KOLABORASI
MODUL 1.4
1.4.a.5.2 Ruang Kolaborasi
MODUL 1.4-BUDAYA POSITIF
STUDI KASUS
KELOMPOK 1 09.01.BGP JAMBI
WILLIAM
GLATSER
Kebebasan
5 POSISI KONTROL
GURU
PEMBUAT RASA PEMANTA
BERSALAH U
1. MENSTABILKAN IDENTITAS
Konsep langkah pertama adalah anak kita bantu untuk tenang
dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
2. VALIDASI TINDAKAN
Konsep langkah kedua adalah kita harus memahami kebutuhan
dasar yang mendasari tindakan anak berbuat kesalahan.
3. MENANYAKAN KEYAKINAN
Konsep langkah ketiga adalah anak mampu menyelesaikan
masalah dengan motivasi internal dn bertanggung jawab
terhadap pilihannya.
Kasus pertama setelah adanya sikap tidak KASUS 1
menghormati dari Fifi dan Natali terhadap guru
pengganti. Ibu Santi sebagai guru wali kelas
mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah.
Ibu Santi mengajak Fifi dan Natali untuk
merenungkan dan meminta maaf atas perilaku
mereka yang tidak sesuai dengan keyakinan kelas.
Selanjutnya Fifi dan Natali mengusulkan solusi
dengan mengadakan diskusi kelompok tentang
penerapan keyakinan kelas dan mengirim email
kepada Ibu eni untuk menyampaikan gagasan
mereka. Mereka juga menginformasikan kepada
kepala sekolah tentang kemungkinan mengusulkan
Ibu eni sebagai guru pengganti di masa depan.
Dalam kasus di atas, langkah-langkah
restitusi apa saja yang sudah di jalankan
oleh ibu Santi?
Menstabilkan Identitas
Menanyakan Keyakinan
Ibu Eni mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas,
“ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala sekolah kalau
kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?”
Teman
Karena Ibu Eni berusaha bersikap ramah dan bersahabat kepada Fifi dan
Natali. Mencoba mendekati keduanya dengan cara halus dan lembut.
Jika anda adalah Pak Hasan, bagaimana anda
menyikapi langkah-langkah yang ditempuh Ibu
Santi?
Saya menganggap langkah yang ditempuh Ibu Santi sudah tepat. Karena, Bu
Santi sudah melakukan pendekatan terhadap Fifi dan Natali. Memahami
persoalan yang sebenarnya. Membuat mereka mencari solusi untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Kasus kedua, Sabrina terlambat dan salah
KASUS 2
mengenakan sepatu di sekolah. Bapak Lukman guru
kelas menegurnya karena sepatunya tidak sesuai
dengan peraturan, meskipun Sabrina mencoba
menjelaskan alasan terlambat dan kesalahan
mengenakan sepatu. Pak Lukman tetap mengikuti
peraturan dan meminta Sabrina melepaskan
sepatunya. Sabrina meminta maaf dan berjanji tidak
akan mengulangi kesalahan tersebut. Namun Pak
Lukman tetap memaksa Sabrina untuk tidak
menggunakan sepatu sepanjang hari. Sabrina merasa
malu dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa
sepatu sepanjang hari tersebut.
Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang
diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apa
indikatornya?
HUKUMAN
Indikatornya adalah hukuman fisik dan hukuman verbal.
Pak Lukman menanyakan kepada Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam,
warna sepatu. Sabrina pun sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun
karena terburu-buru, ia salah mengenakan sepatu. Sabrina tidak mungkin kembali
pulang karena Rumahnya jauh sekali. Walaupun begitu, Pak Lukman tetap bersikeras
pada peraturan yang berlaku dan mengatakan "Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah, kamu sudah salah, sudah terlambat, salah pula warna sepatunya,
segera buka sepatumu, kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan ".
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang manajer,
apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang diajukan ke Sabrina? Jelaskan?
KEYAKINAN KELAS
“Apa yang kamu yakini tentang aturan sekolah, warna sepatu di sekolah
ini?”
“Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”
Kira-kira bila anda adalah kepala sekolah di
sekolah tersebut?
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus sepatu
berwarna hitam ? Nilai kebajikannya yaitu disiplin, taat aturan,
keseragaman dan tanggung jawab.
KASIH SAYANG
Rasa ingin diterima dan sepertinya Fajar ingin diperhatikan oleh ibu Dani
dengan melakukan tindakan yang tidak baik
Bilamana Ibu Dani mengambil posisi pemantau apa
yang akan dilakukan atau dikatakan olehnya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Jelaskan.
Bila Ibu Dani mengambil posisi pemantau, maka Ibu Dani
menginginkan peraturan dan konsekuensi. Yang dikatakan Ibu Dani
adalah “Fajar, kamu ingat dengan peraturan kelas kita? Apa yang kamu
lakukan tadi? dan Apa konsekuensi dari tindakan yang kamu lakukan?”
SEBAGAI MANAJER
Ibu Suti bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah
Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto.
Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dilakukan untuk
menggantikan tiga kancing Anto yang terlepas?
Dan yang terakhir mereka berdua telah kembali bercengkrama dan bersenda
gurau.
Dalam kasus tersebut, Bagaimana Dino
dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh ibu
Suti?
Dari keempat kasus di atas sebenarnya sering kita lakukan, sebagai Guru kita
sering mengalami dan menyelesaikan masalah tersebut dengan berbagai
penyelesaian yang berbeda-beda. Tanpa disadari yang sebenarnya guru pun
telah menerapkan Posisi Kontrol dan tindakan Segitiga Restitusi tersebut.
Dalam proses penyelesaian kasus-kasus yang terjadi di sekolah hendaknya
sebagai guru tidak memihak kepada sebelah pihak yang mengakibatkan akan
merugikan murid. Yang seharusnya dilakukan adalah dengan cara mencari
tahu terlebih dahulu Apa yang terjadi pada murid. Dari kelima posisi kontrol
tersebut diharapkan kita sebagai guru menempati posisi Manager dan
menjalankan tindakan Segitiga Restitusi, dengan demikian guru telah
menyelesaikan permasalahan dengan cara berpusat pada peserta didik.
Sehingga terciptanya kebiasaan-kebiasaan positif dan menjadi karakter
murid.
THANK
YOU