Anda di halaman 1dari 32

06/10/2023

TUGAS 1.4.a.5
RUANG
KOLABORASI
MODUL 1.4
Kelompok 3
Calon Guru Penggerak
Angkatan 9 Jepara Tahun 2023
Anggota Tim Kami

Moderator Pemateri
Dyan Putri Riswaty, S.Pd Berlian Adi Nugroho, S.Pd

Notulen Penanggap
Fir’atus Sholihah, S.Pd Endah Nurmala Sari, S.Pd
Kasus 1

Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar.
Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa
murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui halini dan mulai menggunakan kesempatan dan
bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba
menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan merekauntuk tetap fokus pada
pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau
kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa,
“Ah Ibu, santaisajabu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Kasus 1 (Lanjutan)

Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu
Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan
yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada akhirnya
mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan
bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa
yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi
maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu
Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaikimasalah, apakah
ada gagasan?
Kasus 1 (Lanjutan)
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan
sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka pilih adalah
penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati dan bagaimana
penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah mengirim email kepada
Ibu Eni tentang gagasan mereka tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah
memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka
akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu
Santi?
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan
pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi
dan Natali? Jelaskan jawaban Anda.
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
Jawaban soal No 1
1. Langkah restitusi yang telah dilakukan oleh ibu santi adalah
a. Menstabilkan identitas, yaitu dengan memanggil Natali dan Fifi sertamenanyakan
tentang laporan Ibu Eni terkait perilaku Natali dan Fifi yang kurang baik saat pembelajaran
bersama Bu Eni.
b. Memvalidasi tindakan yang salah, yaitu Ibu Santi menanyakan kepada Natali dan Fifi,
terkait perilaku tidak hormat yang dilakukan mereka terhadap Bu Eni, Natali dan Fifi pun
akhirnya mengakui kesalah mereka.
c. Menanyakan keyakinan, yaitu Ibu Santi menanyakan kepadaNatali dan Fifi terkait
gagasan/Ide atau Solusi yang dapat mereka usulkan untuk memperbaiki perilaku mereka
yang tidak menghormati bu Eni. Kemudian Natali dan Fifi mengusulkan beberapa gagasan
/langkah restitusi.
Langkah langkah yang diambil bu Santi tersebut sudah sesuai dengan langkah segitiga
restitusi
Jawaban soal No 2
2. Menurut kami, tindakan restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan
pelanggaran yang telah dibuat. Langkah langkah restitusi yang telah diusulkan oleh mereka
adalah :
a. Meminta maaf kepada ibu Eni,
b. Natali dan Fifi mengusulkan untuk mengadakan diskusikelompok dengan teman-teman
sekelasnya dengan tema penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling
menghormati dan bagimana penerapnnya di kehidupan sehari hari di sekolah,
c. Natali dan Fifi juga mengusulkan untuk mengirim Email kepada Ibu Eni tentang gagasan
mereka tersebut,
d. Memberitahu pak Hasan, selaku Kepala sekolah, bila lain waktu ada guru yang
berhalangan hadir mengajar, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru
pengganti.
Jawaban soal No 3
3. Posisi yang diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali adalah
posisi “Pembuat Perasaan Bersalah”, karena bu Eni mencoba mengambil rasa
empati Natali dan Fifi dan memposisikan diri bu Eni sebagai pihak yang paling
disalahkan dan akan dimarahi oleh Kepala Sekolah jika Natali dan Fifi tetap
melakukan kesalahan mereka tersebut.
Jawaban soal No 4
4. Jika Kami menjadi Pak Hasan (kepala Sekolah), kami akan mendukung
langkah yang diambil oleh Ibu Santi, karena bu Santi telah menunjukkan posisi
kontrol sebagai manajer, yang juga menguatkan keyakinan kelas terhadap natali
dan Fifi. Dalam hal ini bu Santi tidak hanya fokus pada kesalahan Natali dan Fifi,
namun lebih fokus kepada bagaimana mereka berdua bisa memperbaiki diri dan
memperkuat keyakinan mereka, serta memperbaiki hubungan dengan bu Eni. Hal
itu sangat baik sekali dan layak untuk diberi dukungan.
Kasus 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun
akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu
kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat.
Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu.
Kasus 2 Lanjutan
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna
sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam,
namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali
pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada
peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya.
Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Kasus 2 Lanjutan
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap
dapat mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya.
Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan
sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke
sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang
copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan
berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman.
Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak
berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

1.Dalamkasus di atas, sikapposisiapakah yang diambil oleh Bapak Lukman?


Jelaskan, apakahindikatornya?
2. Bila Bapak Lukman mengambilposisiseorangManajer, kira-kiraapa yang
akandikatakannya, pertanyaan-pertanyaansepertiapakah yang akandiajukanke
Sabrina? Jelaskan.
3.Kira-kirabila Anda adalahKepalaSekolah di sekolahtersebut,
-Nilai kebajikanapa yang ingindituju oleh peraturanharusberwarnahitam?
-Bagaimana Anda menyikapilangkah yang diambil Pak Lukman
mengenaikasustersebut?
Jawaban soal No 1
1.Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan
apakah indikatornya?
Jawab :
·Posisi kontrol Pak Lukman adalah Penghukum.
Indikator : Pak Lukman memberikan hukuman.
Dalam Kasus : " Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup
ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu
saja seharian di sekolah"

·Posisi Pak Lukman sebagai Pemantau.


Indikator : Pak Lukman bersikeras menerapkan peraturan tanpa menerima alasan apapun.
Dalam Kasus : "Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah, sudah
terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”
Jawaban soal No 2
2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang manajer, apa yang akan
dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Sabrina?
Jelaskan.
Jawab :
a. Apa kesalahan yang dilakukan?
Mengetahui kesalahan penggunaan warna sepatu yang tidak sesuai peraturan.
b. Apa yang kita yakini?
Kembali ke keyakinan kelas.
c. Apakah kamu meyakininya?
Tindakan yang kamu lakukan ini tidak sesuai dengan keyakinan kelas.
d. Jika kamu meyakininya?
Apakah kamu bersedia memperbaikinya
e. Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?
Tidak akan mengulangi kesalahan lagi.
Jawaban soal No 3
3. Kira-kira bila Anda adalah kepala sekolah disekolah tersebut,
- Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam
- Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai
kasus tersebut
Jawab :
a. Kedisiplinan, tanggung jawab, keseragaman, kontrol diri, integritas, dan
berprinsip. Dengan pemakaian sepatu yang seragam, akan menghindarkan siswa
menggunakan sepatu warna lain hanya mengikuti tren, bergaya. Dengan sepatu
hitam akan tidak mudah terlihat kotor. Dan keseragaman tidak menunjukkan kelas
sosial.
b. Kepala sekolah melakukan pendekatan dengan Pak Lukman dengan sharing
empat mata tentang kasus Sabrina. Sambil menanyakan berapa kali sabrina
melanggar peraturan, jika baru satu kali di kasih teguran secara lisan. Kalau sudah
berkali-kali tentunya haris berkolaborasi antara wali kelas, guru BK untuk
menegakkan kedisiplinan.
Kasus 3

Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh
pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju kedepan dan
kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju kedepan, dan
sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku, sambil memegang
buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar
makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali,
kira-kira siapa yang bisa?”
Kasus 3 (Lanjutan)

Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah sering kali terjadi
pada Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya
pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh
ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab,
“Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek
mengajarkankamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

• Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya kepada
Fajar?
2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh
Fajar?
3. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan
diajukan? Jelaskan.
4. Apabila Anda adalah kepala sekolah disana dan mengetahui hal ini,
bagaimana tindak lanjut Anda?
Jawaban soal No 1

1. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya adalah
Posisi Ibu Dani adalah penghukum, dan pembuat rasa bersalah

Jawaban soal No 2

2. Kebutuhan yang diperlukan oleh Fajar yaitu kebutuhan untuk merasa diterima,
kesenangan.
Jawaban soal No 3
Apabila Bu Dani mengambil posisi pemantau, beliau akan mengingatkan peraturan dan
konsekuensi.
Fajar, kamu ingat kan dengan kesepakatan kelas kita?
Apa yang telah kamu lakukan tadi?
Apa konsekuensi dari tindakan yang kamu lakukan?

Jawaban soal No 4
Melakukan pendekatan personal dengan memanggil Ibu Dani dan Fajar diwaktu
yang tidak bersamaan untuk mencari informasi permasalahan yang telah terjadi.
Setelah itu, bertindak sebagai posisi manajer untuk menyelesaikan permasalahan
anatara Ibu Dani dan fajar menggunakan tahap-tahap restitusi.
Kasus 4

Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat
dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan
mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3
kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan
membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Suti
menanyakan Dino tentang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati.
Kasus 4 (Lanjutan)

Ibu Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan


yang telah dilakukanterhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian Ibu Suti
balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki
pak. Ibu sayaakan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3
kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanyake Dino apakah yang akan dia
lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Kasus 4 (Lanjutan)

Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah gak tahu bu, saya lem kembali
mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikirsebentar dan menanggapi, “Kalau di lem
akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahit kan saja,
bersedia kah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit?
Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu
bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto,
dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti
menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak,
memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Kasus 4 (Lanjutan)

Akhirnya Anto mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Anto
belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua
anak laki-laki tersebut Anto dan Dino pada jam pulang sekolah, mereka sudah
bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
Lakukan Analisis dan Jawablah pertanyaan ini!

1.Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti?
Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
2. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto
dikuatkan oleh Ibu Suti?
3.Kira-kira nilai-nilai kebajikan (KeyakinanSekolah) apa yang dituju dalam
kasus tersebut? Jelaskan.
Jawaban soal No 1

Hal-hal yang dilakukan :


·Menenangkan Dino dan Anto, terutama Dino
·Membuat pertanyaan agar mau bercerita tentang apa yang dirasakannya
·Menstabilkan identitas dengan mengatakan “membuat kesalahan adalah hal
yang manusiawi”
·Memvalidasi kesalahan dengan mengatakan “mempertahankan diri adalah hal
yang penting, namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih
efektif.”
·Menanyakan keyakinan dengan bertanya tentang keyakinan sekolah yang
disepakati
Jawaban soal No 1

Hal-hal yang dilakukan :


··Mempersilakan Dino untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan
terhadap Anto
·Memberikan solusi permasalahan yang relevan dengan menanyakan kepada Anto
“hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah”
·Memberikan penguatan dan dukungan kepada Dino agar mau berusaha untuk
bertanggungjawab terhadap kesalahannya.
·Memberikan waktu kepada Dino untuk memperbaiki kesalahannya.
Jawaban soal No 2

Dalam kasus ini Dino di kuatkan oleh Ibu Suti dengan berkata membuat
kesalahan adalah manusiawi dan mempertahankan diri adalah hal yang
penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih
efektif.
Sedangkan Anto dikuatkan oleh Ibu Suti dengan meminta kepada Dino
agar memperbaiki kesalahannya, dan memberikan kesempatan kepada
Anto untuk menyampaikan hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki kesalahannya, serta memberikan solusi agar Dino dapat
memenuhi permintaan Anto.
Jawaban soal No 3

Nilai-nilai kebajikan yang dituju dalam kasus tersebut adalah persahabatan,


empati, rasa hormat, kontrol diri, tanggung jawab, pemecahan masalah.
Penjelasannya dalam persahabatan kita harus memiliki rasa empati dan rasa
hormat kepada teman / orang lain agar tidak terjadi gesekan/benturan,
apabila terjadi gesekan/benturan kita harus bisa mengontrol diri, apabila
sudah terlanjur terjadi benturan, kita harus bisa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan masalahnya, apabila ada kendala dalam proses bertanggung
jawab, kita harus mencari solusinya.
Terima Kasih
Salam Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai