Anda di halaman 1dari 41

MODUL 1.

4
DISIPLIN POSITIF
RUANG KOLABORASI DISKUSI CGP ANGKATAN 7 NTB
(DINDIN GINANJAR)
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:

1. CGP dapat menganalisis kasus-kasus yang disediakan berdasarkan konsep-konsep inti


dalam modul Budaya Positif bersama CGP lain dalam Komunitas Praktisi
2. CGP dapat mempresentasikan hasil analisis studi kasus berdasarkan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif
LINGKUNGAN POSITIF

• Suatu lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan murid


kesempatan dan kebebasan untuk berproses, belajar, membuat
kesalahan, belajar lagi,
• sehingga mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran.
BAGAIMANA BERMAIN BUKA-BUKAAN..?
Bagaimana manusia berperilaku
 MENGAPA ANDA MEMBUKA  Terkadang kita melakukan sesuatu karena kita
KEPALAN TANGAN ANDA..? menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan,
 Terkadang kita juga melakukan sesuatu untuk
 MENGAPA ANDA TIDAK mendapatkan apa yang kita mau.
MEMBUKA KEPALAN ANDA
Pernahkah anda melakukan sesuatu
untuk mendapat senyuman atau pujian
dari orang lain?
Untuk mendapat hadiah?
Atau untuk mendapatkan
uang?

Apa lagi kira-kira alasan orang melakukan sesuatu?


TEORI KONTROL (DR. WILLIAM GLASSER)

1. Ilusi guru mengontrol murid


2. Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
3. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah
dapat menguatkan karakter
4. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa
STIMULUS-RESPON (STEPHEN R. COVEY)

• .Bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap


atau perilaku anda.
• Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu
mengubah kerangka acuan kita.
• Ubahlah bagaimana anda melihat dunia, bagaimana anda berpikir tentang
manusia, ubahlah paradigma anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-
aspek tertentu tentang realitas”.
STIMULUS - RESPON TEORI KONTROL
REALITAS (KEBUTUHAN) KITA SAMA

SEMUA ORANG MELIHAT HAL YANG SAMA

KITA MENCOBA MENGUBAH ORANG AGAR


BERPANDANGAN SAMA DENGAN KITA

PERILAKU BURUK DLIHAT SEBAGAI SUATU


KESALAHAN

ORANG LAIN BISA MENGONTROL SAYA

SAYA BISA MENGONTROL ORANG LAIN

PEMAKSAAN ADA, PADA SAAT BUJUKAN


GAGAL

MODEL BERPIKIR MENANG-KALAH


BAGAIMANA KITA BERPERILAKU..?

• Terkadang kita melakukan sesuatu karena kita menghindari rasa sakit atau
ketidaknyamanan,
• Terkadang kita juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan apa yang kita mau.
• Pernahkah anda melakukan sesuatu untuk mendapat senyuman atau pujian
dari orang lain?
• Untuk mendapat hadiah?
• Atau untuk mendapatkan uang?
• Apa lagi kira-kira alasan orang melakukan sesuatu?
KETENTUAN KERJA KELOMPOK

1.Dalam kelompok masing-masing, pelajari kasus-kasus yang


disediakan.
2.Lakukan analisis mendalam terhadap kasus-kasus yang
disediakan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di tiap kasus
yang disajikan.
Pembagian kelompok kelas A

ABDUL HARIS MUNANDAR SMP


Breakout
Kasus 1 SATRIAH SMP
1
WAWAN KURNIAWAN SMA
MUSLIMIN SMA
Breakout
Kasus 2 HERI SOPYAN SMA
2
A. MALIK SMK
ATIKA TARA SD
Breakout
kasus 3 TITI HARIYANI, S.PD SMP
3
LATIPATUL QUDDUS SMP
Pembagian kelompok kelas B

RAMADHAN SMP
Breakout 1 Kasus 4 LAELAWATI SMP
ETRIN JUNINTHA PRADIPTA SMP
BAIQ SUGIANI TK
Breakout 2 Kasus 2 BAIQ YUYUN FEBRIANI SD
DIAH ASRI EKAWATI SD
ANIK CHOLIDA SMK
Breakout 3 kasus 3 BAIQ HARTINI KUSUMA DEWI TK
ISWATUN HASANAH SMP
Kasus 1
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya
dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid
perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan
Natali dengan ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah
tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong
bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak
mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu
Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi
dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta
maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh
ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku
mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka
lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
Kasus 1
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi
kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama
tentang sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan
kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni
bahwa mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka
akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.

• Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan
oleh Ibu Santi?
• Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang
telah diusulkan mereka?
• Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam
menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
• Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh
Ibu Santi?
Kasus 2

Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di
gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di
peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.

Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu. Sabrina
menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman
tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu
kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
Kasus 2
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan
sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu,
“Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau
diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang
copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot
sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah
karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.

 Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?
 Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina? Jelaskan.
 Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
o Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam?
o Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut?
Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh
pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan
kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan
sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang
buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya
jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa
yang bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada
Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak
terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani, Fajar
hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab lirih, “Gimana kamu
Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu.
Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
Kasus 3

 Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar?

 Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?

 Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau dikatakan
olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan.

 Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan mengetahui hal ini, bagaimana
tindak lanjut Anda?
Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu
mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3
kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala
sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya
kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu
Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri
adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini
Dino berada di ruang kepala sekolah.

Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian
Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto
menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya
sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk
menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Kasus 4
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu
Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah
kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi,
“Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”.
Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.

Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan
memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada
jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Kasus 4

 Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti?
Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan
demikian?

 Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto


dikuatkan oleh Ibu Suti?

 Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang dituju dalam


kasus tersebut? Jelaskan!
MODUL 1.4
DISIPLIN POSITIF
MATERI PENGUATAN CGP ANGKATAN 7 NTB
(DINDIN GINANJAR)
TAMBAHAN INFO
JIKA TIDAK DIMINTA MEMBERIKAN KOMENTAR, NOTES  LANJUT KE HELAMAN BERIKUTNYA;
NAMUN FAHAMI APA YANG ADA PADA SETIAP PAGE

ADA UJIAN AKHIR UNTUK PAKET MODUL 1  AGAR DIPERSIAPKAN SEBAIK MUNGKIN

AKSI NYATA DILAKSANAKAN DI AWAL SEMESTER


DISIPLIN…?
“disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk
mendapatkan kepatuhan

Displin = Ketidaknyamanan
MERDEKA ITU ARTINYA; TIDAK HANYA TERLEPAS DARI PERINTAH;

AKAN TETAPI JUGA

CAKAP BUAT MEMERINTAH DIRI SENDIRI


Ki Hajar Dewantara
DISIPLIN

• Disiplin berasal dari bahasa latin, ‘disciplina’, yang artinya ‘belajar’.


• Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut.
• Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa
mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah
motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
• Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu
yang dihargai dan bermakna. Dengan kata lain, disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita
mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-
nilai yang kita hargai.
NILAI-NILAI KEBAJIKAN
UNIVERSAL

• Setiap perbuatan memiliki suatu


tujuan,
• Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan
yang diyakini seseorang maka motivasi
intrinsiknya akan terbangun, sehingga
menggerakkan motivasi dari dalam
untuk dapat mencapai tujuan mulia
yang diinginkan.
MOTIVASI MENGIKUTI PROGRAM GURU
PENGGERAK..?
MOTIVASI PERILAKU MANUSIA
Untuk menghindari ketidaknyamanan atau
hukuman

Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan


dari orang lain

Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan


menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka
percaya.
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN

• “Saat kita berulang kali menjanjikan hadiah kepada anak-anak agar


berperilaku bertanggung jawab, atau kepada seorang murid agar
mempelajari sesuatu yang baru, atau kepada seorang karyawan
agar melakukan pekerjaan yang berkualitas,kita sedang berasumsi
mereka tidak dapat melakukannya, atau mereka tidak akan
memilih untuk melakukannya.”
(Alfie Kohn)
Dihukum oleh Penghargaan

 Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang (tidak sadar nilai kebaikan)
 Penghargaan Tidak Efektif (Kecewa jika tidak dapat, tergantung kepada
penghargaan)
 Penghargaan Merusak Hubungan (terjadi persaingan, yang yakin tidak dapat
meraihnya, akan berhenti mencoba)
 Penghargaan Mengurangi Ketepatan
 Penghargaan Menurunkan Kualitas
 Penghargaan Mematikan Kreativitas
 Penghargaan Menghukum (dalam jangka waktu lama)
 Motivasi dari Dalam Diri (Intrinsik) diberikan pada saat yang tepat
RESTITUSI
• PROSES MENCIPTAKAN KONDISI BAGI MURID UNTUK MEMPERBAIKI KESALAHAN
MEREKA, SEHINGGA MEREKA BISA KEMBALI PADA KELOMPOK MEREKA, DENGAN
KARAKTER YANG LEBIH KUAT (Gossen; 2004).
• MERUPAKAN PROSES KOLABORATIF YANG MENGAJARKAN MURID UNTUK MENCARI
SOLUSI UNTUK MASALAH MEREKA, DAN MEMBANTU MURID BERPIKIR TENTANG
ORANG SEPERTI APA YANG MEREKA INGINKAN, DAN BAGAIMANA MEREKA HARUS
MEMPERLAKUKAN ORANG LAIN (Chelsom Gossen, 1996).
• Restitusi memperbaiki hubungan  Proses Refleksi dan Pemulihan
• Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan  Restitusi VS Konsekuensi
• Restitusi ‘menuntun’ untuk melihat ke dalam diri  membimbing proses pemulihan
9 CIRI-CIRI RESTITUSI
1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan.
(Refleksi)
2. Memperbaiki hubungan.
3. Tawaran, bukan paksaan. (Restitusi vs Konsekuensi)
4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
8. Restitusi fokus pada solusi.
9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
Kebutuhan dasar manusia

 Tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar, dapat
memunculkan perilaku yang
bertentantangan dengan
nilai kebajikan
 Penanganan perilaku buruk
harus dilihat kebutuhan
mana yang tidak terpenuhi
5 POSISI KONTRRROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Menghargai Diri Sendiri
Ketergantungan pada Orang Lain

PENGHUKUM PEMBUAT ORANG TEMAN PEMANTAU MANAJER


MERASA BERSALAH
Guru Berbuat: Menghardik Berceramah dan Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Menunjuk-nunjuk mengatakan, untuk muridnya.
Menyakiti “Seharusnya…”
Menyindir “Ibu kecewa…”
Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya kamu “Ayolah, lakukan demi Ibu…” “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini?
melakukannya, awas ya! sudah tahu. Ibu lelah “Masa kamu tidak mau, ingat Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Rasakan!” sekali mengatakannya. tidak Ibu pernah bantu…” memperbaiki masalah ini?”
Ibu stress…”

Hasil: Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila Menguatkan pribadi


Menyalahkan orang lain Menyangkal diawasi
Berbohong Berbohong

Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia Berkualitas luar Dunia Berkualitas di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas penting di Dunia Berkualitas dunia Berkualitas Berkualitas

Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”
Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada sanksi Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung atau hadiah untuk dirinya. memperbaiki diri?
SEGITIGA RESTITUSI

Kamu tentunya punya alasan Nilai-nilai apa yang


mengapa melakukan ini telah kita sepakati

Adakah cara yang lebih Kamu ingin menjadi


efektif untuk menyatakan orang seperti apa?
yang kamu butuhkan SEGITIGA
RESTITUSI

MENSTABILKAN IDENTITAS

Setiap Orang pasti pernah Kamu bukan satu-satunya


melakukan kesalahan yang pernah melakukan ini
Untuk membuat anak yang
merasa gagal karena berbuat salah Menstabilkan Identitas
menjadi positif terhadap dirinya

Guru Berkata:
 Berbuat salah itu hal yang manusiawi
 Tidak ada manusia yang sempurna
 Bapak/Ibu juga buat salah
 Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
 Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang
benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk
menyelesaikan masalah.
 Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus,
apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Membantu siswa mengenali basic need/kebutuhan
yang ingin dipenuhinya ketika melakukan Validasi Kebutuhan
kesalahan itu.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya
adalah memenuhi basic needs, apakah itu power,
freedom, love and belonging, fun atau survival….
Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak
melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang
lain, yang baru,
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan
tanpa harus memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Anak melihat kesalahannya Menanyakan
dihubungkan dengan norma sosial dan Keyakinan
nilai-nilai yang mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain.

Guru Berkata
 Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
 Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
 Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
 Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
 Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu,
kamu menjadi orang yang seperti apa?
refleksi

 Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari Modul ini


 Apakah ekspektasi (harapan) anda Ketika awal mempelajari modul ini
terpenuhi..?
 Apa yang akan Anda lakukan setelah mempelajari Modul ini
 Apa kemungkinan tantangan yang akan anda hadapi Ketika
mengimplementasikan hasil pembelajaran dari modul ini ?

Kelas B : https://padlet.com/201510927932/w9a0d8ohfyuovbzq

Kelas A : https://padlet.com/201510927932/72l1srnwgao1b6gk

Anda mungkin juga menyukai