Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

PDGK4407. PENGANTAR PENDIDIK ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUGAS TUTORIAL 3 (TIGA)

TUTOR :
Dessy Pramudiani, M.Psi

OLEH :
SEFNIYOWANITA
NIM :
856599451

UNIVERSITAS TERBUKA
T.A. 2023.1
SOAL
1. Temukan 1 (satu) kasus anak kesulitan belajar di sekolah anda/tanyakan ke
teman atau saudara anda. Sebutkan dimana asal sekolah kasus tersebut.
2. Analisa kasus yang anda dapatkan tersebut sesuai dengan pembelajaran yang telah
diberikan (kasusnya seperti apa, klasifikasi, penyebab, dampak dan layanan
pendidikan khusus dll. (yang telahdilakukan).

ANALISIS KASUS
1. Identitas Sekolah
Sekolah saya berlokasi di Jalan Maria Walanda Maramis Kelurahan Sulanjana
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. SD Negeri 001/IV Kota Jambi memiliki kareditas
A (sangat baik). SD Negeri 001/IV Kota Jambi terletak di pemukiman warga yang
tidak berada di pinggir jalan, sehingga kegiatan pembelajaran di SD Negeri 001/IV
Kota Jambi terlaksana dengan aman dan nyaman. Sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh SD Negeri 001/IV Kota Jambi sudah dikategorikan lengkap. SD Negeri
001/IV Kota Jambi mempunyai perpustakaan untuk siswa mencari bahan-bahan
tambahan dalam pembelajaran,

2. Identifikasi masalah
Siswa ini diberi inisial T berjenis kelamin laki-laki dan dibesarajan oleh kedua
orang tuanya yang bekerja. T berada dikelas 3 SD, T diidentifikasi oleh wali kelasnya
yang Bernama Ibu Masni, S.Pd. Menurut informasi yang disampaikan oleh wali
kelasnya, T mengalami kesulitan belajar dalam membaca (gangguan dalam
membaca lisan) lebih tepatnya sulit dalam mengeja beberapa kata, baik dalam 2
suku kata ataupun lebih. T dapat membaca 2 suku kata namun itu bisa terjadi jika
T dibimbing dan dibantu oleh gurunya.
Fenomena yang terjadi, T sering kali di anggap sebagai anak yang kurang
pintar, teman-teman disekolahnya dan bahkan ada beberapa guru mata
pelajaran sering membandingkan T dengan siswa lainnya yang bisa membaca
dengan baik. DI lingkungan kelas dan sekolahnya, T jarang diajak bergaul dan
bermain oleh temannya, salah satu alasannya karena T belum pandai membaca
dan sering terlambat dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh gurunya, padahal berdasarkan teori, sebenarnya anak kesulitan
belajar sama dengan anak normal lainnya. Anak yang mengalami kesulitan belajar
hanya butuh difahami, dihargai dan dibimbimbing dengan cara yang baik untuk
dapat terlatih dan terampil dalam kesulitan yang dihadapinya termasuk dalam
kasus T. Dari kasus ini sepbenarnya kita sebagai pendidik harus sadar dan
menanamkan dalam pikiran kita bahwa anak berkesulitan belajar bukan seperti
anak yang tingkat intelegensinya rendah, buka anak yang tidak mau belajar, dan
juga bukan anak yang malas belajar. Anak seperti T ini hanya mengalami
berkesulitan membaca dimana keterampilan membacanya dibawah anak-anak
lain seusianya. Sehingga kita sebagai guru perlu untuk memperlakukan T agar
mendapatkan kesempatan mengekspresikan diri.
Ibu Masni, S.Pd sebagai wali kelasnya telah sering berkomunikasi dengan
kedua orang tuanya dan kebetulan T tinggalnya dekat dengan Ibu Nora Eka Putri,
S.Pd yang juga guru di SD Negeri 001/IV Kota Jambi dan mengajar di kelas 5.
Menurut saya kasus T bukan disebabkan karena adanya gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan fisiknya, tetapi dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Berikut identifikasinya
a. Faktor Internal
1) Fisiologis
Seorang anak yang sakit akan mengalami kesulitan dalam belajar,
dikarenakan mudah lelah, mengantuk, dan kurangnya semangat belajar sehingga
daya konsentrasi berkurang. Namun, sejauh pengamatan yang dilakukan oleh Ibu
Masni, T tidak memiliki riwayat penyakit, sebagaimana informasi yang didapat dari
orang tuanya.

2) Psikologis
a) Motivasi Belajar
Tidak adanya motivasi dalam belajar membaca akan memengaruhi
kemungkinan kemampuan dalam membaca T. Berdasarkan informasi yang saya
terima dari wali kelas, T termasuk siswa yang proaktif dalam pembelajaran, dia
sering mengadu, melapor dan bercerita kepada gurunya untuk tugas atau arahan
dalam pelajaran yang belum dia pahami.
b) Konsentrasi Belajar
Berdasarkan informasi yang saya terima dari wali kelas, T memang
memiliki konsentrasi belajar yang rendah. Hal ini ditandai dengan T sangat sulit
mengingat hal yang T telah pelajari, walaupun T telah paham latihan yang
diberikan keesokan harinya T akan lupa kembali pelajaran yang telah T terima.

b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
T adalah anak terakhir dari 2 bersaudara dibesarkan oleh seorang ibu dan
ayah yang hanya bisa menyelesaikan pendidikan di tingkat SD, ini alasan salah satu
kesulitan belajar T karena latar belakang orang tua yang tidak mengeyam
pendidikan formal dengan baik, bahkan kedua orang tua T mengakui mereka tidak
bisa membaca dan menulis. Sehingga kedua orang tuanya kurang
memperhatikan kemajuan belajarnya, seperti mengecek buku-buku tulis ditas
sekolah sekadar melihat sejauh apa perkembangan belajar anaknya, tidak
menemani di saat T belajar, dan tidak melatih membaca dengan baik sejak awal
sehingga berlarut hingga T telah berada di kelas 3 saat ini.
Orang tua adalah pendidik utama karena di tangan merekalah anak
pertama kali menerima pendidikan. Seharusnya, ayah dan ibu T berperan besar
mengatasi kesulitan belajar membacanya, tetapi kenyataan yang terjadi justru
tidak. Bisa dilihat dari kurangnya orang tua membantu T menjadwalkan pelajaran
pada malam hari. Kurangnya pengetahuan dan edukasi yang dilakukan kedua
orang tua, terutama dalam hal melatih dan mengajari T membacaa saat berada
dirumah,

2) Sekolah
Sekolah menuntut siswa harus memiliki standar nilai di atas rata-rata tetapi
metode yang dipakai guru belum maksimal. Bagaimana tidak, saya pernah masuk
ke kelas 3, didapat para siswa berkeliaran walaupun masih jam pelajaran dan
beberapa lainnya sibuk membaca beberapa lembar tugas yang terdapat di buku
paket. Hal ini terjadi karena kemampuan wali kelas juga kurang karena usia yang 2
tahun lagi akan pension.
3) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh besar bagi perkembangan
siswa. Seperti T yang tinggal di lingkungan yang kurang kondusif, sehingga
membuat interaksi menjadi sedikit. Dampak dari kurang bergaulnya, membuat T
tidak percaya diri dan pemalu. Ia bahkan sering menarik diri dari teman bermain
dengan anak yang seusia dengannya, ia lebih memilih bermain dengan anak yang
memiliki usia dibawahnya.

3. Sikap dan Usaha Penanganan


a. Sikap Orang Tua/Guru di Sekolah
Orang tua di rumah yang notabene berinteraksi dengan anak setiap hari
bahkan para pendidik di sekolah kadang mengalami kendala dalam menghadapi
anak kesulitan belajar. Ini terjadi karena ketidakpahaman bagaimana cara
menyikapi anak dengan kesulitan belajar membaca seperti ini. Adapun Sikap yang
perlu ditanamkan adalah :
✓ Memahami keadaan anak. Memahami keadaan anak bahwa kesulitan
belajar memang memiliki kesulitan dalam hal membaca, sehingga tidaklah
sikap yang tepat jika membandingkannya dengan teman-teman seusianya.
✓ Memberikan Latihan. Memberikan latihan-latihan secara bertahap dalam
pengembangkan skill-nya.
✓ Untuk tingkatan yang lebih tinggi, hendaknya orang tua memberi kesmpatan
bagi anak untuk belajar lebih diluar pembelajaran dikelas agar dapat
meningkatkan kemapuan membaca dan mentalnya secara bertahap dan
simultan.
✓ Bangun rasa percaya diri. Sesekali beri pujian atas pencapaiannya dan
jangan menyepelekan usahanya yang masih belum memperlihatkan hasil
karena akan membuatnya merasa rendah diri.
✓ Berikan latihan membaca yang menarik secara rutin dan bertahap. Optimis
dan kesabaran diperlukan dalam latihan guna mencapai keberhasilan yang
diinginkan. Trial and error. Jika memungkinkan, dilatih seperti membaca setiap
tulisan yang ditemuinya setiap hari, baik itu famplet, brosur, sampai pada buku,
koran dan majalah.
b. Usaha Penanganan
✓ Wali Kelas
Sekolah adalah wadah bagi siswa untuk menuntut ilmu, sehingga selesai
dari sekolah tersebut siswa dituntut menjadi cerdas, memiliki karakter yang baik,
serta keterampilan sesuai minat dan bakatnya. Namun, berbeda untuk mengatasi
kesulitan belajar kesulitan belajar bagi siswa yang ada di sekolah, diharapkan
adanya usaha penanganan atau solusi berkaitan dengan hal ini. Ada beberapa
solusi yang bisa dilakukan, di antaranya :
• Memberikan bimbingan secara individu atau kelompok diluar jam belajar.
• Memberi nasihat dan pemahaman kepada setiap siswa (teman-teman T)
untuk tidak meremahkan (melabeli bodoh) T.
• Memberikan arahan secara persuasif dengan cara memberi arahan dengan
baik dan membimbing T jangan terlalu memaksa dan jangan terburu-buru.

✓ Orang Tua
Fenomena yang terjadi bahwa orang tua siswa terkadang menyalahkan
sekolah yang tidak mampu menangani kesulitan belajar anak, padahal tanpa
mereka ketahui peran orang tua jauh lebih penting. Anak lebih lama berinteraksi
dengan keluarga dibandingkan dengan sekolah sehingga salah besar jika orang
tua beranggapan faktor kegagalan siswa sepenuhnya bersumber karena
kegagalan ke sekolah. Adapun hal yang perlu dilakukan orang tua adalah :
• Memberi stimulasi kepada anak sejak dini dalam rangka berinteraksi dengan
anak, sebab semakin sering anak diajak berinteraksi maka yang lebih cepat ia
dapat berbicara.
• Memperhatikan jadwal belajar anak di rumah, jika perlu menemani anak
belajar agar bisa membantu saat menemukan kesulitan. Jika dalam kasus T
ini, Ketika orang tua nya tidak terlalu paham dengan pelajaran anak, maka
libatkan keluarga yang lain seperti paman, bibi, dll.
• Membatasi bermain gadget dan menonton televisi bagi anak, dengan
memberi penjelasan bahwa berdampak buruk pada kesehatan mata.

Anda mungkin juga menyukai