Anda di halaman 1dari 52

RUANG KOLABORASI MODUL 1.

4
TUGAS KELOMPOK I
ANALISIS KASUS

Ana Fitriana Purwo Suanto Wisna Artivia


KASUS 1
1. DISKRIPSI KASUS
Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat
masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni
baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali,
mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap
seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni
mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil mengingatkan
mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah kalau kalian tidak
kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi
tertawa, “Ah Ibu, santai saja bu”. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan
malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta
menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah
mereka bersedia melakukan memperbaiki permasalahan yang ada?
Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan membela diri, namun pada
akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi
bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-
sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi menanyakan kembali,
apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku
mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi melanjutkan
kembali apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki masalah,
apakah ada gagasan?
Setelah berpikir sejenak, Natali dan Fifi mengusulkan
bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi
kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Tema yang mereka
pilih adalah penerapan keyakinan kelas, terutama tentang sikap
saling menghormati dan bagaimana penerapannya di
kehidupan sehari-hari di sekolah. Usulan kedua adalah
mengirim email kepada Ibu Eni tentang gagasan mereka
tersebut. Mereka pun memberitahu Ibu Eni bahwa mereka telah
memberitahu Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila lain waktu ada
ketiadaan guru, maka mereka akan mengusulkan Ibu Eni
sebagai guru pengganti.
2. IDENTIFIKASI MASLAH
Ibu Fifi tidak bisa masuk kelas digantikan dengan
bu Eni

3. ANALISIS MASALAH
Bentuk disiplin positif yang akan kita bedah adalah
tanggung jawab dan mengerjakan tugas tepat
waktu
3.1 Jenis

Hukuman Konsekuensi Restitusi

Anak
Bu Eni melaporkan Melakukan diskusi
dipanggil oleh
ke Bu Santi kesepakatan kelas
bu Santi
3.2 Keyakinan Sekolah

Hormatilah semua guru, Kerjakan tegus dengan


penuh tanggung jawab, kerjakan tugas tepat waktu.

3.3 Kebutuhan Dasar


Kasih sayang, kesenangan, penguasaan
3.4 Posisi Kontrol
Bu Eni sebagai teman kepada murid(Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah
kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?)

Bu Santi sebagai manager (memanggil Fifi dan Natali


serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi
menanyakan apakah mereka bersedia melakukan
memperbaiki permasalahan yang ada)
3.5 Pendekatan Segitiga Restitusi
Mensetabilkan identitas
Setiap orang pernah melakukan salah bukan kalian saja ya nak

Validasi Tindakan
Alasan apa nak kalian tidak menghormati bu Eni dan tidak
membuat tugas tepat waktu

Menanyakan Keyakinan
Apa yang kalian inginkan?
5. PENYUSUNAN ALTERNATIF SOLUSI
Posisi Pemantau
Apakah kalian tau konsekuensi apakah yang akan kalian dapatkan
apabila tidak mengerjakan tugas tepat waktu

6. PEMILIHAN SOLUSI TERBAIKNYA


Solusi terbaik adalah menjadi manager untuk anak agar disiplin dan
tanggung jawab
PERTANYAAN KASUS 1
1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan
oleh Ibu Santi?
Menstabilkan identitas : Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia
memperbaiki permasalahan yang ada? Fifi dan Natali sempat ragu-ragu dan
membela diri namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf.
Memvalidasi Tindakan: Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja
dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin meminta maaf, namun Ibu Santi
menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk menggantikan rasa
tidak dihormati Ibu Santi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa prilaku
mereka tidak sesuai keyakinan kelas.
Menanyakan keyakinan: Bu Santi melanjutkan kembali apa yang akan mereka
lakukan untuk memperbaiki masalah, apakah ada gagasan?
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi
dan Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang
telah dibuat?
Sudah sesuai. Kejadian tersebut terjadi karena anak-
anak sanang belajar dengan Ibu Santi sehingga saat
gurunya diganti anak- anak merasa abai. Dengan
adanya keyakinan kelas yang sudah disepakati, anak-
anak bisa tertib sesuai kesepakatan walupun
belajarnya tidak dengan ibu Santi
Jadi usulan Fifi dan Natali adalah solusi agar kejadian ini
tidak terulang. Namun usul kedua kurang tepat. Anak- anak
mengusulkan guruu pengganti untuk seterusnya adalah Ibu
Eni. Hal ini bisa saja karena rasa tidak enak kepada Bu Eni.
Akan lebih baik jika anak- anak dapat menerapkan
keyakinan kelas tidak bergantung pada siapa gurunya. .
Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan
mereka? Langkah menanyakan keyakinan melalui diskusi
membuat keyakinan kelas.
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah
diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan
Natali?
Bu Eni di posisi kontrol sebagai teman. Hal ini
terlihat dari penyataan bu Eni: “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah
kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu
ya?” Namun Fifi dan Natali malah jadi tertawa, “Ah
Ibu, santai saja bu”.
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda
menyikapi langkah yang ditempuh Ibu Santi?
Langkah yang ditempuh ibu Santi sudah tepat dan
sudah sesuai dengan langkah-langkah pada segitiga
restitusi selain itu Bu Santi juga mau berbagi praktik
baik dengan rekan sejawat.
KASUS 2
1. DISKRIPSI KASUS
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru
sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang
sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan
sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di
depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu
Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha
menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah
mengenakan sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah
tentang seragam warna sepatu. Sabrina menjawab sudah
mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru
dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali
pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap
bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya
sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah.
Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka
sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak
Lukman agar tetap dapat mengenakan sepatunya dan berjanji
tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak
mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah,
kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan
sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian
di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot
sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian
dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih
banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
2. IDENTIFIKASI MASLAH
Sabrina melanggar peraturan sekolah

3. ANALISIS MASALAH
Bentuk disiplin positif yang akan kita bedah adalah
tanggung jawab dan disiplin
3.1 Jenis

Hukuman Konsekuensi Restitusi

Pak Lukman
Mengikuti Meminta maaf
menyuruh Sabrina
Pelajaran tanpa dan mengaKui
melepas
memakai sepatu kesalahan
sepatunya
3.2 Keyakinan Sekolah
Taatilah peraturan dan tata tertib sekolah

3.3 Kebutuhan Dasar


Kasih sayang dan rasa ingin diterima, kebebasan
3.4 Posisi Kontrol
Pak lukman sebagai posisi penghukum.Terlihat Pak Lukman memberikan
hukuman yang mengakibatkan anak menjadi malu

3.5 Pendekatan Segitiga Restitusi


Mensetabilkan identitas
Setiap orang pernah melakukan salah bukan kalian saja ya nak

Validasi Tindakan
Alasan apa Sabrina datang terlambat dan tidak memaki sepatu warna hitam.

Menanyakan Keyakinan
Apa yang sabrina inginkan?
4. PENYUSUNAN ALTERNATIF SOLUSI
Posisi Pemantau
Apakah sabrina tau konsekuensi yang didapatkan apabila tidak mematuhi
peraturan sekolah
Posisi Manager
Lupa karena terburu- buru itu sesuatu yang hal yang bisa terjadi pada siapa
saja

5. PEMILIHAN SOLUSI TERBAIKNYA


Solusi terbaik adalah menjadi manager untuk Sabrina agar besok
bisa datang tepat waktu
PERTANYAAN KASUS 2
1. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah
yang diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan,
apakah indikatornya?

Posisi Penghukum. Terlihat Pak Lukman


memberikan hukuman yang mengakibatkan
anak menjadi malu.
2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, apa yang
akan dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang
akan diajukan ke Sabrina?
Lupa karena terburu- buru itu sesuatu yang hal yang bisa terjadi
pada siapa saja (menstabilkan identitas)
Bapak yakin pasti ada alasannya hingga Sabrina salah mengambil
sepatu. Sabrina sudah berusaha ke sekolah walaupun salah
memakai sepatu. (Validasi tindakan yang salah)
Agar besok bisa ke sekolah tepat waktu dengan memakai sepatu
hitam, apa yang bisa Sabrina lakukan? (Menanyakan keyakinan)
Ketika Sabrina salah menggunakan sepatu, keyakinan sekolah
yang mana yang belum kamu tunjukkan? (Menanyakan keyakinan)
3. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus
berwarna hitam? Nilai kebersihan dan persamaan sosial. Sepatu
warna hitam tidak tampak kotor saat cuaca hujan. Serta warna
yang seragam dapat mengoptimalkan persamaan sosial antara
murid. Murid tidak akan minder karena sepatu semua siswa
berwarna sama
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman
mengenai kasus tersebut? Seharusnya Pak Lukman betindak
dalam posisi manager agar dapat memberikan pemahaman
kepada murid untuk memahami tanggung jawab yang harus
dilaksanakan dan sebaiknya Pak Lukman merubah sikapnya
karena hal ini akan membuat murid akan semakin membencinya
serta melukai perasaan murid
KASUS 3
1. DISKRIPSI KASUS
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan
tulis, namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-
tiduran dan tampak acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba
jawab pertanyaan nomor 3. Maju ke depan dan kerjakan di papan
tulis”. Fajar pun tampak malas-malasan maju ke depan, dan
sesampai di depan papan tulis pun, Fajar hanya diam terpaku,
sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan memainkan spidol
di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran, lain kali
perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang
bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah
seringkali terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan,
acuh tak acuh, dan nilai-nilainya pun tidak terlalu baik untuk
pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat ditegur oleh Ibu Dani,
Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani pun
menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan
sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu.
Tidak kasihan sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.
2. IDENTIFIKASI MASLAH
Fajar tidak memperhatikan penjelasan dari guru
bahasa inggris dan malas belajar

3. ANALISIS MASALAH
Bentuk disiplin positif yang akan kita bedah adalah
tanggung jawab dan disiplin
3.1 Jenis

Hukuman Konsekuensi Restitusi

Bu Dani meminta Karena malas Meminta Fajar


Fajar untuk maka nilai untuk duduk dan
menjawab pelajaran Fajar rajin belajar
pertanyaan jelek
3.2 Keyakinan Sekolah
Hormatilah guru, belajarlah dengan rajin

3.3 Kebutuhan Dasar


Kasih sayang dan rasa ingin diterima, kesenangan,
penguasaan
3.4 Posisi Kontrol
Bu Danasi sebagai posisi membuat rasa bersalah, mengatakan:
“Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya, Ibu sudah capek-
capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?”

3.5 Pendekatan Segitiga Restitusi


Mensetabilkan identitas
Setiap orang pernah melakukan salah bukan kalian saja ya nak.
Validasi Tindakan
Alasan apa Fajar tidur saat jam pelajaran dan nilinya rendah.
Menanyakan Keyakinan
Apa yang Fajar inginkan?
4. PENYUSUNAN ALTERNATIF SOLUSI
Posisi Pemantau
Fajar, mengapa kamu tidur- tiuran tidak mengikuti pelajaran?
Kamu masih ingatkan keyakinan kelas saat pembelajaran? Apa
konseskuensinya jika melanggar?

5. PEMILIHAN SOLUSI TERBAIKNYA


Solusi terbaik adalah menjadi manager untuk Fajar agar dapat
mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh serta mendapatkan
nilai yang baik.
PERTANYAAN KASUS 3

1. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya
kepada Fajar? Posisi membuat rasa bersalah, terlihat pada saat Ibu
Dani mengatakan: “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama
Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan
sama Ibu?”
2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh
Fajar? Kebutuhan Penguasaan dan Kesenangan. Hal ini tampak dari
nilai Dani yang tidak terlalu baik. Bisa jadi karena Fajar kurang
menguasai pelajaran Bahasa Inggris, serta metode pembelajaran
yang diberikan Ibu Dani kurang menyenangkan sehingga Fajar
menjadi malas belajar
3.Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa
yang akan diajukan?
Fajar, mengapa kamu tidur- tiuran tidak mengikuti pelajaran? Kamu
masih ingatkan keyakinan kelas saat pembelajaran? Apa
konseskuensinya jika melanggar?

4. Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan


mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda? Melakukan
pendekatan, menanyakan alasannya dia tidak mengikuti pelajaran,
memberikan motivasi dan menggiring Fajar menuju keyakinan kelas
dan bagaimana solusi agar bisa lebih bersemangat mengikuti
pelajaran
KASUS 4
1. DISKRIPSI KASUS
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba
terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi
dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar,
sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai
mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai
kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino
sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun
mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan
bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa
mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino
memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino
berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang
disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan
yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya
perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya
kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk
memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing
saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat
kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun
kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk
menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya
lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan
menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino.
Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?”
Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya
tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu
bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang
kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?”
Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”.
Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa
kancing.
2. IDENTIFIKASI MASLAH
Anto dan Dino berkelahi saat bermain basket

3. ANALISIS MASALAH
Bentuk disiplin positif yang akan kita bedah adalah
tanggung jawab dan berani mengakui kesalahan
3.1 Jenis

Hukuman Konsekuensi Restitusi

Anto harus Memasang Tanggung jawab,


mempertanggungj kembali kancing meminta maaf,
awabkan baju Dino yang berani mengakui
perbuatannya lepas kesalahan
3.2 Keyakinan Sekolah
Tanggung jawab, mengakui kesalahan

3.3 Kebutuhan Dasar


Kasih sayang dan rasa ingin diterima, Kesenangan
3.4 Posisi Kontrol
Posisi Pemantau
Bu Siti sebagai posisi control manajer.Hal-hal apa saja yang dilakukannya
sehingga Anda berkesimpulan demikian? Ibu Suti sudah menjalankan 3 langkah
segitiga restitusi. Hal ini tampak dari pertanyaan / pernyataan ibu Suti:

3.5 Pendekatan Segitiga Restitusi


Mensetabilkan identitas
Setiap orang pernah berkelahi danmelakukan salah bukan kalian saja ya nak
Validasi Tindakan
Alasan apa Anto dan Dino berkelahi saat bermain basket
Menanyakan Keyakinan
Apa yang Anto dan Dino inginkan?
4. PENYUSUNAN ALTERNATIF SOLUSI
Posisi Pemantau
Anto dan Dino mengapa kalian berkelahi? Kalian tahu kan
komsekuensi yang akan kalian dapatkan?

5. PEMILIHAN SOLUSI TERBAIKNYA


Solusi terbaik adalah menjadi manager dalam hal ini berbuat
sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar
dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri melalui
langkah segitiga restitusi di atas.
PERTANYAAN KASUS 4
1.Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala
Sekolah Ibu Suti? Posisi Manajer. Hal-hal apa saja yang
dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian? Ibu
Suti sudah menjalankan 3 langkah segitiga restitusi. Hal ini
tampak dari pertanyaan / pernyataan ibu Suti:
“Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.”
Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan
adalah hal yang manusiawi, dan bahwa
mempertahankan diri adalah hal yang penting
(Menstabilkan identitas)
Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif,
karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.(Verifikasi tindakan
yang salah)
“Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang
disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah
dilakukan terhadap Anto? (Menanyakan keyakinan)

Di samping itu, posisi Manajer diperkuat oleh tindakan ibu Suti berbuat
sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid
mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat
menemukan solusi atas permasalahannya sendiri melalui langkah segitiga
restitusi di atas
2. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana
Anto dikuatkan oleh Ibu Suti? Pada kasus diatas murid diajak
untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang
lain. Ibu Suti bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan
Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab bahwa ia ingin
kancing bajunya diperbaiki. Lalu Ibu Suti pun kembali bertanya ke
Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3
kancing Anto yang terlepas? Dan menggiring solusi saat Dino
tidak bisa menjahit. Disini penekanan bukan pada kemampuan
membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid
bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.
3. Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah)
apa yang dituju dalam kasus tersebut? Saling
menghargai dan menghormati orang lain,
bertanggung jawab, mandiri
TANGGAPAN DAN SARAN
Pertanyaan dari Aziz Muslim
Menanggapi tentang kasus Sabrian, disampaikan penggunaan
sepatu hitam salah satu nilai kebersihan, maksut nilai
kebersihan tampak bersih atau bersih yang sesungguhnya.

Jawaban:
Sepatu warna hitam agar tampak bersih, apabila kotor dengan
di lap dengan kain atau dikosetkan di rumput dapat dibersihkan
dengan mudah dan tidak gampang kotor. selain itu sepatu
warna hitam dapat diperoleh dengan mudah dan harganya
terjangkau
Pertanyaan dari Heru Prasetyo
Dalam kasus tersebut apakah hanya Sabrina yang tidak memakai sepatu hitam.
Apakah siswa yg lain yg tidak memakai sepatu hitam apakah juga ditegur dan
perlakuannya sama dengan Sabrina atau beda.

Jawban: Dalam kasus ini tidak diceritakan ada siswa lain yang melanggar. namun
dilihat dari kalimat Sabrina merasa malu dapat diasumsikan hanya Sabrina yang
melanggar.
apabila ada siswa lain yang melanggar tentunya perlakuannya sama apabila pak
Lukman belum memahami segitiga restitusi. Kemungkinan pada kasus nyata ada
siswa lain yang tidak menggunakan sepatu warna hitam terbebas kemungkinan
siswanya tidak bertemu dengan pak Lukman, akan tetapi jika keluar dari kasus
yang dibahas tentunya akan banyak kemungkinan penanganan yang berbeda.
Pertanyan dari Eka Adinia
Dalam kasus fajar pertanyaan no 4 yang dilakukan kepsek terjun
langsung apakah guru kelas tidak tersinggung. Harusnya kolaborasi
dengan guru kelasnya .

Jawaban:
Tentunya dilakukan kolaborasi atara kepala sekolah dengan guru
kelas. Akan tetapi jika pelanggar ringan kepala sekolah dapat
langsung memberikan restitusi dan memotivasi siswa untuk lebih
baik lagi.
Masukan dari Sholeh Udin Ma'ruf
Masukannya Konsekuensi belum terlalu jelas terhadap
hukuman yang diberikan kepada siswa. Pemberian
hukuman harus jelas terlebih dahulu apakah
kesepakatan itu benar-benar diterapkan dan alur
penangannya lebih mengedepannkan kepada anak
Terima Kasih
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Anda mungkin juga menyukai