Anda di halaman 1dari 32

HASIL ANALISA

STUDI KASUS
MODUL 1.4
PGP REKOGNISI ANGKATAN 9 KELAS 09.02.JABAR
FASILITATOR PEMANDU : NELIS DIAH DAHLIANI
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3

Jimi Agustiana Hartolo Etik Sukmawati Muhamad Mansur


SDN Pondoksari SMKN 1 Cikalongkulon SMPN 5 Janapria
ANALISIS
KASUS 1
KASUS 1
Guru Matematika dan walikelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk
dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun
menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini
dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak
mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan
ramah, sambil mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas,
“Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian
tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi
tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan
malah mengobrol.
LANJUTAN KASUS 1
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang
laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan
memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan
membela diri, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi
menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh
ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali, apa yang mereka bisa
lakukan untuk menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Eni? Baik Fifi maupun Natali
mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi
melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaikimasalah,
apakah ada gagasan?
LANJUTAN KASUS 1
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan bagaimana kalau mereka
mengadakan sebuah diskusi kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang
mereka pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling
menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di sekolah.
Usulan kedua adalah mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka
tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah memberitahu
Kepala Sekolah, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan
Ibu Eni sebagai guru pengganti.
PERTANYAAN 1
Langkah Restitusi yang sudah dijalankan Bu Santi
1. Menstabilkan Identitas
IIbu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-
sungguh ingin meminta maaf.
2. Validasi Tindakan yang Salah
Ibu Santi menanyakan kembali apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa
tidak dihormati Ibu Eni ?
3. Menanyakan Keyakinan
Ibu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah
PERTANYAAN 2
Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat.
Langkah Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natalie
1. Mengusulkan diskusi kelompok tentang penerapan keyakinan kelas terutama tentang
sikap saling menghormati dan bagaimana penerapannya di kehidupan sehari-hari di
sekolah.
2. Mengirimkan Email kepada bu Eni tentang gagasan mereka.
3. Mereka telah memberitahu Kepala Sekolah, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka
mereka akan mengusulkan Ibu Eni sebagai guru pengganti.
PERTANYAAN 3
Posisi yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani
Fifi dan Natali adalah sebagai Teman
Hal ini terlihat ketika Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas.
Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”.
Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
PERTANYAAN 4
Jika Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
bagaimana Anda menyikapi langkah yang ditempuh Ibu
Santi?
Saya akan mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh bu Santi karena mengarahkan
Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan
Kelas dan bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan kegiatan
yang positif melalui diskusi penerapan keyakinan kelas untuk saling menghormati,
mengirim email kepada bu Eni tentang gagasan mereka dan memberitahu Kepala
Sekolah, bila lain waktu ada ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni
sebagai guru pengganti.
ANALISIS
KASUS 2
KASUS 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia
pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak
menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan
pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna
coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu.
LANJUTAN KASUS 2
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna
sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun
terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang
karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang
berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah.
Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu
kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
.
LANJUTAN KASUS 2
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat
mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak
Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau
tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu kesekolah, ya sudah
kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatu kemudian
silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot
sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani
berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas
sepatu.
PERTANYAAN 1
Posisi Pak Lukman dalam kasus 2 sebagai Penghukum.
Indikatornya
1. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya
sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat,
salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan
warna sepatu sesuai peraturan”.
2. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat
mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak
Lukman tidak mau tahu.
PERTANYAAN 2
Jika Pak Lukman sebagai seorang manajer, pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan ke Sabrina yaitu :
1. Sabrina, mengapa kamu datang terlambat dengan menggunakan
sepatu yang tidak sesuai peraturan sekolah ?
2. Bisa kamu jelaskan alasanmu mengapa tidak menggunakan sepatu
hitam ?
3. Apakah kamu bersedia untuk memperbaiki kesalahan ini ?
PERTANYAAN 3
Nilai kebajikan yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna
hitam adalah :
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab
3. Kesetaraan
4. Kesederhanaan
Menyikapi Langkah yang diambil Pak Lukman dengan :
Mencari informasi permasalahan yang telah terjadi. Setelah itu melakukan bimbingan
dan memberikan solusi untuk bertindak sebagai posisi manajer dalam menyelesaikan
permasalahan siswa dengan metode Restitusi.
ANALISIS
KASUS 3
KASUS 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis, namun
beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh
tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju
kedepan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju
ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku,
sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol di
tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan!
Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang bisa?”
LANJUTAN KASUS 3
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali terjadi pada
Fajar, sepertinya tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak
terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh ibu Dani, Fajar
hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab, “Gimana kamu Fajar,
kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak
kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.

.
PERTANYAAN 1
Ibu Dani dalam pendekatannya kepada Fajar mengambil posisi
kontrol Pembuat Merasa Bersalah. Dia mencoba
memerintahkan Fajar untuk maju ke depan dan menjawab
pertanyaan, dan ketika Fajar tidak merespons dengan baik, Ibu
Dani menegurnya dengan nada yang agak menyalahkan.
PERTANYAAN 2
Berdasarkan sikap Fajar, tampaknya ada beberapa kebutuhan yang perlu
dipertimbangkan. Fajar mungkin mengalami kesulitan dalam memahami atau
memotivasi dirinya sendiri terhadap pelajaran Bahasa Inggris. Selain itu, dia
mungkin merasa tidak nyaman atau kurang percaya diri ketika diminta untuk
berbicara di depan kelas. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan apakah ada
masalah di luar sekolah yang memengaruhi perilaku dan minat belajarnya.
PERTANYAAN 3
1. Jika Ibu Dani mengambil posisi pemantau, dia akan mencoba untuk lebih
empati dan mencari tahu apa yang mungkin menghambat Fajar dalam
belajar Bahasa Inggris.
2. Beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan oleh Ibu Dani dalam posisi
ini adalah :
"Fajar, apakah ada sesuatu yang membuatmu merasa sulit untuk fokus pada pelajaran Bahasa Inggris?"
"Apakah ada hal yang membuatmu tidak nyaman ketika diminta berbicara di depan kelas?"
"Apakah kamu merasa kesulitan dalam memahami pelajaran Bahasa Inggris?"
"Apakah ada hal di luar sekolah yang mungkin memengaruhi perilakumu di kelas?"
Ibu Dani dalam posisi pemantau akan mencoba untuk mendengarkan dengan lebih baik apa yang mungkin
menjadi masalah atau hambatan dalam pembelajaran Fajar, dan kemudian mencari solusi atau dukungan
yang sesuai.
PERTANYAAN 4
Sebagai Kepala Sekolah, tindak lanjut yang saya akan lakukan adalah sebagai
berikut:
Mengadakan pertemuan dengan Ibu Dani untuk membahas masalah ini
dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi Fajar.
Menetapkan pertemuan antara Fajar, Ibu Dani, dan seorang konselor atau
guru pembimbing untuk mencari tahu penyebab perilaku Fajar yang acuh
tak acuh dan tidak fokus dalam pelajaran.
Jika ditemukan bahwa Fajar mengalami kesulitan belajar atau masalah
pribadi yang memengaruhi kinerjanya, kami akan berusaha memberikan
dukungan dan sumber daya yang sesuai untuk membantu Fajar.
LANJUTAN PERTANYAAN 4
Sebagai Kepala Sekolah, tindak lanjut yang saya akan lakukan adalah sebagai
berikut:
Mengkomunikasikan dengan orang tua Fajar untuk mendiskusikan masalah
ini dan mencari dukungan dari keluarga.
Memantau perkembangan Fajar secara berkala untuk memastikan adanya
perbaikan dalam perilakunya dan hasil belajarnya.
Pendekatan yang diambil harus berfokus pada membantu Fajar mengatasi
hambatan yang dia hadapi dalam pembelajaran dan membantunya menjadi
lebih terlibat dan fokus dalam pelajaran
ANALISIS
KASUS 4
KASUS 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam
sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik,
menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket
langsung melerai mereka, dan membawa mereka keruang kepala sekolah. Ibu Kepala
Sekolah, Ibu Suti menanyakan Dino tentang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati. Ibu
Suti melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah
dilakukan terhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada
Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya
perlu kancing saya diperbaiki pak. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju
saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang
akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
LANJUTAN KASUS 4
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah gak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?”
Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan
menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” IbuSuti meneruskan, “Apakah
kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan
menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan,
guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Anto mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Anto belajar menjahit
dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut Anto dan
Dino pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.

.
PERTANYAAN 1
Posisi control yang dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti
sebagai Manajer dengan menanyakan kepada Dino tentang
keyakinan sekolah yang sudah disepakati, menyakan kepada
Dino apakah bersedia memperbaiki kesalahan terhadap Anto
dan menanyakan kepada Anto apa yang bisa dilakukan Dino
untuk memperbaiki kesalahan.
PERTANYAAN 2
Dalam kasus tersebut, Dino dikuatkan oleh bu Suti dengan
diberikan solusi agar belajar menjahit untuk menjahit kancing
baju Anto yang terlepas. Anto dikuatkan dengan rekomendasi
bu Suti agar Dino belajar menjahit dari Pak Irfan Guru Tata
Busana
PERTANYAAN 3
Nilai kebajikan (keyakinan sekolah) yang dituju dalam kasus
tersebut adalah bertanggung jawab (The Virtues Project) dan
Empati.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai