Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi Sediaan

1. Kejernihan larutan
Uji kejernihan larutan sangat penting untuk memastikan tidak ada partikel
padat yang belum terdispersi kecuali sediaan yang dibuat dalam bentuk suspensi, serta
untuk mengidentifikasi partikel-partikel yang tidak diinginkan dalam sediaan larutan
tetes mata tersebut. Tidak dapat diragukan, suatu larutan bersih yang sangat
mengkilap, membawa pengaruh bagi pengamat untuk menyimpulkan bahwa produk
tersebut istimewa baik dalam mutu maupun kemurniannya (ISO, 2006).
Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang yang
memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang
terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari
partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata (Lachman, 1994).
Hasil yang diperoleh dari uji kejernihan larutan sediaan mata ini yaitu jernih
karena ketika dilihat pada papan berwarna hitam tidak menunjukkan adanya partikel-
partikel asing. Hal ini menunjukkan bahwa penyaringan sudah sempurna dilakukan.

2. Volume terpindahkan
Larutan sediaan mata ini dibuat 400 ml, tetapi untuk menghindari kehilangan volume
larutan maka penimbangan bahan ditambah 20% dari bobot awal bahan. Sehingga
volume larutan yang dibuat adalah 480 ml. Larutan sediaan pencuci mata dibuat
sesuai dengan formulasinya kemudian disaring dengan kertas saring untuk
mendapatkan larutan yang jenih. Setelah disaring didapatkan volume larutan sebanyak
480 ml. Hal ini berarti semua larutan dapat terpindahkan kedalam wadah akhir.

3. Penetapan pH
Larutan lakrimal atau cairan air mata normalnya memiliki pH 7,4 dengan rentang 5,2-
8,3. Ini masih bisa ditoleransi oleh larutan mata dengan range pH tersebut, disebabkan
oleh (1) volume kecil larutan, (2) buffer cairan mata, dan (3) peningkatan produksi air
mata (Parrot, 1971). Dalam banyak perumpamaan, kita dapat mencapai obat dengan
seratus kali lebih stabil pada pH 5,0 dan kemudian pH 7,0. pH dari larutan mata
sebaiknya antara 4,5 dan 9. Pengujian pH larutan dilakukan dengan menggunakan pH
meter atau kertas indikator universal (Depkes RI, 1995). Hasil yang didapatkan ketika
menguji pH larutan yaitu 6. Hal ini menunjukkan pH sesuai dengan literatur karena
masih termasuk ke dalam rentang pH larutan sediaan mata yang dipersyaratkan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, ISFI, 2006, ISO Indonesia, volume IV, PT. Anem
Kosong Anem (AKA), Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Dirjen POM, Jakarta.
Lachman, Leon, Herbert A. Lieberman dan Joseph L. Kanig, 1988, Teori dan Praktek
Farmasi Industri Jilid III. UI Press, Jakarta
Parrot, E. L, 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Burgess
Publishing Company, Mineapolis.

Anda mungkin juga menyukai