Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 1

Nama Jelina Faujiah


Nim 858156391
1. Saudara telah mempelajari mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melaluisesi 1,2, dan
3. Silakan jabarkan satu kasus mengenai ABK, Saudara dapat mengambil dari berita atau
youtube atau sumber lain tetapi harus menampilkan sumber tersebut! Setelah itu jelaskan
kasus tersebut dengan teori yang telah diperoleh dalam sesi 1 sampai sesi 3, jelaskan dengan
kalimat Saudara mengenaikasus tersebut!

Jawaban :

Contoh Kasus : Anak Tunagrahita sedang (IQ = 25-50)


Rindu adalah seorang anak perempuan berusia 8 tahun dan dia sekarang kelas 3 SD. Kedua
orang tuanya bekerja sebagai buruh pabrik. Dan hanya bisa bertemu dengannya saat pagi dan
malam hari ketika pulang kerja. Setiap hari setelah pulang sekolah, Rindu diasuh oleh
kakaknya. Keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan menyebabkan kedua orang tuanya harus
bekerja keras mencari
nafkah demi menghidupinya dan kakaknya. Hal itu menyebabkan kurangnya perhatian dari
kedua orang tuanya.
Di sekolah, Rindu menunjukkan sikap yang berbeda dari teman-temannya.
Dia suka menyendiri dan terkesan menjauhi teman-teman sekelasnya. Prestasi belajarnya juga
tidak sebagus teman-temannya. Dalam kegiatan belajar didalam kelas, Rindu tidak pernah
memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Buku-buku miliknya juga juga bersih
dan tidak ada catatan. Setiap kali gurunya menyuruh membaca buku atau mengerjakan soal di
papan tulis dia selalu menolakdan berkata “Saya malas mikir”.
Perilaku Rindu di rumah juga tidak berbeda dengan di sekolah. Sepulang sekolah, Rindu
lebih suka menghabiskan waktunya didalam rumah dibandingkan dengan bermain bersama
teman-temannya. Ketika disuruh belajar oleh orang tuanya, dia selalu mencari kesibukan lain
seperti menononton TV, bermain boneka, atau berlari-lari. Apabila orang tuanya
memarahinya, Rindu berbalik marah dan tidak segan untuk memukul orang tuanya dan
melempar barang-barang yang ada di dekatnya.

Pengertian :
Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi
mental intelektualnya dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-
tugas akademik, komunikasi, maupun sosial.

Faktor penyebab :
1) Kesulitan ekonomi yang dialami keluarga Rindu sehingga kebutuhan gizi yangdiperoleh
Rindu tidak sepenuhnya cukup untuk merangsang perkembangan otaknya.
2) Kurangnya perhatian dan kontak pribadi dari kedua orang tua Rindu. Misalnyadengan
tidak mengajak berbicara, tersenyum, bermain, yang mengakibatkan timbulnya sikap
tegang, pendiam, dan menutup diri. Kondisi seperti itu akan berpengaruh buruk terhadap
perkembangan anak, baik fisik maupun mental intelektualnya.
3) Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang adanya kesadaran akan
pentingnya pendidikan dini bagi anak serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan
rangsangan dalam masa perkembangan anak.
4) Keadaan lingkungan sekitar rumah Rindu yang kurang memperhatikan masalah
pendidikan sehingga mempengaruhi cara belajar dan perkembangan intelektual Rindu.

Dampak :
1) Kesulitan yang dialami Rindu dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah akan
menyebabkan dirinya tertinggal dari teman-teman sebayanya.
2) Rindu akan menarik diri dari masyarakat karena merasa berbeda dari orang-orang lain
pada umumnya.
3) Susah memusatkan perhatian dan tidak mampu mengontrol diri dan merawat diri.
4) Mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain dan kemampuan
bersosialisasi terbatas karena merasa tidak percaya diri.
5) Mudah putus asa dan depresi dalam menghadapi masalah.
6) Apabila dewasa akan menjadi orang yang pesimis dan malas untuk melakukan hal-hal
yang bermanfaat seperti bekerja, berkumpul bersama teman-teman, dan lain-lain.
7) Setelah dewasa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan karenakesulitan
dalam komunikasi serta kemampuan bersosialisasi yang kurang.

Penanganan :
1) Untuk membantu Rindu dalam proses belajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
antara lain :
Membuat buku ajar khusus seperti buku ajar tematik, yaitu dibuat berdasarkantema-tema
tertentu dan bukan berdasarkan mata pelajaran. Misalnya buku ajar dengan tema binatang,
tumbuhan, atau alat-alat transportasi.
2) Membuat buku ajar lain yang bisa memusatkan perhatian dan merangsang kerjaotak
seperti, buku ajar ilustratif yang berisi banyak gambar-gambar ilustrasi atau buku ajar
penuh warna yang dapat menarik perhatian anak.
3) Memeriksakan keadaan Rindu ke Psikolog anak untuk mendapatkan pemecahan masalah
yang sesuai dengan masalah yang dihadapi Rindu.
4) Guru dan siswa sering-sering mengajak Rindu untuk berkomunikasi agar membantu proses
bersosialisasi dalam masyarakat.
5) Orang tua harus berperan aktif dan lebih banyak meluangkan waktu untuk menemani dan
memandu anak dalam belajar.

2. Saat ini hak memperoleh Pendidikan bagi ABK sudah di atur dalam Undang-Undang.
Silahkan jabarkan peraturan di Indonesia yang mengatur hak tersebut dan jelaskan dengan
kalimat saudara sendiri!

Jawaban :
Dengan UU No. 20/2003 pasal 32 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus dapat
dimaknai sebagai anak yang karena kondisin fisik, emosional, mental, sosial, dan atau
memiliki kecerdasan atau bakat isitimewa memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran.
Dalam konteks penyedian layanan pendidikan, isitilah peserta didik atau anak berkelainan
dan anak berkebutuhan khusus tersebut mempunyai makna yang sama.

3. Dari pertanyaan no. 2, terlihat peraturan dalam pendidikan bagi ABK memang sudah ada.
Menurut saudara apakah peraturan tersebut sudah benar-benar terlaksana di Indonesia saat
ini? Berikan alasannya beserta bukti-bukti konkret dari internet atau sumber lain (harus
melampirkan sumbernya)!

Jawaban :
Sudah, fakta di lapangan membuktikan bahwa pelaksanaan undang-undang tersebut sudah
sama dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Anak berkebutuhan khusus adalah
salah satu perangkat sekolah yang memiliki sebuah potensi khusu dibandingkan dengan siswa
lainnya. Potensi special ini tidak bisa diasah bersama dengan siswa lain sehingga
mengharuskan mereka memiliki hak yang berbeda dalam Pendidikan.
4. Layanan Pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu layanan Pendidikan segregasi,
inklusi dan intregasi. Menurut saudara Pendidikan layanan manakah yang paling tepat?dan
berikan alasannya!
Jawaban :
Menurut saya layanan yang tepat adalaha Layanan Pendidikan Intregasi. Karena, layanan
Pendidikan dalam bentuk terpadu menyediakan Pendidikan bagi ABK di sekolah yang sama
dengan anak normal. Melalui Pendidikan terintregasi, para ABK dapat menghayati dunia
yang sama dengan anak normal, demikian pula anak normal akan mendapat kesempatan
untuk menghayati keanekaragaman dalam hidup.

5. Model-model layanan untuk anak berbakat terdiri dari model layanan kognitif-afektif, model layanan
perkembangan moral, model perkembangan nilai dan layanan berbagai bidang khusus. Dari seluruh
model layanan tersebut, menurut saudara manakah model layann yang paling efektif untuk diterapkan
pada anak berbakat dari aspek kognitif? Berikan alasannya!

Jawaban :
Menurut saya model layanan yang tepat untuk anak berbakat adalah model layanan perkembangan
moral dan model layanan pebangan nilai. Karena, dengan model layanan perkembangan moral
membantu anak tercapainya kemandirian moral atau tanggung jawab moral yang diperoleh melalui
sosialisasi dan individualisasi dalam kaitan manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Dan dengan
model layanan perkembangan nilai memperhatikan peranan kehidupan afektif (emosional) sehari-hari
seperti rasa senang, sedih, takut, bangga, malu, rasa bersalah, dan bosan. Perasaan-perasaan ini
membentuk sikap seseorang dan sebaliknya perkembangan nilai erat hubungannya dengan
perkembangan sikap dan merupakan kerangka pembentukan moral seseorang.

Anda mungkin juga menyukai