Diajukan sebagai pemenuhan syarat wajib matakuliah konstruksi dan pengukuran dalam
bimbingan dan konseling
Dosen pengampu :
( Her Nuurramadhan )
( 201901500194 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam
tidak lupa saya haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya, yang semoga di yaumul akhir nanti kita selesai tepat pada waktunya.
Karena berkat-Nya lah pengetahuan dan mendapatkan syafaat beserta orang-orang yang
saya hormati dan sayangi.
Dan terima kasih saya ucapkan kepada Itsar Bolo Rangka, M.Pd., Kons. yang
telah memberikan kesempatan saya untuk dapat berkembang dalam mata kuliah
‘Konstruksi pengukuran BK’ sehingga saya dapat menyelesaikan “penyusunan laporan
skala perfeksionisme pada remaja”
Saya sangat berharap penyusunan skala ini dapat berguna dan dapat dipahami
oleh siapapun yang membacanya dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Saya menyadari bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan laporan yang telah saya buat. Saya berharap semoga penyusunan skala ini
dapat memberi ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
(Professor, Clinical Psychologist, and Director of Clinical Training in the Department of
Psychology and Neuroscience, Dalhousie University).
4
kritis mengevaluasi diri sendiri serta kekhawatiran tentang penilaian dari individu
lain. Perfeksionisme sudah lama mendapat sorotan akademik di Barat sebagai
salah konstruk yang terkait dengan berbagai gejala psikologis negatif (Blatt, 1995
dalam (Aditomo & Retnowati, 2004)). Perfeksionisme, lebih banyak ditemui pada
individu yang memiliki kapasitas intelektual di atas rata-rata atau pada populasi
berpendidikan tinggi (Peters, 1996 dalam (Aditomo & Retnowati, 2004).
Mengejar kesempurnaan–sebuah tujuan yang tidak jelas–dapat menghasilkan
tingkat kegagalan yang lebih tinggi dan tingkat keberhasilan yang lebih rendah
sehingga membuat perfeksionis lebih mungkin untuk kesal terhadap
ketidaksempurnaan mereka dan kecil kemungkinannya akan membuat mereka
mengejar tujuan mereka dengan hati-hati. Ahli menyatakan bahwa komponen
percaya pada orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya
menimbulkan konsekuensi buruk pada penyesuaian psikologis remaja, harga diri
yang rendah, depresi, kecemasan, avoidant coping, hassles, gaya atribusi
negatif, putus asa, kesepian, rasa malu, takut evaluasi negatif, dan lain-lain 2.
Pada penelitian lainnya mengenai perfeksionisme yang dilakukan oleh Flett,
Besser, Davis dan Hewiit (2003) dikatakan bahwa orang perfeksionis rentan
terhadap tekanan psikologis ketika mereka mengalami peristiwa negatif yang
tidak menegaskan diri mereka karena mereka mengevaluasi diri sendiri seseuai
kemungkinan yang ada pada nilai diri mereka.
Kita perlu menangani masalah perfeksionisme pada remaja di tingkat
yang melibatkan pola asuh dan unsur budaya, di karenakan bagaimanapun
perfeksionisme ada dampak baik dan buruk nya atau positive and negative,
Orang tua sebaiknya tidak terlalu mengendalikan anak-anak mereka, tidak terlalu
kritis, dan tidak terlalu melindungi anak-anak mereka. Orang tua perlu
mengajarkan anak remaja mereka untuk memaklumi kesalahan mereka dan
mengambil pelajaran darinya sambil bahwa menekankan kerja keras dan disiplin
lebih penting dari pada mengejar kesempurnaan yang tidak realistis. Kasih
sayang tanpa syarat–yaitu ketika orang tua menghargai anak-anak bukan hanya
dari kinerja, peringkat, atau penampilan mereka–tampaknya menjadi obat
penangkal yang baik untuk perfeksionisme. Perfeksionisme adalah sebuah mitos
dan media sosial adalah penyebar mitos ini yaitu Rimm, 2007 (dalam Thoresen,
2009: 5) menyatakan bahwa kecenderungan perfeksionisme dapat muncul pada
beberapa area spesifik; seseorang bisa saja menjadi perfeksionis dalam prestasi
akademik (grades), pakaian dan penampilan, pengaturan dan kebersihan
ruangan, kemampuan atletik, atau bakat musik dan seni. Misal nya Kita perlu
mengajarkan bersikap skeptis terhadap kehidupan yang “terlihat sempurna” yang
dipromosikan melalui media sosial dan juga iklan media mainstream. Gambar
yang tidak realistis yang diperlihatkan melalui foto belanja, make-up, dan filter
akan menjadi tidak menarik setelah Anda mengetahui bahwa hal tersebut bukan
kenyataan. Karakteristik tersebut merupakan bagian dari karakteristik
perfeksionisme, Standar pribadi yang ditetapkan berbeda-beda pada masing-
masing subjek. Standar pribadi tersebut dapat mencapkup bidang akademik, non
akademik, atau pun hobi.
2
Chang dan Rand; Chang dan Sanna; Dunkley, Blankstein, Halsall, Williams, dan
Winkworth; O'Connor dan O'Connor; Sherry, Hewitt, Flett, dan Harvey (dalam Miquelon,
Vallerand, Grouzet dan Cardinal 2005)
5
6
B. Kajian Teoritik
7
pun, sehingga untuk selanjutnya individu akan memandang dirinya sebagai
pribadi yang kalah total, dan individu akan merasa tidak berdaya. Seseorang
membuat standar yang sangat tinggi untuk perilakunya, misalnya mencoba untuk
menjadi suami/istri/teman yang sempurna. Penyimpangan dari standar ini akan
menyebabkan self-criticism, memengaruhi mood, dan mengganggu relasi yang
berusaha dipertahankan. Perfeksionis menciptakan pikiran yang tidak realistis
dan tekanan yang sebenarnya membuatnya menderita. Pikiran tersebut adalah
(Romas & Sarma, disitat dalam Pahala, 2004):
a) saya harus sempurna untuk setiap apa yang saya kerjakan,
b) saya seharusnya tidak membuat kesalahan, demikian pula orang lain,
c) saya berusaha keras untuk melakukan yang benar, saya pantas
terhindar dari frustrasi dan kesulitan hidup,
d) selalu ada satu cara yang benar untuk menyelesaikan sesuatu,
e) jika saya melakukan kesalahan maka hancurlah segalanya,
f) bilamana seseorang tidak melakukan sebagaimana seharusnya mereka
lakukan, mereka adalah manusia yang buruk,
g) jika saya tidak melakukannya dengan sempurna, saya pantas
menghukum diri sendiri,
h) jika saat ini saya tidak melakukannya dengan sempurna, maka saya
harus bisa sempurna di lain waktu,
i) saya harus sempurna atau saya seorang yang gagal. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa perfeksionisme adalah aktualisasi diri ideal dengan
ambisi dan tujuan yang terlalu tinggi, tuntutan kesempurnaan yang
berlebihan, serta tidak dapat menerima sesuatu yang tidak sempurna.
8
Perfeksionisme adalah keinginan untuk mencapai kesempurnaan diikuti
dengan standar yang tinggi untuk diri sendiri, standar tinggi untuk orang lain, dan
percaya bahwa orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya
(hewwit dan flett (1991), ). Karakter perfeksionis ini membuat suatu standar
standar tertentu di dalam dirinya, kemudian standar standar terhadap orang lain,
dan juga harapan bahwasannya orang lain menginkankan individu tersebut
mengerjakan suatu hal dengan sempurna. Dampak dari karakter perfeksionis ini
sendiri adalah kecemasan yang dirasakan ketika individu tidak dapat mencapai
standar yang sudah mereka tetapkan. Memunculkan rasa harga diri rendah,
akibat dari ekspektasi orang lain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan
standar individu tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Flett, Besser, Davis, dan
Hewiit (2003) bahwa orang perfeksionis rentan terhadap tekanan psikologis
ketika mereka mengalami peristiwa negatif yang tidak menegaskan diri mereka
karena mereka mengevaluasi diri sendiri sesuai dengan kemungkinan yang ada
pada nilai diri mereka. Sehingga dapat disimpulkan, bahwasannya adalah
karakteristik perfeksionis yang dimiliki oleh seorang individu dapat dikatakan
baik. Karena mereka menginginkan kesempurnaan atas apa yang mereka
lakukan. Namun, ketika ekspektasi mereka tidak sejalan dengan realita atau
standar mereka tidak tercapai maka akan berdampak secara psikologis terhadap
diri individu tersebut. perfeksionis berlebih bisa memicu stress Orang yang
perfeksionis cenderung ingin semua detail-detail dalam pekerjaannya sempurna.
Tentunya untuk mencapai kesempurnaan itu, membutuhkan waktu yang lebih
lama. Di sisi lain, tenggat waktu untuk mengerjakannya belum tentu cukup.
Alhasil, orang yang perfeksionis akan mudah merasa tertekan. Selain itu, aku
rasa orang yang perfeksionis akan cukup kesulitan dalam menyelesaikan
tugas kelompok Hasil dari pembagian tugas untuk tiap anggota, besar
kemungkinan tak sesuai dengan harapan si perfeksionis dan tampak hanya
berupa hasil asal-asalan. Untuk itu ia akan dihadapkan pada 2 pilihan utama,
memperbaiki dan merombak habis-habisan sendiri hasil kerja timnya yang
tentunya menguras lebih banyak waktu dan tenaga atau meminta (terkadang
cukup memaksa) anggota tim untuk memperbaiki yang tentunya mengundang
banyak cibiran.Namun, tentu ada juga poin positif dari sosok perfeksionis.
Misalnya, lebih teliti dalam menyelesaikan tugas dan bekerja secara maksimal
jauh dari ngawur-ngawuran, Di dunia ini memang tidak ada manusia yang
sempurna. Namun, bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk menjadi yang
terbaik. Meski begitu, ada perbedaan besar antara menjadi yang terbaik dengan
perfeksionis. Menjadi yang terbaik artinya mengerahkan semua kemampuan
terbaik yang kita miliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan/tugas. Ya, siapapun
yang bekerja keras bisa mencapai target prestasi tersebut, sehingga kita
termotivasi untuk berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun,
keinginan untuk menjadi yang terbaik tentu tidak sama dengan menjadi
perfeksionis. Seorang perfeksionis menuntut kesempurnaan dari diri sendiri
maupun orang lain berdasarkan standar tertentu yang terkadang terkesan tidak
masuk akal dan terlalu tinggi. Mereka adalah orang-orang yang bekerja dengan
sangat keras, standar yang tinggi serta ketelitian luar biasa dan mendambakan
kesempurnaan dari setiap hal yang dilakukannya maupun yang dilakukan oleh
orang lain. Sayangnya, perfeksionis tidak selalu bisa dianggap sebagai
karakteristik yang positif. Perfeksionis biasanya didorong oleh ketakutan akan
kegagalan membuat takjub orang lain. Tak hanya itu, individu dengan
karakteristik perfeksionis cenderung memiliki perasaan takut atau bahkan benci
dengan hal hal yang berbau penolakan dan kritik. Tak heran, keinginan untuk
menjadi sempurna tanpa ada celah dapat membuatnya merasa cemas
dan stress begitu kesempurnaan itu gagal tercapai. Pada akhirnya, kecemasan
ini terwujud dalam perasaan tidak pernah merasa puas atau bangga karena para
9
perfeksionis tidak percaya bahwa sebenarnya mereka telak melakukan pekerjaan
dengan cukup baik, meski gagal mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu,
orang-orang dengan karakter perfeksionis akan melakukan berbagai cara untuk
memastikan semua berjalan sesuai dengan keinginannya. Jika yang dia lakukan
belum memenuhi kriteria, ia akan terus mengulangi pekerjaan itu hingga benar-
benar sempurna. Bahkan, para perfeksionis tidak segan untuk menuntut atau
mengkritik orang lain agar bekerja lebih baik lagi dan lagi. Mereka bisa sangat
fokus pada hal hal detil yang tidak terlalu penting hingga melupakan tujuan
utama dari apa yang mereka lakukan.
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Pembuatan judul
10
4. Merumuskan aspek perilaku
Menguraikan konstruk yang akan diukur menjadi beberapa aspek
perilaku.
5. Mengidentifikasi indikator
Setelah menyusun aspek selanjutnya adalah menguraikan kembali
menjadi bentuk yang lebih operasional yaitu indikator.
unfavorable favorable
Self-Oriented 4 9, 11 10, 12
Perfectionism Standar yang tinggi
6. Menyusun Blue-print
Menentukan proporsi aitem untuk setiap indikator yang disajikan dalam
bentuk blue print.
7. Membuat Aitem
Selanjutnya adalah membuat aitem berdasarkan indikator yang telah
ditentukan sehingga tiap aitem dapat mewakili indikator-indikator yang telah
ditentukan.
11
10. Analisis Aitem
Setelah mendapat dan mengumpulkan hasil dari kuisioner yang telah
disebar, peneliti melakukan analisis item untuk mengetahui aitem mana yang
baik dan buruk melalui aplikasi wingstep
BAB II
Analisis Hasil Validasi
Tabel 1.1
Pengadministrasian Skala
Tabel 1.2
12
Responden berdasarkan umur
Umur responden dapat di kelompokan seperti pada tabel 1.2 diatas dan
hasil pengelompokan terlihat kelompok terbesar responden adalah yang berumur
19 – 21 tahun yaitu sebanyak 81 orang atau 81%, sedangkan kelompok terkecil
berasal dari umur 12 – 18 tahun yang berjumlah 19 orang atau 19%.
Tabel 1.3
Hasil analisis
Tabel 1.4
REAL RMSE .13 TRUE SD .52 SEPARATION 3.91 ITEM RELIABILITY .94.
MODEL RMSE .13 TRUE SD .52 SEPARATION 4.13 ITEM RELIABILITY .94
S.E. OF ITEM MEAN = .10
Dalam table 1.4 tersebut terlihat bahwa realibitas aitem .94 yang dinyatakan
interprestasi sangat baik, realibitas aitem dapat di terima apabila mencapai
sekurang-kurangnya angka 0.50, dari hasil pengolahan data menggunakan
applikasi wingstep peneliti melakukan 4 kali proses pengujian data, dari proses
13
tersebut aitem yang gugur hanya 1 dari jumlah 30 aitem dan dengan nilai
separation 3.91 yang mendekati 4.00 yang artinya terdeteksi 4 kelompok
Tabel 1.5
REAL RMSE .26 TRUE SD .54 SEPARATION 2.09 PERSON RELIABILITY .81
MODEL RMSE .23 TRUE SD .55 SEPARATION 2.35 PERSON RELIABILIT .85
S.E. OF PERSON MEAN = .06
Dalam table 1.5 tersebut nilai realibitas person .81 dengan makna keseriusan
responden dalam pengisian instrument, dengan angka tersebut interprestasi person
sangat baik, dan nilai separation 2.09 yang artinya 2 kelompok yang terdeteksi.
ENTRY TOTAL TOTAL MEA MODE Infit Outfit Ptmeasure-Al Exatc Match AITEM
NUMB SCOR COUN SUR L
MN ZT MN ZT CO EXP. OBS% EXP%
ER E T E S.E.
SQ SD SQ SD RR.
22 316 100 -.44 .13 1.63 3.84 1.62 3.68 A .38 .40 29.0 47.3 Aitem22
12 344 100 .1.01 .15 1.54 2.97 1.38 2.09 B .48 .36 53.0 53.7 Aitem12
30 281 100 .11 .12 1.24 1.85 1.38 2.70 C .26 .42 42.0 43.7 Aitem30
26 210 100 1.09 .12 1.02 .19 1.29 2.19 D .17 .42 47.0 38.6 Aitem26
27 271 100 .26 .12 1.28 2.13 1.25 1.86 E .27 .42 35.0 42.7 Aitem27
8 324 100 -.59 .14 1.18 1.22 1.05 .35 F .53 .39 45.0 47.5 Aitem 8
29 307 100 -.29 .13 1.15 1.10 1.17 1.22 G .40 .40 37.0 46.7 Aitem29
28 252 100 .52 .12 .88 1.07 1.16 1.31 H .25 .43 49.0 41.4 Aitem28
14
25 288 100 .01 .12 1.14 1.08 1.11 .84 I .46 .42 37.0 44.8 Aitem25
11 357 100 -1.35 .17 1.13 .80 .98 -.02 J .47 .34 61.0 60.7 Aitem11
19 332 100 -.74 .14 1.11 .75 1.12 .79 K .41 .38 52.0 49.5 Aitem19
23 282 100 .10 .12 1.12 .99 1.12 .91 L .31 .42 50.0 44.2 Aitem23
24 225 100 .88 .12 1.1.0 .90 1.09 .76 M.32 .41 38.0 39.5 Aitem24
3 296 100 -.11 .12 1.06 .47 1.05 .40 N .31 .42 47.0 45.8 Aitem3
9 286 100 .04 .12 1.05 .45 1.03 .29 0 .42 .40 44.0 44.6 Aitem9
20 312 100 -.37 .13 1.05 .43 1.00 .02 O .48 .43 50.0 46.6 Aitem20
6 239 100 .69 .12 1.02 .24 1.01 .10 n .49 .42 36.0 39.5 Aitem6
14 274 100 .21 .12 1.00 .06 .99 -.07 M.37 .41 49.0 45.8 Aitem14
5 296 100 -.11 .12 .94 -.46 .96 -.22 L .42 .41 43.0 46.0 Aitem5
7 301 100 -.19 .13 .94 -.44 .92 -.54 K .45 .42 51.0 45.4 Aitem7
1 291 100 -.03 .12 .93 -.54 .89 -.79 J .43 .42 49.0 49.5 Aitem1
13 333 100 -.76 .14 .92 -.52 .91 -.55 i .42 .38 53.0 43.0 Aitem13
17 288 100 .01 .12 .92 -.63 .90 -.74 h .51 .42 47.0 44.8 Aitem17
10 283 100 .08 .12 .89 -.85 .87 -.97 g .50 .42 50.0 44.4 Aitem10
18 252 100 .52 .12 .88 -1.03 .86 1.17 f .47 .43 47.0 41.4 Aitem18
15 288 100 .01 .12 .87 -2.04 .85 1.20 e .57 .42 37.0 44.8 Aitem15
16 275 100 .20 .12 .85 -1.24 .84 1.26 d .45 .42 50.0 43.0 Aitem16
2 273 100 .23 .12 .71 -2.60 .70 2.64 c .54 .42 53.0 43.0 Aitem2
21 274 100 .21 .12 .67 -3.07 .67 2.92 b .46 .42 57.0 43.0 Aitem21
4 231 100 .80 .12 .59 -4.15 .61 3.77 a .35 .43 59.0 39.3 Aitem4
MEAN 286.0 100.0 .00 .13 1.03 .1 1.03 .1 46.6 45.0
P.SD 33.9 .0 .54 .01 .22 1.6 .21 1.6 7.4 7.4
Tabel 1.6
Pada table 1.6 tersebut terlihat pada kolom OUTFIT-MNSQ angka yang
menunjukan ranks yang terkecil yaitu pada aitem 22 dengan nilai 1.62 yang
menunjukan interprestasi kurang bagus, dalam seluruh Aitem yang berjumlah 30
hanya 1 Aitem yang gugur.
Tabel 1.7
15
70 77 30 .05 .21 2.27 4.46 2.48 4.94 D-.33 .41 30.0 40.4 70 M B
95 77 30 .05 .21 2.42 4.84 2.46 4.88 E . 31 .41 3.3 40.4 95 M B
30 59 30 -.78 .22 2.02 3.65 1.95 3.31 F .62 .41 6.7 40.4 30 M B
86 78 30 .09 .21 1.99 3.66 1.96 3.51 G .50 .41 .0 40.7 86 M B
10 97 30 1.06 .25 1.80 2.57 1.93 2.82 H .35 .35 36.7 47.8 10 F B
27 95 30 .94 .24 1.90 2.90 1.80 2.56 I .48 .36 26.7 47.0 27 M B
46 94 30 .89 .24 1.88 2.87 1.81 2.61 J .23 .37 30.0 47.1 46 M B
34 80 30 .18 .21 1.68 2.67 1.67 2.60 K .30 .41 26.7 41.9 34 M B
71 96 30 1.00 .24 1.65 2.20 1.49 1.71 L .49 .36 30.0 47.6 71 F A
33 95 30 .94 .24 1.61 2.12 1.64 2.13 M .38 .36 30.O 47.0 33 F B
97 77 30 .05 .21 1.51 2.12 1.56 2.28 N .01 .41 30.0 40.4 97 M B
39 77 30 .05 .21 1.52 2.17 1.51 2.09 0 .39 .41 16.7 40.4 39 F A
59 72 30 -.18 .21 1.50 2.14 1.51 2.15 P .18 .42 20.0 38.4 59 M B
96 71 30 -.22 .21 1.49 2.11 1.51 2.15 Q .39 .42 23.3 38.5 96 M B
75 93 30 .83 .24 1.48 1.77 1.46 1.67 R .29 .37 30.0 47.0 75 F B
12 88 30 .57 .22 1.44 1.74 1.38 1.51 S .49 .39 26.7 45.1 12 M B
19 88 30 .57 .22 1.43 1.70 1.40 1.57 T .43 .39 36.7 45.1 19 F B
72 85 30 .42 .22 1.43 1.75 1.41 1.65 U .57 .40 26.7 43.8 72 F B
85 86 30 .47 .22 1.43 1.71 1.38 1.52 V .57 .40 33.3 44.3 85 F A
80 92 30 .77 .23 1.27 1.11 1.40 1.50 W.44 .38 40.0 45.4 80 F A
4 83 30 .32 .22 1.39 1.64 1.37 1.54 X .43 .40 33.3 43.6 4FB
50 93 30 .83 .24 1.33 1.30 1.33 1.27 Y .32 .37 36.7 47.0 50 F B
87 78 30 .09 .21 1.26 1.18 1.29 1.30 Z .46 .41 36.7 40.7 87 M B
94 70 30 -.27 .21 1.25 1.18 1.29 1.31 .15 .42 33.3 38.3 94 M B
21 88 30 .57 .22 1.17 .76 1.25 1.05 .39 .39 53.3 45.1 21 F B
53 74 30 -.09 .21 1.19 .91 1.25 1.16 .24 .42 36.7 38.9 53 F B
26 85 30 .42 .22 1.24 1.07 1.21 .91 .41 .40 23.3 43.8 26 F B
23 86 30 .47 .22 1.23 1.00 1.18 .81 .66 .40 33.3 44.3 23 F B
BETTER FITTING NOT SHOWN------------------------------------
77 78 30 .90 .21 .85 -.64 .95 -.14 -.23 .41 46.7 40.7 77 F B
54 73 30 -.13 .21 .82 -.85 .91 -.37 -.15 .42 50.0 38.8 54 F A
68 88 30 .57 .22 .75 -1.11 .83 -.66 .29 .39 56.7 45.1 68 F A
5 86 30 .47 .22 .81 -.81 .78 -.92 .57 .40 46.7 44.3 5FB
2 111 30 2.26 .36 .65 -1.00 .80 -.43 .39 .25 80.0 72.0 2MB
17 89 30 .62 .23 .80 -.81 .78 -.91 .51 .39 50.0 45.1 17 F B
18 88 30 .57 .22 .80 -.86 .75 -1.07 .18 .39 66.7 45.1 18 F B
82 85 30 .42 .22 .74 -1.18 .78 -.97 .43 .40 50.0 43.8 82 F B
3 110 30 2.14 .34 .76 -.64 .72 -.72 .28 .26 60.0 69.4 3MB
40 104 30 1.55 .28 .66 -1.23 .76 -.76 .10 .31 60.0 52.3 40 F A
65 79 30 .14 .21 .74 -1.18 .76 -1.12 .32 .41 43.3 40.8 65 F B
79 94 30 .89 .24 .76 -.64 .73 -1.08 .59 .37 50.0 47.1 79 F A
16
92 74 30 -.09 .21 .69 -1.57 .76 -1.12 .-27 .42 40.0 38.9 92 FB
44 79 30 .14 .21 .74 -1.25 .75 -1.19 .63 .41 43.3 40.8 44 M B
49 87 30 .52 .22 .72 -1.26 .70 -1.31 .17 .39 56.7 44.4 49 F B
22 93 30 .83 .24 .69 -1.30 .71 -1.17 .31 .37 60.0 47.0 22 M B
29 80 30 .18 .21 .68 -1.60 .68 -1.53 .48 .41 76.7 41.9 29 F B
35 61 30 -.68 .22 .67 -1.64 .67 -1.59 .33 .42 53.3 39.5 35 M B
7 105 30 1.64 .29 .63 -1.32 .66 -1.14 .50 .30 76.7 56.2 7MB
60 92 30 .77 .23 .60 -1.81 .65 -1.52 .42 .38 53.3 45.4 60 F B
57 87 30 .52 .22 .64 -1.68 .62 -1.76 .56 .39 56.7 44.4 57 M B
88 104 30 1.55 .28 .47 -2.16 .64 -1.27 .40 .31 66.7 52.3 88 M A
100 80 30 .18 .21 .63 -1.89 .63 -1.86 z .53 .41 46.7 41.9 100 F
B
64 80 30 .18 .21 .62 -1.95 .62 -1.89 y .45 .41 43.3 41.9 64 F B
13 84 30 .37 .22 .60 -1.98 .60 -1.97 x .39 .40 53.3 43.7 13 F B
1 108 30 1.92 .32 .55 -1.57 .58 -1.36 w .50 .28 73.3 64.7 1FB
43 94 30 .89 .24 .55 -2.06 .57 -1.92 v .64 .37 56.7 47.1 43 F B
83 88 30 .57 .22 .49 -2.62 .57 -2.06 u .53 .39 63.3 45.1 83 F B
16 83 30 .32 .22 .49 -2.79 .54 -2.36 t .46 .40 60.0 43.6 16 F B
78 78 30 .09 .21 .54 -2.50 .54 -1.44 s .37 .41 50.0 40.7 78 F A
89 93 30 .83 .24 .54 -2.15 .53 -2.15 r .67 .37 63.3 47.0 89 F A
45 79 30 .14 .21 .53 -2.57 .53 -2.51 a .39 .41 56.7 40.8 45 M B
Dalam tabel 1.7 terdapat 11 orang yang kurang teliti, keseriusan dalam pengisian
angket instrument, dengan melihat OUTFIT-MNSQ artinya nilai responden 0.50 – 1.50
berarti orang tersebut artinya mempunyai konsistensi dalam mempunyai keseriusan
pengisian angket instrument, dengan melihat nilai responden yang nilai ranks nya rendah
yaitu di atas 0.50 – 2.00 maka responden tersebut kurang serius dalam pengisian angket
instrument.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
17
sangat baik karena responden dalam pengisian instrument konsisten tidak asal
asalan dan mempunyai interaksi yang bagus, analisis ini didapatkan dari
pengelolahan data di ukur melalui applikasi wingstep
III. Sedangkan nilai realibitas person .81 dengan makna keseriusan responden
dalam pengisian instrument, dengan angka tersebut interprestasi person
sangat baik, dan nilai separation 2.09 yang artinya 2 kelompok yang terdeteksi.
B. Saran
Daftar Rujukan
18
Lampiran
Ket
S : Selalu
S : Sering
KK : Kadang - kadang
Tidak Pernah : Tidak pernah
19
sempurna (UF)
20
18 Orang di sekitar saya akan
menyukai saya bahkan jika
Saya tidak unggul dalam
bidang apapun (UF)
21
27 Orang-orang
mengharapkan
kesempurnaan dalam diri
saya (F)
28 Orang-orang di sekitar
saya akan menerima
kekurangan segala
sesuatu yang saya lakukan
(UF)
29 Sempurna dalam segala
apapun akan
mempermudah segala
urusan saya (F)
30 Orang-orang disekitar
saya tidak peduli dengan
kemampuan yang saya
miliki (UF)
Dokumentasi
22
III. Dokumentasi pemberian dan penyebaran melalui media whatsapp dan twitter
23
IV. Dokumentasi google form
24