PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pengetahuan, dan keterampilan yang sesuai kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi
daerah setempat.
2
dan sumber belajar lainnya. Proses pendidikan ini akan memungkinkan peserta
didik menghayati pengalaman belajar untuk mewujudkan empat pilar pendidikan,
yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk mampu
melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan
belajar untuk hidup bersama (learning to live together).
4. Arah dan sasaran pendidikan meliputi (1) pemerataan pendidikan, (2) mutu
pendidikan, yang mencakup (a) mutu pribadi sosial, dan (b) keunggulan
ilmu-teknologi-vokasi dan profesi.
3
akan berjalan efektif apabila dilakukan melalui persiapan dan perencanaan yang
matang dengan harapan agar peserta didik mampu mandiri dan meningkatkan
potensinya secara optimal sehingga dapat berguna bagi dirinya, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan batas kemampuan masing-masing
peserta didik. Berdasarkan pembekalan tersebut, maka apa yang diperoleh
peserta didik di sekolah dapat bermanfaat bagi kehidupan diri maupun
masyarakat.
B. Latar Belakang
4
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang;
5
Layanan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil dan/atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi. Ayat (3) ’Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan
khusus dan pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
e. Pasal 36 ayat (2), yang berbunyi, ”Kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik”.
f. Pasal 38 ayat (2), yang berbunyi, “Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
6
b. Pasal 5 ayat (1) ’Standar isi mencakup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.’ (2) Standar isi sebagaimana dimaksud ayat (1) memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.’
c. Pasal 6 ayat (6) ’Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A atau
berbentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan
dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta
kemampuan bertkomunikasi.’
d. Pasal 8 ayat (1) ’Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada tingkat dan/atau
semester sesuai dengan standar nasional pendidikan.’ Ayat (2)
’Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar’.
e. Pasal 17 ayat (1) ’Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat
setempat, dan peserta didik’.
7
5. Peraturan Menteri No.6 Tahun 2007. Perubahan Peraturan Menteri No.
24/2006, berbunyi, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
1. Untuk menjadi acuan dan pedoman bagi Sekolah (Pendidik dan Tenaga
Kependidikan) dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
yang bermutu, terukur, berkesinambungan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
D. Latar Belakang
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Berk, LE (2003). Child Development. 6th edition. New York: Allyn and Bacon, Inc.
11