Anda di halaman 1dari 12

c c


       

  c 
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).

c   c 
Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional


pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

á KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan


karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
á Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama
yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.
á Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan.

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif,
produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam
rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap
satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber
dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang
paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan
sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping
menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana
peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan
pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan
kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran
merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah,
menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP,
sekolah memiliki ³full authority and responsibility´ dalam menetapkan kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan strategi, menentukan prioritas, megendalikan pemberdayaan berbagai
potensi seklah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggunngjawabkannya kepada
masyarakat dan pemerintah.

Dalam KTSP, pengembangan kurikulm dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite
Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupkan lembaga yang ditetapkan berdasarkan
musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat
daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan
orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan
sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikna yang berlaku. Selanjutnya
komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai
implikasinya terhadap program-program kegiatan opersional untuk mencapai tujuan sekolah.

 c 
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1. ºeningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. ºeningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan
kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. ºeningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.

ºemahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam
pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan sewasa ini.
Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn, terutama berkaitan
dengan tujuh hal sebagi berikut.

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya
sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk
memajukan lembaganya.
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang
akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi
kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi
sekolahnya.
4. Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efesien dan efektif
bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5. Sekolah daapt bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya, sehingga dia
akan berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakna dan mencapai sasaran
KTSP.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan
orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.

£   c 
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23
Tahun 2006

-c 
1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program
pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik,
sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Guru harus mandiri dan kreatif.
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran

  c 

£  

á UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


á PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
á Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
á Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
á Permendiknas No. 24/2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23/2006

  c 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

[     c 

á Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


á Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
á Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
á Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
á Tuntutan dunia kerja
á Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
á [gama
á Dinamika perkembangan global
á Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
á Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
á Kesetaraan Jender
á Karakteristik satuan pendidikan

[- [[[£c 

á     
      
 

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

á          
     

!  

  

Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat,


kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.

á c
         

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik


lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.

á   
!      

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan


daerah dan nasional.

á     


Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja,
khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

á 
! 
         

Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan


perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

á [

Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat


beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah

á 
 
!  !

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat
hidup berdampingan dengan bangsa lain.

á          ! 

Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

á c  !  
   
 

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya


masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

á c  " 

Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh
kembangnya kesetaraan jender.

á c     

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan.

c
  c 

á Tujuan Pendidikan Sekolah


á Struktur dan ºuatan Kurikulum (mata pelajaran. ºuatan lokal, Pengembangan Diri,
Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan kelulusan, Penjurusan,
Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global).
á Kalender Pendidikan
á Silabus dan RPP
#$ [ [
c c £ $ c[ [ [c[
c 

KTSP DOKUº N I
B[B I. P ND[HULU[N
B[B II. TUJU[N P NDIDIK[N
B[B III. STRUKTUR D[N ºU[T[N KURIKULUº
B[B IV. K[L ND R P NDIDIK[N

KTSP DOKUº N II
[. Silabus dari SK/KD yang dikembangkan Pusat (BSNP)
B. Silabus dari SK/KD yang dikembangkan Sekolah (ºULOK, º[P L T[ºB[H[N)

c c £ $ c[ [ [c[c 


c $

%[%&[ £ [
[. Latar Belakang (dasar pemikiran penyusunan KTSP)
B. Tujuan Pengembangan KTSP
C. Prinsip Pengembangan KTSP

%[% & " [


[. Tujuan Pendidikan (disesuaikan dengan jenjang satuan pendidikan)
B. Visi Sekolah
C. ºisi Sekolah
D. Tujuan Sekolah

% 

  ' $      

· Tahap 1 : Hasil Belajar Siswa


[pa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah
mereka menamatkan sekolah?
· Tahap 2 : Suasana Pembelajaran
Suasana pembelajaran seperti apa yang dikehendaki untuk mencapai hasil belajar itu?
· Tahap 3 : Suasana Sekolah
Suasana sekolah (sebagai lembaga / organisasi pembelajaran) seperti apa yang diinginkan
untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa?

%[% &   c  [ $ [ [ c 


ºeliputi Sub Komponen :
1. ºata Pelajaran
2. ºuatan Lokal
3. Kegiatan Pengembangan Diri
4. Pengaturan Beban Belajar
5. Ketuntasan Belajar
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
7. Penjurusan
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Cat : Untuk Pendidikan Luar Biasa / Pendidikan Khusus ditambah dengan Program Khusus.

j&$    
Berisi ³   
   ´ yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan
sekolah terkait dengan upaya pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Pengembangan Struktur Kurikulum dilakukan dengan cara antara lain :

á ºengatur alokasi waktu pembelajaran ³tatap muka´ seluruh mata pelajaran wajib dan
pilihan ketrampilan / bahasa asing lain.
á ºemanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu atau menambah mata pelajaran baru.
á ºencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal dalam struktur kurikulum.
á Tidak boleh mengurangi mata pelajaran yang tercantum dalam standar isi.

&$  £
Berisi tentang : jenis, strategi pemilihan dan pelaksanaan mulok yang diselenggarakan oleh
sekolah. Dalam pengembangannya mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut :

á ºuatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan


kompetensi sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
á Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
á Substansi yang akan dikembangkan, materinya tidak menjadi bagian dari mata
pelajaran lain, atau terlalu luas substansinya sehingga harus dikembangkan menjadi
mata pelajaran tersendiri.
á ºerupakan mata pelajaran wajib yang tercantum dalam Struktur Kurikulum
á Bentuk penilaiannya kuantitatif (angka).
á Setiap sekolah dapat melaksanakan mulok lebih dari satu jenis dalam setiap semester,
mengacu pada : minat dan atau karakteristik program studi yang diselenggarakan
disekolah.
á Siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis mulok pada setiap tahun pelajaran sesuai
dengan minat dan program mulok yang diselenggarakan sekolah.
á Substansinya dapat berupa program keterampilan produk dan jasa, contoh :

- Bidang Budidaya : Tanaman Hias, Tanaman Obat, Sayur, Pembibitan Ikan Hias, dan
Konsumsi
- Bidang Pengolahan : Pembuatan [bon, Krupuk, Ikan [sin, Baso
- Bidang TIK dan Lain- lain : Web Desain, Berkomunikasi sebagai Guide, [kuntansi
Komputer, Kewirausahaan

á Sekolah harus menyususn SK, KD dan Silabus untuk mata pelajaran mulok yang
diselenggarakan oleh sekolah.
á Pembelajarannya dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran atau Tenaga ahli dari luar
sekolah yang relevan dengan substansi mulok.
°& 
! 

á Bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan


mengekspresik an diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat peserta
didik, dan kondisi sekolah.

á Dapat dilaksanakan dalam bentuk :

- Pelayanan Konselling (kehidupan pribadi, sosial, kesulitan belajar, karir)


- Pengembangan kreativitas, kepribadian siswa seperti : kepramukaan, kepemimpinan, KIR,
dan lain- lain

á Bukan ºata Pelajaran dan tidak perlu dibuatkan SK, KD, dan Silabus.
á Dilaksanakan melalui kstra kurikuler
á Penilaian dilakukan secara kualitatif (deskripsi), yang difokuskan pada ³Perubahan
sikap dan perkembangan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pengembangan diri".

-     
! (

á Kegiatan KIR, mencakup penilaian : sikap kompetitif, kerjasama, percaya diri dan
mampu memecahkan masalah dan lain- lain.
á Kegiatan keolahragaan, mencakup penilaian : sikap sportif, kompetitif, kerjasama,
disiplin, ketaatan mengikuti SPO dan lain-lain.
á Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh guru kelas atau mata
pelajaran, konselor, guru BK atau tenaga kependidikan lain.
á Penjabaran alokasi waktu ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu,
diserahkan kepada masing- masing pembimbing dan sekolah.
á Perlu dibuat program kerja yang sistematis dan komprehensif sebagai bagian dari
program kerja sekolah dan atau program kerja OSIS.

