Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS : Masalah Belajar Anak

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK KELOMPOK B1 KETUMBAR DI TK NEGERI PEMBINA


KANDANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

A.Deskripsi Situasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah belajar yang dialami salah satu anak
kelompok B1 Ketumbar di TK Negeri Pembina Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.Jenis
penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus.Metode pengumpulan data
menggunakan observasi,wawancara dan dokumentasi.Penelitian ini menggunakan teknis analisis
data Miles dan Huberman,meliputi,analisis redusi data dan penarikan kesimpulan .

Beberapa cara meningkatkan motivasi belajar siswa juga dapat diterapkan agar hal
tersebut selalu ada di dalam diri siswa. Cara ini beragam dan dapat dilakukan oleh siswa,
orang tua, hingga guru.

Cara meningkatkan motivasi Belajar anak::


1. Pilih metode belajar yang tepat
Guru harus bisa memimilih metode yang digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar anak.Selain guru ,orang tua juga perlu mempelajari metode belajar
mana yang tepat untuk anak dirumah agar dapat memaksimalkan waktu beljar
mereka.

2. Maksimalkan Fasilitas Pembelajaran


Dapat memanfaatkan perpustakaan dan taman sekolah untuk proses belajar
agar anak tidak bosan belajar di dalam kelas.Juga bisa memanfaatkan
laboatorium,aula,mushola ,dll.

3. Memanfaatkan Media Belajar


Saat ini media belajar sudah semakin beragam.Selain buku,anak juga bisa
mencari informasi dan ilmu pengetahuan melalui internet.

4. Meningkatkan Kualitas Guru


Kualitas guru ini tidak hanya diukur dari penguasaan dan cara penyampaian
materi kepada anak,namun kemampuan guru mengerti psikolog anak
5. Evaluasi Pembelajaran
Jika anak dirasa belummemiliki motivasi belajar yang tinggi,guru perlu melakukn
evaluasi pembelajaran.Hal ini untuk menilai apakah kegiatan belajar mengajar
selama ini sudah efektif atau belum.

6. Ciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan


Motivasi belajar anak juga dapat ditingkatkan dengan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.Misalnya,guru memberi pujian kepada nak yang dapat
menjawab pertanyaan.Sementara Ketika anak tidak bisa menjawab bukan lngsung
dimarahi,namun dikoreksi secara baik.
7. Ciptakan Persaingan Dan Kerjasama
Namun yang perlu diperhatikan,persaingan harus berupa persaingan yang
sehat,bukan saling menjatuhkan secara curang,Begitu juga dengan Kerjasama,
harus yang menuju kebaikan,bukan untuk hal-hal yang buruk.
B.Analisis Situasi

Berdasarkan hasil penelitian di temukan si “A”mengalami hasil belajar yang di capai kurang
memenuhi target disebabkan oleh suasana hati si “A” yang kurang baik.Pada saat pembelajaran
sekitar 2-5 menit si “A” mulai bergerak tidak tera rah,ia sibuk dengan dirinya sendiri,menelilingi
ruangan kelas dan keluar kelas anpa disadari oleh guru.Sehingga si “A” kurang memperhatikan guru
yang sedang menyampaikan materi,ia bersikap acuh tak acuh dengan peraturan dan prosedur yang
dibuat oleh guru seperti kegiatan main yang sudah disiapkan disetiap kelompok,ia hanya
memegang sebentar dari salah satu kegiatan tersebut ,lagu ia tinggalkan tanpa mau
menyelesaikannya.Ia cenderung membuat kegaduhan didalam kelas dengan mengganggu teman
yang sedang belajar,berebut mainan,serta melakukan hal yang biasa disukai menurutnya,
walaupun anak yang disekitarnya tidak menyukainya.Hal tersebut dipicu oleh pola tidur si “A” yang
tidak teratur dan keinginannya yang harus dipenuhi.Ketika keinginanna tidak dipenuhi si ‘A’tidak
dipenuhi,mudah tersinggung,mengamuk dengan membanting dan membuang barang yang ada
disekitarnya serta menangis meronta-rona sambil bereriak didepan umum.Faktor yang
mendominasi penyebab” A”mempunyai masalah belajar yaitu pola asuh orang tua yang diberikan
kepada “A” cenderung permisif yang menjadi sumber penguatan(rein-forcement) untuk”A”
melakukan hal yang ia inginkan,penggunaan gawai dan tayangan televisi menjadi pembiasaan
dalam kehidupan sehari-hari,serta lingkungan sekitar yang menjadi sumber pemicu modelling
meniru bagi”A”

Pola asuh juga mendominasi penyebab”A” memiliki masalah belajar .Bentuk pola asuh yang
diterapkan orang tua”A” cenderung pada pola asuh permisif kaitannya dengan konsep diri dan
disiplin anak yaitu “A” melakukan kebiasaan yang tidak teratur seperti pola tidur tidak teratur dan
senang menghabiskan waktunya dengan bermain sampai larut malam yang mengakibatkan “A”
terlambat bangun tidur,terlambat kesekolah bahkan enggan kesekolah.Disamping itu kondisi “A”
dalam keadan tidak mood di sekolah yang didukung penuh dengan terbiasa mengikuti
kemauannya.Demikian pula dengan sikap orang tua “A” yang kurang tegas selalu menuruti
kemauan dan mengiaya segala keinginan”A” mebuat “A” semakin berkuasa didalam keluarganya
sehingga “A” melakukan keinginannya Tanpa didasari Batasan,pengawasan dan contoh yang baik
dari orang tua”A”.Orang tua”A” kurang memperhatikan memperhatikan tingkah laku yang
ditunjukkan “A” dan lebih senang menuruti semua keinginan anak,serta mengabaikan setiap
perilaku tidak baik yang ditunjukkan anak dengan menganggap perilaku yang tidak baik tersebut
merupakan hal yang biasa.

C.Alternatif Solusi

Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia0-8 tahun,dimana pertumbuhan
dan perkembangan bersifat unik.Pada usia ini, anak memiliki karakteristik yang khas ,yang tidak
dapat disamakan dengan orang dewasa.Seluruh asfek pertumbuhan dan perkembangan pada masa
ini sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.Masa ini
sering disebut dengan golden age (masa emas),karena anak mengalami pola pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan dimasa yang akan mendatang(Hasan,2012)

Aunurrahman (2016;352) menyatakan bahwa masalah-masalah belajar dapat terjadi sebelum


kegiatan belajar dimulai yang berhubungan dengan karakteristik/ciri khas anak,baik berkenaan
dengan minat,kecakapan maupun pengalaman-pengalaman

Berikut ini adalah cara mengatasi anak yang susah diatur yang dapat Guru Pintar terapkan di kelas.
Simak sampai selesai, ya!
1. Merancang metode mengajar yang bervariasi

Setiap anak dikarunia keunikan dan karakternya masing-masing. Hal ini

menyebabkan setiap anak tidak dapat ditangani dengan cara yang sama. Supaya semua

karakter dan keunikan siswa dalam belajar dapat terfasilitasi, Guru Pintar harus merancang

metode mengajar yang beragam. Misalnya, metode mengajar menggunakan diskusi. Mungkin

di kelas A siswa dapat belajar dengan baik dengan metode ini, tetapi di kelas lain belum tentu

metode ini sesuai. Oleh karena itu, Guru Pintar harus siap sedia alternative-alternatif untuk

mengatasi kendala seperti ini.

Dengan metode yang sesuai dengan karakteristik mereka, siswa akan fokus dan bersemangat dalam
belajar.

2. Buat kesepakatan kelas yang jelas dan taati

Mengatasi siswa yang ribut saat belajar dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan yang

jelas bersama dengan siswa. Jika kesepakatan sudah dibuat, Guru Pintar harus konsisten dan

menunjukkan pada siswa bahwa kesepakatan harus dipatuhi oleh semua siswa dan juga guru

3. Beri peringatan dengan halus atau secara nonverbal saja

Berilah peringatan dengan menggunakan body sign. Misalnya meletakkan telunjuk


di depan bibir, dengan diam dan menatap semua siswa, atau bisa berhitung dengan suara
normal. Untuk siswa-siswa di level sekolah dasar, Guru Pintar dapat mengalihkan
kegaduhan dengan menyanyi. Saat siswa gaduh, nyanyikan lagu yang mereka sukai dan
mereka akan mengikuti gurunya menyanyi. Setelah itu Guru Pintar dapat mengajak siswa
untuk kembali fokus pada pelajaran.

4. Pilih diksi selain “jangan” untuk melarang siswa

Contoh peringatan yang sering didengar adalah “Jangan berisik!” atau “jangan
mengobrol.” peringatan seperti ini biasanya tidak bertahan lama. Siswa kan mematuhi
sebentar saja kemudian akan mengulangi lagi karena tidak ada alasan solutif dari peringatan
tersebut.

Solusinya adalah dengan mengganti pilihan kata atau diksi yang Guru Pintar gunakan. Alih-
alih mengingatkan dengan “Jangan berisik!” gunakan ungkapan “Ayo, kita belajar dulu ya”
atau “ayo dengarkan dulu Bapak/Ibu Guru!”

5. Stop memberi label pada siswa

Kenakalan siswa di sekolah tidak akan teratasi dengan memberikan label si A


bandel, si B nakal, dan lain sebagainya. Yuk, mulai fokus dengan hal positif pada diri siswa.
Setiap siswa pasti memiliki sisi positif. Jangan-jangan mereka bertingkah sedikit berbeda
dengan siswa lainnya karena ingin mendapatkan perhatian dari gurunya.
6. Pahami kenapa siswa tidak bisa diam

Ketika anak cenderung untuk selalu bergerak dan aktif di dalam kelas sehingga
berpotensi mengganggu siswa lainnya, bukan berarti anak tersebut memang nakal atau
bandel. Guru Pintar wajib mencari tahu penyebab siswa melakukan tindakan seperti itu.

Bisa jadi siswa tersebut merupakan anak yang hiperaktif atau sedang merasa
bosan. Supaya pembelajaran berjalan lancar dan semua siswa mendapatkan pengalaman
belajar yang sama-sama bermakna, Guru Pintar dapat menerapkan metode belajar yang
banyak melibatkan aktivitas seperti games, diskusi, atau bermain peran. Hal ini perlu sekali
karena siswa tidak bisa duduk, diam, dan memperhatikan guru membutuhkan aktivitas yang
bisa dilakukan agar energinya dapat tersalurkan dengan tepat.

7. Menjadi pendengar yang baik

Salah satu cara mencari solusi menangani siswa yang sulit diatur adalah dengan menjadi
pendengar yang baik. Sering kali siswa yang menjadi trouble maker di kelas adalah siswa yang
kurang perhatian atau memiliki hal yang tidak tersampaikan. Pendekatan secara pribadi dengan
mengajak mereka bicara santai di luar konteks pembelajaran akan memberi kesempatan siswa
mencurahkan uneg-unegnya. Selain dapat membangun kedekatan antara siswa dan guru, kegiatan
seperti ini dapat membuat siswa merasa diterima dan dihargai.

8. Memberikan hukuman yang positif

Yang dimaksud dengan hukuman positif adalah hukuman yang benar-benar


membuat anaka menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Memberikan
hukuman dengan cara memarahi, membentak, atau hukuman fisik tidak akan membuat
siswa jera, tetapi justru akan semakin membuat mereka sulit diatur.

Jenis hukuman atau konsekuensi yang didapat siswa jika melakukan pelanggaran harus
disampaikan di awal pembelajaran dan dilakukan bersama-sama dengan siswa. Kemudian
hasil kesepakatan ini harus konsisten dilaksanakan sehingga ketika menerima hukuman,
siswa tidak merasa sakit hati.

9. Berkomunikasi dengan orang tua

Untuk beberapa kasus tertentu, Guru Pintar harus berkomunikasi dengan orang tua.
Koordinasi dengan pihak orang tua siswa akan membuat guru dan orang tua lebih
memahami siswa sehingga dapat bersama-sama membantu mendukung dan motivasi siswa.

Komunikasi dengan orang tua dapat dilakukan secara rutin misalnya saat menyampaikan raport. Di
luar jadwal komunikasi rutin seperti telah disebutkan sebelumnya,

10. Sabar

Bagaimanapun tingkah siswa di kelas, Guru Pintar harus selalu sabar. Tingkatkan
kemampuan mengontrol emosi sehingga tidak meledak-ledak di kelas ketika menangani
siswa yang susah diatur. Dengan manajemen emosi yang baik, Guru Pintar akan dapat
berpikir jernih dan dapat bertindak dengan tepat

D.EVALUASI

Penelitian studi kasus ini menggunakan Teknik analisis Miles dan Huberman(dalam
Sugiyono,2017;337)mengemukakan bahwa aktivitas alam analisis data kualitatif dilakukan secara
ineraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga dilapangan akan memperjelas
kesimpulan

E.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ,dapat disimpulkan bahwa anak “A” mengalami masalah belajar
yakni pencapaian hasil belajar yang diperoleh kurang memenuhi target.Hal ersebut disebabkan oleh
suasana hati “A” yang kurang baik.Anak mudah bergerak tidak terarah dan menyerah saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung yang dipicu oleh pola tidur yang tidak teratur dan keinginan yang
harus selalu dipenuhi.Saat pemberian tugas pembelajaranpun ia hanya Sebagian menyelesaikannya
bahkan tidak mau mengerjakan tugasnya,juga memiliki perilaku yang kurang wajar yaitu kebiasaan
terlambat masuk sekolah bahkan jarang sekolah disebabkan leh beberapa factor yang mendominasi
dan mendukung masalah belajarnya.Faktor ang mendominasi penyebab”A” mempunyai masalah
belajar yaitu pola asuh orang tua yang diberikan kepada “A” cenderung menjadi sumber masalah
yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Annurrahman,2016.Belajar dan Pembelajaran Bandung;Alfabeta

Kosasih,E,2012.Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung PT.Prayama

SUJIONO,2009.Konsep Dasar Pendidikan AUD.Jakara;PT Indeks

Anda mungkin juga menyukai