SUMBER : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 2.23
C. Faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak usia dini seperti Doni
adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor perkembangan sosial dan emosi anak ada tiga faktor yang dapat
memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak usia dini
sebagai berikut:
1. Faktor hereditas
Biasanya ada yang menyebut faktor hereditas ini sebagai istilah nature. Dan faktor ini
merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis atau orang tua
kandung kepada anaknya. Jadi dapat dikatakan faktor hereditas merupakan pemberian
biologis sejak lahir.
Pembawaan yang telah ada sejak lahir itulah yang menentukan perkembangan anak
untuk dikemudian hari. Pendidikan dan lingkungan sama sekali tidak berpengaruh dan tidak
berkuasa dalam perkembangan seorang anak termasuk perkembangan emosi dan sosialnya.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sering disebut dengan istilah nurture. Faktor ini bisa diartikan
sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial yang memiliki pengaruh dalam susunan
biologis serta pengalaman psikologis, termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak
sebelum ada dan sesudah dia lahir.
Nah faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan temasuk didalamnya pengaruh-
pengaruh berikut ini:
a. Keluarga
Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama. Dengan demikian keluarga
memiliki peran yang utama dalam menentukan pengembangan sosial dan emosi anak.
Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan sedangkan orang tua
mereka merupakan pendidik bagi mereka.
b. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, disekolah
anak berhubungan dengan guru dan teman-teman sebayanya. Hubungan antara guru dan anak
dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak.
Guru merupakan wakil dari orang tua mereka saat mereka berada di sekolah serta pola
asuh dan perilaku yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat mempengaruhi
emosi dan sosial anak.
c. Masyarakat
Secara sederhana saja, masyarakat disini diartikan sebagai kumpulan individu atau
kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama.
Budaya, kebiasaan, agama, dan keaadaan demografi pada suatu masyarakat diakui ataupn
tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosi anak usia dini.
d. Faktor umum
Faktor umum maksudnya di sini merupakan unsur-unsur yang dapat digolongkan ke
dalam kedua faktor di atas ( faktor hereditas dan faktor lingkungan ).
Faktor umum adalah faktor campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor
umum juga dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini.
SUMBER :
https://www.kompasiana.com/laililutfi/561f0eaf5993736b048b4568/faktorfaktor-yang-
mempengaruhi-perkembangan-sosial-dan-emosional-anak-usia-dini?page=all
Tambahan dari analisa pribadi berdaarkan pengalaman di sekolah juga terkadang terdapat
beberapa anak laki – laki yang memang belum bisa berbicara dengan jelas layaknya teman
yang lain atau disbanding dengan siswi putri.
D. Solusi dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
Menurut Elizabeth B. Hurlock ( 1978 ) untuk menjadi orang yang mampu
bersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing – masing proses terpiah dan sangat
berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akan
menurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Tidak bisa dipungkiri juga peran guru juga mendominasi dalam lingkungan sekolah.
Apabila guru cuek maka yang terjadi sampai dewasa bisa jadi belum ada perubahan
dalam sikapnya Doni karena tidak mendapat bimbingan. Maka dari itu saat di sekolah
gurulah yang bermain peran mengatasi masalah anak, membimbingnya supaya Doni
faham cara bersosialisasi yang baik dan benar. Pembiasaan ini juga harus Continue
tidak hanya sekali dua kali saja, agar tercapai perubahan Doni dalam perkemangan
Sosial Emosionalnya.
Saat di sekolah guru dapat mengatasinya seperti yang saya uraikan diatas dengan
mendampingi sementara saat bermain dengan teman – temannya serta mengadakan
kerja kelompok agar tebangun suasana kebersamaan yang dapat memancing
komunikasi anak satu dan yang lainnya dan pada akhirnya dapat tercipta suatu
perkembangan sosial pada diri Doni. Saat di rumah guru menyarankan kepada
orangtuanya untuk mengajak anaknya besosialisasi dan tidak menutup diri serta saling
menhargai, menghormati dari teman – teman tetangga maupun saudaranya.
SUMBER : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 2.23
dan 2.24 dan dilengkapi pendapat pribadi dihubungkan dengan pendapat Elizabeth B.
Hurlock ( 1978 ).
a. Pertemuan yang singkat hanya 2,5 sampai 3 jam saja dalam sehari. Contoh ; jam
7 sampai jam 10 sudah pulang.
b. Tidak semua kasus gangguan anak yang datangnya dari orangtua bisa cepat
teratasi atau bahkan tidak bisa diatasi karena komunikasi antara guru dan orangtua
kurang tersampaikan dengan baik dan tidak dipraktekkan saat dirumah bahakan
orangtua tertutup / kurang terbuka dengan persoalan yang menyangkut keluarga.
Contoh : pembiasaan kegiatan untuk merubah kebisaan dan pola anak tidak
tersampaikan dengan baik atau kurang efektif dijalanka orangtua kepada anak saat
di rumah.
Minimnya penguasaan layanan yang ada oleh tenaga guru bimbingan dan konseling , contoh :
guru cuek terhadapa anak yang memerlukan bimbingan.
Kurangnya alat perlengkapan dan terbatasnya anggaran dana, contoh : kurang alat peraga ,
media dan lainnya untuk kasus anak yang mengalami gangguan minat belajar.
Kurangnya dukungan dari pihak sekolah, contoh : guru hendak melakukan penelitian dan
bimbingan tanpa pendampingan dan dukungan sekolah.
Sifat bawaan anak dari lahir / factor hereditas, contoh : gen bawaan dari orangtua / sifat.
SUMBER : Analisa pribadi.
3. Buatlah suatu rancangan layanan konseling untuk anak didik yang ada di bawah
asuhan Anda. Buatlah secara lengkap langkah-langkahnya!
Rancangan Konseling RA AL JALAL :
Rancangan Layanan Konseling
I. Identifikasi masalah
Seorang siswa kelompok bermain bernama Algis . Dia masih susah ditinggal
sekolah sendiri. Dia ingin selalu ditemani mamanya atau papanya dan menangis setiap
kali ditinggal mamanya pulang, suka mogok bila tidak ditunggu dan berlari pulang. Algis
sebenarnya selalu bermain bersama teman - temannya di kelas maupun diluar saat
istirahat.
c. Analisis data
a) Kelebihan konseling di sekolah
- Secara fisik sehat, tidak cacat
- Mandiri, meletakkan tas di rak sendiri, mau membereskan peralatan
belajar, bisa melepas dan memakai sepatu sendiri
- Mau mengerjakan tugas/ lembar kerja yang diberikan
b) Kekurangan konseli di sekolah
- Sering menangis dan pengen pulang ditengah – tengah pintu apabila
ditinggal mama atau papanya.
III. Diagnosis
Saat bertemu dengan Algis di pagi hari ketika diantar mamanya, saya
menyambutnya sesuai SOP, menyapa dengan ramah dan berusaha mengajaknya masuk
kelas atau bermain di taman bermain. Sesekali saya menunjukkan beberapa mainan
untuk menarik perhatiannya. Reaksi dari Algis sebagai berikut :
1) Raut wajahnya terlihat cemas duduk dipintu supaya kelihatan mama atau papanya
berada.
2) Tidak dapat dibujuk
3) Menangis
IV. Prognosis
Perilaku anak seperti Algis sering terjadi pada awal tahun pelajaran. Anak masih
merasa asing dengan lingkungan baru yang dia belum kenal sebelumnya. Dia merasa
takut apabila nanti akan ada teman yang mengganggunya. Takut apabila dimarahi bu
guru kalau tidak bisa melakukan tugas yang diberikan di kelas. Dan sebenarnya apa yang
dialami siswa tersebut merupakan perasaannya saja. Anak khawatir dan tidak nyaman
dengan semua hal yang baru dia temui.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka layanan bimbingan dan
konseling yang akan diberikan kepada konseli yaitu :
a. Ketika penyambutan kedatangan saya selalu bersikap ceria dan ramah
b. Menyiapkan mainan yang dia sukai di tempat yang mudah terlihat dan dapat dia
jangkau dengan mudah
c. Memberikan perhatian lebih kepada Algis dengan selalu berada di dekatnya.
d. Meminta bantuan teman guru untuk membantu meng-handle siswa yang lain, karena
saya lebih fokus kepada Algis
e. Memberikan pendekatan secara perlahan-lahan
f. Teknik pendekatan yang saya lakukan, yaitu :
1) Konseling individu
Harapannya dapat memberikan sugesti atau sounding kepada Algis agar
keberanian dan rasa percaya dirinya muncul. Sehingga merasa nyaman dengan
lingkungan barunya.
Pada waktu istirahat sering mengajak Algis ngobrol. Memberi tahu bahwa
semua teman dan guru di sekolah itu baik. Tidak ada yang nakal atau jahat.
Apabila mengalami kesulitan dapat memberi tahu bu guruMemberikan sounding
atau pemahaman jika menginginkan sesuatu harus dikatakan atau diucapkan agar
guru dan teman mengerti apa yang dia inginkan. Bukan dengan cara merengek
atau berteriak mencari mama.
2) Konseling kelompok
Dikasus Algis ini sudah bisa teratasi dia bisa bermain biasa dengan teman –
temannya, hanya saja belum berani ditinggal oarangtuanya.
4. Coba Anda lakukan analisis terhadap pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling
yang ada di sekolah tempat Anda mengajar! Analisis harus mencakup syarat program
Bimbingan dan Konseling yang baik, yaitu yang efisien dan efektif. (ada 11 syarat
program Bimbingan dan Konseling yang baik, efektif dan efisien.
Kesimpulan :
Algis sebenarnya sudah mau hanya ditunggu diluar kelas tapi belum mau ditinggal
pulang. Algis masih malu – malu untuk menyapa guru serta menjawab pertanyaan
dari guru. Algis belum bisa percaya diri untuk berkomunikasi dan bersosialiasi.
Pendidik
Kesimpulan :
Pendidik