Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA DAN MORAL PAUD


Dosen Pengampu : …………………………………..

NAMA : DORA ZULIANA

NIM : 2017 62 020

JURUSAN PGPAUD

UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA

(UNSULTRA)

TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan komponen utamadalam


pelaksanaan dan proses pendidikan. Perubahan sistem pelaksanaan pendidikan dan
adanya tantangan-tantangan baik yang bersifat lokal, regional, nasional, dan
internasional menghendaki adanya kriteria guru yang memiliki kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan dalam memfasilitasi peserta didik mengembangkan potensi yang
dimilikinya.Untuk dapat memiliki kualitas tersebut, guru harus melewati proses
pendidikan yang bermutu dan memenuhi standar dan juga berusaha mengembangkan
diri dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan akademik dan
kemampuan berkepribadian. Predikat guru memerlukan persyaratan pendidikan
tertentu sebagai sebuah pekerjaan yang memiliki nilai-nilai edukatif-profesional,
berwawasan luas dan memiliki tanggung jawab dalam kiprah kependidikannya.
Dengan semakin berkembangnnya zaman menuntut profesi guru yang handal,cerdas
dan berkepribadian yang sejalan dengan kebutuhan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tuntutan ini sangat beralasan dalam menempetkan guru,
khususnya guru atau pendidik PAUD, sebagai suatuprofesi dengan memberikan
kedudukan sosial, proteksi jabatan,penghasilan, dan status hukum yang lebih
dibandingkan dengan keadaansebelumnya.melalui makalah ini kiranya dapat
membantu para pendidik PAUD agar secara konseptual memahami hal-hal yang
berkaitan dengan etika serta karakteryang sesuai bagi pendidik PAUD

Kendari, 16 Januari 2018

Dora Zuliana

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
I. ETIKA
a. Pengertian................................................................................. 2
b. Manfaat Etika Bagi Pendidik.................................................... 2
II. KARAKTER / MORAL ................................................................ 4
a. Pengertian................................................................................. 4
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Karakter.............................................................. 5
BAB III PENUTUP...................................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................. 8

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu elemen primer dalam kehidupanmanusia di
masa modern. Pendidikan pada dasarnya adalah usahamemanusiakan manusia. Paulo
Freire, seperti yang dikutip Yunus (1),melihat pendidikan sebagai salah satu upaya
untuk mengembalikanfungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari berbagai
bentukpenindasan, kebodohan, sampai ketertinggalan. Pendidikan, sebagaisuatu
usaha yang disengaja dan sistematis, tidak semata-mataterbatas sekat ruang sekolah
formal namun juga nonformal dan dimulaisejak usia dini. Semakin tingginya
kesadaran orang tua dan pemerhatipendidikan mendorong terbentuknya suatu wadah
pendidikan anakusia dini (PAUD) yang bergerak hingga ke masyarakat akar
rumput.Untuk suatu upaya pendidikan berjalan dengan baik diperlukanbeberapa
elemen, tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini(PAUD) dimana salah satu
elemen yang penting keberadaannyaadalah pendidik. Pendidik, menurut Zahara Idris
dan Lisma Jamal,adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan
bimbingankepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,agar
mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri) memenuhitugasnya sebagai
makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, danmakhluk sosial. Peran mereka
terutama nampak dalam kegiatanpendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu
mentransformasikankebudayaan secara terorganisasi demi perkembangan peserta
didik(siswa).

B. Rumusan Masalah
Etika dan moral Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

C. Tujuan
Untuk mengetahui etika dan moral Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. ETIKA

a. Pengertian

Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos”,yang berarti “timbul dari


kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standard dan penilaian moral. Etika berhubungan erat
dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaranatau evaluasi
terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Etika biasanya sering diasumsikan bersinonim
atau memiliki kesamaan dengan moral. Moral atau moralitas biasanya dikaitkan
dengan sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.
Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasehat,
peraturan, perintah, dan semacamnya yang diwariskan secara turun-temurun melalui
agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik
agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik. Berbeda dengan moralitas, etika
perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang bicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Nilai adalah sesuatu yang
berguna bagi seseorang atau kelompok dan karena itu orang atau kelompok tersebut
selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat memberi makna
kepada diri serta seluruh hidupnya. Norma adalah aturan atau kaidah dari perilaku
dan tindakan manusia

b. Manfaat Etika Bagi Pendidik

Menurut Suseno, ada empat alasan mengapa manusia perlu beretika:


Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik. Perlu
kesatuan tatanan normatif.
Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat.
Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual, dan budaya itu nilai budaya
tradisional tertantang. Perubahan-perubahan budaya terjadi begitu cepat
akibat modernisasi. Dalam situasi seperti ini,etika membantu kita agar jangan
kehilangan orientasi, dapat membedakan antara yang hakiki dan apa yang

3
boleh berubahdan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketiga, dengan etika kita dapat menghadapi ideologi-ideologi baru dengan
kritis dan objektif untuk membentuk penilaian sendiri, agar kita tidak mudah
terpancing. Etika juga membantu agar kita jangan naif atau ekstrem, tidak
cepat bereaksi, terhadap suatu pandangan baru, menolak nilai-nilai hanya
karena baru dan belum biasa.
Keempat, etika juga perlu oleh agama untuk memantabkan pemeluknya
dalam keyakinan dan keimanan.Dengan memperhatikan manfaat etika,
diharapkan peranpendidik di manapun, dalam situasi apapun keberadaannya
tetaplah sebagai pembimbing, pembina perilaku, dan sekaligus model
berperilaku manusia beretika. Karena ini bagian dari tanggung jawab sebagai
pendidik. Pendidik yang sukses adalah guru yang tidak hanya kaya secara
materi namun juga kaya dalam nilai-nilai moral dan spiritualnya. Pendidik
yang cerdas mampu memberdayakan segala kualitas positif dalam dirinya
berhak untuk mengukirkan nasibnya sesuai dengan yang diimpikan. 

Kode etik disusun biasanya menyesuaikan konteks lokal dimana setiap region
biasanya memodifikasi kode etik profesimereka sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di region tersebut walaupun tetap ada prinsip-prinsip umum yang teguh
dipegang dan berlaku universal di berbagai wilayah. Pada umumnya, kode etik
pendidik bersumber dari:
1. nilai-nilai agama dan Pancasila
2. nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional
3. nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
jasmaniah, emosional, sosial, dan spiritual.
Kode etik guru/pendidik Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-
nilai dan norma-norma profesi guru yangtersusun dengan baik dan sistematis dalam
suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai
landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam
menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar
sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ada beberapa butir
mengenai kodeetik guru Indonesia, antara lain :
1. berbakti membimbing peserta didik untuk membentukmanusia Indonesia
yang seutuhnya berjiwa Pancasila.

4
2. memiliki dan melaksanakan kejuruan profesional.
3. berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar-mengajar.
5. memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan
6. secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat prosesinya.

II. KARAKTER/MORAL

a. Pengertian

Karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama individu tertentu. Konsep


karakter dapat menyiratkan berbagai atribut termasuk keberadaan atau kurangnya
kebajikan seperti perilaku integritas, keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan.
Karakter terutama mengacu pada kumpulan kualitas yang membedakan satu orang
dari yang lain. Menurut Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), karakter didefinisikan sebagai bawaan hati, jiwa, kepribadian,budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Karakter mengacu
kepada serangkaian
 sikap (attitudes),
 perilaku (behaviors),
 motivasi (motivations),dan
 keterampilan (skills).

Selain itu, karakter, khususnya karakter yang baik, tidak berdiri sendiri
melainkan merupakan suatu rangkaian dari perbuatan yang tidak hanya ditujukan
kepada diri sendiri melainkan juga perbuatan yang berhubungan dengan orang lain
seperti yang dikatakan Aristoteles, seorang filsuf Yunani :

5
“Karakter yang baik merupakan : perbuatan yang benar dalam
hidup, berbuat benar dalam hubungan dengan orang lain, berbuat benar
terhadap diri sendiri” - Aristoteles-

Individu yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku negatif akan
digolongkan sebagai individu yang memiliki karakter buruk atau negatif. Sebaliknya,
individu yang berperilaku sesuai kaidah moral digolongkan sebagai individu dengan
karakter positif. Individu yang berkarakter baik atau positif adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan semesta alam, dirinya
sendiri, sesama manusia,dan lingkungannya dengan mengoptimalkan potensi dirinya
dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya). Karakter
positif berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya yang ditandai
dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri,
bertanggung jawab, jujur, pemaaf, menepati janji, dan kualitas positif lainnya.
Karakter bukanlah sesuatu yang sepenuhnya bersifat genetik atau turunan sehingga
untuk membentuk karakter harus melalui proses pembelajaran dan pembiasaan atau
pelatihan secara terus menenerus. Terkait dengan karakter maka yang dilatih dan
dibentuk adalah kebiasaan dalam berpikir, merasa,dan senantiasa berbuat baik dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja untuk membentuk karakter jujur pada individu
maka sejak dini seseorang harus dibiasakan untuk berkata dan bertingkah laku jujur
dengan membiasakan diri tidak mencontek pekerjaan orang lain atau mengakui
kesalahan yang dilakukan.

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Menjadi pendidik PAUD yang berkarakter merupakan hal yang penting.


Karakter menunjukkan siapa kita sebenarnya dan menentukan bagaimana seseorang
membuat keputusan. Karakter juga menentukan sikap, perkataan, dan tindakan
seseorang dimana hal-hal tersebut dapat membantu untuk mencapai kesuksesan.
Pembentukan karakter individu pada umumnya melalui berbagai proses dimana
banyak faktor yang berperan selama proses pembentukan karakter berlangsung.
Karakter terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan(virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang
dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.

6
V.Campbell dan R. Obligasi (1982) menyatakan ada beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang :
1. Faktor keturunan
2. Pengalaman masa kanak-kanak
3. Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua
4. Pengaruh lingkungan sebaya
5. Lingkungan fisik dan social
6. Subtansi materi di sekolah atau lembaga pendidikan lain
7. Media massa

Untuk mengembangkan karakter yang baik perlu ada suatu penentuan dan
pendefinisian kualitas karakter yang akan ditanamkan sehingga dapat dimengerti oleh
semua orang antara lain dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi atau aktivitas. Dalam
proses pembentukan karakter yang baik perlu adanya kontrol internal dan kontrol
sosial yang menuntut individu untuk memiliki karakter positif tertentu. Misalnya saja
sebagai pendidik (guru) dalam suatu komunitas pendidikan, seperti PAUD,
dibutuhkan karakter seperti jujur, perhatian,sabar, dan karakter positif lain sebab
pendidik dalam komunitas pendidikan berperan sebagai teladan dan model bagi anak
didiknya. Selain pendefinisian yang jelas mengenai kualitas karakter yang diinginkan
serta adanya kontrol internal dan kontrol sosial,dalam pembentukan karakter,
khususnya karakter yang baikatau positif, diperlukan reinforcement atau penguatan
dari luar(eksternal) melalui bentuk-bentuk penghargaan terhadap karakter baik yang
ditunjukkan. Penghargaan yang ditunjukkan dapat berupa pujian atau hadiah
(reward) tertentu. Seorang pimpinan dalam PAUD, misalnya, dapat memuji
pendidik-pendidik PAUD yang mengajar di tempatnya atas karakter baik yang
ditunjukkan seperti, “wah,saya perhatikan Ibu Yuni selalu tepat waktu datang ke
sekolah. Bagus sekali itu. Pertahankanterus ya, Bu”. Pujian-pujian yang diberikan,
terutama di depanpublik, atau reward dalam bentuk lain walaupun sifatnya sederhana
namun apabila diberikan terus-menerus akan membentuk pemahaman dan keyakinan
pada individu mengenai karakter baik sehingga karakter tersebut akan terus
dilakukan.
Karakter merupakan salah satu poin penting yang menentukan keberhasilan
seseorang. Temuan dari Universitas Harvard, 85% dari sebab-sebab kesuksesan,
pencapaian sasaran, promosi jabatan, dan lain-lain, adalah karena sikap-sikap
seseorang. Hanya 15% disebabkan oleh keahlian ataukompetensi teknis yang

7
dimilikinya. Oleh sebab itu, terkait upaya membangun karakter positif, khususnya
karakter dalam diri pendidik, disusunlah 16 pilar pembangun karakter :
1. Kasih saying
2. Penghargaan
3. Pemberian ruang untuk pengembangan diri
4. Kepercayaan
5. Kerja sama
6. Saling berbagi
7. Saling memotivasi
8. Saling mendengarkan
9. Saling berinteraksi secara positif
10. Saling menanamkan nilai-nilai moral
11. Saling mengingatkan dengan ketulusan hati
12. Saling menularkan antusiasme
13. Saling menggali potensi diri
14. Saling mengajari dengan kerendahan hati
15. Saling menginspirasi
16. Saling menghormati perbedaan

8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai