Anda di halaman 1dari 4

ISU-ISU KRITIS PROBLEMATIKA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Namun
dalam pelaksanaannya masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini tidak lepas dari
berbagai aspek yang mempengaruhi proses pendidikan khususnya di Indonesia. Isu-isu
mengenai PAUD pun bermunculan, mulai dari isu kurikulum sampai pada orang tua siswa,
bahkan pemerintah. Berikut ini isu-isu yang menjadi pembahasan dalam bidang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD)..

1. Aspek Kurikulum
Kurikulum menjadi salah satu isu yang paling santer terdengar, antara lain menganai
kurikulum yang terlalu kompleks namun tidak diimbangi dengan pemerataan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan. Selain itu, nama kurikulum yang berubah-ubah juga sangat
mempengaruhi.

2. Aspek Pembelajaran
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive
behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan
suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi
akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (reinforcement). Ini berarti
bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu
untuk mencapai suatu hasil

3. Aspek Guru
Guru menjadi salah satu isu utama yang dihadapi. Keadaan guru khsusnya di Indonesia
juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang
memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat. Hal ini dikarenakan rendahnya kesejahtreraan guru. Dengan
pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.
Sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk menjalankan tugasnya tidak terlaksana
secara maksimal.

4. Aspek Siswa
Ketidakseimbangan antara perkembangan fisik, mental anak dengan apa yang dihadapi
(pelajaran hkususnya calistung) hal ini akibat dari “keinginan” orang tua yang menganggap
bahwa anak yang dapat membaca di usia dini adalah hebat.

5. Orang Tua Dan Lingkungan Keluarga/Rumah


Orang tua merupakan tempat anak menerima pendidikan yang pertama dalam proses
menerima pengetahuan dan tidak hanya itu orang juga menjadi ikon terpenting dalam
menentukan masa depan seoarang anak, namun perkembangan pendidikan yang semakin
pesat dan semakin rumit membuat orang tua sulit mengendalikan sikap dan menerapakan
tanggung jawab untuk anaknya.
Partisipasi orang tua besar pengaruhnya terhadap proses belajar anak dan prestasi
belajar yang akan dicapai. Hasil penelitian Baker dan Stevenson menunjukkan bahwa, peran
atau partisipasi orang tua memberikan pengaruh baik terhadap penilaian guru kepada siswa.
Orang tua mempunyai peran serta untuk ikut menentukan inisiatif, aktivitas terstruktur di
rumah untuk melengkapi program-program pendidikan di sekolah sebagaimana yang terjadi
di Indonesia. Selain itu, juga dinyatakan bahwa jaringan komunikasi yang dibangun oleh
orang tua sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa di masyarakat.
Namun ada beberapa hal yang menjadi isu di kalangan pendidikan PAUD mengenai
orang tua dan lingkungan rumah, antara lain:
 Orang tua (umumnya) tidak memperhatikan perkembangan mental anak dengan usia
anak. Tak jarang dijumpai anak yang terlalu dini “dipaksa” untuk mengikuti
pembelajaran. Hal ini menyebabkan anak menjadi ogah-ogahan dalam belajar.
 Kebutuhan belajar anak yang belum dapat dipenuhi karena keterbatasan ekonomi.
 Orang tua berlebihan dalam memberikan pelajaran di rumah. Sehingga anak tidak
mempunyai waktu untuk bermain dan hal ini dapat menyebabakan (kemungkinan
besar) munculnya kejenuhan dalam belajar.
 Situasi rumah yang kurang kondusif. (adanya pertengkaran dll)
 Orang tua tidak mengambil bagian dalam pembelajaran di rumah (pengulangan
pelajaran) oleh karena kesibukan.

7. Isu Kritis Aspek Pemerintah Daerah


Pemberlakuann UU otonomi daerah yang dimulai dengan diterapkannya UU nomor
22 tahun 1999 dan kemudian disempurnakan dengan UU nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, dengan diserahkannya sejumlah kewenangan yang semula menjadi
urusan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, mengakibatkan terjadinya perubahan
dalam berbagai aspek pembangunan di Indonesia, termasuk juga dalam aspek pendidikan.
Dengan adanya peraturan diatas telah banyak memberi dampak negative, salah satu
contoh pemerintah daerah kurang memperhatikan pendidikan dan tidah mau memikirkan
tentang bagai mana menangulangi permasalahan-permasalahan pendidikan, pemerintah
seharusnya mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat-masyarakat terdidik
agar bisa mengembangkan kemampaunya di daerah masing-masing, namun pada
kenyataanya pendidikan menjadi koban politik oleh parah pemerintah daerah, kasus tersebut
telah membawa dampak besar bagi perkembangan dunia pendidikan yang ada setiap daerah.
Salah satu contoh ketika pemilihan calon pempin daerah berlangsung para guru dan kepala
sekolah akan di ancam dipindahkan daerah pelosoh. Ini persoalan yang wajib muncul di
setiap pemilihan ulang calon pemimpin daerah.
TUGAS

RANGKUMAN

ISU-ISU KRITIS PROBLEMATIKA


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

NAMA : DORA ZULIANA

NIM : 2017622020

UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PG-PAUD

2017

Anda mungkin juga menyukai