Anda di halaman 1dari 4

12 Peran Orang Tua dalam Perkembangan Remaja.

1. Informasi

Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam memberikan informasi tentang pergaulan
pada remaja, oleh sebab itu, orang tua diharapkan dapat memberikan dukungan emosi
sehingga remaja merasa nyaman dan tidak salah dalam bergaul. Informasi yang dapat
diberikan kepada remaja tentang pergaulan diantaranya dapat berupa pergaulan yang baik dan
tidak baik dan menanamkan cara bergaul denga etika. (Baca juga mengenai peran etika dalam
pergaulan remaja).

2. Komunikasi

Orang tua merupakan orang terdekat bagi remaja untuk melakukan komunikasi dan orang tua
juga merupakan orang terdekat utama, orang yang pertama dan yang terakhir bagi remaja
remaja untuk memahami komunikasi. Agar remaja tidak mendapatkan informasi yang keliru
mengenai bagaimana berkomunikasi yang baik maka peran orang tua sangat diharapkan.
(Baca juga mengenai peran remaja dalam melestarikan budaya Indonesia).

3. Memberi Pengetahuan

Orang tua merupakan orang yang lebih tua, di masyarakat orang tua itu adalah orang yang
telah melahirkan sobat yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan sobat ke
dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing sobat dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari,

selain itu orang tua juga telah memperkenalkan sobat ke dalam hal hal yang terdapat di dunia
ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh sobat. Maka
pengetahuan yang pertama diterima oleh remaja adalah dari orang tuanya. (Baca juga
mengenai peran remaja dalam mengisi kemerdekaan).

4. Bimbingan Rohani

Orang tua juga adalah pusat penegtahuan rohani si remaja dan sebagai penyebab berkenalnya
dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi remaja dan pemikirannya dikemudian hari
terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. (Baca juga
mengenai cara remaja menghadapi era globalisasi).

5. Tuntunan Perangai

Sejak seorang remaja lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia
meniru perangai ibunya dan biasanya seorang remaja lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu
itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang
mula mula dikenal remaja yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya serta
ditiru perangainya. (Baca juga mengenai cara menghadapi remaja pemberontak).

6. Pemberian Pertimbangan
Orang tua yang tidak mendukung remaja dalam memperkembangkan keinginan bertindak
sendiri, atau mungkin sama sekali menentang keinginan remaja untuk bertindak sendiri, maka
perkembangan perubahan peranan sosial tidak dapat diharapkan mencapai hasil yang baik
sebab remaja tidak belajar cara mempertimbangkan sesuatu.

7. Pelajaran tentang Emosi

Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian remaja yang
bersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, misalnya respon
dan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk istirahat serta
pemulihan penguasaan emosi.

8. Rasa Pengertian

Remaja membutuhkan dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya, karena pada saat ini
remaja sedang mencari dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan
dengan orang tua berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua, sangat bermanfaat bagi
perkembangan remaja yakni mengerti bahwa remaja mulai suka bergaul dengan mengarahkan
tanpa terkesan membatasi.

9. Cara Berperilaku

Bimbingan orang tua merupakan faktor penguat yang memberikan peran untuk
mempertahankan perilaku. Faktor penguat yang mencakup peran sosial, peran orang tua, serta
saran dan umpan balik dari orang tua mengenai pergaulan yang baik pada diri remaja.
Penguatan mungkin juga berasal dari individu maupun kelompok atau institusi di lingkungan
atau masyarakat, naun cara berperilaku jelas akan lebih kuat dengan ajaran dari orang tua.

10. Informasi Hubungan dengan Lawan Jenis

Maraknya perilaku pacaran berlebihan di kalangan remaja seringkali karena alasan, “pacaran
adalah penyemangat belajar”. Sebenarnya itu suatu pergaulan yang salah, sebab tidak ada
riwayat “remaja sukses berkat pacaran di sekolah”, mungkin yang lebih tepat karena sering
terjadi asalah “remaja stress berkat pacaran di sekolah”.

Pacaran di sekolah bukannya membuat semangat si remaja, hal itu malah justru akan
membuat remaja tidak fokus pelajaran karena terlalu memikirkan si pacar. Apalagi jika
keduanya pada suatu saat memutuskan hubungan, semua bisa menjadi berantakan.

11. Mengenalkan pada Etika

Memperkenalkan norma dan nilai agama menjadi hal penting dalam membentengi remaja
dari pergaulan yang melampaui batas. Sebab dalam agama, ada batasan-batasan yang
mengatur bagaimana etika bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, terutama lawan jenis.

Memperkenalkan remaja pada ajaran agama dapat memberikan kesibukan positif bagi mereka
seperti rajin salat, mengaji dan berorganisasi sosial keagamaan. Sedangkan memperkenalkan
mereka pada norma dan nilai agama dapat membatasi mereka dalam berperilaku.

12. Mengarahkan dalam Penggunaan Media Sosial


Maraknya acara TV yang tidak mendidik menjadi tantangan besar bagi orang tua. Ditambah
lagi dengan kemudahan akses dunia maya yang memberikan peluang besar bagi para remaja
untuk mempunyai alat komunikasi canggih (smartphone) sehingga orang tua harus mencegah
agar remaja tidak melihat content dewasa yang seharusnya bukan konsumsi mereka.

13. Tempat Bercerita

Sebagai orang tua, tidak selamanya tahu apa yang remaja inginkan dan lakukan pada
pergaulannya. Apalagi sebagai remaja awal yang memiliki banyak keinginan. Namun tidak
usah hawatir tentang hal tersebut, menjalin komunikasi dua arah sebagai tempat bercerita
yang baik adalah solusi terbaik untuk mengetahui sebagian besar hal tentang mereka

PERAN TEMAN/SAHABAT DALAM PERKEMBANGAN


REMAJA
Sekurang-kurangnya ada 3 peranan yang penting sekali, yang dimainkan oleh teman dalam
kehidupan remaja, terutama dalam hal pembentukan jati dirinya:

1. Teman berfungsi sebagai pembanding, artinya dengan adanya teman si anak remaja
itu mulai membandingkan diri dengan sesamanya.
2. Teman berfungsi sebagai pemantul atau reflektor, yang merefleksikan siapa diri kita.
Kalau kita hidup sendiri, dinding di sekitar kita tidak bisa merefleksikan siapa kita.
Tapi teman-teman bisa merefleksikan atau memberi cerminan siapa kita. Yang paling
penting adalah anak remaja ini memproses semua masukan itu untuk menciptakan
pendapatnya sendiri tentang siapa dirinya. Dan komentar-komentar yang ia perlukan
itu hanya bisa diperoleh kalau dia bergaul dengan teman-temannya. Di sinilah teman-
teman bersumbangsih besar dalam memberikan dia pantulan atau cerminan yang
memang dia butuhkan. Remaja itu memang sudah memiliki suatu konsep diri tentang
siapa dia dan tidak lagi mendengarkan masukan dari orang lain, sikap ini bisa positif
dan juga negatif. Positif dalam arti, dia tidak mudah diombang-ambingkan, dia sudah
mempunyai gambaran yang jelas. Negatif dalam arti, kalau dia menutup diri terus-
menerus itu tidak baik.
3. Teman berfungsi sebagai penguji. Penguji artinya, teman-teman ini akan memberikan
tantangan pada si remaja.

Peran teman sebagai pembanding, reflektor, dan penguji juga harus didapatkan oleh si remaja
di tengah-tengah keluarga. Keluarga adalah titik atau 'basis' pertama dimana dia mendapatkan
ketiga hal itu.

Salah satu pedoman untuk berteman yang bisa digunakan khususnya oleh para remaja: I
Korintus 15:33, "Pergaulan yang buruk (atau sebetulnya bisa juga diterjemahkan teman-
teman yang buruk) merusakkan kebiasaan yang baik." Kata kebiasaan sebetulnya berasal dari
kata karakter, jadi kalau saya terjemahkan bebas: "teman-teman yang buruk merusakkan
karakter yang baik." Jadi teman bisa buruk bisa baik, Tuhan meminta kita memilih dengan
tepat. Kriterianya, bukan teman itu baik kepada saya atau tidak, tapi dia itu orang yang secara
keseluruhan baik atau tidak menurut standar Tuhan. Pengertian ini harus dimiliki oleh anak
remaja, sehingga dia bisa menilai orang dengan tepat

1. Fungsi Guru
 Guru sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Oleh karena itu tugas guru dapat
disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak
harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan
norma-norma yang ada.

 Guru sebagai Emansipator

guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari
bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru telah melaksanakan
peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan
mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.

 Guru sebagai Pembimbing

Sebagai pembimbing , guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat
hal berikut. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu
tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.Ketiga, guru
harus memaknai kegiatan belajar.Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

 Guru sebagai Pengelola Pembelajaran

Guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran. Selain itu ,guru juga dituntut
untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman.

 Guru sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya

 Guru sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut
untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut, yang ditandai
oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak
dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Oleh karena itu, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik
dalam melayani peserta didik. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai