Anda di halaman 1dari 2

A.

Pendaahuluan
Perkembangan zaman semakin berkembang pesat. Baik dalam ilmu
pengetahuan maupun teknologi untuk masa kini. Dalam perkembangan zaman ini
tidak selamanya harus pintar dalam hal akademik maupun non akademik, tapi harus
juga mempunyai sikap yang mampu menjadikan suatu anak memiliki karakter yang
kuat dan memiliki sikap yang baik terhadap lingkungan sekitar.
Dalam pembentukan karakter dan sikap suatu anak di tentukan bagaimana
peranan orang tua dan guru akademik dalam mendidik anak-anak mereka agar
memilki karakter yang baik dan berguna untuk masyarakat.
Secara umum orang-orang memandang bahwa keluarga merupakan sumber
pendidikan moral yang paling utama bagi anak-anak. Orangtua adalah guru pertama
mereka dalam pendidikan moral. Mereka jugalah yang memberikan pengaruh paling
lama terhadap perkembangan moral anak-anak, ketika disekolah, para guru pengajar
akan berubah setiap tahunnya, tetapi di luar sekolah anak-anak tentunya memiliki
sedikitnya satu orangtua yang memberikan bimbingan dan mem-besarkan mereka
selama bertahun-tahun.
Hubungan antar orangtua dan anak pun dipenuhi dengan berbagai perbedaan
khusus dalam hal emosi, yang menyebabkan anak-anak merasakan di cintai dan
dihargai atau sebaliknya. Ketika orang tua tidak mengetahui kebutuhan dasar anak
baik yang bersifat fisik maupun emosional maka sebenarnya anak-anak belum siap
untuk menjalankan perannya baik secara mental maupun secara moral di sekolah.
Maka dari itu banyak anak zaman sekarang lebih memilih hidup bebas tak ada
aturan sebab kurang akan perhatian orang tuanya yang mungkin saja sibuk dalam
mencari nafkah. Terkadang hal tersebut yang menyebabkan rusaknya mental seorang
anak dengan adanya pertanyaan yang meragukan bahwa mereka seperti tidak
memiliki orang tua.
Dengan bebergai faktor tersebut peran orang tua sangat penting dalam
pertumbuhan dan pola pikir anak. Maka orang tua harus dapat menenempatkan diri
tidak hanya sebagai orang tua saja, namun juga harus dapat menjadi seorang sahabat
bagi seorang anak. Dengan menjadi peran sebagai sahabat anak, anak akan merasa
lebih baik terbuka untuk berbagai masalah yang terjadi padanya dan tidak segan untuk
mencari jalan keluar sesuai dengaan arahan orang tua.

B. Pembahasan
Masa globalisasi berlangsung disemua lini kehidupan baik pada ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya,pertahanan keamanan, Pola asuh dan lain sebagainya.
Dalam ranah sosial budaya globalisasi dapat mempengaruhi masyarakat, baik yang
bermuatan positif, maupun negatif. Pengaruh tersebut dapat merubah cara pandang,
cara pikir, hingga pola asuh masyarakat (orang tua) terhadap anak mereka. Dampak
yang sering terjadi di kehidupan sekarang ialah orang tua yang terlalu sibuk bekerja,
sehingga anak sering marasakan kesepian dan hanya merasa tercukupi secara materi
saja. Anak-anak akan cenderung diam ketika mendapat masalah dan tidak terbuka
kepada orang tua, sebab merasakan asing terhadap hubungan mereka.
Pola asuh Otoriter
Pola asuh anak ini menurut pandangan Hurlock dikutip dalam (Thoha, 1996)
menyatakan ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat,
seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan
untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Tidak adanya musyawarah antara
orang tua dan anak. Anak harus mengikuti apapun kata orang tuanya. Tidak adanya
kebebasan anak berekpresi untuk menunjukan bakat yang mereka punya.
Pola asuh otoriter bersifat menghukum yang menekankan kata “harus” kepada
anaknya, sehingga tidak ada lagi tawar menawar atas keputusan yang telah ditetapkan
oleh orang tua. Orang tua membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anak dan
hanya sedikit melakukan komunikasi verbal. Santrock (2003) mengemukakan bahwa
Pengasuhan otoriter berkaitan dengan prilaku sosial remaja yang tidak cakap. Senada
dengan itu Edwards (2006) juga menyatakan bahwa anak dalam pola asuh otoriter
seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tdak mampu memulai suatu
kegiatan, dan memliki kemampuan sosial yang rendah. Karena terbiasa dikekang,
dibatasi, dan dibantah secara kasar di dalam keluarganya. Jadi merasa dirinya kurang
percaya diri, tidak bisa membuka pembicaraan, takut tidak didengarkan dan
disepelekan oleh orang-orang sekitarnya. Sehingga orang-orang ini lebih suka
menutup diri, sepi dan sendiri.
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis menurut pandangan Hurlock dalam (Thoha, 1996)
ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak,anak diberi
kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua. Benang merahnya adaah
adanya kesepakatan antara si anak dan orang tua untuk mendapatkan suatu kata
mufakat. Ada pujian yang dilontarkan, ada penghargaan yang diberikan, dan ada
hukuman juga diterapkan jika melanggar. Anak belajar bertanggung jawab dan orang
tua belajar memahami serta menghargai pendaapat seorang anak.
Intinya mengemukakan bahwasanya pola asuh ini memberikan banyak (kasih sayang
atau perhatian dan respon yang baik) serta menginginkan banyak tanggung jawab. Orang tua
yang menggunakan pendekatan ini selalu memberikan contoh yang baik tentang
keseimbangan antara kasih sayang yang diberikan dan sikap asertif yang dibutuhkan
seseorang untuk menciptakan kehidupan sosial yang sehat dan tidak salah dalam bergaul.

Anda mungkin juga menyukai