Anda di halaman 1dari 9

I.

IDENTITAS SUBJEK

Nama : Angga Kurniawan Dwi Putranto

Tempat / Tgl Lahir : Surakarta, 22 September 2001

Status : Anak Kedua Dari Dua Bersaudara

Agama : Islam

Sekolah : TK Panca Karya

Nama Orang Tua

 Ayah : Soejatmiko

 Ibu : Rika Dewi K

Alamat : Praon Rt. 09 Rw. 09 Nusukan Surakarta

Pekerjaan

 Ayah : Wiraswasta

 Ibu : Wiraswasta

Pendidikan Orang Tua

 Ayah : SMU

 Ibu : SMU
II. HASIL OBSERVASI
Rabu, 8 Juni 2005 Pukul. 16.20

Subjek masuk ruangan kemudian meletakkan tasnya lalu pergi keluar


jajan. Subjek bertemu teman-teman TPA nya (putri) yang baru
berangkat, kemudian ia berlari mendekati mereka sambil mengangkat
tangannya yang mengepal kemudian berkata “ Wani po piye…”,
teman-temannya lari kemudian dia kejar dan Memukul salah seorang
diantaranya. Pukul. 16.35 guru TPA nya datang, subjek masuk ke kelas
bersama teman-temannya. Guru memerintahkan seluruh santri nya
membaca Al – Fatihah dan do’a mau belajar bersama-sama, subjek
ikut berdo’a sambil mengganggu teman disampingnya. Ketika guru-
gurunya mengajari teman-temannya membaca ia berlari-lari di dalam
ruangan berkejar-kejaran dengan temannya yang lain. Subjek ditegur
gurunya, ia kemudian duduk disamping tasnya sambil mengeluarkan
buku dari dalam tasnya. Subjek kembali berlari-lari bermain perang-
perangan dengan menggunakan sapu dan keset. Subjek di tegur lagi
oleh gurunya.

Jum’at, 10 Juni 2005 Pukul. 16.30


Pukul 16.35 sebelum masuk, subjek bersama santri-santri lainnya
berdiri berbaris di depan pintu kelas. Subjek mendorong teman yang
ada di depannya sehingga barisan menjadi ramai dan bubar. Kemudian
guru yang ada di depan barisan berjalan menuju ke arah subjek dan
menyuruhnya kembali kebarisan.
Pada saat proses belajar mengajar, subjek mengambil buku teman
sebangkunya yang ada diatas meja kemudian melempar-lemparkan nya
keatas sehingga pemiliknya menangis, kemudian meninggalkan nya
dan berjalan kesana-kemari dengan melihat pekerjaan teman-temannya
yang lain. Guru memanggil subjek dan menyuruhnya untuk kembali
duduk. Subjek tidak menghiraukan panggilan dari guru nya dan tetap
berjalan kesana-kemari, kemudian guru menghampirinya. Subjek
berlari kembali menuju tempat duduknya. Pukul. 17.00 jam istirahat
tiba sekitar 7 menit. Subjek keluar ruangan, berlari menuju pintu
gerbang masjid untuk jajan ice dan bakso ojek. Temannya datang
untuk jajan juga, subjek tiba-tiba mendorong temannya tersebut hingga
jatuh dan menangis. Subjek kemudian meninggalkan nya. Pukul 17.40
TPA usai subjek keluar sambil berlari mendahului teman-temannya.

Minggu, 12 Juni 2005 Pukul. 08.42


Subjek keluar dari rumah naik sepeda menghampiri teman-temannya
yang sedang bermain kelereng di halaman rumah Peneliti. Subjek
menaruh sepeda nya disamping sepeda teman-temannya yang lain.
Subjek ikut bermain kelereng. Selang waktu kurang lebih 30 menit
kemudian subjek marah-marah karena merasa dicurangi oleh teman-
temannya yang lain. Subjek menentang teman-temannya berkelahi
sambil mengobrak-abrik kelereng-kelereng yang sudah ditata teman-
temannya. Subjek pergi meninggalkan teman-temannya.

Senin, 13 Juni 2005 Pukul. 16.30


Pukul 16.45 subjek datang terlambat sambil diantarkan ibu nya. Subjek
masuk ruang kelas dan duduk dibangkunya, meletakkan tasnya
kemudian mengeluarkan bukunya dari dalam tas. Subjek menulis
sambil menunggu gilirannya membaca. Sebelum tiba gilirannya
membaca subjek menyerahkan bukunya kepada salah seorang guru
untuk dinilai. Subjek kembali ke tempat duduknya san memasukkan
buku tulis nya ke dalam tas kembali. Subjek bercanda dengan teman
sebangkunya. Tiba giliran subjek untuk membaca, dengan dibantu
guru subjek membaca dengan lancar. Setelah selesai subjek minta ijin
keluar untuk jajan karena jam istirahat sudah hampir habis. Subjek
keluar sebentar, kemudian kembali masuk ke kelas sambil membawa
jajanan yang ia beli.
III. HASIL INTERVIEW

Dari hasil interview secara umum terhadap orang tua subjek, guru dan
teman-temannya diperoleh data pendukung, yaitu
Di rumah menurut keterangan dari orang tuanya, subjek adalah anak
yang keras kepala, kemauannya harus dituruti, dan terkadang nakal
dalam artian sering mengganggu kakak nya dan maunya menang
sendiri. Di rumah subjek juga sering bertengkar dengan kakak nya
yang umurnya terpaut 2 tahun lebih tua dari subjek. Subjek menurut
keterangan orang tuanya adalah anak yang berani dengan siapapun.
Subjek mulai menunjukkan kenakalannya ini ketika masuk TK. Kalau
di rumah yang dulu subjek ada yang mengawasi sewaktu kedua orang
tua nya bekerja yaitu nenek nya karena waktu itu mereka tinggal
bersama nenek nya, kalau sekarang tidak ada yang mengawasinya
karena selain sudah pindah, rumah nya yang sekarang jauh dari rumah
nenek nya. Subjek sering dimanja oleh neneknya.
Di TPA subjek merupakan anak yang sulit ditebak kata guru nya
karena kadang-kadang dia berkelakuan baik, tetapi kalau sudah usil
dan mengganggu temannya susah untuk disuruh diam. Walaupun
demikian subjek selalu mengerjakan dan menyelesaikan tugas
pekerjaan yang diberikan guru nya baik di kelas maupun di rumah
meskipun sering terlambat mengumpulkan nya. Subjek sering
menantang temannya berkelahi baik didalam kelas maupun sewaktu
jam istirahat. Subjek sering memaksakan kehendaknya pada teman-
temannya dan maunya menang sendiri dalam bermain. Subjek sering
kali tidak menghiraukan teguran gurunya ketika dia usil atau
mengganggu temannya.
Menurut keterangan teman-temannya subjek sering mengganggu
mereka saat sedang asik bermain, mengajak mereka berkelahi dan
sering meminta teman-temannya untuk menuruti perintahnya, kalau
tidak dia akan marah dan memukul temannya yang tidak mau
menjalankan perintahnya.
IV. ALAT YANG DIPAKAI
Dalam penelitian ini, Peneliti hanya menggunakan observasi dan
interview dalam pengumpulan data yang dibutuhkan untuk kemudian
diulas kembali dengan memadukannya dengan teori-teori yang ada di
buku-buku referensi yang ada. Hal ini terjadi mengingat keterbatasan
waktu dan hasil observasi dan interview yang didapat atau penelitian
selesai dilakukan beberapa hari sebelum pembekalan materi alat-alat
yang dapat dipakai dalam penelitian perkembangan anak diberikan.

V. RINGKASAN HASIL OBSERVASI DAN INTERVIEW


Berdasarkan hasil observasi dan interview yang di dapat, secara garis
besar dapat di peroleh ringkasan kasus bahwa dulunya subjek adalah
seorang anak yang dimanja oleh salah seorang anggota keluarganya
dalam hal ini adalah neneknya. Dia sering memaksakan kehendaknya
dan bertingkah laku seperti seorang jagoan dengan mengganggu
temannya ataupun mengajak mereka berkelahi. Subjek adalah anak
yang keras kepala, mau menang sendiri, setiap yang dia inginkan harus
didapatnya dan sering menentang perintah baik orang tuanya maupun
guru nya. Meskipun demikian subjek cukup rajin mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan guru nya.