Ñ&  %! %  

á Berisi tentang jumlah beban belajar per mata pelajaran, per minggu, per semester dan
per tahun pelajaran yang dilaksanakan di sekolah sesuai dengan alokasi waktu yang
tercantum dalam struktur kurikulum.
á Sekolah dapat mengatur alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan kebutuhan, tetapi jumlah
beban belajar per tahun secara keseluruhan tetap.
á [lokasi waktu kegiatan praktik diperhitungkan sebagai berikut : 2 JPL di sekolah
setara dengan 1 JPL tatap muka dan 4 JPL praktik diluar sekolah setara dengan 1 JPL
tatap muka.
á Sekolah dapat memanfaatkan alokasi tambahan 4 JPL dan alokasi waktu penugasan
terstruktur (PT) dan penugasan tidak terstruktur (PTT) sebanyak 0% - 60% per ºP
(maks. 60% x 38 JPL = 22 JPL) untuk kegiatan remedial, pengayaan, penambahan
jam praktik, dan lain- lain sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa dalam
mencapai kompetensi pada mata pelajaran tertentu.
á Pemanfaatan alokasi waktu PT dan PTT, harus dirancang secara tersistem dan
terprogram menjadi bagian integral dari kegiatan belajar mengajar pada ºapel yang
bersangkutan.
á [lokasi waktu PT dan PTT tidak perlu dicantumkan dalam struktur kurikulum dan
silabus, tetapi dicantumkan dalam Skenario Pembelajaran Satpel.
á Sekolah harus menge ndalikan agar pemanfaatan waktu dimaksud dapat digunakan
oleh setiap guru secara efisien , efektif, dan tidak membebani siswa.

˜&c   %  

á Berisi tentang kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata
pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai
berikut :

- Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indicator adalah 0 ± 100%, dengan batas kriteria ideal
minimum 75%.
- Sekolah harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKº) per mata pelajaran dengan
mempertimbangkan : kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumberdaya pendukung.
- Sekolah dapat menetapkan KKº dibawah batas kriteria ideal, tetapi secara bertahap harus
dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.
ï&c  c  c  

á Berisi tentang kriter ia dan mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi
penanganan siswa yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah.
Program disusun mengacu pada hal- hal sebagai berikut :

- Panduan kenaikan kelas yang akan disusun oleh Dit. Pembinaan Sº[
- Ketentuan kelulusan akan diatur secara khusus dalam peraturan tersendiri

è& 

á Berisi tentang kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/kegiatan penelusuran


bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan oleh sekolah, yang disusun dengan
mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh Direktorat terkait.


)&  c   

á Bukan mata pelajaran tetapi substansinya merupakan bagian integrasi dari semua ºP.
á Tidak masuk dalam struktur kurikulum.
á Dapat disajikan secara terintegrasi dan / atau berupa paket / modul yang direncanakan
secara khusus.
á Substansi kecakapan hidup meliputi :

- Kecakapan pribadi, sosial, akademik dan atau vokasional.


- Untuk kecakapan vokasional, dapat diperolah dari satuan pendidikan yang bersangkutan,
antara lain melalui mata pelajaran mulok dan atau mata pelajaran keterampilan.

á Bila SK dan KD pada mapel keterampilan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa dan
sekolah, maka sekolah dapat mengembangkan SK, KD dan silabus keterampilan lain
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
á Pembelajaran mata pelajaran keterampilan dimaksud dilaksanakan secara
komprehensif melalui kegiatan intra kurikuler.
á Pengembangan SK, KD, silabus dan bahan ajar dan penyelenggaraan pembelajaran
keterampilan vokasional dapat dilakukan melalui kerjasama dengan satuan pendidikan
formal / non formal lain.

ÿ&  %! c  £   !

á Program pendidikan yang dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan


kebutuhan daya saing global.
á Substansinya mencakup aspek : konomi, Budaya, Bahasa, TIK, kologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
á Dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran yang terintegrasi, atau menjadi
mapel mulok.
á Dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan / atau satuan
pendidikan nonformal.

%[% '& c[£ c[

Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, yang disusun sesuai dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam standar isi.

c c £ $ c[ [ [c[c 


c $

#$
[. Silabus Pembelajaran Tematik (Kelas I, II dan III)
B. Silabus ºata Pelajaran (Kelas IV, V dan VI)
C. Silabus ºuatan Lokal dan ºapel lain (jika ada)
D. Silabus Keagamaan (khusus ºI)

$#$ 
[. Silabus ºata Pelajaran (Kelas VII, VIII dan IX)
B. Silabus ºuatan Lokal dan ºapel lain (jika ada)
C. Silabus ºapel IP[ dan IPS Terpadu (Kelas VII, VIII dan IX)
D. Keagamaan (khusus ºTs)

$[#$[
[. Silabus ºata Pelajaran Wajib
- Kelas X (16 ºapel)
- Kelas XI, XII - IP[ (13 ºapel)
- Kelas XI, XII - IPS (13 ºapel)
- Kelas XI, XII - B[H[S[ (13 ºapel)
B. Silabus ºuatan Lokal
C. Silabus Keagamaan (khusus º[)
 
A. Sil ºt Pelj Wji
B. Sil ºt Lokl
PLB / PENDIDIKAN KHUSUS
A. Sil Pemelj Temtik (Kel I, II d III : SDLB A,B,D,E Sem Kel SºPLB
d SºALB : C,C ,D1, d G)
B. Sil ºt Pelj (Kel IV, V d VI : SDLB A,B,D,E d SºPLB d SºALB :
A,B,D,E)
C. Sil ºt Lokl d ºel Li (jik d)
D. Sil Pogm Kh (tk SDLB d SºPLB)

£%#* * 

1. Sil d RPP Pemelj temtik (Kel I, II d III : SDLB A,B,D,E, Sem
Kel SDLB, SºPLB d SºALB : C, C1,D1, d G)
2. Sil d RPP ºt Pelj (Kel IV, V d VI : SDLB A,B,D,E d SºPLB
d SºALB : A, B, D, E)
3. Sil d RPP ºt Lokl d ºel li (jik d)
4. Sil d RPP Pogm Kh (tk SDLB d SºPLB)

  
 
 

á Pe KTSP mek gi di kegit ee  ekolh/mdh.


Kegit ii dt eetk t kej d t lokk ekolh/mdh d
t kelomok ekolh/mdh g dieleggk dlm jgk wkt eelm
th elj .

á Th kegit e KTSP e  gi e meliti: ei d
e d
t, eview d evii, et
ilii. Lgkh g leih i i di
mig-mig kegit dit d dieleggk oleh tim e.

  
 
Sme :       

  
 

[ £   

c 

á KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

 

á Standar Isi
á Standar Kompetensi Kelulusan
á P R[TUR[N º NT RI P NDIDIK[N N[SION[L RI NO. 34 T[HUN 2007
T NT[NG UJI[N N[SION[L
á Sistem Pendidikan Nasional
á KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
á TUG[S D[N FUNGSI SUP RVISI P NDIDIK[N
á Pendekatan TQº Dalam ºanajemen ºutu Pelayanan Jasa Pendidikan
á ºanajemen Berbasis Sekolah (ºBS)
á K GI[T[N B L[J[R T RH[D[P PR ST[SI Y[NG DIC[P[I
á Hakikat Pendidikan
á Download Buku Sekolah lektronik (BS ) Gratis

Anda mungkin juga menyukai