Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KE-PGRI-AN
PROFESI ETIKA GURU
Dosen Pengampu : H. Soenardjo, S.H, S,Hum

Disusun oleh kelompok 8 :


NAMA NPM
Farihah 1622211072
Moh. Nur Zakki 1622211035
Moh. Sayadi 1622211036
Kiptiyah 1622211034
Homsiyah 1622211073

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI BANGKALAN
PEDIDIKAN EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2016-2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maa Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya lah kami kami dapat menyelesaikan makalah “Profesi Etika Guru”,
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami ami miliki. Dan juga kami berterimakasih
pada Bapak H. Soenardjo, S.H., S.Hum., selaku dosen pengampu mata kuliah Ke-PGRI-an
yang telah memeberikan tugas kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengertahuan kita mengenai “Profesi Etika Guru”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,mengingat
tidak ada sesuau yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Tim Penyusun

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1

C. TUJUAN...............................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.............................................................................................................................2

A. PENGERTIAN ETIKA........................................................................................................2

B. PENGERTIAN GURU.........................................................................................................2

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................................10

A. KESIMPULAN...................................................................................................................10

B. SARAN...............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara operasional, tujuan pendidikan prajabatan guru adalah pemilikan wawasan, sikap,
dan keterampilan sebagai warga Negara yang berpendidikan tinggi. Penguasaan bahan ajaran,
penguasaan dan pemahaman tentang segala hal yang berhubungan dengan peserta didik,
penguasaan teori dan keterampilan keguruan, pemilikan kemampuan melaksanakan tugas
professional dalam hubungannya dengan latar kerjanya secara organisatoris.
Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan oleh
mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Dalam kehidupan
sehari-hari terkadang seorang pendidik tidak melakukan kewajibannya sebagai mana mestinya,
seharusnya seorang guru tugasnya sesuai UU Negara kita yang ada tujuh perannya yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak
didik. Namun dalam kenyataannya terkadang beberapa pendidik hanya melakukan dua tugasnya
yaitu mengajar dan mengevaluasi, hal ini cenderung terjadi dan sangat meresahkan bagi seluruh
lapisan anak didik baik di tingkat SD, SMP,SMA, maupun tingkat yang lebih tinggi yaitu
perkuliahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi keguruan ?
2. Apa tujuan dan fungsi mempelajari etika profesi keguruan ?
3. Bagaimanakah nilai-nilai etika profesi keguruan itu ?
4. Bagaimana ruang lingkup tentang etika profesi keguruan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi keguruan.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan fungsi dalam mempelajari etika profesi keguruan.
3. Untuk mengetahui nialai-nilai dari etika profesi keguruan.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup tentang etika profesi keguruan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA

Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan
dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang
sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika,
manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma
moral yang berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia
yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb.
Di bawah ini beberapa pengertian dari etika menurut para ahli, yaitu :

1. Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti watak,
kebiasaan dan adat-istiadat. Pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi yang lain (Keraf, 1998)
2. Etika sebagai filsafat moral atau ilmu yang mendekatkan pada pendekatan kritis dalam
melihat dan memahami nilai dan norma moral yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
(Muslich, 1998)

B. PENGERTIAN GURU

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
murid-murid, baik secara individual, maupun klasikal baik di sekolah maupun luar sekolah. Saat
ini sosok guru sudah ikut “tereformasi”. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Berikut ini pengertian guru :

1. UU RI No 14 tahun 2000

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

2
2. Zakiyah Daradja

Guru adalah pendidik profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima, dan memukul tanggung jawab.

a. Pengertian Etika Profesi Keguruan


Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan
manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan
guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensinya tujuannya yaitu :
1. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
2. Untuk pengendalian diri
3. Kepribadian
4. Kecerdasan
5. akhlak mulia
6. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Adanya penerimaan terhadap suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya
pengakuan dan pemahaman atas ketentuan dan/atau prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya
dalam menjalankan tugas dan prilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas
kemungkinan adanya konsekuensi dan sanksi seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
Dengan demikian, kode etik keprofesian pada hakikatnya merupakan suatu system
peraturan atau perangkat prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-
orang yang tergabung dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Maka kode etik
keprofesian itu memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam
menopang keberadaan dan kelangsungan hidup suatu profesi di masyarakat.
Bagi para pengemban tugas profesi akan akan menjadi pegangan dalam bertindak serta
acuan dasar dalam seluk beluk keprilakuannya dalam rangka memelihara dan menjunjung tinggi
martabat dan wibawa serta kredibilitas visi, misi, fungsi bidang profesinya.

3
Etika profesi keguruan masuk dalam kategori etika social dalam lingkup etika profesi.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi keguruan maka terlebih dahulu kita
harus tahu apa itu etika, profesi, dan guru.
Jadi etika itu adalah suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia yang dapat diterima oleh akal sehat. Sebagai ilmu etika itu mencari kebenaran mengenai
perbuatan manusia. Sebagai filsafat etika itu mencari keterangan secara radiks mengenai
kebaikan perbuatan manusia. Kemudian sebagai ilmu dan filsafat, etika menghendaki ukuran
yang umum untuk semua perbuatan manisia. Tujuannya adalah mencari ukuran tersebut dan
bagaimana manusia seharusnya berbuat. Sementara itu profesi dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan berjenjeng karir yang membutuhkan pendidikan dan keterampilan dalam
melakukannya. Khusus untuk jabatan guru sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun
kriterianya. Misalnya National Education Association (NEA) pada tahun 1948 menyarankan
criteria berikut :
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Sedangkan yang dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang bekerja sebagai
pendidik dan pengajar professional bagi peserta didik di sekolah agar peserta didik dapat
menjaadi sosok yang berkarakter, berilmu pengetahuan, serta terampil mengaplikasikan ilmu
pengetahuannya.
Berdasarkan ketiga pegertian tersebut, maka etika profesi keguruan dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perbuatan baik yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai pendidik professional. Sebagai filsafat, etika profesi
keguruan, memberikan pengetahuan secara mendalam mengenai perbuatan baik yang harus
dikakukan oleh guru ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta
didik, rekan sederajat, dan masyarakat.

4
Sementara itu sebagai filsafat dan ilmu, etika profesi keguruan menghendaki ukuran atau
standar perilaku yang umum dilakukan oleh guru ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri,
peserta didik, wali peserta didik, rekan sederajat, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan seperti apakah standar perilaku yang harus dilakukan oleh guru secara umum.
b. Tujuan dan Fungsi Mempelajari Etika Profesi Keguruan
Etika profesi keguruan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa di Fakultas Tarbiyah, tujuannya adalah agar mahasiswwa memiliki wawasan profesi
keguruan dan berperilaku positif terhadap profesi keguruan serta mampu menampilkan sebagai
perilaku positif sebagai calon guru dan ketika menjadi guru.
Ada empat fungsi mempelajari etika profesi keguruan yaitu :
1. Untuk memantapkan niat mahasiswa dalam menekuni bidang profesi keguruan.
Diakui maupun tidak, tidak semua mahasiswa yang belajar memiliki niat ataupun cita-cita
untuk menjad guru. Sudah barang tentu hal itu mempengaruhi niatnya untuk berprofesi
sebagai guru. Berbagai hal yang dikaji dalam mata kuliah etika profesi keguruan dapat
dijadikan sebagai pertimbangan bagi mereka untuk memantapkan niat dalam menekuni
bidang profesi keguruan.
2. Untuk menumbuhkan jiwa keguruan pada mahasiswa sebagai calon guru.
Jika anda adalah seorang mahasiswa calon guru, coba amati apakah perilaku anda sudah
mencerminkan sebagi seorang guru ?. jika memang belum, dengan mempelajari mata kuliah
etika profesi keguruan ini maka anda akan mengetahui seperti apakah perilaku yang harus
ditampilkan oleh calon guru. Harapannya pengetahuan tersebut kemudian dapat
diaplikasikan oleh anda sehingga tumbuhlah jiwa keguruan pada diri anda sebagai calon
guru.
3. Untuk memberikan deskripsi tentang harapan dan tantangan ketika berprofesi sebagai guru.
Profesi guru yang disiplin oleh mahasiswa pada dasarnya memiliki berbagai harapan dan
tantngan. Berbagai harapan dan tantangan tersebut dapat diketahui oleh mahasiswa sebagai
calon guru ketika mengkaji mata kuliah etika profesi keguruan. Pengetahuan tentang
harapan dan tantangan tersebut dapat dijadikan sebagai modal bagi mereka untuk
memposisikan dirinya sebagai apa kelak ketika menjadi guru.

5
4. Untuk menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan kepada mahasiswa sebagai calon guru.
Perilaku positif yang ditampilkan oleh guru merupakan perwujudan dari nilai-nilai tersebut
dapat diketahui oleh dosen maupun mahasiswa ketika mengkaji mata kuliah etika profesi
keguruan. Tugas dosen adalah menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan itu kepada
mahasiswa sebagai calon guru.
Meskipun demikian, bukan berarti etika profesi keguruan tidak dipelajari oleh guru. Guru
harus tetap mempelajarinya dengan tujuan agar kemampuannya dalam menjalin relasi dengan
dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat untuk
kepentingan pendidikan semakin baik.
Mudahnya etika profesi keruan tetap dipelajari oleh guru dengan dengan tujuan untuk
meng-uprade kompetensinya, khususnya kompetensi pribadi dan kompetensi socialnya.
Ada beberapa fungsi mempelajari etika profesi keguruan bagi guru yaitu :
1. Untuk memandu guru dalam mengetahui apakah selama ini perilakunya ketika menjalin
relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan sejawat, dan masyarakat
sudah sesuai dengan teori etika profesi keguruan atau belum.
2. Untuk mencegah guru melakukan perilaku yang negative ketika menjalin relasi dengan
dirinya sendiri, peserta didik, wali didik, rekan sejawat, dan masyarakat.
3. Untuk menjaga komitmen guru dalam mewujudkan nilai-nalai etika profesi keguruan ketika
menjalin relasi dengan ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali
didik, rekan sejawat, dan masyarakat.
c. Nilai-nilai Etika Profesi Keguruan
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu fungsi mempelajari etika
profei keguruan adalah untuk menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan pada mahasiswa
sebagai calon guru. Nilai-nilai etika itu merupakan berbagai hal penting yang berguna bagi
kebaikan seseorang dan kebaikan sekelompok orang sehingga mereka dapat menjadi manusia
yang sesuai dengan hakekatnya. Dengan demikian nilai-niali etika profesi keguruan adalah
berbagai hal penting yang berguna bagi kebaikan guru, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyatrakat.
Niali-nilai etika profesi keguruan tersebut kemudian diejawantahkan melalui perilaku
positif guru ketika menjalin relasinya. Ada tiga nilai-nilai profesi keguruan yang harus dilakukan
atau diejawantahkan oleh guru melalui perilaku positifnya, yaitu :

6
1. Tanggung jawab
Ketika seseorang telah memilih berprofesi sebagai seorang guru, maka secara otomatis ia
memikul tanggung jawab sebagi guru. Guru memiliki tanggung jawab utama sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, peenilai, dan pengevaluasi peserta
didiknya.
2. Kewajiban
Tanggung jawab yang dipikul oleh guru menjadikannya memiliki berbagai kewajiban seperti
yang terdapat pada kode etik guru Indonesia . dengan kata lain, kewajiban merupakan
sesuatu yang dilakukan karena adanya tanggung jawab. Kewajiban dilakukan karena
tuntutan hati nurani atau karena panggilan jiwa, bukan karena pertimbangan pikiran. Itulah
sebabnya ada statement yang berbunyi “bekerja sebagai guru adalah panggilan jiwa”.
Kemudian, ketika guru melalaikan kewajibannya, maka ia akan dikenakan sanksi.
3. Hak
Sebaliknya, ketika guru melaksanakan kewajibannya dengan sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuannya, maka ia akan mendapatkan haknya. Jadi guru dapat menuntut haknya
manakala dengan tanggung jawabnya ia telah melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Sungguh akan menjadi sesuatu yang sangat menjijikan jika guru lebih mengedepankan
haknya daripada tugas dan tanggung jawabnya. Merupakan hal yang sangat tidak manusiawi
pula ketika pemerintah maupun pihak yayasan mengabaikan hak-hak guru di saat guru telah
melaksanakan berbagai konsekuensi logis dari kepemilikan tanggung jawabnya.
d. Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan
Ruang lingkup etika profesi keguruan merupakan cakupan yang menjadi kajian inti
dalam etika profesi keguruan. Berdasarkan uraian pada bagian-bagian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup etika profesi keguruan meliputi :
1. Etika guru terhadap diri sendiri
2. Etika guru terhadap peserta didik
3. Etika guru terhadap wali peserta didik
4. Etika guru terhadap rekan sejawat
5. Etika guru terhadap masyarakat
Masing-masing cakupan pada ruang lingkup etika profesi keguruan tersebut tidaklah
berdiri sendiri, tetapi semuanya saling berhubungan.

7
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbale balik antara guru
dengan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Kode etik keprofesian pada hakikatnya merupakan suatu system peraturan atau perangkat
prinsip-prinsip keprilakuan yang telah diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung
dalam himpunan organisasi keprofesian tertentu. Ada pun maksud dan tujuan diadakannya kode
etik ialah untuk menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagai mana mestinya
dan kepentingan semua pihak. Terlindungi sebagaimana layaknya.
Kegiatan mengajar merupakan suatu keterampilan yang dengan sendirinya dapat
dipelajari, sebagai suatu ilmu yang juga sebagai suatu seni. Masalah-masalah kelemahan dalam
dunia pendidikan ini banyak dilihat orang dari kurikulum, tanpa memperhatikan sungguh-
sungguh kelemahan dari metode penyampaian bahan pelajaran. Akibatnya kurikulum lebih
sering mengalami perombakan, dari pada perbaikan metode mengajar, karena dengan
memperbaiki metode mengajar dan ilmu pengetahuan maka guru dapat menjadi seorang guru
yang professional.
Guru yang efektif pada suatu tingkat tertentu mungkin tidak efektif pada tingkat yang
lain, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbadaan dalam tingkat perkembangan mental
dan emosional siswa. Dengan kata lain para siswa memiliki respons yang berbeda-beda terhadap
pola-pola perilaku guru yang sama. Guru yang baik digambarkan dengan ciri-ciri yaitu :
1. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara professional. Ia terus berusaha untuk
menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya.
3. Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
4. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan
kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi
keguruan. Mereka secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap
dirinya dapat ditaksir.

8
5. Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari
peengamatannya tentang pekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi cultural di dalam
kelas.
6. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh.
7. Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah
nasibnya.
Adapun karakteristik atau sifat-sifat guru yang baik dalam pandanagan siswa menurut
Cooper yang mengutip pendapat B.O Smith yang telah menyarankan bahwa seorang guru yang
terlatih juga sebaiknya :
1. Demokratis
2. Suka bekerja sama (kooperatif)
3. Baik hati
4. Sabar
5. Adil
6. Konsisten
7. Bersifat terbuka
8. Suka menolong
9. Ramah tamah
10. Suka humor
11. Memiliki bermacam ragam minat
12. Menguasai bahan pelajaran
13. Fleksibel
14. Menaruh minat yang baik terhadap siswa.
Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa
serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsure lain, lebih-
lebih dalam masyarakat kita, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru
sangat minim.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Guru yang professional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru
sebagai tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian.
 

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan materi pada makalah kami mengenai pengertian etika profesi keguruan,
kami dapat menarik kesimpulan bahwa etika profesi keguruan itu adalah ilmu yang mempelajari
tentang perbuatan baik yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pekerjaannya
sebagai pendidik professional. Dimana guru ini sangat berperan penting bagi kemerdekaan dan
kejayaan bangsa kita sebab guru akan mendidik penerus bangsa agar dapat menjadi pamuda-
pamudi bukan hanya cerdas tapi juga berwibawa dan santun serta paham akan agama serta etika
khususnya. Dan guru yang baik adalah guru yang lebih mengedepankan kewajiban di
bandingkan hak dan kepentingan pribadinya.
B. SARAN
Saran kami sebaiknya dalam penyusunan makalah alangkah baiknya jika menggunakan
banyak referensi agar informasi dan materi yang kita sampaikan lebih akurat.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://sugiatibuahati.wordpress.com/2015/01/29/etika-dalam-profesi-guru-3/

http://profdikguru.blogspot.co.id/2015/05/esensi-kode-etik-guru-dan-etika-

Jurnal Etika Profesi Guru

11

Anda mungkin juga menyukai