Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN

CIRI-CIRI PROFESIONAL KEGURUAN

DISUSUN OLEH: TRI SULASMI

DOSEN PENGMPUH : FARIDAH, S.Pd.I, M.Si.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM INDONESIA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ CIRI-CIRI
PROFESIONAL KEGURUAN” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah
ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak : FARIDAH, S.Pd.I,


M.Si. selaku dosen mata kuliah ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN.yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Profesionalisme dalam Keguruan........................................


B. Pentingnya Profesionalisme dalam Keguruan....................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bidang pendidikan, peran guru sangatlah penting dalam


meningkatkan kualitas pembelajaran anak. Dalam Undang-Undang No. 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru merupakan pendidik yang
profesional dengan tugas utamanya dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

Profesionalisme dalam keguruan memiliki peran kunci dalam membentuk


masa depan pendidikan. Guru yang profesional tidak hanya memiliki pengetahuan
dan keterampilan mengajar yang baik tetapi juga etika dan sikap yang positif
dalam membimbing peserta didik. Maka guru harus memiliki wawasan atau
pengetahuan yang luas serta penguasaan konsep teoritik, memilih model, metode
serta strategi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru
merupakan pemeran utama dalam kemajuan peradaban bangsa ini. Gurulah yang
diharapkan dapat membentuk kepribadian, karakter, moralitas, serta intelektual
pada generasi muda bangsa ini. Berawal dari guru bahwa seorang murid itu dapat
mengenal ilmu, nilai, moral, etika, semangat, dan dunia luar masih terlihat asing
bagi dirinya.

Hakikatnya di lembaga pendidikan, guru harus bisa menjadi suri tauladan


untuk peserta didiknya. Karena sebagian dari hasil pembentukan jati diri adalah
keteladanan yang diamati oleh pendidik. Dirumah, keteladanan diperoleh dari
kedua orang tuanya dan dari orang-orang yang ada disekelilingnya. Oleh sebab
itu, para pendidik lebih baik memberi suri tauladan yang baik atau menampilkan
akhlak karimah. Kedudukan guru sangat berpengaruh terhadap karakter
masingmasing anak.
B. Tujuan Makalah
1. Sebagai pemenuhan tugas etika dan profesi keguruan
2. Untuk menjelaskan ciri-ciri profesional keguruan

C. Manfaat Makalah

1. Untuk Mengertahui Pentingnya Profesionalisme dalam Keguruan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PISIK DAN MENTAL PENDIDIK

Guru adalah profesi yang paling sehat di antara semua profesi yang ada,
termasuk pengacara, dokter, pengusaha, dan lainnya. Kesehatan mental guru
paling tinggi di antara semua profesi.

Peneliti dari South Florida mengatakan hal itu dikarenakan profesi guru
lebih dari sekedar pekerjaan, tapi merupakan sebuah panggilan. Para guru
mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang menyenangkan
karena langsung berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

The Gallup-Healthways Well-Being Index melakukan survei skala besar


untuk mengetahui hubungan antara profesi dan tingkat kesehatan. Dengan
menggunakan definisi sehat dari badan kesehatan dunia (WHO) yaitu keadaan
fisik, mental, dan sosial yang sehat dan sejahtera, peneliti menemukan bahwa guru
adalah profesi yang paling sehat.“Kami juga melalui saat-saat yang sulit di bidang
pendidikan. Tapi seorang guru yang baik selalu punya alasan untuk terus
menjalankan profesinya tanpa bisa dimengerti oleh orang lain,” kata Ned
Oistacher, seorang guru dari Pompano Beach High School business seperti dikutip
Sunsentinel.

Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa guru adalah profesi yang
memiliki tingkat kesehatan mental dan kelakuan yang paling tinggi, yaitu dengan
skor 71,7 persen. Rahasia yang membuat guru tetap sehat adalah lingkungannya
yang selalu berhubungan dengan orang-orang muda. Selain harus memiliki
standar atau kompetensi profesional, seorang guru atau calon guru juga perlu
memiliki standar mental, spiritual, intekektual, fisik dan psikis, sebagai berikut. 1

1
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Halaman 28
Standar mental; guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai,
mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

1. Standar moral; guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral
yang tinggi.
2. Standar sosial; guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan masyarakat lingkungannya.
3. Standar spiritual; guru harus beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
yang diwujudkan dalam ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Standar intelektual; guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
baik dan profesional.
5. Standar fisik; guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki
penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik, dan
lingkungannya.
6. Standar psikis; guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan
jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas
profesinya.

B. KEILMUAN DAN PENGALAMAN

Sebagai guru yang professional, guru perlu mempunyai ciri-ciri


professional seperti berkemahiran. Antara kemahiran yang mesti dikuasi oleh guru
adalah kemahiran berfikir; kemahiran interpersonal, kemahiran komunikasi,
kemahiran memimpin, serta kemahiran berilmu.

1. Kemahiran Berfikir
Pemikiran melibatkan pengelolaan operasi-operasi mental tertentu yang
berlaku dalam sistem kognitif seseorang yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah. Pemikiran dilihat sebagai aktiviti psikologikal
yang membolehkan manusia melihat proses yang dialami dari berbagai
perspektif bagi menyelesaikan masalah dalam situasi yang sukar, (Dewey
(1933) Edward de Bono (1976)). Dari pandangan Islam, berfikir ialah
fungsi akal yang memerhatikan tenaga supaya otak manusia dapat bekerja
dan beroperasi.

Ada dua kemahiran berfikir yang harus dimiliki seorang pendidik, yaitu:

a. Kemahiran Berfikir Secara Kritis


Dewey (1933), menyifatkan pemikiran kritis sebagai pemikiran reflektif
yaitu memikir dengan mendalam dan memberi pertimbangan yang serius
tentang sesuatu. Pemikiran kritis melibatkan tiga jenis aktiviti mental yaitu
analisis, sintesis, dan penilaian; (Taksonomi Bloom, 1956). Ennis
mentakrifkan pemikiran kritis sebagai ‘pemikiran reflektif’ yang bertumpu
kepada memutuskan sama ada sesuatu kritis menggalakkan individu
menganalisis penyataan-penyataan dengan berhati-hati, mencari bukti
yang sah sebelum membuat kesimpulan.
b. Kemahiran Berfikir Secara Kreatif
Pemikiran kreatif ditakrifkan sebagai kebolehan menggabungkan idea-idea
bagi memenuhi sesuatu keperluan, (Halpern,1984). Sebagai agen
penggerak tamadun bangsa, guru perlu sentiasa mencari ruang untuk
merekayasa amalan mereka dalam menjamin kualiti pendidikan.

Kreativiti wujud hasil daripada peleburan masa, penyediaan atau


ketekunan memerlukan kosentrasi dan keazaman yang kuat. Selain usaha dan
masa, individu kreatif berani mengambil resiko mencapai matlamat mereka dan
menolak alternatif-alternatif yang ternyata karena mereka ingin mencari yang lain
dan luar biasa. Pemikiran kreatif melibatkan kebolahan fleksibiliti (kelenturan)
dan keaslian.

2. Kemahiran Interpersonal
Oleh karena guru merupakan teras penting dalam aspek pembangunan
pendidikan negara, guru seharusnya mempunyai berbagai ciri dan
kemahiran-kemahiran profesional. Antaranya ialah kemahiran
interpersonal. Kemahiran Interpersonal merupakan kemahiran antara
insan. Abdullah Hassan & Ainon, memfokuskan kemahiran interpersonal
guru kepada kemahiran berkomunikasi, kemahiran mendengar, kemahiran
bertanya, kemahiran berucap, maklum balas, unsur bahasa, mengubah
sikap dan tingkahlaku, penampilan dan komunikasi bukan
lisan.2Hubungan interpersonal adalah aspek penting yang perlu diketahui
oleh guru. Persoalannya sejauh manakah guru menguasainya adalah
sesuatu yang subjektif walaupun terdapat kaedah-kaedah serta panduan-
panduan tertentu yang boleh dipelajari oleh guru untuk menguasai
kemahiran ini.
3. Kemahiran Komunikasi
Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki atau mempunyai
kemahiran komunikasi yang baik. Komunikasi ialah satu asas
perhubungan yang bertujuan menyampaikan khabar, berita , mesej,
pendapat atau maklumat kepada pendengar. Interaksi dan komunikasi
yang hanya menggunakan akal atau hanya menggunakan perasaan akan
menjadi tidak berkesan. Guru atau siapa yang berkomunikasi dengan
berkesan akan menggunakan ke semua indera manusia dengan bijaksana.
4. Kemahiran Memimpin
Di dalam organisasi sebuah kelas di sekolah posisi guru berada di atas
sekali. Guru memainkan peranan sebagai guru kelas untuk membimbing
para pelajar ke arah kecemerlangan dari segi akademik, sahsiah, dan
jasmani. Oleh karena itu kemahiran dari segi memimpin perlu ada dalam
diri seorang guru.
5. Kemahiran Berilmu
Kehidupan seorang guru adalah sinonim dengan ilmu. Lazimnya
masyarakat mengaitkan guru dengan tanggungjawab memberi ilmu tetapi
hakikatnya guru bukan sahaja bertanggungjawab mencurahkan ilmu
kepada para pelajarnya malah meningkatkan ilmu merupakan salah satu
kemahiran yang perlu ada di dalam diri setiap guru sebelum ilmu yang ada
itu dicurahkan kepada para pelajarnya.
2
Abdullah Hassan & Ainon Mohamad. 2002. Kemahiran Interpersonal Guru dalam
Perkembangan Psikologi Kanak-Kanak., Kemahiran Interpersonal Guru. Bentong, Pahang: PTS
Professional Publishing Sdn. Bhd
Menurut Uzer Usman, Kompetensi profesional yang harus dipenuhi atau
dimiliki seorang guru atau calon guru adalah3
a) Menguasai landasan pendidikan, yakni mengenal tujuan
pendidikan nasional untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
mengenal fungsi sekolah dalam masyarkat, mengenal prinsip-
prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar,
b) Menguasai bahan pengajaran, yakni menguasai bahan pengajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan
pengayaan,
c) Menyusun program pengajaran, yakni menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran,
memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar,memilih
dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai, memilih dan
memanfaatkan sumber belajar,
d) Melaksanakan program pengajaran, yakni menciptakan iklim
belajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi
belajar mengajar,
e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan,
yakni menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran,
menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

C. KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN SERTA SERTIFIKAT

1. Kemampuan
Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima
hal sebagai berikut.4
a) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.

3
Usman, Moh. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya halaman
17
4
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
halaman 11
b) Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik.
c) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi.
d) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan cara
belajar dari pengalamannya.
e) Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
2. Keterampilan

Thursthoen dalam Walgito (1990: 108) menjelaskan bahwa, sikap adalah


gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan
tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Berkowitz, dalam
Azwar (2000:5) menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan
atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk
bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif,
yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau
menjauhi/menghindari sesuatu.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah


kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai
suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan
menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek.

3. Sertifikat

Untuk mendapatkan pengakuan atas keprofesionalannya, maka seorang


tenaga pengajar dapat mengikuti sertifikasi. Sertifikasi dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi di sini dapat
diartikan sebagai usaha pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi. Sertifikasi adalah uji kompetensi yang dirancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian
sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan


kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai
bagian yang esensial dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Representasi pemenuhan standar
kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi adalah sertifikat kompetensi
pendidik.

Wibowo (Mulyasa, 2008:35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk


hal-hal sebagai berikut.

a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidikan.


b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga pendidikan.
c. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten.
d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.
e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan.

D. Pentingnya Profesionalisme dalam Keguruan

1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan


Guru yang profesional berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan
dengan memberikan pengajaran yang berkualitas tinggi kepada peserta
didik.
2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif
Guru yang profesional menciptakan lingkungan belajar yang positif dan
mendukung, yang memotivasi peserta didik untuk belajar dan berkembang.
3. Membangun Hubungan yang Baik dengan Peserta Didik
Guru yang profesional mampu membangun hubungan empati dan saling
percaya dengan peserta didik, yang membantu dalam pengembangan sosial
dan emosional mereka.
4. Menginspirasi dan Membimbing Peserta Didik
Guru yang profesional berperan sebagai teladan, menginspirasi peserta
didik untuk meraih prestasi dan membimbing mereka dalam mengatasi
hambatan akademik dan pribadi.
BAB III

PENUTUP

Profesionalisme dalam keguruan mencakup berbagai aspek, mulai dari


pengetahuan akademik hingga etika dan komunikasi yang efektif. Guru yang
profesional memiliki dampak besar dalam membentuk masa depan pendidikan
dan membantu peserta didik mencapai potensi penuh mereka. Oleh karena itu,
penting bagi setiap pendidik untuk terus mengembangkan ciri-ciri profesionalisme
dalam diri mereka agar dapat memberikan kontribusi positif dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Abdullah Hassan & Ainon Mohamad. 2002. Kemahiran Interpersonal Guru
dalam Perkembangan Psikologi Kanak-Kanak., Kemahiran Interpersonal Guru.
Bentong, Pahang: PTS Professional Publishing Sdn. Bhd
Usman, Moh. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai