Malas Belajar?
Beberapa dari mereka mengambil kesimpulan bahwa malasnya anak belajar adalah
karena gadget, terlalu sering bermain dengan teman-temannya hingga anggapan
orangtua jika anaknya memang pemalas.
Orangtua bijak Indonesia, dalam hal belajar seharusnya Anda memegang
prinsip, ‘Seseorang akan menjadi rajin dengan sendirinya apabila ia menyukai
bidang yang dipelajari’.
Kedua, Anda tentu tidak menyukainya karena tidak ada hubungannya dengan bisnis
atau pekerjaan yang sedang Anda geluti.
Jika bukan karena tuntutan supaya bisa naik kelas atau lulus ujian, mungkin semasa
sekolah dulu pun Anda tidak bersemangat dalam mempelajarinya.
Bahkan, dalam materi pelajaran yang tidak menarik seringkali membuat kita tertekan
dan stres karena sekolah.
Hal itu dikarenakan Anda tidak tahu manfaat apa yang bisa didapatkan dari pelajaran
tersebut.
Buktinya, pekerjaan Anda sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan materi tersebut.
Kecuali jika sejak awal Anda bercita-cita menjadi guru atau profesi lain yang
memungkinkan berkutat dengan rumus trigonometri.
Fakta ini kami sampaikan untuk mengubah pandangan orangtua yang salah tentang
belajar.
Belajar berarti datang ke tempat kursus. Belajar berarti matematika, bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, kimia, fisika, PKn dan pelajaran lain yang diujikan di ujian nasional.
Nah, peningkatan kualitas dan kuantitas tersebut bisa didapatkan dari banyak hal.
Bukan hanya dari sekolah formal seperti SD, SMP dan SMA.
Jika sejak awal Anda membiarkan pemahaman belajar sama dengan sekolah, maka
setelah keluar dari sekolah anak-anak akan berhenti belajar.
Jika sejak awal Anda menanamkan ke pikiran mereka bahwa mengerjakan PR sama
dengan belajar, maka ia tidak akan menganggap Anda sebagai guru,
lingkungannya sebagai sekolah untuk menimba ilmu kehidupan dan pengalaman orang
lain sebagai pembelajaran.
Misalnya, berkeliling kompleks rumah, berkunjung ke rumah kakek dan nenek atau
bergaul dengan tetangga.
Jika di bawah usia 5 tahun Anda hanya memperkenalkannya dengan calistung (baca,
tulis, hitung) maka, jangan tanya kalau setelah memasuki usia sekolah. .
Tidak perlu bingung. Anda bisa mengubah cara pandang anak tentang belajar sedikit
demi sedikit.
Tiap kali Anda mengajaknya keluar rumah, misalnya berbelanja ke minimarket, katakan
saja, “yuk kita belajar bersama.”
Kalimat tersebut mengesankan bahwa Anda akan belajar bersamanya.
Di situ Anda mengajarkannya tentang berhemat dan efektivitas waktu dalam berbelanja.
Bukankah dengan begini Anda mampu mengubah persepsi anak terhadap kata belajar?
Semasa sekolah, Anda malas untuk mendalaminya karena Anda tidak tahu apa
manfaatnya untuk kehidupan Anda.
Yup, untuk bisa menjawab pertanyaan bagaimana mengatasi anak yang malas
belajar, Anda harus membantunya menentukan tujuan belajar yang benar.
Banyaknya anak malas dan tidak mau belajar adalah karena mereka tidak mengetahui
tujuan belajar.
Manfaat belajar terkesan ringan bagi anak-anak, yakni untuk mendapatkan nilai bagus.
“That’s it!”
Kalau memang hanya itu tujuannya, pantas saja mereka begitu meremehkan belajar.
Ajarkan kepada anak-anak Anda, belajar itu memiliki manfaat luar biasa untuk
masa depan mereka.
“Ini nih salah satu manfaat belajar hitung-hitungan di kelas sama bu Indah.
Kalau kita mau bayar di kasir dan ada kembaliannya, kita bisa cek.
Kembalian itu udah benar atau belum.”
Usahakan untuk tiap aktivitas yang Anda kerjakan bersama anak, Anda hubungkan
dengan materi pelajaran tertentu.
Tujuannya supaya mereka punya gambaran jelas tentang manfaat yang akan dia
dapatkan.
Ingat!
Seseorang akan merasa ringan dalam mengerjakan sesuatu jika ada imbalannya.
Dengan menunjukkan manfaat sama dengan Anda membantunya membentuk tujuan yang jelas.
Orangtuanya berkonsultasi dengan tujuan membuat sang anak rajin belajar dan mampu
meraih nilai yang bagus untuk mata pelajaran UN.
Saat menjalankan sesi terapi, ahli psikolog berkesimpulan bahwa anak ini begitu cerdas.
Ia mudah beradaptasi dengan orang-orang baru, matanya berbinar ketika dia di minta
untuk bercerita tentang dinosaurus.
Ia pun mudah fokus dan konsentrasi saat melihat film-film tentang dinosaurus.
Selain itu, berdasarkan penuturan sang ibu, anak ini memiliki banyak teman dan
cenderung ramah kepada tetangga sekitar rumah.
Jika anak Anda pandai berkomunikas dan sering ikut lomba bercerita, apakah Anda
tidak menganggap itu sebagai bentuk kecerdasan?
Jika anak berminat di bidang seni atau olahraga, apakah Anda sering mengabaikannya
karena menganggap masa depan mereka tidak menentu jika dibandingkan dengan PNS
atau karyawan BUMN?
Benarkah demikian?
Setiap pulang sekolah, ia sering melihat cara kerja ibunya dalam menata rambut
pelanggan.
Jika ibunya menganggap hobi menata rambut sebagai bidang yang tidak menjanjikan
masa depan cerah, maka ia tidak akan sesukses ini bersama dengan sekolah tata rambut
dan salonnya yang menjamur di seluruh Indonesia.
Percayalah . .
Setiap anak memiliki kecerdasan atau kelebihan masing-masing.
Hindari untuk membandingkannya dengan kakak atau adiknya, apalagi dengan anak
orang lain.
Apabila anak Anda malas untuk belajar atau sulit berkonsentrasi, mungkin
kecerdasannya tidak di bidang akademik (Matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris
dan pelajaran UN lainnya).
Hanya saja Anda belum menemukan bidang yang tepat untuk menonjolkan potensinya.
Kenali dulu jenis kecerdasannya, maka Anda tak perlu lagi menyuruhnya untuk belajar.
Karena setelah bertemu dengan apa yang disukai, anak akan belajar dengan sendirinya
tanpa perlu diminta.
Sekalipun Anda adalah orangtua yang membiayai kehidupannya hingga dewasa, namun
Anda tetap wajib untuk menghargai pendapatnya.
Jika Anda hanya berbicara tanpa mendengarkan, maka diskusi dengan anak mengenai
kendalanya dalam belajar akan gagal.
Jadi, solusi tentang bagaimana cara mengatasi anak yang malas belajar adalah
perbanyak mengajak anak berdiskusi.
Buatlah janji dengan guru anak Anda dan konsultasikan kendalanya dalam belajar.
Tanyakan juga bagaimana proses belajar mengajar di kelas dan bagaimana
kecenderungan anak Anda dalam berkegiatan di sekolah.
Apabila pihak sekolah tidak mau menemui Anda karena alasan tak jelas, berarti kualitas
sekolah tersebut kurang bagus.
Insyaa Allah guru-guru SD AL-IRSYAD siap melayani konsultasi dari wali murid terkait
perkembangan anak dalam proses belajar di sekolah.
6. Apakah Anda Orangtua yang Pemalas?
Bagaimana mengatasi anak yang malas belajar?
Sebelum mengajukan pertanyaan itu, sebaiknya Anda mengambil kaca dan melihat ke
dalamnya.
Artinya, Anda harus menunjukkan perilaku rajin belajar jika meminta anak untuk menjadi
pribadi yang rajin.
Anda menonton sinetron tiap sore hingga larut malam, tapi mulut mengoceh meminta
anak untuk rajin membaca.
Anda mengajak anak plesiran ke mall setelah pulang sekolah, tapi Anda berteriak
kepada anak untuk rajin belajar.
Anda ringan tangan dalam mengupdate gadget yang harganya diatas 2 juta.
Tapi, sering merasa keberatan jika anak meminta buku seharga 200 ribu.
Jangan harap anak akan rajin, jika Anda sendiri tidak mencontohkan perilaku rajin di
rumah!
Semoga bermanfaat.
SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Sekolahnya calon Para Pemimpin Masa Depan
Kota Pekalongan_Jawa Tengah
Rabu, 13 November 2019