Anda di halaman 1dari 9

1. Doni merupakan anak yang sangat aktif dan ceria.

Di usianya yang menginjak 4


tahun, Doni senang bermain dengan teman-temannya. Walaupun begitu, ia terlihat
jarang berbicara dengan teman atau pun gurunya di PAUD. Ia akan menggunakan
gerakan-gerakan tertentu sambil bergumam jika menginginkan sesuatu. Sering kali ia
menggunakan kalimat-kalimat pendek bahkan 1-2 kata saja saat berkomunikasi
dengan orang lain. Ia pun cenderung menghindari berbicara dengan orang yang tidak
dikenal dengan baik. Ia akan membuang muka lantas pergi jika ditanya orang lain.
Sebutkan masalah perkembangan anak yang dialami Doni! Uraikan ciri-ciri
permasalahan anak yang terdapat pada Doni! Uraikan faktor apa saja yang bisa
menyebabkan permasalahan perkembangan anak usia dini seperti Doni! Jelaskan
solusi permasalahannya

A. Masalah perkembangan yang terdapat pada Doni adalah gangguan dalam


perkembangan Sosial Emosional.
Perilaku Sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik
dengan teman sebaya, guru, orangtua maupun saudara – saudaranya. Menurut Dini P.
Daeng ( 1996 ) ada empat faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak
bersosialisasi, yaitu sebagai berikut :
1). Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang – orang di sekitarnya dari
berbagai usia dan latar belakang.
2). Adanya minat dan motivasi untuk bergaul.
3). Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi
“model” bagi anak.
4). Kemampuan sosialisasi dapat pula berkembang melalui cara “coba – salah” ( trial
and error ) yang dialami oleh anak.
5). Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.

SUMBER : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 2.23

B. Ciri – ciri permasalahan Doni tersebut adalah sebagai berikut :


1). Jarang berbicara dengan teman – teman dan gurunya.
2). Berbicara melalui gerakan dan Bahasa pendek 1 sampai 2 kalimat.
3). Menghindari berbicara dengan orang blain yang belum kenal dekat.
4). Membuang muka saat ditanya orang lain.

SUMBER : ANALISA PRIBADI DARI SOAL

C. Faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak usia dini seperti Doni
adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor perkembangan sosial dan emosi anak ada tiga faktor yang dapat
memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak usia dini
sebagai berikut:

1. Faktor hereditas
Biasanya ada yang menyebut faktor hereditas ini sebagai istilah nature. Dan faktor ini
merupakan karakteristik bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis atau orang tua
kandung kepada anaknya. Jadi dapat dikatakan faktor hereditas merupakan pemberian
biologis sejak lahir.
Pembawaan yang telah ada sejak lahir itulah yang menentukan perkembangan anak
untuk dikemudian hari. Pendidikan dan lingkungan sama sekali tidak berpengaruh dan tidak
berkuasa dalam perkembangan seorang anak termasuk perkembangan emosi dan sosialnya.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sering disebut dengan istilah nurture. Faktor ini bisa diartikan
sebagai kekuatan kompleks dunia fisik dan sosial yang memiliki pengaruh dalam susunan
biologis serta pengalaman psikologis, termasuk pengalaman sosial dan emosi anak sejak
sebelum ada dan sesudah dia lahir.
Nah faktor ini meliputi semua pengaruh lingkungan temasuk didalamnya pengaruh-
pengaruh berikut ini:
a. Keluarga
Keluarga menjadi lingkungan yang pertama dan utama. Dengan demikian keluarga
memiliki peran yang utama dalam menentukan pengembangan sosial dan emosi anak.
Di lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan sedangkan orang tua
mereka merupakan pendidik bagi mereka.
b. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah lingkungan keluarga, disekolah
anak berhubungan dengan guru dan teman-teman sebayanya. Hubungan antara guru dan anak
dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak.
Guru merupakan wakil dari orang tua mereka saat mereka berada di sekolah serta pola
asuh dan perilaku yang ditampilkan oleh guru dihadapan anak juga dapat mempengaruhi
emosi dan sosial anak.
c. Masyarakat
Secara sederhana saja, masyarakat disini diartikan sebagai kumpulan individu atau
kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama.
Budaya, kebiasaan, agama, dan keaadaan demografi pada suatu masyarakat diakui ataupn
tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan sosial dan emosi anak usia dini.
d. Faktor umum
Faktor umum maksudnya di sini merupakan unsur-unsur yang dapat digolongkan ke
dalam kedua faktor di atas ( faktor hereditas dan faktor lingkungan ).
Faktor umum adalah faktor campuran dari faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor
umum juga dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini.
SUMBER :
https://www.kompasiana.com/laililutfi/561f0eaf5993736b048b4568/faktorfaktor-yang-
mempengaruhi-perkembangan-sosial-dan-emosional-anak-usia-dini?page=all
Tambahan dari analisa pribadi berdaarkan pengalaman di sekolah juga terkadang terdapat
beberapa anak laki – laki yang memang belum bisa berbicara dengan jelas layaknya teman
yang lain atau disbanding dengan siswi putri.
D. Solusi dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
Menurut Elizabeth B. Hurlock ( 1978 ) untuk menjadi orang yang mampu
bersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing – masing proses terpiah dan sangat
berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akan
menurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah sebagai
berikut :

1). Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial


Doni bisa dibimbing oleh guru maupun orangtuanya untuk dapat bersosialisasi tidak
hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi Doni juga harus
menyesuaikan perilakunya dengan patokan yang dapat diterima. Contohnya : Guru
memulai pembicaraan terlebih dahulu, menyapa dahulu serta memberi contoh kepada
anak anak besosialisasi dengan memancingnya dalam sebuah permainan kelompok
atau tugas kelompok, guru juga terkadang mendampingi Doni bermain bersama teman
temannya untuk memancing Doni agar bergaul dan berkomunikasi dengan baik
bersama teman temannya, dan apabila memang ada factor keterlambatan bicara agar
supaya dapat berbicara dengan lancar karena sering berkomunikasi dengan orang lain.
Apabila guru dengan sabar dan telaten mengawal Doni sampai benar – benar berbaur
dengan teman dan menyapa gurunya maka akan dapat mengatasi gangguan yang ada
pada diri Doni, terlepas adanya kerjasama antara guru dan orangtua saat di rumah.
Peran guru, orangtua, lingkunganlah yang bisa merubah perilaku seseorang tersebut
bisa diterima secara social ataupun tidaknya.

2). Memainkan peran social yang dapat diterima


Peran social yang mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama
oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Doni mulai membiasakan dari
rumah salim dan mengucapkan salam kepada orangtua agar sedikit demi sedikit
melatih kedekatan antar anak dan orangtua serta rasa percaya dirinya. Sekolah
menghimbau melalui guru kelas atau kepala sekolah ataupun seorang Konseling
dengan memanggil orangtua Doni agar saat di rumah sering di ajak berkomunikasi,
karena tidak cukup hanya seorang guru yang bermain peran dalam mengatasi
permasalahan anak tapi juga diimbangi dengan peran orangtuanya.

Tidak bisa dipungkiri juga peran guru juga mendominasi dalam lingkungan sekolah.
Apabila guru cuek maka yang terjadi sampai dewasa bisa jadi belum ada perubahan
dalam sikapnya Doni karena tidak mendapat bimbingan. Maka dari itu saat di sekolah
gurulah yang bermain peran mengatasi masalah anak, membimbingnya supaya Doni
faham cara bersosialisasi yang baik dan benar. Pembiasaan ini juga harus Continue
tidak hanya sekali dua kali saja, agar tercapai perubahan Doni dalam perkemangan
Sosial Emosionalnya.

3). Perkembangan sikap social


Untuk bersosialisasi dengan baik anak – anak harus menyenangi orang dan kegiatan
social. Dari masalah Doni ada suatu kemungkinan Doni jarang bergaul dengan
temannya juga saat di rumah, mungkin karena dari awal sudah terlalu dibatasi
orangtuanya dalam bergaul dan bermain dengan anak – anak lain tetangganya ataupun
saudaranya, atau mungkin bisa jadi orangtua terlalu cuek dan sibuk sehingga jarang
mengajaknya berkomunikasi, atau bisa jadi belum adanya rasa percaya diri yang
timbul karena jarang bergaul, tidak suka teman, pili – pilih teman ataupun kesulitan
atau gangguan berbicara.

Saat di sekolah guru dapat mengatasinya seperti yang saya uraikan diatas dengan
mendampingi sementara saat bermain dengan teman – temannya serta mengadakan
kerja kelompok agar tebangun suasana kebersamaan yang dapat memancing
komunikasi anak satu dan yang lainnya dan pada akhirnya dapat tercipta suatu
perkembangan sosial pada diri Doni. Saat di rumah guru menyarankan kepada
orangtuanya untuk mengajak anaknya besosialisasi dan tidak menutup diri serta saling
menhargai, menghormati dari teman – teman tetangga maupun saudaranya.

SUMBER : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 2.23
dan 2.24 dan dilengkapi pendapat pribadi dihubungkan dengan pendapat Elizabeth B.
Hurlock ( 1978 ).

Menurut Syaodih, E ( 2004 ) adalah sebagai berikut :


- Proses bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan pola piker dan
pemahaman anak
- Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran
- Waktu Pelaksanaan bimbingan sangat terbatas
- Pelaksanaan dilakasanakan dalam nuansa bermain
- Adanya Keterlibatan teman sebaya
- Adanya keterlibatan orangtua
Sumber : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 4.4
sampai 4.7

2. Sebagai seorang guru/pendamping di PAUD tentunya selain berperan sebagai


pendidik, Anda juga diharapkan dapat menjadi seorang pembimbing bagi anak didik.
Sebagai seorang pembimbing di PAUD Anda mempunyai beberapa keterbatasan.
Sebutkan 5 dari 6 keterbatasan yang ada dan berikan contohnya!
Keterbatasan seorang pembimbing di PAUD adalah sebagai berikut :

a. Pertemuan yang singkat hanya 2,5 sampai 3 jam saja dalam sehari. Contoh ; jam
7 sampai jam 10 sudah pulang.
b. Tidak semua kasus gangguan anak yang datangnya dari orangtua bisa cepat
teratasi atau bahkan tidak bisa diatasi karena komunikasi antara guru dan orangtua
kurang tersampaikan dengan baik dan tidak dipraktekkan saat dirumah bahakan
orangtua tertutup / kurang terbuka dengan persoalan yang menyangkut keluarga.
Contoh : pembiasaan kegiatan untuk merubah kebisaan dan pola anak tidak
tersampaikan dengan baik atau kurang efektif dijalanka orangtua kepada anak saat
di rumah.
Minimnya penguasaan layanan yang ada oleh tenaga guru bimbingan dan konseling , contoh :
guru cuek terhadapa anak yang memerlukan bimbingan.
Kurangnya alat perlengkapan dan terbatasnya anggaran dana, contoh : kurang alat peraga ,
media dan lainnya untuk kasus anak yang mengalami gangguan minat belajar.
Kurangnya dukungan dari pihak sekolah, contoh : guru hendak melakukan penelitian dan
bimbingan tanpa pendampingan dan dukungan sekolah.
Sifat bawaan anak dari lahir / factor hereditas, contoh : gen bawaan dari orangtua / sifat.
SUMBER : Analisa pribadi.

3. Buatlah suatu rancangan layanan konseling untuk anak didik yang ada di bawah
asuhan Anda. Buatlah secara lengkap langkah-langkahnya!
Rancangan Konseling RA AL JALAL :
Rancangan Layanan Konseling

I. Identifikasi masalah
Seorang siswa kelompok bermain bernama Algis . Dia masih susah ditinggal
sekolah sendiri. Dia ingin selalu ditemani mamanya atau papanya dan menangis setiap
kali ditinggal mamanya pulang, suka mogok bila tidak ditunggu dan berlari pulang. Algis
sebenarnya selalu bermain bersama teman - temannya di kelas maupun diluar saat
istirahat.

Identitas siswa (konseling)

Nama : ALGIS RAMDAN PUTRA PANGAREP


Tempat, Tgl. Lahir : Ngawi, 20 Mei 2018
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Tambakromo Kec. Geneng Kab. Ngawi
Agama : Islam
Status anak : Anak kedua
Usia : 5 tahun 7 bulan
Sekolah : RA Al Jalal

II. Analisis data/ Masalah


a. Data kesehatan siswa
a) Secara fisik nampak sehat dan aktif
b) Penglihatan jelas
c) Pendengaran baik
d) Postur tubuh tinggi, berisi
b. Hubungan sosial di sekolah
a) Mau bergaul dengan teman asalkan ada yang menunggu

c. Analisis data
a) Kelebihan konseling di sekolah
- Secara fisik sehat, tidak cacat
- Mandiri, meletakkan tas di rak sendiri, mau membereskan peralatan
belajar, bisa melepas dan memakai sepatu sendiri
- Mau mengerjakan tugas/ lembar kerja yang diberikan
b) Kekurangan konseli di sekolah
- Sering menangis dan pengen pulang ditengah – tengah pintu apabila
ditinggal mama atau papanya.

III. Diagnosis
Saat bertemu dengan Algis di pagi hari ketika diantar mamanya, saya
menyambutnya sesuai SOP, menyapa dengan ramah dan berusaha mengajaknya masuk
kelas atau bermain di taman bermain. Sesekali saya menunjukkan beberapa mainan
untuk menarik perhatiannya. Reaksi dari Algis sebagai berikut :
1) Raut wajahnya terlihat cemas duduk dipintu supaya kelihatan mama atau papanya
berada.
2) Tidak dapat dibujuk
3) Menangis

IV. Prognosis
Perilaku anak seperti Algis sering terjadi pada awal tahun pelajaran. Anak masih
merasa asing dengan lingkungan baru yang dia belum kenal sebelumnya. Dia merasa
takut apabila nanti akan ada teman yang mengganggunya. Takut apabila dimarahi bu
guru kalau tidak bisa melakukan tugas yang diberikan di kelas. Dan sebenarnya apa yang
dialami siswa tersebut merupakan perasaannya saja. Anak khawatir dan tidak nyaman
dengan semua hal yang baru dia temui.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka layanan bimbingan dan
konseling yang akan diberikan kepada konseli yaitu :
a. Ketika penyambutan kedatangan saya selalu bersikap ceria dan ramah
b. Menyiapkan mainan yang dia sukai di tempat yang mudah terlihat dan dapat dia
jangkau dengan mudah
c. Memberikan perhatian lebih kepada Algis dengan selalu berada di dekatnya.
d. Meminta bantuan teman guru untuk membantu meng-handle siswa yang lain, karena
saya lebih fokus kepada Algis
e. Memberikan pendekatan secara perlahan-lahan
f. Teknik pendekatan yang saya lakukan, yaitu :
1) Konseling individu
Harapannya dapat memberikan sugesti atau sounding kepada Algis agar
keberanian dan rasa percaya dirinya muncul. Sehingga merasa nyaman dengan
lingkungan barunya.
Pada waktu istirahat sering mengajak Algis ngobrol. Memberi tahu bahwa
semua teman dan guru di sekolah itu baik. Tidak ada yang nakal atau jahat.
Apabila mengalami kesulitan dapat memberi tahu bu guruMemberikan sounding
atau pemahaman jika menginginkan sesuatu harus dikatakan atau diucapkan agar
guru dan teman mengerti apa yang dia inginkan. Bukan dengan cara merengek
atau berteriak mencari mama.
2) Konseling kelompok
Dikasus Algis ini sudah bisa teratasi dia bisa bermain biasa dengan teman –
temannya, hanya saja belum berani ditinggal oarangtuanya.

4. Coba Anda lakukan analisis terhadap pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling
yang ada di sekolah tempat Anda mengajar! Analisis harus mencakup syarat program
Bimbingan dan Konseling yang baik, yaitu yang efisien dan efektif. (ada 11 syarat
program Bimbingan dan Konseling yang baik, efektif dan efisien.

ANALISIS HASIL OBSERVASI ANAK:

Nama Anak : ALGIS RAMDAN PUTRA PANGAREP


Kelas/kelompok : A
Hari/ Tanggal Observasi : Selasa, 19 Desember 2023
NO Aspek yang diobservasi Hasil Observasi
1. Sikap anak setelah turun dari motor Algis berhenti dan memegangi
diantar ayah atau ibunya berjalan menuju baju orangtuanya agar diantar
pintu sekolah sampai pintu sekolah
2. Sikap anak saat sampai didepan pintu dan Malu dan memegangi tangan
akan bersalaman dengan guru orangtuanya
3. Sikap anak ketika dilatih guru bersalaman Menirukan dengan lirih saja
serta mengucapkan salam
4. Sikap anak ketika pendidik bertanya Malu menjawab dan yang
membantu menjawab orangtua
5. Sikap anak ketika diminta memasukkan Mau, dengan syarat tidak
tas ke kelas ditinggal
6. Sikap anak ketika dipancing guru Sudah berjalan dengan baik
diarahkan guru kegiatan bermain bersama tapi masih ingin ditunggu
dan asyik di kelas

Kesimpulan :

Algis sebenarnya sudah mau hanya ditunggu diluar kelas tapi belum mau ditinggal
pulang. Algis masih malu – malu untuk menyapa guru serta menjawab pertanyaan
dari guru. Algis belum bisa percaya diri untuk berkomunikasi dan bersosialiasi.

Pendidik

( Yunita Ria Sawitri )


Terkait dengan asas dan prinsip bimbingan dan konseling pada anak usia dini
yaodih,E. (2003 : 79 ) menjelaskan bahwa pada pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk
anak usia dini perlu diperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut :
1). Bimbingan Bagian penting dari proses pendidikan
2). Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang
mengahadapi masalah.
3). Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.
4). Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing.
5). Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang
meliputi kemampuan fisik- motoric, kecerdasan, social emosional
6). Bimbingan harus dimulai dengan mengenal ( mengidentifikasi ) kebutuhan –
kebutuhan yang dirasakan anak.
7). Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak.
8). Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orangtua hendaknya
menciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan terjadinya
komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
9). Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan agar
mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di rumah.
10). Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki guru/ Pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilaman masalah yang terjadi perlu
ditindaklanjuti maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada sekolah dan tenaga
ahli.
11). Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.
SUMBER : PAUD4406 Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini Halaman 1.8
sampai 1.11

ANALISIS HASIL OBSERVASI SEKOLAH

Nama Sekolah : RA AL JALAL


Kelas/kelompok : A DAN B
Hari/ Tanggal Observasi : Selasa, 19 Desember 2023

NO Aspek yang diobservasi Hasil Observasi


1. Sudahkan para guru mengetahui dan Sudah dilaksanakan meskipun
melaksanakan layanan bimbingan kepada minim pengetahuan untuk
seluruh siswa ? menyelesaikan
2. Apa kendala para pembimbing ? Kurangnya kerjasama anatara
guru dan orangtua
3. Sudahkah guru mempelajari ilmu tentang Sudah saat kuliah tapi belum
bimbingan konseling ? difahami secara jelas dan
mendalam
4. Apakah layanan bimbingan sudah Sudah masuk dalam kurikulum
termasuk dalam materi pembelajaran di pembelajaran di kelas
kelas ?

Kesimpulan :

RA AL JALAL sudah melaksanakan Layanan Bimbingan Konseling tapi masih


banyak kendala yang harus diperbaiki dan direfleksikan kedepannya.

Pendidik

( Yunita Ria Sawitri )

Anda mungkin juga menyukai