Anda di halaman 1dari 14

10 Peran Orang Tua dalam Pembinaan

Anak Remaja
written by Arby Suharyanto

Orang tua tentu harus mendampingi anaknya dalam jenjang kondisi apapun hingga mampu
menjadi sosok yang mandiri ya sobat, tugas orang tua tentu sangat beragam dan
membutuhkan ilmu sebab dengan ilmu dapat mengajarkan kebaikan pada remaja sehingga
menjadikan remaja tumbuh menjadi sosok terbaik yang ia bisa capai semaksimal mungkin.

Salah satu masa yang memerlukan pembinaan orang tua tentu di masa remaja ya sobat,
dimana masa remaja ini adalah salah satu moment penentuan untuk masa depan remaja
tersebut, yakni menjadi seperti apakah di hari hari dewasanya kelak, nah sobat, apa saja 10
Peran Orang Tua dalam Pembinaan Anak Remaja? yuk simak selengkapnya dalam
ulasan berikut.

1. Peran Sebagai Pendorong

Menghadapi masa peralihan menuju dewasa, remaja tentu membutuhkan dorongan dari orang
tua. Terlebih saat mengalami kegagalan yang mampu menyurutkan kekuatan mereka. Pada
saat itu, orang tua perlu menanamkan kekuatan dan rasa percaya diri remaja dalam
menghadapi masalah, serta tidak gampang menyerah dari hambatan. (Baca juga mengenai
peran etika dalam pergaulan remaja).

2. Peran Sebagai Panutan

Remaja memerlukan model panutan di keluarga. Orang tua perlu memberikan contoh dan
teladan, baik dalam menjalankan aturan agama maupun norma yang berlaku umum di
masyarakat. Peran orang tua yang baik akan mempengaruhi karakter remaja. (Baca juga
mengenai peran remaja dalam pembangunan masyarakat).

3. Peran Sebagai Pengawas


Menjadi kewajiban bagi orang tua untuk selalu melihat dan mengawasi sikap dan perilaku
remaja agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang membawanya ke dalam
kenakalan remaja dan tindakan bodoh yang merugikan diri sendiri. (Baca juga
mengenai peran orang tua dalam perkembangan remaja).

Namun demikian hendaknya dilakukan dengan cara yang bersahabat dan lemah lembut.
Sikap penuh curiga , Justru akan mudah menciptakan jarak antara remaja dan orang tua, serta
kehilangan kesempatan untuk melakukan dialog terbuka dan cerita dengan remaja. (Baca juga
mengenai peran remaja dalam meningkatkan jati diri).

4. Peran Sebagai Teman

Menghadapi remaja yang telah memasuki masa menjelang dewasa, orang tua perlu lebih
sabar dan harus mau mengerti tentang perubahan pada remaja. Perlu menciptakan dialog
yang hangat dan akrab, jauh dari ketegangan atau ucapan yang disertai cercaan dan makian.

Hanya bila remaja merasa aman dan terlindung, orang tua dapat menjadi sumber informasi
terpercaya, serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau
masalah mereka. (Baca juga mengenai cara meningkatkan daya ingat anak).

5. Peran Sebagai Penasehat

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi remaja, ketika menghadapi masa-masa
sulit dalam mengambil keputusan bagi dirinya. Orang tua dapat memberikan gambaran dan
pertimbangan nilai yang positif dan negatif , sehingga mereka mampu belajar mengambil
keputusan terbaik.

Selain itu orang tua juga perlu memiliki kesabaran tinggi serta kesiapan mental yang kuat
menghadapi segala tingkah laku mereka, terlebih lagi seandainya remaja sudah melakukan
hal yang tidak diinginkan . Sebagai penasehat, orang tua dituntut untuk tidak menghakimi,
tetapi dengan jiwa besar justru harus merangkul remaja yang bermasalah tersebut.

6. Peran Sebagai Komunikator

Suasana harmonis dan saling memahami antara orang tua dan remaja, dapat menciptakan
komunikasi yang baik. Orang tua perlu membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif.
Menciptakan rasa aman dan terlindung untuk memberanikan remaja dalam menerima uluran
tangan orang tua secara terbuka dan membicarakan masalahnya. Artinya tidak menghardik
remaja.

7. Peran Kasih Keluarga

Orang tua perlu menanamkan kepada remaja bahwa remaja adalah seseorang yang mereka
kasihi, yang bukan saja mereka sambut tapi sangat mereka kasihi. Dengan kata lain, mereka
ini adalah  remaja yang berharga di mata orang tua. Remaja perlu mengetahui bahwa mereka
itu penting dan berharga.

Orang tua juga perlu mengarahkan remaja ke mana dia harus pergi, dengan siapa dia harus
bergaul, bagaimana dia harus bertindak, hidup seperti apa yang baik. Kita perlu
mengkomunikasikan pada remaja, engkau ini sebetulnya siapa dan engkau seharusnya
menjadi seperti apa.

Yang menarik untuk diperhatikan adalah, ada remaja yang pada waktu memasuki usia remaja
mempunyai 2 sisi yang berbeda. Di rumah dia kelihatan manis sehingga menyukakan hati
orang tua, tapi kemudian orang tua mendapat laporan yang bertolak belakang dari gurunya
atau teman mereka.

8.Peran Penanaman Percaya Diri

Orang tua perlu memberitahukan pada remaja bahwa mereka mempunyai kemampuan atau
keunikan tertentu. Di sinilah orang tua berfungsi sebagai pemberitahu, sebagai pemberi
tanggapan, atau sebagai cermin yang bisa memberitahukan remaja: “Inilah yang seharusnya
kamu miliki dan inilah keadaanmu sekarang.” Remaja perlu mengetahui apa kesanggupan,
kebiasaan, keunikan, dan kekhususan yang dimilikinya.

9. Peran Konsep Diri

Supaya remaja remaja memiliki konsep diri yang jelas, diperlukan masukan yang terlebih
dari pihak orang tua sendiri atau dari keluarga. Ini tidak bisa otomatis terjadi sewaktu remaja
sudah menginjak usia remaja, melainkan harus terjadi mulai dari usia yang paling dini.
Contoh, sewaktu remaja pada masa anak digendong oleh orang tua, orang tua berkata aduh
senyummu bagus, atau aduh ketawanya kok lucu. Nah ini adalah masukan, si anak belum
tahu apa yang dikatakan oleh orang tuanya tapi ia bisa merasakan bahwa yang dikatakan
orang tuanya itu sesuatu yang baik dan menyenangkan.

Karena meskipun anak itu belum bisa memahami perkataan, dia sudah bisa merasakan
ungkapan perasaan, jadi perasaan yang baik yang disalurkan kepada si anak membuat si anak
juga merasa tenang. Sejak anak dia harus mulai mendapatkan suatu perasaan bahwa orang tua
menerimanya.

10. Peran Bimbingan Agama

Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
membina agama remaja. Nilai agama baik yang bersumberkan ajaran agama harus diberikan,
ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan sehari-
hari. Penanaman agama tersebut penting karena inti dari kebaikan seseorang akan
termanifestasikan dalam agama baik.

Agama baik yang perlu ditanamkan orang tua seperti ketaatan beribadah, berperilaku baik,
hormat kepada orang tua, memiliki sifat ikhlas dan secara perlahan  akan terinternalisasi pada
diri setiap remaja sehingga akhirnya berdampak positif bagi kehidupan mental dan
spiritualnya, sehingga dapat memberikan kekuatan yang positif bagi remaja dalam menjalani
proses hidup dan dapat menyikapi dampak negatif yang diakibatkan oleh jaman globalisasi.
KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA
Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA Page 2
A. PENDAHULUAN
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal
dalam menjalani proses-
proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada
masa kanak-kanaknya. Masa kanak-
kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang
begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud
dari konflik-konflik yang tidak
terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja
para pelakunya. Seringkali didapati
bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya,
maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi
ekonomi yang membuatnya merasa
rendah diri.
Kenakalan remaja dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang.
Dalam perspektif
perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai
aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan
konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa
ada jalur baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya
karena pelaku kurang memahami
aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang
disengaja, memang sengaja
dilakukan, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan, mungkin
karena ingin diperhatikan, cari
sensasi atau latar belakang masalah lainnya.
Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah
mengapa seseorang
melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan. Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk
melanggar pada situasi tertentu,
tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang
berwujud penyimpangan, sebab
orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-
dorongan untuk menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan
Remaja” bisa melalui
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan
sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan
diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila
ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).
Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA Page 3
B. KENAKALAN REMAJA SEBAGAI PERILAKU MENYIMPANG DARI
REMAJA
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku
remaja yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Beberapa
ahli mengatakan :
a. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut
pula sebagai anak cacat
sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial
yang ada ditengah
masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai
suatu kelainan dan
disebut “kenakalan”.
b. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa
kenakalan remaja adalah
kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial,
melanggar norma sosial, agama
serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
c. Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum
kenakalan remaja digolongkan
dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
(1) kenakalan yang
bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang
sehingga tidak dapat atau
sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang
bersifat melanggar hukum
dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang
berlaku sama dengan
perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan ;
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai mobil tanpa
SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
diluar nikah, pergaulan
bebas, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran
kenakalan remaja dalam
penelitian.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang,
pernah dijelaskan
dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73).
dalam bukunya “ Rules of
Sociological Method” bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau
dalam batas-batas tertentu
dianggap melanggar fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas
tertentu kenakalan adalah normal
karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian
perilaku dikatakan normal sejauh
perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat,
perilaku tersebut terjadi dalam
batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak
disengaja. Jadi kebalikan dari
Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA Page 4
perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku
yang disengaja meninggalkan
keresahan pada masyarakat.
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh
individu akan
kolektivitas, seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat
melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat
diartikan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan
sosial tertentu yang harus
dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari
keanggotaannya dalam masyarakat.
Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu
melaksanakan tugas-tugasnya,
menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan
seseorang dalam melaksanakan tugas
dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa
adanya rintangan dan
hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan
hidupnya.
Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan
kesinambungan, serta
adaptasi resiprokal antara keluarga dengan anggotanya, dengan
lingkungannya, dan dengan
tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif
bagi sebuah keluarga salah
satunya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan,
peranan dan fungsinya terutama
dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya.
C.PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun
faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa
integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun
bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol
diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA Page 5
Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar
anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga
pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan/sekolah/ tempat tinggal yang kurang baik.
D.HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENGATASI
KENAKALAN REMAJA
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang
tercabik-cabik itu.
Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga,
orang tua, teman-teman,
maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan
jiwa remaja tersebut. Trauma-
trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis
yang menggantung harus
diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya.
Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan
orang tua sudah terlalu pusing
memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-
kah ? Mereka juga punya masalah
sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama.
Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak
gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang
baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak
membantu mengurangi kenakalan
remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada."
Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena
ternyata banyak orang tua yang
tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka
hanya menyediakan materi dan
sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya.
Orang tua juga sering
menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik
bagi si anak. Sebenarnya kita
melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu
hukum kausalitas. Sebab, dari
kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal
lingkungan yang jarang
memperhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam
hal ini orang. Orang selalu
menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena
lingkungan pergaulan yang kurang baik,
seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa,
sampai pada lemahnya iman
Disajikan Dalam Seminar PPL-KKN di SMK MUHAMMADIYAH 2
YOGYAKARTA Page 6
seseorang.
Setelah diketahui penyebab terjadinya kenakalan remaja, maka ada
beberapa hal yang bisa dilakukan
untuk mengatasi kenakalan remaja adalah :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan
point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika
ternyata teman sebaya
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan
dengan memanfaatkan
film-film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan
teknologi lainnya.
7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman
akan perkembangan anak-
anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan
remaja
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja
agar dapat berkembang sesuai
dengan tahap perkembangan remaja.
Sebagai penutup, mari kita cermati film “aborsi” sebagai salah satu
dampak pergaulan bebas (yang
dilakukan oleh remaja yang tidak bertanggungjawab pada janin yang
dikandungnya) dan bentuk
kenakalan remaja (yang jelas melanggar norma agama dan
masyarakat). Refleksikan. Maknakan. Apa
penyebabnya? Apa solusinya? Apa janjimu untuk dirimu, temanmu,
keluargamu dan negaramu?

Anda mungkin juga menyukai