VI. DIAGNOSIS / KESIMPULAN


Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan diperoleh beberapa point
penting yang terjadi pada diri subjek. Karena subjek tidak suka
menurutkan apa-apa yang disuruh, dan tidak mau menghentikan apa-
apa yang dilarang oleh orang tua, maupun guru nya, maka ia dikatakan
sebagai anak yang keras kepala. Terhadap perintah dan larangan ini
subjek malah sering sebaliknya yang terjadi, apa-apa yang disuruh
enggan subjek lakukan, akan tetapi apa-apa yang dilarang justru
dilakukannya.
Biasanya sifat keras kepala terbentuk sebagai hasil dari didikan yang
terlampaui memanjatkan anak. Atau bisa jadi pula karena sebaliknya,
terlampaui menekan anak. Titi pangkalnya terletak pada keadaan
perkembangan anak selama ini yang terluput dari perhatian orang tua.
Seharusnya pada masa atau tingkatan usia sekitar kurang lebih empat
tahun, saat-saat memasuki masa kanak-kanak, anak tiba pada suatu
taraf kematangan yang membuat perhatian, sikap, serta gerak-gerik
pribadinya kemudian berubah. Pada saat itu anak merasa dirinya sudah
besar, karena itu ia tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi.
Dalam beberapa pengamatan yang meninjau sebab-musababnya, sering
diperoleh bahwa sifat keras kepala banyak terdapat pada anak yang
manja. Kemanjaan inilah yang menjadi pangkal anak menjadi terbiasa
berbuat semaunya tanpa menghiraukan orang lain. Apa mau nya harus
segera dituruti. Karena manja anak tentu tidak cepat pintar, tidak
terampil dan tidak ada kesanggupannya untuk melakukan sesuatu
meskipun itu amat mudah dilakukan.
Sebagai kebalikan dari kemanjaan ini adalah keadaan tertekan. Hal
inipun bisa pula menjadi penyebab terjadinya keras kepala. Anak yang
senantiasa berada dalam keadaan tertekan, bisa jadi karena terlalu
banyak larangan sehingga anak menjadi bingung dan tidak tahu harus
berbuat apa. Selama ia menjadi anak yang tertekan, maka selama itu
pula hal tersebut dipertunjukkannya dalam pergaulan yang kaku.
Perilaku-perilaku yang berkesan agresi yang dilakukan subjek seperti
mengganggu temannya maupun mengajak berkelahi sebenarnya
berhubungan dengan aneka macam perasaan. Bisa jadi oleh
ketegangan yang tidak menyenangkan seperti marah, iri, benci, bisa
pula perasaan superioritas yang menunjukkan gejala-gejala ancaman,
dan perasaan yang menyenangkan bila melakukan gangguan dan
kekejaman. Dalam hal ini anak terpaksa mencari cara-cara pertahanan
diri. Disamping usaha mencari cara perbuatan pengganti dari pada
perbuatan agresi.
Kadang-kadang perbuatan agresi dilakukan pula jika anak tidak senang
terhadap seseorang. Misalnya kesal kepada orang tuanya. Maka
dilampiaskanlah kekesalannya itu pada orang lain.
Kehadiran nenek di tengah-tengah sebuah keluarga memang bisa
menimbulkan masalah bagi anak. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
nenek juga orang dewasa. Setiap orang dewasa adalah pendidik, yang
dapat memberikan pengaruh terhadap anak yang sedang tumbuh dan
berkembang.
Banyak orang tua berkeluh kesah mengenai tingkah laku anaknya yag
sering menentang orang tua, emmbantah, bahkan mengadakan
perlawanan terhadap kehendak dan perintah orang tua. Apabila semua
keluhan mengenai perlawanan anak ditampung dan diteliti secara lebih
mendalam, akan didapat bahwa setiap masalah emosionalitas anak
selalu terwujud dalam suatu bentuk tingkah laku menentang yang
disebut ”negativisme” yang terlihat pada anak-anak usia 3 – 5 tahun.
Anak dalam usia ini mulai mencari daerah baru sebagai daerah operasi
penjelajahan. Negativisme yang berlebihan mula-mula mulai tampak
sebagai suatu ketegangan fisik sebagai reaksi terhadap setiap bentuk
usaha pendekatan.
VII. LAMPIRAN

 Surat Keterangan Penelitian


 Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Pohan Imran M, Masalah Anak Dan Anak Bermasalah, C.V. Intermedia, Jakarta,

1986

Atkinson R, Pengantar Psikologi, Erlangga, Jakarta, Edisi Kedelapan

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan edisi Kelima

Catatan Kuliah Deteksi Dini Perkembangan, Ibu Siti Nurina Hakim

Solo Pos, 20 Maret 2005

Anda mungkin juga menyukai