penting hal
itu.
c. Klien dapat mengidentifikasikan
3. Ubah kesalahan menjadi pelajara
pikiran dan perasaan.
yang berharga Jangan berfokus pada
d. Klien tidak psikotik atau tidak kesalahan,melainkan pikirkanlah
dilumpuhkan oleh permasalahan saat ini. tentang apa yang bisa kita lakukan
agar tidak salah seperti itu lagi.
e. Klien mau dan mampu mengerjakan
4. Temukan teman atau mentor yang
pekerjaan rumah yang sistemik.
positif Saat kita dikelilingi orang-
f. Klien memiliki keahlian tingkah laku
orang yang positif ,kita tentu akan
dan memberi tanggapan yang berulang.
mendengar padangan positif ,kisah
g. Klien memproses informasi pada kisah positif dan afirmasi positif.kata
tingkat visual dan audio. -kata positif mereka akan
mempengaruhi cara berpikir poositif
h. Klien sering mengalami tekanan fungsi
kita yang kemudia mempengaruhi
mental, seperti depresi.
kata-kata kita.
Bernard dan Fullmer mengatakan bahwa 5. Bersyukurlah sepanjang setiap hari
konseling kognitif adalah suatu usaha Kita harus berpikir betapa besarnya
untuk mengubah pandangan seseorang nikmat Tuhan yang deiberikan
terhadap diri sendiri, orang lain atau kepada kita maka itu akan membuat
lingkungan fisik yang ada dimasyarakat. hidup lebih Bahagia.
Sebagai akibatnya, seseorang dibantu
Sebelum diberikan link video :
untuk mencapai identitas secara pribadi
konselor meminta konseli untuk
dan menentukan langkah-langkah untuk
melihat video yang diberikan dan
menempuh perasaan berharga, perasaan
berarti, dan bertanggung jawab menyimak apa saja yang ada dalam
dilingkungan masyarakat. video tersebut. Sesudah diberikan
link video : konselor menanyakan
Tujuan dari konseling kognitif menurut
bagaimana perasaan konseli setalah
Garth J. Blacham ada dua macam, yaitu:
melihat video tersebut apakah sudah
pertama, mendemonstasikan kepada klien
bisa diserapi di dalam pikirannya dan
bahwa berkata-kata pada diri sendiri
bisa diterapkan oleh konseli,setelah
adalah akibat adanya gangguan, oleh
melihat dan membahas dari video
karena itu setiap klien harus mampu lari
tersebut konseli bisa memperkuat
dan keluar dari gangguan itu, dan
kepercayaan dirinya.
menolak semua ide-ide dan pemikiran
yang tidak logis dari manusia. c. Beribadah atau mendekatkan diri
Selanjutnya tujuan konseling kognitif dengan Tuhan. Klien dapat
adalah  mengembangkan kesadaran klien melakukan ibadah dengan rajin
dari seluruh hambatan yang sholat 5 waktu tidak di tinggalkan
diciptakannya sendiri ddalam dan mengikuti pengajian jika
mengembangkan komunikasi dengan sedangan diadakan pengajian.
orang lain dan mengembangkan pola
Contohnya : Lakukanlah kegiatan
interaksi sosial sesuai dengan situasi dan
spiritual seperti berdoa, bermeditasi,
kondisi serta mampu mengatur sikap
atau pergi ke tempat ibadah.
hidup dirinya dengan baik dan dapat
Beribadah dapat membuat Anda
membina kontak sosial dengan baik.
lebih tenang dan kembali optimis
3. Konseling Ego terhadap kehidupan. Link video :
https://youtu.be/2BizITeUqnE(Ketik
Konseling ego memiliki ciri khas yang
a Hidup Sedang Banyak Masalah &
lebih menekankan pada fungsi ego.
Ujian Hidup | Nasehat & Motivasi
Kegiatan konseling yang dilakukan pada
Hidup | Ustadz. Abdul Somad)
umumnya bertujuan untuk memperkuat
Isi dalam video tersebut :
ego strength, yang berarti melatih
Mengingatkan bahwa setiap masalah
kekuatan ego klien. Konseling ego
yang terjadi di dalam dunia ini
dipopulerkan oleh Erikson. Seringkali
serahka lah kepada Yang Maha
orang yang bermasalah adalah orang
Kuasa karena tidak ada manusia
yang memiliki ego yang lemah.
yang tidak di berikan
Misalnya, orang yang rendah diri, dan
masalah.Manusia diuji di dunia
tidak bisa mengambil keputusan secara untuk menjadi sabar dan selalu ingat
tepat dikarenakan ia tidak mampu kepada Sang Pencipta.
memfungsikan egonya secara penuh, baik Sebelum diberikan link : konselor
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, memberikan link tersebut supaya
meraih keinginannya. Perbedaan ego klien jangan terlalu berlarut-larut
menurut Freud dengan ego menurut dalam masalah yang di hadapi dan
Erikson adalah: menurut Freud ego menjadikan pelajaran bagi hidupnya
tumbuh dari id, sedangkan menurut untuk mendekatkan diri pada agama
Erikson ego tumbuh sendiri yang menjadi yang dianut klien dalam setiap
kepribadian seseorang. Menurut teori ini perjalanan hidupnya
manusia tidaklah didorong oleh energi Sesudah diberikan link : konselor
dari dalam, melainkan untuk merespon menanyakan apakah setelah melihat
rangsangan yang berbeda-beda, misalnya tayangan video tentang keagamaan
indvidu dalam kehidupannya perlu tersebut sudah merasa jauh lebih
menyesuaikan diri dengan lingkungan. tenang lalu konselor memastikan
Menurut Erikson egolah yang klien merasakan ada perubahan rasa
mengembangkan segala sesuatunya. tentram dalam jiwanya menjadi lebih
Misalnya kemampuan individu, keadaan baik.
dirinya, hubungan sosialnya dan
4. Pendekatan Behavioral
penyaluran minatnya. Seorang individu
haruslah memiliki ego yang sehat dan a. Mengakrabkan diri dengan teman.
kuat guna merespon kondisi lingkungan Klien dapat menjadi lebih dekat
sebagai salah satu proses beradaptasi. dengan teman teman dengan cara
sering melakukan kegiatan bersama
Adapun tujuan konseling ego menurut
seperti menyapa, bercerita bersama,
Erikson adalah memfungsikan ego klien
belajar bersama & saling tolong
secara penuh. Tujuan lainnya adalah
menolong. Link film :
melakukan perubahan-perubahan pada
https://youtu.be/ow9sT2xDaM8
diri klien sehingga terbentuk coping
(Drama Persahabatan) Isi dalam
behavior yang dikehendaki dan dapat
film : Film ini sangat berkesan sekali
terbina agar ego klien itu menjadi lebih
untuk di tonton. Film ini
kuat. Ego yang baik adalah ego yang
mengajarkan bahwa perlu adanya
kuat, yaitu yang dapat menyesuaikan diri
kedekatan antara diri sendiri dengan
dengan lingkungan dengan dimana dia
teman kita agar terjalinnya suatu
berada. persahabatan yang baik dan sehat.

4. Pendekatan Behavior Sebelum diberikan link : konselor


memberikan saran kepada konseli
Behavioral atau behaviorisme adalah satu
untuk bisa mengakrabkan diri dengan
pandangan teoritis yang beranggapan,
cara menonton film ini sendiri atau
bahwa persoalan psikologi adalah
bersama teman teman.
tingkah laku, tanpa mengaitkan konsepsi-
konsepsi mengenai kesadaran dan Setelah diberikan link: konselor
mentalitas (Chaplin, 2002). Teori menanyakan apakah dalam kegiatan
behavioristik dapat menangani menonton bisa menumbuhkan rasa
kompleksitas masalah klien mulai dari percaya diri klien dengan teman
kegagalan individu untuk belajar, teman dan tidak merasa tidak
merespon secara adaptif hingga percaya diri lagi karena masalah
mengatasi masalah neorosis. Adapun yang dialami dirinya.
aspek penting dari terapi behavioristik b. Temukan motivasi. Agar hidup
adalah bahwa perilaku dapat lebih menjadi semakin bersemangat,
didefinisikan secara operasional, diamati kita memerlukan suntikan motivasi.
dan diukur. Ada berbagai macam cara untuk
mendapatkan motivasi dari luar diri.
Konseling behavior adalah sebuah proses
Misalnya saja dengan mengikuti
konseling (bantuan) yang diberikan oleh
seminar motivasi yang diadakan oleh
konselor kepada klien dengan
seorang motivator terkenal.
menggunakan pendekatan-pendekatan
Link:
tingkah laku (behavioral), dalam hal
https://youtu.be/HU8A_82UEeQ Isi
pemecahan masalah-masalah yang
dari video tersebut:
dihadapi serta dalam penentuan arah
Ketika kita percaya, kita yakin sama
kehidupan yang ingin dicapai oleh diri
diri kita bahwa kita memiliki sesuatu
klien. Konseling behavioral merupakan
yang luar biasa dalam diri kita
suatu proses membantu orang untuk
sendiri. Maka hidup kita akan
belajar memecahkan masalah
berubah. Karna itu lah pentingnya
interpersonal, emosional, dan keputusan
percaya akan diri kita sendiri.
tertentu (Surya, 2003).
Sebelum diberikan link video:
Konseling behavior merupakan suatu
Konselor menjelaskan dan
membahas makna yang dikatakan
teknik terapi dalam konseling yang
oleh seorang motivator tersebut.
berlandaskan teori belajar yang berfokus
Setelah diberikan link video:
pada tingkah laku individu untuk
konselor menanyakan bagaimana
membantu konseli mempelajari tingkah
perasaan konseli seetalah melihat
laku baru dalam memecahkan
tayanagan video yang deiberikan dan
masalahnya melalui teknik-teknik yang
klien merasa yakin untuk tampil
berorientasi pada tindakan. Behavior
percaya diri.
berpandangan, pada hakikatnya
kepribadian manusia adalah perilaku. c. Lakukan hal-hal yang disenangi
Dimana perilaku tersebut merupakan Klien dapat melakukan hal – hal
hasil dari bentukan pengalaman interaksi yang disenanginya seperti jalan-jalan
individu dengan lingkungan sekitarnya. ke taman atau ke mall, bermain
dengan teman dan mendengarkan
Behaviorisme sendiri adalah aliran dalam lagu.
psikologi yang didirikan oleh John B. Podcast
Watson pada tahun 1913 yang kemudian https://open.spotify.com/show/1GrfU
digerakkan oleh Burrhus Frederic XnyEvz90v5zOVNxoY?
Skinner. Behaviorisme lahir sebagai si=3129b1b21cc34d26 (pemberi
reaksi atas psikoanalisis yang berbicara semangat)
tentang alam bawah yang tidak tampak. Sebelum diberikan link: konselor
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa memberikan podcast kepada klien
perilaku yang tampak saja yang dapat tentang yang bejudul pemberi
diukur, dilukiskan dan diramalkan. semangat untuk menjalani kehidupan
sehari-hari dan tetap kuat dalam
Para ahli behavioristik memandang
segala kondisi agar klien tetap tampil
bahwa gangguan tingkah laku adalah
percaya diri.
akibat dari proses belajar yang salah.
Setelah diberikan link: klien merasa
Oleh karena itu, perilaku dapat diubah
dapat tampil percaya diri
dengan mengubah lingkungan lebih
positif sehingga perilaku menjadi positif
pula. Perubahan tingkah laku inilah yang
memberikan kemungkinan dilakukannya
evaluasi atas kemajuan klien secara lebih
jelas. Menurut Latipun (2008), tujuan
konseling behavior adalah menciptakan
suatu kondisi baru yang lebih baik
melalui proses belajar sehingga perilaku
yang negatif dapat dihilangkan serta
mengubah tingkah laku adaptif dengan
cara memperkuat tingkah laku yang
diharapkan dan meniadakan perilaku
yang tidak diharapkan serta berusaha
menemukan cara-cara bertingkah laku
yang baru.

2. Untuk apanya klien yaitu untuk


mengurangi rasa kepercayaan diri klien
yang terlalu tinggi

b. Layanan Bimbingan Konseling

1. Konseling Indidivual

Konselor mengarahkan klien agar tidak


terlalu percaya diri

2. Layanan Informasi

Konselor memberikan informasi


mengenai dampak terlalu percaya diri,
dan cara-cara mengurangi rasa terlalu
percaya diri

3. Layanan Penguasaan Konten

Konselor sapat melatih klien untuk lebih


bisa rendah hati

2. II 40 2. Belum bisa berhitung 1. Pendekatan Psikoanalisis


menit x
1. Pendekatan Psikoanalisis. Mencaritahu latar belakang
3
klien mengapa klien tersebut
pertemu Corey (2009) mengatakan bahwa
tidak bisa menghitung. Dengan
psikoanalisis merupakan teori pertama
an (120 yang muncul dalam psikologi khususnya melakukan home visit dan
Menit) yang berhubungan dengan gangguan mewawancarai klien serta orang
kepribadian dan perilaku neoritis. tuanya. Dengan menggunakan
Menurut Willis (2009) pengertian pedoman wawancara.
psikoanalisis meliputi tiga aspek penting,
2. Pendekatan Kognitif
yaitu:
a. Memberikan video edukatif
Sebagai metode penelitian proses-proses
tentang berhitung kepada klien.
psikis. Teknik untuk mengobati
Dengan judul “Belajar Matematika:
gangguan-gmangguan psikis. Sebagai
Pengurangan Bilangan Emotion
teori kepribadian
Animasi Pendidikan Indonesia”
Menurut pandangan psikoanalitik, dengan link video
struktur kepribadian tediri dari tiga https://www.youtube.com/watch?v=-
sistem id, ego dan super ego. Id adalahh Dzjvq9O028. Dengan deskripsi
sistem kepribadian yang orisinil. video mengenai pengurangan
Kepribadian setiap orang hanya terdiri bilangan.
dari id ketika dilairkan. Id kurang
b. Memberikan contoh tabel
terorganisasi, buta, menuntut, dan
perhitungan dan di tempel di dinding
mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral,
dan didorong oleh satu kepentingan; c. Membuat tabel kemampuan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan keadaan dirinya yang sekarang
naluriah sesuai dengan asas kesenangan. dengan dirinya dimasa depan
Ego adalah tempat
bersemayam 3. Pendekatan PCC
intelegensi dan rasionalitas yang
a. Konselor dan klien mencari tau
mengawasi dan mengendalikan impuls-
gaya belajar yang cocok untuk diri
impuls buta dari id. Super ego adalah
klien agar lebih memudahkan klien
kode moral individu yang urusan
berhitung
utamanya adalah apakah suatu tindakan
baik atau buruk, benar atau salah. b. Konselor mencoba untuk
memberikan pembelajaran berhitung
2. Pendekatan Kognitif
menggunakan kreatifitas, seperti
Konseling kognitif adalah konseling yang melalui nyanyian
berfokus pada wawasan yang
c. Konselor membimbing klien
menekankan pengakuan dan mengubah
pikiran negatif dan keyakinan maladaptif. berfokus untuk perubahan dirinya
Inti dari Konseling kognitif kognitif
didasarkan pada alasan teoritis bahwa
cara manusia merasa dan berperilaku
ditentukan oleh bagaimana mereka
memandang dan menstruktur pengalaman
mereka (Corey, 2009). Menurut
Weishaar (dalam Corey, 2009) asumsi
teoritis konseling kognitif adalah 1)
bahwa komunikasi internal manusia
dapat diakses oleh introspeksi, 2) bahwa
kepercayaan konseli memiliki makna
yang sangat pribadi, dan 3) bahwa makna
ini dapat ditemukan oleh konseli daripada
yang diajarkan atau ditafsirkan oleh
konseli. DeRubeis & Beck (dalam Corey,
2009) menyatakan bahwa teori dasar
konseling kognitif adalah untuk
memahami hakikat dari peristiwa
emosional atau gangguan perilaku adalah
mutlak untuk fokus pada isi kognitif dari
reaksi individu. Tujuannya adalah untuk
mengubah cara konseli berpikir dengan
menggunakan pikiran-pikiran otomatis
mereka untuk mencapai skema inti dan
mulai memperkenalkan gagasan
restrukturisasi skema. Hal ini dilakukan
dengan mendorong konseli untuk
mengumpulkan dan mempertimbangkan
bukti untuk mendukung keyakinan
mereka.

3. Pendekatan Client Centered


Therapy (CCT)

Client Centered Therapy (CCT),


mendasarkan diri pada pandangannya
tentang sifat dan hakikat manusia.
Pandangannya terutama tertuju pada
penghargaan martabat manusia. Menurut
Rogers: 1. Hakikat manusia pada
dasarnya baik dan penuh dengan
kepositifan 2. Manusia mempunyai
kemampuan untuk membimbing,
mengantur dan mengontrol dirinya
sendiri. Setiap individu pada dirinya
terkandung motor penggerak, yang ciri-
cirinya: 1. terbuka terhadap
pengalamannya sendiri 2. hidup dengan
menempuh jalan dan dalam alam
berdasarkan kenyataan. 3. Percaya pada
diri sendiri, walaupun individu sedan
bermasalah mengalami gangguan psikis
tertentu, dia tetap memiliki daya
penggerak alamiah terus-menerus
mendorong. Hidupnya, yaitu kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri
(selfactualization). Setiap individu
mempunyai kemampuan untuk
beradaptasi dan menyukai diri, serta
mempunyai dorongan yang kuat kearah
kedewasaan dan kemerdekaan.
Kemampuan itu akan terwujud, bila
konselor menciptakan suasana psikologis
yang mempunyai sifat- sifat: 1.
Menerima (acceptance) terhadap klien
sebagai pribadi yang berharga. 2.
Konselor secara terus-menerus barusaha
unuk mengerti perasaan-perasaan klien
dan menerimanya sperti yang dirasakan
klien, tanpa ada usaha mendiagnosis atau
mengubah perasaan tersebut. 3. Usaha
terus-menerusuntuk menunjukan simpati,
artinya konselor bisa mengerti,
menghayati dan merasakan sebagai yang
dialami klien.

2. Untuk apanya klien yaitu agar klien


bisa meningkatkan kemampuan
berhitungnya

b. Layanan Bimbingan Konseling

1) Konseling individual

Konselor membimbing klien untuk bisa


menghitung

2) Layanan informasi

Konselor memberikan informasi


mengenai cara-cara mudah untuk
menghitung

3) Layanan Penguasaan Konten

Konselor melatih klien agar


menggunakan bahan ajar untuk dapat
berhitung

K. Laporan Pelaksanaan Konseling

No Tanggal Waktu Yang Dilakukan Konselor Respon Klien Keterangan


.
1. 19 40 Menit 1. Konselor melakukan Klien merespon Ketika klien merasa
November (14.00- konseling individu dengan dengan baik. putus asa, konselor
2022 14.20)
tahapan konseling individu Walaupun awalnya memberikan semangat
klien sudah merasa dan motivasi terkait
2. Konselor mengarahkan
putus asa tidak cita-citanya yang ingin
klien untuk dapat
dapat menbatasi dicapai. Selain itu
menurunkan rasa percaya diri
rasa percaya diri konselor juga
klien yang terlalu tinggi
yang terlalu mengingatkan klien
3. Mengupas masalah klien berlebihan, dan mengenai harapan
dengan menanyakan lebih berhenti untuk orang tua kepada diri
detail terkait sebab musabab mengkhawatirkan klien, dan konselor
klien merasa terlalu percaya orang tuanya juga mengingatkan
diri yang ditimbulkan, bahwa lebih baik
kerugian yang didapatkan, melanjutkan
serta konseksuensi yang di kegemaran atau hobi
rasakan ketika klien terlalu klien, hingga akhirnya
percaya diri klien merasa optimis

4. Konselor dalam tujuan dan hasil

menginformasikan mengenai yang akan dilakukan

cara-cara menurunkan rasa


terlalu percaya diri

5. Konselor memberi tugas


kepada klien dengan
membuat daftar target yang
harus dilakukan untuk
mengatasi rasa terlalu
percaya diri

6. Konselor bersama klien


membahas tugas yang telah
dikerjakan oleh klien.

7. Konselor menyimpulkan
kegiatan konseling

2. 22 40 menit 1. Konselor melakukan Klien merespon Ketika klien merasa


November (14.00- konseling individu dengan dengan baik. kesal konselor
2022 14.40)
tahapan konseling individu Walaupun awalnya memberikan relaksasi
klien sudah merasa kepada klien dengan
2. Konselor mengarahkan
putus asa tidak memberikan
klien untuk mencari cara
dapat berhitung pengalaman kecil dan
gaya belajar klien agar lebih
konselor melakukan
mudah berhitung
kontak psikologis lebih
3. Mengupas masalah klien dalam lagi dengan
dengan menanyakan lebih klien.
detail terkait sebab musabab
klien kesulitan berhitung,
mulai dari dampak yang
ditimbulkan dari tidak bisa
menghitung, kerugian yang
didapatkan, serta
konseksuensi yang di rasakan
ketika klien tidak bisa
berhitung.

4. Konselor
menginformasikan mengenai
cara-cara belajar menghitung
yang efektif dengan bantuan
media atau alat yang
menunjang, seperti media
sosial ataupun tabel
perhitungan.

5. Konselor memberi tugas


kepada klien dengan
membuat daftar target yang
harus dilakukan untuk
mengembangkan
kemampuan berhitung klien

6. Konselor bersama klien


membahas tugas yang telah
dikerjakan oleh klien.

7. Konselor menyimpulkan
kegiatan konseling

L. Evaluasi Konseling

1. Sabtu 19 November 2022, pukul 14.00-14.20

Konselor melakukan konseling individu dengan tahapan konseling individu. Konselor


mengarahkan klien untuk dapat menurunkan rasa percaya diri klien yang terlalu tinggi,
Mengupas masalah klien dengan menanyakan lebih detail terkait sebab musabab klien
merasa terlalu percaya diri yang ditimbulkan, kerugian yang didapatkan, serta
konseksuensi yang di rasakan ketika klien terlalu percaya diri. Konselor juga
menginformasikan mengenai cara-cara menurunkan rasa terlalu percaya diri tersebut.
Tak lupa Konselor memberi tugas kepada klien dengan membuat daftar target yang
harus dilakukan untuk mengatasi rasa terlalu percaya diri Konselor bersama klien
membahas tugas yang telah dikerjakan oleh klien. Dan diakhir Konselor menyimpulkan
kegiatan dalam proses konseling.

Konseling ini menggunakan pendekatan psikoanalisisi (Mencaritahu latar belakang


klien mengapa klien tersebut terlalu percaya diri) lalu dengan menggunakan pendekatan
kognitif (membuka pikirannya agar lebih rendah diri dan tidak lagi terlalu percaya diri),
disambung dengan pendekatan ego (untuk memberikan penguatan terhadap
kepercayaan dirinya) dan diakhir konseling menggunakan pendekatan Behavioral
(untuk mengefektifitaskan kembali perasaan klien). Di dalam proses konseling
berlangsung klien dapat cukup faham dengan apa yang di ucapkan konselor.

2. Selasa 22 November 2022, pukul 14.00-14.20

Konselor melakukan konseling individu dengan tahapan konseling individu. Konselor


mengarahkan klien untuk mencari cara gaya belajar klien agar lebih mudah berhitung,
Mengupas masalah klien dengan menanyakan lebih detail terkait sebab musabab klien
kesulitan berhitung, mulai dari dampak yang ditimbulkan dari tidak bisa menghitung,
kerugian yang didapatkan, serta konseksuensi yang di rasakan ketika klien tidak bisa
berhitung. Konselor menginformasikan mengenai cara-cara belajar menghitung yang
efektif dengan bantuan media atau alat yang menunjang, seperti media sosial ataupun
tabel perhitungan, Lalu Konselor memberi tugas kepada klien dengan membuat daftar
target yang harus dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berhitung klien juga
Konselor bersama klien membahas tugas yang telah dikerjakan oleh klien. Dan pada
trakhir proses konseling Konselor menyimpulkan kegiatan konseling.

Konseling ini menggunakan pendekatan Pendekatan Psikoanalisis (Untuk mencaritahu


latar belakang klien mengapa klien tersebut tidak bisa menghitung) lalu menggunakan
pendekatan kognitif (Untuk membuka fikiran klien agar mempunyai keinginan untuk
bisa berhitung) dan diakhir konseling konselor memberikan pendekatan Personal Client
Centered (Konselor dan klien mencari tau gaya belajar yang cocok untuk diri klien agar
lebih memudahkan klien berhitung). Dalam proses konseling ini klien memiliki
antusias yang cukup baik, klien mulai bersemangat untuk belajar berhitung.

M. Tindak Lanjut dan Rekomendasi

A. Rekomendasi.

1) Klien sudah dapat mengatasi rasa terlalu percaya diri (+)


2) Klien sudah dapat mengatasi belum bisa berhitung (+)

B. Tindak Lanjut.

Untuk klien kami yang bernama BMBW ini tidak ada tindak lanjut namun akan kami
pantau untuk perkembangan perkembangan nya yang akan datang.
BAB III

A. Kesimpulan

Pendidikan inklusif sangat di butuhkan oleh mereka (ABK) karna dengan


adanya pendidikan inklusif ini mereka bisa meningkatkan kualitas diri mereka baik
primer atau skunder,mereka juga mempunyai kelebihan dalam diri mereka masing
masing,bukan hanya anak yang tidak mempunyai kekurangan saja yang busa
berkembang,anak berkebutuhan khusus pun bisa berkembang sangat pesat,tetapi harus
adanya pendidikan yang mereka dapatkan dari para guru yang senantiasa memberikan
materi kepada mereka. 

Layanan pendidikan bagi anak tunanetra dapat diperoleh dari sekolah luar
biasa (SLB). SLB-A merupakan SLB khusus untuk penyandang tunanetra yang
mengalami keterbatasan dalam penglihatannya. Proses pembelajaran anak tunanetra
menerapkan prinsip verbal, kontak langsung, dan stimulasi. Strategi pembelajaran
yang diberikan di sekolah harus mendorong murid tunanetra memahami materi yang
disampaikan oleh guru.

Sementara itu, media pembelajaran bagi anak tunanetra adalah abjad braille,
model benda, huruf timbul, hingga rekaman suara. Dengan tetap mendapatkan
pendidikan, anak tunanetra tidak akan tertinggal secara akademis. Meskipun anak
Tunanetra memiliki keterbatasan dalam melihat tetapi dibalik kelemahan pasti ada
kelebihan, Penyandang Tunanetra masih memiliki indera lain, seperti pendengaran
dan perabaan, Bahkan dengan dua indera tersebut mereka bisa mengetahui dimana
mereka berada tanpa harus melihat atau menyimpan secara visual di otak mereka
bentuk suatu tempat, dengan cukup indra pendengaran dan perabaan saja.

B. Saran

1. Bagi sekolah

Agar pendidikan untuk penyandang Tunanetra ini bisa berjalan dengan


baik dan harus selalu di tingkatkan kita butuh seseorang atau guru guru yang
paham akan hal hal mengenai peningkatan anak berkebutuhan khusus,butuh
guru yang sangat ahli dalam bilang ini.
2. Bagi Pemerintah

Untuk pemerintah seharusnya lebih memperhatikan anak seperti anak


Tunanetra ini ,buat mereka nyaman dengan sekolahnya,beri mereka sesuatu
yang membuat mereka bersemangat dan betah di sekolahnya. Kebutuhan
mereka bisa di bilang cukup banyak,maka dari itu semoga pemerintah bisa
memfasilitasi dengan baik untuk sekolah anak berkebutuhan khusus
(ABK),tidak hanya fasilitas,tetapi dalam segitu hal apapun itu, seperti
meningkatkan kepercayaan diri,kemampuan yang mereka miliki,bisa publik
speaking dan lain lain. 

3. Bagi Observer

Sebagai calon Guru hendaknya kita turut bantu meningkatkan kualitas


pendidikan bagi Anak Tunanetra dan anak berkebutuhan lainnya (Abk) karena
Jika pendidikan ini terus bisa meningkat dan meningkat bukan tidak mungkin
anak anak berkebutuhan khusus bisa menorehkan prestasi prestasi di dalam
kegiatan apapun itu.jadi semoga kita smua bisa saling memahami,saling
membantu entah itu guru,orang tua atau pun orng lain untuk terus memberikan
yang terbaik dalam pendidikan inklusif ini,jangan sampai kita lepas mereka
dan tidak perduli terhadap pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

M.Ramli Dkk. (2017). SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA


PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Universitas
Shata Dharma.

Yodi Fitradi Putabuga, (2020) PENDEKATAN REALITAS DAN SOLUTION


FOCUSED BRIEF THERAPY DALAM BIMBINGAN KONSELING ISLAM. UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

L PUTRI PRATAMA. (2019) Pendekatan Realitas. UIN Raden Fatah Palembang.

Ana Nur Af-idah Dkk. (2015) KONSELING BERPUSAT PRIBADI (PERSON-


CENTRED COUNSELLING). Gubuk Pelajar.

Pengertian dan Pendekatan Konseling - Buku Deepublish (deepublishstore.com)

Anda mungkin juga menyukai