Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH SEJARAH SEJARAH SEJARAH SEJARAH SEJARAH

 KURIKULUM 2006 (KTSP)


Disusu
n oleh
:
KELOMPOK 9:
Ahmad Zaedan (202015500332)
Donatiana Oi Bai(202015500331)
Veza Rahmawati (202015500337)
Najwa Aleyda Yusuf (202015500341)
Robiul Aldawiyah (202015500333)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PANDIDIKAN (KTSP)
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik sekolah/ daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka
dasar kurukulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertugas di bidang pendidikan.

KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kuriklum agar lebih


familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan
memiliki tanggungjawab yang memadai. Penyempurnaan kurilulum yang
berkelanjutan merupakan keharusan agar sistam pendidikan nasional selalu
relevan dan kompetitif. Hal itu juga sejalan dengan Undang-Undang Nomer
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan
perlunya peningatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum
secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Konsep Dasar KTSP
• KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang
Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36
ayat 1), dan 2) sebagai berikut :

• 1)      Pengembangan • 2) Kurikulum pada semua


kurikulum mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan
Standar Nasional Pendidikan dikembangkan dengan prinsip
untuk mewujudkan Tujuan diversifikasi sesuai dengan
Pendidikan Nasional satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik.     
Tujuan KTSP

• 1.      Menignkatkan mutu • 2.      Meningkatkan


pendidikan melalui kepedulian warga
kemandirian dan inisiatif sekolah dan masyarakat
sekolah dalam
dalam pengembangan
mengembangkan
kurikulum, mengelola dan
kurikulum melalui
memberdayakan sumber pengambilan
daya yang tersedia keputusan bersama

• 3.      Menignkatkan
kompetensi yang sehat antar
satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
Kelebihan-kelebihan KTSP ini antara lain 
• 1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa lalu adalah adanya
penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi
keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu
dunia pendidikan di Indonesia. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat
secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan.
• 2. Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam
penyelenggaraan program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan
mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa
dimunculkan oleh sekolah.
• 3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan
siswa.
KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling membutuhkan siswanya. Sebagai contoh
sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih menfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau
mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya.
• 4. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 persen.
Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana. Tetapi tetap
memberikan tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena
menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga
suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan
jiwa anak. Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka membutuhkan waktu bermain yang
cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami.
• 5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhannya.
Kelemahan kurikulum 2006 (KTSP)
• a.Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
satuan pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru
belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk
menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang
terlanjur mengekang kreatifitas guru.
• b.Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan
dari pelaksanaan KTSP.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat
yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan
menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga,
laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.
• c.Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik
konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih
rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai
KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana
secara menyeluruh.
• d.Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
berdampak pada pendapatan guru.
Landasan Pengembangan KTSP
• 1.      Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas
• 2.      Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005
• 3.      Peraturan Menteri Pendidikan
Nomor 22 Tahun 2006
• 4.      Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006
• 5.      Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Karakteristik KTSP
• 1.      Pemberian Otonomi Luas
Kepada Sekolah dan Satuan
Pendidikan
• 2.      Partisipasi Masyarakat dan
Orangtua yang Tinggi
• 3.      Kepemimpinan yang Demokratis
dan Profesional
• 4.      Tim-Kerja yang Kompak dan
Transparan
Kerangka Dasar Kurikulum
• 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia yang dilaksanakan melalui
kegiatankeagamaan, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan
teknologi , estetika, jasmani, oleh raga dan kesehatan
• 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang dilaksanakan
melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya
serta pendidikan jasmani
• 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; yang dilaksanakan
melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, kererampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi serta muatan
local yang relevan
• 4) Kelompok mata pelajaran estetika; yang dilaksanakan melaluikegiatan bahasa,
seni dan budaya, keterampilan dan muatan local yang relevan
• 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan; yang dilakukan
melalui kegiatan jasmani, olehraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam
dan muatan local yang relevan
 Struktur Kurikulum 
• Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman
muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap
satuan pedidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar
kompetensi dan kopetensi lulusan.
 Pengembangan KTSP
• Menganalisis, mengambangkan standar kompetensi luLusan
dan standar isiMerumuskan visi dan misi serta merumuskan
tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikanBerdasarkan
SKL,standar isi, visi, misi serta tujuan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan di atas selanjutnya dikembangkan bidang
studi-bidang yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan
tersebut.Mengambangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga
kepandidikan sesuai kualifikasi yang
diperlukan.Mengidentifikasi fasilita pembelajaran yang
diperlukan untuk member kemudakah belajar sesuai dengan
standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP
Prinsip Pengembangan KTSP
• 1.      Berpusat pada potensi, perkembangan serta
kebutuhan peserta didik dan lingkungan
• 2.      Beragam dan terpadu
• 3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta seni
• 4.      Relevansi dengan kebutuhan
• 5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
• 6.      Belajar sepanjang hayat
• 7.      Seimbang antara kepentingan global nasional dan
local
 Strategi Pengembangan KTSP
Terdapat beberapa stategi yang perlu
diperhatikan dalam pengambangan dan
pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan
sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan
suasana yang kondusif, mengambangkan
fasilitas dan sumber belajar, membina
disiplin, mengambangkan kemandirian kepala
sekolah, mangubah paradigma (pola pikir)
guru, serta memberdayakan staff.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai