Anda di halaman 1dari 23

"Pengertian, ruang Lingkup, batasan Wewenang

Konselor dalam Konseling Kesehatan"


Pengertian Konseling
Suatu upaya pemberian bantuan
psikis yang dilakukan oleh seorang
konselor berkaitan kesehatan klien
untuk mencapai sehat yaitu kondisi
sejahtera baik secara fisik, mental
maupun sosial yang bermuara pada
tercapainya tujuan akhir dari konseling
yaitu KES (Kehidupan Efektif Sehari-
hari) dan mengatasi KES-T (Kehidupan
Efektif Sehari-hari Terganggu).
Beberapa Definisi Konseling, yaitu:
 Proses di mana konselor berusaha membantu dan memecahkan permasalahan

yang di hadapi klien (Peter Keer, 1992).

 Interaksi dua arah antara klien dan konselor di mana konselor menggali

kebutuhan, pengetahuan, dan permasalahan seksulitas dan kesehatan reproduksi

(SKR) klien, tanpa melihat jenis pelayanan kesehatan yang di tekuni petugas dan

jenis pelayanan yang di minta klien (Engender Health,2003).

 (Khusus aborsi aman ); konseling adalah komunikasi tatap muka di mana

konselor membantu perempuan membuat keputusan terhadap hal-hal yang

terkait dengan keseluruhan pelayanan aborsi. Idealnya, pelayanan konseling di

berikan oleh konselor yang sama sebelum, saat dan setelah pelayanan aborsi

(WHO,1995).
Walaupun ada banyak definisi konseling, tetapi memiliki kesamaan dalam hal:

• Proses: konseling biasanya di selenggarakan lebih dari satu kali pertemuan;


klien harus di perkenankan dan dipancing menyatakan perasaan dan
pendapatnya melalui interaksi dua arah antara klien dan petugas/konselor;

• Peran konselor: Peran konselor bukan untuk mencari atau memberikan


solusi, tetapi memberikan informasi,pengetahuan,dukungan, dan semangat,
kepada klien agar mampu membuat keputusannya sendiri; jadi keputusan
akhir selalu dibuat oleh klien dan bukan oleh konselor/petugas.

Karena itu konseling dibedakan maknanya dengan pemberian informasi dan


nasihat. Pemberian informasi dan nasihat merupakan komunikasi satu arah
antara petugas dan klien (EngenderHealth, 2003).

Contoh: Bila dalam memberikan informasi, klien diberikan penjelasan


mengenai data atau fakta yang ada untuk membantu klien memahami
pentingnya isu-isu kesehatan reproduksi; pada pemberian nasihat,
klien didorong untuk melakukan sesuatu dalam menanggapi situasi
tertentu.
Menurut Long E. Taylor dalam bukunya “The Work of The
Counselor” (Mulyadi, 2008: 99) ada lima ciri konseling, yaitu:

1) Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat, sebab


prosses berfikir dalam konseling tidak diberikan oleh
konselor tetapi ditemukan sendiri oleh konseli.
2) Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang
bersifat fundumental yang berkenaan dengan pola hidup.
3) Konseling lebih menyangkut masalah sikap dari pada
tindakan.
4) Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional
dari pada pemahaman intelektual.
5) Konseling menyangkut hubungan klien dengan orang lain.
Tujuan Dan Maksud Konseling

Konseling dapat dilakukan pada setiap tahapan dari perjalanan suatu proses dengan
informasi dan pendekatan yang selalu disesuaikan. Demikian pula halnya pada proses
reproduksi; konseling dapat dilakukan pada tahapan remaja, pra-nikah, merencanakan
keluarga, kehamilan, risiko reproduksi, persalinan dan berbagai tahapan dalam
penatalaksanaan pengobatan atau tindakan. Berkaitan dengan pelayanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif, konseling memiliki tujuan dan maksud sebagai berikut
:
• Perubahan perilaku.
Banyak klien yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki perilaku yang
beresiko. Konseling diharapkan bisa membantu klien untuk merubah
perilaku rentan mereka sehingga dapat mengurangi mereka dari keterpaparan
terhadap risiko.
• Meningkatkan ras percaya diri.
Klien yang mengalami permasalahan kesehatan reproduksi biasanya
cenderung menutup diri ari masyarakat dan keluarga. Konseling dapat
membantu/menguatkan klien agar bisa lebih menerima kondisi
tubuhnya secara positif.
• Pemecahan masalah.
Klien perlu bantuan, dukungan dan semangat untuk menjaga
kesehatannya. Konseling tidak hanya membantu klien keluar dari
masalah yang melingkupinya, juga melindunginya dari permasalahan
yang lebih kompleks. Sebagai contoh, saat klien dihadapkan pada
permasalahan kehamilan tak diinginkan, konseling membantu klien
memutuskan yang terbaik untuk tubuhnya.

• Efektifitas personal.
Akar masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi (SKR) sangat
kompleks, bukan sekedar masalah medis tetapi sebanyak masalah
sosial yang ada. Konsekuensi masalah yang SKR (Sosial dan medis)tidak
hanya berdampak kepada klien itu sendiri tetapi juga anak-anaknya,
pasangannya, dan mungkin masyarakatnya. Tujuan konseling adalah
menginformasikan klien mengenai hak-hak dan pilihannya, serta
memberdayakan klien untuk membuat keputusan.
Tempat Konseling
Proses konseling tidak harus dilakukan di ruangan formal yang dilengkapi dengan
perabotan dan berbagai materi informasi. Walaupun terkadang mungkin masih ideal,
namun hendaknya kita juga mesti fleksibel terhadap kebutuhan klien.

Klien dengan HIV/AIDS tidak akan merasa nyaman bila ia harus duduk di
ruangan bersama dengan klien-klien lainnya. Ada kekhawatiran ia akan bertemu
dengan orang yang dikenalnya dan bertanya alasan kedatangannya. Untuk klien
seperti ini, tempat alternatif yang bisa terjaga privacy-nya (seperti perpustakaan,
ruangan lain di klinik, atau ruangan terpisah lainnya), akan membuat klien merasa
lebih nyaman.

Klien Pasca ABORSI yang masih berbaring di ruangan pemulihan,


membutuhkan dukungan dari konselor; keberadaan konselor di dekat klien dan
dukungannya dapat menenangkan perasaan. Jadi konseling bisa dilakukan dimana
saja, selama klien merasa terjaga privacy, kenyamanan dan rahasianya.
Merujuk Klien
Seorang konselor tidak perlu memaksakan dirinya memberikan konseling.
Saat ia mengalami xeyh klien ke konselor lain atau bersifat terbuka dengan
menceritakan kondisinya dan meminta kesediaan klien untuk menunda waktu
konseling. Beberapa kondisi dimana konselor dapat merujuk kliennya adalah:

•Kurang menguasai isu/permasalahan klien;

•Permasalahan yang dihadapi klien merupakan isu baru;

•Bila memiliki keterlibatan emosi dengan klien;

•Memerlukan informasi lebih lanjut;

•Keterbatasan waktu;

•Permintaan klien;

•Klien merasa tidak punya masalah; dsb


KESEHATAN

Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh
(keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas
dari penyakit atau keadaan lemah.

Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah
suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap
manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis.

World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental


merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya
terdapat Kesehatan Mental 11 kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres
kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta
berperan serta di komunitasnya.
KESEHATAN MENTAL

• Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang


memperhatikan perawatan mental atau
jiwa.

• Ilmu kesehatan mental adalah suatu


program yang dipakai dan diikuti
seseorang untuk mencapai penyesuaian
diri (Bernard, 1957).
 Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-
gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala
penyakit jiwa (psychose)
 Kesehatan mental adalah kemampuan untuk
menyesuikan diri dengan diri sendiri, dengan oranglain
dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup
 Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan
yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan
yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa
kepada kebahagian diri dan orang lain, serta terhindar
dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa
 Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan
yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-
problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif
KONSELING KESEHATAN
Adalah proses bantuan psikologis yang diberikan oleh konselor kepada kon

baik secarta individu maupun kelompok untuk mengenali dan memecahka

masalah kesehatan fisik maupun psikis, agar konseli bisa beradaptasi deng

lingkungannya dan menatap hidup lebih baik.


Tujuan Konseling Kesehatan

 Mengembangkan kemampuan psikologis, emosi, intelektual, serta


spiritual yang seimbang.
 Memiliki inisiatif, mengembangkan, dan memelihara relasi
pertemanan mental yang saling memuaskan kedua belah pihak.
 Mampu memanfaatkan dan mengelola diri saat tidak ada orang lain.

 Peka dan memiliki rasa empati dengan sekitar.

 Bermain dan belajar secara seimbang.

 Mengembangkan kepekaan terhadap kejadian yang salah dan baik.

 Menyesuaikan permasalahan dan dapat memetik hikmahnya dari


permasalahan yang dihadapi.
Batasan Wilayah Wewenang Konselor dalam
Konseling Kesehatan
Pada dasarnya semua hal yang
berkaiatan dengan upaya pencapaian
perkembangan hidup sehat pada siswa
merupakan wilayah kerja Bk, kecuali
hal berikut:
 Magic
 Kriminalitas
 Narkotika
 Abnormal (SAKIT JIWA)
 Penyakit Akut
Ruang Lingkup Konseling Kesehatan

Mencakup berbagai permasalahan


yang berkaitan dengan kesehatan
klien, yaitu:
1.Di Sekolah
2.Di Reproduksi
3.Di Masyarakat
4.Di Lingkungan Kerja
5.Di Rumah Tangga
Notosoedirdjo, Moeljono, & Latipun (2002)
Kesehatan Mental: Konsep dan
Penerapan. Malang: UMM Press.
TERIMA KASIH
TERIMAKASIH

SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai