0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan4 halaman
Teks tersebut membahas tiga kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan guru dan murid. Kasus pertama membahas diskusi kelas antara Ibu Santi dan dua muridnya, Fifi dan Natalia, mengenai perilaku kurang sopan mereka kepada guru pengganti. Kasus kedua membahas permasalahan Sabrina yang melanggar aturan sekolah tentang seragam karena terburu-buru, dan kasus ketiga membahas sikap acuh tak acuh Fajar di kelas Bahasa In
Deskripsi Asli:
Judul Asli
PGP_4_KAB.BARRU_CGP RISAL_1.4.a.5.2 Ruang Kolaborasi - Unggah Hasil Diskusi Kelompok
Teks tersebut membahas tiga kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan guru dan murid. Kasus pertama membahas diskusi kelas antara Ibu Santi dan dua muridnya, Fifi dan Natalia, mengenai perilaku kurang sopan mereka kepada guru pengganti. Kasus kedua membahas permasalahan Sabrina yang melanggar aturan sekolah tentang seragam karena terburu-buru, dan kasus ketiga membahas sikap acuh tak acuh Fajar di kelas Bahasa In
Teks tersebut membahas tiga kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan guru dan murid. Kasus pertama membahas diskusi kelas antara Ibu Santi dan dua muridnya, Fifi dan Natalia, mengenai perilaku kurang sopan mereka kepada guru pengganti. Kasus kedua membahas permasalahan Sabrina yang melanggar aturan sekolah tentang seragam karena terburu-buru, dan kasus ketiga membahas sikap acuh tak acuh Fajar di kelas Bahasa In
Langkah restitusi yang sudah dilakukan adalah Menanyakan keyakinan. Ibu Eni menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk membuat ANALISIS STUDI KASUS evaluasi internal tentang apa yang dapat mereka HASIL DISKUSI KELOMPOK 3 lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan Oleh mendapatkan kembali harga dirinya. Andi Adriana Risal o Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil Kasus 1 oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, Jelaskan jawaban Anda. sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya Ibu Eni memposisikan diri sebagai “teman” karena dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menegur mereka dengan halus, posisi “pembuat orang menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan merasa bersalah” karena menegur mereka dengan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kemungkinan memberitahu apa yang mereka lakukan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak salah, dan posisi pemantau dengan melaporkan mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba kelakuan mereka ke Ibu Santi. mendekati kedua murid perempuan tersebut dan menegur mereka dengan halus, namun ketiganya tetap berlaku tidak pantas. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan restitusi? Fifi dan Natali sempat berdebat sedikit, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan kalau mereka ingin melakukannya, dan menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan dengan restitusi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Keduanya mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelas dengan teman-teman sekelasnya tentang bagaimana seharusnya sikap mereka dalam menjalan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati, serta mengusulkan mengirim email kepada Ibu Eni tentang keputusan mereka tersebut. Mereka pun akan memberitahu Ibu Eni bahwa mereka akan mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar kali waktu ketiadaan guru, agar Ibu Eni yang menggantikan dan pada kesempatan itu mereka dapat menunjukkan sikap yang lebih santun. o Dalam penerapan Restitusi kasus di atas, sikap-sikap restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi? Ibu Santi menawarkan kepada Fifi dan Natali untuk melakukan restitusi dengan menanyakan keyakinan. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan restitusi? Fifi dan Natali sempat berdebat sedikit, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan kalau mereka ingin melakukannya, dan menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan dengan restitusi? o Apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat? Bagaimana dengan solusi yang diusulkan keduanya, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dilakukan? Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat. mengusulkan mengirim email kepada Ibu Eni tentang keputusan mereka tersebut. Mereka pun akan memberitahu Ibu Eni bahwa mereka akan mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar kali waktu ketiadaan guru, agar Ibu Eni yang menggantikan dan pada kesempatan itu mereka dapat menunjukkan sikap yang lebih santun. Tetapi Kasus 2 suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, dan mendekat ke Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di murid : sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru Keyakina kelas apa yang kamu yakini tetapi tidak menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera terlaksana hari ini? di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman Bagaimana solusi kamu untuk memperbaiki hal ini? memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna putih. Sabrina Apakah besok akan ada masalah untuk kamu agar bisa berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah memakai sepatu hitam sesuai keyakina sekolah yang kamu mengenakan sepatu. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa yakini? peraturan sekolah tentang seragam dan warna sepatu. Sabrina Baik, saya menghormati usahamu untuk memperbaiki diri. menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, Mungkin Sabrina akan memberikan solusi agar bisa namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak meminjam kepada temannya yang memiliki sepatu mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak cadangan yang rumahnya dekat dari sekolah atau meminta Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan untuk menelpon keluarganya di rumah agar membawakan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sepatu hitamnya ke sekolah. sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”. Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar dapat tetap mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak usah bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu. o Kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh Sabrina? Kebutuhan “Cinta dan kasih sayang(Kebutuhan untuk diterima)” karena berusaha menjelaskan alasannya ke pak Lukman dan Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar dapat tetap mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Kebutuhan “Kebebasan (kebutuhan akan pilihan)” karena seharian Sabrina tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa sepatu. Terpaksa dan tidak punya pilihan yang lebih baik(solusi yang didapat merugikan) sehingga dia merasa tidak nyaman dan malu.
o Nilai kebajikan atau Keyakinan Sekolah apa yang dituju
dengan bersepatu warna hitam? Tidak ada nilai kebajikan yang terlalu berpengaruh dari hal tersebut, tetapi kalau dipaksa untuk mengemukakannya yaitu supaya semua murid di sekolah terlihat sama(nilai keseragaman) sehingga terkesan tidak ada perbedaan kelas dan status sosial, yang pada akhirnya dikhawatirkan bisa mengganggu proses belajar mengajar karena timbulnya kecemburuan sosial dan perundungan. Membiasakan anak untuk disiplin, melatih nilai kedisiplinan dengan keyakinan sekolah bersepatu warna hitam.
o Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer,
kira-kira apa yang akan dikatakannya dan bagaimana sikapnya serta apa yang akan ditawarkan ke Sabrina? Seandainya pak Lukman mengambil posisi seorang manager pada kasus ini maka sikapnya pasti mempersilahkan murid mempertanggung jawabkan perilakukan(dari dalam diri murid), mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas hal tersebut sendiri (merdeka dan mandiri). Pak Lukman akan mengatakan dengan nada Kasus 3 o Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Pemantau, apa yang akan dilakukan atau Inggris di papan tulis, namun beliau dikatakan olehnya? memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. Ibu dani akan mengingatkan peraturan atau “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke konsekuensi yang akan diterima Fajar jika depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun melakukan hal seperti itu. Ibu Dani dengan tampak malas-malasan maju ke depan, dan suara datar dan bahasa tubuh yang formal sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya akan mengatakan : diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Tahukah kamu aturannya jika tidak Inggrisnya dan memainkan spidol di tangannya. memperhatikan, acuh tak acuh dalam “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain pelajaran, dan jika nilai-nilaimu tidak terlalu kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, bagus? kira-kira siapa yang bisa?” Fajar pun kembali “Apakah kamu paham dan mengerti apa yang duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah harus dilakukan bila melakukan hal tersebut?” seringkali terjadi pada Fajar, sepertinya tidak “Saya akan memperhatikan kamu jika tetap memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-nilainya seperti itu kamu tau apa sanksi dan pun tidak terlalu bagus untuk pelajaran Bahasa konsekuensinya!” Inggris. Pada saat ditegur oleh ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Gak tahu Bu”. Ibu Dani pun menjawab, “Gimana sih Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Gak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu. o Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani
dalam pendekatannya kepada Fajar?
Penghukum, “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali perhatikan!” (hukuman verbal) Pembuat orang merasa bersalah, “Gimana sih Fajar, kamu gak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Gak kasihan sama Ibu?”
o Kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?
Cintah dan kasih sayang (Kebutuhan untuk diterima), Fajar tidak memperhatikan, acuh tak acuh pada pelajaran berarti ada perasaan tidak suka dengan Cintah dan kasih sayang akan menimbulkan perasaan suka dan perhatian. Fajar juga tidak mendapat bantuan atau perhatian dari guru dan teman-temannya untuk mendapatkan solusi agar mampu bertanggung jawab dan memperbaiki diri. Kasus 4 menguntungkan, berpikir, dan menghasilkan Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan pelajaran (belajar bertanggungjawab dan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah menjahit), dan berkolaborasi dengan murid pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan memperbaiki masalah yang ada. Sehingga mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto hasilnya mengembalikan murid ke dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada temannya(kelompoknya) dengan lebih baik dan saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan kuat. membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Suti menanyakan Dino tentang o Dalam kasus tersebut di atas siapa yang Keyakinan Sekolah yang telah disepakati, yaitu dikuatkan, siapa yang mengaitkan ke keyakinan tentang sikap saling menghormati. Ibu Suti yang lebih tinggi, serta siapa yang dipuaskan? melanjutkan bertanya apakah Dino bersedia Coba Anda jelaskan jawaban Anda. memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan Pelaku (Dino) dan korban (Anto) dikuatkan terhadap Anto? Dino pun mengangguk. Kemudian bersama-sama, keyakinan sama, dan keduanya Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, apa kebutuhan terpuaskan. Dino belajar bertanggung jawab, Anto dalam peristiwa ini? Anto menjawab, “Saya menjahit dan Anto kancing bajunya kembali perlu kancing saya diperbaiki pak. Ibu saya akan seperti semula. Membentuk dan mengembalikan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai hubungan yang lebih erat, lebih baik, dan kuat di copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali antara keduanya dengan kasus ini. bertanya ke Dino apakah dia bersedia menjahitkan kembali ketiga kancing Anto tersebut? Kesal, Dino menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau gimana menjahit pak.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino menyetujui dan sepanjang siang itu belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir terlihat pada jam pulang sekolah kedua anak laki-laki tersebut sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali. o Nilai kebutuhan apa yang diperlukan oleh Dino?
Nilai cinta dan kasih sayang, andai itu terpenuhi
maka Dino tidak akan emosi bertengkar sampai kontak pisik. Nilai kesenangan, Dino membutuhkan kesenangan sehingga apapun yang terjadi saat bermain basket pasti akan menjadi gurauan, candaan, dan tidak bertingkah lakuk buruk yang bisa menimbulkan pertengkaran.
o Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh
kepala sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
Posisi kontrol sebagai “Manager”, Ibu santi
mengajak muridnya menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung dan menuntun murid saling