Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical jurnal review adalah suatu kegiatan membuat laporan mengenai kritikan
sebuah jurnal. Dengan melakukan critical jurnal review maka mahasiswa terlebih
dahulu membaca dan memahami isi jurnal yang akan di kritik. Dalam memahami
suatu jurnal maka mahasiswa dituntut kritis dalam memahami isi jurnal untuk
nantinya dalam membandingkan jurnal tidak ada kesalahan/keraguan dalam
mengkritik buku tersebut.

2. Tujuan Penulisan CJR


1) Penyelesaian tugas critical jurnal review dalam rangka memenuhi syarat
kurikulum dalam perkuliahan
2) Menanambah pengetahuan tentang mengekritisi sebuah jurnal
3) Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan dengan dengan
pengevaluasian hasil belajar siswa.
4) Menguatkan kemampuan melakukan critical jurnal review terhadap suatu
jurnal

3. Manfaat CJR
1) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang tentang
mengkritik sebuah jurnal.

4. Identitas Jurnal Yang Direview


1. Judul : Upaya meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar
2. Penulis : Khairul Jalil F03112049
3. Tahun terbit : Mei 28 2015

4. p-ISSN, e-ISSN : 1410-4725, 2338-6061


5. Alamat Situs : http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ringkasan
Faktor-faktor yang mendorong minat menurut Sutini adalah sebagai berikut. Pertama faktor
kebutuhan, karena adanya kebutuhan tertentu orang mempunyai minat untuk memenuhi kebutuhan
itu. Kedua faktor perasaan; perasaan sukses, senang, mendorong timbulnya minat, sedangkan
perasaan kecewa, gagal, menghambat atau bahkan menghilangkan minat. Ketiga, factor lingkungan;
maksudnya minat dipengaruhi dorongan untuk diterima atau diakui oleh lingkungan .
Membaca bukanlah objek dari minat tetapi membaca merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk memenuhi minat. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna
bagi kehidupan dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong timbul dan
berkembangnya minat anak. Apabila minat ini sudah tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa anak
sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun akan meningkat.
Ajip Rosidi (1973:18) mengatakan bahwa pembinaan minat baca bagi masyarakat Indonesia dapat
dibina sejak mereka masih anak-anak (TK, Sekolah Dasar, dan terus sampai SLTP/SLTA). Jika
pembinaan minat baca tidak dimulai sejak dini, maka besar kemungkinan setelah besar pun tetap tidak
gemar membaca. Kalaupun gemar membaca maka bahan bacaan yang dipilih hanya berkisar pada
buku bacaan hiburan. Oleh karena itu masalah minat baca siswa Sekolah Dasar perlu mendapat
perhatian. Di jenjang Sekolah Dasar, usia ini dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kelas rendah
(kelas 1-3 Sekolah Dasar) dan kelas atas (kelas 4-6 Sekolah Dasar). Menurut Karmila Wardhana,
memiliki ciri khas yang berbeda.

1. Kelas 1-3 Sekolah Dasar


Anak di kelas bawah masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas
belajar dilakukan sambil bermain ke jenjang Sekolah Dasar yang formal. Mereka dituntut untuk
banyak berada dalam dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta
mengerjakan tugas-tugas.
Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid kelas rendah masih dalam
usia bermain. Banyak orang tua, bahkan guru, melupakan ciri khas usia ini. Anak kelas 1-2 belum
bisa diharapkan duduk lama karena rentang perhatian maksimal sekitar 15 menit. Jadi, mereka tidak
dapat dikatakan nakal jika tidak bisa duduk tenang di kelas.
Berkaitan dengan masa transisi ini, orang tua harus peka dengan kemungkinan munculnya school
phobia pada anak. Pahamilah bahwa perubahan-perubahan dari TK ke Sekolah Dasar sering membuat
murid kelas rendah “ketakutan”. Belajar sambil bermain itu menyenangkan. Agar anak dapat melalui
masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang
pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 Sekolah Dasar atau kurang lebih 6-8 tahun. Inilah pokok-
pokoknya:

2
a. Belajar sambil bermain
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk anak Sekolah
Dasar alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. Tidak selalu harus belajar di belakang
meja, bisa juga sambil tiduran di lantai.
b. Manfaatkan PR
Manfaatkan kesempatan ini. Sampai saat ini Pekerjaan Rumah (PR) untuk murid kelas rendah
masih menjadi pro-kontra. Menurut Mila, selama tidak berlebihan, sebenarnya PR banyak
memberi manfaat. Salah satunya untuk mengulang sedikit pelajaran yang sudah didapat anak di
sekolah. Masalah timbul kalau anak sering dijejali PR. Inilah yang sering menjadi beban bagi
anak.
c. Beri dukungan
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di
sekolah. Bentuk bisa sangat sederhana. ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu
menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas.
d. Jadilah model yang baik
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. Misalnya, ketika
sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Jangan
samapai anak berpikiran bahwa orangtua tidak adil. Seperti menemani anak sambil membaca
koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
e. Tetapkan jam belajar
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus
dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum
waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus
diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau
tidak bermain playstation.

2. ANAK 4-6 Sekolah Dasar


Anak-anak Sekolah Dasar kelas atas sudah diharapkan memiliki self learning regulation atau
kesadaran untuk belajar sendiri. Jika pada anak kelas 1-3 Sekolah Dasar, orang tua masih sangat
terlibat dalam proses belajar anak, maka pada anak kelas 4-6 Sekolah Dasar orang tua hanya menjadi
pendamping. Mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, orang tua tetap
perlu menumbuhkan motivasi belajarnya agar tak kendur. Caranya, ingatlah bahwa salah satu ciri
anak usia ini adalah penggunaan logika yang sudah semakin mendalam. Orang tua perlu memberikan
alasan-alasan yang masuk akal tentang pentingnya belajar.

a) Kaitkan dengan Hobinya


Kalau hobi anak adalah menonton acara kuis di TV, orang tua bisa memberi komentar. “Dia
bisa menang dan mendapat hadiah karena pintar. Wah, pasti dari kecil dia sudah senang belajar
dan bisa mengatur waktu”. Membuat jadwal,
b) Ajak untuk membuat Jadwal
Pada usia ini biasanya anak mulai memiliki banyak kegiatan. Ada latihan basket, renang,
jalan-jalan dengan teman, juga main games. Oleh karena itu, libatkan anak dalam pengaturan
jadwal kegiatannya. Jelaskan bahwa anak boleh memiliki kegiatan apa pun, tapi belajar
merupakan prioritas utama. Dengan diberi pengertian seperti itu dan dibiarkan mengatur jadwal
sendiri, ia tidak akan merasa terpaksa. Jangan lupa, keterpaksaan hanya akan mengendurkan
motivasi anak dalam belajar.
c) Rencanakan Masa Depan

3
Karena murid-murid kelas atas, terutama kelas 5 dan 6 sudah akan memasuki sekolah
lanjutan, orang tua perlu mengajak anak untuk mengadakan rencana masa depan. “Kamu mau
masuk SMP mana? Kira-kira di situ NEM-nya berapa, ya? Yuk kita mulai kejar dari sekarang
supaya kamu bisa lolos ke sana!”

Membaca Pemahaman
Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (KBBI,1991). Pada
membaca mata mengenali kata, sementara pikiran menghubungkan dengan makna. makna kata
dihubungkan satu denganyang lain sehingga menjadi makna frase, klause, kalimat, dan akhirnya
makna seluruh bacaan.Membaca diartikan sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna
yang terkandung dalam bahasa tulis ( Banomo dalam Khalid A.Harras, 1998:7). Dari pengertian
membaca tersebut tersirat bahwa ketika anak melakukan kegiatan membaca, kegiatan tersebut harus
disertai pemahaman. Dengan kata lain, pada saat membaca anak harus dapat memahami maksud atau
arti dari lambang-lambang bunyi bahasa tulis yang dibacanya.
Membaca di Sekolah Dasar dibedakan menjadi dua, yaitu membaca permulaan dan
membaca lanjut (membaca pemahaman). Dua tingkatan membaca tersebut bukanlah tingkatan yang
bersifat terpisah secara lansung. Namun, Pada tingkat membaca permulaan fokus kegiatan adalah
penguasaan system tulisan, Tetapi, telah dimulai pembelajaran membaca pemahaman walaupun masih
terbatas. Sebaliknya, pada tingkat membaca lanjut fokus kegiatan ialah pada pemahaman isi bahan
bacaan, perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca.
Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang meliputi (Burns,
1980:369) : 1) pemahaman literal, 2) pemahaman interpretatif, 3) pemahaman kritis, 4) pemahaman
kreatif. Setiap level dipandang sebagai suatu jenis kemampuan tersendiri. Dalam prosesnya untuk
level yang lebih tinggi selalu melewati proses pada level di bawahnya (Nurhadi, 1987:72).

Upaya yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Minat Baca


Kegemaran membaca siswa kelas Sekolah Dasar tidak akan tumbuh secara optimis. Oleh
karena itu minat baca siswa Sekolah Dasar harus ditanamkan, ditumbuhkan serta dipupuk , dan dibina
sejak usia dini, khususnya usia Sekolah Dasar. Baik minat maupun motovasi, keduanya mengacu dan
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar individu murid, yaitu kebutuhan untuk memperoleh
rasa aman, status atau kedudukan tertentu, afektif, dan kebebasan.
kebutuhan-kebutuhan dasar individu merupakan sumber yang menimbulkan minat dan
motivasi. Atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa kebutuhan dasar murid dapat terpenuhi jika ada atau
tersedia sejumlah objek yang memungkinkan timbulnya minat atau motivasi. Obyek yang dimaksud
di sini adalah buku bacaan yang sesuai dengan tingkat keterbacaan dan tingkat kesesuaian siswa
Sekolah Dasar. Adanya saling pengaruh timbal balik antara kebutuhan dasar murid menyebabkan
timbulnya minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan membaca. Untuk meningkatkan rendahnya
minat baca siswa kelas III Sekolah Dasar perlu adanya motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul
sebagai hasil atau akibat adanya pengaruh pihak lain atau pihak luar. Yang dimaksudkan pihak luar
disini adalah pihak di luar siswa Sekolah Dasar yaitu: sekolah atau guru, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat.

1. sekolah/guru
Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa SD, guru dapat memberikan
tugas yang dapat membuat siswa kelas III SD harus membaca, tanpa melupakan minat setiap siswa.
Upaya sekolah/guru untuk meningkatkan minat baca siswa sekolah yang berkaitan dengan kegiatan
belajar mengajar di sekolah dapat melalui bidang-bidang. 1) Pengadaan Bahan Bacaan Sekolah/guru

4
mendata buku bacaan yang sesuai untuk SD di perpustakaan sekolah, 2) Pengelolaaan dan
Permodelan, yaitu guru memenejemen siswa agar termotivasi untuk membaca, baik dari buku
pelajaran maupun sumber lain.

2. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga sangat penting perannya dalam menciptakan minat baca anak-anak
sedang berkembang pesat pada aspek motorik, emos, perkembangan sosial, pemahan terhadp konsep
maupun bahasa. Dengan demikian penanaman minat dan kebiasaan membaca pada anak.
Menurut penelitian manitoba education, Citizenship and Youth(2004) mengungkapkan Tujuh
cara yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak dalam membaca yaitu. 1) Berkomunikasi
dengan anak, 2) Buatlah suasana membaca yang menyenangkan, 3) Ajak anank membaca setiap hari,
4) Berilah contoh, 5) Berdiskusi tentang buku anak, 6) Dengarkan saat anak
membaca, 7) Tunjukkan pada anak bahwa kita menghargai bacaan dia. Bagi banyak anak, membaca
ataupun belajar membaca bisa menjadi hal yang sangat menantang. Tidak sedikit anak yang
mengalami kesulitan membaca, padahal membaca adalah hal penting untuk membuka pintu mereka
kepada ilmu pengetahuan. Jika anak mengalami kesulitan membaca, teruslah menciptakan solusi
kreatif untuk menumbuhkan minat baca anak Anda. kita juga dapat melakukan bebererapa hal di
bawah ini dalam lingkungan keluargha agar anak rajin membaca

a) Membaca dengan lantang


Membaca dengan suara keras dan lantang adalah cara terbaik dan mudah untuk meningkatkan
kosakata, kefasihan, dan daya pemahaman anak. Selain itu, mendengarkan orang tua membaca
buku juga sangat membantu anak untuk memahami cerita, meskipun mereka tidak mampu
memahami semua kata-katanya.

b) Melihat gambar
Anak dari segala umur bisa mendapatkan manfaat dari melihat gambar-gambar di buku
bergambar, karena gambar menyediakan petunjuk penting yang akan membantu anak Anda
memahami dan mengantisipasi kata-kata tertentu di dalam bacaan. Misalnya, ketika anak Anda
melihat gambar bulan dan tertulis kata "bulan" di sana, maka ia akan mengenali kata tersebut.
Memulai dengan gambar juga membantu anak untuk lebih fokus pada makna cerita, karena ada
beberapa anak yang terlalu fokus pada huruf sehingga mereka justru tidak memahami arti
ceritanya. Selain itu, gambar juga dapat mengurangi perasaan frustasi anak dan meningkatkan
pemahaman mereka.

c) Tahu apa yang normal


Apakah buah hati Anda yang berusia 4 tahun sudah pandai membaca? Atau dia justru
mengalami kesulitan untuk memahami huruf? Jika anak Anda adalah yang terakhir, maka tidak
perlu khawatir karena itu normal. Kenyataannya, kedua keadaan di atas sama-sama normal.
Sebelum anak memasuki masa sekolah, mereka telah mengenal bentuk buku dan kata-kata yang
terdapat di dalamnya, yang dibaca dari kiri ke kanan. Seiring bertambahnya usia, mereka akan
mulai mengenal bunyi, huruf, dan cerita dan mulai bisa menebak kata-kata. Di tahapan
selanjutnya, anak akan mengalami perkembangan seperti membaca lebih banyak kata, bahkan
dengan ekspresi, dan mereka juga mampu membaca dengan pemahaman.

5
d) Baca bergantian
Ketika membacakan cerita untuk anak, biarkan mereka juga turut membaca percakapan suatu
karakter tertentu. Minta mereka untuk membaca dengan lantang secara bersama-sama dengan
Anda. Membaca dengan cara ini akan menambah pemahaman mereka ketika membaca. Jika anak
Anda belum bisa membaca, minta ia untuk menerangkan gambar yang ada atau berikan ia
pertanyaan mengenai halaman yang baru saja Anda bacakan.

e) Bermain kata-kata
Tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan membaca, yang berhenti pada kemampuan
mendasar, yaitu mengenali huruf dan tata bahasa dasar. Untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam membaca, Anda bisa membuat sebuah permainan sederhana, seperti membuat kata berima,
mengatur huruf-huruf magnet di kulkas, dan permainan lainnya yang akan membuat anak Anda
bermain dengan kata-kata dan suara.

f) Berbagi strategi
Pembaca yang baik biasanya mulai membaca dengan memindai judul dan sub judul,
sedangkan pembaca yang buruk biasanya merasa kewalahan dengan jumlah kata yang ada,
sehingga mereka akan menyerah bahkan sebelum membaca. Jangan biarkan anak Anda menjadi
tipe pembaca yang kedua. Untuk itu, jelaskan pada mereka bagaimana Anda melakukan
pendekatan pada sebuah buku ataupun artikel.

3. Lingkungan Masyarakat
Upaya masyarakat untuk meningkatkan minta baca siswa SD dapat melibatkan orangtua,
guru, dan karang taruna. Dengan bantuan guru, orangtua, karang taruna masyarakat dapat
menciptakan lingkungan baca yang tidak jauh berbeda dengan lingkungan di sekolah. Misalnya
pengadaan perpustakaan, papan pajan. Lingkungan baca tersebut diadakan pada tingkat RT, atau
Pokja. Sedangkan pengelola bisa guru atau karang taruna yang tinggal dalam satu RT. Oleh karena
untuk siswa usia SD, pergi bermain masih berada di lingkungan rumah.
Upaya lain yang bisa di lakukan masyarakat untuk meningkatkan minat baca siswa SD yaitu
dengan mengadakan lomba membaca pada harihari besar pada tingkat RT atau desa yang bisa
menampung banyak siswa SD. Jenis lomba membacanya sangat banyak, misalnya lomba ketrampilan
memahami isi, ketrampilan membaca puisi, bercerita tentang buku yang telah di baca,
kemampuan mengingat judul dan pelaku, atau jumlah buku yang telah dibaca. Dengan banyaknya
jenis lomba dan hadiah yang tersedia akan mendorong timbulnya minat siswa untuk gemar membaca.

2.3 Penilaian terhadap jurnal


A. Kelebihan pada jurnal
1. Menekankan untuk lebih mempelajari minat baca anak sekolah dasar yang pada dasarnya
anak lebih menyukainya.
2. Pembelajran ini dapat memberi ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3. Pada jurnal ini pembelajaran merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
pelajar
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan artinya
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.

6
B. Kekurangan
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar
3. Dalam mengimpletasikannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga guru sulit
menyesuaikan dengan waktu yang telah di tentukan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang mendorong minat anak yaitu faktor kebutuhan, factor perasaan, dan faktor
lingkungan. Ketiga faktor tersebut harus terpenuhi dan saling dibutuhkan. Dalam memulai proses
membaca permulaan hingga membaca lanjut (membaca pemahaman). Apabila minat ini sudah
tumbuh dan berkembang, dalam arti bahwa anak sudah dimulai suka membaca, maka minat baca pun
akan meningkat. Dalam proses membaca pemahaman ada empat level yang bertahap, yang meliputi
pemahaman literal, pemahaman interpretatif, pemahaman kritis, dan pemahaman kreatif.
Upaya untuk meningkatkan minat baca siswa SD dapat melibatkan orangtua, guru, dan serta
masyarakat. Agar dapat menciptakan lingkungan baca yang kondusif, baik disekolah maupun
dimasyarakat. Misalnya pengadaan perpustakaan.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan minat, kemampuan dalam belajar mandiri dan memupuk rasa percaya
diri siswa dalam membaca, maka disarankan beberapa hal yaitu kegiatan pembelajaran interaktif
Pihak sekolah diharapkan dapat tetap mempertahankan dan meningkatkan fasilitas buku di
perpustakaan demi menunjang kecerdasan siswa- siswi dengan menyediakan buku- buku yang
merupakan sumber ilmu pengetahuan.
Peran dari guru dan orangtua harus lebih optimal untuk memberikan pengetahuan kepada
siswa SD, tentang pentingnya menyukai membaca sejak kecil. Dengan rutin mengunjungi
perpustakaan bersama- sama pada mata pelajaran tertentu untuk mencari lebih banyak ilmu
pengetahuan melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Khairul jalil. 2015. jurnal perkembangn peserta didik. Di unduh tanggal 20

Anda mungkin juga menyukai