Anda di halaman 1dari 76

KONSELING POPULASI KHUSUS

Dosen Pengampu:
Christine Masada H.T.,S.Pd.,M.Pd.,Kons.

Disusun Oleh:
Endah Septiani Nurwidya (20190500260)
Mitah Nilam Sari (201901500)
Naomi Ester (201901500)
Siti Nurhasanah (201901500258)

Program Studi Bimbingan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Universitas Indraprasta PGRI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan hasil observasi di Sekolah Luar Biasa Negeri 12 Jakarta. Laporan ini
disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konseling Populasi Khusus.
Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memahami mengenai pelaksanaan
observasi di sekolah luar biasa.
Kami tentu menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar laporan ini dapat menjadi
laporan obsevasi yang lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini dapat
menambah dan memberi pengetauan kepada para pembacanya.
Pada pembuatan laporan ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepadapihak-pihak yang telah ikut andil dan membantu, sehingga kami
mampumenyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih saya
ucapkankepada:
1. C. Masada H.T., M.Pd., Kons. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Konseling Populasi Khusus
2. Andriya astuti M.Pd. selaku Kepala Sekolah di SLBN 12 Jakarta
3. Idoh M.Pd selaku wakil kurikulum di SLBN 12 Jakarta
4. Henny M.Pd selaku wali kelas di kelas VIII SLBN 12 Jakarta
5. Serta teman-teman yang telah memberikan dukungan seta ide-idenya dalam
penulisan laporan ini.

Jakarta, 18 Oktober 2022


BAB I

I. Sejarah Tempat Populasi


Sejarah berdirinya Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 12 Jakarta ini
bermula dari SLBN 02 Jakarta dilatarbelakangi oleh rasa kemanusiaan
dengan menyelenggarakan sekolah yang memperhatikan akan nasib anak-
anak cacat. SLBN 02 Jakarta berdiri tanggal 1 April 1979. Pada awal
mulanya sekolah ini belum mempunyai gedung sehingga menumpang di
SLBN 01 Jakarta di Lebak bulus. Namun sekitar 1 tahun kemudian
mendirikan gedung sendiri yang beralamat di jalan Lenteng Agung no. 1,
Jagakarsa Jakarta. Dahulu sekolah ini memiliki 9 kelas dan hanya berlantai 1.
Namun secara bertahap melakukan pembangunan sehingga sekolah ini
berkembang menjadi lantai 2 dan memiliki 12 kelas dengan sarana
laboratorium, perpustakaan, aula mushola, dan lain-lain. Tahun 2008 SLBN
02 telah berkembang sebagai sekolah bertaraf nasional, dan mempunyai dua
lokasi gedung yaitu yang terletak di wilayah jalan Medis Srengseng Sawah
Jakarta dan Lenteng Agung.
Pada Tahun 2019 terjadi pemekaran dan berdiri sendiri yang Bernama
Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 12 Jakarta dengan lokasi Gedung terletak
di Jl Medis No.49 Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat ini total
Guru dan Karyawan di SLBN 12 Jakarta berjumlah 50 orang, dan terdapat
162 Siswa dari jenjang SDLBN, SMPLBN, hingga SMALBN.
1. Visi dan Misi SLBN 12 Jakarta
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, SLBN 12 Jakarta
memiliki visi dan misi. Adapun visi dan misi SLBN 12 Jakarta,
diantaranya:
a. Visi
Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar
sepanjang hayat, cakap, terampil, dan kreatif, menghargai
keberagamaan serta tangguh dan mandiri berdasarkan Iman dan
Taqwa.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan Pendidikan telah
menentukan Langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi
sebagai berikut:
1) Mengembangkan nilai-nilai religious dan budi pekerti sehingga
membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
2) Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga
mampu mengembangkan kreatifitas dan penguasaan literasi dan
numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
3) Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga
membentuk pribadi yang percaya diri, mandiri dan Tangguh.
4) Mengembangkan sikap toleransi, tolong menolong, dan
bergotong royong tanpa membedakan agama, ras dan suku
bangsa.
5) Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan
dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia
kerja.
6) Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan
kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif
7) Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan
layanan.

2. Tujuan Satuan Pendidikan


a. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun)
1) Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
2) Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya
tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku, dan bangsa.
3) Peserta didik terampil memilah sampah organic dan non organic.
4) Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
5) Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan
vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain.
6) Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi profil
belajar Pancasila.
7) Terjalin Kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas
Perindustrian, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan dan instansi
lainnya yang menunjang pelaksanaan Pendidikan di sekolah.
Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan
dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga
kependidikan.
8) Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru.

b. Tujuan Jangka Panjang (3 Tahun)


1) Lulusan bersikap dan berprilaku sopan serta taat menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
2) Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang
m,endukung penguasaan keterampilan vokasional.
3) Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang
dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.
4) Lulusan terampil mengolah sampah organic.

II. Masalah Klien


1. Siswa teriak-teriak
2. Siswa menangis
3. Siswa tidak bisa ke toilet sendiri
4. Siswa kurang mandiri
5. Memeluk orang baru dilingkungan sekolah
6. Hyperactive
7. Bercanda terlalu berlebihan dengan teman (pukul-pukulan, timpuk-
timpukan)

III. Cara Penanganan Konseling yang Dilakukan Di Tempat Populasi


Di sekolah tidak terdapat guru BK, sehingga tidak ada konseling secara
khusus. Jika terdapat masalah maka konseling dilakukan oleh wali kelas.
Kemudian, penanganan permasalahan di atas, sekolah menanganinya dengan
cara sebagai berikut:
1. Ketika siswa berteriak maka guru terdekat mengingatkan siswa untuk
tidak berteriak, namun ketika sudah diperingati namun tidak ada
perubahan maka guru membiarkan saja menunggu siswa tersebut lelah
dengan sendirinya. Hal ini dilakukan agar siswa tidak menjadi-jadi.
2. Ketika siswa menangis guru akan mencoba menghentikan tangisan siswa,
kemudian menanyakan apa yang membuatnya menangis. Namun jika
siswa tetap terus menangis guru akan membiarkan hingga siswa berhenti
dengan sendirinya.
3. Bagi siswa yang tidak bisa ke toilet sendiri maka akan diberikan toilet
training oleh guru pendamping.
4. Di sekolah terdapat program Bina Diri serta Persepsi Diri dan Irama.
Program Bina Diri bagi siswa Tuna Grahita sedangkan Persepsi Diri dan
Irama bagi siswa Tuna Rungu. Pada program tersebut siswa diajarkan
menjadi pribadi yang mandiri. Dimulai dari diajarkan menggunakan kaos
kaki, menggunakan baju, mencuci piring dan sebagainya.
5. Bagi seorang ABK, pelukan merupakan suatu bentuk kasih sayang.
Setiap ABK merasa dirinya ingin disayang sehingga setiap orang baru
masuk ke lingkungan sekolah maka siswa akan memeluk orang tersebut.
Untuk menangani hal tersebut guru memberikan penjelasan kepada anak
bahwa pelukan itu hanya boleh diberikan oleh orang tua atau kakak dan
adik kandung.
6. Bagi siswa yang hyper active guru hanya mengamati saja. Jika sudah
melewati batas maka guru akan mencoba menenangkan siswa.
7. Ketika siswa mulai bercanda guru hanya mengamati. Pukulan bagi
mereka merupakan candaan yang wajar, namun jika dirasa candaan
mereka sudah melewati batas maka guru akan menegur siswa dan
meminta siswa untuk bermain hal lain tidak untuk pukul-pukulan.
BAB II

I. Masalah Klien
Kedua klien merupakan siswa di SLBN 12 Jakarta kelas VIII. Keduanya
merupaka penyandang tunagrahita rendah. Di mana keduanya memiliki
permasalahan yang masih rendah jika dibandingkan dengan tuna grahita
sedang dan parah. Saat diajak berkomunikasi keduanya cenderung menunduk
karena malu.

II. Cara Penanganan Konseling Sesuai SKBK Siswa R


A. Latar Belakang Masalah
R merupakan siswa di SLBN 12 Jakarta, di mana R merupakan
penyandang tuna grahita rendah. R termasuk siswa yang mudah
tersinggung, ketika ingin berbicara dengannya harus dengan bahasa yang
halus dan tidak boleh menyinggung mengenai kekurangannya. R juga
sering menunduk ketika diajak berbicara yang menandakan bahwa R
pemalu. Selain itu, R juga selalu menjawab pertanyaan dengan jawaban
yang berbeda-beda atau tidak konsisten.

B. Identifikasi Masalah
1. Tuna grahita
2. Mudah tersinggung
3. Pemalu
4. Respon tidak konsisten (labil)

C. Analisi Kebutuhan Klien


1. Tuna grahita
 R membutuhkan pembelajaran secara khusus
2. Mudah tersinggung
 R membutuhkan teman yang mampu mengerti kodisinya
 R membutuhkan cara agar tidak mudah tersinggung
3. Pemalu
 R membutuhkan teman yang bisa membawanya menjadi tidak
pemalu
 R membutuhkan cara agar tidak menjadi pemalu
4. Penakut
 R membutuhkan teman yang yang lebih pemberani
 R membutukan cara agar menjadi lebih berani

D. Teori Masalah
1. Tuna grahita
a. Pengertian
Tunagrahita adalah sebutan bagi orang-orang dengan
kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-
rata dibandingkan orang pada umumnya. Kondisi ini biasanya
terdeteksi sejak masa kanak-kanak, tetapi bisa pula muncul
ketika dewasa.
Anak dengan tunagrahita dapat dikenali dari proses berpikir
dan belajar yang lebih lambat dibandingkan anak-anak lain
seusianya. Tak hanya itu, seorang anak tunagrahita juga kurang
cakap dalam mempraktikkan keterampilan saat menjalani
kegiatan sehari-hari secara normal. Kata tunagrahita sendiri
merupakan istilah lain dari sebutan disabilitas intelektual.
Penyebab kondisi ini umumnya dikaitkan dengan masalah
selama kehamilan maupun setelah anak dilahirkan.
b. Penyebab tuna grahita
Pada dasarnya, anak tunagrahita memiliki keterbatasan
dalam dua hal utama. Pertama, keterbatasan fungsi intelektual
atau IQ, yaitu kemampuan untuk belajar, membuat keputusan,
dan memecahkan masalah. Kedua adalah keterbatasan pada
kemampuan beradaptasi, seperti sulit berkomunikasi secara
efektif, menjaga diri, dan berinteraksi.
Penyebab utama dari kondisi tunagrahita masih belum
diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi di bawah ini
diduga mampu meningkatkan risiko terjadinya disabilitas
intelektual:
1) Infeksi otak yang terjadi setelah bayi lahir
2) Bayi lahir prematur
3) Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses
persalinan
4) Ibu terkena infeksi ketika hamil, misalnya rubella
5) Ibu hamil atau janin terpapar racun, seperti timbal atau
radiasi nuklir
6) Anak mengalami malnutrisi berat
7) Cedera pada otak karena kecelakaan atau terjatuh
8) Riwayat anggota keluarga dengan kondisi tunagrahita
9) Ibu mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang,
atau obat-obatan tertentu saat hamil
c. Tanda-tanda tuna grahita
Tanda-tanda anak tunagrahita dapat dikenali sejak masa
kanak-kanak. Biasanya, anak dengan disabilitas intelektual akan
menunjukkan proses pertumbuhan atau perkembangan yang
terhambat. Ada beberapa tanda yang paling sering muncul pada
anak tunagrahita, yaitu:
1) Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling
2) Sulit mengingat
3) Lambat menguasai kemampuan dasar, seperti makan sendiri,
berpakaian, atau buang air di toilet
4) Gangguan perilaku, seperti sering marah-marah tidak
terkendali
5) Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan
konsekuensi dari tindakan tersebut
6) Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan
d. Cara mengatasi
Jika mendapatkan anak dengan ciri-ciri tunagrahita, maka
dapat dilakukan diagnosis. Diagnosis tersebut biasanya berupa
wawancara dengan orangtua, observasi terhadap anak, dan
pengujian kecerdasan kognitif serta perilaku adaptif serta sosial
pada anak. Untuk mengatasi seseorang dengan tunagrahita
dibutuhkan pengetahuan yang mempuni tentang kondisi
keterbatasan intelektual tersebut. Orangtua juga bisa meminta
bantuan dari tim professional untuk merencanakan pendidikan
anak tunagrahita sesuai dengan kebutuhan individunya.
Memelajari hal tentang tunagrahita, mendorong
kemandirian anak, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan,
menyekolahkan anak sesuai kebutuhan khususnya, dan
berdiskusi sesama orangtua dengan anak tunagrahita adalah
sesuatu yang diperlukan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
anak tunagrahita dapat tumbuh dengan mandiri dan menjalani
kehidupan sosial.

2. Mudah tersinggung
a. Pengertian
Mudah tersinggung dapat dikatakan juga mudah sakit hati.
Merasa tersinggung karena ucapan dan perbuatan kasar orang
lain merupakan hal yang wajar. Namun, seseorang yang
memiliki sifat sangat sensitif dapat membuatnya menjadi mudah
tersinggung. Mereka akan sangat mudah tersinggung oleh hal-
hal kecil yang dianggap biasa oleh orang lain.
b. Penyebab mudah tersinggung
Penyebab seseorang mudah tersinggung dapat disebabkan
oleh kepribadian sangat sensitif yang mereka miliki. Sangat
sensitif di sini dapat didefinisikan sebagai respons fisik, mental,
dan emosional akut terhadap rangsangan internal (dari dalam diri)
atau eksternal (lingkungan dan sosial). Selain itu, penyebab
orang mudah tersinggung atau marah juga bisa disebabkan oleh
gangguan kesehatan mental, seperti:
1) Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang membuat
penderitanya mengalami dua perubahan suasana hati secara
ekstrem, yakni fase mania dan fase depresi. Penderita
gangguan bipolar dapat mengalami siklus perubahan
suasana hati yang cepat, serta cenderung memiliki sifat
mudah tersinggung dan marah.
2) Gangguan kepribadian ambang (BPD)
Gangguan kepribadian ambang dapat memengaruhi suasana
hati, perilaku, dan citra diri penderitanya. Penderita
gangguan kepribadian ini dapat mengalami emosi yang kuat,
citra diri yang buruk, dan perilaku impulsif. Mereka juga
biasanya memiliki hubungan pribadi yang tidak stabil.
Mudah tersinggung juga mungkin merupakan gejala dari
gangguan mental lainnya, seperti gangguan cemas, depresi,
skizofrenia, obsesif-kompulsif, dan sebagainya. Selain itu,
ketidakseimbangan hormon juga bisa berpengaruh terhadap
perasaan ini. Untuk memastikan bahwa sifat mudah
tersinggung disebabkan oleh gangguan kesehatan mental,
Anda perlu menjalani pemeriksaan oleh psikolog atau
psikiater
3) Terbiasa dengan sanjungan, tapi tidak sebaliknya
Bisa jadi, di lingkungan keluarganya dia terbiasa
mendapatkan banyak pujian. Entah karena memang dirinya
nyaris sempurna, atau memang mereka tak membiasakan
diri untuk menegur seseorang ketika mereka melakukan
kesalahan.
4) Selalu berpikiran negatif pada orang lain
selalu berpikiran negatif pada hal kecil dan melebih-
lebihkannya, serta lebih suka menyimpulkan sendiri,
ketimbang memilih berpikiran positif.
5) Merasa iri pada kesuksesan orang lain
Sebenarnya, merasa iri pada keberhasilan orang lain sih
wajar-wajar saja. Asalkan perasaan iri itu membawa
dampak yang positif. Misalnya, memotivasi diri agar bisa
mencapai kesuksesan yang sama. Akan tetapi mungkin, itu
tak terpikirkan olehnya. Pasalnya, menurut dia gak ada
orang lain yang pantas mencapai keberhasilan, selain dia.
Makanya, saat tahu ada teman yang mendapat peringkat tiga
besar di sekolah berturut-turut, menurutnya itu gak adil
baginya. Apalagi saat ada yang tanpa sengaja
membandingkan prestasinya, otomatis dia bakal langsung
merasa tersinggung.
6) Diam-diam mengakui dia punya kekurangan tapi gak rela
orang lain tahu
Dalam hati kecil, sesungguhnya dia mengakui kalau dirinya
tidaklah sempurna dan mempunyai kekurangan. Tetapi,
jangan sampai kekurangan itu terlihat oleh orang lain
apalagi sampai dijadikan bahan pergunjingan. Makanya,
kalau tak sengaja ada teman-temannya yang membahas soal
kekurangan itu, meskipun gak terang-terangan
menyinggungnya, dia pasti akan langsung sakit hati.
7) Ada trauma masa lalu yang belum sembuh betul
Alasan terakhir ini bisa jadi membuat orang yang tahu
merasa bersalah dan memaklumi. Wajar, sebab memang di
masa lalu dia mungkin pernah menjadi korban bullying dan
pada akhirnya berdampak pada psikologisnya sekarang.
Pernah diejek karena suatu hal dan berlangsung lama
membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan
selalu merasa gak sempurna. Apalagi ketika ada satu dua
orang yang menyinggung soal ketidaksempurnaan itu, pasti
hatinya sakit sekali karena harus mengingat trauma masa
lalu,yang masih meninggalkan luka yang belum benar-benar
sembuh
c. Cara mengatasinya
1) Pahami perasaan Anda
Salah satu penyebab utama Anda merasa tersinggung adalah
karena Anda membiarkan berbagai hal mengusik perasaan
Anda. Selalu ingatkan pada diri bahwa Anda memiliki
kekuasaan untuk mengontrol perasaan sehingga Anda tidak
mudah tersinggung.
2) Kenali kritik membangun
Tidak semua kritik bertujuan untuk menyerang dan
menjatuhkan Anda. Jika seseorang menyampaikan kritik
yang dapat membantu dengan cara yang baik, terimalah hal
tersebut dan salurkan energi Anda untuk mengembangkan
diri ketimbang menghabiskan waktu dengan merasa
tersinggung.
3) Perluas pengetahuan budaya
Perbedaan budaya mungkin saja akan menyebabkan
seseorang melakukan kebiasaan yang dianggap
menyinggung Anda tanpa bermaksud demikian. Jika Anda
memiliki pengetahuan budaya yang lebih luas, Anda
mungkin akan lebih pengertian dan tidak mudah tersinggung.
4) Latihan meditasi
Meditasi sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan
mental dengan mengontrol pikiran dan emosi sehingga
Anda tidak mudah tersinggung.
5) Hindari minuman keras
Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat membuat
seseorang menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung.
Sebaiknya Anda menghindari minuman ini jika memiliki
masalah dengan perilaku mudah tersinggung.
6) Jangan menyinggung orang lain
Jika Anda merasakan sendiri sakitnya mudah tersinggung
oleh orang lain, maka sebaiknya

3. Pemalu
a. Pengertian
Rasa malu adalah perasaan takut atau tidak nyaman yang
disebabkan oleh orang lain, terutama dalam situasi baru atau saat
berada di antara orang yang tidak dikenal. Rasa malu adalah
perasaan seseorang yang tanpa disadari merupakan rasa takut
akan apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang dirinya.
Ketakutan ini dapat menghambat kemampuan seseorang
untuk melakukan atau mengatakan sesuatu. Rasa malu juga bisa
menghambat terbentuknya hubungan yang sehat. Rasa malu
sering dikaitkan dengan rasa rendah diri. Dalam kasus-kasus
yang ekstrem, rasa malu bisa menimbulkan kecemasan sosial.
b. Penyebab seseorang menjadi pemalu
1) Unsur keturunan
Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum
pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat sensitif dan
kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu
ketika sedang mengalami tekanan jiwa maupun fisik.
2) Masa kanak-kanak yang kurang gembira
Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang
menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya
berpindah-pindah tempat tinggal, perceraian, bullying dan
sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan
terganggunya hubungan sosial anak dengan lingkungan.
3) Kurang bermasyarakat
sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar
belakang di mana dia diabaikan oleh orang tuanya atau
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan
diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat
mengalami hubungan sosial yang normal dengan
lingkungannya.
4) Perasaan rendah diri
Mungkin perasaan malu yang timbul pada anak berawal dari
perasaan rendah diri karena kekurangan yang dimilikinya
kemudian hal tersebut membuatnya malu. Misalnya jika
seorang anak memiliki tubuh gemuk, dia menutupi
kekurangannya tersebut dengan menyendiri agar tidak
mendapatkan olokan dari temannya.
5) Pandangan orang lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang
lain yang telah masuk ke dalam dirinya sejak kecil.
Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa dia
pemalu hingga akhirnya dia menjadi anak yang benar-benar
pemalu.
c. Cara menghilangkan sifat pemalu
1) Melatih diri untuk tersenyum
Tersenyum dianggap sebagai salah satu cara menghilangkan
sifat pemalu. Dalam studi yang termuat dalam situs
American Psychological Association, tersenyum dapat
membuat anak mengatasi rasa malu dan kecemasan sosial
dalam situasi yang menakutkan.
2) Berbicara dengan teman
inisiatif untuk memulai pembicaraan dan mengekspresikan
diri kepada teman dapat membantu mengatsi rasa malu dan
kecemasan sosial. Dengan begitu maka akan bisa merasa
lebih nyaman dan terbiasa untuk memulai percakapan
dengan orang lain.
3) Cari tahu sumber perasaan malu yang dirasakan
ketika sudah mengetahui akar dari rasa malu yang ada
dalam diri, maka akan lebih mudah mencari solusinya.
Misalnya, terdapat momen traumatis yang membuat menjadi
pemalu, maka cobalah untuk melupakan momen tersebut
dan pelajari kesalahan apa yang telah dilakukan pada
momen tersebut.
4) Mengidentifikasi pemicu rasa malu yang dirasakan
ketika sudah mengetahui apa pemicu rasa malu, maka dapat
melatih diri untuk menghadapi situasi serupa.
5) Mengeksplor bakat dan kelebihan diri
dengan mengeksplor bakat dan kelebihan diri diharapkan
agar orang yang pemalu memiliki percaya diri yang besar
sehingga membuatnya menjadi lebih berani.
6) Melatih kemampuan bersosialisasi
untuk mengatasinya, orang tua perlu lebih rajin lagi dalam
berkomunikasi dengan anak. Jika memang anak belum siap
untuk mempraktikkan kemampuan sosial nya di tengah
masyarakat, ajaklah berlatih di dalam rumah. Jadikan orang
tua sebagai lawan bicaranya. Jika sudah merasa nyaman dan
siap, barulah boleh mengujinya di tengah masyarakat.

4. Penakut
a. Pengertian
rasa takut merupakan hal yang wajar, mulai dari takut
mengalami kehilangan seseorang atau sekedar menonton film
horror. Ketakutan adalah bagian dari naluri alami manusia untuk
bertahan hidiup, tapi jika berlebihan bisa juga berdampak negatif.
Rasa takut bukan berarti lemah, rasa takut membantu menyadari
adanya bahaya sehingga muncul keinginan untuk menjauh untuk
melindungi diri dari bahaya tersebut.
b. Penyebab rasa takut
Rasa takut dapat terjadi dalam dua tahap yaitu reaksi
biokimia dan respon emosional. Saat kita merasa takut, tubuh
akan secara otomatis melepaskan hormon stres adrenalin dalam
jumlah banyak. Ini adalah reaksi biokimia, yang kemudian
menyebabkan beberapa reaksi fisik seperti berkeringat deras dan
jantung berdebar kencang.Reaksi biokimia tersebut terjadi di
segala situasi yang memicu rasa takut. Mulai dari dari hal yang
nyata, misalnya rasa takut atau cemas menghadapi operasi besar,
hingga yang dipicu oleh kondisi emosional, misalnya takut
berbicara depan publik atau demam panggung. Pada akhirnya,
rasa takut ini akan memicu respons emosional, seperti rasa
cemas atau keinginan untuk menghindar.Di sisi lain, ketakutan
yang dipicu oleh kondisi emosional cenderung lebih bersifat
subjektif dan tidak selalu realistis. Sebagai contoh, takut untuk
bersosialisasi dengan orang banyak seperti yang ditunjukkan
pada orang-orang yang memiliki fobia sosial.
Hal ini dapat disebabkan oleh kecemasan berlebihan akan
suatu hal atau kondisi tertentu sehingga muncul keinginan untuk
menghindar bagaimanapun caranya. Kondisi emosional ini juga
dapat memicu reaksi biokimia tubuh yang sama sekaligus
menyebabkan gangguan kecemasan yang dapat bertahan dalam
waktu yang lama.
c. Cara mengatasinya
1) Hadapi rasa takut
Sebenarnya, salah satu cara menghilangkan rasa takut yang
paling sederhana adalah dengan menghadapi rasa takut itu
sendiri. Mungkin hal ini terdengar sangat sulit dilakukan,
tapi bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya,
kan?Terus-menerus menghindari hal yang membuat Anda
merasa takut justru akan menghambat berbagai hal yang
harus atau ingin dilakukan. Bisa jadi, sebelum mulai
mencoba melakukan sesuatu, Anda sudah mundur terlebih
dahulu karena dihantui oleh rasa takut.
2) Tenangkan diri
Saat merasa takut, Anda mungkin akan merasakan berbagai
gejala fisik yang menimbulkan rasa tak nyaman. Padahal,
gejala-gejala tersebut justru membuat suasana dan kondisi
menjadi semakin parah. Oleh sebab itu, untuk bisa
menaklukkan rasa takut, Anda harus dalam kondisi yang
santai dan bebas dari stres.
Cara untuk menghilangkan rasa takut adalah menenangkan
diri secara fisik dan mental terlebih dahulu. Hal ini dapat
dilakukan dengan menarik napas dalam, minum air putih,
atau mencoba mengalihkan diri dari rasa takut tersebut
dengan berjalan kaki sejenak sambil mendengarkan musik
ceria.
3) Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut Anda
Menurut Mental Health Foundation, salah satu cara
mengatasi atau menghilangkan rasa takut yang berlebihan
adalah mengenali terlebih dulu pemicunya. Jika
memungkinkan, cobalah untuk menulis jurnal setiap kali
Anda merasa takut berlebihan.Dari catatan jurnal tersebut,
Anda akan bisa memahami apa yang sedang terjadi
sebenarnya dan kapan saja rasa takut tersebut muncul. Anda
juga boleh menuliskan target-target sederhana untuk
membantu menghadapi rasa takut ini jika muncul lagi di
kemudian hari
4) Berpikir lebih positifSaat memiliki rasa takut yang
berlebihan, cenderung membuat Anda lebih pesimis jika
dihadapkan oleh berbagai hal. Ada saja pikiran negatif yang
menghantui, bahkan sebelum Anda memberikan
kesempatan diri untuk mencoba hal tersebut.Pikiran-pikiran
negatif yang berlebihan juga dapat menghambat diri Anda
untuk bisa berkembang karena dari pikiran-pikiran
tersebutlah rasa takut terbentuk. Oleh sebab itu, mulailah
memenuhi pikiran Anda dengan hal-hal yang positif.
Meyakini semua akan baik-baik saja dan mengubah
kecemasan menjadi hal positif ketika Anda melewati hal
yang ditakutkan adalah cara yang bisa dicoba untuk
menghilangkan rasa takut. Hal ini dapat membuat Anda
lebih kebal terhadap tekanan yang muncul ketika sedang
ketakutan.
5) Bayangkan hal terburuk yang dapat terjadi
Cobalah untuk memikirkan kemungkinan paling buruk yang
mungkin terjadi. Sebagai contoh, kemungkinan terburuk
yang bisa terjadi jika melakukan hal yang Anda takuti
tersebut, misalnya, mengalami serangan panik atau serangan
jantung.
Kemudian, posisikan Anda mengalami serangan jantung.
Jika hal tersebut terasa sangat tidak mungkin terjadi,
mungkin hal tersebut hanya muncul dalam pikiran Anda
saja. Tak hanya itu, saat memperkirakan hal terburuk yang
mungkin terjadi, Anda akan lebih siap menghadapi
penyebab rasa takut tersebut.
6) Terima kenyataan
Menerima kenyataaan akan jauh lebih mudah membuat
Anda merasa tenang dan lebih siap menghadapi ketakutan.
Oleh karena itu penting untuk mengingat kejadian buruk
terjadi secara wajar dan mengetahui tidak semua hal di
dunia ini dapat Anda kendalikan.
7) Hindari melampiaskannya pada alkohol, obat-obatan, atau
rokok
Cobalah untuk selalu meminimalkan penggunaan rokok,
alkohol dan obat-obatan terlarang, jika Anda merasa perlu
menjauhkan diri dari kecemasan.Sebagai gantinya cobalah
cara yang lebih sehat seperti mencukupkan waktu istirahat
dan tidur malam untuk mengurangi rasa tertekan saat ingin
menghilangkan rasa takut.

E. Data Pribadi
Nama : RM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 03, Januari 2007
Hobby : Steam Motor
Agama : Islam
Tinggi Badan :-
Berat Badan :-

F. Data Penunjang
Kartu Pelajar √
Surat Keterangan Dokter √
Kartu Keluarga √

G. Diagnosis
1. R merupakan penyandang tuna grahita rendah
2. R mudah tersinggung
3. R siswa yang pemalu
4. R siswa yang penakut

H. Prognosis
1. Tuna grahita
a. Sekarang : R penyandang tuna grahita rendah
b. Yang akan datang : R penyandang tuna grahita parah
2. Mudah tersinggung
a. Sekarang : R mudah tesinggung
b. Yang akan datang : R menjadi pemarah
3. Pemalu
a. Sekarang : R pemalu
b. Yang akan datang : R jadi sulit bergaul
4. Penakut
a. Sekarang : R penakut
b. Yang akan datang : R menjadi tidak berani dalam banyak hal

I. Treatment
1. Tuna grahita
a) Pendekatan Behavioral
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan
pada dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-
tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
yang maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey,
konseling behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku
manusia yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh
lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh
karena proses latihan.
b) Pendekatan Psikoanalisis
corey (2009) mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan
teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neoritis.
Menurut Willis (2009) pengertian psikoanalisis meliputi tiga
aspek penting, yaitu:
1) Sebagai metode penelitian proses-proses psikis
2) Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
3) Sebagai teori kepribadian
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian
tediri dari tiga sistem id, ego dan super ego. Id adalahh sistem
kepribadian yang orisinil. Kepribadian setiap orang hanya terdiri
dari id ketika dilairkan. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut,
dan mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh
satu kepentingan; memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah tempat bersemayam
intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan
impuls-impuls buta dari id. Super ego adalah kode moral
individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan
baik atau buruk, benar atau salah.
c) Pendekatan Realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik konseling
yang berorientasi pada tingkah laku sekarang dan konseling
realitas merupakan suatu proses yang rasional. Klien diarahkan
untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu proses
yang rasional. Dalam proses tersebut konselor harus
menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian serta
yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa
mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
1) Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola
tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
2) Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
3) Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
4) Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.
5) Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan
identitas diri yang sukses Hal tersebut menunjukkan pada
penentuan diri seseorang, yang mencakup keunikan,
keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
6) Manusia selalu menilai tingkah lakunya. Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right)
1) Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku
dan pemenuhan kebutuhan dirinya.
2) Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah
bagian dari realitas. Di mana realitas merupakan suatu
fenomena yang dapat diamati, fakta yang tersusun dalam
kenyataan.
3) Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan
keputusan nilai yang dibuatnya tentang baik buruk dan
benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep utama
konseling realitas adalah manusia merupakan makhluk rasional,
memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk mengubah
identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu menilai
tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung jawab, realitas
dan kebenaran dalam memenuhi kebutuhannya.
d) Untuk apanya klien
Untuk meningkatkan kemandirian, intelektual serta kognitif dari
klien
e) Caranya
Untuk mengatasi seseorang dengan tunagrahita dibutuhkan
pengetahuan yang mempuni tentang kondisi keterbatasan
intelektual tersebut. Orangtua juga bisa meminta bantuan dari
tim professional untuk merencanakan pendidikan anak
tunagrahita sesuai dengan kebutuhan individunya.
Mempelajari hal tentang tunagrahita, mendorong
kemandirian anak, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan,
menyekolahkan anak sesuai kebutuhan khususnya, dan
berdiskusi sesama orangtua dengan anak tunagrahita adalah
sesuatu yang diperlukan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
anak tunagrahita dapat tumbuh dengan mandiri dan menjalani
kehidupan sosial.
f) Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Layanan Konseling Individual
Konselor mengarahkan klien untuk menjadi pribadi yang
lebih mandiri
2) Layanan Informasi
Konselor memberikan informasi mengenai cara
meningkatkan kemandirian dan cara mengatasi tunagrahita

2. Mudah tersinggung
a. Pendekatan behavioral
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan
pada dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-
tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
yang maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey,
konseling behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku
manusia yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh
lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh
karena proses latihan.
b. Konseling realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik konseling
yang berorientasi pada tingkah laku sekarang dan konseling
realitas merupakan suatu proses yang rasional. Klien diarahkan
untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu proses
yang rasional. Dalam proses tersebut konselor harus
menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian serta
yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa
mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
1) Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola
tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
2) Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
3) Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
4) Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.
5) Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan
identitas diri yang sukses Hal tersebut menunjukkan pada
penentuan diri seseorang, yang mencakup keunikan,
keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
6) Manusia selalu menilai tingkah lakunya. Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right)
1) Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku
dan pemenuhan kebutuhan dirinya.
2) Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah
bagian dari realitas. Di mana realitas merupakan suatu
fenomena yang dapat diamati, fakta yang tersusun dalam
kenyataan.
3) Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan
keputusan nilai yang dibuatnya tentang baik buruk dan
benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep utama
konseling realitas adalah manusia merupakan makhluk rasional,
memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk mengubah
identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu menilai
tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung jawab, realitas
dan kebenaran dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Pendekatan rational emotif
Rasional emotif adalah teori yang berusaha memahami
manusia sebagaimana adanya.manusia adalah subjek yang sadar
akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.
Konseling pendekatan ini menekankan pada interaksi berpikir
dan akan sehat, perasaan dan berperilaku. Pada pendekatan ini
dijelaskan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara
berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.
d. Untuk apanya klien
agar klien tidak mudah tersinggung dan menjadi pribadi yang
pengertian
e. Caranya
1) Pahami perasaan diri sendiri
Selalu ingatkan pada diri bahwa Anda memiliki kekuasaan
untuk mengontrol perasaan sehingga Anda tidak mudah
tersinggung.
2) Kenali kritik membangun
Jika seseorang menyampaikan kritik yang dapat membantu
dengan cara yang baik, terimalah hal tersebut dan salurkan
energi Anda untuk mengembangkan diri ketimbang
menghabiskan waktu dengan merasa tersinggung.
3) Perluas pengetahuan budaya
Jika Anda memiliki pengetahuan budaya yang lebih luas,
Anda mungkin akan lebih pengertian dan tidak mudah
tersinggung.
4) Latihan meditasi
Meditasi sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan
mental dengan mengontrol pikiran dan emosi sehingga
Anda tidak mudah tersinggung.
5) Jangan menyinggung orang lain
Jika Anda merasakan sendiri sakitnya mudah tersinggung
oleh orang lain, maka sebaiknya Anda juga tidak berusaha
menyinggung orang lain
f. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Konseling individual
Konselor membantu klien agar menjadi pribadi yang lebih
pengertian
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi mengenai cara agar tidak
mudah tersinggung
3. Pemalu
a. Pendekatan Client Centered
Client Centered Therapy (CCT), mendasarkan diri pada
pandangannya tentang sifat dan hakikat manusia. Pandangannya
terutama tertuju pada penghargaan martabat manusia. Menurut
Rogers:
 Hakikat manusia pada dasarnya baik dan penuh dengan
kepositifan
 Manusia mempunyai kemampuan untuk membimbing,
mengantur dan mengontrol dirinya sendiri.
Setiap individu pada dirinya terkandung motor penggerak, yang
ciri-cirinya:
 terbuka terhadap pengalamannya sendiri
 hidup dengan menempuh jalan dan dalam alam berdasarkan
kenyataan.
 Percaya pada diri sendiri, walaupun individu sedan
bermasalah mengalami gangguan psikis tertentu, dia tetap
memiliki daya penggerak alamiah terus-menerus mendorong.
Hidupnya, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri
(selfactualization). Setiap individu mempunyai kemampuan
untuk beradaptasi dan menyukai diri, serta mempunyai
dorongan yang kuat kearah kedewasaan dan kemerdekaan.
Kemampuan itu akan terwujud, bila konselor menciptakan
suasana psikologis yang mempunyai sifat-sifat:
 Menerima (acceptance) terhadap klien sebagai pribadi yang
berharga.
 Konselor secara terus-menerus barusaha unuk mengerti
perasaan-perasaan klien dan menerimanya sperti yang
dirasakan klien, tanpa ada usaha mendiagnosis atau
mengubah perasaan tersebut.
 Usaha terus-menerusuntuk menunjukan simpati, artinya
konselor bisa mengerti, menghayati dan merasakan sebagai
yang dialami klien.
b. Pendekatan Rational Emotif Behavioral Therapy
Rasional emotif adalah teori yang berusaha memahami
manusia sebagaimana adanya.manusia adalah subjek yang sadar
akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.
Konseling pendekatan ini menekankan pada interaksi berpikir
dan akan sehat, perasaan dan berperilaku. Pada pendekatan ini
dijelaskan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara
berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.
c. Pendekatan Konseling Realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas. Konseling realitas merupakan
suatu bentuk teknik konseling yang berorientasi pada tingkah
laku sekarang dan konseling realitas merupakan suatu proses
yang rasional.
Klien diarahkan untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi
dirinya sendiri. Konseling realitas memandang konseling
sebagai suatu proses yang rasional. Dalam proses tersebut
konselor harus menciptakan suasana yang hangat dan penuh
pengertian serta yang paling penting menumbuhkan pengertian
klien bahwa mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya
sendiri. Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:

a) Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola


tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
b) Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
c) Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
d) Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.
e) Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan
identitas diri yang sukses Hal tersebut menunjukkan pada
penentuan diri seseorang, yang mencakup keunikan,
keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
f) Manusia selalu menilai tingkah lakunya Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya Dalam
memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right) (a) Responsibility
merupakann tanggung jawab atas perilaku dan pemenuhan
kebutuhan dirinya. (b) Reality yakni perilaku yang tampak
saat sekarang adalah bagian dari realitas. Di mana realitas
merupakan suatu fenomena yang dapat diamati, fakta yang
tersusun dalam kenyataan. (c) Right yakni manusia
bertingkah laku sesuai dengan keputusan nilai yang
dibuatnya tentang baik buruk dan benar salah. Dari pendapat
di atas maka dapat disimpulkan konsep utama konseling
realitas adalah manusia merupakan makhluk rasional,
memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk mengubah
identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu
menilai tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung
jawab, realitas dan kebenaran dalam memenuhi
kebutuhannya.

d. Untuk apanya klien


Agar klien lebih berani lagi dan mengurangi sifat pemalunya
e. Caranya
1) Melatih diri untuk tersenyum
Tersenyum dianggap sebagai salah satu cara menghilangkan
sifat pemalu. Dalam studi yang termuat dalam situs
American Psychological Association, tersenyum dapat
membuat anak mengatasi rasa malu dan kecemasan sosial
dalam situasi yang menakutkan.
2) Berbicara dengan teman
inisiatif untuk memulai pembicaraan dan mengekspresikan
diri kepada teman dapat membantu mengatsi rasa malu dan
kecemasan sosial. Dengan begitu maka akan bisa merasa
lebih nyaman dan terbiasa untuk memulai percakapan
dengan orang lain.
3) Cari tahu sumber perasaan malu yang dirasakan
ketika sudah mengetahui akar dari rasa malu yang ada
dalam diri, maka akan lebih mudah mencari solusinya.
Misalnya, terdapat momen traumatis yang membuat menjadi
pemalu, maka cobalah untuk melupakan momen tersebut
dan pelajari kesalahan apa yang telah dilakukan pada
momen tersebut.
4) Mengidentifikasi pemicu rasa malu yang dirasakan
ketika sudah mengetahui apa pemicu rasa malu, maka dapat
melatih diri untuk menghadapi situasi serupa.
5) Mengeksplor bakat dan kelebihan diri
dengan mengeksplor bakat dan kelebihan diri diharapkan
agar orang yang pemalu memiliki percaya diri yang besar
sehingga membuatnya menjadi lebih berani.
6) Melatih kemampuan bersosialisasi
untuk mengatasinya, orang tua perlu lebih rajin lagi dalam
berkomunikasi dengan anak. Jika memang anak belum siap
untuk mempraktikkan kemampuan sosial nya di tengah
masyarakat, ajaklah berlatih di dalam rumah. Jadikan orang
tua sebagai lawan bicaranya. Jika sudah merasa nyaman dan
siap, barulah boleh mengujinya di tengah masyarakat.
f. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Konseling Individual
Konselor memberikan bantuan kepada klien mengenai
permasalahan klien tentang sifatnya yang pemalu
2) Layanan Informasi
Konselor memberikan informasi kepada klien mengenai
sifat pemalu serta cara mengatasi rasa malu
4. Penakut
a. Pendekatan Gestalt
Pendekatan Gestalt adalah terapi humanistik eksistensial
yang berlandaskan premis, bahwa individu harus menemukan
caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggungjawab
pribadi jika individu ingin mencapai kedewasaan asumsi ini
didasarkan pada bahwa manusia dalam kehidupannya selalu
aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-
mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ seperti
hati, jantung, otak dan sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong
kearah keseluruan dan integritasi pemikiran, perasaan dan
tingkah lakunya.
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan
yang tak selaras (unfinished business), yaitu mencakup perasaan-
perasaan yang tidakterungkapkan seperti dendam, kemarahan,
kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan perasaan-perasaan
itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantaso
tertentu. Karnea tidak terungkapkan di dalam kesadaran,
perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di
bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang
menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan
orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak
terungkapkan itu.
b. Pendekatan Konseling Realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik
konseling yang berorientasi pada tingkah laku sekarang dan
konseling realitas merupakan suatu proses yang rasional. Klien
diarahkan untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya
sendiri. Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu
proses yang rasional. Dalam proses tersebut konselor harus
menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian serta
yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa
mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
 Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola
tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
 Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
 Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
 Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.5. Manusia mempunyai motivasi dasar untuk
mendapatkan identitas diri yang sukses Hal tersebut
menunjukkan pada penentuan diri seseorang, yang
mencakup keunikan, keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
 Manusia selalu menilai tingkah lakunya. Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right)
 Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku
dan pemenuhan kebutuhan dirinya.
 Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah
bagian dari realitas. Di mana realitas merupakan suatu
fenomena yang dapat diamati, fakta yang tersusun dalam
kenyataan.
 Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan
keputusan nilai yang dibuatnya tentang baik buruk dan
benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep utama
konseling realitas adalah manusia merupakan makhluk rasional,
memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk mengubah
identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu menilai
tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung jawab, realitas
dan kebenaran dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy
Rasional emotif adalah teori yang berusaha memahami
manusia sebagaimana adanya.manusia adalah subjek yang sadar
akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.
Konseling pendekatan ini menekankan pada interaksi berpikir
dan akan sehat, perasaan dan berperilaku. Pada pendekatan ini
dijelaskan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara
berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.
d. Untuk apanya klien
Agar klien menjadi pribadi yang lebih pemberani
e. Caranya
1) Hadapi rasa takut
Sebenarnya, salah satu cara menghilangkan rasa takut yang
paling sederhana adalah dengan menghadapi rasa takut itu
sendiri. Mungkin hal ini terdengar sangat sulit dilakukan,
tapi bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya,
kan?Terus-menerus menghindari hal yang membuat Anda
merasa takut justru akan menghambat berbagai hal yang
harus atau ingin dilakukan. Bisa jadi, sebelum mulai
mencoba melakukan sesuatu, Anda sudah mundur terlebih
dahulu karena dihantui oleh rasa takut.
2) Tenangkan diri
Saat merasa takut, Anda mungkin akan merasakan berbagai
gejala fisik yang menimbulkan rasa tak nyaman. Padahal,
gejala-gejala tersebut justru membuat suasana dan kondisi
menjadi semakin parah. Oleh sebab itu, untuk bisa
menaklukkan rasa takut, Anda harus dalam kondisi yang
santai dan bebas dari stres.
Cara untuk menghilangkan rasa takut adalah menenangkan
diri secara fisik dan mental terlebih dahulu. Hal ini dapat
dilakukan dengan menarik napas dalam, minum air putih,
atau mencoba mengalihkan diri dari rasa takut tersebut
dengan berjalan kaki sejenak sambil mendengarkan musik
ceria.
3) Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut Anda
Menurut Mental Health Foundation, salah satu cara
mengatasi atau menghilangkan rasa takut yang berlebihan
adalah mengenali terlebih dulu pemicunya. Jika
memungkinkan, cobalah untuk menulis jurnal setiap kali
Anda merasa takut berlebihan.Dari catatan jurnal tersebut,
Anda akan bisa memahami apa yang sedang terjadi
sebenarnya dan kapan saja rasa takut tersebut muncul. Anda
juga boleh menuliskan target-target sederhana untuk
membantu menghadapi rasa takut ini jika muncul lagi di
kemudian hari
4) Berpikir lebih positif
Saat memiliki rasa takut yang berlebihan, cenderung
membuat Anda lebih pesimis jika dihadapkan oleh berbagai
hal. Ada saja pikiran negatif yang menghantui, bahkan
sebelum Anda memberikan kesempatan diri untuk mencoba
hal tersebut.Pikiran-pikiran negatif yang berlebihan juga
dapat menghambat diri Anda untuk bisa berkembang karena
dari pikiran-pikiran tersebutlah rasa takut terbentuk. Oleh
sebab itu, mulailah memenuhi pikiran Anda dengan hal-hal
yang positif.
Meyakini semua akan baik-baik saja dan mengubah
kecemasan menjadi hal positif ketika Anda melewati hal
yang ditakutkan adalah cara yang bisa dicoba untuk
menghilangkan rasa takut. Hal ini dapat membuat Anda
lebih kebal terhadap tekanan yang muncul ketika sedang
ketakutan.
5) Bayangkan hal terburuk yang dapat terjadi
Cobalah untuk memikirkan kemungkinan paling buruk yang
mungkin terjadi. Sebagai contoh, kemungkinan terburuk
yang bisa terjadi jika melakukan hal yang Anda takuti
tersebut, misalnya, mengalami serangan panik atau serangan
jantung.
Kemudian, posisikan Anda mengalami serangan jantung.
Jika hal tersebut terasa sangat tidak mungkin terjadi,
mungkin hal tersebut hanya muncul dalam pikiran Anda
saja. Tak hanya itu, saat memperkirakan hal terburuk yang
mungkin terjadi, Anda akan lebih siap menghadapi
penyebab rasa takut tersebut.
6) Terima kenyataan
Menerima kenyataaan akan jauh lebih mudah membuat
Anda merasa tenang dan lebih siap menghadapi ketakutan.
Oleh karena itu penting untuk mengingat kejadian buruk
terjadi secara wajar dan mengetahui tidak semua hal di
dunia ini dapat Anda kendalikan.
7) Hindari melampiaskannya pada alkohol, obat-obatan, atau
rokok
Cobalah untuk selalu meminimalkan penggunaan rokok,
alkohol dan obat-obatan terlarang, jika Anda merasa perlu
menjauhkan diri dari kecemasan.Sebagai gantinya cobalah
cara yang lebih sehat seperti mencukupkan waktu istirahat
dan tidur malam untuk mengurangi rasa tertekan saat ingin
menghilangkan rasa takut.
f. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Layanan Konseling Individual
Konselor membantu klien dalam mengentaskan
permasalahan klien mengenai sifatnya yang penakut
2) Layanan Informasi
Konselor memberikan informasi kepada klien mengenai
bagaimana menghilangkan ketakutan
3) Layanan Penguasaan Konten
Konselor memberikan keterampilan atau konten kepada
klien mengenai cara mengatasi rasa takut

J. Rencan Pelaksanaan Konseling

No Pertemuan Waktu Pendekatan dan Layanan Kegiatan

1. I 4 x 45 Tuna grahita Cara:


1. Pendekatan 1. Untuk mengatasi
menit
Pendekatan behavioral adalah seseorang dengan
pendekatan yang menekankan tunagrahita
pada dimensi pada kognitif dibutuhkan
individu dan menawarkan pengetahuan yang
berbagai metode yang mumpunin
berorientasi pada tindakan tentang kondisi
(action-oriented) untuk keterbatasan
membantu mengambil intelektual
langkah yang jelas dalam (konselor
mengubah tingkah laku. memperikan
Pendekatan behavioral pengetahuan
berfokus pada pengubahan mengenai
tingkah laku dengan tunagrahita
menekankan pada pemberian kepada klien
penghargaan bagi konseli dengan cara yang
ketika melakukan suatu mudah dipahami)
kegiatan yang baik dan 2. meminta bantuan
memberi konsekuensi untuk dari tim
mencegah konseli agar tidak professional
melakukan kegiatan yang untuk
buruk. merencanakan
pendidikan anak
corey (2009) mengatakan tunagrahita sesuai
bahwa psikoanalisis dengan kebutuhan
merupakan teori pertama 3. Mempelajari hal
yang muncul dalam psikologi tentang
khususnya yang berhubungan tunagrahita
dengan gangguan kepribadian 4. mendorong
dan perilaku neoritis. Menurut kemandirian
pandangan psikoanalitik, (konselor
struktur kepribadian tediri meminta klien
dari tiga sistem id, ego dan untuk mampu
super ego. Id adalahh sistem melakukan
kepribadian yang orisinil. Ego kegiatan sendiri,
adalah tempat bersemayam dimulai dari
intelegensi dan rasionalitas kegiatan sedehana
yang mengawasi dan seperti memakai
mengendalikan impuls-impuls baju, memakai
buta dari id. Super ego adalah sepatu sendiri)
kode moral individu yang Melibatkan diri dalam
urusan utamanya adalah berbagai kegiatan
apakah suatu tindakan baik (konselor meminta
atau buruk, benar atau salah. klien untuk mengikuti
berbagai macam
Konseling realitas merupakan kegiatan, baik itu di
suatu bentuk teknik konseling rumah maupun
yang berorientasi pada disekolah. Dirumah
tingkah laku sekarang dan misalnya membantu
konseling realitas merupakan orang tua, menanam
suatu proses yang rasional. bunga dll. Disekolah
Klien diarahkan untuk misalnya ikut
menumbuhkan tanggung ekstrakulikuler yang
jawab bagi dirinya sendiri. diminati).
Konseling realitas
memandang konseling
sebagai suatu proses yang
rasional.

2. Untuk apanya
Untuk meningkatkan
kemandirian, intelektual serta
kognitif dari klien
3. Layana BK
 Layanan Konseling
Individual (Konselor
mengarahkan klien
untuk menjadi pribadi
yang lebih mandiri)
Layanan Informasi (Konselor
memberikan informasi
mengenai cara meningkatkan
kemandirian dan cara
mengatasi tunagrahita)
II 4 x 45 Mudah tersinggung Cara:
1. Pendekatan 1. Pahami perasaan
menit
Pendekatan behavioral adalah diri sendiri
pendekatan yang menekankan 2. Kenali kritik
pada dimensi pada kognitif membangun (Jika
individu dan menawarkan seseorang
berbagai metode yang menyampaikan
berorientasi pada tindakan kritik yang dapat
(action-oriented) untuk membantu dengan
membantu mengambil cara yang baik,
langkah yang jelas dalam terimalah hal
mengubah tingkah laku. tersebut dan
salurkan energi
Konseling realitas merupakan Anda untuk
suatu bentuk teknik konseling mengembangkan
yang berorientasi pada diri ketimbang
tingkah laku sekarang dan menghabiskan
konseling realitas merupakan waktu dengan
suatu proses yang rasional. merasa
Klien diarahkan untuk tersinggung.)
menumbuhkan tanggung 3. Perluas
jawab bagi dirinya sendiri. pengetahuan
Konseling realitas budaya
memandang konseling 4. Latihan meditasi
sebagai suatu proses yang (Meditasi sangat
rasional. berguna untuk
Konseling pendekatan meningkatkan
rasional emotif menekankan kesehatan mental
pada interaksi berpikir dan dengan
akan sehat, perasaan dan mengontrol
berperilaku. Pada pendekatan pikiran dan
ini dijelaskan bahwa suatu emosi)
perubahan yang mendalam 5. Jangan
terhadap cara berpikir dapat menyinggung
menghasilkan perubahan yang orang lain
berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.

2. Untuk apanya klien


agar klien tidak mudah
tersinggung dan menjadi
pribadi yang pengertian

3. Layanan BK
 Konseling individual
(Konselor membantu
klien agar menjadi
pribadi yang lebih
pengertian)
Layanan informasi (Konselor
memberikan informasi
mengenai cara agar tidak
mudah tersinggung)
Pemalu Caranya:
1. Pendekatan 1. Melatih diri untuk
Client Centered Therapy tersenyum
(CCT), mendasarkan diri pada Tersenyum
pandangannya tentang sifat dianggap sebagai
dan hakikat manusia. salah satu cara
Pandangannya terutama menghilangkan
tertuju pada penghargaan sifat pemalu.
martabat manusia 2. Berbicara dengan
teman.
Konseling pendekatan inisiatif untuk
rasional emotif menekankan memulai
pada interaksi berpikir dan pembicaraan dan
akan sehat, perasaan dan mengekspresikan
berperilaku. Pada pendekatan diri kepada teman
ini dijelaskan bahwa suatu dapat membantu
perubahan yang mendalam mengatsi rasa
terhadap cara berpikir dapat malu dan
menghasilkan perubahan yang kecemasan sosial
berarti dalam cara 3. Cari tahu sumber
berperasaan dan berperilaku. perasaan malu
yang dirasakan
Konseling realitas merupakan 4. Mengidentifikasi
suatu bentuk teknik konseling pemicu rasa malu
yang berorientasi pada 5. Mengeksplor
tingkah laku sekarang dan bakat dan
konseling realitas merupakan kelebihan diri.
suatu proses yang rasional. Dengan begitu
Klien diarahkan untuk diharapkan akan
menumbuhkan tanggung meningkatkan
jawab bagi dirinya sendiri. kepercayaan diri
Konseling realitas siswa
memandang konseling
sebagai suatu proses yang
rasional.

2. Untuk apanya klien


Agar klien lebih berani lagi
dan mengurangi sifat
pemalunya

3. Layanan BK
 Konseling Individual
Konselor memberikan
bantuan kepada klien
mengenai permasalahan
klien tentang sifatnya
yang pemalu
 Layanan Informasi
Konselor memberikan
informasi kepada klien
mengenai sifat pemalu
serta cara mengatasi rasa
malu

Penakut Caranya:
1. Pendekatan 1. Hadapi rasa takut
Pendekatan Gestalt adalah 2. Tenangkan diri
terapi humanistik eksistensial 3. Kenali pemicu
yang berlandaskan premis, kecemasan dan
bahwa individu harus rasa takut
menemukan caranya sendiri 4. Berpikir lebih
dalam hidup dan menerima positif
tanggungjawab pribadi jika 5. Bayangkan hal
individu ingin mencapai terburuk yang
kedewasaan asumsi ini dapat terjadi
didasarkan pada bahwa 6. Terima kenyataan
manusia dalam kehidupannya Menerima
selalu aktif sebagai suatu kenyataaan akan
keseluruhan. jauh lebih mudah
membuat Anda
Konseling realitas merupakan
merasa tenang
suatu bentuk teknik konseling
dan lebih siap
yang berorientasi pada
menghadapi
tingkah laku sekarang dan
ketakutan
konseling realitas merupakan
7. Hindari
suatu proses yang rasional.
melampiaskannya
Klien diarahkan untuk
pada alkohol,
menumbuhkan tanggung
obat-obatan, atau
jawab bagi dirinya sendiri.
rokok.
Konseling realitas
memandang konseling
sebagai suatu proses yang
rasional.
Konseling pendekatan
rasional emotif menekankan
pada interaksi berpikir dan
akan sehat, perasaan dan
berperilaku. Pada pendekatan
ini dijelaskan bahwa suatu
perubahan yang mendalam
terhadap cara berpikir dapat
menghasilkan perubahan yang
berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.

2. Untuk apanya klien


Agar klien menjadi pribadi
yang lebih pemberani

3. Layanan BK
 Layanan Konseling
Individual
Konselor membantu
klien dalam
mengentaskan
permasalahan klien
mengenai sifatnya yang
penakut
 Layanan Informasi
Konselor memberikan
informasi kepada klien
mengenai bagaimana
menghilangkan
ketakutan
 Layanan Penguasaan
Konten
Konselor memberikan
keterampilan atau
konten kepada klien
mengenai cara
mengatasi rasa takut

III. Cara Penanganan Konseling Sesuai SKBK Siswa D


A. Latar Belakang Masalah
D merupakan siswa di SLBN 12 Jakarta. D menyandang tuna grahita
rendah. D kurang bisa mengontrol emosinya, terkadang dia marah,
menangis dan lainnya. Penyebab emosinya sulit terkontrol adalah karna
dia mudah tersinggung. Ketika dia merasa tersinggung D akan marah,
menangis atau mengekspresikan perasaannya pada suatu hal.

B. Identifikasi Masalah
1. Tuna grahita
2. Mudah marah
3. Mudah tersinggung

C. Analisis Kebutuhan Klien


1. Tuna grahita
 D membutuhkan pembelajaran khusus
2. Mudah marah
 D membutuhkan cara untuk mengontrol emosi
3. Mudah tersinggung
 D membutuhkan teman yang mampu mengerti dirinya
 D membutuhkan cara agar tidak mudah tersinggung

D. Teori Masalah
1. Tuna grahita
a. Pengertian
Tunagrahita adalah sebutan bagi orang-orang dengan
kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di bawah rata-
rata dibandingkan orang pada umumnya. Kondisi ini biasanya
terdeteksi sejak masa kanak-kanak, tetapi bisa pula muncul
ketika dewasa.
Anak dengan tunagrahita dapat dikenali dari proses berpikir
dan belajar yang lebih lambat dibandingkan anak-anak lain
seusianya. Tak hanya itu, seorang anak tunagrahita juga kurang
cakap dalam mempraktikkan keterampilan saat menjalani
kegiatan sehari-hari secara normal. Kata tunagrahita sendiri
merupakan istilah lain dari sebutan disabilitas intelektual.
Penyebab kondisi ini umumnya dikaitkan dengan masalah
selama kehamilan maupun setelah anak dilahirkan.
b. Penyebab tuna grahita
Pada dasarnya, anak tunagrahita memiliki keterbatasan
dalam dua hal utama. Pertama, keterbatasan fungsi intelektual
atau IQ, yaitu kemampuan untuk belajar, membuat keputusan,
dan memecahkan masalah. Kedua adalah keterbatasan pada
kemampuan beradaptasi, seperti sulit berkomunikasi secara
efektif, menjaga diri, dan berinteraksi.
Penyebab utama dari kondisi tunagrahita masih belum
diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi di bawah ini
diduga mampu meningkatkan risiko terjadinya disabilitas
intelektual:
1) Infeksi otak yang terjadi setelah bayi lahir
2) Bayi lahir prematur
3) Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses
persalinan
4) Ibu terkena infeksi ketika hamil, misalnya rubellaIbu hamil
atau janin terpapar racun, seperti timbal atau radiasi nuklir
5) Anak mengalami malnutrisi berat
6) Cedera pada otak karena kecelakaan atau terjatuh
7) Riwayat anggota keluarga dengan kondisi tunagrahita
8) Ibu mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang,
atau obat-obatan tertentu saat hamil
c. Tanda-tanda tuna grahita
Tanda-tanda anak tunagrahita dapat dikenali sejak masa
kanak-kanak. Biasanya, anak dengan disabilitas intelektual akan
menunjukkan proses pertumbuhan atau perkembangan yang
terhambat. Ada beberapa tanda yang paling sering muncul pada
anak tunagrahita, yaitu:
1) Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling
2) Sulit mengingat
3) Lambat menguasai kemampuan dasar, seperti makan sendiri,
berpakaian, atau buang air di toilet
4) Gangguan perilaku, seperti sering marah-marah tidak
terkendali
5) Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan
konsekuensi dari tindakan tersebut
6) Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan
d. Cara mengatasi
Jika mendapatkan anak dengan ciri-ciri tunagrahita, maka
dapat dilakukan diagnosis. Diagnosis tersebut biasanya berupa
wawancara dengan orangtua, observasi terhadap anak, dan
pengujian kecerdasan kognitif serta perilaku adaptif serta sosial
pada anak. Untuk mengatasi seseorang dengan tunagrahita
dibutuhkan pengetahuan yang mempuni tentang kondisi
keterbatasan intelektual tersebut. Orangtua juga bisa meminta
bantuan dari tim professional untuk merencanakan pendidikan
anak tunagrahita sesuai dengan kebutuhan individunya.
Memelajari hal tentang tunagrahita, mendorong
kemandirian anak, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan,
menyekolahkan anak sesuai kebutuhan khususnya, dan
berdiskusi sesama orangtua dengan anak tunagrahita adalah
sesuatu yang diperlukan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
anak tunagrahita dapat tumbuh dengan mandiri dan menjalani
kehidupan sosial.

2. Mudah marah
a. Pengertian
Marah adalah hal yang manusiawi. Marah bisa saja terpicu
oleh hal-hal tertentu. Ketika Anda marah terhadap suatu hal
karena alasan tertentu, itu masih bisa dikatakan wajar. Yang
tidak wajar adalah ketika Anda tidak bisa menahan amarah,
sehingga emosi tersebut menjadi tidak terkontrol. Lagi pula,
setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melampiaskan
emosi. Ada yang melakukan tindakan di luar kendali dan ada
yang hanya diam saja. Marah adalah emosi yang dirasakan
ketika sesuatu atau seseorang melakukan sesuatu yang tidak
sesuai keinginan Anda. Marah bisa dirasakan siapa saja dan
merupakan reaksi normal seseorang terhadap suatu kejadian.
Namun, jika emosi ini tidak dikendalikan, ini bisa menjadi
masalah antara Anda dengan orang-orang di sekitar Anda. Selain
itu emosi satu ini juga bisa berakibat buruk untuk kesehatan
Anda.
Secara ilmiah, marah bisa mengakibatkan beberapa
perubahan terhadap tubuh langsung ketika terjadi. Perubahan
yang terjadi adalah meningkatkan beberapa aspek dalam
tubuh.Aspek tersebut antara lain konsumsi energi, tekanan darah,
hormon adrenalin dan noradrenalin, suhu tubuh, dan ketegangan
otot.
b. Tipe-tipe marah
Tipe pertama adalah pasif-agresif. Pada tipe ini, orang akan
berusaha menahan amarahnya dengan menghindarinya. Namun
yang terjadi justru ia mengekspresikan emosinya dengan cara
yang tidak sehat dan merusak terhadap hal lain.
Tipe kedua adalah agresif terbuka. Orang jenis ini akan
meluapkan emosinya langsung melalui tindakan fisik maupun
verbal. Kemarahan tipe ini bisa dikenali dengan teriakan atau
memukul benda atau orang.
Tipe ketiga adalah tipe asertif. Tipe ini adalah tipe marah yang
paling sehat. Tipe ini akan tetap menyampaikan kemarahannya
namun terkontrol. Kemarahannya tidak akan mengancam orang
di sekitarnya.
c. Cara mengatasinya
Penting bagi seseorang untuk memahami cara
mengekspresikan marah yang sehat. Bukan hanya untuk orang
lain, tapi justru paling penting untuk mengendalikan marah
untuk kesehatan diri sendiri
1) Pertama, Anda harus mengidentifikasi penyebabnya.
Dengan mengetahuinya, Anda akan bisa menentukan
langkah apa yang harus Anda lakukan
2) Kedua, meditasi. Meditasi terbukti mampu memberikan
manfaat bagi manusia, terutama perihal emosi. Cara
meditasi sederhana yang bisa dilakukan ketika marah adalah
teknik pernapasan. Ambil napas panjang beberapa kali
sebelum Anda mengekspresikan kemarahan Anda. Ini akan
membuat Anda lebih tenang dan bisa berpikir jernih
3) Cara ketiga adalah rutin berolahraga. Selain bermanfaat
untuk kesehatan tubuh Anda, berolahraga juga baik untuk
kesehatan mental Anda. Ketika merasa marah, Anda bisa
melakukan olahraga ringan seperti berlari, berjalan kaki,
atau olahraga di tempat seperti push up dan sit up.Terakhir
adalah tetap meluapkan amarah Anda. Pilihlah cara yang
sehat dan tidak merugikan siapapun. Menahan amarah bisa
menjadi seperti bom waktu yang suatu saat bisa meledak
ketika sudah memuncak

3. Mudah tersinggung
a. Pengertian
Mudah tersinggung dapat dikatakan juga mudah sakit hati.
Merasa tersinggung karena ucapan dan perbuatan kasar orang
lain merupakan hal yang wajar. Namun, seseorang yang
memiliki sifat sangat sensitif dapat membuatnya menjadi mudah
tersinggung. Mereka akan sangat mudah tersinggung oleh hal-
hal kecil yang dianggap biasa oleh orang lain.
b. Penyebab mudah tersinggung
Penyebab seseorang mudah tersinggung dapat disebabkan
oleh kepribadian sangat sensitif yang mereka miliki. Sangat
sensitif di sini dapat didefinisikan sebagai respons fisik, mental,
dan emosional akut terhadap rangsangan internal (dari dalam diri)
atau eksternal (lingkungan dan sosial). Selain itu, penyebab
orang mudah tersinggung atau marah juga bisa disebabkan oleh
gangguan kesehatan mental, seperti:
1) Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang membuat
penderitanya mengalami dua perubahan suasana hati secara
ekstrem, yakni fase mania dan fase depresi. Penderita
gangguan bipolar dapat mengalami siklus perubahan
suasana hati yang cepat, serta cenderung memiliki sifat
mudah tersinggung dan marah.
2) Gangguan kepribadian ambang (BPD)
Gangguan kepribadian ambang dapat memengaruhi suasana
hati, perilaku, dan citra diri penderitanya. Penderita
gangguan kepribadian ini dapat mengalami emosi yang kuat,
citra diri yang buruk, dan perilaku impulsif. Mereka juga
biasanya memiliki hubungan pribadi yang tidak stabil.
Mudah tersinggung juga mungkin merupakan gejala dari
gangguan mental lainnya, seperti gangguan cemas, depresi,
skizofrenia, obsesif-kompulsif, dan sebagainya. Selain itu,
ketidakseimbangan hormon juga bisa berpengaruh terhadap
perasaan ini. Untuk memastikan bahwa sifat mudah
tersinggung disebabkan oleh gangguan kesehatan mental,
Anda perlu menjalani pemeriksaan oleh psikolog atau
psikiater
3) Terbiasa dengan sanjungan, tapi tidak sebaliknya
Bisa jadi, di lingkungan keluarganya dia terbiasa
mendapatkan banyak pujian. Entah karena memang dirinya
nyaris sempurna, atau memang mereka tak membiasakan
diri untuk menegur seseorang ketika mereka melakukan
kesalahan.
4) Selalu berpikiran negatif pada orang lain
selalu berpikiran negatif pada hal kecil dan melebih-
lebihkannya, serta lebih suka menyimpulkan sendiri,
ketimbang memilih berpikiran positif.
5) Merasa iri pada kesuksesan orang lain
Sebenarnya, merasa iri pada keberhasilan orang lain sih
wajar-wajar saja. Asalkan perasaan iri itu membawa
dampak yang positif. Misalnya, memotivasi diri agar bisa
mencapai kesuksesan yang sama. Akan tetapi mungkin, itu
tak terpikirkan olehnya. Pasalnya, menurut dia gak ada
orang lain yang pantas mencapai keberhasilan, selain dia.
Makanya, saat tahu ada teman yang mendapat peringkat tiga
besar di sekolah berturut-turut, menurutnya itu gak adil
baginya. Apalagi saat ada yang tanpa sengaja
membandingkan prestasinya, otomatis dia bakal langsung
merasa tersinggung.
6) Diam-diam mengakui dia punya kekurangan tapi gak rela
orang lain tahu
Dalam hati kecil, sesungguhnya dia mengakui kalau dirinya
tidaklah sempurna dan mempunyai kekurangan. Tetapi,
jangan sampai kekurangan itu terlihat oleh orang lain
apalagi sampai dijadikan bahan pergunjingan. Makanya,
kalau tak sengaja ada teman-temannya yang membahas soal
kekurangan itu, meskipun gak terang-terangan
menyinggungnya, dia pasti akan langsung sakit hati.
7) Ada trauma masa lalu yang belum sembuh betul
Alasan terakhir ini bisa jadi membuat orang yang tahu
merasa bersalah dan memaklumi. Wajar, sebab memang di
masa lalu dia mungkin pernah menjadi korban bullying dan
pada akhirnya berdampak pada psikologisnya sekarang.
Pernah diejek karena suatu hal dan berlangsung lama
membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan
selalu merasa gak sempurna. Apalagi ketika ada satu dua
orang yang menyinggung soal ketidaksempurnaan itu, pasti
hatinya sakit sekali karena harus mengingat trauma masa
lalu,yang masih meninggalkan luka yang belum benar-benar
sembuh
c. Cara mengatasinya
7) Pahami perasaan Anda
Salah satu penyebab utama Anda merasa tersinggung adalah
karena Anda membiarkan berbagai hal mengusik perasaan
Anda. Selalu ingatkan pada diri bahwa Anda memiliki
kekuasaan untuk mengontrol perasaan sehingga Anda tidak
mudah tersinggung.
8) Kenali kritik membangun
Tidak semua kritik bertujuan untuk menyerang dan
menjatuhkan Anda. Jika seseorang menyampaikan kritik
yang dapat membantu dengan cara yang baik, terimalah hal
tersebut dan salurkan energi Anda untuk mengembangkan
diri ketimbang menghabiskan waktu dengan merasa
tersinggung.
9) Perluas pengetahuan budaya
Perbedaan budaya mungkin saja akan menyebabkan
seseorang melakukan kebiasaan yang dianggap
menyinggung Anda tanpa bermaksud demikian. Jika Anda
memiliki pengetahuan budaya yang lebih luas, Anda
mungkin akan lebih pengertian dan tidak mudah tersinggung.
10) Latihan meditasi
Meditasi sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan
mental dengan mengontrol pikiran dan emosi sehingga
Anda tidak mudah tersinggung.
11) Hindari minuman keras
Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat membuat
seseorang menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung.
Sebaiknya Anda menghindari minuman ini jika memiliki
masalah dengan perilaku mudah tersinggung.
12) Jangan menyinggung orang lain
Jika Anda merasakan sendiri sakitnya mudah tersinggung
oleh orang lain, maka sebaiknya

E. Data Pribadi
Nama : DF
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 30, Juli 2006
Hobby : Bersihkan kaca
Agama : Islam
Tinggi Badan :-
Berat Badan :-

F. Data Penunjang
Kartu Pelajar √
Surat Keterangan Dokter √
Kartu Keluarga √

G. Diagnosis
1. D merupakan penyandang tuna grahita rendah
2. D merupakan siswa yang mudah marah
3. D merupakan siswa yang mudah tersinggung

H. Prognosis
1. Tuna grahita
a. Sekarang : D penyandang tuna grahita rendah
b. Yang akan datang : D akan menjadi tuna grahita parah
2. Mudah marah
a. Sekarang : D mudah marah
b. Yang akan datang : D tidak bisa mengontrol emosi
3. Mudah tersinggung
a. Sekarang : D mudah tersinggung
b. Yang akan datang : D sulit bergaul

I. Treatment
1. Tuna grahita
a) Pendekatan Behavioral
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan
pada dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-
tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
yang maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey,
konseling behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku
manusia yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh
lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh
karena proses latihan.
b) Pendekatan Psikoanalisis
corey (2009) mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan
teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neoritis.
Menurut Willis (2009) pengertian psikoanalisis meliputi tiga
aspek penting, yaitu:
1) Sebagai metode penelitian proses-proses psikis
2) Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
3) Sebagai teori kepribadian
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian
tediri dari tiga sistem id, ego dan super ego. Id adalahh sistem
kepribadian yang orisinil. Kepribadian setiap orang hanya terdiri
dari id ketika dilairkan. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut,
dan mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh
satu kepentingan; memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah tempat bersemayam
intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan
impuls-impuls buta dari id. Super ego adalah kode moral
individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan
baik atau buruk, benar atau salah.
c) Pendekatan Realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik konseling
yang berorientasi pada tingkah laku sekarang dan konseling
realitas merupakan suatu proses yang rasional. Klien diarahkan
untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu proses
yang rasional. Dalam proses tersebut konselor harus
menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian serta
yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa
mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
1) Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola
tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
2) Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
3) Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
4) Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.
5) Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan
identitas diri yang sukses Hal tersebut menunjukkan pada
penentuan diri seseorang, yang mencakup keunikan,
keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
6) Manusia selalu menilai tingkah lakunya. Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right)
1) Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku
dan pemenuhan kebutuhan dirinya.
2) Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah
bagian dari realitas. Di mana realitas merupakan suatu
fenomena yang dapat diamati, fakta yang tersusun dalam
kenyataan.
3) Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan
keputusan nilai yang dibuatnya tentang baik buruk dan
benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep
utama konseling realitas adalah manusia merupakan makhluk
rasional, memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk
mengubah identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan,
selalu menilai tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung
jawab, realitas dan kebenaran dalam memenuhi kebutuhannya.
a) Untuk apanya klien
Untuk meningkatkan kemandirian, intelektual serta kognitif dari
klien
b) Caranya
Untuk mengatasi seseorang dengan tunagrahita dibutuhkan
pengetahuan yang mempuni tentang kondisi keterbatasan
intelektual tersebut. Orangtua juga bisa meminta bantuan dari
tim professional untuk merencanakan pendidikan anak
tunagrahita sesuai dengan kebutuhan individunya.
Mempelajari hal tentang tunagrahita, mendorong
kemandirian anak, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan,
menyekolahkan anak sesuai kebutuhan khususnya, dan
berdiskusi sesama orangtua dengan anak tunagrahita adalah
sesuatu yang diperlukan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
anak tunagrahita dapat tumbuh dengan mandiri dan menjalani
kehidupan sosial.
c) Layanan Bimbingan dan Konseling
3) Layanan Konseling Individual
Konselor mengarahkan klien untuk menjadi pribadi yang
lebih mandiri
4) Layanan Informasi
Konselor memberikan informasi mengenai cara
meningkatkan kemandirian dan cara mengatasi tunagrahita

2. Mudah marah
a. Pendekatan behavioral
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan
pada dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-
tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
yang maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey,
konseling behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku
manusia yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh
lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh
karena proses latihan.
b. Pendekatan Gestalt
Pendekatan Gestalt adalah terapi humanistik eksistensial
yang berlandaskan premis, bahwa individu harus menemukan
caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggungjawab
pribadi jika individu ingin mencapai kedewasaan asumsi ini
didasarkan pada bahwa manusia dalam kehidupannya selalu
aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-
mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ seperti
hati, jantung, otak dan sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong
kearah keseluruan dan integritasi pemikiran, perasaan dan
tingkah lakunya.
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan
yang tak selaras (unfinished business), yaitu mencakup perasaan-
perasaan yang tidakterungkapkan seperti dendam, kemarahan,
kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa
diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan perasaan-perasaan
itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantaso
tertentu. Karnea tidak terungkapkan di dalam kesadaran,
perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di
bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang
menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan
orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak
terungkapkan itu.
c. Pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy
Rasional emotif adalah teori yang berusaha memahami
manusia sebagaimana adanya.manusia adalah subjek yang sadar
akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.
Konseling pendekatan ini menekankan pada interaksi berpikir
dan akan sehat, perasaan dan berperilaku. Pada pendekatan ini
dijelaskan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara
berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.
d. Untuk apanya klien
Agar klien mampu menahan atau mengontrol amarahnya
e. Caranya
1) Pertama, Anda harus mengidentifikasi penyebabnya.
Dengan mengetahuinya, Anda akan bisa menentukan
langkah apa yang harus Anda lakukan
2) Kedua, meditasi. Meditasi terbukti mampu memberikan
manfaat bagi manusia, terutama perihal emosi. Cara
meditasi sederhana yang bisa dilakukan ketika marah adalah
teknik pernapasan. Ambil napas panjang beberapa kali
sebelum Anda mengekspresikan kemarahan Anda. Ini akan
membuat Anda lebih tenang dan bisa berpikir jernih
3) Cara ketiga adalah rutin berolahraga. Selain bermanfaat
untuk kesehatan tubuh Anda, berolahraga juga baik untuk
kesehatan mental Anda. Ketika merasa marah, Anda bisa
melakukan olahraga ringan seperti berlari, berjalan kaki,
atau olahraga di tempat seperti push up dan sit up.Terakhir
adalah tetap meluapkan amarah Anda. Pilihlah cara yang
sehat dan tidak merugikan siapapun. Menahan amarah bisa
menjadi seperti bom waktu yang suatu saat bisa meledak
ketika sudah memuncak

f. Layanan Bimbingan dan Konseling


1) Konseling individual
Konselor membantu klien dalam mengentaskan
permasalahannya yaitu mengenai amarah klien
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi kepada klien mengenai
cara mengontrol emosi
3) Layanan Penguasaan Konten
Konselor memberikan keterampilan kepada klien mengenai
cara mengontrol emosi terutama mengontrol amarah

3. Mudah tersinggung
a. Pendekatan behavioral
Pendekatan behavioral adalah pendekatan yang
menekankan pada dimensi pada kognitif individu dan
menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan
(action-oriented) untuk membantu mengambil langkah yang
jelas dalam mengubah tingkah laku. Pendekatan behavioral
berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan menekankan
pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk.
James dan Gilliland (dalam sundari, 2017) mengatakan
pada dasarnya konseling behavioral diarahkan pada tujuan-
tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku
yang maladaptif serta memperkuat atau mempertahankan
tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan menurut Corey,
konseling behavioral adalah teori yang menekankan tingkah laku
manusia yang pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh
lingkungan dan segenap tingkah lakunya itu dipelajari/diperoleh
karena proses latihan.
b. Konseling realitas
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi
realitas karena didasarkan pada asal usul William Glasser yang
merupakan seorang psikiater maka ia memakai nama teori ini
dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda
dalam hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita
maka akan menimbulkan pertanyaan apakah diantara keduanya
merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat dari berbagai
sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik
dari konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan
fungsi konselor maka pembahasanya sama saja hanya saja setiap
orang berbeda-beda dalam pemakaian nama antara konseling
realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik konseling
yang berorientasi pada tingkah laku sekarang dan konseling
realitas merupakan suatu proses yang rasional. Klien diarahkan
untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu proses
yang rasional. Dalam proses tersebut konselor harus
menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian serta
yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa
mereka harus bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut:
1) Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola
tingkah laku individu lebih banyak dipengaruhi oleh pola
pikir individu tersebut
2) Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh
Sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kekuatan,
manusia dipandang mampu mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
3) Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih
memusatkan perhatian pada kebutuhan psikologis dasar
yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna
atau berharga.
4) Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain
Pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan keterlibatan orang
lain. Jika individu mengasingkan diri dalam kehidupan
sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan
terpenuhi.
5) Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan
identitas diri yang sukses Hal tersebut menunjukkan pada
penentuan diri seseorang, yang mencakup keunikan,
keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
6) Manusia selalu menilai tingkah lakunya. Terkait dengan
konsep sebelumnya bahwa manusia pada dasarnya selalu
mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R
(Responsibility, reality, dan right)
1) Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku
dan pemenuhan kebutuhan dirinya.
2) Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah
bagian dari realitas. Di mana realitas merupakan suatu
fenomena yang dapat diamati, fakta yang tersusun dalam
kenyataan.
3) Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan
keputusan nilai yang dibuatnya tentang baik buruk dan
benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep utama
konseling realitas adalah manusia merupakan makhluk rasional,
memiliki kebutuhan dasar, kemampuan untuk mengubah
identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu menilai
tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung jawab, realitas
dan kebenaran dalam memenuhi kebutuhannya.
g. Pendekatan rational emotif
Rasional emotif adalah teori yang berusaha memahami
manusia sebagaimana adanya.manusia adalah subjek yang sadar
akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya.
Konseling pendekatan ini menekankan pada interaksi berpikir
dan akan sehat, perasaan dan berperilaku. Pada pendekatan ini
dijelaskan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara
berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.
h. Untuk apanya klien
agar klien tidak mudah tersinggung dan menjadi pribadi yang
pengertian
i. Caranya
1) Pahami perasaan diri sendiri
Selalu ingatkan pada diri bahwa Anda memiliki kekuasaan
untuk mengontrol perasaan sehingga Anda tidak mudah
tersinggung.
2) Kenali kritik membangun
Jika seseorang menyampaikan kritik yang dapat membantu
dengan cara yang baik, terimalah hal tersebut dan salurkan
energi Anda untuk mengembangkan diri ketimbang
menghabiskan waktu dengan merasa tersinggung.
3) Perluas pengetahuan budaya
Jika Anda memiliki pengetahuan budaya yang lebih luas,
Anda mungkin akan lebih pengertian dan tidak mudah
tersinggung.
4) Latihan meditasi
Meditasi sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan
mental dengan mengontrol pikiran dan emosi sehingga
Anda tidak mudah tersinggung.
5) Jangan menyinggung orang lain
Jika Anda merasakan sendiri sakitnya mudah tersinggung
oleh orang lain, maka sebaiknya Anda juga tidak berusaha
menyinggung orang lain
j. Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Konseling individual
Konselor membantu klien agar menjadi pribadi yang lebih
pengertian
2) Layanan informasi
Konselor memberikan informasi mengenai cara agar tidak
mudah tersinggung

J. Rencana Pelaksanaan Layanan

No Pertemuan Waktu Pendekatan dan Layanan Kegiatan

1. I 4 x 45 Tuna grahita Cara:


1. Pendekatan 1) Untuk mengatasi
menit
Pendekatan behavioral adalah seseorang
pendekatan yang menekankan dengan
pada dimensi pada kognitif tunagrahita
individu dan menawarkan dibutuhkan
berbagai metode yang pengetahuan
berorientasi pada tindakan yang mumpunin
(action-oriented) untuk tentang kondisi
membantu mengambil keterbatasan
langkah yang jelas dalam intelektual
mengubah tingkah laku. (konselor
Pendekatan behavioral memperikan
berfokus pada pengubahan pengetahuan
tingkah laku dengan mengenai
menekankan pada pemberian tunagrahita
penghargaan bagi konseli kepada klien
ketika melakukan suatu dengan cara
kegiatan yang baik dan yang mudah
memberi konsekuensi untuk dipahami)
mencegah konseli agar tidak 2) meminta bantuan
melakukan kegiatan yang dari tim
buruk. professional
untuk
corey (2009) mengatakan merencanakan
bahwa psikoanalisis pendidikan anak
merupakan teori pertama tunagrahita
yang muncul dalam psikologi sesuai dengan
khususnya yang berhubungan kebutuhan
dengan gangguan kepribadian 3) Mempelajari hal
dan perilaku neoritis. Menurut tentang
pandangan psikoanalitik, tunagrahita
struktur kepribadian tediri 4) mendorong
dari tiga sistem id, ego dan kemandirian
super ego. Id adalahh sistem (konselor
kepribadian yang orisinil. Ego meminta klien
adalah tempat bersemayam untuk mampu
intelegensi dan rasionalitas melakukan
yang mengawasi dan kegiatan sendiri,
mengendalikan impuls-impuls dimulai dari
buta dari id. Super ego adalah kegiatan
kode moral individu yang sedehana seperti
urusan utamanya adalah memakai baju,
apakah suatu tindakan baik memakai sepatu
atau buruk, benar atau salah. sendiri)
5) Melibatkan diri
Konseling realitas merupakan dalam berbagai
suatu bentuk teknik konseling kegiatan
yang berorientasi pada (konselor
tingkah laku sekarang dan meminta klien
konseling realitas merupakan untuk mengikuti
suatu proses yang rasional. berbagai macam
Klien diarahkan untuk kegiatan, baik itu
menumbuhkan tanggung di rumah
jawab bagi dirinya sendiri. maupun
Konseling realitas disekolah.
memandang konseling Dirumah
sebagai suatu proses yang misalnya
rasional. membantu orang
tua, menanam
4. Untuk apanya bunga dll.
Untuk meningkatkan Disekolah
kemandirian, intelektual serta misalnya ikut
kognitif dari klien ekstrakulikuler
yang diminati).
5. Layana BK
 Layanan Konseling
Individual (Konselor
mengarahkan klien
untuk menjadi pribadi
yang lebih mandiri)
Layanan Informasi (Konselor
memberikan informasi
mengenai cara meningkatkan
kemandirian dan cara
mengatasi tunagrahita)
2 II 4 x 45 Mudah Marah Cara mengatasinya:
menit 1. Pendekatan 1. mengidentifikasi
endekatan behavioral adalah penyebabnya.
pendekatan yang menekankan Dengan
pada dimensi pada kognitif mengetahuinya,
individu dan menawarkan akan membantu
berbagai metode yang menentukan
berorientasi pada tindakan langkah apa
(action-oriented) untuk yang harus
membantu mengambil dilakukan
langkah yang jelas dalam 2. Konselor
mengubah tingkah laku. meminta klien
Pendekatan behavioral untuk meditasi.
berfokus pada pengubahan Meditasi terbukti
tingkah laku dengan mampu
menekankan pada pemberian memberikan
penghargaan bagi konseli manfaat bagi
ketika melakukan suatu manusia,
kegiatan yang baik dan terutama perihal
memberi konsekuensi untuk emosi.
mencegah konseli agar tidak 3. Ketika merasa
melakukan kegiatan yang marah, Anda
buruk. bisa melakukan
olahraga ringan
Pendekatan Gestalt adalah seperti berlari,
terapi humanistik eksistensial berjalan kaki,
yang berlandaskan premis, atau olahraga di
bahwa individu harus tempat seperti
menemukan caranya sendiri push up dan sit
dalam hidup dan menerima up.
tanggungjawab pribadi jika 4. tetap meluapkan
individu ingin mencapai amarah Anda.
kedewasaan asumsi ini Pilihlah cara
didasarkan pada bahwa yang sehat dan
manusia dalam kehidupannya tidak merugikan
selalu aktif sebagai suatu siapapun.
keseluruhan.

Konseling pendekatan
rasional emotif menekankan
pada interaksi berpikir dan
akan sehat, perasaan dan
berperilaku. Pada pendekatan
ini dijelaskan bahwa suatu
perubahan yang mendalam
terhadap cara berpikir dapat
menghasilkan perubahan yang
berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.

2. Untuk apanya klien


Agar klien mampu menahan
atau mengontrol amarahnya

3. Layanan BK
 Konseling individual
Konselor membantu
klien dalam
mengentaskan
permasalahannya yaitu
mengenai amarah klien
 Layanan informasi
Konselor memberikan
informasi kepada klien
mengenai cara
mengontrol emosi
 Layanan Penguasaan
Konten
Konselor memberikan
keterampilan kepada
klien mengenai cara
mengontrol emosi
terutama mengontrol
amarah

III 4 x 45 Mudah tersinggung Cara:


1. Pendekatan 1. Pahami perasaan
menit
Pendekatan behavioral adalah diri sendiri
pendekatan yang menekankan 2. Kenali kritik
pada dimensi pada kognitif membangun
individu dan menawarkan (Jika seseorang
berbagai metode yang menyampaikan
berorientasi pada tindakan kritik yang dapat
(action-oriented) untuk membantu
membantu mengambil dengan cara
langkah yang jelas dalam yang baik,
mengubah tingkah laku. terimalah hal
tersebut dan
Konseling realitas merupakan salurkan energi
suatu bentuk teknik konseling Anda untuk
yang berorientasi pada mengembangkan
tingkah laku sekarang dan diri ketimbang
konseling realitas merupakan menghabiskan
suatu proses yang rasional. waktu dengan
Klien diarahkan untuk merasa
menumbuhkan tanggung tersinggung.)
jawab bagi dirinya sendiri. 3. Perluas
Konseling realitas pengetahuan
memandang konseling budaya
sebagai suatu proses yang 4. Latihan meditasi
rasional. (Meditasi sangat
berguna untuk
Konseling pendekatan meningkatkan
rasional emotif menekankan kesehatan mental
pada interaksi berpikir dan dengan
akan sehat, perasaan dan mengontrol
berperilaku. Pada pendekatan pikiran dan
ini dijelaskan bahwa suatu emosi)
perubahan yang mendalam 5. Jangan
terhadap cara berpikir dapat menyinggung
menghasilkan perubahan yang orang lain
berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku.

2. Untuk apanya klien


agar klien tidak mudah
tersinggung dan menjadi
pribadi yang pengertian

Layanan BK
 Konseling individual
(Konselor membantu
klien agar menjadi
pribadi yang lebih
pengertian)
 Layanan informasi
(Konselor memberikan
informasi mengenai cara
agar tidak mudah
tersinggung)
BAB III
I. Pelajaran yang Dapat Diambil
1. Sabar atas segala ujian
2. Selalu berusaha untuk belajar
3. Selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan
4. Tidak ada kata menyerah meskipun memiliki kekurangan
5. Selalu semangat, meskipun setiap orang memiliki kekurangan tetapi pasti
memiliki kelebihan pula

II. Simpulan dan Saran


1. Masyarakat lebih peka terhadap anak berkebutuhan khusus
2. Tidak memandang rendah anak berkebutuhan khusus

Anda mungkin juga menyukai