MODUL 2
OLEH:
NIM : ( 2001140147 )
KELAS : III B
Jawab : Penyebabnya karena anak ingin menghindari tatapan muka dengan guru mungkin
anak merasa tidak nyaman karena dalam mengajar guru menerangkan dengan menggunakan
bahasa dan gerak- gerik isyarat yang susah dimengerti oleh anak sehingga anak malas dan
merasa bosan karena tidak mengerti , hal itu yang menyebabkan anak yang awalnya suka
duduk di depan dan pada akhirnya duduk di belakang
2. Imitasi adalah proses menirukan tindakan orang lain. Setiap anak memiliki keinginan
untuk melakukan imitasi. Bagaimana memanfaatkan proses imitasi dalam
pembentukan karakter siswa?
Jawab : Metode imitasi adalah belajar melalui peniruan atau pengamatan yang paling sering
dilakukan. Metode ini di realisasikan ketika seorang meniru orang lain atau gurunya, metode
ini sering di gunakan anak kecil untuk melafal kata bahasa dari orang tuanya, Begitu juga
jika ia meniru berbagai perilaku,etika dan tradisi (Admin, 2018) Berdasar teori imitasi yang
telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa metode imitasi adalah suatu cara yang
dilakukan seseorang dengan cara memberi contoh yang kemudian diikuti dengan cara
menirukan apa yang telah dicontohkan.
3. Bentuk kopiyah berwarna hitam yang sering kita pakai, sebenarnya lebih dekat
sebagai hasil dari asimilasi daripada akulturasi. Mengapa?
• tokoh: arif,umar, wahyu. peristiwa pemberitauhan bahwa mereka akan pergi ke kolam.
• permasalahannya: arif tidak punya uang.
• penyelesaian masalah: umar memberikan uang kepada arif.
• pesannya: kita harus berbuat baik dan saling tolong antara sesama kita.
Jawab : Pengalaman langsung sangat efektif dijadikan sebagai media pembelajaran dalam
belajar karena dengan adanya pengalaman langsung dapat mempermudah siswa dalam
memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit dan secara langsung kemungkinan
kesalahan persepsi akan dapat dihindari
7. Siswa terkadang membawa “tabiat” dari orang tuanya yang mungkin sombong,
berbangga diri terhadap kekayaannya, suka mencela, dan memilih-milih teman.
Bagaimana cara mengatasi siswa yang demikian agar ia lebih menghargai orang lain?.
Dalam kasus ini, siswa berada di kelas 3 SD
Jawab : Cara mengatasi siswa yang tidak menghargai teman 1 kelas dengan cara :
1) Tunjukkan perilaku menghargai
2) Ajarkan cara menanggapi dengan sopan
Anak Mama dapat menunjukkan kepedulian dan menghargai orang lain melalui
perilaku yang baik. Pada usia ini, dia harus mengatakan "tolong" dan "terima kasih"
secara teratur dan hanya membutuhkan pengingat sesekali.
3) Hindari reaksi berlebihan
Jika anak mengatakan sesuatu yang tidak pantas yang diketahuinya dari teman,
jangan memarahinya. Yang dapat Mama lakukan adalah koreksi anak dengan sabar.
Beri penjelasan mengapa apa yang dikatakannya itu tidak baik.
4) Ajarkan tentang perbedaan
Hidup akan jauh lebih mudah jika anak-anak selalu senang memenuhi permintaan
Mama, tetapi itu tidak realistis.Ketika anak Mama dengan emosi bercerita kalau
temannya tidak mau diajak bermain, Mama bisa menjelaskan alasannya. Bisa jadi
temannya tersebut tidak suka dengan permainan yang ditawarkan, bukannya tidak
suka dengannya.Mama bisa mengajarkan kalau perbedaan itu ada dan anak Mama
harus belajar menghargainya.
5) Tetapkan batas
Salah satu cara terbaik untuk menerapkan perilaku menghargai adalah bersikap
baik dan tegas saat dibutuhkan dalam menerapkan disiplin.Bersikap baik berarti
menghormati anak Mama, dan tegas menunjukkan rasa hormat terhadap apa yang
perlu dilakukan.
Misalnya saat ke mall dan melihat-lihat mainan. Anak Mama melempar mainan
sebagai ekspresi marah karena Mama tidak setuju dengan pilihannya.Apa yang dapat
Mama lakukan? Mama bisa mengatakan “Kita keluar dulu dari toko mainan dan
kembali lagi saat kamu sudah tenang ya”.
6) Dibicarakan saat keadaan tenang
Terkadang cara terbaik untuk mengatasi perilaku tidak sopan dari anak adalah saat
Mama dan anak dalam keadaan tenang dan tidak marah. Saat itu lebih mudah untuk
berbicara dengan anak dan menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya salah.
Hal ini lebih baik daripada dalam keadaan sama-sama marah, Mama memaksakan
anak harus bersikap baik dan menghargai.
7) Puji keberhasilan anak dalam berperilaku menghargai
Puji secara mendetil perilaku yang sudah dilakukan anak Mama. Daripada berkata
“Mama bangga kepadamu” bisa digantikan dengan “Terima kasih sudah mengatakan
tolong ketika kamu minta dimasakkan”. Pujian bisa meningkatkan rasa percaya diri
anak Mama dan juga sebagai bentuk penghargaan untuknya.
Tentunya, anak membutuhkan waktu untuk dapat mengembangkan karakter positif
yang dapat diterima lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan proses belajar yang
terus menerus dan contoh baik dari Mama.
8. Anda diminta untuk menyusun suatu skenario metode bermain peran (role playing)
dengan tujuan agar siswa dapat menghargai sesama manusia baik miskin maupun
kaya.
Setelah pembelajaran selesai, sebelum pulang guru mengajak anak untuk melihat teman
yang sakit pada hari itu, “ anak-anak hari ini kita akan menjenguk teman kita yang sakit
kerumah nya. Siapa anak ibu yang mau ikut?” Dan ternyata ada beberapa anak yang tidak
mau ikut. “ kenapa anak ibu tidak mau ikut?” Maka anak menjawab: “malas bu” Maka guru
menjelaskan: “ anak ibu kita tidak boleh bersikap seperti itu, vani itu lagi sakit, dia sedih,
kalau tidak dijenguk dia tambah sedih, kalau kita menjenguk vani maka vani akan terasa
terhibur dan cepat sembuh karena teman-temannya peduli dan sayang kepada vani.” Guru
dan teman-teman pun berangkat kerumah vani. setelah tiba di rumah vani, guru dan anak
langsung menuju kerumah vani. “Assalamualaikaum” “Waalaikum salam” Segera orang tua
vani mempersilahkan guru dan teman-teman masuk dan duduk. “silahkan duduk bu guru ,
dan teman-teman vani” “iya bu,terimakasih.”jawab anak-anak dan ibu guru. “tunggu sebentar
ya bu guru,ibu buatkan minum,tunggu ya anakanak.” Kata ibu vani. “tidak usah buk,kami
hanya mau menjenguk vani.” Jawab bu guru. “ya sudah,ayo anak-anak,ibu guru ,kita sama-
sama kekamar vani,vaninya lagi istirahat dikamar.” “ya bu”jawab anak-anak dan buguru.
Setiba dikamar vani. Buguru bertanya sama vani “ bagaimana keadaannya vani,sudah agak
mendingan?” “sudah bu,”jawab vani. “vani sudah sehat?” tanya Susi. “vani sudah minum
obat?” tanya Trisna Vani menjawab “sudah” “Vani cepat sembuh ya” kata Mona “ya terima
kasih ya teman-teman sudah datang jenguk vani” jawab vani. “anak-anak siapa yang mau
memberikan ini sama vani?” kata buguru. “saya bu,saya bu.” Jawab anak serentak. “ya sudah
ini Adek yang memberikan”
“Ya buk. Ini Vani,cepat sembuh ya,” “Terima kasih buguru.teman-teman terima kasih”.
“ya Vani cepat sembuh ya,kami sudah tidak sabar menunggu Vani disekolah.”kata buguru.
“cepat sembuh ya Vani” kata anak-anak serentak. “Bu,kami permisi pulang dulu ya,vani
cepat sebuh ya.” “ya buguru,terima kasih sudah datang bu,maaf merepotkan ibu. Anakanak
terimakasih juga sudah datang ya,Vani pasti cepat sembuh dan bisa bermain lagi dengan
anak-anak semua”. Kata ibu Vani. “ya sudah kami permisi bu,vani Ibu dan teman-teman
pulang ya. ” “Ya bu” jawab Vani “Ya,terimakasih anak-anak sudah datang,buguru terima
kasih ya. Hatihati dijalan ya anak-anak” “Ya bu. Assalamualaikum” jawab anak serentak
.“Waalaikum salam” Pesan :
1. Didalam skenario tersebut mengajari anak untuk mempuyai sikap empati kepada
temannya.
2. Dalam skenario diatas memberi pengajaran bahwa anak harus selalu mengucapkan terima
kasih jika memperoleh sesuatu.
9. Anda diminta untuk merumuskan tiga rumusan tujuan yang disusun berdasarkan
konsep ABCD (Audience -Behavior - Condition - dan Degree).
Jawab :
1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa.
Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan
subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan
pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam
pembelajaran.
2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku/ aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior
terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran
dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan
pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional
(KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain.
Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya
dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian,
siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu
dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan
menjawab pertanyaan, "aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan
bisa tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja.
4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti
membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda
bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus
menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.