Anda di halaman 1dari 8

TOPIK 4 KASUS 2

RUANG KOLABORASI
disusun oleh

11.. MUH ADIB RIZAL


2. I GUSTI AYU KARINA SARASWATI
2.
3. NIKEN SUSESI
3.
PERMASALAHAN
Dito adalah peserta didik yang duduk di bangku kelas VIII SMP. Dito
tercatat sudah lebih dari 3 kali terlambat datang ke sekolah karena
belajar terlalu malam untuk mengejar ketertinggalan nilai IPA. Orang
tua Dito meminta untuk belajar keras agar nilainya terus meningkat.
Namun ternyata hal tersebut mengakibatkan kedisiplinan Dito menurun.
Berdasarkan studi kasus di atas,
jawablah pertanyaan di bawah ini, kaitkan dengan disiplin positif,
peranan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik.
1. TULISKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ORANG TUA DITO
YANG MEMINTA AGAR DITO BELAJAR KERAS UNTUK
MENGEJAR KETERTINGGALAN NILAI IPA.

Meminta anak belajar keras untuk mengejar ketertinggalan nilai di sekolah tidak
selalu merupakan solusi yang tepat. Orang tua perlu memahami akar permasalahan
dan menggunakan pendekatan yang tepat. Penting juga untuk menjaga dan
membangun komunikasi yang terbuka dengan anak untuk mendengarkan keluh kesah
yang anak alami sehingga orang tua bisa mengerti solusi yang tepat diberikan ke
anak,hindari memberikan nasihat yang bersifat menghakimi atau menggurui.
Solusi yang dapat diberikan oleh orang tua kepada Dito yaitu :
O Meningkatkan minat belajar: Cari tahu apa yang disukai anak dan kaitkan dengan
pelajaran. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Agar anak merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar
2. JIKA ANDA MENJADI GURU DITO DI SEKOLAH, BAGAIMANA ANDA
MENGKOMUNIKASIKAN PENDAPAT ANDA KEPADA ORANG TUA DITO?
HAL APA YANG AKAN ANDA TEKANKAN KETIKA BERKOMUNIKASI
DENGAN ORANG TUA DITO? JELASKAN.

jika saya menjadi guru Dito di sekolah hal yang akan saya komunikasikan dengan
orang tua Dito mengenai pendapat saya tentang kasus Dito adalah mengenai
penyebab permasalahan Dito,karena setiap permasalahan anak pasti ada
penyebabnya yang perlu untuk kita identifikasi sehingga dapat memberikan solusi
yang tepat, sehingga meminimalisasikan masalah baru yang muncul. Hal yang
perlu ditekankan pada komunikasi dengan orang tua Dito tersebut adalah
mengenai jangan terburu-buru dalam mengidentifikasi masalah anak sehingga
malah akan menimbulkan masalah baru, seperti mungkin lebih memahami anak
tersebut, kemungkinan apa yang terjadi sehingga prestasi belajar IPA Dito
menurun dan lain sebagainya.
3. LEBIH KHUSUS, SEBAGAI GURU BK, ATURAN APA SAJA
YANG PERLU SAUDARA SAMPAIKAN PADA KELAS DITO,
UNTUK MENCEGAH MUNCULNYA PERMASALAHAN SEPERTI
DITO?

Sebagai guru BK yang memberikan layanan klasikal di kelas Dito hal yang
perlu ditekankan untuk meningkatkan belajar peserta didik dapat dengan
memberikan materi motivasi belajar, gaya belajar yang sesuai dengan
peserta didik, dan jika menangani permasalahan keterlambatan maka guru
BK dapat memberikan layanan klasikal tentang manajemen waktu. Dengan
guru BK memberikan layanan ini maka peserta didik dapat mengetahui
seperti apa manajemen waktu dan bagaimana cara memanajemen waktu
yang baik agar mereka tidak terlambat datang ke sekolah. Guru Bk juga
dapat memberikan pemahaman tentang tanggung jawab Dito sebagai
peserta didik.
4. MENURUT PENDAPAT ANDA, BAGAIMANA
SEBAIKNYA SIKAP ORANG TUA DITO KETIKA NILAI IPA
DITO TERTINGGAL DARI TEMAN-TEMANNYA?
JELASKAN.

Orang tua Dito sebaiknya menyuruh Dito untuk mengikuti les mata
pelajaran IPA dimana jadwal lesnya dapat dilakukan setelah pulang
sekolah. Hal ini akan mengurangi permasalahan kurangnya nilai Dito di
mata Pelajaran IPA karena selama les Dito dapat menanyakan hal apa
saja yang belum dia pahami kepada tentor yang ada di tempat les. Jika
Dito sudah belajar dengan semaksimal mungkin tetapi nilai IPA masih
belum baik maka orang tua Dito harus bisa menerima hal tersebut karena
kemampuan setiap anak itu berbeda-beda, berarti kemampuan Dito
bukan di mata pelajaran IPA.
DAMPAKNYA JIKA DIPAKSA MELAKUKAN
KEGIATAN YANG TIDAK SUKAI

Ketidaksenangan dan kebosanan: Melakukan hal yang tidak


disukai dapat menimbulkan rasa tidak senang, bosan, dan jenuh.
Hal ini dapat menurunkan motivasi dan semangat dalam menjalani
kegiatan tersebut.
Penurunan rasa percaya diri: Kegagalan dalam melakukan hal yang
tidak disukai dapat menurunkan rasa percaya diri dan self-esteem.
Hal ini dapat membuat individu merasa tidak mampu dan tidak
kompeten.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai