Anda di halaman 1dari 4

Bab II

Pembahasan

2.1 Contoh-contoh perilaku penurunan moral

Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh kecil
saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika, lupa menjaga sopan
santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas
pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang
besar.

Realitanya, banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi, kejahatan yang dilakukan
oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan yang amat sangat memprihatinkan adalah
perilaku remaja Indonesia yang masih berada di usia sekolah. Menurut survey, pada tahun
2008 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000 penduduk Indonesia
terjangkit penyakit HIV dan AIDS, 63% remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah,
21% diantaranya melakukan aborsi dan sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai
narkoba dan 1,1 juta diantaranya adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan
inilah yang membuat keadaan negeri ini semakin buruk.

2.2 Sebab-sebab penurunan moral

Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang
memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan. Contohnya
saja seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang anak ketika ia baru
saja dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup dengan kebaikan. Sedangkan,
ketika sang anak hendak tidur, ibulah yang menenangkan atau membacakan dongeng
untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan
mulai berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama
dalam megendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.

Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak
dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang menitipkan anaknya
kepada babby sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan
pendampingan tumbuh dan berkembang bukan dari orang tua yang sudah berkeahlian
mengurus anak dan tidak pula orang tua itu menjadi pendamping terindah ketika anaknya
tumbuh. Ada saja alasan yang dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak
kepada babby sitter. Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk
membiayai anak itu, padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh
saja bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang tua.

Ada pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan ahlinya,
tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para orang tua harus memiliki kemampuan
dalam hal mengurus anak.

Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua dan lingkungan,
menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang yang memiliki kepribadian
lemah karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari orang tua, kurang rasa aman, sering
dimanjakan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah
mendapat perhatian penuh dari orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian pengalaman hidup
dari orang tuanya.

Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak adalah guru. Sebagai
seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama sering-
sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran,
sekedar menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum.

Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :

1. Tidak punya selera mengajar


2. Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
3. Kurang disiplin
4. Asal masuk kelas
5. Tidak bisa komputer
6. Kurang terampil
7. Asal sampaikan materi, urutan tidak akurat
8. Di kelas diremehkan anak

Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.

Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau bergaul. Anak
bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin
orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari pengaruh luar yang negatif.

2.3 Dampak penurunan moral

2.3.1 Banyak anak berperilaku anarkis

2.3.2 Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain

2.3.3 Tidak mau tolong menolong dengan sesama

2.3.4 Tidak menghargai sesuatu

2.3.5 Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya

2.3.6 Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
2.3.7 Jati diri bangsa Indonesia luntur

2.4 Upaya meminimalisir penurunan moral

2.4.1 Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana mengasuh anak yang
baik dan benar dengan cara mengikuti parenting education

2.4.1 Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun

2.4.1 Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat

2.4.1 Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata pelajaran.

2.4.1 Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh
yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian
kepada murid dan menjaga kebersihan.

2.4.1 Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin melakukan
upacar bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru
atau teman

2.4.1 Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur ketika
siswa berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung

2.4.1 Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu
bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga

2.4.1 Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya ddan karakter bangsa
dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih, bak sampah terletak di berbagai
tempat dan kondisi sekolah yang bersih

2.4.1 Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik menurut
kita dan hal-hal yang buruk bagi kita

2.5 Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar

Sebuah penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut kecerdasan seseorang dalam
meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar kelas dunia, Daniel Goleman yang
menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya
(emotional quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.” Disinilah pembentukan
karakter itu sangat berperan untuk meraih kesuksesan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter dapat dijadikan obat agar terjadi peningkatan prestasi akademik pada
siswa.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

3.1.1 Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan moral yang cukup memprihatinkan,
sehingga seluruh lapisan masyarakat harus bertindak lebih lanjut atas hal ini

3.1.2 Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat berpengaruh pada prestasi siswa dan
akhlak setiap individu

3.1.3 Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang member bekal kepada anak-anak
bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak tersebut terjun di masyarakat

3.1.4 Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh oleh orang tua terutama dan gurunya

3.1.5 Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak bangsa

3.1.6 Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah pesatnya globalisasi

3.2 Saran

Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan penulisan karya ilmiah ini,
diantaranya :

3.2.1 Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang kami tulis ini dapat memperkaya
pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan karakter pada anak

3.2.2 Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter pada anak

Anda mungkin juga menyukai